Anda di halaman 1dari 42

ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM

INDERA
Dr. May Valzon, M.Sc
Departemen Biomedis
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Abdurrab
INTRODUKSI
• Sistem indera  Organon Sensuum: merupakan
sistem yang saling terpisah
• Terdiri dari:
– Sistem Penglihatan (visual)
– Sistem Pendengaran (audio)
– Sistem penciuman/pembauan (olfaksi)
– Sistem pengecapan (gustasi)
• Fungsi utama: Menerima dan meneruskan
stimulus khusus (spesial)
INDERA PENGLIHATAN
Oragan-Organ yang
berperan dalam
penglihatan
• Mata
• Nervus Opticus
• Otak: Lobus
occipitalis
MATA
• Orbita  tulang sarang bola mata
• Bola mata (bulbus occuli)
• Organ asesoris:
– Alis & bulu mata
– Kelopak mata
– Kelenjar air mata dan perangkatnya
(aparatus lakrimalis)
– Konjunctiva
– Otot-otot ekstraokuler (Otot
penggerak bola mata):
BOLA MATA
• Terdiri dari 3 lapis:
– Tunica fibrosa:
• Sklera  putihh mata
• Kornea
– Tunica vascularis
(Uvea):
• Uvea anterior (iris dan
corpus siliare)
• Uvea posterior (choroid)
– Tunica interna (retina)
STRUKTUR ANTERIOR MATA
• Konjungtiva:
– Bulbi
– Palpebrae
• Sklera
• Limbus
• Kornea
• Pupil
• Iris
• COA = camera occuli
anterior
• COP= camera occuli
posterior
TEKANAN BOLA MATA
• Tekanan bola mata normal < 20 mmHG
• Tekanan ini bisa naik jika cairan di dalam bola mata (aqueous humor) jumlahnya
meingkat
• Aqueous humor dihasilkan oleh badan siliar
• Aliran: badan siliar  COP  pupil – COA – trabeluka (canalis schlemm)  vena
• Jika aliran terganggu  menumpuk  tekanan naik  Gloukoma
MEDIA REFRAKSI

• Cahaya masuk dan di biaskan oleh media refraksi


• Kornea – COA – pupil – lensa – badan vitreous – retina
MEDIA REFRAKSI
• Reduced eye memiliki daya bias total 59 D  memiliki fokus 17
mm
– 39 D oleh kornea
– 20 D oleh lensa  Lensa memeiliki peran penting karena kekuatannya
bida diubah-ubah (Akomodasi)
• Akomodasi lensa di atur oleh musculus cilliaris  diinervasi oleh
saraf parasimpatis dari nervus III
• Lensa berakomodasi (mencembung) pada penglihatan dekat
• Kemampuan ini berkurang seiring bertambah usia:
– Usia > 40 tahun  manusia normal tdk lagi mampu berakomodai
maksimal  gangguan penglihatan dekat  Presbiopia
– Harus memakai kacamata baca (lensa (+))
MEKANISME MELIHAT
JAUH DAN DEKAT
• Melihat jauh (> 25 cm)  cahaya
datang sejajar  tanpa
akomodasi bayangan jatuh di
retina
• Melihat dekat (< 25 cm) cahaya
datang dari titik  bayangan
jatuh di belakang retina  untuk
itu daya sitem refraksi mata
perlu ditingkatkan  Lensa
mencembung (akamodasi)
KELAINAN REFRAKSI
• Myopia (Rabun jauh)  kehilangan kemampuan
melihat jauh (> 25 cm)
– Dikoreksi dengan lensa sferis negatif
• Hypermetropia (rabun dekat)  kehilangan
kemampuan untuk melihat dekat (<25 cm)
– Dikoreksi dengan lensa speris positif
• Presbiopia (mata tua)  rabun dekat pada orang tua (>
40 th)
– Memakai kacamata bifokal
• Astigmatisme  pandangan ganda monookuler
– Memakai lensa silindris
MYOPIA
HYPERMETROPIA
ASTIGMATISME
• Bayang tidak difokuskan dalam satu bidang
• Penyebabkan: kurvatura cornea yang terlalu besar
RETINA
Lapisan Retina:
• Lamina pigmentosa (epitel
pigmen)
– Menyerap kelebihan cahaya
– Fagosit  sel fotoreceptor rusak
– Penyimpan vit A untuk fotoreceptor
• Lamina neuralis
– Fotoreceptor
– Sel bipolar
– Sel ganglion
FUNDUSKOPI
• Pengamatan retina
menggunakan funduskopi
• Hasil funduskop:
– Makula lutea (fovea
centralis):
• Lokasi dimana sel konus
paling banyak dan padat
– Discus opticus
• Tempat masukknya nervus
opticus, a/v centralis retina
ke dalam bola mata  tdk
ada reseptor
RESEPTOR CAHAYA
• Fotoreseptor  transduksi cahaya menjadi
listrik  oleh fotopigmen
• Fotopigmen terdiri dari opsin dan retinal:
– Opsin  ada 4 jenis opsin
– Retinal  derivat vit A
• Ada 2 jenis fotoreseptor:
– Sel Konus (cone)  ujung berbentuk kerucut
• Memiliki 3 pigmen (membedakan warna)
• Untuk melihat pada cahaya terang
– Sel Basil (rod)  ujung berbebntuk batang
• Memiliki 1 pigmen (rodopsin)
• Melihat pada temaram
JARAS PENGLIHATAN
INDERA PENDENGARAN &
KESETIMBNGAN (AUDITORI &
EKUILIBRIUM)
TELINGA
Telinga luar
• Aurikula (daun telinga)
• Liang telinga
• Membran timpani
Telinga tengah
• Cavum tympani
• Tualng pendengaran: maleus, incus, stapes
• Tuba eustacius saluran penghubung telingan tengah dengan nasofaring
• Selulla mastoidea
Telinga dalam
• Cochlea (rumah siput)  tempat reseptor pendengaran
• Canalis semisircularis  temapt reseptor kesetimbanga
• Utriculus dan sacculus tempata reseptor kesetimbangan
PERAN TUBA EUSTACIUS

• Ketika naik  tekanan udara berkurang  maka MT


akan bulging
• Ketika turun  tekanan udara meningkat  maka MT
retraksi
• Perlu dilakuakn penyamaan tekanan terus menerus
ketika naik atau turun  mengunyah, menguap
TELINGA DALAM
TELINGA DALAM (LABIRIN)
Labirintus Osseus Labirintus Membranaseus
 Ruangan di dalam tulang ◦ Ruangan (saluran) di
temporal dilapisi periosteum
 capsula otic dalam labirintus osseus
 Terdiri dari 3 bagian yaitu: ◦ Vestibulum  untriculus dan
◦ Vestibulum (di tengah) sacculus
◦ Cochlea (anterior) ◦ Cochlea  ductus cochlearis
◦ Canalis semicircularis (postero- ◦ Canalis semicircularis 
lateral) ductus semicircularis
• Berisi cairan perilympe
◦ Berisi cairan endolimfe
PROSE MENDENGAR
JARAS PENDENGARAN
KESETIMBANGAN
• Kesetimbangan statis
– Menjaga posisi tubuh (kepala) terhadap gravitasi
– Gerakan: fleksi/ekstensi kepala, percepatan linear
 naik lift atau naik mobil yang bergerak kedepan
• Kesetimbangan dinamis
– Menjaga posisi tubuh (kepala) terhadap gerakan
rotasi
ORGAN KESETIMBANGAN (APARATUS
VESTIBULARIS)
• Sakulus dan Utrikulus
– reseptor terletak di Makula  penebalan epitel
– Pada permukaannya terdapat otolit  gerakan kepala
mengubah posisi otolit  menggerakkan rambut 
transduksi
– Mendeteksi perubahan kepala karena percepatan linear
• Canalis Semicircularis
– Terdiri dari 3 canalis: posterior, anterior, vertikel
– Mendeteksi perubahan akibat gerakan rotasi
– Reseptor terletak di ampulla  cristae
JARAS KESETIMBANGAN
ORGAN PENCIUMAN (OLFAKSI)
• Reseptor: Mukosa pars olfactoria:
– Neuroephitelium  memiliki cilia  sbg reseptor
penciuman
• Serabut sensoris: N. Olfactorius (NC I)  Special
Viscero Afferent (SVA)
• Pusat penciuman : gyrus olfactorius lat dan gyrus
ambiens (Lobus insularis) cortex piriformis, Area
broadman 28
• Klinis: Anosmia  hilangnya penciuman: sementara
dan permanen
ORGAN PENGECAPAN (GUSTASI)
• Organ pengecapan: Lidah = LINGUA (GLOSSUS)
• Reseptor: Teste bud (sel epitel gustatori)  memiliki mikrovili
– papilla foliat
– Papilla fungiformis
– Papilla sirkumvalata
• Saraf sensoris:
– 2/3 anteiror  N VII
– 1/3 posteiror  N IX
• Merupakan SVA  special visceral afferen
• Pusat pengecapan: operculum gyrus frontalis inferior  lobus
insularis anterior

Anda mungkin juga menyukai