Anda di halaman 1dari 1

Dinas Lingkungan Hidup Kota Surabaya

Dalam menjaga marwah instansi sebagai acuan primer tentang persoalan lingkungan, Dinas
Lingkungan Hidup telah membuat program-program baik dayly activity maupun weekly activity
untuk memproteksi lingkungan. Hal ini dilakukan selain menjaga kebersihan yang orientasinya
adalah keindahan dan kesehatan, juga untuk mendukung potensi daerah-daerah di sekitarnya.
Salah satunya adalah dengan membuat program weekly activity di mana terdapat pos pantau di
sekitar tempat wisata yang dibuat khusus untuk memonitor kegiatan-kegiatan yang berdampak
negatif bagi lingkungan. Program aktivitas yang dilaksanakan setiap hari Minggu tersebut adalah
kegiatan kerja bakti yang dilakukan oleh semua OPD. Sehingga dari kegiatan tersebut secara
kontinuatif mengingatkan kembali kepada masyarakat perlunya menjaga kebersihan secara
kolektif.
Secara regulatif, Mbak Nia menyampaikan bahwa peraturan-peraturan Pemerintah Kota
Surabaya yang membahas persoalan lingkungan ini juga detail dan variatif. Misalnya terdapat
Peraturan Daerah Kota Surabaya Nomor 19 Tahun 2014 tentang Perlindungan Pohon, dan
Peraturan Walikota Surabaya Nomor 41 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota
Surabaya Nomor 33 Tahun 2017 tentang Tata Cara Penerbitan Izin Usaha Pengelolaan Sampah.
Regulasi terkait pemanfaatan wilayah pesisir menjadi destinasi wisata tertuang dalam Peraturan
Daerah Kota Surabaya Nomor 8 Tahun 2018 tentang Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan
Zonasi Kota Surabaya Tahun 2018-2038
Dalam hal menelisik faktor yang menjadi kendala bagi pengelolaan wilayah khususnya wilayah
pesisir, Mbak Nia mengidentifikasi bahwa selain masyarakat yang masih sedikit susah untuk
bekerja secara kolektif dalam menjaga lingkungan, juga masalah wilayah pesisir sendiri yang
bisa menjadi kendala. Suatu destinasi wisata juga tetap harus mempunyai proyeksi dalam
mengkonservasi lingkungan. Oleh karena itu menurut Mbak Nia, pengkajian dalam menentukan
penghijauan seperti apa yang tepat untuk dilakukan di sekitar lokasi wisata memerlukan
pertimbangan-pertimbangan yang matang. Pertimbangan-pertimbangan tersebut terjadi secara
kontinuatif dan mendalam karena tidak semua jenis pohon bisa hidup di wilayah pesisir.
Sekaligus juga perhatian terhadap penataan lingkup pemukiman masyarakat yang ada di wilayah
pesisir. Menurut Mbak Nia, lingkup pemukiman masyarakat juga harus dipercantik untuk
mendukung tema wisata bagi kawasan pesisir, misalnya dengan memberikan cat warna-warni,
penempatan mural-mural, dan lain sebagainya.
Dalam memproteksi lingkungan di sekitar wisata, Dinas Lingkungan Hidup juga tetap bersinergi
dengan masyarakat untuk tetap saling tukar-menukar informasi mengenai fasilitas-fasilitas yang
dianggap perlu. Misalnya, dengan membuat tempat pembuangan sampah di area wisata.
Sinergitas antara dinas terkait dengan masyarakat inilah yang menurut Mbak Nia bisa tetap
menjaga lingkungan wisata semakin stabil dan konstruktif, baik dari segi sarana maupun
prasarana.

Anda mungkin juga menyukai