Anda di halaman 1dari 139

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PIUTANG

USAHA UNTUK MEMINIMALISIR PIUTANG TAK TERTAGIH

PADA PT. AGRO UNIVERSAL MANDIRI BANJARBARU

SKRIPSI

Oleh:

RIZKA AMALIA

NPM. 18113220214411

JURUSAN AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) PANCA SETIA

BANJARMASIN

2021

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................... ii

DAFTAR TABEL............................................................................................ iv

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ v

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang..................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 8

1.3. Tujuan Penelitian.................................................................................. 8

1.4. Manfaat Penelitian................................................................................ 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 10

2.1. Landasan Teori..................................................................................... 10

2.1.1. Sistem....................................................................................... 10

2.1.2. Sistem Pengendalian Intern...................................................... 15

2.1.3. Piutang...................................................................................... 34

2.1.4. Sistem Pengendalian Intern Terhadap Piutang Usaha.............. 44

2.1.5. Piutang Usaha Tak Tertagih..................................................... 56

2.1.6. Bagan Alir (Flowchart)............................................................... 62

2.2. Penelitian Terdahulu............................................................................. 71

2.3. Kerangka Berpikir................................................................................. 74

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 75

3.1. Jenis Penelitian.................................................................................... 75

3.2. Definisi Operasional Variabel............................................................... 75

3.3. Jenis dan Sumber Data........................................................................ 77

ii
iii

3.4. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 77

3.5. Teknik Analisis Data............................................................................. 78

3.6. Lokasi Penelitian.................................................................................. 80

3.7. Jadwal Peneltian.................................................................................. 80

BAB IV METODE PENELITIAN.................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1. Data Piutang Berdasarkan Umur Piutang PT. Agro Universal

Mandiri Banjarbaru Tahun 2017-2021......................................... 6

Tabel 1.2. Kategori Piutang.......................................................................... 7

Tabel 2.1. Karakteristik Umur Piutang.......................................................... 61

Tabel 2.2. Simbol bagan alir (Flowchart) ..................................................... 62

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu.................................................................... 74

Tabel 3.1. Operasional Variabel................................................................... 76

Tabel 3.2. Jadwal Penelitian........................................................................ 80

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1. Flowchart dokumen sistem penjualan kredit........................... 64

Gambar 2.2. Flowchart dokumen sistem penjualan kredit (lanjutan)........... 65

Gambar 2.3. Flowchart dokumen sistem penjualan kredit (lanjutan)........... 66

Gambar 2.4. Flowchart dokumen sistem penjualan kredit (lanjutan)........... 67

Gambar 2.5. Flowchart prosedur penerimaan kas dari piutang................... 68

Gambar 2.6. Flowchart prosedur penerimaan kas dari piutang (lanjutan)… 69

Gambar 2.7. Flowchart penghapusan piutang............................................. 70

Gambar 2.8. Kerangka Berpikir................................................................... 74

Gambar 3.1. Lokasi Penelitian (Menggunakan Google Maps)..................... 80

vi
DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 : Data Piutang Macet Tahun 2017-2021

LAMPIRAN 2 : ..................................

LAMPIRAN 3 : ..................................

LAMPIRAN 4 : ..................................

LAMPIRAN 5 : ..................................

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap perusahaan, baik perusahaan kecil, perusahaan menengah

ataupun perusahaan besar tidak terlepas dari sistem pengendalian intern

yang merupakan hal penting yang dimiliki oleh perusahaan untuk

menjalankan kegiatan usahanya. Kegiatan usaha dapat berjalan dengan

baik apabila dalam perusahaan tercipta suatu sistem yang baik sehingga

dapat membantu dalam pelaksanaan, pengawasan maupun dalam tiap

kegiatan lain perusahaan tersebut.

Dengan perkembangan zaman dan persaingan usaha yang

semakin bertambah pesat maka kualitas perusahaan harus ditingkatkan.

Dengan perusahaan yang berkualitas dan bermutu yaitu dengan

menerapkan sistem pengendalian intern yang baik pada perusahaan .

Piutang merupakan salah satu aset lancar yang sangat berperan penting

dalam kemajuan perusahaan. Piutang yang telah dibayarkan oleh

konsumen juga merupakan sumber pendapatan bagi perusahaan. Jika

perputaran piutang tidak lancar dengan kata lain macet, maka

perusahaan akan mengalami kesulitan dalam kegiatan sehari-hari.

Akibatnya, kegiatan perusahaan dapat terhambat dan tujuan perusahaan

yang tidak tercapai.

Oleh karena itu, diperlukan sisem pengendalian intern yang

mengatur mengenai perputaran piutang yang dirancang sedemikian rupa,

agar setiap transaksi yang berhubungan dengan piutang dapat dicatat

dan diawasi dengan baik dan benar.

1
2

PT. Agro Universal Mandiri merupakan badan usaha yang

menjalankan usahanya pada distributor barang pestisida.PT. Agro

Universal Mandiri menjual berbagai macam jenis herbisida, insektisida,

fungisida, pupuk dan stimulan tanaman. Kebanyakannya PT. Agro

Universal Mandiri memasarkan barang dagangannya dengan cara kredit

kepada kios-kios untuk dijual kembali atau kepada pemakai langsung

seperti petani dan bisa juga ikut proyek pemerintahan. Perusahaan

melakukan kegiatan penjualan secara kredit kepada pelanggan dengan

harapan agar mendapatkan keuntungan lebih dan menarik pelanggan

baru sehingga meningkatkan volume penjualan yang berarti juga

meningkatkan pendapatan perusahaan.

Sistem pengendalian intern mempunyai peran penting untuk suatu

perusahaan atau organisasi. Sistem pengendalian yang digunakan

adalah sistem pengendalian intern terhadap piutang usaha untuk

meminimalisirkan piutang tak tertagih (Bad Debt). Sistem yang diperlukan

adalah untuk mengawasi harta perusahaan yaitu piutang, sehingga

membuat perputaran piutang usaha menjadi berjalan dengan lancardan

baik.

Sistem pengendalian intern yang ada pada PT. Agro Universal

Mandiri Banjarbaru tersebut adalah dengan membentuk suatu sistem

keuangan, dimana semua transaksi yang terjadi dimasukkan kedalam

standar operasional perusahaan yaitu sistem akuntansi, finance, dan

inventory dimana disetiap akhir bulannya dilakukan pengawasan kepada

bagian gudang dengan mencocokkan barang yang sudah terjual baik

kredit maupun tunai dan mencocokkan uang kas yang masuk untuk

mencegah terjadinya kecurangan.


3

Berdasarkan informasi yang diperoleh dalam prosedur

pengelolaan sampai dengan pencatatan dan penagihan piutang

pelanggan PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru,dalam pelaksanaannya

yang dilakukan selama ini masih memiliki kelemahan yaitu :

I. Sistem

Selama ini sistem yang digunakan untuk mengolah data yaitu

pencatatan perputaran piutang pada PT. Agro Universal Mandiri

Banjarbaru pada zaman yang sekarang teknologi sudah semakin

canggih dalam hal ini perusahaan masih menggunakan pencatatan

berbasis manual dengan menggunakan Microsoft Excel, yang

dimana sekarang perusahaan atau organisasi sudah banyak

menggunakan program perangkat lunak yang sangat memudahkan

pekerjaan bagi karyawannya untuk melakukan pencatatan dan

menghemat waktu

II. Pengendalian Intern

1) Dalam struktur organisasi tidak memisahkan fungsi dan tanggung

jawab pekerjaan karyawan secara tegas, karena pada PT. Agro

Universal Mandiri Banjarbaru adanya perangkapan tugas yaitu tim

penjualan dengan yang bertugas untuk menagih (collection)

piutang itu dilakukan oleh orang yang sama terhadap satu orang

tersebut.

2) Dalam unsur karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung

jawabnya. Pada PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru juga

terdapat nota-nota penjualan fiktif, dalam hal ini karyawan yaitu tim

sales membuat nota tagihan (invoice) dengan membubuhkan

nama customer yang dimana sebenarnya barang bukan dijual ke

customer tersebut tetapi dipakai oleh karyawan tersebut untuk


4

dijual kelain customer, dan dibayarkan ke perushaan secara

cicilan karena nota (invoice) yang seharusnya sudah lunas dibayar

oleh customer aslinya, dipakai untuk kepentingan pribadi

karyawan. Nota-nota (invoice) seperti inilah yang mengakibatkan

piutang tak tertagih menjadi meningkat.

III. Komponen pengendalian intern

1) Pada lingkungan pengendalian (Control Environment) pada PT.

Agro Universal Mandiri Banjarbaru kaitannya adalah kurangnya

pengawasan oleh pimpinan dan terutama manajer marketing

selaku pengesahan pemberian kredit di perusahaan tersebut,

kepada setiap pelanggan yang ingin mengambil barang secara

kredit tidak di berikan limit pengambilan kredit dan juga tidak

diminta jaminan. Pemberian kredit kepada calon pelanggan atau

customer yang hanya berdasarkan asas kepercayaan, dan setiap

saat customer meminta dikirimkan barang dengan pembayaran

secara kredit tidak di evaluasi terlebih dahulu apakah layak untuk

diberikan kredit lagi, serta sering lalai untuk memberlakukan

pengesahan pemberian kredit terhadap calon customer, hal ini

akan membuat meningkatnya risiko piutang tak tertagih (bad

debt)

2) Pada lingkungan pengendalian (Control Environment) didalam

faktor organisasinya ditemukan bahwa Pada PT. Agro Universal

Mandiri Banjarbaru peneliti dalam hasil wawancara menemukan

pernyataan karyawan bahwa pernah terjadi penggelapan uang

tagihan atau pembayaran dari customer karena disini fungsi

manajer tim sales tidak melaksanakan tanggung jawab atas

pekerjaannya yang dimana fungsi beliau adalah untuk mengawasi


5

anak-anak sales diperusahaan tersebut, beliau lalai atas

pekerjaan dan tanggung jawabnya sehingga ada peluang bagi

karyawan untuk bertindak curang yaitu dengan menyuruh

customer tersebut untuk mentransferkan uang pembayarannya ke

rekening karyawan tersebut.

3) Pada aktivitas pengendalian (environment activities) Pada PT.

Agro Universal Mandiri Banjarbaru yaitu tidak adanya jadwal

dalam melakukan audit piutang customer. Jika hal ini dilakukan

maka kemungkinan akan terdeteksi adanya karyawan yang

curang terhadap pencatatan dan pemberian piutang atau kredit

penjualan terhadap pelanggan.

Perusahaan dapat berjalan sesuai tujuan yang diharapkan jika

sistem pengendalian intern yang diterapkan dijalankan dengan baik oleh

perusahaan tersebut. Oleh karena itu perusahaan yang melakukan

penjualan secara kredit memerlukan suatu sistem pengendalian intern

yang baik untuk meminimalkan jumlah piutang yang tidak tertagih. Sistem

pengendalian intern salah satu nya yang dapat dijalankan adalah analisa

terhadap calon pelanggan atau pembeli sangat diperlukan untuk

memastikan kemampuan bayar calon pelanggan atau pembeli tersebut.

Dengan adanya penerapan sistem pengendalian intern secara

baik dan benar diharapkan seluruh kegiatan operasional perusahaan

dapat berjalan dengan baik agar tercapainya tujuan perusahaan yaitu

untuk mendapatkan profit yang maksimal. Pengendalian intern

perusahaan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk menjaga

aset,meningkatkan efektivitas dan efisiensi, memberikan informasi yang

akurat, dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah diterapkan sebagai

pedoman dalam menjalankan perusahaan.


6

Piutang ini sangat penting dan harus ditangani dengan sangat

baik karena rata-rata perusahaan memiliki piutang yang berjumlah sangat

besar dan merupakan aset lancar, sehingga persentase piutang tak

tertagihnya juga cukup besar.

Berdasarkan data yang diperoleh langsung dari PT. Agro

Universal Mandiri, penulis mendapatkan data piutang berdasarkan umur

piutang tersebut selama lima tahun terakhir sebagai berikut :

Tabel 1.1

Data Piutang Usaha dan Piutang Tak Tertagih

PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru Tahun 2017-2021

Persentase
Periode Piutang Usaha Piutang Tak Tertagih Piutang Tak
Tertagih

2017 Rp 1.817.850.000 Rp 566.250.500 31%


2018 Rp 1.524.585.000 Rp 673.144.500 44%
2019 Rp 1.096.190.500 Rp 476.661.000 43%
2020 Rp 865.210.000 Rp 430,879,000 49%
2021 Rp 901.208.500 Rp 454.251.500 50%
Sumber : Laporan Outstanding PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa piutang tidak lancar

tambah tahun tambah meningkat dan nominal piutang tak tak tertagih

hampir separuh dari piutang lancar. Hal ini sangat berdampak pada tidak

optimalnya penerimaan kas perusahaan karena adanya piutang yang

tidak lancar atau macet.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

penulis akan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Sistem

Pengendalian Intern Piutang Usaha Untuk Meminimalisir Piutang Tak

Tertagih Pada PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru“.


7

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan

sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana sistem pengendalian intern piutang yang selama ini

dilakukan oleh PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru?

2. Bagaimana sistem pengendalian intern piutang yang seharusnya

dilakukan oleh PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru ?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan melakukan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sistem pengendalian intern piutang yang

diterapkan oleh PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru agar jumlah

piutang tak tertagihnya dapat diminimalisir sekecil mungkin.

2. Untuk mengetahui sistem pengendalian intern piutang yang

seharusnya dilakukan oleh PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Aspek Akademis

Dengan mengetahui sistem pengendalian intern piutang usaha pada

PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru, diharapkan dapat menambah

pengetahuan tentang teori-teori sistem pengendalian intern piutang

usaha untuk meminimalisir piutang tak tertagih.

2. Aspek Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini berguna sebagai masukan dan dapat digunakan sebagai

referensi penelitian selanjutnya terutama mengenai sistem

pengendalian intern piutang usaha untuk meminimalisir piutang tak

tertagih serta menambah ilmu pengetahuan mengenai sistem


8

pengendalian intern piutang usaha untuk meminimalisir piutang tak

tertagih.

3. Aspek Praktis

Penelitian ini dapat membantu perusahaan untuk mengetahui

kekeliruan dalam sistem pengendalian intern piutang usaha untuk

meminimalisir piutang tak tertagih yang telah berjalan dan untuk

memberikan rekomendasi guna memperbaiki sistem pengendalian

intern piutang usaha untuk perusahaan dapat berjalan secara efektif

dan efisien.
9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Sistem

a. Pengertian Sistem

Pengertian sistem secara umum adalah suatu kumpulan

objek atau unsur-unsur atau bagian-bagian yang memiliki arti

berbeda-beda yang saling memiliki hubungan, saling

berkerjasama dan saling mempengaruhi satu sama lain serta

memiliki keterikatan pada rencana yang sama dalam mencapai

suatu tujuan tertentu pada lingkungan yang kompleks.

Menurut Mulyadi (2016:2) “mengemukakan bahwa Sistem

adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan

yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

tujuan tertentu.”

Menurut Romney dan Steinbart dalam jurnal Penda

Sudarto Hasugian, Dkk (2016 : 33) “sistem adalah suatu

rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang

saling berhubungan dan saling berinteraksi satu sama lain untuk

mencapai tujuan dimana sistem biasanya terbagi dalam sub

sistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih

besar.”

b. Karakteristik Sistem

Menurut Rizki Ahmad (2017:4) Supaya sistem itu dikatakan

sistem yang baik, memiliki karakteristik yaitu :


10

1) Komponen

Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen-komponen yang

saling berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama

membentuk suatu kesatuan. Komponen sistem terdiri dari

komponen yang berupa subsistem atau bagian-bagian dari

sistem.

2) Batasan Sistem (Boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem yang lain atau dengan lingkungan luarnya.

3) Lingkup Luar Sistem (Environment)

Adalah diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi

sistem. Lingkungan dapat bersifat menguntungkan yang harus

tetap dijaga dan yang merugikan yang harus dijaga dan

dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan

hidup dari sistem.

4) Penghubung Sistem (Interface)

Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan

subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan

sumber-sumber daya mengalir dari subsistem ke subsistem

lain.

5) Masukan Sistem (Input)

Adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem, yang dapat

berupa perawatan (maintenance input), dan masukkan sinyal

(signal input). Maintenance input adalah energi yang

dimasukkan agar sistem beroperasi. Signal input adalah

energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Contoh

dalam sistem computer program adalah maintenance input


11

sedangkan data adalah signal input untuk diolah menjadi

informasi.

6) Keluaran Sistem (output)

Adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.

Contoh computer menghasilkan panas yang merupakan sisa

pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang

dibutuhkan.

7) Pengolah Sistem

Suatu sistem akan menjadi bagian pengolah yang akan

merubah masukkan menjadi keluaran. Sistem produksi akan

mengolah bahan baku menjadi bahan jadi, sistem akuntansi

akan mengolah data menjadi laporan-laporan keuangan.

8) Sasaran Sistem

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran

(objective). Sasaran dari sistem sangat menentukan input

yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan

sistem.

c. Kegunaan Sistem

Beberapa kegunaan sistem adalah (Rizki Ahmad 2017:9) :

1) Mencegah manajer tersesat dalam kerumitan struktur

organisasi dan rincian pekerjaan

2) Memudahkan untuk mengetahui penyebab permasalahan

yang terjadi pada suatu sistem

3) Menyadari pentingnya kerja sama semua bagian dalam

rangka mencapai tujuan organisasi

4) Mengakui keterkaitan organisasi dengan lingkungannya


12

d. Manfaat Sistem

Manfaat sistem :

1) Memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya untuk

menghasilkan produk atau jasa

2) Memperbaiki efisiensi

3) Memperbaiki pengambilan keputusan,

4) Berbagi pengetahuan

e. Unsur-unsur sistem

Suatu sistem dibentuk oleh unsur-unsur, yaitu :

1) Obyek, didalam sistem terdapat sekumpulan obyek

(fisik/abstrak) dalam bentuk elemen, bagian, atau variabel.

2) Atribut, sesuatu yang menentukan mutu atau sifat kepemilikan

suatu sistem dan obyeknya.

3) Hubungan interal, setiap elemen saling terikat menjadi satu

kesatuan.

4) Lingkungan, tempat atau wilayah dimana sistem berada.

f. Komponen Sistem

Komponen sistem terdiri dari beberapa menurut Romney dan

Steinbart (2016:35), yaitu :

1) Personil, untuk pengelolaan operasi (SDM) adalah sutau

proses menangani berbagai masalah pada ruang lingkup

karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja lainnya

untuk dapat menunjang aktifitas organisasi perusahaan demi

mencapai suatu tujuan yang diinginkan.

2) Prosedur-prosedur baik manual maupun terotomatisasi yang

digunakan untuk mengumpulkan, memproses, dan

menyimpan data tentang aktifitas-aktifitas organisasi


13

3) Basis data, kumpulan data dan informasi serta sebagai

penyimpan data pada media penyimpanan computer untuk

menyimpan informasi disatu lokasi pusat untuk pencatatan

dan pelaporan yang nyaman yang akan dipakai dimasa yang

akan dating atau pencarian kembali yang diorganisasikan

sedemikian rupa sehingga mudah diakses oleh pengguna

sistem informasi. Media penyimpanan dapat berupa disket,

kartu plong, dokumen atau bentuk lainnya

4) Peraturan, yaitu adalah pedoman yang dibuat untuk

membatasi tingkah laku seseorang dalam organisasi yang

berisi sejumlah aturan agar suatu tujuan dapat berjalanan

tertib dan dipatuhi

5) Peralatan, mengacu pada infrasturktur teknologi informasi

mengacu pada perangkat keras meliputi komputer, peralatan

pendukung (peripheral device), dan peralatan jaringan

komunikasi yang digunakan seperti router, printer dan lainnya

yang sudah dimiliki sebagian besar bisnis

6) Pengendalian internal dan pengukuran keamanan

g. Tujuan Sistem

Tujuan dari pengembangan sistem informasi adalah untuk

menghasilkan sebuah produk yang berisi kumpulan informasi.

Sebuah sistem tentunya melibatkan berbagai jenis dan tipe

data yang mampu diolah agar dapat ditampilkan dengna

mudah kepada pengguna (user). Untuk menghasilkan data

yang valid dan sesuai, maka perlu memperhatikan ketiga

faktor ini yaitu menurut Mardia dan Rahman (2021:6) :

1) Relevance : harus relevan atau tepat sasaran


14

2) Timeliness : tepat waktu dan efisien

3) Accurate : akurat

h. Keunggulan Sistem

Keunggulan yang dapat diperoleh dari sistem informasi dalam

organisasi Mardia dan Rahman (2021:13) :

1) Dari manual ke otomatis

2) Jam kerja lebih cepat

3) Kecepatan pengambilan keputusan yang lebih cepat

4) Menghemat biaya promosi dan pemasaran

2.1.2. Sistem Pengendalian Intern

a. Pengertian Pengendalian Intern

Dalam sebuah Organisasi tentu didalamnya ada sebuah

sistem yang berfungsi untuk pengendali dalam sebuah Organisasi.

Sistem ini secara umum bertujuan untuk memastikan sebuah

perusahaan atau organisasi berjalan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan tidak menyalahi aturan.

Menurut Mulyadi (2016:163) pengendalian intern adalah

meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan

mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen agar mencapai

suatu tujuan yang hendak dicapai.

Menurut Romney & Steinbart (2016:228) “pengendalian

intern adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang

dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang

akurat dan andal, medorong dan memperbaiki efisiensi jalannya


15

organisasi., serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang

telah ditetapkan.”

Menurut Hery (2015:159) Pengendalian intern adalah

sebuah seperangkat kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk

melindungi aset atau kekayaan perusahaan dari penyalahgunaan,

menjamin tersedianya informasi akuntansi perusahaan yang

akurat, serta untuk memastikan bahwa semua peraturan

hukum/undang-undang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi

atau dijalankan sebagaimana mestinya oleh seluruh karyawan.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan

bahwa sistem pengendalian intern meliputi metode dan kebijakan

yang terkoordinasi di dalam perusahaan untuk mengamankan

kekayaan perusahaan, menguji ketepatan, ketelitian dan

keandalan catatan / data akuntansi serta untuk mendorong

ditaatinya kebijakan manajemen.

b. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Intern

Tujuan adanya pengendalian intern adalah agar perusahaan

bisa mencapai tujuannya dengan cara mendapatkan

keuntungan serta mencegah adanya kerugian. Selain itu, ada

beberapa tujuan lainnya yaitu :

1) Untuk menghasilkan informasi laporan keuangan yang akurat

dan dapat dipertanggung jawabkan

2) Untuk memonitor financial perusahaan agar terawasi dengan

baik dan mencegah adanya pemborosan pengelolaan sumber

daya perusahaan.
16

3) Untuk memastikan segala anggota perusahaan atau

organisasi mengetahui dan mematuhi kebijakan yang telah

dibuat.

4) Untuk menjaga aset yang di miliki perusahaan agar terlindungi

dengan baik terhindar dari tindakan penyelewengan,

pencurian, dan penyalahgunaan yang tidak sesuai dengan

wewenang dan kepentingan perusahaan

5) Untuk menjamin seluruh kegiatan operasional perusahaan

dapat berjalan dengan baik guna tercapainya profit yang

maksimal

6) Untuk mencegah adanya tindak kecurangan karyawan seperti

administration fraud atau financial fraud.

c. Jenis Pengendalian Intern

Berdasarkan tujuannya, pengendalian intern dibagi ke dalam

dua jenis Menurut Mulyadi (2016:164) yaitu :

1) Pengendalian intern akuntansi (internal accounting control)

yang merupakan sistem pengendalian intern, meliputi struktur

organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan

terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek

ketelitian dan keandalan data akuntansi.

2) Pengendalian intern administrasi (internal administrative

control) yang meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-

ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong

efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.usaha,

d. Unsur – Unsur Pengendalian Intern

Unsur – unsur sistem pengendalian intern menurut Mulyadi

(2016:164) sebagai berikut :


17

1) Struktur organisasi yang memisahan tanggung jawab

fungsional secara tegas

Struktur dalam organisasi merupakan kerangka (framework)

untuk pembagian tanggung jawab secara fungsional kepada

unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan pokok perusaahan. Pembagian tanggung

jawab fungsional dalam organisasi dibagi menjadi dua prinsip

berikut :

a. Harus dipisahkan antara fungsi-fungsi operasional dan

penyimpangan dari fungsi akuntansi. Fungsi operasi

adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk

melaksanakan suatu kegiatan. Setiap kegiatan dalam

perusahaan memerlukan otorisasi dari manajer fungsi

yang memiliki wewenang untuk melaksanakan kegiatan

tersebut. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang

memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva perusahaan.

Fungsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang

untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.

b. Suatu fungsi dibatasi, tidak boleh diberi tanggung jawab

penuh untuk melaksanakan semua tahap suatu transaksi.

2) Sistem wewenang dan Prosedur dalam Memberi Upaya

Perlindungan Terhadap Kekayaan

Dalam organisasi setiap transaksi hanya bisa terjadi karena

adanya otoritas dari pejabat yang memiliki wewenang untuk

menyetujui terjadnya transaksi tersebut. Oleh karena itu, di

dalam sebuah organisasi harus ada sistem yang mengatur

sebuah wewenang dalam setiap transaksi untuk melindungi


18

kekayaan, uang, pendapatan dan biaya dalam organisasi

tersebut. Formulir merupakan media yang digunakan untuk

merekam penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi

terlaksananya transaski dalam organisasi. Oleh karena itu,

penggunaan formulir harus diawasi sedemikian rupa untuk

mengawasi pelaksanaan otorisasi. Dilain pihak, formulir

merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar untuk

pencatatan transaksi dalam catatan akuntansi. Prosedur

pencatatan yang baik akan menjamin data yag direkam dalam

formulir dicatat dalam catatan akuntansi dengan tingkat

ketelitian dan keandalan (realibity) yang tinggi. Dengan

demikian sistem otorisasi akan menjamin dihasilkannya

dokumen pembukuan yang dapat dipercaya, sehingga akan

menjamin masukan yang dapat dipercaya bagi proses

akuntansi.

3) Praktik Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Setiap

Unit Organisasi

Pembagian tanggung jawab fugsional dan sistem wewenang

dan prosedur pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan

terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk

menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. Adapun

cara-cara umum yang umumnya ditempuh oleh perusahaan

dalam menciptakan praktik yang sehat adalah :

a. Penggunaan formulir dengan nomor urut cetak yang

pemakaianya harus dipertanggungjawabkan oleh yang

berwenang. Karena formulir merupakan alat untuk

memberikan otorisasi terlaksananya transaksi, maka


19

pengendalian pemakainya dengan nomor urut tercetak,

akan dapat menetapkan pertanggungjawaban

terlaksananya transaksi.

b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit). pemeriksaan

mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan terlebih

dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal

yang tidak teratur. Jika dalam suatu organisasi

dilaksanakan pemeriksaan yang mendadak terhadap

kegiatan-kegiatan pokoknya, maka hal ini akan mendorong

karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan

yang telah ditetapkan.

c. Setiap transaski tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai

akhir oleh satu orang satu unit organisasi, tanpa ada

campur tangan dari orang atau unit organisasi lain. Karena

setiap transaksi dilakukan dengan campur tangan pihak

lain, sehingga terjadi inernal check terhadapan

pelaksanaan tugas setiap unit organisasi yang terkait,

maka setiap organisasi akan melaksakan praktik yang

sehat dalam pelaksaan tugasnya.

d. Perputaram jabatan (job rotation). Perputaran jabatan yang

diadakan secara rutin dapat menjaga idependasi pejabat

dalam melaksakan tugasnya, sehingga persekongkolan

diantara mereka dapat dihindari.

e. Keharusnya pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.

Karyawan kunci perusahan diwajibkan mengambil cuti

yang menjadi haknya, selama cuti, jabatan karyawan yang

bersangkutan digantikan untuk sementara oleh pejabat


20

lain, sehingga seandainya terjadi kecurangan dalam

departemen yang bersangkutan tersebut, diharapkan

diungkapkan oleh pejabat yang menggantikan sementara

waktu tersebut.

f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan

dengan catatannya. Untuk menjaga kekayaan organisasi

dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan

akuntansinya , secara periodik harus diadakan pencocokan

atau rekonsiliasi antara kekayaan fisik dengan catatan

akuntansi yang bersangkutan dengan kekayaan tersebut.

Sebagai contoh, secara periodok diadakan pencocokan

perhitungan kas (cash cout), perhitungan fisik persediaan

(inventory taking), dan perhitungan aktiva tetap.

g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas mengecek

efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang

lain. Unit organisasi ini disebut satuan pengawas intern.

Agar efektif dalam menjalankan tugasnya satuan

pengawan intern ini harus tidak melaksanakan fungsi

operasi, fungsi penyimpanan, dan fungsi akuntansi, serta

harus bertanggugjawab langsung kepada manajemen

puncak (direktur utama).

4) Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung

Jawabnya.

Bagaimanapun baiknya struktur organisasi, sistem otorisasi

dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan

untuk mendorong praktik yang sehat, semuanya tergantung

pada manusia yang melaksanakannya. Diantara empat unsur


21

pokok pengendalian intern diatas,unsur mutu karyawan

merupakan unsur sistem pengedaian intern yang paling

penting. Jika perusahan memiliki karyawan yang kompeten

dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi

sampai batas minimum, dan perusahan tetap mampu

menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat

diandalkan. Namun, karyawan yang kompeten dan dapat

dipercaya tidak cukup menjadi sutu-satunya sistem

pengendalian intern untuk menjmin tercapainya tujuan sistem

pegendalian intern,. Manusia memiliki kelemahan yng bersifat

manusiawi, misalnya bosan, tidak puas, memiliki maslaah

pribadi yang menggangu pelaksanaan tugasnya, atau tujuan

pribadi nya berubah sehingga bertentangan dengan tujuan

perusahaan. Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten

dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut dapat ditempuh,

yaitu :

a. Seleksi karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut

oleh pekerjaanya. Untuk memproleh karyawan yang

mempunyai kecakapan yang sesuai dengan tuntutan

tanggung jawab yang akan dipikulnya, manajemen harus

mengadakan analisis jabatan yang ada dalam

perusahaan dan menetukan syarat-syarat yang dipenuhi

oleh calon karyawan yang akan menduduki jabatan

tersebut.

b. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi

karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan pekerjaan

perkembangan pekerjaannya.
22

e. Komponen Pengendalian Intern

Ada lima komponen pengendalian intern menurt Mulyadi

(2016:172)

1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan pengendalian adalah mencerminkan sikap,

tindakan, prosedur, dan kebijakan para pemilik dan manajer

perusahaan mengenai pentingnya pengendalian intern

perusahaan. Efektivitas unsur pengendalian sangat ditentukan

oleh sikap manajemen puncak. Lingkungan pengendalian

merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern

lainnya yang membentuk disiplin dan struktur dalam

organisasi. Menurut Romney & Steinbart (2016:248)

Lingkungan pengendalian terdiri dari faktor-faktor sebagai

berikut :

a. Komitmen atas Integritas dan Nilai-nilai Etika

Perusahaan dapat mengesahkan integritas sebagai

prinsip dasar beroperasi, dengan cara secara aktif

mengajarkan dan mempraktikkannya. Contoh manajemen

puncak bahwa laporan yang jujur lebih penting daripada

laporan yang sesuai keinginan pihak manajemen. Pihak

manajemen harus mengembangkan kebijakan tertulis

dengan jelas, yang secara eksplisit mendeskripsikan

perilaku yang jujur dan tidak jujur. Kebijakan-kebijakan ini

harus secara khusus mencakup isu-isu yang tidak pasti

atau tidak jelas, seperti konflik kepentingan dan

penerimaan hadiah. Seluruh tindakan yang tidak jujur

harus secara menyeluruh diinvestigasi, dan mereka yng


23

dianggap bersalah harus dibebastugaskan. Pegawai yang

tidak jujur harus dituntut untuk membuat pegawai

mengetahui bahwa perilaku semacam ini tidak akan

diperbolehka

b. Filosofi Pihak Manajemen dan Gaya Beroperasi

Semakin bertanggung jawab filosofi pihak amanjemen

dan gaya beroperasi mereka, semakin besar

kemungkinannya para pegawai akan berperilaku secara

tanggung jawab dalam usaha untuk mencapai tujuan

organisasi. Apabila pihak manajemen menunjukkan

sedikit perhatian atas pengendalian intern, maka para

pegawai akan menjadi kurang rajin dan efektif dalam

mencapai tujuan pengendalian tertentu.

c. Struktur Organisasi

Struktur perusahaan menetapkan garis otoritas dan

tanggung jawab, serta menyediakan kerangka umum

untuk perencanaan, pengarahan, dan pengendalian

operasinya. Aspek-aspek penting struktur organisasi

termasuk sentralisasi atau desentralisasi otoritas,

penetapan tanggung jawab untuk tugas-tugas tertentu,

cara alokasi tanggung jawab mempengaruhi permintaan

informasi pihak manajemen, dan organisasi fungsi sistem

informasi dan akuntansi. Struktur organisasi yang sangat

kompleks dan tidak jelas dapat masalah yang lebih

serius.
24

d. Komite Audit Dewan Komisaris

Komite audit bertanggung jawab untuk mengawasi

struktur pengendalian intern perusahaan, proses

pelaporan keuangannya, dan kepatuhannya terhadap

hukum, peraturan, dan standar terkait. Komite tersebut

bekerja dekat dengan auditor eksternal dan intern

perusahaan. Salah satu tanggung jawab komite ini adalah

menyediakan peninjauan independen, atas nama

pemegang saham perusahaan, terhadap tindakan

manajer perusahaan. Peninjauan ini berfungsi untuk

memeriksa integritas manajemen dan meningkatkan

kepercayaan publik yang berinvestasi, ataus kesesuaian

laporan keuangan.

e. Metode Memberikan Otoritas dan Tanggung Jawab

Pihak manajemen harus memberikan tanggung jawab

untuk tujuan bisnis tertentu ke departeme dan individu

yang terkait, serta kemudian membut mereka

bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut.

Otoritas dang tanggung jab dapat diberikan melalui

deskripsi pekerjaan secara formal, pelatihan pegawai,

dan rencana operasional, jadwal dan anggaran. Salah

satu hal yang sangat penting adalah peraturan yang

menangani masalah seperti standar etika berperilaku,

praktik bisnis yang dapat dibenarkan, peraturan

persyaratan, dan konflik penting.


25

f. Kebijakan dan Praktik-praktik dalam Sumber Daya

Manusia

Kebijakan dan praktik-ptaktik mengenai pengontrakkan,

pelatihan, pengevaluasian, pemberian konpensasi, dan

promosi pegawai mempengaruhi kemampuan organisasi

untuk meminimalkan ancaman, risiko, dan pajanan. Para

pegawai harus dipromosikan berdasarkan seberapa baik

mereka memenuhi persyarat pekerjaan mereka . daftar

riwayat hidup, surat referensi, dan pemeriksaan atas latar

belakang, merupakan cara-cara yang penting untuk

mengevaluasi kualifikasi para pelamar pekerjaan.

Program pelatihan harus membuat pegawai baru

mengetahui dengan baik tanggung jawab mereka, dan

juga kebijakan serta prosedur organisasi. Kebijakan yang

berhubungan dengan kondisi bekerja, pemberian

konpensasi, insentif kerja, dan kemajuan karir dapat

merupakan dorongan yang kuat dalam medorong

pelayana yang efisien dan kesetiaan.

g. Pengaruh-pengaruh Eksternal

Pengaruh-pengaruh eksternal yang mempengaruhi

lingkungan pengendalian adalah termasuk persyaratan

yang dibebankan oleh bursa efek , oleh financial

Accounting Standard Board (FASB), dan oleh securities

and Exchange Commisisons. Termasuk dalam pengaruh

eksternal juga persyaratan peraturan lembaga, seperti

bank, sarana umum (utility), dan perusahaan asuransi.


26

2) Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Setiap aktivitas memiliki risiko termasuk aktivitas operasional

maupun produksi perusahaan. Baik risiko yang berkaitan

dengan bisnis secara langsung maupun tidak.

Perusahaan menilai risiko dengan melakukan manajemen

risiko yang terdiri dari analisis, tindakan, dan evaluasi.

Penilaian risiko juga berkaitan dengan proses pencapaian

tujuan perusahaan. Dengan mengurangi risiko, perusahaan

bisa lebih mudah mencapai tujuan yang diinginkan,

mendapatkan keuntungan maksimal dan mengurangi

kerugian.

Adapun risiko yang mungkin terjadi adalah risiko perubahan

hukum, situasi politik dan ekonomi, intern fraud, ancaman

pesaing, hingga anomali permintaan pasar.

1. Aktivitas Pengendalian (Environment Activities)

Kegiatan-kegiatan pengendalian, yang merupakan kebijakan

dan peraturan yang menyediakan jaminan yang wajar bahwa

tujuan pengendalian pihak manajemen, dicapai dan menjadi

alat deteksi adanya masalah pengendalian seperti

kecurangan atau penyelewengan dalam aktivitas perusahaan.

Dalam melakukan pengendalian, terdapat prosedur atau

pedoman yang harus dijalankan untuk mencapai tujuan

perusahaan, yaitu :

a. Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai

Para pegawai melaksanakan tugas dan membuat

keputusan yang mempengaruhi aset perusahaan. Oleh

karena pihak manajemen kekurangan waktu dan sumber


27

daya untuk melakukan supervisi setiap aktivitas dan

keputusan, mereka membuat kebijakan untuk diikuti oleh

para pegawai, dan kemudian memberdayakan mereka

untuk melaksanakannya. Pemberdayaan ini, yang disebut

sebagai otorisasi (authorization), adalah bagian penting

dari pengendalian dan prosedur organisasi.

b. Pemisahan tugas

Pengendalian intern yang baik mensyaratkan bahwa tidak

ada pegawai yang diberi tanggung jawab terlalu banyak.

Seorang pegawai seharusnya tidak berada dalam posisi

untuk melakukan penipuan dan menyembunyikan

penipuan atau kesalahan yang tidak disengaja.

Pemisahan tugas yang efektif dicapai ketika fungsi-fungsi

berikut ini dipisahkan :

1) Otorisas – menyetujui transaksi dan keputusan

2) Pencatatan – mempersiapkan dokumen sumber,

memelihara catatan jurnal, buku besar, dan file

lainnya; mempersiapkan rekonsiliasi; serta

menyiapkan laporan kinerja

3) Penyimpanan – menangani kas, memelihara tempat

penyimpanan persediaan, menerima cek yang masuk

dari pelanggan, menulis cek atas rekening bank

organisasi

2. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)

Informasi diperlukan dalam rangka pelaksanaan tanggung

jawab pengendalian intern nya dalam rangka pencapaian

tujuan. Sedangkan komunikasi terjadi baik secara intern


28

maupun eksternal dengan menyediakan informasi yang

diperlukan dalam rangka pelaksanaa pengendalian intern

sehari-hari. Tujuan utama dari SIA adalah menyimpan,

meringkas, dan mengkomunikasikan informasi atas suatu

organisasi. Hal ini berarti bahwa akuntan harus memahami

bagaimana transaksi diawali, data yang didapat dalam bentuk

yang dapat dibaca oleh mesin, file computer diakses dan

diperbarui, data diproes untuk mempersiapkan sebuah

informasi, dan informasi dilaporkan ke pemakai intern dan

eksternal.

3. Pengawasan (Monitoring Activities)

Fungsi pengawasan dalam pengendalian intern adalah

memastikan bahwa setiap aktivitas pengendalian berjalan

sesuai dengan pedoman atau prosedur.

Selain itu dengan adanya pengawasan, manajemen

perusahaan bisa mengidentifikasi langkah-langkah yang lebih

efektif dalam mencapai tujuan.Pengawasan dapat dilakukan

dengan dua hal. Metode utama untuk mengawasi kinerja

mencakup :

a. Supervise yang efektif, mencakup melatih dan

mendampingi pegawai, mengawasi kinerja mereka,

mengoreksi kesalahan, dan melindungi aset dengan cara

mengawasi pegawai yang memiliki akses ke hal-hal

tersebut.

b. Pelaporan akuntansi perrtanggungjawaban, mencakup

anggaran, kuota, jadwal, biaya standar, dan standar

kualitas, laporan kinerja yang membandingkan kinerja


29

yang aktual dengan yang direncanakan, serta

menunjukkan perbedaan yang signifikan dan mengambil

tindakan tepat pada waktunya, untuk mengoreksi kondisi-

kondisi yang mengarah pada perbedaan tersebut.

c. Audit intern, mencakup peninjauan ulang keandalan dan

integritas informasi keuangan dan operasional serta

menyediakan penilaian keefektifan pengendalian intern.

Audit intern juga mencakup penilaian kesadaran pegawai

terhadap prosedur dan kebijakan manajemen, hukum dan

peraturan yang berlaku.

f. Prinsip Pengendalian Intern

Untuk mengamankan aset dan meningkatkan keakuratan serta

kehandalan catatan (informasi) akuntansi, perusahaan

biasanya akan menerapkan lima prinsip pengendalian intern

tertentu disesuaikan dengan besar kecilnya bisnis perusahaan,

lima prinsip tersebut menurut Hery (2015:162), yaitu sebagai

berikut :

1) Penetapan Tanggung Jawab

Karakteristik yang paling penting dari pengendalian intern

adalah penetapan tanggung jawab ke masing-masing

karyawan secara spesifik. Supaya masing-masing

karyawan dapat bekerja sesuai dengan tugas-tugas

tertentu (secara spesifik) yang telah dipercayakan

kepadanya. Pengendalian atas pekerjaan tertentu akan

menjadi lebih efektif jika hanya ada satu orang yang

bertanggung jawab atas tugas pekerjaan tersebut.


30

2) Pemisahan Tugas

Pemisahan tugas yang dimaksud adalah pemisahan fungsi

atau pembagian kerja. Ada dua bentuk yang umum dari

penerapan prinsip pemisaha tugas ini, yaitu :

a. Pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh

karyawan yang berbeda pula

b. Harus adanya pemisahan tugas antara karyawan yang

menangani perkerjaan pencatatan aset dan karyawan

yang menangani langsung aset secara fisik

(operasional).

Rasionalisasi dari pemisahan tugas itu bahwa

tugas/pekerjaan dari seorang karyawan seharusnya dapat

memberikan dasar yang memadai untuk mengevaluasi

pekerjaan karyawan lainnya. Jadi, hasil pekerjaan seorang

karyawan dapat diperiksa silang (cross check)

kebenarannya oleh karyawan lain. Ketika seorang

karyawan bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan ,

biaanya potensi munculnya kesalaha maupun kecurangan

akan meningkat. Oleh sebab itu, sangat penting jika

pekerjaan yang berbeda seharusnya dikerjakan oleh

karyawan yang berbeda pula.

3) Dokumentasi

Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi bisnis atau

peristiwa ekonomi telah terjadi. Dengan membubuhkan

atau memberikan tanda tangan (atau inisial) kedalam

dokumen, orang yang bertanggung jawab atas terjadinya

suatu transaksi atau peristiwa dapat di identifikasi dengan


31

mudah. Dokumentasi atau transaksi seharusnya bernomor

urut tercetak (preprinted dan prenumbered) dan seluruh

dokumen seharusnya dapat dipertanggungjawabkan.

Dokumen yang bernomor urut sangat membantu

mencegah terjadinya transaksi yang tidak dicatat. Adapun

dokumen yang bernomor urut cetak dilakukan untuk

menghindari terjadinya dokumen atas transaksi fiktif.

Dokumen sangat befungsi sebagai pengantar informasi ke

seluruh bagian organisasi. Dokumen haruslah dapat

memberikan keyakinan yang memadai bahwa seluruh aset

telah dikendalikan dengan baik dan bahwa seluruh

transaksi telah dicatat dengan benar. Dokumen ini

mencakup berbagai unsur, seperti faktur penjualan, surat

permintaan pembelian, jurnal penjualan, dan kartu absen.

4) Pengendalian Fisik, Mekanik, dan Elektronik

Pengendalian fisik terutama terait dengan pengamanan

aset. Pengendalian mekanik dan elektronik juga

mengamankan aset. Berikut beberapa contoh

pengendalian fisik, mekanik dan elektronik :

a. Uang kas dan surat berharga sebaiknya disimpan

dalam safe deposits box

b. Catatan akutansi yang penting juga harus disimpan

didalam filing cabinet yang terkunci

c. Tidak semua atau sembarang karyawan dapat keluar

masuk gudang tempat penyimpanan persediaan

barang dagangan

d. Penggunaan kamera dan televisi monitor


32

e. Adanya sistem pemadam kebakaran atau alarm yang

memadai

f. Penggunaa password system

5) Pengecekan Independen atau Verifikasi Internal

Prinsip ini meliputi peninjauan ulang, perbandingan, dan

pencocokan data yang telah disiapkanoleh karyawan

lainnya yang berbeda. Untuk memperoleh manfaat

maksimum dari pengecekan independen atau verifikasi

internal, maka :

a. Verifikasi seharusnya dilakukan secara periodik/berkala

atau dadakan atas dasar dadakan

b. Verifikasi sebaiknya dilakukan oleh orang yang

idependen

c. Ketidakcocokan/ketidaksesuaian dan kekecualian

seharusnya dilaporkan ke tingkatan manajemen yang

memang dpaat mengambil tindakan korektif secara

tepat.

Kebutuhan akan pengecekan independen meningkat

karena struktur pengendalian intern cenderung berubah

setiap saat kalau tidak terdapat mekanisme penelaahan

yang sering. Karyawan akan menjadi lupa atau dengan

sengaja tidak mengikuti prosedur, atau menjadi ceroboh

jika tidak ada orang yang meninjau ulang dan

mengevaluasi hasil pekerjaannya.

g. Kekurangan Sistem Pengendalian Intern

Pengendalian intern yang sifatnya terbatas juga menjadi

kekurangan. Efektif atau tidaknya sistem pengendalian sangat


33

bergantung pada sifat manajemen itu sendiri dan faktor-faktor

lainnya. Kekurangan lainnya yang tidak bisa dikendalikan oleh

sistem pengendalian intern di antaranya:

1) Hubungan nepotisme dalam membangun sistem

pengendalian yang kerap menimbulkan ketidakadilan pada

kalangan anggota atau karyawan perusahaan.

2) Praktik kolusi dimana sekelompok orang baik konsumen,

sesama karyawan maupun vendor bekerjasama untuk

melakukan kecurangan.

3) Anomali kebijakan pemerintah dan kondisi sosial-politik-

budaya di wilayah atau negara tempat perusahaan berdiri.

4) Tindakan pesaing yang sejatinya di luar kontrol perusahaan.

5) Perubahan perilaku konsumen misalnya konsumen tidak mau

lagi menggunakan produk perusahaan karena nilai

manfaatnya yang semakin berkurang.

2.1.3. Piutang

a. Pengertian Piutang

Piutang atau yang dalam bahasa inggris sering disebut AR

atau Account Receivable, yang pengertiannya menurut

Mulyadi (2016:87) bisa diterjemahkan sebagai salah satu jenis

transaksi yang berasal dari penjualan kredit yang berkaitan

dengan penagihan kepada konsumen yang telah berhutang.

Menurut (Hery 2015:202), piutang ialah sejumlah tagihan yang

akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas)

dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan barang atau

jasa secara kredit (untuk piutang pelanggan) yang terdiri atas

piutang usaha dan memungkinkan piutang wesel,


34

memberikan pinjaman (untuk piutang karyawan, piutang

debitur yang biasanya langsung dalam bentuk piutang wesel,

dan piutang bunga), maupun sebagai akibat kelebihan

pembayaran kas kepada pihak lain (untuk piutang pajak).

b. Penyebab Timbulnya Piutang

Piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa

perusahaan, di mana pembayaran oleh pihak yang

bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal transaksi

jual beli. Dengan kata lain, piutang timbul karena adanya

pemberian kredit kepada debitur yang pelunasannya

dilakukan secara mengangsur atau dengan cicilan.

Ada kalanya sebuah piutang menjadi piutang tak tertagih jika

belum ada pembayaran ketika jatuh tempo. Beberapa faktor

yang dapat menyebabkan munculnya piutang tak tertagih ini

adalah :

1) Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.

2) Turunnya penjualan dan naiknya piutang

3) Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap

4) Turunnya piutang diikuti turunnya penjualan dengan

jumlah yang lebih besar

5) Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dengan jumlah

yang lebih besar.

c. Ciri-Ciri Piutang

Berikut ini adalah ciri-ciri piutang :

1) Adanya nilai jatuh tempo

Seorang pembeli yang melakukan transaksi dengan cara

kredit bukan hanya membayar sejumlah nilai barang yang


35

telah dibeli, tetapi juga bunganya karena dia meminta

waktu untuk membayar barang tersebut dengan tempo.

Nilai jatuh tempo merupakan penjumlahan dari nilai

transaksi utama lalu ditambah dengan nilai bunga yang

dibebankan untuk dibayarkan pada tanggal jatuh tempo.

2) Adanya tanggal jatuh tempo

Tanggal jatuh tempo dapat diketahui dari lamanya atau

umur piutang. Umumnya, penjual menggunakan dua jenis

pengukuran umur, yaitu bulan dan hari. Jika

menggunakan hitungan bulanan, maka tanggal jatuh

temponya sama dengan tanggal pembeli melakukan

transaksi kredit tersebut, hanya saja berbeda bulan.

Apabila berpatokan pada harian, maka wajib dilakukan

perhitungan untuk menentukan kapan tanggal jatuh

temponya secara pasti.

3) Adanya bunga yang berlaku

Piutang dapat terjadi dikarenakan pembeli memutuskan

melakukan transaksi secara kredit. Hal inilah

menimbulkan bunga. Bunga dalam hal ini dibayar sebagai

bentuk konsekuensi pembeli yang meminta waktu

pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan bagi

penjual karena sudah bersabar dalam menunggu

pelunasan kredit tersebut. Untuk besaran bunga dalam

hal ini sesuai kebijakan dari penjual dalam menentukan

tingkat bunga yang dipakai.


36

d. Jenis-Jenis Piutang

Jenis – jenis piutang Menurut Hery (2015:203) antara lain

adalah :

1) Piutang Usaha (Accounts Receivable)

Adalah suatu jumlah yang akan ditagih dari pelangga

sebagai akibat penjualan barang atau jasa secara kredit.

Piutang ini biasanya diperkirakan akan tertagih dalam

waktu yang relatif pendek yaitu dalam waktu 30-60 hari.

Piutang usaha memili saldo normal disebelah kredit dan

setelah di tagih, secara pembukuan piutang usaha akan

berkurang di sebelah kredit. Piutang usaha

diklasifikasikan dalam neraca sebagai aset lancar (current

asset).

2) Wesel Tagih (Notes Receivable)

Adalah surat formal yang diterbitkan sebagai bentuk

pengukuran utang, serta mewajibkan pihak yang

berhutang untuk membayar bunga dalam kurun waktu

yang telah disepakati. Janji pembayaran ditulis secara

formal dalam bentuk suatu wesel atau promes

(promissory note).

3) Piutang Lainnya (Other Receivable)

Adalah piutang yang mencakup selain piutang dagang

diklasifikasikan dan dilaporkan secara terpisah pada

neraca.. Contoh : piutang bunga, piutang gaji, piutang

pajak, piutang karyawan.m bukan berasal dari kegiatan

operasional perusahaan. Oleh karena itu, piutang jenis ini


37

diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang secara

terpisah di neraca.

Selain itu ada juga penggolongan piutang yaitu :

a. Piutang Lancar, pengertian  yang tertagihnya sesuai

dengan perjanjian di awal.

b. Piutang Tidak Lancar, yang tertagihnya melebihi dari

waktu yang sudah disepakati di awal, sehingga pihak

penjual dirugikan atas kejadian tersebut.

c. Piutang yang Dihapuskan, yang sudah tidak bisa ditagih

lagi karena alasan pembeli atau konsumen mengalami

kerugian atau bangkrut.

d. Piutang Dicadangkan, yang sudah disisihkan dari awal

untuk menghindarkan dari jumlah tidak tertagih.

e. Pengelolaan Piutang

Piutang perlu dikelola secara efektif dan efisien agar

keberadaannya tidak mengganggu aliran kas suatu usaha.

Ada beberapa metode yang bisa dilakukan dalam mengelola

piutang, antara lain :

1) Standar Kredit, yaitu kualitas kelayakan minimal kredit

seorang pemohon kredit. Standar kredit harus dibuat oleh

sebuah perusahaan agar manfaat yang diperoleh bisa

lebih tinggi dari biaya akibat adanya standar tersebut.

Adanya standar kredit bisa membantu menaikkan

penjualan perusahaan secara kredit dengan tetap

menjaga kemungkinan resiko piutang tak tertagih.


38

Menurut Hery (2015:206) Pada umumnya dalam

pemberian kredit berpedoman pada prinsip-prinsip 5C

dan 7P, yang terdiri dari :

a. Character (watak)

Watak atau Character adalah sifat dasar yang ada

dalam hati seseorang.Watak dapat diartikan sebagai

kepribadian, moral dan kejujuran seseorang.Watak

seorang debitur sulit untuk ditentukan apalagi bila

debitur baru pertama kali mengajukan permohonan

kredit.Menentukan watak dari seorang debitur

diperlukan pencarian informasi dan penyelidikan

tentang kehidupan debitur. Pemberian kredit kepada

debitur yang memiliki watak tidak baik akan berisiko

tinggi terhadap penyimpangan penggunaan kredit

dari tujuan yang ditetapkan dalam perjanjian.

Penyimpangan tersebut dapat mengakibatkan

pengembalian kredit tidak sesuai dengan waktu yang

ditentukan sehingga kredit menjadi tidak dapat

tertagih atau macet.

b. Capital (modal)

Modal sangat diperlukan dalam menjalankan

kegiatan usaha baik oleh perorangan maupun badan

usaha. Seseoarang yang akan mengajukan

permohonan kredit untuk kepentingan produktif atau

konsumtif harus memiliki modal. Sebagai contoh

orang yang akan mengajukan kredit untuk membeli

mobil maka pemohon kredit harus memiliki modal


39

untuk membayar uang muka. Uang muka merupakan

modal yang dimilki oleh debitur dan kredit yang

diberikan berfungsi sebagai tambahan

modal.Pemohon kredit yang berbentuk badan usaha,

besarnya modal yang dimiliki dapat dianalisa dari

laporan keuangan.Semakin besar modal yang dimiliki

menunjukkan kemampuan untuk memenuhi

kewajiban membayar hutangnya baik.

c. Capacity (kemampuan)

Debitur yang memiliki karakter atau watak yang baik

selalu akan memikirkan pembayaran kembali

hutangnya sesuai waktu yang ditentukan. Untuk

dapat memenuhi kewajiban pembayaran debitur

harus memiliki kemampuan cukup yang berasal dari

pendapatan.Analisa kemampuan debitur diperlukan

untuk mendapatkan informasi secara benar

mengenai data penghasilan atau pendapatan,

pekerjaan atau usaha debitur yang mengindikasikan

perolehan pendapatan debitur sehingga memberikan

keyakinan adanya kemampuan debitur dalam

mengembalikan hutangnya.

d. Collateral (jaminan)

Jaminan berarti harta kekayaan yang dapat diikat

sebagai jaminan guna menjamin kepastian

pelunasan hutang jika dikemudian hari debitur tidak

melunasi hutangnya maka pelunasan hutang dapat

dilakukan dengan jalan penjualan harta kekayaan


40

yang menjadi jaminan tersebut. Jenis jaminan dapat

meliputi jaminan yang bersifat materiil berupa barang

atau benda yang bergerak atau tidak bergerak seperti

tanah, bangunan, mobil, motor, saham dan jaminan

yang bersifat inmateriil yang secara fisik tidak dapat

dikuasai oleh pemberi krdit misalnya jaminan pribadi (

Borgtocht) dan garansi Bank (Bank

Guarantee).Jaminan berfungsi untuk memberikan

hak dan kekuasaan kepada pemberi kredit

mendapatkan pelunasan dari barang-barang jaminan

tersebut bilamana debitur tidak dapat melunasi

hutangnya pada waktu yang ditentukan dalam

perjanjian.

e. Condition of Economy (kondisi ekonomi)

Selain faktor-faktor diatas, yang perlu mendapat

perhatian penuh dalam proses analisa kredit adalah

kondisi ekonomi Negara. Kondisi ekonomi adalah

situasi ekonomi pada waktu dan jangka waktu

tertentu dimana kredit tersebut diberikan.Kondisi

ekonomi dapat mempengaruhi kemampuan pemohon

kredit dalam mengembalikan hutangnya dan hal ini

sering sulit untuk diprediksi.Kondisi ekonomi Negara

yang buruk dapat mempengaruhi usahadan

pendapatan pemohon kredit yang akibatnya

berdampak pada kemampuan pemohon kredit untuk

melunasi hutangnya.
41

Sementara itu, penilaian lain dengan menggunakan

prinsip 7P terdiri dari :

a. Personality ialah menilai nasabah dari segi

kepribadian atau perilaku sehari-hari bahkan masa

lalunya. Personality juga dapat meliputi sikap, emosi,

tingkah laku, dan tindakan nasabah dalam

menghadapi suatu masalah.

b. Party yaitu mengelompokan nasabah ke dalam

klasifikasi atau golongan tertentu berdasarkan modal,

loyalitas serta karakter. Sehingga nasabah dapat

dikelompokkan kegolongan tertentu dan akan

mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

c. Perpose adalah mengetahui tujuan nasabah

dalam mengambil kredit, termasuk kredit yang

diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit

nasabah dapat bermacam-macam.

d. Prospect ialah menilai usaha nasabah di masa

mendatang akan menghasilkan keuntungan atau

tidak. Hal ini mengingat jika suatu fasilitas kredit

yang dibiayai memiliki prospek, maka dapat

memberikan keuntungan tidak hanya bagi

nasabah, tapi juga bagi pihak bank.

e. Payment adalah menilik ketersediaan sumber

pembayaran kredit dari calon debitur serta apakah

setelah pemberian kredit debitur punya sumber

pendapatan yang cukup untuk pembayaran kredit.


42

f. Profitability yaitu analisis kemampuan nasabah

dalam mencari laba.

g. Protection adalah guna berjaga-jaga jika terjadi hal

yang di luar dugaan hingga diperlukan perlindungan

terhadap kredit dari kelompok perusahaan, jaminan

atau holding company

2) Syarat Kredit, yaitu penetapan jangka waktu pemberian

kredit, termasuk juga potongan kredit apabila ada

pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo. Secara umum,

periode dimulai pada tanggal yang tertera pada faktur

penjualan, periode pembayaran dapat dimulai dari ketika

barang diantar, kemudian diterima pembeli.

3) Kebijakan Kredit, meliputi jenis-jenis keputusan sebagai

berikut : persyaratan khusus, potongan tunai, dan juga

tingkat pengeluaran untuk pengumpulan piutang.

f. Pengakuan Piutang Usaha

Akun piutang usaha pertama kali akan timbul oleh karna

penjualan barang dagangan secara kredit, yang kemudian

dapat diikuti dengan transaksi retur penjualan, penyesuaian

atau pengurangan harga jual, dan pada akhirnya penagihan

(baik tanpa ataupun disertai dengan pemberian potongan

penjualan).

Ayat jurnal yang perlu dibuat oleh penjual pada saat

melakukan transaksi penjualan barang dagangan secara

kredit, menurut (Hery 2015:208) yaitu sebagai berikut :

Piutang Uaha xxx -

Penjualan - xxx
43

Ayat jurnal yang dibuat oleh penjual pada saat menerima

kembali barang dagangan yang telah dijualnya secara kredit

atau pada saat memberikan penyesuaian atau pengurangan

harga jual kepada pelanggannya, yaitu sebagai berikut:

Retur penjualan dan penyesuaian harga jual xxx -

Piutang Usaha - xxx

Ayat jurnal yang akan dibuat oleh penjual pada saat menerima

pembayaran utang dari pelanggan yang memanfaatkan

potongan tunai (selama periode potongan) adalah sebagai

berikut:

Kas xxx -

Potongan Penjualan xxx -

Piutang Usaha - xxx

Sedangkan untuk perusahaan jasa, akun piutang usaha akan

timbul apabila perusahaan belum menerima pembayaran atas

jasa yang secara substansi telah selesai diberikan kepada

pelanggan. Dalam hal ini, ayat jurnal yang perlu dibuat oleh

pemberi jasa dalam pembukuannya adalah sebagai berikut:

Piutang Usaha xxx -

Pendapatan jasa - xxx

2.1.4. Sistem Pengendalian Intern Terhadap Piutang Usaha

Sistem pengendalian piutang yaitu terdiri dari subsistem-

subsistem yang saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya

agar tujuan organisasi atau perusahaan dapat tercapai dengan

baik dan benar. Piutang usaha adalah salah satu sub sistem yang

berhubungan dengan sistem pengendalian piutang. Mulyadi

(2016:257)
44

a. Pengertian sistem pengendalian piutang

Berdasarkan kesimpulan yang diambil, sistem informasi

akuntansi piutang adalah suatu proses interaksi struktur manusia,

peralatan, metode,dan pengendalian yang dirancang untuk

menciptakan arus informasi dan catatan-catatan.

Sedangkan pengendalian adalah suatu sistem suatu sistem

yang terdiri atas kebjijakan dan prosedur yang telah ditetapkan

oleh organisasi untuk memberikan kepastian berkenaan dengan

pencapaian tujuan dam sasaran organisasi.

Jadi sistem pengendalian piutang adalah suatu kebijakan

dan prosedur yang disusun untuk memberikan tingkat jaminan

yang wajar atas pencapaian tujuan tertentu organisasi yang

diterapkan didalam suatu sistem yang berkaitan dengan piutang

usaha bersamaan dengan proses interaksi manusia, alat dan

metode.

Pengendalian intern terhadap piutang dimulai dari

penerimaan order penjualan, kemudian ke persetujuan atas order,

persetujuan pemberian kredit, pengiriman barang, pembuatan

faktur, verifikasi faktur, pembukuan piutang, penagihan piutang,

yang akhirnya akan mempengaruhi saldo kas atau bank

Hery (2016:206) mengemukakan Pengendalian intern

terhadap piutang yang paling mendasar penting yaitu adalah

kebijakan pemberian kreditnya, pengendalian intern terhadap

piutang dimulai dari pengajuan kredit yang dilakukan oleh calon

customer atau pelanggan terlebih dahulu harus mengevaluasi

kelayakan bisnisnya. Bagian penjualan tidak diperbolehkan

merangkap kebagian kredit, dan persetujuan atas pemberian


45

kredit hanya di sahkan oleh manajer kredit. Manajer penjualan

tidak mempunyai wewenang untuk menyetujui pengesahan

pengajuan kredit customer atau pelanggan. Apabila bagian

penjualan merangkap kebagian kredit, maka akan dikhawatirkan

penerimaan order penjualan (apabila didalam organisasi atau

perusahaan, pemberian komisi penjualan ditetapkan berdasarkan

besarnya omset penjualan) seluruh pengajuan kredit customer

atau pelanggan akan langsung disetujui tanpa adanya evaluasi

terlebih dahulu. Kemungkinan besar risiko terhadap calon

customer atau pelanggan mempunyai kredit yang buruk.

Penerapan pengendalian tak terlepas dari biaya-biaya

tambahan yang harus dikeluarkan oleh organisasi atau

perusahaan. Pada hakikatnya organisasi atau perusahaan harus

mempertimbangkan dan membandingkan antara besarnya biaya

tambahan yang dikeluarkan atau penerimaan pemasukan yang

akan diperoleh. Secara normatif, jika mengenai pemisaha tugas,

maka harus ada juga pemisahan fungsi fungsi antara bagian

kredit(persetujuan kredit), bagian penjualan, bagian pencatatan,

dan bagian penagihan. Fungsi persetujan kredit dan fungsi

pemegang peranan sebagai pengecekan keabsahan penjualan.

Karyawan yang menangani pencatatan piutang usaha tidak boleh

merangkap terlibat aktifitas penagihan.

b. Unsur Sistem Pengendalian Piutang Usaha

Unsur pengendalian intern yang diterapkan dalam sistem

penjualan kredit menurut Mulyadi (2016:221) yang terdiri dari :

1) Organisasi

a. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kredit


46

b. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penjualan dan

fungsi kredit

c. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas

d. Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan oleh fungsi

penjualan, fungsi kredit, fungsi pengiriman, fungsi

penagihan, dan fungsi akuntansi. Tidak ada transaksi

penjualan kredit yang dilaksanakan secara lengkap hanya

oleh satu fungsi tersebut.

2) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

a. Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi

penjualan dengan menggunakan formulir surat order

pengiriman

b. Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh fungsi kredit

dengan membubuhkan tanda tangan pada credit copy

(yang merupakan tembusan surat order pengiriman)

c. Pengiriman barang kepada customer atau pelanggan

diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara

menandatangani dan membubuhkan cap stempel “sudah

dikirim” pada copy surat order pengiriman.

d. Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat

pengangkutan barang, dan potongan penjualan berada

ditangan direktur pemasaran dengan penerbitan surat

keputusan mengenai hal tersrbut.

e. Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi penagihan

dengan membubuhkan tanda tangan pada faktur

penjualan.
47

f. Pencatatan kedalam kartu piutang dan kedalam jurnal

penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal umum

diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara

menandatangani pada dokumen sumber(faktur penjualan,

bukti kas masuk, dan memo kredit)

g. Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada faktur

penjualan yang didukung dengan surat order pengiriman

dan surat muat.

3) Praktik yang sehat

a. Surat order pengiriman bernomor urut tercetak dan

pemakainya dipertanggungjawabkan oleh fungsi

penagihan

b. Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan pemakiannya

dipertanggungjawabkan oleh fungsi penagihan

c. Secara periodik fungsi akuntansi mengirim pernyataan

piutang (account receivable statements) kepada setiap

debitur untuk menguji ketelitian catatan piutang yang

diselenggarakan oleh fungsi tersebut

d. Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu piutang

dengan rekening control piutang dalam buku besar

Selektivitas dalam memilih customer atau pelanggan

merupakan suatu hal yang penting bagi perusahaan. Perusahaan

biasanya memiliki suatu departemen kredit yang bertugas untuk

menentukan customer mana yang dapat membeli barang

perusahaan secara kredit, dan customer mana yang harus

membayar secara tunai. Agar terwujudnya perputaran piutang


48

yang lancar, maka perusahaan perlu memperhatikan hal-hal

sebagai berikut :

1) Penetapan Pemberian kredit

Mengendalikan piutang, sebuah perusahaan perlu

menetapkan kebijakan kreditnya. Kebijakan ini kemudian

berfungsi sebagai standar. Apabila kemudian dalam pelaksanaan

penjualan kredit dan pengumpulan piutang tidak dilakukan sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan, maka perusahaan perlu

melakukan perbaikan (Hery 2015:206).

2) Penagihan

Pelaksanaan penagihan merupakan upaya tindak lanjut

dari kebijakan pemberian kredit dimana telah ditetapkan

mengenai syarat- syarat pemberian kredit diantaranya

syarat jatuh tempo pembayaran. Perusahaan dapat

melakukan pengendalian piutang yang saat jatuh tempo

belum melakukan pembayaran dengan dimulai dari cara

pengiriman surat tagihan kepada para debitur, melalui

telepon pesan atau email, melalui petugas yang datang ke

debitur, atau melalui tindakan secara hukum.

3) Penetapan dan Penyelenggaraan Pengendalian Intern yang

Tepat

Adapun sistem pengendalian intern atas piutang secara

keseluruhan antara lain sebagai berikut :

a. Memisahkan fungsi pegawai atau bagian yang menangani

transaksi penjualan (operasi) dari Fungsi Akuntansi Untuk

Piutang,
49

b. Pegawai yang menangani akuntansi piutang harus

dipisahkan dari fungsi penerimaan hasil tagihan piutang,

c. Semua transaksi pemberian kredit, pemberian potongan

dan penghapusan piutang, harus mendapatkan

persetujuan dari pejabat yang berwenang,

d. Piutang harus dicatat dalam buku-buku tambahan piutang

(Accounts Receivable Subsidiary Ledger),

e. Perusahaan harus membuat daftar piutang berdasarkan

umurnya (Aging Schedule).

c. Komponen Sistem Pengendalian Piutang Usaha

Adapun komponen dari sistem pengendalian piutang usaha

adalah kutip dari Mulyadi (2016:257) sebagai berikut :

1) Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen

Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada

manajemen adalah :

a. Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur

b. Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap

debitur

c. Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu

2) Bagian yang Terkait dalam Sistem Pengendalian Piutang

a. Bagian pengiriman : bertanggung jawab memberi tahu

bagian piutang usaha bahwa barang telah dikirim

b. Bagian piutang : bertanggung jawab mengirimkan

tagihan berupa faktur ke pelanggan, memberitahukan

bagian (proses) buku besar bahwa faktur telah dikirim

kepelanggn dan memberitahukan bagian (proses)

buku besar tentang penghapusan piutang


50

c. Bagian kredit : Bertanggung jawab merekomendasikan

penghapusan piutang atas yang tidak sanggup byar,

mebgubah batas redit dan menginformasikan kepada

bagian pesanan penjualan

d. Kasir : bertanggung jawab untuk memberitahu bagian

piutang usaha tentang adanya pembayaran dari

pelanggan serta memberitahu bagian (proses) buku

besar tentang pembayaran.

2) Dokumen

Dokumen pokok yang digunakan sebagai dasar

pencatatan kedalam kartu piutang adalah :

a. Faktur penjualan : digunakan sebagai dasar

pencatatan timbulnya piutang dari transaksi

penjualan kredit

b. Bukti kas masuk : digunakan sebagai dasar

pencatatan berkurangnya piutag dari transaksi

cicilan pembayaran atau pelunasan piutang ole

debitur

c. Memo kredit : digunakan sebagai dasar pencataan

retur penjualan

d. Bukti memorial (journal voucher) : dokumen sumber

untuk dasar pencatatan transaksi ke dalam jurnal

umum

Kemudian dokumen yang digunakan dalam sistem

penerimaan kas dari piutang menurut Mulyadi

(2016:88)
51

a. Surat pemberitahuan (SP), dibuat oleh debitur

bahwa pembayaran piutang telah dilakukan

b. Daftar surat pemberitahuan (DSP), dokumen ini

merupakan rekapitulasi penerimaan kas yang

dibuat oleh fungsi secretariat dan fungsi

penagihan

c. Bukti setor bank,dibuat oleh fungsi kasir sebagai

bukti bahwa penyetoran uang kas dari piutang ke

bank

d. Kuitansi, dibuat oleh perusahaan untuk debitur

sebagai tanda bukti telah melakukan pelunasan

piutang

3) Catatan akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan untuk memcatat

transaksi yang menyangkut piutang adalah :

a. Jurnal penjualan : diguanakan untuk mencatat

timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit

b. Jurnal retur penjualan : digunakan untuk mencatat

berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan

c. Jurnal umum : digunakan untuk mencatat

berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan

piutang yang tidak dapat ditagih lagi

d. Jurnal penerimaan kas : digunakan untuk mencatat

berkurangnya piutang dari penerimaan kas

e. Kartu piutang : digunakan untuk mencatat mutasi

dan saldo piutang kepada setiap debitur


52

4) Organisasi

Pencatatan piutang dilakukan oleh fungsi akuntansi.

Tugas fungsi akuntansi dalam hubungan pencatatan

piutang adalah :

a. Menyelenggarakan catatan piutang kepada setiap

debitur, yang dapat berupa kartu piutang yang

merupakan buku pembantu piutang , yang

digunakan untuk merinci rekening control piutang

dalam buku besar, atau berupa arsip faktur terbuka

(open invoice file)

b. Menghasilkan pernyataan piutang (ccount

receivable statement) secara perodik dan

mengirimkannya ke setiap debitur

c. Menyelenggarakan catatan riwayat kredit setiap

debitur untuk memudahkan penyediaan data guna

memutuskan pemberian kredit kepada pelanggan

dan guna mengikuti data penagihan dari setiap

debitur

5) Metode pencatatan piutang

Pencatatan piutang dapat dilakukan dengan salah satu

dari metode berikut ini :

a. Metode konvensional

b. Metode posting langsung ke dalam kartu piutang

atau pernyataan piutang

c. Metode pencatatann tapna buku pembantu

(ledgeless bookkeeping)
53

d. Metode pencatatan dengan menggunakan

computer

d. Fungsi yang Terkait dalam Sistem Akuntansi Piutang

Usaha

Sistem piutang terdiri dari sistem penjualan kredit dan

penerimaan kas dari piutang, berikut adalah fungsi yang

terkait dalam sistem penjualan kredit menurut Mulyadi

(2016:211)

a. Fungsi kredit, fungsi ini berada dibawah fungsi keuangan

dan bertanggung jawab atas pemberian kredit dan untuk

meneliti status kredit pelanggan dan memberikan

otorisasi pemberian kredit kepada pelanggan

b. Fungsi penjualan, bertanggung jawab melayani

kebutuhan barang pelanggan serta bertanggung jawab

untuk membuat “back order” dari pelanggan, fungsi

penjualan mengisi faktur penjualan kredit untuk

memungkinkan fungsi gudang dan fungsi pengiriman

melaksanakan penyerahan barang kepada pelanggan

c. Fungsi gudang, menyediakan barang yang diperlukan

oleh pelanggan sesuai dengan tercantum dalam tebusan

faktur penjualan kredit yang diterima dari fungsi penjualan

d. Fungsi pengiriman, bertanggunjaab untuk menyerahkan

barang yang kuantitas, mutu, dan spesifikasinya sesuai ,

dan bertanggung jawab atas memperoleh tanda tangan

dari pelanggan diatas faktur penjualan

e. Fungsi akuntansi, bertanggung jawab mencatat

bertambahnya piutang dari transaksi penjualan kredit dan


54

membuat serta mengirimkan pernyataan piutang kepada

para debitur, serta mmebuat laporan penjualan.

f. Fungsi penagihan, bertanggung jawab untuk membuat

surat tagihan secara periodic serta menyediakan copy

faktur bagi kepentingan pencatatan transaksi penjualan

oleh bagian akuntansi

Fungsi yang terkait dalam penerimaan kas dari piutang

menurut Mulyadi (2016:487), yaitu :

a. Fungsi sekretariat, bertanggung jawab dalam penerimaan

cek dan surat pemberitauan (remittance advice) melalui

pos dari para debitur

b. Fungsi penagihan, bertanggung jawab melakuka

penagihan kepada para debitur berdasarkan daftar

piutang usaha yang ditagih yang dibuat oleh fungsi

akuntansi

c. Fungsi Kas, bertanggung jawab atas penerimaan cek dari

fungsi secretariat atau fungsi penagihan. Fungsi kas juga

bertanggung jawab menyetorkan kas yang diterima dari

berbagai sumber ke bank

d. Fungsi akuntansi, bertanggung jawab mencatat

penerimaan kas dari piutang kedalam jurnal penerimaan

kas dan berkurangnya piutang kedalam kartu piutang

e. Fungsi pemeriksaan intern, dalam sistem penerimaan kas

bertanggung jawab melaksanakan perhitungankas yang

ada ditangan fungsi kas secara periodic serta

bertanggung jawab dalam rekonsiliiasi bank , untuk

mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi akuntansi


55

e. Tujuan Sistem Pengendalian Piutang Usaha

Piutang usaha merupakan harta atau kekayaan perusahaan

yang penting untuk dijaga. Karena sifatnya yang likuid,

piutang usaha dapat menimbulkan berbagai macam risiko

diantaranya terjadi penyelewengan, kesalahan dan adanya

piutang usaha tak tertagih dapat merugikan perusahaan.

Sistem pengendalian piutang usaha disusun untuk mencapai

tujuan yaitu, menjaga kekayaan perusahaan (piutang) dan

menjamin keandalan dan ketelitian data akuntansi piutang

usaha dan penerimaan kas dari piutang usaha. Sistem

pengendalia intern bertujuan untuk memberikan pengawasan

yang memadai dalam menjamin suatu tujuan tercapai, yaitu :

a. Semua transaksi diotoritaskan secara tepat

b. Semua transaksi dicatat adalah valid (benar-benar terjadi)

c. Semua transaksi valid dan diotoritaskan telah dicatat

d. Semua transaksi telah dicatat dengan akurat

e. Semua aktiva (kas, piutang, data) dilindungi dari

kehilangan atau pencurian

f. Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif

2.1.5. Piutang Usaha Tak Tertagih

a. Pengertian piutang tak tertagih

Menurut Hery (2015:209) “pada saat piutang dicatat,

nantinya akan dilaporkan dalam neraca sebagai aset

lancar. Piutang usaha yang dilaporkan dalam neraca ini

haruslah benar-benar menunjukkan suatu jumlah yang

kemungkinan besar dapat ditagih, setelah menghitung

besarnya kredit macet. Beban yang muncul atas tidak


56

tertagihnya piutang usaha atau kredit macet akan dicatat

dalam pembukuan sebagai beban operasional, yaitu dengan

menggunakan istilah akun : Beban Kredit Macet (Bad Debst

Expense), Beban Piutang Ragu-ragu (Doubtful Accounts

Expense), Beban Piutang Yang Tidak Dapat Ditagih

(Uncollectible Accounts Expense).

Pada umumnya, setiap calon pembeli haruslah terlebih dahulu

memenuhi persyaratan kredit sebelum aplikasi atau transaksi

kredit tersebut disetujui. Akan tetapi, pada kenyataannya

beberapa piutang usaha justru menjadi tidak dapat ditagih

sebagai akibat dari kondisi pelanggan (debitur) yang ada

setelah periode kredit berjalan. Misalnya adanya pelangga

yang tidak bisa membayar karena menurunnya omset

penjualan sebagai akibat dari ekonomi yang menurun.

Kebangkrutan yang dialami debitur merupakain indikasi kuat

atas kemungkinan tidak tertagihnya piutang usaha.

b. Metode Penghapusan Piutang Tak tertagih

Ada dua metode yang digunakan untuk menilai, mencatat,

atau menghapus piutang usaha yang tidak dapat ditagih Hery

(2015:210) :

1) Metode Penghapusan Langsung (Direct Write-Off

Method).

Metode penghapusan langsung diterapkan ketika

besarnya kredit macet atau piutang usaha adalah sangat

kecil, sehingga berdasarkan prinsip-prinsip materialitas

maka metode yang simpel ini diperbolehkan dipakai

meskipun untuk tujuan pembukuan. Namun secara


57

keseluruhan, menurut prinsip-prinsip akuntansi yang

berlaku umum, metode penghapusan langsung tidaklah

diperkenankan untuk tujuan pembukuan (book purposes).

Berbeda untuk tujuan perhitungan pajak penghasilan

(income tax purposes), dimana metode penghapusan

langsung ini justru merupakan metode yang diharuskan.

Jadi, pada saat perusahaan mendapati bahwa

pelanggan tertentunya tidak bisa membayar maka

pada saat itulah perusahaan akan menghapus langsung

piutang usahanya atas pelanggan tertentu disebelah

kredit ( tanpa melakukan pencadangan terlebih dahulu)

dan membebankannya di sebelah debit sebagai beban

kredit macet atau beban piutang yang tidak dapat ditagih.

Adapun jurnal yang dipelukan oleh perusahaan untuk

mencatat adalah sebagai berikut :

Beban Piutang Tak Tertagih xxx -

Piutang Usaha-Tn. X - xxx

2) Metode Pencadangan (Allowance Method)

Metode pencadangan digunakan sepanjang periode

dimana penjualan kredit terjadi untuk mengestimasi

mengenai besarnya piutang usaha yang tidak dapat

ditagih dibuat, karena perusahaan belum dapat

mengetahui mana dari pelanggannya yang tidak bisa

membayar maka perusahaan tidak akan mengkredit

(menghapus) piutang usahanya secara langsung.

Kebanyakan perusahaan besar menggunakan metode

pencadangan untuk mengestimasi bagian dari piutang


58

usahanya yang tidak dapat ditagih. Perusahaan akan

menentukan besarnya estimasi piutang tak tertagih

kedalam akun khusus yang dinamakan cadangan kredit

macet (allowance for bad debts), cadangan piutang ragu-

ragu (allowance for doubtful accounts), atau cadangan

piutang yang tidak dapat ditagih (allowance for

uncollectible accounts).

Ayat jurnal yang perlu dibuat oleh perusahaan untuk

mencatat besarnya estimasi atas beban piutang tak

tertagih adalah sebagai berikut ;

Beban piutang yang tidak dapat ditagih xxx -

Cadangan piutang yang tidak dapat ditagih - xxx

Apabila perusahaan mendapati bahwa ada pelanggan

yang tidak bisa membayar, maka ayat jurnal yang perlu

dibuat oleh perusahaan untuk mencatat penghapusan

piutang atas pelanggan tersebut adalah sebagai berikut:

Cadangan piutang yang tidak dapat ditagih xxx -

Piutang Usaha-Tn. Y - xxx

Apabila setelah perusahaan menghapus piutang

usahanya atas pelanggan tertentu, kemudian ternyata

pelanggan tertentunya tersebut beritikad baik dengan

membayar sebagian utang. Dalam hal ini, untuk mencatat

perolehan kembali atas sebagian dari piutangnya yang

telah dihapus, perusahaan harus membalik jurnal

penghapusan piutang yang telah dibuat ( tetapi hanya

sebesar jumlah yang perusahaan dapat tagih kembali) dan

lalu mencatat hasil penagihan tersebut :


59

Piutang Usaha Tn. Y xxx -

Cadangan piutang yang tidak dapat ditagih - xxx

Kas xxx -

Piutang Usaha Tn. Y - xxx

b. Estimasi Piutang Tak Tertagih

1.) Persentase dari Jumlah Penjualan. Menurut Hery

(2015:215) cara ini dinamakan sebagai metode laba rugi

(income statement method). Berdasarkan pada data

historis, sebuah persentase tertentu dari total penjualan

atau total penjualan kredit ditentukan dan digunakan

untuk menghitung besarnya estimasi beban kredit macet.

Metode ini focus pada penandingan yang layak atas

beban piutang tak tertagih terhadap besarnya pendapatan

penjualan terkait.

2.) Persentase dari Jumlah Piutang Usaha. Menurut Hery

(2015:217) cara ini menekankan penilaian piutang

usaha pada nilai bersihnya yang dapat direalisasi,

yang nantinya akan dilaporkan dalam neraca atau

dengan kata lain cara ini fokus pada penentuan figure

piutang usaha yang secara nyata dapat ditagih. Cara

ini dapat dibagi menjadi 2 metode, yaitu :

a. Metode Saldo Akhir Piutang

Pada metode ini, prosentase dari jumlah saldo akhir

piutang usaha yang di estimasikan tidak dapat ditagih

ditentukan. Saldo awal akun cadangan piutang tak

tertagih akan disesuaikan jumlahnya agar supaya


60

menghasilkan saldo akhir yang nilainya sama dengan

hasil prosentase ini

b. Metode Umur Piutang

Metode umur piutang pertama kali, piutang usaha

akan dikelompokkan berdasarkan pada masing-

masing karakteristik umurnya, yang artinya adanya

pengelompokan piutang usaha ke dalam kategori

berdasarkan atas tanggal jatuh tempo piutang.

Tabel 2.1
Karakteristik Umur Piutang
Kisaran Umur Piutang Persentase
Belum jatuh tempo 2%
Sudah jatuh tempo 1-30 hari 5%
Sudah jatuh tempo 31-60 hari 10%
Sudah jatuh tempo 61-90 hari 20%
Sudah jatuh tempo 91-180 hari 30%
Sudah jatuh tempo 181-365 hari 50%
Sudah jatuh tempo diatas 365
hari 80%
Sumber :Hery (2015:221)
61

2.1.6. Bagan Alir (Flowchart)

Menurut Romney dan Steinbart (2016:191 ) bagan alir adalah

teknik analisi bergambar yang digunakan untuk mendeskripsikan

beberapa aspek dari sistem informasi secara jelas, ringkas, dan

logis. Bagan alir menggunakan serangkaian symbol standar untuk

mendeskripsikan melalui gambar prosedur pemrosesan transaksi

yang digunakan perusahaan, dan arus data yang melalui sistem.

1) Simbol bagan alir (flowchart) secara umum menurut Romney

dan Steinbart (2016:198)

Tabel 2.2

Simbol bagan alir (flowchart) secara umum


62
63

2) Bagan alir (Flowchart) dokumen sistem penjualan kredit

Gambar 2.1. : Flowchart dokumen sistem penjualan kredit


Sumber : Mulyadi (2016:227)
64

Gambar 2.2. : Flowchart dokumen sistem penjualan kredit (lanjutan)


Sumber : Mulyadi (2016:228)
65

Gambar 2.3. : Flowchart dokumen sistem penjualan kredit (lanjutan)


Sumber : Mulyadi (2016:229)
66

Gambar 2.4. : Flowchart dokumen sistem penjualan kredit (lanjutan)


Sumber : Mulyadi (2016:230)
67

3) Flowchart prosedur penerimaan kas dari piutang

Gambar 2.5. : Flowchart prosedur penerimaan kas dari piutang


Sumber : Mulyadi (2016:263)
68

Gambar 2.6. : Flowchart prosedur penerimaan kas dari piutang (lanjutan)


Sumber : Mulyadi (2016:264)
69

4) Flowchart prosedur penghapusan piutang

Gambar 2.7. : Flowchart prosedur penghapusan piutang


Sumber : Mulyadi (2016:265)
70

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3
Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Tahun Teknis

. Peneliti Analis Data Hasil Penelitian

1 Jeffry Evaluasi 2016 Metode Menunjukkan


Rolando Penerapa deskriptif bahwa sistem
Taroreh, Sistem kualitatif pengendalian
Jessy D.L Pengendali- dengan internal
Warongan, an Internal teknik terhadap
Treesje Piutang Pada observasi, piutang usaha
Runtu PT.Mandiri wawancara, pada PT.Mandiri
Tunas dan Tunas Finance
Finance dokumentas Cab.Manado
Cab.Manado i sudah berjalan
dengan cukup
baik, namun
masih perlu
beberapa
perbaikan.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/13659
2 Andi Analisis 2017 Metode Sistem
Maujung Sistem kualitatif pengendalian
Tjodi, Pengendali-an dan analisis internal atas
David Internal deskriptif piutang usaha
Paul Elia Piutang Usaha dengan telah berjalan
Saerang, Pada PT. Bank teknik dengan baik.
Meily Sulutgo Kcp. observasi, Manajemen
Yoke Ranotana wawancara, perusahaan
Betsy dan telah
Kalalo dokumentas menerapkan
i konsep dasar
dan prinsip-
prinsip
71

pengendalian
internal
menurut COSO
(Committe Of
Sponsoring
Organizations).
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/16002
3 Meilina Analisis 2017 Metode Perushaaan
Ahdariani Sistem deskriptif perlu meninjau
Pengendalian kualitatif kembali untuk
Internal menambah
Piutang Pada beberapa
CV. Varian karyawan yang
Rasa mempunyai
Banjarmasin dasar keahlian
bidang
keuangan dan
pemasaran
khususnya
bagian
pencatatan dan
penagihan.

https://ejournal.stiepancasetia.ac.id/kindai/article/view/119/99
4 Dewi Analisis 2019 Metode Sistem
Handika Pengendalian deskriptif pengendalian
Yani Intern Piutang kualitatif intern piutang
Ade dalam dan data yang diterapkan
Rahma Meminimalisas yang oleh PT. JNE
Ayu i Piutang Tak digunakan Cabang Medan
Tertagih pada yaitu data sudah baik dan
PT. Jalur sekunder efektif dalam
Nugraha dan data meminimalisasi
Ekakurir (JNE) primer piutang tak
cabang Medan (teknik tertagih (bad
wawancara debt). Hal ini
72

dan dapat dilihat dari


dokumentas sistem serta
i strategi yang
digunakan oleh
PT. JNE dalam
meminimalisasi
piutang tak
tertagih.
https://www.journals.synthesispublication.org/index.php/civitas/article/view/76
5 Shofiana Evaluasi 2020 Jenis Sistem
Syam Sistem penelitian pengendalian
Pengendalian deskriptif intern penjualan
Intern kualitatif kredit yang
Penjualan (Metode diterapkan di
Kredit analisis PT Bussan
Berdasarkan yang Auto Finance
Kerangka digunakan Makassar 2
COSO Pada adalah sudah sesuai
PT Bussan kerangka dengan
Auto Finance COSO) kerangka sistem
Cab. Makassar pengendalian
2 intern COSO.
http://ojs.stie-tdn.ac.id/index.php/TB/article/view/115

2.3. Kerangka Berpikir

PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru


73

Fenomena masalah piutang macet pada


PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru :
1. Adanya rangkap jabatan antara tim penjualan dan tim tagihan
2. Tidak adanya kegiatan audit piutang
3. Adanya temuan dokumen nota penjualan palsu dan penggelapan uang
pembayaran dari pelanggan
4. Manajer sales tidak berfungsi dengan sebagaimana mestinya
5. Pencatatan piutang usaha masih menggunakan Microsoft excel
6. Kurangnya pengawasan terhadap pemberian limit kredit

Rumusan Masalah :
1. Bagaimana sistem pengendalian intern piutang yang selama ini dilakukan oleh
PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru ?
2. Bagaimana sistem pengendalian intern piutang yang seharusnya dilakukan
oleh PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru ?

Kajian Teori Kajian Empiris


1. Sistem (Mulyadi 2016, Romney 1. Jeffry Rolando (2016) evaluasi penerapan sistem
pengendalian internal piutang tak tertagih pada PT.
& Steinbart 2017) Mandiri Tunas Finance Cab. Manado
2. Pengendalian Intern (Mulyadi 2. Andi (2017) analisis sistem pengendalian internal
2016, Romney & Steinbart 2016, piutang pada PT. Bank Sulutgo Kcp. Ranotana
Hery 2015) 3. Meilina (2017) analisis sistem pengendalian internal
piutang pada CV. Varian Rasa Banjarmasi
3. Piutang (Mulyadi 2016, Hery
4. Dewi (2019) analisis pengendalian intern piutangk
2016) tertagih pada PT. Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) cab.
Medan
5. Shofiana (2020) evaluasi sistem pengendalian intern
penjualan6 kredit berdasarkan kerangka COSO pada
PT. Busssan Auto Finance cab.Makassar 2

Analisis
Sistem Pengendalian Intern Piutang yang Efektif dan Efisien

Hasil/Tujuan
Meminimalisir Piutang Tak Tertagih

Gambar 2.8 : Kerangka Berpikir


Sumber: Diolah Peneliti, 2021
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Menurut Dr Eko Murdiyanto (2020), penelitian

kualitatif adalah jenis yang menghasilkan penemuan-penemuan yang

tidak dapat dicapai dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik

atau dengan cara kuantifikasi lainnya.

Pendekatan deskriptif dengan melakukan kegiatan penelitian

lapangan (field research). Metode penelitian deskriptif adalah yaitu proses

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menjabarkan atau

melukiskan kondisi objek penelitian pada periode penelitian berdasarkan

fakta-fakta yang ada. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk

memberi gambaran yang lebih jelas tentang situasi sosial,fakta-fakta,

sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. (Nasution,

2015:24).

Jenis penelitian dalam penelitian ini mengambil objek penelitian

pada PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru. Penelitian ini bertujuan

untuk menganalisis bagaimana sistem pengendalian internal piutang

usaha untuk meminimalisir piutang tak tertagih yang dilakukan oleh PT.

Agro Universal Mandiri Banjarbaru.

3.2. Definisi Operasional Variabel

Operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada

suatu variabel dengan cara memberikan arti bagaimana variabel tersebut

diukur. Untuk menjelaskan operasional variabel dalam penelitian dapat

dilihat pada Table 3.1 berikut :


75

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Definisi Indikator

Sistem Pengendalian internal a. Struktur orgnisasi yang

Pengendalian adalah seperangkat memisahkan tanggung

Internal kebijakan dan prosedur jawab

Piutang Usaha yang dibuat untuk b. Sistem wewenang dan

melindungi aset atau prosedur pencatatan

kekayaan perusahaan c. Praktik yang sehat dalam

dari segala bentuk melaksanakan tugas dan

tindakan fungsi setiap bidang

penyalahgunaan, d. Karyawan yang mutunya

menjamin tersedianya sesuai dengan tanggung

informasi akuntansi jawab

yang akurat, serta

untuk memastikan

bahwa semua

peraturan dan undang-

undang tealh ditaati

seluruh karyawan Hery

(2015:159)

Sumber: Diolah Peneliti, 2021


76

3.3. Jenis dan Sumber Data

3.3.1. Jenis Data

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah Data

kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang tidak berwujud

angka, melainkan dalam bentuk suatu penjelasan yang

menggambarkan keadaan, fenomena dan peristiwa tertentu.

3.3.2. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini berupa data yang

diperoleh langsung dari pemilik PT. Agro Universal Mandiri

Banjarbaru. Data yang diperoleh berupa hasil pengamatan dan

wawancara peneliti mengenai masalah yang dibahas

2. Data Sekunder

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa data

yang sudah tersedia atau disusun oleh PT. Agro Universal Mandiri

Banjarbaru berupa sejarah perkembangan perusahaan, deskripsi

jabatan, struktur organisasi dan posisi piutang usaha.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Merupakan penelitian dilakukan langsung ke lapangan penelitian

untuk mengumpulkan data. Dilakukan dengan cara, melalui:

a. Wawancara

Merupakan pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab

secara langsung dengan pemilik PT. Agro Universal Mandiri

Banjarbaru.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran

umum PT Agro Universal Mandiri Banjarbaru, pengendalian intern


77

atas piutang usaha untuk meminimalkan piutang tak tertagih serta

unit- unit yang berkaitan dengan pengendalian intern atas piutang.

b. Observasi

Merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

secara langsung pada PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru .

Pengamatan ini dilakukan untuk melihat secara langsung terhadap

fenomena- fenomena obyek yang akan diteliti. Penulis melakukan

penelitian yang dilakukan dengan mengamati secara langsung proses

dan kegiatan pengendalian atas piutang yang dilakukan perusahaan

untuk meminimalkan jumlah piutang tak tertagihnya.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari catatan-

catatan yang dimiliki oleh PT Agro Universal Mandiri Banjarbaru yang

telah terdokumentasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh data

tentang dokumen, pencatatan piutang yang digunakan perusahaan

dalam pengendalian intern atas piutang.

d. Studi Pustaka

Dengan metode ini penulis melakukan pengumpulan data dari

berbagai literatul yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas.

3.5. Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2018: 482), yang dimaksud dengan teknik

analisis data adalah proses mencari data, menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan

dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,

menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesis, menyusun ke dalam

pola memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
78

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang

lain.

Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah dengan

mengguanakan metode deskriptif kualitatif. Adapun tahapan- tahapan

analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

1. Melakukan pengumpulan data berupa wawancara dengan pemilik PT.

Agro universal Mandiri Banjarbaru serta observasi dan dokumentasi.

2. Mengetahui bagaimana sistem pengendaliam intern piutang usaha

pada PT. Agro universal Mandiri Banjarbaru

3. Melakukan analisa dalam sistem pengendalian intern piutang usaha

yang telah dijalankan pada PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

4. Merancang sistem pengendalian intern piutang usaha yang seharusnya

dijalankan pada PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

5. Memberikan saran rekomendasi kepada pemilik agar dapat

memperbaiki sistem pengendalian intern piutang usaha perusahaan

dapat berjalan dengan efektif dan efisien.


79

3.6. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara langsung pada PT Agro Universal

Mandiri Banjarbaru yang beralamat di Jalan Mr. Cokrokusumo RT/RW

01/01 Sei. Besar Banjarbaru Kalimantan Selatan.Telepon 05114784773.

Gambar 3.1: Lokasi Penelitian (Menggunakan Google Maps)


Sumber: Google Maps, 2021

3.7. Jadwal Peneltian

Tabel 3.2

Jadwal Penelitian

Tahun 2021/2022
No. Kegiatan
Sep Okt Nov Des Jan

1 Proses Proposal 

2 Bimbingan Proposal  

3 Seminar Proposal 

4 Proses Penelitian    

5 Ujian Skripsi 

Sumber: Diolah Peneliti, 2021


80

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

4.1.1. Sejarah Perusahaan

PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru Nomor

510/6893/DPMPTSP/2017 adalah sebuah perusahaan yang

bergerak dalam bidang distributor pestisida yang terletak dijalan

Mr. Cokrokusumo RT 01/RW 01 Sei besar Banjarbaru Kalimantan

Selatan. Perusahaan ini adalah anak perusahaan dari CV. Inti

Tani yang sebelumnya sudah berdiri sejak 1999 , kemudian

dengan seiring berkembangnya bisnis pertanian, perkebunan, dan

kehutanan membuat bapak Kurnia Manullang selaku pendiri

perusahaan untuk mendirikan bisnisnya lagi yaitu PT. Agro

Universal Mandiri pada tahun 2015 . Kegiatan usahanya adalah

memasarkan atau menjual berbagai macam jenis Herbisida,

Fungisida, Pupuk dan Stmulant tanaman dengan cara kredit.

Selain itu PT. Agro Universal Mandiri juga bermitra dengan

pemerintah daerah dalam pengadaan pestisida di proyek

pemerintahan dan perkebunan swasta.

Bapak Kurnia Manullang mendirikan usaha ini karena

keterampilan beliau dalam memasarkan produk dan jiwa bisnis

beliau yang mempunyai semangat tinggi sehingga dapat

mendirikan perusahaan sendiri yang sebelumnya beliau dulunya

adalah seorang karyawan dalam sebuah perusahaan pestisida


81

juga, berinisiatif dan bertekad bulat untuk mendirikan perusahaan

sendiri dan menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan

ekonomi karyawannya.

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan Misi PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru adalah

sebagai berikut :

1. Visi

Menjadi perusahaan penyedia dan pendistribusian sarana

produk pertanian terbaik di Indonesia khususnya wilayah

Kalimantan.

2. Misi

a. Memberikan produk-produk pertanian dengan kualitas

terbaik dan harga yang kompetitif serta memberikan

pelayanan yang sangat memuaskan pada pelanggan.

b. Membangun hubungan jangka panjang dengan pelanggan

sebagai salah satu keunggulan dalam persaingan usaha.

4.1.3. Struktur Organisasi Perusahaan

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah suatu susunan bertingkat dan

hubungan antara setiap individdu atau SDM yang berada pada

lingkup perusahaan tersebut memilki posisi dan fungsinya masing-

masing untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan

perusahaan. Struktur organisasi yang baik menggambarkan

dengan jelas pemisahan kegiatan antara satu dengan yang lain

dan bagaimana hubungan aktifitas dan fungsi dibatasi.


82

Susunan struktur organisasi yang ada pada PT. Agro

Universal Mandiri Banjarbaru adalah sebagai berikut :

Pemilik / Pemimpin/Direktur
PT. Agro Universal Mandiri
Banjarbaru

Kepala bag. Kepala Kepala Kepala


Pembelian Gudang Adm. & Keu. Marketing/
Penjualan

Staff
Admin Staff
Marketing/
Penjualan

Bagian
Pengiriman

Gambar 4.1: Struktur organisasi PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru


Sumber : PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru
83

2. Pembagian Tugas
Berdasarkan struktur organisasi dari PT. Agro Universal

Mandiri Banjarbaru penulis merincikan mengenai tugas dari setiap

unit kerja masing-masing :

a. Pemimpin

Tugas dan tanggung jawab :

a) Memimpin perusahaan

b) Membuaaaaaaaaaaaat peraturan perusahaan

c) Mengambil setiap keputusan operasional perusahaan

d) Meminta pertanggungjawaban setiap masing-masing

manajer (kepala bagian) pelaksana tiap bidang

e) Bertanggung jawab atas kelangsungan hidup

perusahaan

b. Kepala Pembelian

Tugas dan tanggung jawab :

a) Bertugas mengevaluasi supplier

b) Membantukan dalam hal negosiasi kontrak dan harga

dengan supplier

c) Menjaga hubungan baik dengan supplier

d) Melakukan mediasi pembayaran dan jadwal

pembayaran agar tersusun dan tepat waktu

e) Membuat PO (Purchase Order) ke supplier

f) Pencatatan dan pengarsipan dokumen pembelian

seperti invoice, faktur, dan PO Purchase Order

g) Menyiapkan list stok barang yang harus diorder

Kembali
84

c. Kepala gudang

Tugas dan tanggung jawab :

a) Mengawasi dan mengontrol operasional gudang

b) Mencatat dan mengawasi keluar masuk barang di

gudang sesuai SOP

c) Melakukan stock opname setiap 3/4 bulan sekali

d) Melakukan pengecekan pada barang yang diterima

digudang harus sesuai surat jalan dari supplier

e) Menyiapkan dan membuat list barang yang akan

dibawa oleh staff penjualan/marketing

f) Melaporkan dan mencocokkan data kepada kepala

administrasi dan keuangan setiap awal bulan

d. Kepala Admin dan Keuangan

Tugas dan tanggung jawab :

a) Membuat rencana keuangan perusahaan

b) Mengatur arus kas perusahaan

c) Membuat laporan manajemen keuangan perusahaan

d) Backup dan mengontrol pencatatan staff admin

e) Mengurus dan menyimpan surat-surat berharga

perusahaan

e. Staff Admin

1) Admin bagian piutang dan hutang dagang

Tugas dan tanggung jawab :

a) Mencatat data piutang sesuai dengan nota

penjualan yang sudah dibuat


85

b) Mencatat pengurangan piutang pelanggan sesuai

dengan berita acara

c) Menyiapkan daftar tagihan dan kelengkapan data

yaitu nota penjualan yg asli yang akan menjadi

dasar untuk ditagih

d) Mengingatkan pelanggan dan pengecekan akan

jatuh tempo pembayaran via telepon atau sms

e) Membuat laporan piutang dagang dan hutang

mingguan dan bulanan untuk kepala administrasi

dan keuangan,sales, kepala marketing/penjualan

dan pimpinan peusahaan

f) Mengingatkan kepala administrasi untuk jadwal

pembayaran hutang dagang serta pencatatannya

setelah dibayarkan dan melakukan pembayaran

hutang perusahaan

g) Melakukan arsip dokumen piutang dagang dan

hutang dagang dengan rapi dan baik

h) Menerima dan menghitung uang hasil tagihan sales

dan disetorkan kepada pengelola kas untuk

disetorkan ke bank

2) Admin bagian pengelola kas

Tugas dan tanggung jawab :

a) Mencatat dan melaporkan transaksi kas kecil

perusahaan
86

b) Melakukan perumusan, penetapan serta

pelaksanaan kebijakan penganggaran pengeluaran

perusahaan

c) Mengawasi pengeluaran para sales (expen)

d) Menjalankan keuangan perusahaan seefesien dan

seefektif mungkin

e) Bertanggung jawab atas berbagai keputusan

pembiayaan yang ada

f) Bertanggung jawab mengelola pencatatan dan

pelaporan pajak perusahaan

f. Kepala Marketing/Penjualan

a) Mengarahkan dan mengkoordinasi sales bawahannya

b) Merencanakan, mengarahkan dan mengkoordinasi

strategi perusahaan, kegiatan dan kebijakan dalam

pemasaran untuk mempromosikan barang dagangan

c) Membangun kerja sama antara pemerintah daerah

untuk pengadaan proyek pestisida atau perkebunan

swasta

d) Mengembangkan strategi harga, menyeimbangkan

antara tujuan perusahaan dengan kepuasan

pelanggan

e) Mengklasifikasikan barang pestisida kepada kepala

pembelian untuk barang yang cepat laku

f) Membuat target penjualan

g. Sales

a) Menjual atau memasarkan produk perusahaan


87

b) Menguasai produk knowledge

c) Membuat nota penjualan yang diserahkan ke

pelanggan

d) Turut serta mengantar barang serta menarik tagihan

piutang pelanggan

e) Dapat menciptakan pasar atau permintaan

f) Menjaga citra perusahaan

h. Bagian pengiriman

1) Driver

a) Bertanggung jawab atas atas perlengkapan dan

peralatan mobil yang dibawa

b) Bertanggung jawab saat membawa muatan berat

c) Bertanggung jawab atas barang yang dibawa

d) Menjaga kebersihan mobil

2) Helper

a) Membantu sales dan driver dalam memuat dan

menurun kan barang

b) Menjaga kebersihan kantor dan gudang

4.1.4. Kegiatan Usaha

Kegiatan usaha yang dilakukan adalah usaha di bidang

pendistribusian pestisida, yaitu perusahaan membuat purchase

order (PO) ke pabrikan dan membeli barang dagangan tersebut

bisa secara tunai atau kredit dengan berbagai macam jenis

pestisida sesuai dengan PO yang sudah dibuat, kemudian barang

tersebut dijual kembali secara tunai atau kredit, kebanyakannya

pelanggan membeli secara kredit.


88

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Sistem

1. Peraturan

Peraturan yang mendukung atau terkait dengan sistem

pengendalian intern piutang usaha pada PT. Agro Universal

Mandiri Banjarbaru tidak ada secara data tertulis.

2. SDM

Sumber daya manusia yang ada pada PT. Agro Universal

Mandiri Banjarbaru pada saat ini berjumlah 14 Orang dengan

tugas dan tanggung jawabnya yang diberikan masing-masing

karyawan.

Tabel 4.1
Jumlah Karyawan dan Jabatan PT. Agro Universal Mandiri

No. Jabatan Jumlah

1. Pemilik / Pemimpin 1 Orang

2. Kepala Bagian Pembelian 1 Orang

3. Kepala Gudang 1 Orang

4. Kepala Administrasi dan Keuangan 1 Orang

5 Kepala Marketing 1 Orang

6. Staff Marketing 2 Orang

7. Staff Admin 2 Orang

8. Bagian Pengiriman 5 Orang

Total 14 Orang
89

3. Prosedur

Sistem prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan,

memproses, dan menyimpan data tentang aktifitas-aktifitas

yang ada pada PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru adalah

masih berbasis manual menggunakan Microsoft office excel

tidak menggunakan aplikasi atau program, dan untuk

pencatatan piutang pelanggan tersebut juga di backup dengan

menggunakan kartu piutang yang disimpan dalam map

khusus dengan berdasarkan masing-masing pelanggan dan di

simpan dalam lemari file cabinet.

Prosedur (SOP) piutang usaha pada PT. Agro Universal

Mandiri Banjarbaru :

1. Bagian piutang mengevaluasi data piutang

2. Bagian piutang meneruskan data piutang kepada

pimpinan, kepala administrasi dan keuangan, manajer

sales dan sales

3. Kepala administrasi dan keuangan mengosreksi data

piutang, memastikan kelengkapan, akurasi dan

validitasnya

4. Bagian piutang melakukan pencatatan dan pengarsipan

dari hasil tagihan sales

5. Jika manajer sales atau sales melakukan penarikan arsip

nota penjualan asli untuk tagihan harus dibuatkan berita

acara
90

6. Bagian piutang mengingatkan pelanggan atas

pembayaran yang jatuh tempo

7. Sebelum mengirimkan barang di cek terlebih dahulu

kredit limit pelanggan dari total piutang yang ada

4. Peralatan

Peralatan yang digunakan pada PT. Agro Universal Mandiri

Banjarbaru terbagi dalam tiga kategori, yaitu adalah hardware,

software dan untuk lebih jelasnya sebagai berikut :

a. Hardware (peralatan keras)

Hardware atau peralatan keras yang digunakan oleh PT.

Agro Universal Mandiri Banjarbaru adalah :

1) Perangkat pengolah data, yaitu : laptop, mouse

2) Perangkat keluaran, yaitu : printer untuk mencetak

dokumen , router wifi, flashdisk

b. Software (perangkat lunak)

Software atau perangkat lunak yang digunakan oleh PT.

Agro Universal Mandiri Banjarbaru adalah menggunakan

manual yaitu perangkat lunak microsoft excel

c. Brainware (orang yang memakai)

Brainware adalah seluruh orang yang terlibat dalam

prosesnya pada PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

adalah admin

5. Data

Data-data yang digunakan pada PT. Agro Universal Mandiri

Banjarbaru adalah data penjualan, data pelanggan, data

piutang dan hutang, data pembelian, data kas masuk dan kas
91

keluar , daftar barang dan harga jual, serta untuk backup data

di masukkan kedalam flashdisk atau dalam laptop tersebut.

Data Piutang Macet Tahun 2021

PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

Period
Nama Kios Total Invoice Terbayar Saldo
e No.
Invoice
Toko Berkah Tani 513 Rp 23,629,000 Rp 1,300,000 Rp 22,329,000
Toko Berkah Tani 627 Rp 49,000,000 Rp - Rp 49,000,000
Toko Sumber Tani
Prima 2788 Rp 2,120,000 Rp - Rp 2,120,000
Toko Barokah 1410 Rp 23,000,000 Rp 2,000,000 Rp 21,000,000
Toko Berkat Tani 163 Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
Toko Berkat Tani 00168 Rp 1,440,000 Rp - Rp 1,440,000
Toko Berkat Tani 00231 Rp 1,700,000 Rp - Rp 1,700,000
Toko Berkat Tani 500 Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
Toko Bhakti Tani 00169 Rp 3,162,500 Rp - Rp 3,162,500
Toko Mitra Flora 550 Rp 8,436,000 Rp - Rp 8,436,000
Kios Anugerah Tani 2516 Rp 4,720,000 Rp 1,500,000 Rp 3,220,000
Toko Indotani 812 Rp 4,000,000 Rp - Rp 4,000,000
Usaha Tani Bersama 1957 Rp 7,117,000 Rp 4,800,000 Rp 2,317,000
Usaha Tani Bersama 2030 Rp 8,848,000 Rp - Rp 8,848,000
Usaha Tani Bersama 2164 Rp 8,160,000 Rp - Rp 8,160,000
Usaha Tani Bersama 2278 Rp 3,450,000 Rp - Rp 3,450,000
2021

Usaha Tani Bersama 2368 Rp 6,280,000 Rp - Rp 6,280,000


Toko H. Idham 457 Rp 10,862,500 Rp - Rp 10,862,500
Toko H. Idham 553 Rp 20,433,500 Rp - Rp 20,433,500
Toko H. Idham 646 Rp 16,790,000 Rp - Rp 16,790,000
Toko H.Idham 972 Rp 1,912,000 Rp - Rp 1,912,000
Kios Risky 1400 Rp 7,402,500 Rp - Rp 7,402,500
Toko Bina Tani 623 Rp 2,625,500 Rp - Rp 2,625,500
Toko Bina Tani 640 Rp 7,240,000 Rp - Rp 7,240,000
Toko Bina Tani 676 Rp 4,270,000 Rp - Rp 4,270,000
Toko Bina Tani 703 Rp 7,250,000 Rp - Rp 7,250,000
UD.Agrotani 1527 Rp 40,369,000 Rp - Rp 40,369,000
Bp Ibas 1436 Rp 15,700,000 Rp 1,000,000 Rp 14,700,000
Bp Albar 2831 Rp 2,140,000 Rp 1,940,000 Rp 200,000
Bp Surait 2821 Rp 3,000,000 Rp 1,000,000 Rp 2,000,000
Bp Surait 2850 Rp 1,760,000 Rp - Rp 1,760,000
Bp Sata 2664 Rp 6,320,000 Rp 2,444,000 Rp 3,876,000
Bp Hardianto 2751 Rp 510,000 Rp - Rp 510,000
Bp Hardianto 2825 Rp 1,060,000 Rp - Rp 1,060,000
92

Toko Muda Bertani 2196 Rp 220,000 Rp - Rp 220,000


Toko Muda Bertani 2225 Rp 100,000 Rp - Rp 100,000
Toko Muda Bertani 2237 Rp 880,000 Rp - Rp 880,000
Bu Hj. Raudah 2282 Rp 1,520,000 Rp - Rp 1,520,000
Toko Jaya Tani 2294 Rp 3,290,000 Rp - Rp 3,290,000
Bp Muzhan 2703 Rp 4,500,000 Rp 1,200,000 Rp 3,300,000
Bp Muzhan 2736 Rp 2,120,000 Rp - Rp 2,120,000
Bp Muzhan 2761 Rp 2,420,000 Rp - Rp 2,420,000
Bp Dama 2350 Rp 8,775,000 Rp - Rp 8,775,000
Bp Komang 2446 Rp 1,700,000 Rp 400,000 Rp 1,300,000
Toko Roni 2496 Rp 1,010,000 Rp - Rp 1,010,000
Toko Armin 2642 Rp 5,000,000 Rp - Rp 5,000,000
Tooko Cahyono 2566 Rp 25,750,000 Rp - Rp 25,750,000
Bp Kuntoro 2628 Rp 265,000 Rp - Rp 265,000
Toko Sumber Tani
Prima 3252 Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
Toko Sinar Tani 3251 Rp 5,493,000 Rp - Rp 5,493,000
Toko Andri Tani 3119 Rp 3,120,000 Rp - Rp 3,120,000
Toko Nanda 3210 Rp 2,300,000 Rp - Rp 2,300,000
Bp. H. Hamid 3080 Rp 1,920,000 Rp - Rp 1,920,000
Toko albar tani 3248 Rp 670,000 Rp - Rp 670,000
Toko Fitriana 2940 Rp 1,000,000 Rp - Rp 1,000,000
Bp. Adi 3162 Rp 940,000 Rp - Rp 940,000
Toko Nana 3048 Rp 1,530,000 Rp - Rp 1,530,000
Bp. Zahra 3073 Rp 3,970,000 Rp - Rp 3,970,000
Bp. Zahra 3120 Rp 7,800,000 Rp - Rp 7,800,000
Bp. Zahra 3155 Rp 12,640,000 Rp - Rp 12,640,000
Bp. Zahra 3164 Rp 15,160,000 Rp - Rp 15,160,000
Bp. Zahra 3193 Rp 6,820,000 Rp - Rp 6,820,000
Bp. Lubis 2803 Rp 7,668,000 Rp - Rp 7,668,000
Bu. Mimin 3044 Rp 5,960,000 Rp - Rp 5,960,000
Bp. Padli 3106 Rp 1,120,000 Rp - Rp 1,120,000
Kios Sahabat Tani 3216 Rp 2,630,000 Rp - Rp 2,630,000
Toko Raisa Putri 3013 Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
Toko Sauki 3025 Rp 577,000 Rp - Rp 577,000
Kios Hayati 3026 Rp 1,715,000 Rp - Rp 1,715,000
Kios Hayati 3035 Rp 435,000 Rp - Rp 435,000
Kios Sidomulya 3056 Rp 110,000 Rp - Rp 110,000
Kios Sidomulya 3097 Rp 1,480,000 Rp - Rp 1,480,000
Kios Sidomulya 3109 Rp 1,780,000 Rp - Rp 1,780,000
Kios Nurjannah 3214 Rp 2,700,000 Rp - Rp 2,700,000
Bp. Aris 3224 Rp 1,200,000 Rp - Rp 1,200,000
Kios Tani Jaya 3178 Rp 1,000,000 Rp - Rp 1,000,000
Kios Sumber Jaya 3173 Rp 1,200,000 Rp - Rp 1,200,000
Mekar
93

Kios Bina Tani 3187 Rp 1,050,000 Rp - Rp 1,050,000


Bp. Firdaus 3195 Rp 980,000 Rp - Rp 980,000
Toko M. Wildan 3208 Rp 720,000 Rp - Rp 720,000
Toko Sumber Tani 3236 Rp 1,840,000 Rp - Rp 1,840,000
Bp. Bambang 3244 Rp 250,000 Rp - Rp 250,000
Toko Sentra Tani 3247 Rp 940,000 Rp - Rp 940,000
Untung Jaya Tani 3249 Rp 2,960,000 Rp - Rp 2,960,000
Toko Saila 3250 Rp 1,100,000 Rp - Rp 1,100,000
Rp537,457,000 Rp83,205,500 Rp454,251,500
Sumber : PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

4.2.2. Pengendalian Intern

1. Lingkungan Pengendalian

Berdasarkan wawancara terhadap salah satu karyawan

disimpulkan bahwa lingkungan pengendalian karyawan PT.

Agro Universal Mandiri Banjarbaru menunjukkan perilaku

SDM manajemen sales terhadap tugas dan tanggung

jawabnya sebagai manajer sales tidak berfungsi dengan

sebagaimana mestinya yang harus mengawasi bawahannya

yaitu sales dan kurangnya kontrol dalam hal pemberian

pengajuan kredit baru atau pemberian plafon kredit setiap

pelanggan tidak dijalankan sesuai prosedurnya yang

mengacu pada form kredit limit yang telah dibuat oleh

pelanggan itu sendiri dan disetujui oleh pimpinan langsung

karena di sini manajer sales itu sendiri sibuk untuk mencapai

target penjulan perusahaan.

2. Penilaian Risiko

Berdasarkan wawancara terhadap salah satu karyawan

disimpulkan bahwa terkait penentuan risiko pada PT. Agro

Universal Mandiri Banjarbaru telah melakukan langkah-

langkah yang tepat untuk meminimlisir piutang tak tertagih


94

yaitu dalam hal mengingatkan via telepone atau sms atas sisa

piutang yang telah jatuh tempo dan meminta segera jadwal

pembayaran dari pelanggan.

3. Aktivitas Pengendalian

Berdasarkan wawancara terhadap salah satu karyawan

disimpulkan bahwa kegiatan pengendalian pada PT. Agro

Universal Mandiri Banjarbaru dibagi dalam beberapa kegiatan,

yaitu :

a. Kegiatan oleh masing-masing bagian yang berhubungan

dengan piutang, meliputi :

1) Bagian Penerimaan atau kasir menjadi satu orang

dengan bagian pencatatan

2) Bagian penagihan menjadi satu orang dengan bagian

sales atau penjualan

b. Rekonsiliasi kegiatan yang menyangkut piutang usaha,

yaitu :

1) Mencocokkan antara aging piutang dan pembayaran

dengan saldo piutang usaha yang tercatat pada kepala

bagian administrasi dan keuangan

2) Pembayaran piutang usaha hanya di rekening bank

atas nama Kurnia Manullang (pemilik/pimpinan

PT.Agro Universal Mandiri)

3) Dokumen-dokumen dan laporn yang berkaitan dengan

piutang PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

Dokumen-dokumen dari PT. Agro Universal Mandiri

Banjarbaru :
95

1) Nota penjualan

2) Bukti pembayaran pelanggan

3) Berita acara tagihan


96

4) Kartu Piutang

5) Surat Jalan
97

6) Kredit limit pelanggan


98
99

Sumber : PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

4. Informasi dan Komunikasi

Berdasarkan wawancara terhadap salah satu karyawan

disimpulkan bahwa informasi dan komunikasi pada PT. Agro

Universal Mandiri Banjarbaru terhadap piutang usaha telah

berjalan dengan efektif. Hal ini ditandai dengan terjalinnya

komunikasi antara admin bagian piutang dengan sales

sebelum melakukan penagihan kepada pelanggan juga

dilengkapi dengan pembuatan berita acara penarikan

dokumen yaitu nota tagihan.

5. Pengawasan

Berdasarkan wawancara terhadap salah satu karyawan

disimpulkan bahwa pengawasan pada PT. Agro Universal

Mandiri Banjarbaru berguna untuk mengendalikan dan

menghindari piutang tak tertagih perusahaan adalah dengan

melaksanakannya audit terhadap pencatatan dan audit


100

langsung terhadap kebenaran nota-nota , namun evaluasi

tersebut tidak dilkukan secara berkala karena tidak adanya

tanggung jawab yang diberikan oleh pimpinan kepada

seseorang yang akan bertanggung jawab untuk melakukan

audit piutang tersebut. Sehingga kurangnya perhatian untuk

melakukan audit tersebut.

4.3. Pembahasan

4.3.1. Sistem Pengendalian Intern Piutang Usaha yang Selama Ini

Dilakukan Oleh PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

1. Unsur – unsur pengendalian intern

a. Struktur organisasi

Struktur organisasi yang ada pada PT. Agro Universal

Mandiri Banjarbaru saat ini memiliki 14 orang dalam

struktur organisasi tetapi perlunya menambah fungsi

penagihan sehingga tidak ada lagi perangkapan tugas

pada bagian penjualan agar bagian penjualan fokus

untuk berjualan saja dan fokus dalam memilah customer

mana yang dapat diberikan kredit dan plafon kredit

pelanggan lebih diketatkan lagi. Dengan adanya bagian

dan fungsinya masing-masing sesuai dengan ilmu

akuntansi yang sebenarnya sehingga akan membuat

pekerjaan lebih efesien dan terhindar dari segala hal

yang tidak diinginkan. Perangkapan yang terjadi pada

PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru yaitu terjadi pada

bagian penjualan dan disini dia juga yang melakukan

penagihan. Jika pada bagian penagihan ditambah maka


101

uang hasil tagihan tersebut akan terkelola dengan baik

agar tidak terjadi penyelewengan. Serta bagian piutang

seharusnya tidak menerima atau menghitung uang hasil

tagihan disini juga perlu menambah kan fungsi

penerimaan atau kasir.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

Metode yang digunakan oleh PT. Agro Universal Mandiri

Banjarbaru untuk mencatat piutang adalah

menggunakan bentuk laporan piutang seluruh

pelanggan menggunakan microsoft excel dan juga

dibantu dengan kartu piutang. Kemudian nota penjualan

diberi nomor secara urut dan memiliki 4 rangkap dengan

urutan yang pertama lembar asli berwarna putih lembar

copy ada 3 warna yaitu pink, biru dan kuning . Yang

dimana akan diserahkan kepada pelanggan yang

membeli secara kredit yaitu lembar copy yang berwarna

pink, jika pelanggan membeli secara tunai yaitu lembar

asli yang berwarna putih dan jika kredit lembar putih

disimpan oleh bagian piutang selaku penyimpan

dokumen dan digabungkan dengan kartu piutang yang

di arsip kedalam map urut ssuai abjad nama pelanggan

dan map-map tersebut di masukkan kedalam lemari file

cabinet. Lembar nota berwarna putih ini adalah aset

yang benar-benar harus disimpan dan dijaga dengan

baik sebab ini digunakan sales untuk melakukan tagihan

terhadap pelanggan. kemudian lembar copy yang


102

berwarna biru adalah sebagai arsip bagian gudang dan

yang kuning adalah sebagai arsip bagian piutang .

Untuk menarik dokumen nota berwarna putih harus

menggunakan berita acara agar jika terjadi kehilangan

nota lembar putih dapat dipertanggung jawabkan.

Bagian penjualan atau sales membuat bukti tanda

terima pembayaran dari pelanggan dan diberikan

kepada bagian piutang untuk dilakukan pencatatan dan

diarsip.

Tidak pernah mencadangkan kerugian piutang dalam

laporan keuangan . Selama ini, metode penghapusan

yang dilakukan adalah secara langsung mencatatnya

pada saat diyakini bahwa piutang tersebut benar-benar

diyakini tidak dapat ditagih lagi.

c. Praktik yang sehat

Setiap formulir yang digunakan dalam prosedur piutang,

penggunaannya harus dipertanggung jawabkan oleh

setiap karyawan yang memakainya. Dan jika setiap

formulir yang salah isi atau rusak, hendaknya jangan

dibuang dan cukup berikan tanda batal atau tanda

lainnya dan di arsip sehingga dapat diketahui bahwa

formulir tersebut tidak disalah gunakan, sehigga dengan

adanya bernomor urut dalam setiap formulir , akan

segera dapat diketahui mengapa formulir dengan nomor

urut tertentu tidak digunakan, dan dapat memastikan


103

bahwa hal itu bukan suatu yang disengaja yang

dilakukan karyawan yang akan berbuat curang.

d. Karyawan yang cakap dan sesuai mutunya

PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru tidak melakukan

kebijakan tentang penerimaan karyawan baru dan

program pengembangan karyawan yang ditetapkan

secara formal atau tertulis, sehingga uraian lengkapnya

tentang identitas karyawan yang cakap tidak dapat

diberikan.

2. Flowchart system pengendalian piutang yang selama ini

dilakukan oleh PT. Agro Universal Mandiri


104

Bagian Penjualan/Sales

mulai
1 3

Diarsip untuk tagihan


pembeli memesan
melalui telp atau 4
orderan dengan sales 3
1
2
1 Inv.
catatan pesanan
penjualan Inv.

cek barang
digudang Meminta T
persetujuan
pimpinan/manajer
sales

buat faktur
penjualan kredit
4
3
2

4 1

3
Inv.
2
1

Invoice 2

Gambar 4.2 : Flowchart Piutang Dagang

Sumber : PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

Bagian Admin Piutang Bagian Gudang

4 1

4
2 3
1 2
Input di 1
Inv

105

Inv.

Bersama uang
tagihan
3 Bukti
Pembayaran

INV.

selesai

Gambar 4.3 : Flowchart Piutang Dagang (lanjutan)

Sumber : PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

Bagian Pengiriman

1
106

menyerahkan barang

meminta persetujuan
pembeli ttdFPK & SJ

1 2

SJ SJ
4 2
3
Inv
1

Inv Untuk pembeli

Gambar 4.4 : Flowchart Piutang Dagang (lanjutan)

Sumber : PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru


107

4.3.2. Sistem Pengendalian Intern Piutang Usaha yang Seharusnya

Dilakukan Oleh PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

1. Unsur – unsur pengendalian intern

a. Struktur organisasi

1) Sumber daya manusia yang ada dipisahkan jabtan

dan fungsinya, agar tidak terjadi perangkapan tugas

dan jabatan

2) Perlu menambah bagian penagihan

3) Dan menjabarkan ulang fungsi tiap jabatan agar

sesuai pengendalian intern yang disarankan, yaitu

sebagai berikut :

a) Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi

kredit

b) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi

penjualan dan fungsi kredit

c) Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi kas

d) Transaksi penjualan kredit harus dilaksanakan

oleh fungsi penjualan, fungsi kredit, fungsi

pengiriman, fungsi penagihan, dan fungsi

akuntansi. Tidak ada transaksi penjualan kredit

yang dilaksanakan secara lengkap hanya oleh

satu fungsi tersebut.

b. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan

Disini yang akan disarankan kepada PT. Agro Universal

Mandiri Banjarbaru adalah:


108

a) Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh

fungsi penjualan dengan menggunakan formulir

surat order pengiriman

b) Persetujuan pemberian kredit diberikan oleh

fungsi kredit dengan membubuhkan tanda tangan

pada credit copy (yang merupakan tembusan

surat order pengiriman)

c) Pengiriman barang kepada customer atau

pelanggan diotorisasi oleh fungsi pengiriman

dengan cara menandatangani dan membubuhkan

cap stempel “sudah dikirim” pada copy surat order

pengiriman.

d) Penetapan harga jual, syarat penjualan, syarat

pengangkutan barang, dan potongan penjualan

berada ditangan direktur pemasaran dengan

penerbitan surat keputusan mengenai hal tersrbut.

e) Terjadinya piutang diotorisasi oleh fungsi

penagihan dengan membubuhkan tanda tangan

pada faktur penjualan

f) Pencatatan kedalam kartu piutang dan kedalam

jurnal penjualan, jurnal penerimaan kas, dan jurnal

umum diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan

cara menandatangani pada dokumen

sumber(faktur penjualan, bukti kas masuk, dan

memo kredit)
109

g) Pencatatan terjadinya piutang didasarkan pada

faktur penjualan yang didukung dengan surat

order pengiriman dan surat muat.

c. Praktik yang sehat

a) Surat order pengiriman bernomor urut tercetak

dan pemakainya dipertanggungjawabkan oleh

fungsi penagihan

b) Faktur penjualan bernomor urut tercetak dan

pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi

penagihan

c) Secara periodik fungsi akuntansi mengirim

pernyataan piutang (account receivable

statements) kepada setiap debitur untuk menguji

ketelitian catatan piutang yang diselenggarakan

oleh fungsi tersebut

d) Secara periodik diadakan rekonsiliasi kartu

piutang dengan rekening control piutang dalam

buku besar

c. Karyawan yang cakap dan sesuai mutunya

a) Karyawan yang cakap dan sesuai mutunya

sangat diperlukan oleh PT. Agro Universal

Mandiri Banjarbaru untuk melaksanakan

organisasi didalamnya untuk mengelola piutang

usaha tidak hanya itu disetiap jabatan memang

harus menilai kinerja karyawannya untuk

mengurangi risiko yang mungkin terjadi. Untuk


110

mendapatkan karyawan yang kompeten dan

dapat dipercaya, berbagai cara berikut dapat

ditempuh, yaitu :

a. Seleksi karyawan berdasarkan persyaratan yang

dituntut oleh pekerjaanya.

b. Pengembangan pendidikan karyawan atau pelatihan

selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan

tuntutan pekerjaan perkembangan pekerjaanny

2. Flowchart system pengendalian piutang yang seharusnya

dilakukan oleh PT. Agro Universal Mandiri


111

Gambar 2.1. : Flowchart dokumen sistem penjualan kredit


Sumber : Mulyadi (2016:227)

Gambar 2.2. : Flowchart dokumen sistem penjualan kredit (lanjutan)


Sumber : Mulyadi (2016:228)
112

Gambar 2.3. : Flowchart dokumen sistem penjualan kredit (lanjutan)


Sumber : Mulyadi (2016:229)
113

Gambar 2.4. : Flowchart dokumen sistem penjualan kredit (lanjutan)


Sumber : Mulyadi (2016:230)
114

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

PT. Agro Unversal Mandiri Banjarbaru adalah perusahaan

dalam melakukan kegiatan pemasarannya tidak dapat menghindari

adanya piutang usaha. Piutang ini merupakan tagihan yang timbul

atas penjualan yang dilakukan perusahaan. Pengendalian intern

yang ditetapkan perusahaan masih banyak mengandung

kelemahan dan perlu diperbaiki. Ini dapat dilihat dari unsur struktur

organisasi, prosedur pencatatan maupun penerapan praktik-praktik

yang kurang sehat serta mutu karyawa. Dari unsur struktur

organisasi, telah terjadi perangkapan tugas antara bagian

penjualan dan bagian penagihan yang hanya dilakukan oleh satu

orang. Dari unsur prosedur pencatatan piutang yang telah tidak

dapat ditagih lagi tidk dilakukan pencadangan piutang di akhir

periode laporan keuangan. Dan dari unsur praktik-praktik yang

sehat, masih ada hal yang belum dilakukan oleh pimpinan PT. Agro

Universal Mandiri Banjarabaru untuk memastikan bahwa prosedur

dan kebijakan yang telah ditetapkan telah dilaksanakan sebaik-

baiknya.

Untuk memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut perlunya

acuan sistem pengendalian yang efektif yang harus dilakukan oleh

PT. Agro Universal Mandiri Banjarabaru.


115

5.2. Saran

Saran pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Sebaiknya perlu menambah karyawan yaitu pada bagian

penagihan.

2) Sebaiknya perlu penyeleksian karyawan yang cakap dan sesuai

dengan keahliannya.

3) Sebaiknya perusahaan menggunkan program untuk pencatatan

piutang usaha agar memudahkan karyawan dan lebih efesien.


116

Data Piutang Macet Tahun 2017

PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

Period No.
Nama Customer Total Invoice Terbayar Saldo
e Invoice

Toko Mitra Tani 00278 Rp 15,275,000 Rp 15,275,000 Rp -


Toko Warga Tani 00303 Rp 2,200,000 Rp 2,200,000 Rp -
Toko Berkah Tani 00279 Rp 21,975,000 Rp 21,975,000 Rp -
Toko Berkah Tani 00283 Rp 47,070,000 Rp 47,070,000 Rp -
Toko Berkah Tani 00316 Rp 9,100,000 Rp 9,100,000 Rp -
Toko Berkah Tani 00326 Rp 31,050,000 Rp 31,050,000 Rp -
Toko Berkah Tani 00362 Rp 13,050,000 Rp 13,050,000 Rp -
Toko Amy 00184 Rp 900,000 Rp 900,000 Rp -
Toko Amy 00298 Rp 975,000 Rp 975,000 Rp -
Toko Amy 00317 Rp 29,700,000 Rp 29,700,000 Rp -
Toko Karya Mandiri 00253 Rp 6,600,000 Rp 6,600,000 Rp -
Toko Karya Mandiri 00328 Rp 24,415,000 Rp 16,415,000 Rp 8,000,000
Toko Sahabat Tani 00312 Rp 6,560,000 Rp 6,560,000 Rp -
Toko Bintang Tani 00150 Rp 11,820,000 Rp 11,820,000 Rp -
Toko Al-Baytar 00210 Rp 1,500,000 Rp 1,500,000 Rp -
Toko Al-Baytar 00271 Rp 700,000 Rp 700,000 Rp -
Toko Al-Baytar 00405 Rp 6,600,000 Rp 6,600,000 Rp -
suka batani 00249 Rp 35,000,000 Rp 35,000,000 Rp -
Toko Citra Bersama 00238 Rp 1,000,000 Rp 1,000,000 Rp -
UD.Akmal 00267 Rp 4,400,000 Rp 4,400,000 Rp -
2017

Kholis 00126 Rp 4,000,000 Rp 4,000,000 Rp -


Toko Mitra Inti Tani 00304 Rp 8,255,000 Rp 8,255,000 Rp -
Toko Berkat Tani 00163 Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
Toko Berkat Tani 00168 Rp 1,440,000 Rp - Rp 1,440,000
Toko Berkat Tani 00231 Rp 1,700,000 Rp - Rp 1,700,000
Kios Tani Jaya 00164 Rp 14,900,000 Rp 5,000,000 Rp 9,900,000
Kios Tani Jaya 00212 Rp 14,012,500 Rp 5,986,500 Rp 8,026,000
Kios Tani Jaya 00286 Rp 7,625,000 Rp - Rp 7,625,000
Toko Laila Tani 00254 Rp 5,500,000 Rp 5,500,000 Rp -
Toko Laila Tani 00264 Rp 1,300,000 Rp 1,300,000 Rp -
Toko Laila Tani 00288 Rp 800,000 Rp 800,000 Rp -
Toko Laila Tani 00327 Rp 1,800,000 Rp 1,800,000 Rp -
Toko Bhakti Tani 00169 Rp 5,162,500 Rp 5,162,500 Rp -
Toko Suhite jaya 00174 Rp 7,770,000 Rp 7,770,000 Rp -
Toko Mitra Flora 00223 Rp 3,115,000 Rp 3,115,000 Rp -
Toko Mitra Flora 00257 Rp 11,120,000 Rp 11,120,000 Rp -
Toko Mitra Flora 00301 Rp 960,000 Rp 960,000 Rp -
Toko Yulia Tani 00256 Rp 2,550,000 Rp 2,550,000 Rp -
Toko Magrina Tani 00199 Rp 500,000 Rp 500,000 Rp -
Toko Magrina Tani 00290 Rp 1,824,000 Rp 1,824,000 Rp -
117

Kios Ridha 00224 Rp 1,000,000 Rp 1,000,000 Rp -


Kios Kembar Tani 00235 Rp 950,000 Rp 950,000 Rp -
Toko Harvin 00235 Rp 2,020,000 Rp 1,020,000 Rp 1,000,000
Agronomist PT.TWK 00282 Rp 129,000 Rp 129,000 Rp -
Toko Tani Makmur 00540 Rp 4,880,000 Rp 4,880,000 Rp -
pak ruri 00302 Rp 2,030,000 Rp - Rp 2,030,000
Toko Sahabt Tani 00321 Rp 1,430,000 Rp 1,430,000 Rp -
Toko Sari Tani 1032 Rp 1,380,000 Rp - Rp 1,380,000
Toko Sari Tani 1109 Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
Toko Warga Tani 1031 Rp 440,000 Rp - Rp 440,000
Toko Warga Tani 1147 Rp 5,535,000 Rp - Rp 5,535,000
Toko Berkah Tani 441 Rp 28,050,000 Rp - Rp 28,050,000
Toko Berkah Tani 513 Rp 35,325,000 Rp - Rp 35,325,000
Toko Berkah Tani 627 Rp 49,000,000 Rp - Rp 49,000,000
Toko Al-Baytar 853 Rp 2,834,000 Rp - Rp 2,834,000
Toko Sumber Tani
Prima 1125 Rp 2,250,000 Rp - Rp 2,250,000
Toko Barokah 990 Rp 8,330,000 Rp - Rp 8,330,000
Toko Berkat Tani 500 Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
Toko Bhakti Tani 69 Rp 3,162,500 Rp - Rp 3,162,500
Toko Mitra Flora 403 Rp 8,998,000 Rp - Rp 8,998,000
Toko Mitra Flora 550 Rp 10,888,000 Rp - Rp 10,888,000
Toko Sinar Tani 1157 Rp 5,640,000 Rp - Rp 5,640,000
Toko Sinar Tani 1076 Rp 20,265,000 Rp - Rp 20,265,000
Agronomist PT.TWK 315 Rp 629,000 Rp - Rp 629,000
Toko Wijaya PS 1141 Rp 455,000 Rp - Rp 455,000
Toko Mekar SP 1144 Rp 24,697,500 Rp - Rp 24,697,500
pak ruri 388 Rp 4,000,000 Rp - Rp 4,000,000
Kios Anugerah Tani 1162 Rp 6,480,000 Rp - Rp 6,480,000
Toko Indotani 601 Rp 2,820,000 Rp - Rp 2,820,000
Toko Indotani 682 Rp 4,230,000 Rp - Rp 4,230,000
Toko Indotani 722 Rp 840,000 Rp - Rp 840,000
Toko Indotani 812 Rp 4,300,000 Rp - Rp 4,300,000
Kios Rahmat Ilahi 828 Rp 21,020,000 Rp - Rp 21,020,000
Toko Andri Tani 492 Rp 15,750,000 Rp - Rp 15,750,000
Toko Andri Tani 690 Rp 7,250,000 Rp - Rp 7,250,000
Toko Bumi Asih 981 Rp 1,820,000 Rp - Rp 1,820,000
Toko Barito 359 Rp 13,800,000 Rp - Rp 13,800,000
Tani Sehati 929 Rp 4,050,000 Rp - Rp 4,050,000
Usaha Tani Bersama 872 Rp 9,364,500 Rp - Rp 9,364,500
Usaha Tani Bersama 989 Rp 16,180,000 Rp - Rp 16,180,000
Usaha Tani Bersama 1018 Rp 3,074,000 Rp - Rp 3,074,000
Usaha Tani Bersama 1057 Rp 15,925,000 Rp - Rp 15,925,000
Usaha Tani Bersama 1140 Rp 12,480,000 Rp - Rp 12,480,000
Toko H. Idham 457 Rp 20,662,500 Rp - Rp 20,662,500
Toko H. Idham 553 Rp 20,433,500 Rp - Rp 20,433,500
Toko H. Idham 646 Rp 16,790,000 Rp - Rp 16,790,000
118

Toko H.Idham 972 Rp 1,912,000 Rp - Rp 1,912,000


Toko Barokah 840 Rp 22,408,500 Rp - Rp 22,408,500
Toko Wida 1038 Rp 1,830,000 Rp - Rp 1,830,000
KIOS RISKY 622 Rp 3,550,000 Rp - Rp 3,550,000
Toko Ali Tani 1110 Rp 8,350,000 Rp - Rp 8,350,000
Bp H.Maulana 1002 Rp 800,000 Rp - Rp 800,000
Toko Sejahtera 780 Rp 2,865,000 Rp - Rp 2,865,000
Toko Bina Tani 623 Rp 4,675,500 Rp - Rp 4,675,500
Toko Bina Tani 640 Rp 7,240,000 Rp - Rp 7,240,000
Toko Bina Tani 676 Rp 4,270,000 Rp - Rp 4,270,000
Toko Bina Tani 703 Rp 7,250,000 Rp - Rp 7,250,000
Toko Bp Samsi 882 Rp 4,000,000 Rp - Rp 4,000,000
Toko Aisya Tani 730 Rp 10,000,000 Rp - Rp 10,000,000
Toko Warga Tani 1135 Rp 2,130,000 Rp - Rp 2,130,000
Toko Warga Tani 1384 Rp - Rp - Rp -
UD.Mulya Tani 1079 Rp 4,500,000 Rp - Rp 4,500,000
Bp Suharto 977 Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
Bp H.Ahmad 1093 Rp 12,800,000 Rp - Rp 12,800,000
Kios Laila tani 1050 Rp 1,780,000 Rp - Rp 1,780,000
Kios Tani Mandiri 1115 Rp 9,780,000 Rp - Rp 9,780,000
Toko Tampirai 1160 Rp 440,000 Rp - Rp 440,000

Rp903,192,500 Rp336,942,000 Rp566,250,500

Data Piutang Macet Tahun 2018

PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru


119

No.
Periode Nama Kios Invoic Total Invoice Terbayar Saldo
e

Toko Sari Tani 1032 Rp 1,380,000 Rp 1,380,000 Rp -


Toko Sari Tani 1109 Rp 2,000,000 Rp 2,000,000 Rp -
Toko Warga Tani 1031 Rp 440,000 Rp 440,000 Rp -
Toko Warga Tani 1147 Rp 5,535,000 Rp 5,535,000 Rp -
Toko Berkah Tani 441 Rp 28,050,000 Rp 28,050,000 Rp -
Toko Berkah Tani 513 Rp 35,325,000 Rp 8,046,000 Rp 27,279,000
Toko Berkah Tani 627 Rp 49,000,000 Rp - Rp 49,000,000
Toko Karya Mandiri 328 Rp 8,000,000 Rp 8,000,000 Rp -
Toko Al-Baytar 853 Rp 2,834,000 Rp 2,834,000 Rp -
Toko Sumber Tani
Prima 1125 Rp 2,250,000 Rp 2,250,000 Rp -
Toko Barokah 990 Rp 8,330,000 Rp 8,330,000 Rp -
Toko Berkat Tani 163 Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
Toko Berkat Tani 168 Rp 1,440,000 Rp - Rp 1,440,000
Toko Berkat Tani 231 Rp 1,700,000 Rp - Rp 1,700,000
Toko Berkat Tani 500 Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
Kios Tani Jaya 164 Rp 9,900,000 Rp 9,900,000 Rp -
Kios Tani Jaya 212 Rp 8,026,000 Rp 8,026,000 Rp -
Kios Tani Jaya 286 Rp 7,625,000 Rp 7,625,000 Rp -
Toko Bhakti Tani 69 Rp 3,162,500 Rp 3,162,500 Rp -
Toko Mitra Flora 403 Rp 8,998,000 Rp 7,000,000 Rp 1,998,000
Toko Mitra Flora 550 Rp 10,888,000 Rp - Rp 10,888,000
2018

Toko Harvin 00235 Rp 1,000,000 Rp 1,000,000 Rp -


Toko Sinar Tani 1157 Rp 5,640,000 Rp 5,640,000 Rp -
Toko Sinar Tani 1076 Rp 20,265,000 Rp 20,265,000 Rp -
Agronomist PT.TWK 315 Rp 629,000 Rp - Rp 629,000
Toko Wijaya PS 1141 Rp 455,000 Rp 455,000 Rp -
Toko Mekar SP 1144 Rp 24,697,500 Rp 24,697,500 Rp -
pak ruri 302 Rp 2,030,000 Rp 2,030,000 Rp -
pak ruri 388 Rp 4,000,000 Rp 4,000,000 Rp -
Kios Anugerah Tani 1162 Rp 6,480,000 Rp 6,480,000 Rp -
Toko Indotani 601 Rp 2,820,000 Rp 2,820,000 Rp -
Toko Indotani 682 Rp 4,230,000 Rp 3,530,000 Rp 700,000
Toko Indotani 722 Rp 840,000 Rp 840,000 Rp -
Toko Indotani 812 Rp 4,300,000 Rp - Rp 4,300,000
Kios Rahmat Ilahi 828 Rp 21,020,000 Rp 21,020,000 Rp -
Toko Andri Tani 492 Rp 15,750,000 Rp 11,500,000 Rp 4,250,000
Toko Andri Tani 690 Rp 7,250,000 Rp - Rp 7,250,000
Toko Bumi Asih 981 Rp 1,820,000 Rp 1,820,000 Rp -
Toko Barito 359 Rp 13,800,000 Rp 13,800,000 Rp -
Tani Sehati 929 Rp 4,050,000 Rp 4,050,000 Rp -
Usaha Tani Bersama 872 Rp 9,364,500 Rp 9,364,500 Rp -
Usaha Tani Bersama 989 Rp 16,180,000 Rp 16,180,000 Rp -
Usaha Tani Bersama 1018 Rp 3,074,000 Rp 3,074,000 Rp -
120

Usaha Tani Bersama 1057 Rp 15,925,000 Rp 15,925,000 Rp -


Usaha Tani Bersama 1140 Rp 12,480,000 Rp 12,480,000 Rp -
Toko H. Idham 457 Rp 20,662,500 Rp 5,000,000 Rp 15,662,500
Toko H. Idham 553 Rp 20,433,500 Rp - Rp 20,433,500
Toko H. Idham 646 Rp 16,790,000 Rp - Rp 16,790,000
Toko H.Idham 972 Rp 1,912,000 Rp - Rp 1,912,000
Toko Barokah 840 Rp 22,408,500 Rp 22,408,500 Rp -
Toko Wida 1038 Rp 1,830,000 Rp 1,830,000 Rp -
KIOS RISKY 622 Rp 3,550,000 Rp 3,550,000 Rp -
Toko Ali Tani 1110 Rp 8,350,000 Rp 8,350,000 Rp -
Bp H.Maulana 1002 Rp 800,000 Rp 800,000 Rp -
Toko Sejahtera 780 Rp 2,865,000 Rp 2,865,000 Rp -
Toko Bina Tani 623 Rp 4,675,500 Rp 800,000 Rp 3,875,500
Toko Bina Tani 640 Rp 7,240,000 Rp - Rp 7,240,000
Toko Bina Tani 676 Rp 4,270,000 Rp - Rp 4,270,000
Toko Bina Tani 703 Rp 7,250,000 Rp - Rp 7,250,000
Toko Bp Samsi 882 Rp 4,000,000 Rp 4,000,000 Rp -
Toko Aisya Tani 730 Rp 10,000,000 Rp 10,000,000 Rp -
Toko Warga Tani 1135 Rp 2,130,000 Rp 2,130,000 Rp -
UD.Mulya Tani 1079 Rp 4,500,000 Rp 4,500,000 Rp -
Bp Suharto 977 Rp 2,000,000 Rp 2,000,000 Rp -
Bp H.Ahmad 1093 Rp 12,800,000 Rp 12,800,000 Rp -
Kios Laila tani 1050 Rp 1,780,000 Rp 1,780,000 Rp -
Kios Tani Mandiri 1115 Rp 9,780,000 Rp 9,780,000 Rp -
Toko Tampirai 1160 Rp 440,000 Rp 440,000 Rp -
Toko Warga Tani 1933 Rp 2,250,000 Rp - Rp 2,250,000
Toko Karya Mandiri 1279 Rp 7,090,000 Rp - Rp 7,090,000
Toko Karya Mandiri 1871 Rp 2,628,000 Rp - Rp 2,628,000
Kios Bunga Tani 1899 Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
Toko Barokah 1410 Rp 40,000,000 Rp - Rp 40,000,000
Toko Bhakti Tani 00169 Rp 3,162,500 Rp - Rp 3,162,500
Toko Sinar Tani 1405 Rp 7,950,000 Rp - Rp 7,950,000
Toko Sinar Tani 1851 Rp 15,028,000 Rp - Rp 15,028,000
Toko Sinar Tani 1905 Rp 8,800,000 Rp - Rp 8,800,000
Kios Anugerah Tani 1806 Rp 25,200,000 Rp - Rp 25,200,000
Kios Anugerah Tani 1827 Rp 6,290,000 Rp - Rp 6,290,000
Kios Anugerah Tani 1928 Rp 19,100,000 Rp - Rp 19,100,000
Kios Edy 1872 Rp 1,866,000 Rp - Rp 1,866,000
Kios Edy 1894 Rp 15,690,000 Rp - Rp 15,690,000
Kios Rahmat Ilahi 1935 Rp 15,160,000 Rp - Rp 15,160,000
Usaha Tani Bersama 1913 Rp 29,777,000 Rp - Rp 29,777,000
Kios Risky 1400 Rp 7,402,500 Rp - Rp 7,402,500
Toko Ali Tani 1860 Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
Toko Sejahtera 1702 Rp 5,160,000 Rp - Rp 5,160,000
Kios Rahmat Tani 1521 Rp 24,480,000 Rp - Rp 24,480,000
Kios Rahmat Tani 1553 Rp 38,040,000 Rp - Rp 38,040,000
121

Bp Barat 1867 Rp 2,620,000 Rp - Rp 2,620,000


UD.Agrotani 1528 Rp 36,769,000 Rp - Rp 36,769,000
UD.Agrotani 1527 Rp 40,600,000 Rp - Rp 40,600,000
Bp Roso Heriyoko 1349 Rp 2,500,000 Rp - Rp 2,500,000
Bp Hadran 1484 Rp 888,000 Rp - Rp 888,000
Bp Hadran 1552 Rp 5,900,000 Rp - Rp 5,900,000
Bp Hadran 1852 Rp 11,750,000 Rp - Rp 11,750,000
Bp Ibas 1436 Rp 23,000,000 Rp - Rp 23,000,000
Bp H. Askian 1817 Rp 14,300,000 Rp - Rp 14,300,000
Bp Partono 1903 Rp 3,000,000 Rp - Rp 3,000,000
Toko Raihan 1869 Rp 11,336,000 Rp - Rp 11,336,000
Bp Niko 1874 Rp 4,420,000 Rp - Rp 4,420,000
Toko Sahabat Tani 1675 Rp 5,000,000 Rp - Rp 5,000,000
Bp H.Hamid 1915 Rp 3,300,000 Rp - Rp 3,300,000
Bp H.Yanto 1835 Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
Bp Arif Manohara 1842 Rp 640,000 Rp - Rp 640,000
Bp Deny 1844 Rp 2,500,000 Rp - Rp 2,500,000
Toko Shella 1858 Rp 4,900,000 Rp - Rp 4,900,000
Bu Hj. Suryatin 1917 Rp 18,200,000 Rp - Rp 18,200,000
Toko Fadil 1916 Rp 7,000,000 Rp - Rp 7,000,000
Toko Citra Bersama 1925 Rp 3,780,000 Rp - Rp 3,780,000
Rp 1,049,727,500 Rp 376,583,000 Rp 673,144,500

Data Piutang Macet Tahun 2019

PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

No.
Periode Nama Kios Total Invoice Terbayar Saldo
Invoice
122

Toko Warga Tani 1933 Rp 2,250,000 Rp 2,250,000 Rp -


Toko Berkah Tani 513 Rp 27,279,000 Rp 400,000 Rp 26,879,000
Toko Berkah Tani 627 Rp 49,000,000 Rp - Rp 49,000,000
Toko Karya Mandiri 1279 Rp 7,090,000 Rp 7,090,000 Rp -
Toko Karya Mandiri 1871 Rp 2,628,000 Rp 2,628,000 Rp -
Kios Bunga Tani 1899 Rp 2,000,000 Rp 2,000,000 Rp -
Toko Barokah 1410 Rp 40,000,000 Rp 11,500,000 Rp 28,500,000
Toko Berkat Tani 163 Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
Toko Berkat Tani 00168 Rp 1,440,000 Rp - Rp 1,440,000
Toko Berkat Tani 00231 Rp 1,700,000 Rp - Rp 1,700,000
Toko Berkat Tani 500 Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
Toko Bhakti Tani 00169 Rp 3,162,500 Rp - Rp 3,162,500
Toko Mitra Flora 403 Rp 1,998,000 Rp 1,998,000 Rp -
Toko Mitra Flora 550 Rp 10,888,000 Rp 2,002,000 Rp 8,886,000
Toko Sinar Tani 1405 Rp 7,950,000 Rp 7,950,000 Rp -
Toko Sinar Tani 1851 Rp 15,028,000 Rp 15,028,000 Rp -
Toko Sinar Tani 1905 Rp 8,800,000 Rp 8,800,000 Rp -
Agronomist PT.TWK 315 Rp 629,000 Rp 629,000 Rp -
Kios Anugerah Tani 1806 Rp 25,200,000 Rp 25,200,000 Rp -
Kios Anugerah Tani 1827 Rp 6,290,000 Rp 6,290,000 Rp -
Kios Anugerah Tani 1928 Rp 19,100,000 Rp 19,100,000 Rp -
Toko Indotani 682 Rp 700,000 Rp 700,000 Rp -
2019

Toko Indotani 812 Rp 4,300,000 Rp 300,000 Rp 4,000,000


Kios Edy 1872 Rp 1,866,000 Rp 1,866,000 Rp -
Kios Edy 1894 Rp 15,690,000 Rp 15,690,000 Rp -
Kios Rahmat Ilahi 1935 Rp 15,160,000 Rp 15,160,000 Rp -
Toko Andri Tani 492 Rp 4,250,000 Rp 4,250,000 Rp -
Toko Andri Tani 690 Rp 7,250,000 Rp 7,250,000 Rp -
Usaha Tani Bersama 1913 Rp 29,777,000 Rp 29,777,000 Rp -
Toko H. Idham 457 Rp 15,662,500 Rp 1,150,000 Rp 14,512,500
Toko H. Idham 553 Rp 20,433,500 Rp - Rp 20,433,500
Toko H. Idham 646 Rp 16,790,000 Rp - Rp 16,790,000
Toko H.Idham 972 Rp 1,912,000 Rp - Rp 1,912,000
Kios Risky 1400 Rp 7,402,500 Rp - Rp 7,402,500
Toko Ali Tani 1860 Rp 2,000,000 Rp 2,000,000 Rp -
Toko Sejahtera 1702 Rp 5,160,000 Rp 5,160,000 Rp -
Toko Bina Tani 623 Rp 3,875,500 Rp 650,000 Rp 3,225,500
Toko Bina Tani 640 Rp 7,240,000 Rp - Rp 7,240,000
Toko Bina Tani 676 Rp 4,270,000 Rp - Rp 4,270,000
Toko Bina Tani 703 Rp 7,250,000 Rp - Rp 7,250,000
Kios Rahmat Tani 1521 Rp 24,480,000 Rp 24,480,000 Rp -
Kios Rahmat Tani 1553 Rp 38,040,000 Rp 29,040,000 Rp 9,000,000
Bp Barat 1867 Rp 2,620,000 Rp 2,620,000 Rp -
UD.Agrotani 1528 Rp 36,769,000 Rp 36,769,000 Rp -
123

UD.Agrotani 1527 Rp 40,600,000 Rp 231,000 Rp 40,369,000


Bp Roso Heriyoko 1349 Rp 2,500,000 Rp 2,500,000 Rp -
Bp Hadran 1484 Rp 888,000 Rp 888,000 Rp -
Bp Hadran 1552 Rp 5,900,000 Rp 5,900,000 Rp -
Bp Hadran 1852 Rp 11,750,000 Rp 11,750,000 Rp -
Bp Ibas 1436 Rp 23,000,000 Rp 4,200,000 Rp 18,800,000
Bp H. Askian 1817 Rp 14,300,000 Rp 14,300,000 Rp -
Bp Partono 1903 Rp 3,000,000 Rp 3,000,000 Rp -
Toko Raihan 1869 Rp 11,336,000 Rp 11,336,000 Rp -
Bp Niko 1874 Rp 4,420,000 Rp 4,420,000 Rp -
Toko Sahabat Tani 1675 Rp 5,000,000 Rp 5,000,000 Rp -
Bp H.Hamid 1915 Rp 3,300,000 Rp 3,300,000 Rp -
Bp H.Yanto 1835 Rp 2,000,000 Rp 2,000,000 Rp -
Bp Arif Manohara 1842 Rp 640,000 Rp 640,000 Rp -
Bp Deny 1844 Rp 2,500,000 Rp 2,500,000 Rp -
Toko Shella 1858 Rp 4,900,000 Rp 4,900,000 Rp -
Bu Hj. Suryatin 1917 Rp 18,200,000 Rp 18,200,000 Rp -
Toko Fadil 1916 Rp 7,000,000 Rp 7,000,000 Rp -
Toko Citra Bersama 1925 Rp 3,780,000 Rp 3,780,000 Rp -
Toko Sumber Tani
Prima 2416 Rp 1,800,000 Rp - Rp 1,800,000
Kios Bunga Tani 2451 Rp 8,000,000 Rp - Rp 8,000,000
Toko Sinar Tani 2460 Rp 4,705,000 Rp - Rp 4,705,000
Kios Anugerah Tani 2474 Rp 13,157,500 Rp - Rp 13,157,500
Usaha Tani Bersama 1957 Rp 13,617,000 Rp - Rp 13,617,000
Usaha Tani Bersama 2030 Rp 8,848,000 Rp - Rp 8,848,000
Usaha Tani Bersama 2164 Rp 8,160,000 Rp - Rp 8,160,000
Usaha Tani Bersama 2278 Rp 3,450,000 Rp - Rp 3,450,000
Usaha Tani Bersama 2368 Rp 6,280,000 Rp - Rp 6,280,000
Bp Barat 2318 Rp 3,652,000 Rp - Rp 3,652,000
Bp Roso Heriyoko 2157 Rp 15,000,000 Rp - Rp 15,000,000
Bp Partono 2345 Rp 1,300,000 Rp - Rp 1,300,000
Bp Yunus 2320 Rp 18,230,000 Rp - Rp 18,230,000
Bp Albar 2287 Rp 2,790,000 Rp - Rp 2,790,000
Bp Albar 2394 Rp 3,500,000 Rp - Rp 3,500,000
Bp Arif Manohara 2343 Rp 8,115,000 Rp - Rp 8,115,000
Toko Amy 2427 Rp 1,920,000 Rp - Rp 1,920,000
Bp Ady 2231 Rp 500,000 Rp - Rp 500,000
Bp Surait 2413 Rp 3,000,000 Rp - Rp 3,000,000
Toko Tani Agung 2447 Rp 960,000 Rp - Rp 960,000
Toko Bintang Tani 2382 Rp 1,754,000 Rp - Rp 1,754,000
Bp Sata 2143 Rp 13,955,000 Rp - Rp 13,955,000
Bp Hardianto 2401 Rp 2,935,000 Rp - Rp 2,935,000
Toko Barokah 2418 Rp 830,000 Rp - Rp 830,000
124

Bu Hj. Amriah 2442 Rp 960,000 Rp - Rp 960,000


Toko Muda Bertani 2196 Rp 220,000 Rp - Rp 220,000
Toko Muda Bertani 2225 Rp 100,000 Rp - Rp 100,000
Toko Muda Bertani 2237 Rp 880,000 Rp - Rp 880,000
Bu Hj. Raudah 2282 Rp 1,520,000 Rp - Rp 1,520,000
Toko Jaya Tani 2294 Rp 3,290,000 Rp - Rp 3,290,000
Bp Tarmiji 2366 Rp 4,500,000 Rp - Rp 4,500,000
Bp Tarmiji 2387 Rp 3,500,000 Rp - Rp 3,500,000
Bp H. Khairi 2357 Rp 4,472,000 Rp - Rp 4,472,000
Bp Dama 2350 Rp 8,775,000 Rp - Rp 8,775,000
Bp Hendra 2461 Rp 1,000,000 Rp - Rp 1,000,000
Toko Cahaya Tani 2458 Rp 2,674,000 Rp - Rp 2,674,000
Bp Siswanto 2373 Rp 1,708,000 Rp - Rp 1,708,000
Bp Novelia 2420 Rp 1,415,000 Rp - Rp 1,415,000
Bp Novelia 2452 Rp 960,000 Rp - Rp 960,000
Bp Novelia 2467 Rp 2,120,000 Rp - Rp 2,120,000
Toko Pini 2399 Rp 1,788,000 Rp - Rp 1,788,000
Toko Pini 2438 Rp 1,760,000 Rp - Rp 1,760,000
Bp H. Edy 2414 Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
Toko Tampiray II 2423 Rp 1,440,000 Rp - Rp 1,440,000
Toko Tani Maju 2424 Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
Toko Jaya Tani 2434 Rp 948,000 Rp - Rp 948,000
Bp Komang 2446 Rp 1,700,000 Rp - Rp 1,700,000
Bp Komang 2475 Rp 1,150,000 Rp - Rp 1,150,000
Toko Mitra Tani 2462 Rp 1,750,000 Rp - Rp 1,750,000

Rp395,572,00
Rp872,233,000 0 Rp476,661,000

Data Piutang Macet Tahun 2020

PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

Period No.
Nama Kios Total Invoice Terbayar Saldo
e Invoi
ce
Toko Berkah Tani 513 Rp 26,879,000 Rp 3,250,000 Rp 23,629,000
Toko Berkah Tani 627 Rp 49,000,000 Rp - Rp 49,000,000
2020

Toko Sumber Tani


Prima 2416 Rp 1,800,000 Rp 1,800,000 Rp -
Kios Bunga Tani 2451 Rp 8,000,000 Rp 8,000,000 Rp -
125

Toko Barokah 1410 Rp 28,500,000 Rp 5,500,000 Rp 23,000,000


Toko Berkat Tani 163 Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
0016
Toko Berkat Tani 8 Rp 1,440,000 Rp - Rp 1,440,000
0023
Toko Berkat Tani 1 Rp 1,700,000 Rp - Rp 1,700,000
Toko Berkat Tani 500 Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
0016
Toko Bhakti Tani 9 Rp 3,162,500 Rp - Rp 3,162,500
Toko Mitra Flora 550 Rp 8,886,000 Rp 450,000 Rp 8,436,000
Toko Sinar Tani 2460 Rp 4,705,000 Rp 4,705,000 Rp -
Kios Anugerah Tani 2474 Rp 13,157,500 Rp 13,157,500 Rp -
Toko Indotani 812 Rp 4,000,000 Rp - Rp 4,000,000
Usaha Tani
Bersama 1957 Rp 13,617,000 Rp 6,500,000 Rp 7,117,000
Usaha Tani
Bersama 2030 Rp 8,848,000 Rp - Rp 8,848,000
Usaha Tani
Bersama 2164 Rp 8,160,000 Rp - Rp 8,160,000
Usaha Tani
Bersama 2278 Rp 3,450,000 Rp - Rp 3,450,000
Usaha Tani
Bersama 2368 Rp 6,280,000 Rp - Rp 6,280,000
Toko H. Idham 457 Rp 14,512,500 Rp 3,450,000 Rp 11,062,500
Toko H. Idham 553 Rp 20,433,500 Rp - Rp 20,433,500
Toko H. Idham 646 Rp 16,790,000 Rp - Rp 16,790,000
Toko H.Idham 972 Rp 1,912,000 Rp - Rp 1,912,000
Kios Risky 1400 Rp 7,402,500 Rp - Rp 7,402,500
Toko Bina Tani 623 Rp 3,225,500 Rp 600,000 Rp 2,625,500
Toko Bina Tani 640 Rp 7,240,000 Rp - Rp 7,240,000
Toko Bina Tani 676 Rp 4,270,000 Rp - Rp 4,270,000
Toko Bina Tani 703 Rp 7,250,000 Rp - Rp 7,250,000
Kios Rahmat Tani 1553 Rp 9,000,000 Rp 9,000,000 Rp -
Bp Barat 2318 Rp 3,652,000 Rp 3,652,000 Rp -
UD.Agrotani 1527 Rp 40,369,000 Rp - Rp 40,369,000
Bp Roso Heriyoko 2157 Rp 15,000,000 Rp 7,500,000 Rp 7,500,000
Bp Ibas 1436 Rp 18,800,000 Rp 3,100,000 Rp 15,700,000
Bp Partono 2345 Rp 1,300,000 Rp 1,300,000 Rp -
Bp Yunus 2320 Rp 18,230,000 Rp 18,230,000 Rp -
Bp Albar 2287 Rp 2,790,000 Rp 2,790,000 Rp -
Bp Albar 2394 Rp 3,500,000 Rp 3,500,000 Rp -
Bp Arif Manohara 2343 Rp 8,115,000 Rp 5,642,000 Rp 2,473,000
Toko Amy 2427 Rp 1,920,000 Rp 1,920,000 Rp -
Bp Ady 2231 Rp 500,000 Rp 500,000 Rp -
Bp Surait 2413 Rp 3,000,000 Rp 3,000,000 Rp -
Toko Tani Agung 2447 Rp 960,000 Rp 960,000 Rp -
Toko Bintang Tani 2382 Rp 1,754,000 Rp 1,754,000 Rp -
Bp Sata 2143 Rp 13,955,000 Rp 5,350,000 Rp 8,605,000
Bp Hardianto 2401 Rp 2,935,000 Rp 2,935,000 Rp -
Toko Barokah 2418 Rp 830,000 Rp 830,000 Rp -
Bu Hj. Amriah 2442 Rp 960,000 Rp 960,000 Rp -
Toko Muda Bertani 2196 Rp 220,000 Rp - Rp 220,000
Toko Muda Bertani 2225 Rp 100,000 Rp - Rp 100,000
126

Toko Muda Bertani 2237 Rp 880,000 Rp - Rp 880,000


Bu Hj. Raudah 2282 Rp 1,520,000 Rp - Rp 1,520,000
Toko Jaya Tani 2294 Rp 3,290,000 Rp - Rp 3,290,000
Bp Tarmiji 2366 Rp 4,500,000 Rp 4,000,000 Rp 500,000
Bp Tarmiji 2387 Rp 3,500,000 Rp - Rp 3,500,000
Bp H. Khairi 2357 Rp 4,472,000 Rp 4,472,000 Rp -
Bp Dama 2350 Rp 8,775,000 Rp - Rp 8,775,000
Bp Hendra 2461 Rp 1,000,000 Rp 1,000,000 Rp -
Toko Cahaya Tani 2458 Rp 2,674,000 Rp 2,674,000 Rp -
Bp Siswanto 2373 Rp 1,708,000 Rp 1,708,000 Rp -
Bp Novelia 2420 Rp 1,415,000 Rp 1,415,000 Rp -
Bp Novelia 2452 Rp 960,000 Rp 960,000 Rp -
Bp Novelia 2467 Rp 2,120,000 Rp 2,120,000 Rp -
Toko Pini 2399 Rp 1,788,000 Rp 1,788,000 Rp -
Toko Pini 2438 Rp 1,760,000 Rp 1,760,000 Rp -
Bp H. Edy 2414 Rp 2,000,000 Rp 2,000,000 Rp -
Toko Tampiray II 2423 Rp 1,440,000 Rp 1,440,000 Rp -
Toko Tani Maju 2424 Rp 2,000,000 Rp 2,000,000 Rp -
Toko Jaya Tani 2434 Rp 948,000 Rp 948,000 Rp -
Bp Komang 2446 Rp 1,700,000 Rp - Rp 1,700,000
Bp Komang 2475 Rp 1,150,000 Rp 1,150,000 Rp -
Toko Mitra Tani 2462 Rp 1,750,000 Rp 1,750,000 Rp -
Toko Sumber Tani
Prima 2788 Rp 2,120,000 Rp - Rp 2,120,000
Kios Anugerah Tani 2495 Rp 4,237,500 Rp - Rp 4,237,500
Kios Anugerah Tani 2516 Rp 4,720,000 Rp - Rp 4,720,000
Toko Andri Tani 2658 Rp 3,408,000 Rp - Rp 3,408,000
Toko Andri Tani 2719 Rp 4,940,000 Rp - Rp 4,940,000
Toko Andri Tani 2848 Rp 3,008,000 Rp - Rp 3,008,000
Toko Andri Tani 2913 Rp 6,328,000 Rp - Rp 6,328,000
Bp Barat 2849 Rp 1,160,000 Rp - Rp 1,160,000
Bp Barat 2855 Rp 3,660,000 Rp - Rp 3,660,000
Bp H.Hamid 2851 Rp 1,700,000 Rp - Rp 1,700,000
Bp Albar 2831 Rp 2,140,000 Rp - Rp 2,140,000
Bp Albar 2857 Rp 2,400,000 Rp - Rp 2,400,000
Bp Ady 2870 Rp 1,285,000 Rp - Rp 1,285,000
Bp Surait 2768 Rp 950,000 Rp - Rp 950,000
Bp Surait 2792 Rp 2,120,000 Rp - Rp 2,120,000
Bp Surait 2821 Rp 3,000,000 Rp - Rp 3,000,000
Bp Surait 2850 Rp 1,760,000 Rp - Rp 1,760,000
Kios Nana 2876 Rp 1,440,000 Rp - Rp 1,440,000
Toko Bintang Tani 2632 Rp 1,692,000 Rp - Rp 1,692,000
Bp Sata 2664 Rp 6,320,000 Rp - Rp 6,320,000
Bp Hardianto 2751 Rp 510,000 Rp - Rp 510,000
Bp Hardianto 2825 Rp 1,060,000 Rp - Rp 1,060,000
Bp Muzhan 2703 Rp 4,500,000 Rp - Rp 4,500,000
Bp Muzhan 2736 Rp 2,120,000 Rp - Rp 2,120,000
Bp Muzhan 2761 Rp 2,420,000 Rp - Rp 2,420,000
Bp Komang 2873 Rp 600,000 Rp - Rp 600,000
Toko Mitra Tani 2887 Rp 500,000 Rp - Rp 500,000
Toko Roni 2496 Rp 1,010,000 Rp - Rp 1,010,000
Toko Armin 2642 Rp 5,000,000 Rp - Rp 5,000,000
127

Tooko Cahyono 2566 Rp 25,750,000 Rp - Rp 25,750,000


Bp H. Maulana 2777 Rp 880,000 Rp - Rp 880,000
Bp H. Maulana 2815 Rp 1,355,000 Rp - Rp 1,355,000
Bp Kuntoro 2628 Rp 265,000 Rp - Rp 265,000
Toko Nurjana 2910 Rp 500,000 Rp - Rp 500,000
Toko Yani 2899 Rp 880,000 Rp - Rp 880,000
Rp 582,399,500 Rp151,520,500 Rp430,879,000

Data Piutang Macet Tahun 2021

PT. Agro Universal Mandiri Banjarbaru

Period
Nama Kios Total Invoice Terbayar Saldo
e No.
Invoice
Toko Berkah Tani 513 Rp 23,629,000 Rp 1,300,000 Rp 22,329,000
Toko Berkah Tani 627 Rp 49,000,000 Rp - Rp 49,000,000
Toko Sumber Tani
Prima 2788 Rp 2,120,000 Rp - Rp 2,120,000
2021

Toko Barokah 1410 Rp 23,000,000 Rp 2,000,000 Rp 21,000,000


Toko Berkat Tani 163 Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000
Toko Berkat Tani 00168 Rp 1,440,000 Rp - Rp 1,440,000
Toko Berkat Tani 00231 Rp 1,700,000 Rp - Rp 1,700,000
128

Toko Berkat Tani 500 Rp 1,400,000 Rp - Rp 1,400,000


Toko Bhakti Tani 00169 Rp 3,162,500 Rp - Rp 3,162,500
Toko Mitra Flora 550 Rp 8,436,000 Rp - Rp 8,436,000
Kios Anugerah Tani 2495 Rp 4,237,500 Rp 4,237,500 Rp -
Kios Anugerah Tani 2516 Rp 4,720,000 Rp 1,500,000 Rp 3,220,000
Toko Indotani 812 Rp 4,000,000 Rp - Rp 4,000,000
Toko Andri Tani 2658 Rp 3,408,000 Rp 3,408,000 Rp -
Toko Andri Tani 2719 Rp 4,940,000 Rp 4,940,000 Rp -
Toko Andri Tani 2848 Rp 3,008,000 Rp 3,008,000 Rp -
Toko Andri Tani 2913 Rp 6,328,000 Rp 6,328,000 Rp -
Usaha Tani Bersama 1957 Rp 7,117,000 Rp 4,800,000 Rp 2,317,000
Usaha Tani Bersama 2030 Rp 8,848,000 Rp - Rp 8,848,000
Usaha Tani Bersama 2164 Rp 8,160,000 Rp - Rp 8,160,000
Usaha Tani Bersama 2278 Rp 3,450,000 Rp - Rp 3,450,000
Usaha Tani Bersama 2368 Rp 6,280,000 Rp - Rp 6,280,000
Toko H. Idham 457 Rp 10,862,500 Rp - Rp 10,862,500
Toko H. Idham 553 Rp 20,433,500 Rp - Rp 20,433,500
Toko H. Idham 646 Rp 16,790,000 Rp - Rp 16,790,000
Toko H.Idham 972 Rp 1,912,000 Rp - Rp 1,912,000
Kios Risky 1400 Rp 7,402,500 Rp - Rp 7,402,500
Toko Bina Tani 623 Rp 2,625,500 Rp - Rp 2,625,500
Toko Bina Tani 640 Rp 7,240,000 Rp - Rp 7,240,000
Toko Bina Tani 676 Rp 4,270,000 Rp - Rp 4,270,000
Toko Bina Tani 703 Rp 7,250,000 Rp - Rp 7,250,000
Bp Barat 2849 Rp 1,160,000 Rp 1,160,000 Rp -
Bp Barat 2855 Rp 3,660,000 Rp 3,660,000 Rp -
UD.Agrotani 1527 Rp 40,369,000 Rp - Rp 40,369,000
Bp Roso Heriyoko 2157 Rp 7,500,000 Rp 7,500,000 Rp -
Bp Ibas 1436 Rp 15,700,000 Rp 1,000,000 Rp 14,700,000
Bp H.Hamid 2851 Rp 1,700,000 Rp 1,700,000 Rp -
Bp Albar 2831 Rp 2,140,000 Rp 1,940,000 Rp 200,000
Bp Albar 2857 Rp 2,400,000 Rp 2,400,000 Rp -
Bp Arif Manohara 2343 Rp 2,473,000 Rp 2,473,000 Rp -
Bp Ady 2870 Rp 1,285,000 Rp 1,285,000 Rp -
Bp Surait 2768 Rp 950,000 Rp 950,000 Rp -
Bp Surait 2792 Rp 2,120,000 Rp 2,120,000 Rp -
Bp Surait 2821 Rp 3,000,000 Rp 1,000,000 Rp 2,000,000
Bp Surait 2850 Rp 1,760,000 Rp - Rp 1,760,000
Kios Nana 2876 Rp 1,440,000 Rp 1,440,000 Rp -
Toko Bintang Tani 2632 Rp 1,692,000 Rp 1,692,000 Rp -
Bp Sata 2143 Rp 8,605,000 Rp 8,605,000 Rp -
Bp Sata 2664 Rp 6,320,000 Rp 2,444,000 Rp 3,876,000
Bp Hardianto 2751 Rp 510,000 Rp - Rp 510,000
Bp Hardianto 2825 Rp 1,060,000 Rp - Rp 1,060,000
129

Toko Muda Bertani 2196 Rp 220,000 Rp - Rp 220,000


Toko Muda Bertani 2225 Rp 100,000 Rp - Rp 100,000
Toko Muda Bertani 2237 Rp 880,000 Rp - Rp 880,000
Bu Hj. Raudah 2282 Rp 1,520,000 Rp - Rp 1,520,000
Toko Jaya Tani 2294 Rp 3,290,000 Rp - Rp 3,290,000
Bp Muzhan 2703 Rp 4,500,000 Rp 1,200,000 Rp 3,300,000
Bp Muzhan 2736 Rp 2,120,000 Rp - Rp 2,120,000
Bp Muzhan 2761 Rp 2,420,000 Rp - Rp 2,420,000
Bp Tarmiji 2366 Rp 500,000 Rp 500,000 Rp -
Bp Tarmiji 2387 Rp 3,500,000 Rp 3,500,000 Rp -
Bp Dama 2350 Rp 8,775,000 Rp - Rp 8,775,000
Bp Komang 2446 Rp 1,700,000 Rp 400,000 Rp 1,300,000
Bp Komang 2873 Rp 600,000 Rp 600,000 Rp -
Toko Mitra Tani 2887 Rp 500,000 Rp 500,000 Rp -
Toko Roni 2496 Rp 1,010,000 Rp - Rp 1,010,000
Toko Armin 2642 Rp 5,000,000 Rp - Rp 5,000,000
Tooko Cahyono 2566 Rp 25,750,000 Rp - Rp 25,750,000
Bp H. Maulana 2777 Rp 880,000 Rp 880,000 Rp -
Bp H. Maulana 2815 Rp 1,355,000 Rp 1,355,000 Rp -
Bp Kuntoro 2628 Rp 265,000 Rp - Rp 265,000
Toko Nurjana 2910 Rp 500,000 Rp 500,000 Rp -
Toko Yani 2899 Rp 880,000 Rp 880,000 Rp -
Toko Sumber Tani
Prima 3252 Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
Toko Sinar Tani 3251 Rp 5,493,000 Rp - Rp 5,493,000
Toko Andri Tani 3119 Rp 3,120,000 Rp - Rp 3,120,000
Toko Nanda 3210 Rp 2,300,000 Rp - Rp 2,300,000
Bp. H. Hamid 3080 Rp 1,920,000 Rp - Rp 1,920,000
Toko albar tani 3248 Rp 670,000 Rp - Rp 670,000
Toko Fitriana 2940 Rp 1,000,000 Rp - Rp 1,000,000
Bp. Adi 3162 Rp 940,000 Rp - Rp 940,000
Toko Nana 3048 Rp 1,530,000 Rp - Rp 1,530,000
Bp. Zahra 3073 Rp 3,970,000 Rp - Rp 3,970,000
Bp. Zahra 3120 Rp 7,800,000 Rp - Rp 7,800,000
Bp. Zahra 3155 Rp 12,640,000 Rp - Rp 12,640,000
Bp. Zahra 3164 Rp 15,160,000 Rp - Rp 15,160,000
Bp. Zahra 3193 Rp 6,820,000 Rp - Rp 6,820,000
Bp. Lubis 2803 Rp 7,668,000 Rp - Rp 7,668,000
Bu. Mimin 3044 Rp 5,960,000 Rp - Rp 5,960,000
Bp. Padli 3106 Rp 1,120,000 Rp - Rp 1,120,000
Kios Sahabat Tani 3216 Rp 2,630,000 Rp - Rp 2,630,000
Toko Raisa Putri 3013 Rp 2,000,000 Rp - Rp 2,000,000
Toko Sauki 3025 Rp 577,000 Rp - Rp 577,000
Kios Hayati 3026 Rp 1,715,000 Rp - Rp 1,715,000
130

Kios Hayati 3035 Rp 435,000 Rp - Rp 435,000


Kios Sidomulya 3056 Rp 110,000 Rp - Rp 110,000
Kios Sidomulya 3097 Rp 1,480,000 Rp - Rp 1,480,000
Kios Sidomulya 3109 Rp 1,780,000 Rp - Rp 1,780,000
Kios Nurjannah 3214 Rp 2,700,000 Rp - Rp 2,700,000
Bp. Aris 3224 Rp 1,200,000 Rp - Rp 1,200,000
Kios Tani Jaya 3178 Rp 1,000,000 Rp - Rp 1,000,000
Kios Sumber Jaya
Mekar 3173 Rp 1,200,000 Rp - Rp 1,200,000
Kios Bina Tani 3187 Rp 1,050,000 Rp - Rp 1,050,000
Bp. Firdaus 3195 Rp 980,000 Rp - Rp 980,000
Toko M. Wildan 3208 Rp 720,000 Rp - Rp 720,000
Toko Sumber Tani 3236 Rp 1,840,000 Rp - Rp 1,840,000
Bp. Bambang 3244 Rp 250,000 Rp - Rp 250,000
Toko Sentra Tani 3247 Rp 940,000 Rp - Rp 940,000
Untung Jaya Tani 3249 Rp 2,960,000 Rp - Rp 2,960,000
Toko Saila 3250 Rp 1,100,000 Rp - Rp 1,100,000
Rp537,457,000 Rp83,205,500 Rp454,251,500

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Susilowaty Dyah. 2017. “Analisa pengendalian intern piutang usaha untuk
meminimalkan piutang tak tertagih pada PT. Indomobil Finance
Indonesiacabang Semarang” dalam jurnal Ekonomi Akuntansi, Vol.18 No.1.
Semarang

BPAKHM Universitas Negeri Padang. 2018. “Konsep Dasar dan Pengertian


Sistem”.http://bpakhm.unp.ac.id/konsep-dasar-dan-pengertian-sistem
diakses 11 September 2021, pukul 11.00

Dr. Sutrisno, Ir. Melania, Fredy Jayen, Firda Nosita dan Tina Lestari, 2021,
Pedoman Penulisan Skripsi STIE Pancasetia Banjarmasin

Hery. 2015. Pengantar akuntansi. Jakarta: PT. Grasindo.

Lathifah, Nurul. 2021. “Konsep Dan Praktik Sistem Pengendalian Internal”.


Jakarta: Gramedia. diakses dari https://www.google.co.id/books

Mardia, Rahman Tanjung, dkk. 2021. Sistem Informasi Akuntansi dan Bisnis.
Yayasan kita menulis. Diakses dari https://www.google.co.id/books
131

Meravi.id. 2020. “Pengertian Sistem Pengendalian Internal (SPI)”.


https://meravi.id/pengertian-sistem-pengendalian-internal-perusahaan/
diakses 11 September 2021, pukul 11.20

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat

Ramadanty, Putri. 2015.“Analisis Sistem Pengendalain Intern Piutang Pada CV.


Cahaya Niaga Tani” dalam jurnal EMBA, Vol.6 No.1 Palembang

Rizki Ahmad Fauzi. 2017. Sistem Informasi Akuntansi (Berbasis Akuntansi).


Yogyakarta : CV. Budi Utama. Diakses dari https://www.google.co.id/books

Romney, Marshall B. Paul John Steinbart. 2016. Accounting Information System.


Jakarta: Salemba Empat

Rosyada, Dede. 2020.”Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu Pendidikan”. Jakarta:


Gramedia. Diakses dari https://www.google.co.id/books

Rusdiono.(2021).“PengendalianInternalPerusahaan”,https://
www.rusdionoconsulting.com/pengendalian-internal-perusahaan/ , diakses
11 September 2021 10.09

Septheanti, RhevikaP.,2015. ”Pengendalian Intern Terhadap Piutang


Usaha”.https://www.jtanzilco.com/blog/detail/89/slug/pegendalian-intern-
terhadap-piutang-usaha, diakses 12 September pukul 11.20

Siregar, Tari Wulandari. 2019. “Analisis Sistem Pengendalian Internal Piutang


Usaha Untuk Meminimakan Piutang Tak Tertagih Pada PT. Juang Jaya
Abadi Alam Cabang Medan”. Tersedia dari Repositori Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara

Syafnidawaty. 2020. “Apa Itu Populasi Dan Sampel Dalam


Penelitian”.https://raharja.ac.id/2020/11/04/apa-itu-populasi-dan-sampel-
dalam-peneltian/, diakses 12 September 2021 pukul 11.27

Widiasmara, Anny. 2017. “Analisis Pengendalian Intern Piutang usaha untuk


meminimalkan Piutang tak tertagih ( Bad dabt) pada PT. Wahana Otomitra
Multiartha, Tbk cabang Madiun” dalam jurnal Ekonomi Akuntansi, Vol.3 No.3
Madiun.

Yulindasari Kiay Demak, Jantje .J. Tinangon, Lidia Mawikere. 2018. “Analisis
Piutang Tak Tertagih Berdasarkan Umur Piutang Pada PT. Air Manado
dalam jurnal riset akuntansi going concern 13(4), 2018
132

Anda mungkin juga menyukai