Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM PENYEHATAN MAK-MIN

“Tata Cara Pengambilan Sampel Usap

Peralatan Makan”

Disusun oleh,

1. Aditya Agung Saputra (P07133215001)

2. Ariska Maya Setyaningsih (P07133215005)

3. Dyah Ayu Anggraeni (P07133215011)

4. Fauziah Kartika Hapsari (P07133215015)

5. Gustine Devi Novita Saragih (P07133215017)

DIV KESEHATAN LINGKUNGAN

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

2015/2016
A. Judul

Tata cara pengambilan sampel usap peralatan makan

B. Tujuan

1. Mahasiswa mampu melakukan cara pengambilan sampel usap alat makan


dengan benar.

2. Mahasiswa mampu melakukan cara pemeriksaan sampel usap makan


dengan benar.

C. Pelaksanaan

Hari, tanggal: Selasa, 7 Juni 2016

Waktu : 08.00 WIB - selesai

Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.

D. Alat dan Bahan

1. Cairan Phosphat Buffer Salin 7. Cairan pengencer steril 3


(PBS) 10 ml tabung.

2. Lidi kapas steril 8. Pipet steril

3. Piring 9. Petridish steril 4 buah

4. Plastik mika 10. Kertas label

5. Alkohol 70% 11. PCA

6. Lampu Spiritus 12. Inkubator


E. Dasar Teori

Sanitasi makanan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk kebersihan


dan keamanan makanan agar tidak menimbulkan bahaya keracunan dan penyakit
pada manusia. Dengan demikian, tujuan sebenarnya dari upaya sanitasi makanan,
antara lain menjamin keamanan dan kebersihan makanan, mencegah penularan
wabah penyakit, mencegah beredarnya produk makanan yang merugikan
masyarakat, dan mengurangi tingkat kerusakan atau pembususkan pada makanan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang
yang menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan
pengolahan makan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higiene
perorangan yang buruk, cara penanganan makanan yang tidak sehat dan
perlengkapan pengolahan makanan yang tidak bersih (Chandra, 2006).
Kontaminasi makanan dapat terjadi setiap saat,  salah satunya dari
peralatan makanan yang digunakan tidak memenuhi syarat kesehatan. Di
Indonesia peraturan telah dibuat dalam bentuk Permenkes RI No.
1096/Menkes/Per/VI/2011, bahwa untuk persyaratan peralatan makanan tidak
boleh bakteri lebih dari 0 koloni/cm2.Peranan peralatan makanan dalam pedagang
makanan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari prinsip-prinsip penyehatan
makanan (Food hygiene). Setiap peralatan makan (piring, gelas, sendok) harus
selalu dijaga kebersihannya setiap saat digunakan. Alat makan (piring, gelas,
sendok) yang kelihatan bersih belum merupakan jaminan telah memenuhi
persyaratan kesehatan, karena didalam alat makan (piring, gelas, sendok) tersebut
tercemar bakteri E.coli yang menyebabkan alat makan (piring, gelas, sendok)
tersebut tidak memenuhi kesehatan. Untuk itu pencucian peralatan sangat penting
diketahui secara mendasar, dengan pencucian secara baik akan menghasilkan
peralatan yang bersih dan sehat pula. Dengan menjaga kebersihan peralatan
makan (piring, gelas, sendok,dll.), berarti telah membantu mencegah pencemaran
atau kontaminasi makanan yang dikonsumsi (Djajadinigrat, 1989 dalam Pohan,
2009).
F. Cara Kerja

1. Mempersiapkan alat dan bahan.

2. Membuat lubang pada mika dengan ukuran 2 x 5 cm.

3. Mensterilkan plastik mika dengan Alkohol 70%.

4. Meletakkan plastik mika di permukaan dalam piring.

5. Memasukkan salah satu lidi kapas steril ke dalam cairan PBS dan
menekannya ke dinding tabung untuk membuang airnya, mengangkatvdan
mengusapkannya pada area lubang plastik mika yang ada di permukaan
dalam piring.

6. Memasukkan lidi kapas ke dalam cairan PBS.

7. Menggusap kembali area lubang plastik mika tersebut menggunakan lidi


kapas kering dan mamasukkannya ke dalam cairan PBS.

8. Memberi label pada petridish dengan nama Kontrol, TP (Tanpa Pengencer),


P1 dan P2.

9. Menuangkan 1 ml cairan pengencer ke dalam petridish Kontrol dengan


menggunakan pipet steril.

10. Mengambil 2 ml cairan PBS. Menuangkan 1 ml ke dalam petridish TP


dan 1 ml ke dalam tabung yang berisi cairan pengencer I.

11. Mengambil 2 ml cairan pada tabung pengencer I. Menuangkan 1 ml ke


dalam petridish P1 dan menuangkan 1 ml ke dalam tabung yang berisi
pengencer II.

12. Mengambil dan menuangkan 1 ml cairan dalam tabung pengencer II ke


dalam petridish P2.
13. Menuangkan PCA ke dalam masing-masing petridish. Setelah dingin dan
membeku, membungkus petridish dan meletakkannya ke dalam inkubator
2x24 jam.

14. Menghitung koloni bakteri dan mencatat hasil pengamatan.

G. Hasil pengamatan

 Kontrol = 4 koloni

 Tanpa pengencer (TP) = 21 koloni

 Pengenceran I (P1) = 50 koloni

 Pengenceran II (P2) = 69 koloni

Perhitungan
Jumlah angka kuman = ( TP - kontrol ) + ( P1 - kontrol ) 10 + ( P2 - kontrol ) 100
Luas permukaan

= ( 21 - 8 ) + {( 50 - 8 ) x 10 + {( 69 - 8 ) x 100
2x5
= 13 + 420 + 6100
10
= 6533
10
= 654 koloni/cm2

Jadi, jumlah angka kuman dalam melakukan pengambilan sampel alat usap
makanan pada piring adalah 654 koloni/cm2.

H. Pembahasan

Praktikum dilakukan pada Selasa, 7 Juni 2016 di Laboratorium


Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta tentang uji alat usap makan
pada tempat makan. Alat makan yang diperiksa adalah piring. Sebelum
melakukan praktikum terlebih dahulu membuat mika dengan lubang di tengah
sebesar 2x5 cm. Hal ini dikarenakan pengujian alat makan hanya seluas
10cm2. Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil 654 koloni/cm2.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa alat makan yang diuji melebihi baku mutu
menurut Permenkes yaitu 100 koloni/cm2.

I. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa sampel


piring yang digunakan mengandung 654 koloni/cm2, yang berarti bahwa piring
tersebut melebihi baku mutu menurut Permenkes dan piring tidak layak untuk
dipakai.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai