Anda di halaman 1dari 20

TUGAS FARMAKOLOGI

PENGORGANISASIAN TINDAKAN KOLABORASI DALAM


PELAKSANAAN PRINSIP FARMAKOLOGI DAN PSIKOFARMAKA

OLEH :
KELOMPOK I , TINGKAT 1.3

 Ni Luh Putu Desi Ratih P07120016010


 Ni Kadek Rai Dwijayanti P07120016081
 Ni Luh Putu Sariani P07120016082
 Cok Istri Yogantari P07120016083
 Ni Kadek Dwi Handayani P07120016084
 Komang Risti Indriani P07120016085

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

i
KATA PENGANTAR

“Om Swastyastu”
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Sang
Hyang Widhi Wasa, karena atas berkat rahmat beliau penulis mampu
menyelesaikan “Farmakologi” dengan membahas tentang “Pengorganisasian
Tindakan Kolaborasi Dalam Pelaksanaan Prinsip Farmakologi Dan
Psikofarmaka” dalam bentuk makalah.

Dalam penyusunan tugas atau materi ini,tidak sedikit hambatan yang


penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam
penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan
orang tua sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Pt Susy Natha Astini, S. Kep, Ns, M. Kes selaku pembimbing
yang telah memberikan penulis tugas, serta petunjuk kepada penulis.
Sehingga penulis termotivasi untuk menyelesaikan tugas.
2. Orang tua yang juga turut membantu, membimbing, dan mengatasi
berbagai kesulitan sehinga tugas ini selesai.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pikiran
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang
diharapkan dapat tercapai.Sekian dan terima kasih.
“Om Santi Santi Santi Om”

Denpasar, 09 April 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2

2.1 Peran Kolaborasi Perawat dalam Pelaksanaan Farmakologi....................2

2.1.1 Prinsip – Prinsip Pemberian Obat...........................................................3

2.1.2 Implikasi Keperawatan Dalam Farmakologi.........................................8

2.1.3 Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Kolaborasi


Pemberian Obat........................................................................................9

2.2 Pengelolaan Obat.....................................................................................11

BAB III PENUTUP...............................................................................................14

3.1 Simpulan..................................................................................................14

3.2 Saran........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Farmakologi dalam prospek pengorganisasian tindakan kolaboratif yang
hendaknya terlebih dahulu dapat dipahami pengertian farmakologi itu sendiri oleh
seorang perawat. Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu
tugas terpenting perawat. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter
untuk mengobati klien yang memiliki masalah ksehatan. Perawat harus
mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan mempertanyakan
perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang diberikan di
luar batas yang direkomendasikan. Perawat bertanggung jawab memahami kerja
obat dan efek samping yang ditimbulkkan, memberikan obat dengan tepat,
memantau respon klien, dan membantu klien menggunakannnya dengan benar
serta berdasarkan pengetahuan. Selain mengetahui kerja suatu obat tertentu,
perawat juga harus memahami masalah kesehatan klien saat ini dan sebelumnya
untuk menentukan apakah obat tertentu aman untuk diberikan. Pertimbangan
perawatt penting dalam pemberian obat yang tepat dan aman.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah Peran Kolaborasi Perawat dalam Pelaksanaan
Farmakologi?
2. Bagaimanakah Pengelolaan Obat dalam Pelaksanaan Farmakologi?

1.3 Tujuan
1 Untuk Mengetahui Peran Kolaborasi Perawat dalam Pelaksanaan
Farmakologi?
2 Untuk Mengetahui Pengelolaan Obat dalam Pelaksanaan Farmakologi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Peran Kolaborasi Perawat dalam Pelaksanaan Farmakologi


Farmakologi dalam prospek pengorganisasian tindakan kolaboratif
hendaknya terlebih dahulu dapat dipahami pengertian farmakologi itu sendiri
oleh seorang perawat. Farmakologi berasal dari kata Farmakonartinya adalah
Obat, dan Logos artinya adalah Ilmu. Jadi , Farmakologi adalah suatu cabang
ilmu yang mempelajari tentang obat dan pengobatan, mulai dari obat
diberikan sampai dikeluarkan dari tubuh untuk pencegahan,peningkatan
kesehatan, dan pengobatan / penyembuhan. Tujuan pengorganisasi
farmakologi adalah agar dokter dan perawat dapat memiliki dan menggunakan
obat secara rasional dengan memperhatikan kemanjuran dan keamanannya.
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman .
Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan
mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau
dosis yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan . Secara hukum
perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat yang diresepkan
dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan kontraindikasi bagi
status kesehatan klien . Sekali obat telah diberikan , perawat bertanggung
jawab pada efek obat yang diduga bakal terjadi. Buku-buku referensi obat
seperti , Daftar Obat Indonesia ( DOI ) , Physicians‘ Desk Reference (PDR),
dan sumber daya manusia , seperti ahli farmasi , harus dimanfaatkan perawat
jika merasa tidak jelas mengenai reaksi terapeutik yang diharapkan ,
kontraindikasi , dosis , efek samping yang mungkin terjadi , atau reaksi yang
merugikan dari pengobatan (Kee and Hayes, 1996).
Pemberian obat menjadi salah satu tugas kolaboratif perawat yang paling
penting, karena :
 Perawat merupakan mata rantai terakhir dalam proses pemberian
obat kepada pasien.
 Perawat bertanggung jawab bahwa obat sudah diberikan dan
memastikan bahwa obat itu benar diminum oleh pasien.

2
 Perawat yang paling tahu tentang kebutuhan dan respon pasien
terhadap pengobatan. Misalnya : pasien yang sukar menelan,
muntah atau tidak dapat minum obat tertentu.
 Perawat hampir 24 jam waktunya disediakan untuk memenuhi
kebutuhan pasien.

- Peran perawat dalam Pemberian Obat


Peran perawat dalam pemberian obat adalah sebagai berikut :
1) Sebagai Pelaksana
Artinya seorang perawat dapat melaksanakan tindakan
keperawatan ( tindakan kolaborasi )dalam pemberian obat
dengan perinsip 5 T & 1 W, dan 5 B.
2) Sebagai Pengelola
Dapat mengatur pemeliharaan, tempat persediaan /
penyimpanan obat.
3) Sebagai Pendidik
Dapat menjelaskan kepada pasien tentang fungsi obat,
reaksi dan efek samping obat agar menimbulkan sikap
kooperatif pasien.
4) Sebagai Peneliti
Dapat mengamati reaksi pasien setelah memberikan obat.

2.1.1 Prinsip – Prinsip Pemberian Obat


Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak
sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui
pembuluh darah (parenteral), namun juga mengobservasi respon klien
terhadap pemberian obat tersebut. Pengetahuan tentang manfaat dan
efek samping obat sangat penting dimiliki oleh perawat. Perawat
memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahan
kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika
membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien dalam
membangun pengertian yang benar dan jelas tentang pengobatan,
mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan dan turut serta

3
bertanggungjawab dalam pengambilan keputusan tentang pengobatan
bersama dengan tenaga kesehatan lain. Perawat dalam memberikan
obat juga harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat,
hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu
menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:
1) Benar Klien
Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas
klien, dan meminta klien menyebutkan namanya sendiri. Beberapa
klien akan menjawab dengan nama sembarang atau tidak berespon,
maka gelang identifikasi harus diperiksa pada setiap klien pada setiap
kali pengobatan. Pada keadaan gelang identifikasi hilang, perawat
harus memastikan identitas klien dan meminta klien menyebutkan
namanya sendiri. Beberapa klien akan menjawab dengan nama
sembarang atau tidak berespon, maka gelang identifikasi harus
diperiksa pada setiap klien pada setiap kali pengobatan. Pada keadan
gelang identifikasi hilang, perawat harus memastikan identitas klien
sebelum setiap obat diberikan.
Dalam keadaan dimana klien tidak memakai gelang identifikasi
(sekolah, kesehatan kerja, atau klinik berobat jalan), perawat juga
bertanggung jawab untuk secara tepat mengidentifikasi setiap orang
pada saat memberikan pengobatan.
2) Benar Obat
Klien dapat menerima obat yang telah diresepkan oleh seorang
dokter, dokter gigi, atau pemberi asuhan kesehatan yang memiliki izin
praktik dengan wewenang dari pemerintah. Perintah melalui telepon
untuk pengobatan harus ditandatangani oleh dokter yang Perintah
pengobatan mungkin diresepkan menelepon dalam waktu 24 jam.
Komponen dari perintah pengobatan adalah :
(1) tanggal dan saat perintah ditulis,
(2) nama obat,
(3) dosis obat,
(4) rute pemberian,

4
(5) frekuensi pemberian, dan
(6) tanda tangan dokter atau pemberi asuhan kesehatan.
Meskipun merupakan tanggung jawab perawat untuk mengikuti
perintah yang tepat, tetapi jika salah satu komponen tidak ada atau
perintah pengobatan tidak lengkap, maka obat tidak boleh diberikan
dan harus segera menghubungi dokter tersebut untuk
mengklarifikasinya ( Kee and Hayes, 1996 ).
 Perawat bertanggungjawab untuk mengikuti perintah yang
tepat
 Perawat harus menghindari kesalahan yaitu dengan
membaca label obat minimal 3x:
 Pada saat melihat botol atau kemasan obat
 Sebelum menuang atau mengisap obat
 Setelah menuang atau mengisap obat
 Memeriksa apakah perintah pengobatan lengkap dan sah
 Mengetahui alasan mengapa klien menerima obat tersebut
 Memberikan obat-obatan tanda: nama obat, tanggal
kadaluarsa
3) Benar Dosis Obat
 Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien.
 Dosis yang diberikan dalam batas yang
direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan.
 Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat
jumlah dosis yang akan diberikan, dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya
obat dan dosis obat yang diresepkan atau diminta,
pertimbangan berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika
ragu-ragu dosis obat harus dihitung kembali dan
diperiksa oleh perawat lain.
 Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat
tertentu.

5
4) Benar Waktu Pemberian
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah
 Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang
diresepkan harus diberikan. Dosis obat harian diberikan
pada waktu tertentu dalam sehari, seperti b.i.d ( dua
kali sehari ), t.i.d ( tiga kali sehari ), q.i.d ( empat kali
sehari ), atau q6h ( setiap 6 jam ), sehingga kadar obat
dalam plasma dapat dipertahankan. Obat-obat dengan
waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada
selang waktu yang tertentu.
 Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat
(t1/2). Obat yang mempunyai waktu paruh panjang
diberikan sekali sehari, dan unutk obat yang memiliki
waktu paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada
selang waktu tertentu.
 Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum
atau sesudah makan atau bersama makanan.
 Memberikan obat seperti kalium dan aspirin yang dapat
mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan
makanan.
 Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa
apakah klien telah dijadwalkan untuk memeriksa
diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan
kontraindikasi pemeriksaan obat.
5) Benar Cara Pemberian
 Memperhatikan proses absorbsi obat dalam tubuh
harus tepat dan memadai.
 Memperhatikan kemampuan klien dalam menelan
sebelum memberikan obat-obat peroral.
 Menggunakan teknik aseptic sewaktu memberikan
obat melalui rute parenteral.

6
 Memberikan obat pada tempat yang sesuai dan tetap
bersama dengan klien sampai obat oral telah ditelan.
6) Benar Dokumentasi
Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur
yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencatat informasi
yang sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta
respon klien terhadap pengobatan.
7) Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien
Perawat mempunyai tanggung jawab dalam
melakukan pendidikan kesehatan pada pasien, keluarga,
dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat
seperti manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang
baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pemberian obat,
efek samping dan reaksi yang merugikan dari obat,
interaksi obat dengan obat dan obat dengan makanan,
perubahan-perubahan yang diperlukan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari selama sakit dan sebagainya.
8) Benar Hak Klien untuk Menolak
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat.
Perawat harus memberikan inform consent dalam
pemberian obat.
a. Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat
Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan
setelah mendapatkan informasi ( Informed concent ) , yang
berdasarkan pengetahuan individu yang diperlukan untuk
membuat suatu keputusan.
b. Hak Klien untuk Menolak Pengobatan
Klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan
adalah tanggung jawab perawat untuk menentukan , jika
memungkinkan , alasan penolakan dan mengambil langkah
– langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau

7
menerima pengobatan . Jika suatu pengobatan ditolak ,
penolakan ini harus segera didokumentasikan. Perawat
yang bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter harus
diberitahu jika pembatalan pemberian obat ini dapat
membahayakan klien, seperti dalam pemberian insulin.
Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi perubahan pada
hasil pemeriksaan laboratorium , misalnya pada pemberian
insulin atau warfarin ( Taylor, Lillis and LeMone, 1993 ;
Kee and Hayes, 1996 ).
9) Benar Pengkajian
Perawat selalu memeriksa vital sign sebelum
pemberian obat.
10) Benar Evaluasi
Perawat selalu melihat atau memantau efek kerja
dari obat setelah pemberiannya.
11) Benar Reaksi terhadap Makanan
Obat memliki efektivitas jika diberikan pada waktu
yang tepat. Jika obat itu harus diminum sebelum makan
(ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang
diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya
tetrasiklin dan sebaiknya ada obat yang harus diminum
setelah makan misalnya indometasin.
12) Benar Reaksi dengan Obat Lain
Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol
diberikan dengan omeprazol penggunaan pada penyakit
kronis.
2.1.2 Implikasi Keperawatan Dalam Farmakologi
Implikasi keperawatan dalam farmakologi mencakup hal-hal yang
berkaitan dengan proses keperawatan antara lain pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

8
Beberapa hal yang perlu dikaji dalam pengelolaan farmakologi :
a. Keadaan pasien/identifikasi pasien
o Usia : Bayi, Anak-anak , Dewasa Dan Lansia
o Reaksi : Bagaimana Reaksi pasein setelah minum obat.
o Pola kebiasaan : Kebiasaan pasien pada waktu minum
obat,misalnya dengan memakai air minum, pisang dan lain-
lain.
o Persepsi pasien tentang obat : khasiat obat, sugesti terhadap
obat.
b. Keadaan obat / identifikasi obat
o Dosis obat sesuai umur pasien
o Bentuk obat apakah padat , cair suspensi
o Pengunaan obat : oral, sub-lingual, ditelan atau dikunyah.
c. Efek samping obat (side effect)
d. Etiket
o Obat luar atau obat dalam (obat dalam diberi etiket putih, obat
luar diberi ektiket biru).
o Tanggal/bulan/tahun kadaluarsa obat.
o Jenis obat (sedative, antihistamine, antibiotic, deuresis dll.
e. Keadaan pasien
Hal yang perlu dikaji adalah apakah pasien sedang menjalani terapi
khusus :
o Penderita TBC Aktif
o Penderita Kusta Aktif
o Penderita Epilepsi
o Penderita Malnutrisi
f. Ada tidaknya riwayat alergi obat
Bila mana ada pasien yang tidak tahan akan jenis obat tertentu
maka harus ditulis dengan jelas pada status pasien dengan tinta merah,
agar dokter dapat memilih obat lain yang lebih aman.

9
2.1.3 Hal – Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Pelaksanaan Kolaborasi
Pemberian Obat.
a. Perawat yang membagi obat harus bekerja dengan penuh
konsentrasi dan tenang.
b. Setelah mengecek perintah pengobatan, bacalah tabel tiga kali
ketika mempersiapkan obat :
o Saat mengambil obat
o Saat membuka/menuang atau mencampur
o Saat mengembalikan.
c. Obat yang sudah lama, lebih-lebih yang sudah hilang etiketnya
atau tidak jelas jangan dipakai.
d. Cara pemberian obat harus memperhatikan prinsip 12 benar.
e. Perhatikan pasien waktu minum obat, jangan meninggalkan obat
diatas meja.
f. Jangan sekali-kali memberikan obat-obatan yang telah disiapkan
orang lain, kecuali jelas ditugaskan kepada kita.
g. Perhatikan reaksi pasien setelah minum obat.
h. Mencatat atau membubuhkan paraf pada waktu atau pada status
pasien setelah memberikan obat.
i. Obat-obatan harus disimpan sesuai dengan syarat-syarat
penyimpanan masing-masing obat, misalnya : Lemari es, tempat
yang sejuk, gelap dan lain-lain.
j. Obat-obat yang dibeli sendiri oleh pasien harus disimpan dalam
lemari obat pada tempat khusus, dengan etiket nama yang jelas.
k. Menuangkan obat-obatan cair, jangan pada sisi yang ada etiketnya
dan sejajar dengan mata.
l. Setiap kali selesai mengambil obat, tempat obat ditutup kembali.
m. Bila terjadi kesalahan dalam memberikan obat harus segera
dilaporkan kepada yang bertanggung jawab.
n. Usahakan agar tangan selalu bersih, ketika akan memberikan obat-
obatan.

10
Peran dan Tanggung jawab perawat sehubungan dengan pemberian
obat:

a. Perawat harus mempunyai pengetahuan dan pemahaman


yang memadai mengenai obat.
b. Mendukung keefektivitasan obat.
c. Mengobservasi efek samping dan alergi obat
d. Menyimpan, menyiapkan dan administrasi obat
e. Melakukan pendidikan kesehatan tentang obat
f. Perawatan, pemeliharaan dan pemberian banyak obat-
obatan merupakan tanggung jawab besar bagi perawat.
Kesalahan dapat terjadi pada instruksi, pembagian, penamaan dan
pengintrepretasian instruksi sesuai dengan penatalaksanaan obat. Obat
harus tidak diberikan perawat tanpa membawa resep tertulis kecuali
pada saat kegawatan. Tanggung jawab ini hanya bisa dilimpahkan
dengan persetujuan dari petugas yang memiliki wewenang.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, jelaslah bahwa pemberian
obat pada klien merupakan fungsi dasar keperawatan yang
membutuhkan ketrampilan teknik dan pertimbangan terhadap
perkembangan klien. Perawat yang memberikan obat-obatan pada
klien diharapkan mempunyai pengetahuan dasar mengenai obat dan
prinsip-prinsip dalam pemberian obat.

2.2 Pengelolaan Obat


Pengelolaan merupakan suatu proses yang dimaksudkan untuk mencapai
suatu tujuan tertentu yang dilakukan secara efektif dan efisien. Proses
pengelolaan dapat terjadi dengan baik bila dilaksanakan dengan dukungan
kemampuan menggunakan sumber daya yang tersedia dalam suatu sistem.
Tujuan utama pengelolaan obat adalah tersedianya obat dengan mutu yang
baik, tersedia dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan pelayanan
kefarmasian bagi masyarakat yang membutuhkan.
Secara khusus pengelolaan obat harus dapat menjamin :
a. Tersedianya rencana kebutuhan obat dengan jenis dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan pelayanan kefarmasian di Apotek.

11
b. Terlaksananya pengadaan obat yang efektif dan efisien.
c. Terjaminnya penyimpanan obat dengan mutu yang baik.
d. Terjaminnya pendistribusian / pelayanan obat yang efektif.
e. Terpenuhinya kebutuhan obat untuk mendukung pelayanan
kefarmasian sesuai jenis, jumlah dan waktu yang dibutuhkan.
f. Tersedianya sumber daya manusia dengan jumlah dan kualifikasi
yang tepat.
g. Digunakannya obat secara rasional
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Pengelolaan Obat
mempunyai empat kegiatan yaitu :
a. Perumusan kebutuhan (selection)
b. Pengadaan (procurement)
c. Distribusi (distribution)
d. Penggunaan / Pelayanan Obat (Use)
Masing-masing kegiatan di atas, dilaksanakan dengan berpegang
pada fungsi manajemen yaitu Planning, Organizing, Actuating dan
Controlling. Ini berarti untuk kegiatan seleksi harus ada tahap
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
pengendalian, begitu juga untuk ketiga kegiatan yang lain.
Keempat kegiatan pengelolaan obat tersebut didukung oleh sistem
manajemen penunjang pengelolaan yang terdiri dari :
a. Pengelolaan Organisasi
b. Pengelolaan Keuangan untuk menjamin pembiayaan dan
kesinambungan
c. Pengelolaan informasi
d. Pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia

Pelaksanaan keempat kegiatan dan keempat elemen sistem


pendukung pengelolaan tersebut di atas didasarkan pada kebijakan (policy)
dan atau peraturan perundangan (legal framework) yang mantap serta
didukung oleh kepedulian masyarakat.

Sebagai suatu sistem, maka keempat kegiatan tersebut dapat dilihat


sebagai rangkaian proses dari masukan – proses – luaran. Dengan

12
demikian fungsi seleksi merupakan proses yang mengolah masukan yang
berasal dari penggunaan obat dan menghasilkan luaran yang selanjutnya
diproses pada kegiatan pengadaan dan seterusnya.

Pengelolaan obat merupakan suatu rangkaian kegiatan yang


menyangkut aspek perencanaan/ seleksi, pengadaan, pendistribusian dan
penggunaan obat dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia
seperti tenaga, dana, sarana dan perangkat lunak (metoda dan tatalaksana)
dalam upaya mencapai tujuan yang ditetapkan.

o Seleksi

Meliputi kegiatan penetapan masalah kesehatan, keadaan sosial


ekonimi masyarakat, pemilihan jenis obat, serta penetapan jenis obat apa
yang harus tersedia.

o Pengadaan

Meliputi perhitungan kebutuhan dan perencanaan pengadaan,


pemilihan cara pengadaan, pelaksanaan pembelian, penerimaan dan
pemeriksaan serta melakukan jaminan mutu

o Distribusi

Meliputi kegiatan pengendalian persediaan obat, dan penyimpanan

o Penggunaan

Meliputi pelayanan farmasi.

Untuk terlaksananya pengelolaan obat dengan efektif dan efisien


perlu ditunjang dengan sistem informasi manajemen obat untuk
menggalang keterpaduan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengelolaan obat.
Dengan adanya sistem ini pelaksanaan salah satu kegiatan pengelolaan
obat dapat dengan mudah diselaraskan dengan yang lain. Selain itu,
berbagai kendala yang menimbulkan kegagalan atau keterlambatan salah
satu kegiatan dengan cepat dapat diketahui, sehingga segera dapat

13
ditempuh berbagai tindakan operasional yang diperlukan untuk
mengatasinya.

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Farmakologi adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari tentang obat dan
pengobatan, mulai dari obat diberikan sampai dikeluarkan dari tubuh untuk
pencegahan,peningkatan kesehatan, dan pengobatan / penyembuhan. Tujuan
pengorganisasi farmakologi adalah agar dokter dan perawat dapat memiliki
dan menggunakan obat secara rasional dengan memperhatikan kemanjuran
dan keamanannya.
Secara hukum perawat bertanggung jawab jika mereka memberikan obat
yang diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan
kontraindikasi bagi status kesehatan klien .
Adapun beberapa 12 Prinsip – Prinsip Pemberian Obat yang dilakukan
adalah Benar Klien, Benar Obat, Benar Dosis Obat, Benar Waktu Pemberian,
Benar Cara Pemberian, Benar Dokumentasi, Benar Pendidikan Kesehatan
Perihal Medikasi Klien, Benar Hak Klien untuk Menolak, Benar Pengkajian,
Benar Evaluasi, Benar Reaksi terhadap Makanan, Benar Reaksi dengan Obat
Lain. Selain itu adanya juga implikasi keperawatan dalam farmakologi dan
beberapa Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kolaborasi
pemberian obat.
Proses pengelolaan dapat terjadi dengan baik bila dilaksanakan dengan
dukungan kemampuan menggunakan sumber daya yang tersedia dalam suatu
sistem.

3.2 Saran
Diharapkan dapat menambah pengetahuan kita tentang pengorganisasian
tindakan kolaborasi dalam pelaksanaan prinsip farmakologi dan psikofarmaka.
Memperbanyak referensi sebagai bahan acuan bagi peneliti yang ingin lebih
memperdalam kajian tentang peran kolaborasi perawat dalam pelaksanaan
farmakologi dan pengelolaan obat.

15
16
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2000. Keperawatan Dasar Ruangan Jakarta.


Kozier, Barbara, 2000, Fundamental of Nursing : Concepts, Prosess and Practice :
Sixth edition, Menlo Park, Calofornia.
Kusuma,Aditya.2012. Pengorganisasian

17

Anda mungkin juga menyukai