PENDAHULUAN
Indikasi sectio caesarea diantaranya adalah kesempitan panggul yang sangat berat
dan neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Angka section caesarea terus meningkat dari
insidensi 3 hingga 4 persen 15 tahun yang lalu sampai insidensi 10 hingga 15 persen
sekarang ini (Oxorn dan Forte, 2010).
1
Tromboemboli yang terjadi pada periode post section caesarea disebabkan karena tidak
dilakukannya mobilisasi dini, sehingga terjadi bendungan vena dan darah yang statis.
Dengan mobilisasi sirkulasi darah normal atau lancar sehingga resiko terjadinya
trombosis dan tromboemboli dapat dihindarkan.
Perawat harus memahami hal tersebut, harus mampu melakukan asuhan
keperawatan pada pasien post sectio caesaria. Melakukan pengkajian, menentukan
diagnosa yang mungkin muncul, menyusun rencana tindakan dan mengimplementasikan
rencana tersebut serta mengevaluasi hasilnya.
1.3 Tujuan
Mengetahui konsep dasar penyakit dan konsep asuhan keperawatan pada pasien
post partum dengan komplikasi: tromboemboli pasca SC.
2
1.4 Manfaat
Hasil diskusi kelompok ini diharapkan dapat dijadikan sebagai alat dan sarana
pengetahuan dalam bidang perawatan maternitas tentangasuhan keperawatan pada pasien
post partum dengan komplikasi: tromboemboli pasca SC.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Etiologi
4
b) Perubahan laju peredaran darah (Stasis Vena)
Kehamilan menyebabkan peningkatan stasis vena pada ektremitas bawah
dan pelvis sebagai hasil dari tekanan pembuluh darah besar karena
pembesaran uterus. Stasis paling nyata ketika wanita hamil berdiri untuk
periode waktu yang lama. Stasis menyebabkan dilatasi pembuluh darah
potensial berlanjut hingga post partum. In aktifitas selama kehamilan juga
berperan penting dalam bendungan vena dan darah yang stasis di
ekstremitas bawah. Waktu yang lama dalam memijakkan kaki selama
kehamilan dan perbaikan episiotomy juga meningkatkan vena stasis dan
pembentukan thrombus.
c) Perlakuan internal pembuluh darah
Dapat terjadi pada tindakan operasi. Dapat didahului oleh proses operasi
atau inflamasi. Perlakuan pada internal menyebabkan pembuluh darah
kehilangan muatan listrik, sehingga thrombus mudah menempel pada
dinding pembuluh tersebut.
2.1.3 Patofisiologi
5
6
2.1.4 Manifestasi Klinis
7
2.1.6 Penatalaksanaan
a) Trombembolisme Ringan
Ditangani dengan istirahat, dapat juga dengan pemberian antibiotik dan ibu
dianjurkan untuk mobilisasi atau aktifitas ringan.
b) Tromboembolisme berat
Antikoagulan untuk mencegah bertambah luasnya thrombus dan mengurangi
bahaya emboli. Terapi dapat dimulai dengan heparin melalui infus IV
sebanyak 10.000 itu satuan setiap 6 jam dan diteruskan dengan kaumarin 10
gram per hari kemudian 3 mg perhari dan selama 6 minggu kemudian
dikurangi dan dihentikan dalam 2 minggu.
2.2.1 Pengkajian
a. Anamnesa
1) Keluhan sekarang : Nyeri
8
3) Apakah jika sakit pasien segera berobat ke dokter, ataukah
menggunakan obat tradisional?
4) Apakah pasien sudah memeriksakan dirinya sebelum ke rumah sakit?
2. Pola nutrisi
Pada pola nutrisi kaji pasien mengenai:
1) Pola makan
a. Bagaimana nafsu makan pasien selama sakit?
b. Berapakah porsi makan pasien per sekali makan?
2) Pola Minum
a. Berapakah frekuensi minum pasien selama sakit?
3. Pola eliminasi
Pada pola eliminasi kaji pasien mengenai:
1. Buang air besar
A. Berapakah frekuensi setiap kali buang air besar?
B. Bagaimanakah konsistensi pasien dalam buang air besar?
2. Buang air kecil
a. Berapakah frekuensi serta jumlah urine pasien setiap buang air
kecil?
4. AktivitasdanLatihan
S M R S M R S
A k t i v i t a s
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
M a n d i
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toileting
9
B e r p i n d a h
B e r j a l a n
N a i k t a n g g a
B e r b e l a n j a
M e m a s a k
Skor
0 = mandiri
1 = alat bantu
2 = dibantu orang lain
3 = dibantu orang lain & alat \
4 = tergantung/tidakmampu
2) Kebersihan diri
a. Berapakah frekuensi pasien mandi dan menggosok gigi per 1 hari
saat sakit?
b. Berapakah frekuensi pasin memotong kuku dan keramas selama
seminggu saat sakit?
3) Altivitas sehari-hari
a. Apakah pasien bisa mengikuti aktivitas shari-hari selama sakit?
4) Rekreasi
a. Apakah pasien selama sakit melakukan rekreasi?
5) Olah raga
a. Apakah pasien bisa melakukan kegiatan olah raga?
10
5. TidurdanIstirahat
Pada pola tidur dan istirahat kaji pasien mengenai:
1) Polatidur
Bagaimanakah polatidur pasien selama sakit? Yang digambarkan
dengan pukul berapa pasien mulai tidur dan sampai pukul berapa
pasien tidur saat malam hari?
2) Frekuensitidur
Bagaimana frekuensi tidur pasien selama sakit? Yang digambarkan
dengan berapa lama pasien tidur malam?
3) Intensitas tidur
a. Apakah pasien mengalami pola tidur NREM (Non-Rapid Eye
Movement)? Ataukah pasien mengalami pola tidur REM (Rapid
Eye Movement)?
6. Sensori, PresepsidanKognitif
Pada pola sensori, persepsi, dan kognitif, kaji pasien mengenai:
1) Bagaimana cara pembawaan pasien saat bicara? Apakah normal, gagap,
atau berbicara tak jelas?
2) Bagaimanakah tingkat ansietas pada pasien?
3) Apakah pasien mengalami nyeri ?
Jika iya, lakukan pengkajian dengan menggunakan:
7. Konsep diri
11
c. Adakah perubahan fisiologis tumbuh kembang?
d. Adakah transplantasialat tubuh?
e. Apakah pernah operasi?
f. Bagaimana proses patologi penyakit?
g. Apakah pasien menolak berkaca?
h. Apakah fungsi alat tubuh pasien terganggu?
i. Adakah keluhan karena kondisi tubuh?
Role/peran
a. Apakah klien mengalami overload peran?
b. Adakah perubahan peran pada pasien?
Identity/identitas diri
a. Apakah pasien merasa kurang percaya diri?
b. Mampukah pasien menerima perubahan?
c. Apakah pasien merasa kurang memiliki potensi?
d. Apakah pasien kurang mampu menentukan pilihan?
Self esteem/harga diri
a. Apakah pasien menunda tugas selama sakit?
b. Apakah pasien menyalahgunakan zat?
Self ideals/ideal diri
a. Apakkah pasien tidak ingin berusaha selama sakit
8. SeksualdanRepruduksi
a. Kapan pasien mengalami menstruasi terakhir ?
b. Apakah pasien mengalami masalah menstruasi ?
c. Apakah pasien pernah melakukan pap smear dankapan pap smear
terakhir ?
d. Apakah pasien melakukan pemeriksaan payudara dan testis sendiri
tiap bulan ?
e. Apakah pasien mengalami masalah seksual ?
9. PolaPeranHubungan
Padapolaperanhubunganpasienmengenai:
1) Apakahpekerjaanpasien?
2) Bagaimanakahkualitaspekerjaanpasien?
12
3) Bagaimanakahpasienberhubungandengan orang lain?
10. ManajemenKopingSetress
Menggambarkan bagaimana pasien menangani stress yang dimilikinya serta
apakah kalien menggunakan sistem pendukung dalam menghadapi stres
c. Pemeriksaan Fisik
1) Kesadaran : Compos mentis / somnolen /spoor / semi coma /coma
2) TTV : Peningkatan frekuensi nadi, suhu badan mungkin meningkat
3) Kepala dan wajah
a) Inspeksi kebersihan dan kerontokan rambut, cloasma gravidarum, keadaan
sclera, konjungtiva, serta kebersihan gigi dan mulut
b) Palpasi palpebral, adakah edema pada mata dan wajah
4) Dada
Inspeksi irama nafas, dengarkan bunyi nafas dan hitung frekuensinya
5) Payudara
a) Inspeksi keadaan putting : menonjol, tertarik ke dalam, produksi ASI
terkadang berkurang pada ibu menyusui.
b) Palpasi daerah payudara
c) Kaji pengeluaran ASI
6) Ekstremitas bagian atas
Inspeksi keadaan edema pada jari-jari
7) Abdomen
Adanya luka insisi post SC, dengarkan bising usus
8) Involution uteri
Meraba daerah vesika urinaria, telapak tangan di atas abdomen meraba dan
menemukan tinggi fundus uteri ( kaji intensitas, kekuatan dan kontraksi)
9) Vulva vagina
Melihat keadaan kebersihan vulva dan perineum
13
10) Ekstremitas bagian bawah
Tanda homan positif(paha dan betis) mungkin hangat dan warna kemerahan,
tungkai yang sakit, dingin, pucat, serta edema.
d. Pemeriksaan penunjang
a) Venografi kontras untuk memastikan thrombosis vena dalam
b) Pemeriksaan koagulasi untuk mengidentifikasi hiperkoagulabilitas
c) Hemoglobin atau hematokrit (HB/Ht) untuk mengkaji perubahan dari kadar
pra operasi dan mengevaluasi efek kehilangan darah pada pembedahan.
Leukosit (WBC) mengidentifikasi adanya infeksi
d) Urinalisis / kultur urine
e) Pemeriksaan elektrolit
b)Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi, penurunan aliran darah vena
No Dx Tujuan Perencanaan
Intervensi Rasional
1. Pertahankan tirah 1. Meminilamkan
1 1 Setelah dilakukan tindakan
baring kemungkinan
keperawatan selama 3 x 24
perubahan posisi
jam, diharapkan perfusi
thrombus dan
jaringan perifer kembali
menciptakan emboli
efektif
2. Observasi
ekstremitas
2. Gejala yang
14
terhadap warna. membantu
Dengan Kriteria hasil :
Inspeksi adanya membedakan antara
4. Instruksikan ibu
4. Untuk mencegah
untuk
perubahan posisi
menggerakkan
thrombus yang
ekstremitas
menimbulkan
embolisme
5. Kaji kemudian
5. Nyeri dada yang
pernapasan dan
tajam pada subternal,
bunyi paru serta
ketakutan tiba-tiba
catat keluhan-
15
keluhan nyeri pada dyspnea, takipnea,
dada dan dan hemoptysis
merasakan nyeri adalah tanda-tanda
ansietas. emboli paru,
khususnya pada
6. Berikan kompres TVD.
hangat lembap
pada ekstremitas
yang sakit 6. Meningkatkan
sirkulasi ke area
ekstremitas,
meningkatkan
vasodilatasi aliran
balik vena dan
pemberian
antikoagulan 7. Heparin dapat
menggunakan mencegah
heparin. pembentukan
thrombus dan
mencegah
pembekuan
selanjutnya.
8. Pantau
pemeriksaan 8. Memantau
laboratorium masa efektivitas
16
1. Kaji derajat 1. Derajat nyeri
2 2 Setelah dilakukan perawatan
ketidaknyamanan berhubungan
dalam 3 x 24 Jam di
atau nyeri dengan langsung dengan luas
harapkan nyeri klien dapat
melakukan palpasi nyeri yang terlibat,
teratasi dengan kriteria hasil
pada kaki derajat hipoksia, dan
:
edema berkenan
17
balik vena
memudahkan
5. Anjurkan sirkulasi.
perubahan posisi
yaitu 5. Menurunkan
mempertahankan kelelahan,
6. Jelaskan prosedur
tindakan dan
intervensi
6. Melibatkan ibu
dalam asuhan
keperawatan,
7. Berikan obat-
peningkatan control,
obatan sesuai
dan penurunan rasa
dengan indikasi
cemas.
(analgetik,
7. Analgetik
antiinflamasi)
menurunkan demam
dan inflamasi
menghilangkan
8. Berikan kompres
nyeri.
panas yang lembap
pada ekstremitas.
8. Menyebabkan
vasodilatasi yang
meningkatkan
sirkulasi.
1. Jelaskan prosedur, 1. Menurunkan rasa
3 3 Setelah dilakukan tindakan
tindakan dan takut, meningkatkan
keperawatan selama 3 x 24
intervensi pengetahuan ibu dan
18
jam di harapkan kecemasan keperawatan libatkan dalam
klien berkurang dengan tindakan
kriteria hasil : 2. Mencegah kelelahan
2.2.4 Evaluasi
1. Memperoleh sirkulasi darah yang adekuat pada ekstremitas bawah (nadi distal
dapat dipalpasi, warna kulit normal, hangat).
2. Menunjukkan tanda-tanda berkurangnya rasa nyeri dan edema, mengatakan
merasa lebih baik dan edema berkurang.
19
3. Dapat menerangkan dengan tepat proses perkembangan thrombosis vena,
pencegahannya, factor-faktor resiko, efek samping thrombosis dan efek samping
obat.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
21
DAFTAR PUSTAKA
Baradero Mary dkk. Klien Gangguan Kardiovaskular Seri Asuhan Keperawatan. Penerbit
buku kedokteran EGC . Jakarta 2008
http://etd.eprints.ums.ac.id/9398/
22