Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BAGI HASIL DALAM PERBANKAN SYARIAH DAN


METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL
Dosen Pengampu : Tri Diani Kurnia Fitri, S.E., M. Si

Oleh: Kelompok 4
1. Muhammad Afrinda
2. Rahma Aida
3. Lili Avita
4. Gita Ariska
5. Febi Eka Purnama

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SYEKH H.A.HALIM HASAN


AL-ISHLAHIYAH BINJAI
PRODI PERBANKAN SYARIAH
T.A.2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat limpahan
karunia Nya kami dapat menyelesaikan sebuah makalah yang berjudul “Bagi Hasil Dalam
Perbankan Syariah Dan Metode Perhitungan Bagi Hasil.”

Penyusunan makalah ini bertujuan sebagai penunjang mata kuliah Akuntansi Bank
Syariah. Di dalam pembuatan makalah ini ada referensi yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini mungkin banyak terdapat
kesalahan-kesalahan. Melalui kata pengantar ini kami lebih dahulu meminta maaf dan
memohon pemakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami
buat kurang tepat.

i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A. Bagi Hasil Dalam Perbankan Syariah.............................................................................2
B. Tahapan Perhitungan Bagi Hasil.....................................................................................2
C. Prinsip Perhitungan Bagi Hasil.......................................................................................3
D. Menghitung Jumlah Pendapatan Yang Dibagi Hasil......................................................4
BAB III PENUTUP....................................................................................................................8
A. Kesimpulan.....................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pembahasan kali ini akan mempelajari terkait perhitungan bagi hasil
dalam pandangan perbankan syariah, maka penting nya hal ini untuk dipelajari
mengingat bahwa dalam lembaga keuangan pasti mengenal dan harus memahami
terkait perhitungan bagi hasil dalam konsep islam, yang mana dalam isi pembahasan
akan menarik sekali yang akan dibahas diantaranya terkait tahapan bagi hasil, prinsip
perhitungan bagi hasil, menghitung jumlah pendapatan yang dibagi hasil. Dan
bagaimana menentukan hak bagi hasil untuk bank dan nasabah.
Maka hal-hal tersebut sangatlah penting untuk dipelajari khususnya kita
sebagai mahasiswa yang dalam hal ini dituntut untuk bisa memahami berbagai hal
dalam akademik maupun non akademik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa tahapan perhitungan bagi hasil?
2. Bagaimana prinsip perhitungan bagi hasil ?
3. Bagaimana menghitung jumlah pendapatan yang dibagi hasil ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Bagi Hasil Dalam Perbankan Syariah


Bank syariah adalah bank yang dalam menjalankan usahanya berdasarkan
pada prinsip-prinsip syariah Islam yang secara operasional berbeda dengan bank
konvensional.1 Bank syariah mempunyai peran penting untuk mengelola dana yang
telah dihimpun dari pemilik dana (shahibul maal), sehingga pendapatan yang
dihasilkan oleh bank syariah dalam mengelola dana mudharabah sangat tergantung
pada keahlian, kehati-hatian, dan profesionalitas dari bank syariah.2
Bagi hasil dalam penghimpunan dana (funding) yang diberikan kepada
pemilik dana (shahibul maal) sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang
dihasilkan oleh bank syariah dalam mengelola dana dengan akad bagi hasil
(mudharabah).3

B. Tahapan Perhitungan Bagi Hasil


Untuk menghitung pendapatan bagi hasil yang diterima oleh bank maupun
nasabah dimana bank sebagai mudharib sedangkan nasabah sebagai shahibul maal,
dilakukan beberapa tahapan yang dilakukan, sebagai berikut:
1. Menggunakan metode revenue sharing, yaitu dengan menghitung total
pendapatan tanpa ada pengurangan biaya-biaya.
2. Memisahkan dana yang bersumber investasi mudharabah dengan dana selain
investasi mudharabah.
3. Menghitung seluruh total dana yang bersumber dari investasi mudharabah
mutlaqoh.
4. Menghitung rata-rata pembiayaan dari total keseluruhan akad pembiayaan,
baik akad jual beli, kerjasama usaha dan sewa pada bulan laporan.
5. Menjumlahkan total pendapatan yang didapatkan dari margin keuntungan,
pendapatan bagi hasil dan pendapatan sewa.
6. Mengurangkan persentase investasi dari total investasi mudharabah yang
dijadikan sebagai cadangan giro wajib minimum sesuai ketentuan Bank
Indonesia
1
Ismail, Perbankan Syariah. (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 29
2
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta : Grasindo, 2005), hal. 5
3
Ibid, Hal. 7

2
7. Menetapkan besarnya pendapatan yang diperoleh untuk dibagi hasil antara
pemilik dana (nasabah) dengan pengelola (bank syariah).

C. Prinsip Perhitungan Bagi Hasil


Prinsip perhitungan bagi hasil pendapatan sangat penting untuk ditentukan di
awal dan diketahui oleh kedua belah pihak yang akan melakukan kesepakatan kerja
sama bisnis karena apabila hal ini tidak dilakukan, maka berarti telah terjadi ghoror,
sehingga transaksi menjadi tidak sesuai dengan prinsip syariah. Prinsip perhitungan
bagi hasil menentukan jumlah. pendapatan yang digunakan sebagai dasar perhitungan
untuk bagi hasil, apakah menggunakan penerimaan bersih, laba kotor, atau laba
bersih. Dewan Syariah Nasional dalam fatwanya dengan Nomor 15 tahun 2000
menyatakan bahwa bank syariah boleh menggunakan prinsip bagi hasil (revenue
sharing) maupun bagi untung (profit sharing) sebagai dasar bagi hasil.
1. Profit sharing (bagi laba)
Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan.
Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Profit secara istilah adalah
perbedaan yang timbul ketika total pendapatan (total revenue) suatu
perusahaan lebih besar dari biaya total (total cost). Di dalam istilah lain profit
sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total
pendapatan setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan tersebut. Pada perbankan syariah istilah yang sering
dipakai adalah profit and loss sharing, di mana hal ini dapat diartikan sebagai
pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil
usaha yang telah dilakukan.

2. Revenue sharing (bagi pendapatan)


Revenue (pendapatan) dalam kamus ekonomi adalah hasil uang yang
diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan barang-barang (goods) dan jasa-
jasa (services) yang dihasilkannya dari pendapatan penjualan (sales revenue).
Dalam arti lain revenue merupakan besaran yang mengacu pada perkalian
antara jumlah out put yang dihasilkan dari kagiatan produksi dikalikan dengan
harga barang atau jasa dari suatu produksi tersebut. Penghitungan menurut
pendekatan ini adalah perhitungan laba didasarkan pada pendapatan yang

3
diperoleh dari pengelola dana, yaitu pendapatan usaha sebelum dikurangi
dengan biaya usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut.
Prinsip revenue sharing diterapkan berdasarkan pendapat dari Syafi'i
yang mengatakan bahwa mudharib tidak boleh menggunakan harta
mudharabah sebagai biaya baik dalam keadaan menetap maupun bepergian
(diperjalanan) karena mudharib telah mendapatkan bagian keuntungan maka ia
tidak berhak mendapatkan sesuatu (nafkah) dari harta itu yang pada akhirnya
ia akan mendapat yang lebih besar dari bagian shahibul maal. Sedangkan,
untuk profit sharing, mudharib dapat membelanjakan harta mudharabah hanya
bila perdagangannya itu diperjalanan saja baik itu berupa biaya makan,
minum, pakaian dan sebagainya. Hambali mengatakan bahwa mudharib boleh
menafkahkan sebagian dari harta mudharabah baik dalam keadaan menetap
atau bepergian dengan ijin shahibul maal, tetapi besarnya nafkah yang boleh
digunakan adalah nafkah yang telah dikenal (menurut kebiasaan) para
pedagang dan tidak boros.
Dengan prinsip revenue sharing pendapatan yang digunakan untuk
diperhitungkan dalam perhitungan bagi hasil adalah pendapatan bruto yang
terdiri atas pendapatan bagi hasil yang diterima dari bagi hasil investasi
pembiayaan, pendapatan margin murabahah (penjualan setelah dikurangi
harga pokok), pendapatan ijarah bersih setelah dikurangi biaya-biaya
operasional sewa aset yang bersangkutan dan pendapatan bersih lainnya,
sedangkan dengan prinsip profit sharing pendapatan yang menjadi dasar
perhitungan bagi hasil dengan prinsip revenue sharing harus dikurangi lagi
dengan biaya operasional rutin bank, sehingga diperoleh laba bersih. Laba
bersih inilah yang digunakan sebagai dasar perhitungan bagi hasil.

D. Menghitung Jumlah Pendapatan Yang Dibagi Hasil


Ada beberapa metode/cara yang dipakai dalam menghitung bagi hasil untuk
penyimpanan dana di bank syariah, yaitu:
1. Menghitung saldo rata-rata harian nasabah
Saldo rata-rata harian dihitung bagi setiap jenis simpanan (giro dan
tabungan). Langkah-langkah digunakan adalah sebagai berikut:
a) Menentukan tanggal berapa keuntungan yang diperoleh dari penempatan
dana akan dibagi hasilkan.

4
b) Jumlah hari yang dihitung dalam satu bulan adalah sesuai hitungan
kalender.
Berikut contoh perhitungan saldo rata-rata harian:

Tanggal Sandi Debit Rp. Kredit Rp. Saldo


1/10/2018 1 575.000 575.000
3/10/2018 2 125.000 450.000
10/10/2018 1 250.000 700.000
15/10/2018 2 100.000 600.000
21/10/2018 1 400.000 1.000.000

Dari buku tabungan ini kemudian dihitung saldo rata-rata harian per
bulan, sebagai berikut:
Tgl 01/10/2019 s.d Tgl 01/10/2019 = 1 hari x 575.000 = 575.000
Tgl 02/10/2019 s.d Tgl 09/10/2019 = 8 hari x 450.000 = 1.000.000
Tgl 10/10/2019 s.d Tgl 14/10/2019 = 4 hari x 700.000 = 2.800.000
Tgl 15/10/2019 s.d Tgl 20/10/2019 = 5 hari x 600.000 = 3.000.000
Tgl 21/10/2019 s.d Tgl 31/10/2019 = 11 hari x 400.000 = 4.400.000
Jumlah 31 hari =11.775.000,-
Sehingga saldo rata-rata harian = 11.775.000,- : 31 = 379.839,-

2. Menggunakan perhitungan hasil investasi per seribu

SRR N
Bagi Hasil = ¿ 1000 x 100 x Hi−1000

Dimana :
SRR : Saldo rata-rata
N : Nisbah
Hi-1000 : Hasil investasi dari setiap seribu rupiah yang dihasilkan4

Contoh perhitungan:
Jika si Fulan membuka deposito 1 bulan sebesar Rp.10.000.000 pada bulan
Mei, dengan besar nisbah 50%. Hi-1000 pada bulan Mei 7.87, maka besar
bagi hasil yang akan diterima adalah sebesar?
10.000.000
Bagi Hasil = x 7.87 x 50 %
1000
4
Wiroso, Penghimpunan Dana dan Hasil Usaha Bank Syariah, (Jakarta : Grasindo, 2005), hal. 165-166

5
= Rp. 39.350 (potong pajak 20%)
= Rp. 31.480 (Bagi Hasil Nett yang diterima)

3. Menggunakan perhitungan bagi hasil berdasarkan saldo rata-rata harian


seluruh simpanan dan pendapatan distribusi sejenis
Perhitungan berdasarkan saldo rata-rata harian seluruh simpanan dan
pendapatan disrtibusi sejenis dihitung ditiap akhir bulan dan di buku awal
bulan berikutnya.
Rumus yang digunakan:
saldo rata−rata
simpanan nasabah
x total pendapatan distribusi bagi hasil
saldo rata−rata
seluruh simpanan sejenis

untuk simpanan sejenis x nisbah bagihasil

Contoh perhitungan:
Pak Sarman saldo rata-rata tabungan bulan agustus 2013 Rp 1.000.000,-,
perbandingan bagi hasil (nisbah) antara Bank dan Nasabah 85:15, saldo
rata-rata tabungan seluruh nasabah pada agustus 2013 Rp. 2.000.000.000,-,
pendapatan bank yang dibagihasilkan untuk nasabah tabungan Rp.
200.000.000,-. Berapakah jumlah bagi hasil yang diterima?
Rp . 1.000 .000
x Rp. 2.00.000.000,- x 15 % = Rp. 15.000,-
Rp . 2. 000.000 .000
Maka, bagi hasil yang diterima Pak Sarman sebesar Rp. 15.000,;

Adapun contoh penerapan perhitungan bagi hasil mudharabah di bank syariah,


yaitu sebagai berikut:
Apabila bank syariah mampu mengumpulkan dana pihak ketiga (DPK)
sebanyak Rp. 90.000.000. DPK yang dapat disalurkan pada pembiayaan
sebanyak Rp. 85.500.000 karena ada Giro Wadiah Minimum sebesar 5%).
Pembiayaan yang harus disalurkan kemasyarakat sebanyak Rp. 100.000.000.
Dari pembiayaan Rp.100.000.000 diperoleh pendapatan dari penyaluran
pembiayaan sebesar Rp. 1.500.000. Nisbah bagi hasil 65%:35%. Berapa
pendapatan setiap Rp. 1000 dana nasabah?

6
DPK A Rp. 90.000.000
DPK yang dapat disalurkan pada B Rp. 85.500.000
pembiayaan
Pembiayaan yang disalurkan C Rp. 100.000.000
Dana Bank Rp. 14.500.000
Pendapatan dari penyaluran pembiayaan D Rp. 1.500.000
Pendapatan bagi setiap Rp. 1000 DPK E Rp. 14,25
Untuk mencari hasil dari pendapatan bagi setiap Rp. 1000 DPK yaitu
B I
E= x D x x 100 0
C A

Pendapatan bagi setiap Rp. 1000 DPK E Rp. 14,25


DPK yang dapat disalurkan pada F Rp. 1.000.000
pembiayaan
Saldo rata-rata harian nasabah G Rp. 100.000.000
Nisbah Nasabah Rp. 65
Bagi hasil nasabah bulan ini H Rp. 9265

Untuk mencai bagi hasil nasabah bulan ini yaitu


B G
H= xFx
1000 100

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank syariah mempunyai peran penting untuk mengelola dana yang telah
dihimpun dari pemilik dana (shahibul maal), sehingga pendapatan yang dihasilkan
oleh bank syariah dalam mengelola dana mudharabah sangat tergantung pada
keahlian, kehati-hatian, dan profesionalitas dari bank syariah. Bagi hasil dalam
penghimpunan dana (funding) yang diberikan kepada pemilik dana (shahibul maal)
sangat berpengaruh terhadap pendapatan yang dihasilkan oleh bank syariah dalam
mengelola dana dengan akad bagi hasil (mudharabah).
Metode yang dipakai dalam menghitung bagi hasil untuk penyimpan dana di
bank syariah yaitu menghitung saldo rata-rata harian nasabah, menggunakan
perhitungan hasil investasi per seribu dan menggunakan perhitungan bagi hasil
berdasarkan saldo rata-rata harian seluruh simpanan dan pendapatan distribusi sejenis.

B. Saran
Dalam menghitung hasil pendapatan bagi hasil dengan nasabah harus sesuai
dengan ketentuan yang telah disepakati. Sebagai nasabah harus tau berapa persen dia
mendapat keuntungannya supaya tidak terjadi kesalahan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Wiroso. 2005.Penghimpunan Dana dan Hasil Usaha Bank Syariah. Jakarta : Grasindo

Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Anda mungkin juga menyukai