Skripsi Angga
Skripsi Angga
PENDAHULUAN
oleh instansi pemerintah, baik itu di pusat, di Daerah, dan dilingkungan Badan
publik. Tetapi,kualitas pelayanan publik sampai saat ini secara umum masih
ketertiban dunia. Undang Undang Dasar 1945 memberikan perintah, tugas dan
1
mensejahterakan rakyatnya, melalui penyelenggaraan kepemerintahan yang baik
dan bertanggung jawab, dan perwujudannya adalah pelayanan publik yang baik.
pelayanan publik. Oleh sebab itu substansi administrasi sangat berperan dalam
mencapai tujuan.
sorotan oleh berbagai pihak. Hal ini disebabkan oleh semakin transparannya
oleh mata dan telinga publik. Semakin banyaknya sorotan media dalam
2
warga negara untuk menyikapi segala hal yang telah dilakukan pemerintah dalam
dimiliki oleh kelompok birokrat. Banyak pula warga masyarakat yang masih
meragukan kinerja pelayanan yang dinilai tidak efektif, tidak efisien dan tidak
Sisi lain, tatanan praktis terhadap tuntutan pelayanan yang lebih baik
hal tersebut dikaitkan dengan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan
dalam menjalankan fungsi layanan kepada publik sesuai dengan kebutuhan yang
dikehendaki.
3
Seiring dengan besarnya tuntutan akan penerapan good governance,
tuntutan akan pelayanan publik yang berkualitas juga menjadi semakin besar.
Pemerintah merespon tuntutan ini dengan menetapkan tahun 2004 sebagai tahun
standar pelayanan minimal. Akan tetapi perbaikan kualitas masih belum berjalan
Kualitas atau mutu dalam industri jasa pelayanan adalah suatu penyajian
produk atau jasa sesuai ukuran yang berlaku di tempat produk tersebut diadakan
konsumen untuk berbagai jenis jasa yang berkembang saat ini dan telah menjadi
kualitas yang akan datang, akan tetapi merupakan pencegahan terjadinya kualitas
diterima cepat dan baik, dan itu merupakan nilai dalam peningkatan kualitas
4
pelayanan yang diberikan kepada konsumen. Konsumen sebagai penerima jasa
mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda. Tingkat pelayanan yang berbeda ini
merupakan indikator yang baik untuk mengukur tingkat kualitas produk atau
pelayanan yang mereka terima. Salah satu cara untuk meningkatkan kepuasan
konsumen adalah berusaha untuk menjamin hubungan baik dengan konsumen dan
juga mau mendengarkan semua keluhan konsumen tentang produk dan pelayanan
pemberian jasa dari suatu pihak kepada pihak lainnya, dimana pelayanan yang
baik adalah pelayanan yang dilakukan secara ramah tamah dan dengan etika yang
pelayanan publik yang baik banyak aspek yang perlu diperhatikan. Pada
pelanggan dapat terpenuhi jika pelayan publik dapat memberikan pelayanan yang
responsiviness, ansurance dan emphaty. Menurut teori ini, jika pelayanan yang
5
diberikan telah memenuhi kriteria-kriteria tersebut maka dapat dikatakan
masyarakat.
yang bersifat jasa. Perananannya akan lebih besar dan bersifat menentukan
salah satu kesimpulan Bank Dunia yang dilaporkan dalam World Development
Report 2004 dan hasil penelitian Governance and Desentralization Survey (GDS)
2002. Buruknya pelayanan publik memang bukan hal baru, fakta di lapangan
masih banyak menunjukkan hal ini. GDS 2002 menemukan tiga masalah penting
amat dipengaruhi oleh hubungan per teman-an, kesamaan afiliasi politik, etnis,
dan agama. Fenomena semacam ini tetap marak walaupun telah diberlakukan UU
6
No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang Bersih dari KKN yang secara
Kedua, tidak adanya kepastian biaya dan waktu pelayanan. Ketidakpastian ini
sering menjadi penyebab munculnya KKN, sebab para pengguna jasa cenderung
pelayanan publik.
menjadikan pelayanan ini agar lebih efisien, efektif serta dapat dijangkau oleh
penulis adalah mengenai seringnya terjadi dalam keberangkatan kapal yang tidak
7
terlalu lama menunggu untuk diberangkatkan ini tentunya membuat calon
Fenomena yang kedua seperti yang diberitakan oleh Harian Radar Selayar
Edisi Tanggal 20 Juni 2014, kadangkala penyedia layanan dalam hal ini Pengelola
yang diinginkan oleh masyarakat dalam hal ini pengguna jasa di Pelabuhan
dengan berdiri. Hal ini disebabkan karena mereka tidak menyusun suatu standar
kinerja tertentu yang jelas. Hal ini bisa dikarenakan tiga faktor, yaitu tidak adanya
komitmen total manajemen terhadap kualitas jasa, kekurangan sumber daya, atau
pelayanan secara cepat tanpa menentukan standar atau ukuran waktu pelayanan
8
Pammatata ini maka akan diutamakan walaupun mereka datang belakangan dan
yang diberikan dan diduga bahwa hal tersebut disebabkan oleh kurangnya
kehandalan petugas atau pegawai yang memberikan pelayanan yang ditandai oleh
diberangkatkan.
adalah apabila janji yang diberikan ternyata tidak dapat dipenuhi. Misalnya
fenomena akan memberikan pelayanan publik yang bebas nepotisme , Akan tetapi
9
Pihak Pengelola Pelabuhan Penyeberangan Pammatata Kabupaten
kualitas pelayanan yang diberikan dan mereduksi kesenjangan atau gap dalam
masyarakat meningkat.
KEPULAUAN SELAYAR”.
maka masalah pokok penelitian ini yaitu “Apakah pelayanan publik transportasi
baik ?
10
I.3. Tujuan Penelitian
a. Manfaat Akademik
b. Manfaat Praktis
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
aktivitas sendiri, maupun melalui aktivitas orang lain. Aktivitas adalah suatu
proses penggunaan akal, pikiran, panca indra, dan anggota badan dengan tanpa
alat bantu yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkan, baik dalam bentuk barang atau jasa. Proses pemenuhan kebutuhan
pelanggan dan sudah merupakan keharusan yang wajib dioptimalkan baik oleh
berasal dari kata “layan” yang artinya membantu menyiapkan atau mengurus
segala apa yang diperlukan orang lain untuk perbuatan melayani. Dalam kamus
2. Servis jasa
Berdasarkan pengertian diatas, maka hal itu sesuai dengan pendapat The
Liang Gie (1997) yang menyatakan bahwa : “pelayanan bagi masyarakat adalah
12
kegiatan dari organisasi yang dilakukan untuk mengamalkan dan mengabdikan
udara, darat, maupun laut mengenai kapasitas (daya angkut), fasilitas, kualitas,
dan kualitas”.
Dalam rumusan lain yang dikemukakan oleh Bill Creech seperti dikutip
“Pelayanan adalah kegiatan pemberian jasa dari suatu pihak kepada pihak
lainnya, dimana pelayanan yang baik adalah pelayanan yang dilakukan
secara ramah tamah dan dengan etika yang baik sehingga memenuhi
kebutuhan dan kepuasan bagi yang menerima”
(2000:8) yaitu:
urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antara seseorang dengan
orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan kepuasan pelanggan.
adalah hal-hal yang jika diterapkan terhadap suatu produk akan meningkatkan
daya atau nilai terhadap pelanggan (service is those thing which when edde to a
13
product, increase its utility of value to the costumer). Lebih lanjut Lovelock
pelayanan yang sangat baik pula. Hal yang paling penting adalah membuat setiap
Menurut The Liang Gie (1997 : 23) yang mendefinisikan pelayanan bagi
masyarakat atau kegiatan dari organisasi yang dilakukan untuk mengamalkan dan
14
objek yang dilayani adalah masyarakat yang terdiri dari individu, golongan, dan
masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individu akan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
publik.
manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif yang berbeda,
15
pemotivasian dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk
manajemen diperlukan agar tujuan organisasi dapat dica pai secara efektif dan
efisien. Efektif adalah mengerjakan pekerjaan yang benar (doing the right things)
dan efisien adalah mengerjakan pekerjaan dengan benar (doing things right).
dikemukakan oleh Manulang (2000) bahwa manajemen merupakan seni dan ilmu
daripada sumber daya manusia untuk mencapai yang telah ditetapkan terlebih
manajemen sebagai suatu proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu
tidak bisa bila hanya satu individu yang bertindak sendiri. Berdasarkan pengertian
16
4. Pengendalian, yaitu memastikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan jika tidak
berhadapan dengan unsur organisasi yang terdiri dari manusia, dana, peralatan,
bahan, metode dan pasar (bagi organisasi bisnis). Namun dalam hal manajemen
pelayanan, yang dihadapi adalah manusia (pegawai) dengan segala sikap dan
tingkah lakunya. Oleh karena itu, aktivitas penting dalam manajemen pelayanan
terdiri atas lima aspek yaitu menentukan dan menjabarkan sasaran, menentukan
cara yang efektif dan efisien, melaksanakan kegiatan atau pekerjaan melalui orang
Definisi yang sangat sederhana diberikan oleh Ivencevich, Lorenzi, Skinner dan
Crosby (1997) bahwa pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata
peralatan. Sedangkan definisi yang lebih rinci diberikan oleh Gronroos (1990)
bahwa pelayanan adalah aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat kasat
mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya interaksi antara
konsumen dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan
17
dapat dilihat dari besarnya sumber daya manusia yang dimiliki oleh birokrasi
jauh pelayanan adalah perbandingan terbaik antara input dan output pelayanan
(Dwiyanto, 2005).
pelayanan, birokrasi secara ideal harus dapat memberikan produk pelayanan yang
berkualitas, terutama dari aspek biaya dan waktu pelayanan. Efisiensi pada sisi
input dipergunakan untuk melihat seberapa jauh kemudahan akses publik terhadap
pelayanan dipandang efisien yaitu apabila publik memiliki jaminan atau kepastian
oleh publik merupakan indikator penting untuk melihat intensitas korupsi dalam
sistem layanan birokrasi. Moenir (2006) menjelaskan bahwa pelayanan yang baik
pelayanan diartikan sebagai suatu proses penerapan ilmu dan seni untuk
18
melaksanakan dan mengevaluasi suatu sistem pelayanan yang memuaskan bagi
pengguna jasa.
Pelayanan umum yang dilakukan oleh siapa saja tidak terlepas dari hal-hal
lain yang tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang
memerlukan. Agar layanan lisan berhasil sesuai yang diharapkan, ada syarat-
• Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat tetapi
menonjol dalam pelaksanan tugas. Tidak hanya dari segi jumlah, tetapi juga dari
segi peranannya. Pada dasarnya layanan melalui tulisan cukup efisien terutama
dalam pelayanan jarak jauh karena factor biaya. Agar layanan dalam bentuk
tulisan dapat memuaskan pihak yang dilayani,satu hal yang harus diperhatikan
penyelesaiannya.
19
Layanan tulisan terdiri atas dua golongan,yaitu:
• Layanan berupa petunjuk, informasi, dan yang sejenis ditujukan pada orang-
petugas-petugas tingkat menengah dan bawah. Karena itu factor keahlian dan
Dalam kenyataan sehari-hari jenis layanan ini tidak terhindar dari layanan lisan,
Hal ini disebabkan karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam
hubungan pelayanan secara umum. Jadi tujuan utama yang berkepentingan ialah
pelayanan yang optimal, adapun Kriteria pelayanan umum adalah sebagai berikut:
a. Tepat dalam arti yang diberikan atau dilakukan benar-benar sesuai apa yang
dibutuhkan.
20
b. Cepat dalam arti pemenuhan kebutuhan cepat dan tepat waktu.
c. Murah dlam arti masyarakat memerlukan apa yang diinginkan dengan biaya
yang murah.
d. Ramah dalam arti pelayanan atau hubungan antara petugas dengan masyarakat
dari:
pengguna jasa.
dukungan dari:
pengguna jasa.
21
II.2. Konsep Pelayanan Publik
ialah orang yang melayani, pembantu, pesuruh, sedangkan publik berarti orang
banyak (umum). Jadi pelayan publik berarti orang yang melayani, membantu,
padanannya, antara lain : pegawai negeri; apartur pemerintah; abdi negara; abdi
yang termasuk dalam lingkup ini adalah pelayanan administratif umum, pelayanan
pelayanan publik.
22
Pemerintahan Yang Baik. Pasal 3 Undang-undang No.28 Tahun 1999 tentang
sektor pelayanan publik berkembang dengan pesat, baik dalam arti skala
dari adanya permintaan masyarakat yang juga semakin meningkat. Imbas dari
perkembangan yang demikian pesat itu adalah lahirnya kebutuhan baru yang tidak
akan bisa dikelola dengan baik oleh sistem akuntabilitas publik yang tradisional.
23
Organisasi publik berbeda dengan organisasi bisnis karena organisasi
eksternal.
yang berbeda dengan organisasi bisnis akan tetapi paradigma baru Administrasi
Publik yang dipelopori oleh Ted Gabler dan David Osborne dengan karyanya
24
3. Organisasi dengan mekanisme sistem yang dinamis,
dipertanggungjawbakan,
pelayanan.
yang dilakukan oleh aparatur pemerintah serta harus dikelola dengan baik dan
berikut:
berbagai bentuk dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status
sebagainya.
25
b. Kelompok pelayanan barang yaitu pelayanan yang mengasilkan berbagai
sifat kegiatan dalam prose pelayanan serta produk pelayanan yang dihasilkan
a. Jenis Pelayanan Administratif, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
b. Jenis Pelayanan Barang, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
c. Jenis Pelayanan Jasa, yaitu jenis pelayanan yang diberikan oleh unit
secara langsung dan habis terpakai dalam jangka waktu tertentu. Contohnya;
pemadam kebakaran.
26
Pada hakekatnya pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima
a. Transparansi
Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yaqng
b. Akuntabilitas
undangan.
c. Kondisional
d. Partisipatif
e. Kesamaan hak
Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan suku, ras, agama, gender
Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
27
meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat karena sesuai dengan
keinginan masyarakat.”
kualitas pelayanan.
a. Kesederhanaan
mudah dilaksanakan.
b. Kejelasan
pelayanan public.
c. Kepastian waktu
d. Akurasi
telah ditetukan.
28
e. Keamanan
Proses dan produk pelayanan public memberikan rasa aman dan kepastian
hukum.
f. Tanggung jawab
informatika.
g. Kemudahan akses
informatika.
i. Kenyamanan
penyelenggaraan pelayan public yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau
29
penerima pelayanan menurut keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2003
a. Prosedur pelayanan
termasuk pengaduan.
b. Waktu penyelesaian
c. Biaya pelayanan
d. Produk Pelayanan
Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan.
masalah pelayanan, factor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan, factor
30
organisasi yang merupakan system yang memungkinkan berjalannya mekanisme
organisasi/perusahaan.
b. Attitude (sikap) adalah perilaku atau peringai yang harus ditonjolkan ketika
menghadapi pelanggan .
e. Action (Tindakan) adalah berbagai kegiatan nyata yang harus dilakukan dalam
31
f. Accountability (tanggung jawab) adalah suatu keberpihakan kepada pelanggan
sepenuh hati”. Layanan sepenuh hati menurut Patricia Patton (1998) dimaksudkan
layanan yang berasal dari diri sendiri yang mencerminkan emosi, watak,
keyakinan, nilai, sudut pandang, dan perasaan. Pelayanan dengan konsep sepenuh
tujuan utamanya.
dalam layanan sepenuh hati menurut Patricia Patton (1998:1) dirumuskan dengan
a. Passionate (gairah)
orang lain. Antusiasme dan perhatian yang dibawakan pada layanan sepenuh hati
akan membedakan bagaimana memandang diri sendiri dan pekerjaan dari tingkah
laku dan cara memberi layanan kepada para konsumen. Gairah berarti
b. Progressive (progresif)
32
Penciptaan cara baru dan menarik untuk meningkatkan layanan dan gaya
pribadi. Pekerjaan apa pun yang ditekuni, jika memiliki gairah dan pola pikir yang
progresif, akan menjadikan pekerjaan lebih menarik. Bersikap kreatif dimulai dari
c. Proactive (proaktif)
d. Positive (positif)
Senyum merupakan bahasa isyarat universal yang dipahami semua orang dimuka
bumi ini. Berlaku positif itu sangat menarik. Berlaku positif berarti seyogyanya
tidak bisa dicium dan tidak bisa diraba, maka aspek tangible menjadi penting
baik akan mempengaruhi presepsi pelanggan. Oleh karena itu, penting bagi suatu
perusahaan untuk mengetahui seberapa jauh aspek tangible yang paling tepat,
yaitu masih memberikan impresif yang positif terhadap kualitas pelayanan yang
33
Dimensi yang kedua, yaitu Reliability. Memberikan pelayanan yang
konsisten. Ada tiga hal besar yang dapat dilakukan perusahaan dalam upaya
free” atau “no mistake”. Top Manajement perlu meyakinkan pada semua
Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pelatihan secara terus-menerus
menajdi lebih baik. Ketiga, diperlukan tes sebelum suatu layanan benar-benar
untuk melakukan tes seberapa jauh tingkat reliability dari layanan tersebut.
dapat dipastikan akan berubah dengan kecenderunagn naik dari waktu ke waktu.
dalam menanamkan rasa percaya dan keyakinan kepada para pelanggannya. Ada
empat aspek dimensi assurance ini. Pertama, yaitu keramahan. Keramahan adalah
satu aspek kualitas pelayanan yang paling mudah diukur. Ramah berarti banyak
senyum dan bersikap sopan. Yang kedua, yaitu kompetensi. Petugas costomer
service memiliki pengetahuan tentang prosuk dan hal-hal lain yang sering menjadi
sangat dipengaruhi oleh kredibilitas atau reputasi dari perusahaan tersebut. Aspek
yang keempat yaitu security. Pelanggan mempunyai rasa aman dalam melakukan
transaksi.
34
Dimensi kelima yaitu empathy. Dimensi empati adalah dimensi yang
- Reliability
Pelayan publik memberikan pelayanan secara tepat dan benar. Dalam hal ini,
- Tangibles
Penyediaan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang memadai.
fisik yang lengkap dan berkualitas akan membantu memberi kepuasaan bagi
pengguan layanan.
- Responsiveness
- Assurance
35
Tingkat perhatian terhadap etika dan moral dalam pemberian pelayanan. Saat
- Empathy
publik yang diberikan atau dapat dikatakan agar layanan yang diberikan itu
tepat sasaran. Indikator ini hanya sekedar untuk mengetahui apa yang
dalam bentuk pelayanan yang diberikan oleh penyedia layanan. Untuk itu, jika
kepuasan publik ingin dicapai maka penyedia layanan publik harus memberikan
Selain itu ada pula model yang disebut SERVQUAL (Service Quality),
model ini juga dikenal dengan istilah Gap Analysis Model. Model dikembangkan
oleh tiga peneliti Amerika, Zeithaml, A. Parasuraman, dan Berry, yaitu sebagai
36
1. Gap antara harapan konsumen dan Pendapat manajemen
kualitas jasa macam apa yang sebenarnya diharapkan konsumen pengguna jasa.
Akibatnya desain dan standar jasa yang disampaikan menjadi tidak baik. Sehingga
kualitas jasa
Gap ini muncul karena para manajer menetapkan spesifikasi kualitas jasa
berdasarkan pada apa yang mereka percayai sebagai yang diinginkan para
konsumen pengguna jasa, padahal pendapat mereka belum tentu benar. Sumber
penyebab lainnya yaitu tidak ada interaksi langsung antara manajemen dengan
contoh, manajemen suatu bank meminta para stafnya agar memberikan pelayanan
secara cepat tanpa menentukan standar atau ukuran waktu pelayanan yang dapat
dikategorikan cepat
Gap ini biasanya muncul pada jasa yang sistem penyampaiannya sangat
memang penting, tetapi belum cukup untuk menjamin bahwa spesifikasi kualitas
37
jasa akan terpenuhi apabila jasa memerlukan kinerja pelayanan dan penyajian
yang sesegera mungkin bila para konsumen pengguna jasa hadir di tempat jasa
diproses. Gap ini mengindikasikan perlunya ditetapkan desain dan standar jasa
yang berorientasi kepada konsumen pengguna jasa. misalnya para juru rawat
pasien, tetapi disisi lain mereka juga harus melayani para pasien dengan cepat.
4. Gap antara penyampaian jasa aktual dan komunikasi eksternal kepada pada
meningkatkan harapan yang akan dijadikan sebagai standar kualitas jasa yang
akan diterima konsumen pengguna jasa, akan tetapi juga akan meningkatkan
Pendapat tentang jasa yang akan disampaikan kepada debitur. Kegagalan dalam
memenuhi jasa yang dijanjikan dengan faktanya akan memperbesar gap ini.
lengkap; dan staf pengajar yang profesional. Akan tetapi saat pelangan datang dan
saja (hanya memiliki beberapa ruang kuliah; jumlah komputer relatif sedikit; judul
5. Gap antara jasa yang diharapkan dan jasa aktual yang diterima
38
Gap ini timbul akibat adanya perbedaan antara kinerja pelayanan yang
diterima pada konsumen pengguna jasa dan kinerja pelayanan yang diharapkan
kesesuaian konsumen pengguna jasa, maka kinerja pelayanan lebih besar dari
pengguna jasa tersebut berada pada keadaan sesuai. Misalnya seorang dokter bisa
pasien dapat menginterpretasikannya sebagai suatu indikasi bahwa ada yang tidak
manajemen tidak selalu memahami dengan benar apa yang menjadi keinginan
konsumen.
personil yang menanganinya belum terlatih baik dan tidak mampu memenuhi
standar.
39
e. Kesenjangan antara jasa yang dialami dan jasa yang diharapkan, terjadi bila
40
cara membuat lingkaran pelayanan dan mnghindari terjadinya lima macam gap.
Selain itu juga, ada prinsip-prinsip manajemen pelayanan yang dapat dipakai,
sebagaimana dikemukakan oleh Bowen & Edward (1995) yakni antara lain :
kualitas pelayanan
mendefinisikan moment of truth (momen kritis) sebagai kontak yang terjadi antara
pelanggan dengan setiap aspek organisasi yang akan membentuk opini pelanggan
yang baik, setiap organisasi harus mengidentifikasi dan mengelola momen kritis
pelayanan secara baik pula, dengan jalan harus ada kesesuaian atau kompatibilitas
antara tiga faktor yakni konteks pelayanan, referensi yang dimiliki pelanggan dan
penelitian tentang kualitas pelayanan yang perlu dijadikan pedoman oleh aparat
41
pemda dalam melayani masyarakat di daerah. Studi International menyatakan
bahwa 3 - 6 dari 10 pelanggan akan bicara secara terbuka kepada umum mengenai
perlakuan buruk yang mereka terima. Pada akhirnya 6 dari 10 pelanggan akan
mengkonsumsi barang atau jasa alternatif (Soeling : 1997). Hasil studi The
perusahaan.
- Kebijakan publik. Kebijakan publik ini adalah faktor yang akan mempengaruhi
lembaga pelayanan publik dari segi sumber keuangan, teknologi dan sumber
itu, faktor lingkungan seperti sistem politik, pers yang bebas atau tingkat
42
- Kontrol pemerintah terhadap penyedia layanan publik. Pada umumnya,
utama dalam manajemen pelayanan publik adalah sumber daya manusia atau
keinginan konsumen.
43
5. Empati (Emphaty) : sikap tegas tetapi ramah dalam memberikan payanan
kepada konsumen.
dimaksud dengan IKM adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan
masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif
tanggungjawabnya).
yang berlaku.
44
6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang
masyarakat.
9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam
11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan
13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang
penerima pelayanan.
45
II.7. Konsep Transportasi
sebagai pemindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan.
Sehingga dengan kegiatan tersebut maka terdapat tiga hal yaitu adanya muatan
yang diangkut, tersedianya kendaraan sebagai alat angkut, dan terdapatnya jalan
yang dapat dilalui. Proses pemindahan dari gerakan tempat asal, dimana kegiatan
pengangkutan dimulai dan ke tempat tujuan dimana kegiatan diakhiri. Untuk itu
merupakan salah satu sektor yang dapat menunjang kegiatan ekonomi (the
promoting sector) dan pemberi jasa (the servicing sector) bagi perkembangan
bahwa transportasi merupakan pergerak tingkah laku orang dalam ruang baik
menurut Tamin (1997) dalam Agus Imam Rifusa (2010) mengungkapkan bahwa,
prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu: (1) sebagai alat bantu
bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan di
Dengan melihat dua peran yang di sampaikan di atas, peran pertama sering
46
wilayah baru dimana pada wilayah tersebut tidak akan pernah ada peminatnya bila
menuju wilayah tersebut dan akan berdampak pada tingginya minat masyarakat
dan barang.
dimana keduanya dapat saling mempengaruhi. Hal ini seperti yang diungkapkan
oleh Tamin (1997) dalam Agus Imam Rifusa (2010) bahwa pertumbuhan ekonomi
maka suatu daerah dapat meningkat kegiatan ekonominya. Namun di sisi lain,
maka akan timbul masalah transportasi, karena terjadinya kemacetan lalu lintas,
adanya sebuah sistem transportasi yang handal, efisien, dan efektif. Transportasi
47
yang efektif memiliki arti bahwa sistem transportasi yang memenuhi kapasitas
yang angkut, terpadu atau terintegrasi dengan antar moda transportasi, tertib,
teratur, lancar, cepat dan tepat, selamat, aman, nyaman dan biaya terjangkau
secara ekonomi. Sedangkan efisien dalam arti beban publik sebagai pengguna jasa
1. Jalan
Tanpa adanya jalan tidak mungkin disediakan jasa transportasi bagi penggunanya.
Jalan ditujukan dan disediakan sebagai basis bagi alat angkutan untuk bergerak
dari tempat asal ke tempat tujuan. Unsur jalan dapat berupa jalan raya,jalan kereta
2. Alat angkutan
transportasi yang paling penting. Perkembangan dan kemajuan jalan dan alat
angkutan merupakan dua unsur yang saling memerlukan atau saling berkaitan
Alat angkutan ini dapat dibagi dalam jenis-jenis alat angkutan jalan
darat,alat angkutan jalan air dan alat angkutan jalan udara. Alat angkutan jalan
48
darat berupa gerobak, pedati, sepeda, sepeda motor, mobil, bus. Truk, kereta api
dan lain-lain.
3. Tenaga Penggerak
Yang dimaksud dengan tenaga penggerak adalah tenaga atau energi yang
digunakan untuk menggerakkan alat angkutan tersebut. Untuk keperluan ini dapat
digunakan tenaga manusia, tenaga binatang, tenaga uap, batubara, BBM, tenaga
4. Terminal
maupun berhenti atau berakhir sebai tempat tujuannya. Karena itu di terminal
barang. Terlebih lagi untuk terminal yang dibuat seperti stasiun kereta api, stasiun
transportasi dapat diklasifikasikan dari sudut jalan atau permukaan jalan yang
digunakan, alat angkutan yang dipakai dan tenaga penggerak yang digunakan.
1. Transportasi Darat
alat angkutan berupa manusia, binatang, pedati sepeda, sepeda motor, becak, bus,
49
b. Transportasi Jalan Rel
Di dalam transportasi jalan rel ini digunakan alat angkutan berupa kereta
api, yang terdiri atas lokomotif, gerbong, tangki, boks khusus, trailer dan kereta
penumpang. Jalan yang digunakan berupa rel baja, baik dua rel maupun mono rel.
b. Transportasi Laut
3. Transportasi Udara
Transportasi udara ini menggunakan pesawat udara sebagai alat angkutan dan
udara atau angkasa sebagai jalannya. Yang dilengkapi dengan navigasi dan alat
telekomunikasi.
Transportasi laut adalah sebagai mobilitas manusia, barang dan jasa baik
lokal, regional, nasional mauoun international. Transportasi tediri dari tiga moda
50
peranan yang cukup penting dalam setiap kegiatan di Indonesia, khsusunya di
maupun sungai.
transportasi laut.
barang (shipper) menggunakan jasa transportasi laut, hal ini di karenakan jumlah
barang yang akan diangkut relatif dalam jumlah yang besar serta ongkos
barang atau lainnya. Sarana dan pra sarana ini dibutuhkan sebagai alat transportasi
yang bisa mengangkut penumpang barang, dan lain-lainnya. Berikut adalah sarana
- Kapal
sungai, danau, dan lain sebagainya. Kapal biasanya berukuran cukup besar dan
51
- Kapal Feri
digunakan untuk jarak yang lebih dekat. Feri memiliki peranan penting dalam
Kapal feri atau kapal penyeberangan adalah sebuah kapal transportasi jarak
banyak kota pesisir pantai, membuat transit langsung antar kedua tujuan
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat lebih besar dari pada harapan
mencari tingkat kesesuaian antara nilai kinerja pelayanan yang diberikan dengan
mengetahui apa yang dianggap sangat penting oleh masyarakat sehingga mereka
puas.
52
Formulasi tingkat kesesuaian yang dipakai adalah perbandingan antara nilai
sebaliknya jika kesenjangan positif, maka kualitas pelayanan tergolong sesuai atau
baik.
pelanggan.
53
5. Berwujud (tangible), penampilan fisik, peralatan, personal dan media
komunikasi.
pendapat Moenir dengan alasan bahwa ke dua teori tersebut sangat relevan untuk
berikut :
1. Berwujud (Tangibles)
2. Keandalan (Reliability) PELAYANAN
PELAYANAN 3. Keresponsifan (Responsiveness) PUBLIK YANG
PUBLIK 4. Keyakinan (Assurance) BERKUALITAS
5. Empati (Emphaty)
54
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian akan dilaksanakan pada sekitar bulan Mei hingga bulan
yang dibutuhkan mudah diperoleh dan sangat relevan dengan yang menjadi objek
penelitian.
Agar penelitian ini lebih terarah serta sesuai dengan tujuan yang diinginkan
dengan mengacu pada pembuktian konsep atau teori yang digunakan. Selain itu,
variabel tersebut. Agar penelitian ini lebih terarah serta sesuai dengan tujuan yang
ada dengan mengacu pada pembuktian konsep atau teori yang digunakan. Selain
55
itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan diantara
variabel-variabel tersebut.
III.3.1. Populasi
kata lain sampel merupakan bagian kecil dari populasi. Penentuan sampel
Sampling yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel bila orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai
56
III.4. Jenis dan Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan atau data
yang bersumber dari informan yang diperoleh melalui kuesioner dengan para
2. Data Skunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui buku-buku, catatan atau
dokumen atau literatur serta bacaan lain yang dijadikan teori dalam menganalisa
57
4. Jawaban kurang memuaskan diberi bobot 2, berarti Pendapat masyarakat
pembuatan kuesioner berdasarkan skala Likert yaitu; sangat tinggi (skor 5), tinggi
(skor 4), sedang (skor 3), rendah (skor 2), dan sangat rendah (skor 1) dan dengan
deskriptif berupa tabel frekuensi dan mean (rata-rata) dan diolah dengan
F
P¿ N X 100 %
Keterangan :
P : Prosentase
F : Frekuensi
N : Jumlah Responden
58
Secara kuantitatif, deskripsi data didasarkan pada perhitungan frekuensi
terhadap skor setiap alternatif jawaban angket, sehingga diperoleh persentase dan
Rentang Penafsiran
bantuan tabel frekuensi dan analisa persentase ( Singarimbun dan Effendy, 1995).
Dengan rumus :
X =∑ (F.X)
Dimana :
X = Rata-rata
N = Banyaknya responden
59
Rata-rata persen = Rata-rata skor X 100
Banyaknya klasifikasi jawaban
III.7 Definisi Operasional
indikator:
- kelengkapan komputer
keamanan pribadi
- kemudahan persyaratan
- kedisiplinan petugas
60
- kewajaran biaya yang dikeluarkan dan sesuai dengan aturan
- kepastian biaya
menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat serta tanggap terhadap keinginan
Menyeberang
61
- pegawai bersikap sabar melayani masyarakat
62
BAB IV
nama berdasarkan PP. No.59 Tahun 2008) adalah sebuah kabupaten yang terletak
adalah kota Benteng. Kabupaten ini memiliki luas sebesar 10.503,69 km² (wilayah
daratan dan lautan. Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari 2 sub area wilayah
tidak terlihat (tenggelam) pada saat air pasang. Luas wilayah Kabupaten
63
Kepulauan Selayar meliputi 1.357,03 km² wilayah daratan (12,91%) dan 9.146,66
berada pada koordinat (letak astronomi) 5°42' - 7°35' Lintang Selatan dan 120°15'
internasional yang menjadikan daerah ini secara geografis sangat strategis sebagai
pusat perdagangan dan distribusi baik secara nasional untuk melayani Kawasan
kawasan Asia.
dikembangkan dengan baik. dimana, saat ini telah tersedia 4 pelabuhan yaitu 2
depo bahan bakar untuk nelayan. selain itu telah dibangun 8 tambatan kapal yang
64
Aktifitas pelayaran di kabupaten kepulauan selayar pada umumnya
menggunakan kapal tradisional dari kayu dengan kapasitas 10GT ke atas. dimana
melayani rute pelayaran reguler dan non reguler ke wilayah kecamatan kepulauan.
selain itu Selayar juga dihubungkan dengan kabupaten lain dengan penyeberangan
Pammatata dilayani 2 kapal Feri yaitu KMP Bontoharu dan KMP Sangke
Pallangga yang melayani setiap hari dengan intensitas penyeberangan 2 kali sehari
pada pagi pukul 08.00 wita dan siang pada pukul 13.00 wita. untuk
Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan jika melalui jalur laut dengan fasilitas
penyeberangan berupa kapal feri. Menurut rencana pelabuhan ini akan disinggahi
kapal yang berlayar dari arah wilayah timur menuju wilayah barat Indonesia,
Barat Indonesia via laut, mengingatkan kita pada peta arus perdagangan kawasan
kepulauan Nusantara beberapa abad yang lalu. Saat itu, Pulau Selayar menjadi
pusat transit kapal-kapal saudagar dari berbagai penjuru. Hal itu ditandai dengan
banyaknya situs barang antik di dasar laut di sekitar Kepulauan Selayar. Dan
65
secara logika posisi Kepulauan Selayar memang sangat strategis menghubungkan
transit kapal feri dengan rute pelayaran pelabuhan Bira - Pammatata - Pelabuhan
setiap hari Kamis. Mengingat kondisi perairan Selayar yang tergolong ganas,
maka pelayaran akan ditunda jika cuaca tidak memungkinkan. Kondisi kedua
kapal feri ini masih tergolong bagus, karena mampu melayani penyeberangan
hingga dua kali sehari dan kapal ini terlihat sangat terawat dengan baik. Adapun
JADWAL KAPAL
LINTAS PELABUHAN PENYEBERANGAN
PELABUHAN PAMMATATA - BIRA / PELABUHAN BIRA – PAMMATATA
66
II 13.30 wita 16.00 wita 18.00 wita 15.30 wita
6 Sabtu I 10.00 wita 15.00 wita 17.00 wita 12.00 wita
7 Minggu I 08.00 wita 10.30 wita 12.30 wita 10.00 wita
II 13.00 wita 15.30 wita 17.30 wita 15.00 wita
Kabupaten Selayar, maka perlu membentuk Unit Pelaksana Teknis pada Dinas
Kepulauan Selayar.
Kepala Dinas.
67
Kominfo dalam wilayah UPTD Pelabuhan Oenyeberangan Pammatata dan
Jembatan Timbang.
mempunyai fungsi :
a. Kepala
lintas dan operasi terminal, fasilitas pelabuhan, pengerukan alur dan kolam
Tata Usaha dan Rumah Tangga UPTD Dinas serta memberikan pelayanan yang
Penyeberangan Pammatata.
68
7. Kepala UPTD Pelabuhan Penyeberangan Pammatata dalam melaksanakan
berlaku.
daerah lainnya.
KEPALA UPTD
KEPALA SUB
BAGIAN TATA
USAHA
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
GAMBAR 3 STRUKTUR ORGANISASI UPTD PELABUHAN PAMMATA
69
IV.2. Karakteristik Responden
sebagai berikut :
1. Jenis Kelamin
Tabel 3
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin
2. Pendidikan (Masyarakat)
bervariasi, mulai dari SD hingga perguruan tinggi. Untuk lebih jelasnya mengenai
70
Tabel 4
Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
No. Kategori Jumlah Persentase (%)
1. SD 4 8
2. SMP 4 8
3. SMA 30 60
4. Diploma 3 (D3) 4 8
5. Sarjana (S1) 8 16
Total 50 100
Diolah dari data primer, Juli 2014
Selanjutnya Stratra 1 yang berjumlah 8 orang dengan persentase 16%. SD, SMP,
3. Pekerjaan Pokok
sebagai berikut :
Tabel 5
Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan
No. Kategori Jumlah Persentase (%)
1. Mahasiswa 8 16
2. PNS 11 22
3. Pegawai Swasta 11 22
4. Wiraswasta/Pedagang 12 24
5. Nelayan 8 16
Total 50 100
Diolah dari data primer, Juli 2014
Selanjutnya Pegawai Swasta dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang masing-
masing yang berjumlah 11 orang dengan persentase 22%. Lalu Nelayan dan
71
Mahasiswa masing-masing sebanyak sebanyak 8 orang dengan persentase
masing-masing 16%.
4. Umur
Tabel 6
Karakteristik Responden Menurut Tingkat Umur
No. Kategori Jumlah Persentase (%)
1. 17-26 Tahun 23 46
2. 27-36 Tahun 12 24
3. 37-46 Tahun 8 16
4. 47-56 Tahun 5 10
5. > 56 Tahun 2 4
Total 50 100
Diolah dari data primer, Juli 2014
46%. Lalu responden dengan kelompok umur 27-36 Tahun yang berjumlah 12
tingkat umur ada pada responden dengan usia diatas 56 Tahun yakni sebanyak 2
Sektor pelayanan publik berkembang dengan pesat, baik dalam arti skala
dari adanya permintaan masyarakat yang juga semakin meningkat. Imbas dari
perkembangan yang demikian pesat itu adalah lahirnya kebutuhan baru yang tidak
akan bisa dikelola dengan baik oleh sistem akuntabilitas publik yang tradisional.
72
formal antara legislatif, birokrasi pemerintahan dengan lembaga penyedia layanan
publik secara prima yang cepat, pasti, mudah, biaya layak, transparan dan
kepada pengguna jasa, dalam hal ini adalah masyarakat Kabupaten Kepulauan
73
Tabel 7
Pendapat Responden Tentang
Dimensi Berwujud Pada Kelengkapan Komputer
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Lengkap 5 4 20 8
2. Lengkap 4 17 68 34
3. Cukup Lengkap 3 5 15 10
4. Kurang Lengkap 2 19 38 38
5. Tidak Lengkap 1 5 5 10
Total 50 146 100
Rata-rata Skor = 146 = 2,92
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
komputer adalah Cukup Baik (rentang 2,60 – 3,39), yang menunjukkan bahwa
cukup memuaskan responden pengguna layanan, baik dalam hal jumlah maupun
unit printer. Meskipun jumlahnya relatif sedikit, namun bagi masyarakat dan
Tabel 8
Pendapat Responden Tentang
Dimensi Berwujud Pada Kelengkapan Sarana Telekomunikasi
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Lengkap 5 7 35 14
2. Lengkap 4 15 60 30
3. Cukup Lengkap 3 7 21 14
4. Kurang Lengkap 2 17 34 34
5. Tidak Lengkap 1 4 4 8
Total 50 154 100
Rata-rata Skor = 154 = 3,08
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
74
Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata bobot indikator kelengkapan
sarana telekomunikasi adalah sedang atau cukup baik (rentang 2,60–3,39), yang
telekomunikasi yang ada adalah 1 unit telepon dengan jaringan on line, 1 unit
pesawat faximile untuk melakukan pengiriman atau menerima data dan 5 unit
Penyeberangan Pammatata dan Pelabuhan Bira. Hal ini menurut masyarakat dan
penulis sendiri telah memuaskan, karena pelayanan yang diberikan telah optimal.
Tabel 9
Pendapat Responden Tentang
Dimensi Berwujud Pada Ketersediaan Tempat Duduk Yang Nyaman
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Nyaman 5 6 30 12
2. Nyaman 4 14 56 28
3. Cukup Nyaman 3 6 18 12
4. Kurang Nyaman 2 20 40 40
5. Tidak Nyaman 1 4 4 8
Total 50 148 100
Rata-rata Skor = 148 = 2,96
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
75
lantai dengan beralaskan surat kabar. Selain jumlah yang terbatas, kursi yang
terbuat dari besi dengan cat yang sudah memudar menyebabkan kondisi kurang
nyaman bagi sebagian responden pengguna jasa. Hal ini juga dirasakan oleh
penulis pada saat menunggu kapal yang akan menyeberang, penulis harus berdiri
Tabel 10
Pendapat Responden Tentang
Dimensi Berwujud Pada Ruang Tunggu Yang Luas
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Luas 5 1 5 2
2. Luas 4 16 64 32
3. Cukup Luas 3 6 18 12
4. Kurang Luas 2 25 50 50
5. Tidak Luas 1 2 2 4
Total 50 139 100
Rata-rata Skor = 139 = 2,78
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
ruang tunggu yang luas adalah sedang (rentang 2,60–3,39), yang menunjukkan
bahwa ruang tunggu tidak memuaskan bagi sebagian besar responden. Hasil
yang menunggu untuk menyeberang sambil berdiri bahkan ada yang menunggu di
luar ruangan tunggu untuk penyeberangan. Ruang tunggu juga tidak dilengkapi
dengan penyejuk, baik kipas angin maupun Air Conditioner sehingga ruangan
masyarakat.
76
Tabel 11
Pendapat Responden Tentang Dimensi Berwujud Pada Kelengkapan
Tempat Informasi Yang Lengkap Mengenai Alur Pelayanan Penyeberangan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Lengkap 5 5 25 10
2. Lengkap 4 14 56 28
3. Cukup Lengkap 3 10 30 20
4. Kurang Lengkap 2 15 30 30
5. Tidak Lengkap 1 6 6 12
Total 50 147 100
Rata-rata Skor = 147 = 2,94
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
yang harus dilalui untuk setiap jenis pelayanan yang ada di Pelabuhan Pammatata
Tabel 12
Pendapat Responden Tentang Dimensi Berwujud
Pada Tempat Parkir Yang Luas
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Lengkap 5 10 50 20
2. Lengkap 4 20 80 40
3. Cukup Lengkap 3 10 30 20
4. Kurang Lengkap 2 7 14 14
5. Tidak Lengkap 1 3 3 6
Total 50 177 100
Rata-rata Skor = 177 = 3,54
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
77
Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata bobot indikator tempat parkir
yang luas adalah tinggi (rentang 3,40 – 4.19), yang menunjukkan bahwa tempat
kendaraan roda dua, roda empat, dan roda empat keatas seperti truk dan mobil
sekitar 200 unit roda dua dan 50 unit roda empat serta 30 unit roda empat keatas.
Kepulauan Selayar juga cukup luas dan ditumbuhi oleh pepohonan yang rindang
sehingga kendaraan yang diparkir terlindung dari terik matahari maupun hujan.
Tabel 13
Pendapat Responden Tentang Dimensi Berwujud
Pada Lingkungan Yang Bersih
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Bersih 5 1 5 2
2. Bersih 4 17 68 34
3. Cukup Bersih 3 10 30 20
4. Kurang Bersih 2 20 40 40
5. Tidak Bersih 1 2 2 4
Total 50 145 100
Rata-rata Skor = 145 = 2,90
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
78
kebersihan lingkungan tidak memuaskan bagi sebagian besar responden. Hasil
tingkat kebersihan yang tinggi, terlihat masih ada beberapa sampah dan daun-daun
Selayar yang berserakan dan tanaman yang kelihatan kurang terawat, ini
disebabkan tidak disiplinnya para Pedagang Kaki Lima maupun calon penumpang
Tabel 14
Pendapat Responden Tentang Dimensi Berwujud
Pada Pihak Keamanan Yang Menjamin Keamanan Kendaraan
Maupun Keamanan Pribadi
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Aman 5 5 25 10
2. Aman 4 23 92 46
3. Cukup Aman 3 8 24 16
4. Kurang Aman 2 10 20 20
5. Tidak Aman 1 4 4 8
Total 50 165 100
Rata-rata Skor = 165 = 3,30
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
pihak keamanan adalah tinggi (rentang 3,40 – 4.19), yang menunjukkan bahwa
jasa penyeberangan karena jumlah petugas keamanan baik itu dari Kepolisian,
Dinas Perhubungan Dan Kominfo Kepulauan Selayar serta petugas parkir yang
memadai, selain itu petugas keamanan yang ada juga terlihat sigap untuk
79
mencegah hal-hal yang dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan calon
responden yang merasa tidak aman. Hal ini juga pernah dirasakan penulis yang
kehilangan handphone pada saat akan menyeberang dan juga beberapa responden
Tabel 15
Rata-Rata Bobot Dimensi Berwujud ( Tangibility)
Pernyataan Rata-Rata
Bobot
Kelengkapan Komputer 2,92
Kelengkapan Sarana Telekomunikasi 3,08
Ketersediaan Tempat Duduk Yang Nyaman 2,96
Ruang Tunggu Yang Luas 2,78
Kelengkapan Tempat Informasi Yang Lengkap Mengenai
2,94
Alur Pelayanan
Tempat Parkir Yang Luas 3,54
Lingkungan Yang Bersih 2,90
Keamanan Yang Menjamin Keamanan Kendaraan 3,30
Rerata 3,01
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
Sedang atau cukup memuaskan (rentang 2,60 - 3,39 ), ini menunjukkan bahwa
Berwujud ini yang perlu di evaluasi oleh Unit Pelaksanana Teknis Dinas
80
2. Dimensi Kehandalan (Reliability)
dijanjikan dengan tepat dan terpercaya. Indikator yang digunakan untuk mengukur
Tabel 16
Pendapat Responden Tentang Dimensi Kehandalan
Pada Kesederhanaan Prosedur Pelayanan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Sederhana 5 4 20 8
2. Sederhana 4 19 76 38
3. Cukup Sederhana 3 10 30 20
4. Kurang Sederhana 2 11 22 22
5. Tidak Sederhana 1 6 6 12
Total 50 154 100
Rata-rata Skor = 154 = 3,08
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
Tabel 17
Pendapat Responden Tentang Dimensi Kehandalan
Pada Kemudahan Persyaratan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Mudah 5 3 15 6
2. Mudah 4 22 88 44
3. Cukup Mudah 3 14 42 28
4. Kurang Mudah 2 7 14 14
5. Tidak Mudah 1 4 4 8
Total 50 163 100
Rata-rata Skor = 163 = 3,26
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
81
Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata bobot indikator kemudahan
persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyeberang tidak mudah dan sebagian
besar responden menyatakan tidak puas bahwa persyaratan yang harus dipenuhi
oleh responden memang banyak, namun yang menjadi pertimbangan bahwa untuk
Tabel 18
Pendapat Responden Tentang Dimensi Kheandalan
Pada Kedisiplinan Petugas
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Disiplin 5 6 30 12
2. Disiplin 4 20 80 40
3. Cukup Disiplin 3 10 30 20
4. Kurang Disiplin 2 11 22 22
5. Tidak Disiplin 1 3 3 6
Total 50 165 100
Rata-rata Skor = 165 = 3,30
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
pelayanan, mengobrol dengan sesama petugas pada jam kerja, bermain game
selama jam kerja serta meninggalkan loket sebelum jam istirahat. Hal ini pernah
juga dialami oleh penulis pada saat ingin membeli tiket, tetapi penulis terkesan
82
Tabel 19
Pendapat Responden Tentang Dimensi Kehandalan
Pada Kejelasan Petugas yang Bertanggung Jawab
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Disiplin 5 3 15 6
2. Disiplin 4 23 92 46
3. Cukup Disiplin 3 13 39 26
4. Kurang Disiplin 2 7 14 14
5. Tidak Disiplin 1 4 4 8
Total 50 164 100
Rata-rata Skor = 164 = 3,28
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
petugas yang bertanggung jawab adalah Sedang (rentang 2.60 – 3.39), yang
masih belum jelas sehingga belum memuaskan memuaskan bagi responden. Hasil
ini menunjukkan bahwa petugas ataupun pejabat yang bertanggung jawab untuk
setiap loket masih belum jelas jelas. Hal ini menunjukkan bahwa masing-masing
loket memiliki petugas dan pejabat yang kurang mengerti dengan jelas tugas
Tabel 20
Pendapat Responden Tentang Dimensi Kehandalan
Pada Biaya Yang Dikeluarkan Wajar Dan Sesuai Aturan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Sesuai/Wajar 5 6 30 12
2. Sesuai/Wajar 4 27 108 54
3. Cukup Sesuai/Wajar 3 8 24 16
4. Kurang Sesuai/Wajar 2 4 8 8
5. Tidak Sesuai/Wajar 1 5 5 10
Total 50 175 100
Rata-rata Skor = 175 = 3,50
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
83
Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata bobot indikator kewajaran dan
kesesuaian biaya adalah tinggi (rentang 3.40 – 4.19), yang menunjukkan bahwa
biaya yang selama ini dikeluarkan oleh calon penumpang untuk menyeberang di
dan dianggap wajar oleh sebagian besar responden. Kesesuaian biaya ini
dibuktikan dengan Harga Tiket yang dibayar telah sesuai dengan apa yang tertera
Tabel 21
Pendapat Responden Tentang Dimensi Kehandalan
Pada Kepastian Biaya Yang Dikeluarkan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Pasti 5 6 30 12
2. Pasti 4 24 96 48
3. Cukup Pasti 3 9 27 18
4. Kurang Pasti 2 7 14 14
5. Tidak Pasti 1 4 4 8
Total 50 171 100
Rata-rata Skor = 171 = 3,42
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
yang dikeluarkan adalah Tinggi (rentang 3.40 – 4.19), yang menunjukkan bahwa
dengan ketentuan tarif yang berlaku, namun masih ada sekitar 8% responden
84
Tabel 22
Rata-Rata Bobot Dimensi Kehandalan
Pernyataan Rata-Rata
Bobot
Kesederhanaan Prosedur Pelayanan 3,08
Kemudahan Persyaratan 3,26
Kedisiplinan Petugas 3,30
Kejelasan Petugas Yang Bertanggung jawab 3,28
Biaya Yang Dikeluarkan Wajar Dan Sesuai Aturan 3,50
Kepastian Biaya yang dikeluarkan 3,42
Rerata 3,30
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
adalah sedang atau cukup baik (2.60 – 3.39 ). Hal ini menunjukkan bahwa
Kemudahan persyaratan dan kejelasan petugas yang bertanggung jawab pada tiap-
keinginan masyarakat yang merupakan suatu hal yang bisa dijadikan salah satu
menyediakan pelayanan secara cepat dan tepat serta tanggap terhadap keinginan
85
konsumen. Indikator yang digunakan ada 6 (enam) indikator sebagaimana
Tabel 23
Pendapat Responden Tentang Dimensi Responsiveness
Pada Kecepatan Pegawai dalam Memberikan Pelayanan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Cepat 5 5 25 10
2. Cepat 4 21 84 42
3. Cukup Cepat 3 9 27 18
4. Kurang Cepat 2 10 20 20
5. Tidak Cepat 1 5 5 10
Total 50 161 100
Rata-rata Skor = 161 = 3,22
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
pegawai dalam memberikan pelayanan adalah cukup baik atau sedang (rentang
2.60 – 3.39), yang menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh pegawai di
Tabel 24
Pendapat Responden Tentang Dimensi Responsiveness
Pada Jadwal Penyeberangan yang Tepat Waktu
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Tepat Waktu 5 2 10 4
2. Tepat Waktu 4 8 32 16
3. Cukup Tepat Waktu 3 10 30 20
4. Kurang Tepat Waktu 2 25 50 50
5. Tidak Tepat Waktu 1 5 5 10
Total 50 127 100
Rata-rata Skor = 127 = 2,54
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
penyeberangan yang tepat waktu masuk dalam kategori Rendah atau kurang baik
86
(rentang 1.80 – 2-59), yang menunjukkan bahwa Kapal yang melakukan
dengan jadwal yang telah ada. Walaupun jadwal pelayanan penyeberangan sudah
faktor cuaca yang buruk, ketidak sigapan pegawai Unit Pelaksana Teknis Dinas
kerusakan mesin pada Kapal Feri. Dari hal ini kita dapat menarik kesimpulan
bahwa pemberian pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dalam Hal Jadwal
Penyeberangan yang tepat waktu masih Rendah. Pada saat penulis melakukan
penelitian ini, penulis sempat ketinggalan kapal, padahal penulis sudah berada di
akan tetapi kapal yang akan digunakan oleh penulis telah berangkat lebih dahulu.
Tabel 25
Pendapat Responden Tentang Dimensi Responsiveness
Pada Pelayanan Di Setiap Loket Sesuai Dengan
Waktu Yang Ditentukan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Sesuai 5 3 15 6
2. Sesuai 4 21 84 42
3. Cukup Sesuai 3 10 30 20
4. Kurang Sesuai 2 12 24 24
5. Tidak Sesuai 1 4 4 8
Total 50 157 100
Rata-rata Skor = 157 = 3,14
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
pelayanan disetiap loket sesuai dengan waktu yang ditentukan adalah sedang
87
(rentang 2.60 – 3.39), yang menunjukkan bahwa penyelesaian pelayanan
terkadang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Berdasarkan aturan
mengenai waktu disetiap loket adalah tidak sama, tergantung pada kelengkapan
Tabel 26
Pendapat Responden Tentang Dimensi Responsiveness
Pada Pegawai Bersikap Tanggap Terhadap Permintaan Masyarakat
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Tanggap 5 4 20 8
2. Tanggap 4 22 88 44
3. Cukup Tanggap 3 8 24 16
4. Kurang Tanggap 2 15 30 30
5. Tidak Tanggap 1 1 1 2
Total 50 163 100
Rata-rata Skor = 163 = 3,26
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
pelayanan disetiap loket Tanggap dengan waktu yang ditentukan adalah sedang
(rentang 2.60 – 3.39), yang menunjukkan bahwa pegawai masih kurang tanggap
Tabel 27
Pendapat Responden Tentang Dimensi Responsiveness
Pada Pegawai dalam Mendengarkan Keluhan Masyarakat
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Memuaskan 5 1 5 2
2. Memuaskan 4 20 80 40
3. Cukup Memuaskan 3 13 39 26
4. Kurang Memuaskan 2 15 30 30
5. Tidak Memuaskan 1 1 1 2
Total 50 155 100
Rata-rata Skor = 155 = 3,10
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
88
Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata bobot indikator pegawai
mendengarkan keluhan masyarakat adalah sedang (rentang 2,60 – 3.39). Hal ini
sejalan dengan indikator sebelumnya bahwa masih ada sebagian pegawai yang
ada petugas yang belum ahli dalam memberikan respon atau tanggapan yang
sesuai dengan harapan pelanggan atau petugas tersebut kurang menguasai ilmu
Tabel 28
Pendapat Responden Tentang Dimensi Responsiveness
Pada Pegawai Segera Memberikan Solusi Atas Keluhan Masyarakat
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Memuaskan 5 4 20 8
2. Memuaskan 4 22 88 44
3. Cukup Memuaskan 3 10 30 20
4. Kurang Memuaskan 2 11 22 22
5. Tidak Memuaskan 1 3 3 6
Total 50 163 100
Rata-rata Skor = 163 = 3,26
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
memberikan solusi atas keluhan masyarakat adalah sedang (rentang 2.60 – 3.39).
Hal ini sejalan dengan 2 (dua) indikator sebelumnya yang menunjukkan bahwa
89
disampaikan. Misalnya, pada saat pembelian tiket ataupun dalam pengambilan
Tabel 29
Rata-Rata Bobot Dimensi Keresponsifitas (Responsiveness)
Pernyataan Rata-Rata
Bobot
Kecepatan Pegawai Dalam Memberikan Pelayanan 3,22
Jadwal Pelayanan Sesuai dengan Aturan 2,54
Pelayanan Disetiap Loket Sesuai Dengan Waktu Yang Ditentukan 3,14
Pegawai Yang Bersikap Tanggap Terhadap Permintaan Masyarakat 3,26
Pegawai Mendengarkan Keluhan Masyarakat 3,10
Pegawai Segera Memberikan Solusi Atas Keluhan Masyarakat 3,26
Rerata 3,08
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
(Responsiveness) adalah sedang atau cukup baik (2.60 – 3.39 ). Hal ini
pelayanan sudah cukup baik, namun dalam beberapa hal dalam pegawai dalam
memberikan respon kepada masyarakat masih dinilai kurang atau belum cukup.
berikut :
90
Tabel 30
Pendapat Responden Tentang Dimensi Kepastian
Pada Pegawai Melayani Masyarakat Dengan Sopan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Sopan 5 2 10 4
2. Sopan 4 30 120 60
3. Cukup Sopan 3 5 15 10
4. Kurang Sopan 2 13 26 26
5. Tidak Sopan 1 0 0 0
Total 50 162 100
Rata-rata Skor = 171 = 3,42
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
melayani masyarakat dengan sopan adalah tinggi (rentang 3.40 – 4.19), yang
Tabel 31
Pendapat Responden Tentang Dimensi Kepastian
Pada Pegawai Melayani Masyarakat Disertai Dengan Senyuman
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Memuaskan 5 4 20 8
2. Memuaskan 4 22 88 44
3. Cukup Memuaskan 3 5 15 10
4. Kurang Memuaskan 2 14 28 28
5. Tidak Memuaskan 1 5 5 10
Total 50 156 100
Rata-rata Skor = 156 = 3,12
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
91
Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata bobot indikator pegawai
3.39), yang menunjukkan bahwa semua responden sangat puas dengan pelayanan
yang diberikan oleh petugas yang selalu disertai dengan senyuman, dimana
diketahui bahwa senyuman adalah salah satu bentuk bahasa tubuh yang mampu
pemohon. Namun masih ada responden yang merasa pegawai melayaninya tanpa
senyuman, hal ini kemungkinan besar disebabkan karena pada saat memberikan
sudah bertumpuk, cuaca dan lingkungan kerja yang kurang mendukung aktivitas
Tabel 32
Pendapat Responden Tentang Dimensi Kepastian Pada Pegawai
Sebelum Melayani Masyarakat, Pegawai Menanyakan Apa Kebutuhan
Masyarakat
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Memuaskan 5 6 30 12
2. Memuaskan 4 17 68 34
3. Cukup Memuaskan 3 9 27 18
4. Kurang Memuaskan 2 15 30 30
5. Tidak Memuaskan 1 3 3 6
Total 50 158 100
Rata-rata Skor = 158 = 3,16
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
atau jenis pelayanan yang diinginkan oleh masyarakat. Namun demikian masih
92
ada beberapa responden menyatakan tidak ditanyakan apa kebutuhannya oleh
pegawai.
Tabel 33
Pendapat Responden Tentang Dimensi Kepastian Pada Pegawai
Memberikan Jaminan Keamanan Terhadap Kendaraan yang akan
Menyeberang
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Memuaskan 5 7 35 14
2. Memuaskan 4 23 92 46
3. Cukup Memuaskan 3 8 24 16
4. Kurang Memuaskan 2 9 18 18
5. Tidak Memuaskan 1 3 3 6
Total 50 172 100
Rata-rata Skor = 172 = 3,44
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
adalah masuk dalam kategori tinggi atau baik (rentang 3.40-4.19), yang berarti
bahwa masyarakat terlihat puas dan merasa yakin akan keamanan kendarannya
yang akan menyeberang. Namun demikian, terlihat bahwa pegawai atau petugas
tidak mampu memberikan jaminan ketepatan waktu dan bahkan terkesan ragu-
yang ada di mobil yang akan menyeberang terkhusus mobil-mobil truk maupun
pick-up.
93
Tabel 34
Pendapat Responden Tentang Dimensi Kepastian Pada Pegawai
Memberikan Jaminan bahwa tidak adanya Pembayaran atau Pungutan
Lain. Selain yang Dipersyaratkan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Memuaskan 5 8 40 16
2. Memuaskan 4 20 80 40
3. Cukup Memuaskan 3 10 30 20
4. Kurang Memuaskan 2 10 20 20
5. Tidak Memuaskan 1 2 2 4
Total 50 172 100
Rata-rata Skor = 172 = 3,44
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
memberikan jaminan tidak adanya pembayaran atau pungutan lain selain yang
sangat puas dengan jaminan tidak adanya pungutan lain di luar aturan yang sudah
dihitung. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang selama ini dikhawatirkan oleh
sebagian besar masyarakat mengenai pungutan liar di luar kewajaran biaya tiket
penyeberangan adalah tidak benar dan adanya kelebihan biaya yang seharusnya
membeli tiket di loket tetapi pada calo-calo tiket yang ada di Pelabuhan
naik ke Kapal.
94
Tabel 35
Rata-Rata Bobot Dimensi Kepastian/Keyakinan (Assurance)
Pernyataan Rata-Rata
Bobot
Pegawai Melayani Dengan Sopan 3,42
Pegawai Melayani Disertai dengan Senyuman 3,12
Pegawai Menanyakan Apa Kebutuhan Masyarakat 3,16
Pegawai Memberikan Jaminan Keamanan Terhadap Kendaraan yang 3,44
akan Menyeberang
Pegawai Memberikan Jaminan bahwa tidak adanya Pembayaran atau
3,44
Pungutan Lain. Selain yang Dipersyaratkan
Rerata 3,31
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
masyarakat.
Tabel 36
Pendapat Responden Tentang Dimensi Empati Pada Pegawai Sabar
dalam Memberikan Pelayanan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Sabar 5 5 25 10
2. Sabar 4 25 100 50
3. Cukup Sabar 3 15 43 30
4. Kurang Sabar 2 5 10 10
5. Tidak Sabar 1 0 0 0
Total 50 178 100
Rata-rata Skor = 178 = 3,56
50
95
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
melayani masyarakat adalah tinggi (rentang 3.40 – 4.19), yang berarti bahwa
pembelian tiket, mengatur kendaraan yang akan naik ke kapal, serta dalam
sebagian masyarakat yang bertanya tentang segala hal yang berkaitan dengan
meskipun sebagian besar pegawai tidak memberikan solusi yang berarti terhadap
keluhan masyarakat.
Tabel 37
Pendapat Responden Tentang Dimensi Empati Pada Pegawai
Bersikap Tulus dalam Memberikan Pelayanan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Tulus 5 3 15 6
2. Tulus 4 22 88 44
3. Cukup Tulus 3 14 42 28
4. Kurang Tulus 2 11 22 22
5. Tidak Tulus 1 0 0 0
Total 50 167 100
Rata-rata Skor = 167 = 3,34
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
Bersikap Tulus dalam memberikan Pelayanan adalah sedang atau cukup tulus
(rentang 2.60–3.39), ini terlihat dari sikap pegawai yang terlihat tulus dalam
96
memberikan pelayanan kepada masyarakat adapun responden yang mengatakan
tidak tulus, menurut penulis ini disebabkan karena ada petugas yang memberikan
Tabel 38
Pendapat Responden Tentang Dimensi Empati Pada Pegawai
Bersikap Adil dalam Memberikan Pelayanan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Adil 5 3 15 6
2. Adil 4 20 80 40
3. Cukup Adil 3 13 39 26
4. Kurang Adil 2 14 28 28
5. Tidak Adil 1 0 0 0
Total 50 162 100
Rata-rata Skor = 162 = 3,24
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
Bersikap adil dalam memberikan Pelayanan adalah sedang atau cukup Adil
(rentang 2.60–3.39), ini terlihat dari sikap pegawai yang terlihat adil dalam
bedakan dalam memberikan pelayanan. Hanya saja ada beberapa oknum yang
mendapatkan uang tip dari calon penumpang yang ingin mendapatkan nomor
antrean yang di depan agar kendaraannya segera naik ke kapal, sehingga masih
ada responden yang beranggapan bahwa pegawai belum bersikap adil dalam
salah satu kunci untuk mendapatkan kualitas pelayanan yang baik, karena dengan
97
Tabel 39
Pendapat Responden Tentang Dimensi Empati Pada Pegawai
Bersikap Terbuka dalam Memberikan Pelayanan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Terbuka 5 5 25 10
2. Terbuka 4 20 80 40
3. Cukup Terbuka 3 10 30 20
4. Kurang Terbuka 2 10 20 20
5. Tidak Terbuka 1 5 5 10
Total 50 160 100
Rata-rata Skor = 160 = 3,20
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
Terbuka (rentang 2.60–3.39), ini terlihat dari sikap pegawai yang terlihat Terbuka
dalam memberikan pelayanan tidak ada hal yang ditutup-tupi. Misalnya mengenai
Selayar ini.
Tabel 40
Pendapat Responden Tentang Dimensi Empati Pada Pegawai
Bersikap Tekun dalam Memberikan Pelayanan
No. Tanggapan Responden Skor Frekuensi (F.X) Persentase
1. Sangat Tekun 5 10 50 20
2. Tekun 4 20 80 40
3. Cukup Tekun 3 10 30 20
4. Kurang Tekun 2 10 20 20
5. Tidak Tekun 1 0 0 0
Total 50 180 100
Rata-rata Skor = 180 = 3,60
50
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
98
Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata bobot indikator pegawai tekun
melayani masyarakat adalah tinggi (rentang 3.40 – 4.19), yang berarti bahwa
masyarakat yang akan menyeberang mulai dari pelayanan penjualan tiket hingga
Tabel 41
Rata-Rata Bobot Dimensi Empati (Empathy)
Pernyataan Rata-Rata
Bobot
Pegawai Bersikap Sabar dalam Memberikan Pelayanan 3,56
Pegawai Bersikap Tulus dalam Memberikan Pelayanan 3,34
Pegawai Bersikap Adil dalam Memberikan Pelayanan 3,24
Pegawai Bersikap Terbuka dalam Memberikan Pelayanan 3,20
Pegawai Bersikap Tekun dalam Memberikan Pelayanan 3,60
Rerata 3,38
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
adalah sedang (rentang 2,60-3,39) bahwa pelayanan untuk dimensi empati cukup
memuaskan.
Tabel 42
Rekapitulasi Rata-Rata Bobot Dimensi Kualitas Pelayanan
Pernyataan Bobot
Dimensi Berwujud (Tangibility) 3,01
Dimensi Kehandalan (Reability) 3,30
Dimensi Keresponsifan (Responsiveness) 3,08
Dimensi Kepastian (Assurance) 3,31
Dimensi Empati (Empathy) 3,38
Rerata 3,21
Sumber : olahan data kuesioner, 2014
99
Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata bobot dari lima dimensi
dimensi-dimensi kualitas pelayanan sudah cukup baik. Hal ini bisa dilihat
yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi frequensi diatas yang mana nilai rata-
rata kelima dimensi kualitas pelayanan adalah 3,21. Nilai tersebut berada pada
rentang 2,60-3,39 dengan penafsiran berada pada kategori sedang atau cukup baik.
Apabila nilai rata-rata berada pada penafsiran sedang maka dapat disimpulkan
100
BAB V
V.1. Kesimpulan
sebagai berikut :
cukup memuaskan serta sarana seperti tempat parkir yang luas sudah
memuaskan.
Dan Sesuai Aturan dan Kepastian Biaya yang dikeluarkan sudah memuaskan
masyarakat.
memuaskan .
e. Kualitas pelayanan pada dimensi empati (empathy) sebagian besar sudah cukup
101
f. Kualitas pelayanan pada Pelabuhan Penyeberangan Pammatata Kabupaten
V.2. Saran
1. Untuk dimensi berwujud yakni penambahan tempat duduk yang nyaman dan
akan menyeberang.
yang jelas agar setiap pegawai yang bertugas di setiap loket dapat memahami
dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya, agar jelas siapa yang
bertanggung jawab di setiap loket pelayanan. Selain itu pihak Unit Pelaksana
102
terjadi keterlambatan maupun terlalu cepat kapal meninggalkan pelabuhab dan
masyarakat.
disertai dengan senyuman yang tulus, serta menolak uang-uang tip yang
103
DAFTAR PUSTAKA
104
Kasim , A. 1993, Pengukuran Efektifitas dalam Organisasi. Lembaga Penerbit
FEUI bekerjasama dengan Pusat antar universitas Ilmu-ilmu Sosial UI.
Jakarta.
Komisi Hukum Nasional RI. 2004. Reformasi Sektor Pelayanan Publik.
Copyright oleh Komisi Hukum Nasional RI. Website Pentasoft.
www.google.co.id. Akses 18 April 2014
Komisi Hukum Nasional RI. 2005. Studi Model Penerapan Akuntabilitas
Pelayanan Publik. Copyright oleh Komisi Hukum Nasional RI. Website
Pentasoft. www.goggle.co.id. Akses 18 April 2014
Lovelock, Christoper. Service Marketing. Prentice Hall Inc, Englewood Cliffs,
New York.
Moenir, 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Bumi Aksara, Jakarta.
Osborne, David & Ted, Gaebler, 1992. Reinventing Government; How the
Entrepreneurial Spirit is Transforming The Publik Sector. Addson-Wesley
Publishing Company. Inc. California.
Osborne, David. & Petter, Plastrik, 1996. Banashing Bureaucracy the Five
Strategies for Reinventing Government: Addson-Wesley Publishing
Company. Inc. California.
Paul. 2001. Kualitas Pelayanan Publik. Copyright oleh Komisi Hukum Nasional
RI. Website Pentasoft. www.goggle.co.id. Akses 20 Maret 2014
Rahayu, A.,S. 1997, Fenomena Sektor Publik dan Era Service Quality, dalam
Bisnis dan Birokrasi No. 1/Vol. III/April/1997. Jakarta.
Rasyid. 1997. Kajian Awal Birokrasi Pemerintahan dan Politik. Yasrif
Watampone. Jakarta.
Ratminto dan Winarsih, Atik Septi. 2009. Manajemen Pelayanan. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Siswanto. 2008. Pengantar Manajemen. Bumi Aksara, Jakarta.
Sule, Erni Trisnawati dan Saefullah, Kurniawan. 2007. Pengantar Manajemen.
Kencana, Jakarta.
Sugiono, 2006, Metode Penelitian Administrasi, Bandung : Alfabeta
105
Supranto, J. 1997. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan
pangsa Pasar, Bhinneka Cipta, Jakarta.
Sedarmayanti. 2000. Restrukturisasi dan Pemberdayaan Organisasi untuk
Menghadapi Dinamika Perubahan Lingkungan. Mandar Maju. Bandung.
Shihab, A.. 2005.: Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik yang Lebih Baik
Bagi Masyarakat Miskin. www.goggle.co.id. 18 April 2014
Siagian. 2005. eGovernment : Menuju Pelayanan Publik Yang Lebih Baik.
Kelompok Kerja Website BAKUN. www.goggle.co.id. Akses 28 Januari
2014
SK Menpan 63/Kep/MEN.PAN/7/2003. Pedoman Umum Penyelenggaraan
Pelayanan Umum. MENPAN. Jakarta.
Soeling, P.D. 1997, Pemberdayaan SDM untuk peningkatan pelayanan, dalam
Bisnis Birokrasi . No. 2/Vol III/Agustus/1997. Jakarta. Tjiptono, Fandi.
2006. Manajemen Jasa. Andi, Yogyakarta.
Umar, Husein. 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Zeithaml dan Bitner, 2000. Service Marketing : Integrating Customer Focus
Across. The Firm, Mc Graw Hil
106