Isi PTK Dan Daftar Pustaka
Isi PTK Dan Daftar Pustaka
PENDAHULUAN
sebahagian siswa tidak mampu menyerap materi pelajaran yang disampaikan oleh
guru, dan siswa tidak mampu menyelesaikan tugas latihan, serta siswa belum
guru dan sarana yang sering terjadi di SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo yaitu, guru
sarana dan prasarana antara lain kurangnya persediaan media pembelajaran seperti
infokus serta kurang lengkapnya bahan dan alat yang ada di laboratorium.
kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo menurun atau rendah. Hal ini
dianggap materi yang paling sukar dan sulit dipahami. Apabila diberikan solusi
dengan tepat maka peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo,
akan tumbuh minat dan motivasi belajar yang tinggi dan kualitas belajar mereka
meningkat serta pemahaman materi termokimia juga tinggi yang pada akhirnya
hasil belajar mereka meningkat. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian (Misbahul
1
vaiza, 2016) bahwa hasil belajar siswa tuntas secara klasikal dan meningkatnya
MIPA SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo, selama ini masih didominasi oleh peran
guru yang sangat besar, guru- guru disana masih menerapkan metode ceramah,
mengandalkan catat buku dan tidak pernah melibatkan siswa dalam pembelajaran,
Dengan kata lain penggunaan metode pembelajaran yang digunakan guru di kelas
Bahwa metode ceramah kurang efektif dalam meningkatkan hasil belajar. Hal ini
yang lebih menekankan pada hapalan yang cendrung mematikan daya nalar dan
Oleh sebab itu, perlu pemilihan metode pembelajaran yang tepat, salah
materi termokimia dapat membuat peserta didik kelas XI MIPA SMA Negeri 2
aktivitas siswa dan siswa memberikan tanggapan positif terhadap model discovery
2
learning (DL). Selanjutnya di dukung dengan metode yang sama dari materi yang
Adapun latar belakang di atas peneliti dapat menarik suatu rumusan masalah
hasil belajar siswa pada materi termokimia kelas XI MIPA SMA Negeri 2 Pintu
Rime Gayo .
MIPA SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo melalui penggunaan metode discovery
learning (DL)..
discovery learning (DL). akan meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
3
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Dapat merangsang siswa berfikir secara kritis dan kreaktif dalam upaya
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
KESIMPULAN
MIPA SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo dapat meningkatkan hasil belajar siswa
4
BAB II
perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi deangan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto,2010 :2)
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru
belajar.
5
Menurut Sanjaya (2010 :13) mengemukakan bahwa hasil belajar berkaitan
yang direncanakan. Dengan demikian tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah
peserta didik, maka harus dilakukan evaluasi. Dimyati dan Mudjiono (2006)
mengatakan [http://aroxx.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-hasil-belajar-menuru t-
para.html diakses pada tanggal 29 Juli 2016] “hasil belajar adalah hasil yang
dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar
pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk
Hal serupa juga disampaikan oleh Purwanto (2011, hlm. 46) mengenai hasil
6
belajar yangmengatakan [http://aroxx.blogspot.co.id/2015/01/peng ertian-hasil-
belajar- menurut-para.html diakses pada tanggal 29 Juli 2016] hasil belajar adalah
karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam
proses belajar mengajar. Lebih lanjut lagi ia mengatakan bahwa hasil belajar dapat
mengungkapkan [http://aroxx.blogspot.co.id/2015/01/pengertian-hasil-belajar- me
nurut-para.html diakses pada tanggal 29 Juli 2016] “hasil belajar adalah sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat di amati dan di
Dari definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar
adalah prestasi belajar yang dicapai peserta didik dalam proses kegiatan belajar
masing- masing.
7
dalam Suprijono (2009), hasil belajar berupa:
aturan.
gerak jasmani.
8
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru),dan evaluation
Penilaian hasil belajar siswa sebagai salah satu bentuk untuk menentukan
suatu nilai kepada peserta didik berdasarkan suatu kriteria tertentu. Sejalan
menyatakan bahwa:
dan sistematis yang dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan
menyatakan:
9
Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat,
prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar peserta didik
yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada
pembelajaran yang terdiri dari aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
peserta didik.
penguasaan kompetensi
1) Penilaian Hasil Belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
10
berkesinambungan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan penilaian hasil belajar
untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh siswa
penilaian. Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan sekolah
11
jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai
peserta didik
penilaian hasil belajar yang harus diperhatiakan yaitu sahih, objektif, adil, terpadu,
12
f. Mekanisme Penilaian Hasil Belajar
informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru
kelas.
c. Penilaian aspek pengetahuan dilaksanakan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
e. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.
meliputi :
2. KKM yang harus dicapai oleh peserta didik ditetapkan oleh satuan pendidikan
13
4. Penilaian akhir meliputi penilaian akhir semester dan penilaian akhir tahun
5. Hasil peneilaian sikap dilaporkan dalam bentuk predikat dan atau deskripsi
7. Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester, dan akhir tahun
ditetapkan dalam rapat dewan guru berdasar hasil penilaian oleh pendidik dan
8. Kenaikan kelas dan atau kelulusan peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan
guru.
g. Prosedur Penilaian
observasi/pengamatan.
14
2) Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:
c. Melaksanakan penilaian
e. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka deengan skala 0- 100 dan
deskripsi.
c. Melaksanakan penilaian
e. Melaporkan hasil penilaian dalam bentuk angka deengan skala 0-100 dan
deskripsi.
belajar oleh pendidik menurut Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 pasal 13 ayat
e. Melakukan penilaian
15
f. Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian
mencakup aspek sikap, aspek pengetahuan dan aspek keterampilan yang bertujuan
Pada dasarnya hasil yang diperoleh anak dalam satu lingkungan kelas atau
yang diberikan guru dan beberapa anak akan sedikit kesulitan dan bahkan tidak
mengerti sama sekali mengenai sub tema atau materi yang diberikan oleh guru.
hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor
dari lingkungan dan faktor yang datang dari diri siswa. Faktor yang datang dari
diri siswa seperti kemampuan belajar (intelegensi), motivasi belajar, minta dan
perhatian, sikap dan kebiasaan belajar, ketekunan, faktor fisik dan psikis.
16
dikemukakan oleh Aini (2001) berpendapat [http://www.landasant
29 Juli 2016]
menjadi dua, yaitu faktor di luar diri siswa dan faktor pada diri siswa. Faktor
pada diri siswa ini diantaranya faktor emosi dan mood. Siswa yang mengalami
Hasil belajar juga dapat dilihat dari pendapat yang disampaikan oleh Clark
bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan
30% dipengaruhi oleh lingkungan. Artinya, selain faktor dari diri siswa sendiri,
mempengaruhi hasil belajar yang dicapai. Salah satu lingkungan belajar yang
siswa dengan lingkunga belajar. Menurut Slameto dalam Slameto (2008, hlm. 5)
17
upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
Arahkan pada siswa untuk bisa mempersiapkan diri secara fisik dan
mental,
masing
Selain itu menurut Kemp dan Dayton dalam Arsyad (2001, hlm. 10) untuk
membangkitkan minat dan hasil belajar antara lain dapat dilakukan dengan cara
siswa adalah dengan mengarahkan siswa untuk bisa mempersiapkan diri baik fisik
awal sampai akhir yang disajikan oleh guru. Apabila antara pendekatan, strategi,
18
metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu
kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut model pembelajaran.
iyasa.Wordpress.com/2016/01/08/model-pembelajaran-discovery-learning/
pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur atau ide-ide kunci suatu
disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, dan
19
Berbagai pendapat telas dijelaskan oleh beberapa ahli mengenai
menemukan sendiri.
siswa melalui praktek atau percobaan sehingga siswa akan menemukan sendiri
informasi yang sedang diajarkan dan dapat menarik suatu kesimpulan dari
tersebut.
melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Hal ini tidak
masalah disajikan kepada peserta didik. Tetapi bimbingan yang diberikan tidak
hanya dikurangi porsinya melainkan pula siswa itu diberi responsibilitas yang
20
pada masalah-masalah yang tepat untuk diselidiki para siswa
ii. Menyediakan materi pelajaran yang diperlukan sebagai dasar bagi para siswa
mengarah pada pemecahan masalah yang aktif dan belajar penemuan misalnya
iii. Guru juga harus memperhatikan cara penyajian yang enactive, iconic, dan
simbolik.
iv. Bila siswa memecahkan masalah di laboraturium atau secara teoritis, guru
mengungkapkan terlebih dahulu prinsip atau aturan yang akan dipelajari, tetapi ia
v. Menilai hasil belajar merupakan suatu masalah dalam belajar penemuan. Secara
21
disebutkan oleh Menurut Syah (2004, hlm. 244) mengatakan
[http://ruangkreasikita.Blogspot.co.id/2014/03/kurikulum-2013-prosedur-aplikasi.html
diakses pada tanggal 3 Maret 2016] yang harus dilaksanakan dalam kegiatan
i. Stimulasi/Pemberian Rangsangan
Pertama pada tahap ini siswa dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan
timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru dapat memulai
agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya
dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis. Permasalahan yang dipilih itu
teknik yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk
22
iii. Pengumpulan data
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis pada tahap ini berfungsi untuk
narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi dari tahap
ini adalah siswa belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu ynag berhubungan
dengan permasalahan yang dihadapi, dengan demikian secara tidak sengaja siswa
dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu.
v. Pembuktian
membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan
23
Bruner, bertujuan agar proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberikan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau
Ditahap ini adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan
prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan
itu.
24
d. Kelebihan-kelebihan Discovery Learning
kelas yang menjadi peran utama adalah siswa. Selain itu discovery learning
langsung. Kegiatan dan pengalaman tersebut akan lebih menarik perhatian anak
makna.
ii. Dalam discovery lebih realistis dan mempunyai makna. Sebab, para anak didik
iii. Discovery merupakan suatu model pemecahan masalah. Para anak didik langsung
iv. Dengan sejumlah transfer secara langsung, maka kegiatan discovery strategi akan
lebih mudah diserap oleh anak didik dalam memahami kondisi tertentu yang
v. Discovery banyak memberikan kesempatan bagi para anak didik untuk terlibat
25
1998,hlm 20) mengatakan [http://punyaiftitah.blogspot.co.id/2014/12/discovery-
7. Strategi itu berpusat pada siswa, tidak pada guru. Guru hanyasebagai teman
discovery learning yang akan membantu anak untuk aktif dan dapat meningkatkan
hasil belajar.
Saat penerepan dan saat proses pembelajaran guru dituntut untuk royalitas
26
peserta didik. Pada dasarnya kurikulum 2013 juga menuntut guru untuk aktif
dalam pembelajaran discovery learning, karena disini walaupun siswa yang harus
lebih aktif tetap saja guru perlu mengarahkan dan mengikuti kegiatan yang diikuti
oleh siswanya, bukan hanya berrleha- leha dan membiarkan siswanya begitu
saja.
Walau demikian, masih ada pula kelemahan dari metode discovery learning
i. Metode ini menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi
siswa yang kurang pandai, akan mengalami kesulitan abstrak atau berfikir atau
ii. Metode ini tidak efisien untuk mengajar jumlah siswa yang banyak, karena
membutuhkan waktu yang lama untuk membantu mereka menemukan teori atau
iii. Harapan-harapan yang terkandung dalam metode ini dapat buyar berhadapan
dengan siswa dan guru yang telah terbiasa dengan cara-cara belajar yang lama.
v. Pada beberapa disiplin ilmu, misalnya IPA kurang fasilitas untuk mengukur
27
vi. Tidak menyediakan kesempatan-kesempatan untuk berfikir yang akan ditemukan
waktu lebih lama dibandingkan dengan metode langsung. Hal ini disebabkan untuk
2. Bagi anak didik yang berusia muda, kemampuan berpikir rasional mereka masih
intelektualnya.
kepercayaan kepada diri sendiri, dan kebiasan bertindak sebagai subjek. Tuntutan
28
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa model discovery learning juga
dikelas tergantung pada kondisi kelas, kondisi peserta didik dan faktor yang
lainnya.
pembelajaran berlangsung.
Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan
hasil belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima
dari guru, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan.
Oleh sebab itu, diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi
proses belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Pada proses aktivitas
pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek peserta didik, baik jasmani maupun
29
rohani sehingga perubahan perilakunya dapat berubah dengan cepat, tepat, mudah
dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif afektif maupun psikomotor”.
Hal serupa juga disampaikan oleh Sardiman (2011, hlm. 100) mengatakan
[http://www.Kajianpustaka.com/2014/06/pengertian-dan-jenis- aktivitas-belajar.ht
ml diakses pada tanggal 29 Juli 2016] “aktivitas belajar adalah aktivitas yang
bersifat fisik maupun mental. Dalam proses belajar kedua aktivitas itu harus
saling berkaitan. Lebih lanjut lagi piaget menerangkan dalam buku Sardiman
bahwa jika seorang anak berfikir tanpa berbuat sesuatu, berarti anak itu tidak
berfikir. ”
[http://ardanayudhistira.Blogspot.co.id/2012/02/pengertian-dan-tujuan- belajar.html
untuk dapat belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam aktivitas yang
dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran, meraka sambil kerja. Dengan
bertanya hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca dan
Dari uraian tersebut aktivitas belajar siswa erat sekali kaitannya dengan
30
proses pembelajaran saat dalam kelas. maka gurulah yang sebaiknya yang harus
sebagai berikut.
ii. Siswa tidak hanya mendengarkan kuliah secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu
iii. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi
kuliah,
iv. Siswa lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa dan melakukan
evaluasi,
belajar siswa
aktivitas belajar siswa terutama di kelas lebih ditekankan kepada interaksi antara
guru dengan siswa, antara siswa dengan siswa atau antara siswa dengan media
instruksional. Aktivitas belajar siswa yang baik dapat terjadi apabila guru
31
Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa
lebih ditekankan kepada interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa
1 Faktor Internal
a) Faktor kesehatan
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya atau
bebas dari penyakit. Proses berlatih seseorang akan terganggu jika kesehatannya
kesehatan badannya.
b) Cacat Tubuh
Sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh
atau badan. Misalnya: buta, tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh.
a) Faktor kelelahan
rohani (psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan
32
timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Sedangkan kelelahan rohani
dapat dilihat dengan adanya kelesuan dankebosanan sehingga minat dan dorongan
2 Faktor Eksternal
a) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi
b) Faktor sekolah
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung,
c) Faktor masyarakat
siswa, pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa dalam masyarakat. Misalnya
siswa menurut Edwar Gunawan (2000, hlm. 8),bahwa proses belajar dan
penampilan gerak dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal
mencakup karakteristik yang melekat pada anak, seperti: tipe tubuh, motivasi, dan
atribut lain yang membedakan seseorang dengan yang lain. Sedangkan kondisi
33
pengaruh langsung maupun tidak langsung meliputi kondisi lingkungan,
hasil berlatih dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor intern (dari dalam) dan
faktor ekstern (dari luar). Faktor intern dibagi menjadi tiga yaitu faktor jasmani,
faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor ekstern dibagi menjadi tiga yaitu
Model discovery learning (DL) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan,
lama diingat
meningkat.
34
4. Siswa yang memperoleh pengetahuan dengan metode penemuan akan
kelamahan tersebut maka diperlukan bantuan guru. Bantuan guru dapat dimulai
singkat. Pertanyaan dan informasi tersebut dapat dalam lembar kerja siswa (LKS)
learning adalah memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif
untuk akhirnya sampai kepada sesuatu kesimpulan. Discovery learning terjadi bila
individu terlibat dan melatih siswa untuk lebih banyak belajar sendiri.
2.8.Materi Termokimia
Untuk mempelajari perubahan kalor suatu proses kimia, ada beberapa hal
yang perlu kita kaji. Diantaranya energi apa saja yang dimiliki oleh suatu zat,
tersebut, serta bagaimana hubungannya dengan struktur zatnya. Dalam bab ini
akan kita pelajari energi dan entalpi zat, persamaan termokimia dan jenis-jenis
35
Energi tidak dapat diubah bentuknya dari satu jenis energi ke jenis energi yang
lain. Dengan demikian, energi alam semesta selalu tetap sehingga energi yang
terlibat dalam suatu proses kimia dan fisika hannya merupakan perpindahan atau
H = negatif).
= positif).
---- P
---- R
Reaksi endoterm
c. Perubahan Entalpi
36
d. Penentuan H Reaksi
q = m. c. t m = massa (gram)
Hukum Hess : kalor reaksi hanya bergantung kepada keadaan awal dan
berlangsung.
H1 = H2 + H3
H2 = 3 H2 = H1 - H3
H1 = 10 H3 = H1 - H2
H3 = 7
37
2.8.1 Perubahan Entalpi (ΔH) Reaksi
1 mol senyawa langsung dari unsur-unsurnya yang diukur pada suhu 298 K dan
Koefisien 1 berarti 1 mol H2O Artinya, pada pembentukan 1 mol H2O dari unsur
hidrogen dan unsur oksigen dibebaskan energi sebesar 285,85 kJ (tanda negatif
pada ΔH)
pembentukan).contoh :
38
Koefisien 1 untuk 1 mol zat yang diuraikan( Tanda ΔH°d berlawanan
dengan ΔH°f)
dapat ditulis :
590,7 kJ/mol
(sumber :chang,2011)
sempurna 1 mol senyawa atau unsur dengan O2 dari udara, yang diukur pada 298
propana.
(sumber : www.gambargratis.com)
39
B. Menghitung ΔH reaksi
1. Percobaan (kalorimeter)
Untuk menentukan perubahan entalpi pada suatu reaksi kimia dapat dilakukan
qlarutan= m x c x ΔT
ket :
q =jumlah kalor
40
Kalorimeter sederhana paling mudah digunakan untuk mengukur kalor
dari reaksi yang berlangsung dalam larutan. Kalorimeter ini dapat dibuat dari dua
wadah minuman styrofoam atau plastik, yang dilengkapi dengan termometer dan
berlangsung dianggap tidak ada kalor yang hilang. Oleh karena itu Besarnya kalor
larutan
qreaksi + qlarutan = 0
qreaksi = - qlarutan
ΔH reaksi = qreaksi
entalpi dari reaksi-reaksi pembakaran yang melibatkan gas dan berlangsung pada
suhu tinggi.
41
Pada prinsipnya calorimeter bom terdiri dari suatu wadah tertutup seperti
bom,dimana reaksi kimia berlangsung. Wadah ini dikelilingi oleh sejumlah massa
air yang dilengkapi dengan pengaduk dan termometer. Kalor reaksi yang diserap
Jika diasumsikan bahwa perpindahan kalor hanya terjadi antara reaksi kimia
dengan calorimeter bom dan tidak ada kalor yang keluar ke lingkungan, maka
dapat dirumuskan :
qreaksi + qkalorimeter = 0
qreaksi = - qkalorimeter
qkalorimeter = - Ckalor
larutan NaOH 1 M dalam gelas plastik yang kedap panas, ternyata suhunya naik
dari 29oC menjadi 35,5oC. Kalor jenis larutan dianggap sama dengan kalor jenis
air yaitu 4,18 Jg–1K–1 dan massa jenis larutan dianggap 1 g/cm3. Tentukan
Penyelesaian:
42
qsistem = qlarutan
= 100 g
qlarutan = m × c × ΔT
= 2717 Joule
= 2,72 kJ
= 0,05 mol
Jadi, pada reaksi antara 0,05 mol NaOH dan 0,05 mol HCl terjadi perubahan
kalor sebesar 2,72 kJ. Maka untuk setiap 1 mol NaOH bereaksi dengan 1 mol HCl
𝑞reaksi
= 𝑛
2,72 kJ
=
0,05 𝑚𝑜𝑙
= 54,4 kJ/mol
Oleh karena pada saat reaksi suhu sistem naik berarti reaksi berlangsung
Persamaan termokimianya:
43
2.8.2 Menentukan Perubahan Entalpi (ΔH) Reaksi
Hukum Hess :
“Jika suatu reaksi berlangsung dalam dua tahap reaksi atau lebih, maka
perubahan entalpi untuk reaksi tersebut sama dengan jumlah perubahan entalpi dari
semua tahap”
1 mol karbon dan 1 mol oksigen dapat bereaksi membentuk 1 mol karbon
karbon monoksida.
1
C(s) + O2(g) CO (g) ΔH= -111 kJ
2
dioksida.
1
CO(s) + O2(g) CO2 (g) ΔH = -283 kJ
2
44
Sekarang bandingkan cara I dan cara II, kedua cara menggunakan pereaksi
yang sama, yaitu C dan O2 menghasilkan produk reaksi yang sama CO2. Oleh
karena ΔH hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir reaksi, maka total ΔH
Dari hukum Hess, para ahli kimia berhasil menentukan ΔHof senyawa
yang tidak mudah terbentuk dari unsur-unsurnya secara langsung. Nilai ΔH reaksi
reaktan dan produknya, yaitu dari selisih harga ΔHof reaktan dan ΔHof produk.
45
Contoh soal:
Tentukan entalpi reaksi pembakaran etanol, jika diketahui :
∆Hof C2H5OH = –266 kJ
∆Hof CO2 = –394 kJ
∆Hof H2O = –286 kJ
Penyelesaian:
Reaksi pembakaran etanol :
C2H5OH + O2(g) → 2CO2 + 3H2O
∆H reaksi = [2 ∆Hf0 CO2 + 3 ∆Hf0 H2O] – [1 ∆Hf0 C2H5OH + 1 ∆Hf0 O2]
= [2 (–394) + 3 (–286)] kJ – [1 (–266) + 1 (0)] kJ
= [–1646 + 266] kJ
= –1380 kJ
ikatan. Energi ikatan adalah energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan
oleh satu molekul gas menjadi atom-atom dalam keadaan gas. Harga energi ikatan
selalu positif, dengan satuan kJ atau kkal, serta diukur pada kondisi zat-zat
berwujud gas.
46
Tabel 2.1 Energi ikatan rata-rata dari beberapa ikatan (kJ/mol)
Contoh Soal:
Dengan menggunakan tabel energi ikatan, tentukan energi yang dibebaskan
pada pembakaran gas metana.
penyelesaian:
Reaksi pembakaran gas metana :
CH4(g) + 2O2(g) CO2(g) + 2H2O(g)
Pemutusan Ikatan: Pembentukan ikatan:
4 mol C – H = 1652 kJ 2 mol C = O = 1598 kJ
2 mol O = O = 990 kJ + 4 mol O – H = 1852 kJ +
= 2642 kJ = 3450 kJ
∆H = ∑ Energi ikatan yang diputuskan – ∑ Energi ikatan yang terbentuk
= (2642 – 3450) kJ = –808 kJ
47
Bahan bakar yang banyak dikenal adalah bahan bakar fosil, yaitu gas alam,
minyak bumi, dan batu bara. Berikut tabel nilai berbagai jenis bahan bakar :
Contoh :
Misalkan harga arang Rp 400,00/Kg, dan harga LPG Rp 800,00/Kg. nilai kalor
bakar arang 34 kJ/gram dan nilai kalor bakar LPG 40 kJ/gram. Dari informasi
tersebut dapat diketahui manakah harga kalor yang lebih murah?
Nilai kalor bakar arang =34 kJ/gram, sehingga dengan uang Rp 400,00 dapat
diperoleh 1000 gram arang dan didapat kalor sebanyak :
= 34 kJ x 1000
= 34000 kJ
Untuk LPG, nilai kalor bakarnya = 40 kJ/gram, sehingga dengan uang Rp800,00
dapat diperoleh 1000 gram LPG dan kalor sebanyak :
= 40 kJ x 1000
=40000 kJ
48
` = 50 kJ/rupiah
Kesimpulannya : dipandang dari sudut energi yang diperoleh tiap rupiahnya lebih
murah menggunakan LPG sebagai bahan bakar. Meskipun demikian dalam
pemilihan jenis bahan bakar harus mempertimbangkan segi-segi lain, misalnya
kepraktisan, ketersediaannya, kebersihannya dan pencemarannya.
Kemampuan hasil
belajar siswa masih
KONDISI rendah yang
AWAL Guru belum berdampak pada hasil
menggunakan model belajar kelas XI MIPA
pembelajaran 2
Discovery Learning
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
pembagian tugas mengajar pada semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023. Dan
2. Waktu Penelitian
Oktober 2022 pada semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023. Waktu penelitian
dilakukan pada hari-hari efektif belajar sesuai dengan jadwal jam pelajaran IPA
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI
MIPA SMA Negeri 2 pada tahun pelajaran 2022/2023 dengan jumlah siswa
1. Sumber Data
50
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 2
Pintu Rime Gayo dan guru Kimia SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo.
2. Jenis Data
Jenis data yang diambil adalah data kualitatif dan kuantitatif yaitu:
a. Data tentang kemampuan hasil belajar siswa diambil dari hasil observasi pada
saat kegiatan belajar dan dengan memberikan tes (evaluasi) baik dalam
observasi aktivitas guru dengan indikator berhasil jika semua poin mendapat
sumber data terlebih dahulu, kemudian jenis data, teknik pengumpulan data, dan
Teknik
No. Sumber Data Jenis Data Instrumen
Pengumpulan
1. Guru Langkah-langkah Observasi Pedoman
pembelajaran observasi
2. Siswa & guru Aktifitas siswa Observasi Pedoman
dan guru selama Mengerjakan observasi
pelajaran LKPD LKPD
berlangsung
3. Siswa Hasil belajar Melaksanakan Pre tes
51
konsep sifat-sifat evaluasi Post tes
periodik unsur
4. Siswa Respon siswa Penyebaran Angket respon
terhadap model angket siswa
LKS non-
eksperimen
dilakukan observasi mengenai aktifitas guru dan siswa. Siswa mengerjakan tes
membuat grafik.
Data hasil tes belajar berisi soal uraian. Jika jawabannya sesuai dengan kata
kunci, maka diberi skor 2. sehingga total skor 10. Untuk menentukan daya
acuan patokan dari Depdiknas, yaitu bahwa seorang siswa dikatakan telah
tuntas belajarnya jika penguasaan konsepnya mencapai 65% dan sebuah kelas
dikatakan telah tuntas secara klasikal jika 75% dari jumlah siswa kelas
F.Indikator Keberhasilan
52
Indikator keberhasilan yang sesuai dengan tujuan akhir berdasarkan
standar kompetensi dan kompetensi dasar dari penelitian tindakan kelas ini adalah
Depdiknas):
G. Prosedur Penelitian
orang guru kimia SMA Negeri 2 Pintu Rime Gayo yang mengajar di kelas XI
MIPA .
dahulu.
53
g. Melakukan observasi dibantu oleh rekan guru sebagai observer.
j. Melakukan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan pada siklus pertama.
54
Refleksi Awal
Implementasi tindakan
Tindakan 1
Tindakan 2
Revisi Pelaksanaan Observasi Refleksi
tindakan 1
55
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Setiap siklus meliputi tahap
a. Siklus ke-1
3) Pengamatan
pelajaran terlalu singkat untuk melaksanakan kegiatan tes (evaluasi) dan diskusi
tanya jawab, sebagian besar siswa belum mengerti prosedur kegiatan non
eksperimen dan belum aktif mengajukan pertanyaan karena belum terbiasa dengan
siswa tidak mampu menyerap materi yang disampaikan, 3. Siswa tidak mampu
56
Refleksi Tindakan Siklus ke-1
guru peneliti, guru observer, siswa dan pembimbing dalam refleksi skenario
b. Siklus ke-2
3) Pengamatan :
pembelajaran dengan baik, hal ini dapat dilihat pada lembar observasi guru.
tes (evaluasi) walaupun masih ada saja siswa yang tidak aktif, 2. ada peningkatan
hasil belajar siswa pada saat menyelesaikan tugas, 3. siswa mulai senang dengan
metode belajar yang digunakan, hal tersebut dapat dilihat dari antusiasme siswa
4) Refleksi
dilihat dari hasil pengerjaan tes (evaluasi) yang lebih tepat waktu dan benar, juga
dari hasil belajar yang ditunjukkan dengan hasil post test yang meningkat.
57
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Penelitian
sebagai berikut :
2. Analisis Tindakan
1) Aktivitas Guru
a) Kegiatan awal
58
dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
membuat kelompok pada materi energi dan entalpi zat. Siswa diminta
c) Kegiatan penutup
2) Aktivitas Siswa
(evaluasi) dan diskusi untuk menjawab pertanyaan dilihat dari hasil belajar
1) Aktivitas Guru
a) Kegiatan awal
59
dengan pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
c) Kegiatan penutup
2) Aktivitas Siswa
Hasil belajar menunjukkan adanya peningkatan dilihat dari hasil post tes
lebih baik dibandingkan dengan pre tes. Selain itu, hasil post tes pada
siklus ke-2 ini lebih baik daripada siklus ke-1. Sehingga hasil belajar siswa
C. Pembahasan
Dari tindakan pertama, diperoleh hasil ketuntasan pre tes 0%. Hal ini
hasil post tes 65,7% secara klasikal belum tuntas. Karena kriteria ketuntasan yang
ditargetkan adalah 75%. Walaupun demikian ada peningkatan yang cukup tinggi,
60
hal ini disebabkan penggunaan tes (evaluasi) , dimana pada evaluasi tersebut
Pada tindakan kedua, hasil pre test 37,1% dan post tes 88.6% secara
klasikal maupun perorangan sudah tuntas dan mengalami peningkatan yang cukup
tinggi. Peningkatan terjadi karena siswa lebih aktif dalam mengerjakan evaluasi ,
lebih aktif saat berdiskusi kelompok dan mulai senang dengan proses
penggunaan evaluasi pada materi perunahan entalphi yaitu bentuk evaluasi yang
pegangan siswa materi energi dan entalphi zat dan penentuan harga entalphi. Hal
ini ditunjukkan oleh hasil angket 40% siswa menyatakan sangat setuju dan 54%
menyatakan setuju bahwa tes (evaluasi) dapat membuat siswa lebih aktif . Selain
itu, 80% siswa juga menyatakan bahwa mereka merasa antusias dan senang
menggunakan tes (evaluasi). Hal ini dapat ditunjukan dengan peningkatan hasil
belajar yaitu pada siklus pertama hasil post test 65,7% dan pada siklus kedua hasil
61
1. Pada tindakan pertama ada siswa yang tidak bisa membedakan reaksi
kelas ini mempunyai tugas ganda yaitu selain melaksanakan penelitian, juga
62
BAB V
Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan refleksi pada setiap siklus
serta pembahasan yang telah disajikan dalam bab IV secara umum dapat
A. Kesimpulan
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI MIPA SMAN 2 Pintu Rime
energi dan entalphi zat . Peningkatan hasil belajar tercermin dari hasil
belajar siswa melalui pre test dan hasil post test pada siklus pertama
diberikan. Hal ini ditunjukkan oleh hasil angket yang disebarkan kepada
siswa.
63
DAFTAR PUSTAKA
Michael Purba. 2006. Kimia Untuk SMA kelas XI. Jakarta : Erlangga
Nur Siwi Ismawati, S.S. 2007. Metode Penelitian. Cempaka Putih, Klaten
Nasrul Effendy. 1998. Dasar-Dasar Strategi Belajar Mengajar. Edisi 2. Buku
Pendidikan. Jakarta
Slamet, J.S. 1994. Metodologi Penelitian Pendidikan. Gadjah Mada University
Press. Bandung
Sukidin, dkk. 2002. Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendikia,
Surabaya
Unggul Sudarmo. 2014. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI. Erlangga. Surakarta
www.duniapsikologi.com
64
65