1 Kesimpulan
Jadi berdasarkan penjelelasan yang sudah dijelaskan pada bagian pembahasan diatas
maka dapat disimpulkan bahwa Setelah runtuhnya sosialisme, negara cenderung sangat
lemah. Negara tidak memiliki keahlian untuk merancang dan mengimplementasikan
kebijakan yang ambisius, aktivis, dan diskresioner yang secara teoritis dapat membantu
mengurangi ketidaksempurnaan pasar di masa transformasi. negara yang lemah harus
berkonsentrasi pada beberapa tugas penting dan meninggalkan banyak ruang untuk
evolusi spontan institusi dan impor institusi dari Barat. Sehubungan dengan privatisasi
perusahaan-perusahaan yang ada, negara perlu mengakui bahwa perusahaan-perusahaan
ini telah lama lepas dari kendali pusat yang ketat. Pendekatan privatisasi dengan
demikian perlu mempertimbangkan hak kepemilikan de facto dari orang dalam
perusahaan secara memadai. Jika tidak, perlawanan orang dalam dapat menyebabkan
perjuangan politik yang berlarut-larut. Tugas penting dari kebijakan privatisasi adalah
untuk mendefinisikan dan melindungi hak milik yang dapat diperdagangkan, bahkan jika
bagian substansial dari hak tersebut pertama kali diberikan kepada manajer dan pekerja.
Distribusi hak-hak tersebut adalah kepentingan sekunder. Sampai batas tertentu, skema
pemberian yang menguntungkan penduduk pada umumnya dapat membantu untuk
mendorong dukungan rakyat untuk proses privatisasi. Namun, pemberian tidak harus
meluas ke sebagian besar hak kepemilikan di perusahaan sehingga mampu mengundang
perlawanan keras dari orang dalam.