Anda di halaman 1dari 2

2.

1 Konsep dan Ruang Lingkup Kompleksitas, Formalitas dan Sentralisasi

a. Kompleksitas

Teori kompleksitas mempelajari sistem yang kompleks, tentang situasi yang tidak tidak linier atau
tidak berurutan, dan tentang kemunculan masalah tidak linier pada kondisi kacau (chaos) (Devereux et
al., 2020). Teori kompleksitas menyatakan bahwa sebuah sistem cenderung berperilaku tidak linier dan
berjalan berdasarkan mekanisme umpan balik baik yang positif maupun negatif. Kompleksitas pada
organisasi merupakan sekumpulan bagian/unit dari organisasi yang saling tergantung satu sama lain.
Kemudian bagian-bagian ini membangun sistem secara keseluruhan yang saling tergantung dengan
sistem lain di luar organisiasi (Anderson, 1999). Artinya organisasi dapat menunjukkan perilaku yang
kompleks. Kompleksitas di dalam organisasi bisa dipengaruhi oleh berbagai perubahan, baik perubahan
besar maupun kecil.

Herber Simon (1996) menjelaskan kompleksitas sebagai sebuah model hirarki. Menurut Simon jika
organisasi (sebagai sebuah sistem) mengalami masalah kompleksitas, maka masalah ini akan dipecah-
pecah ke dalam sub organisasi (sebagai sub sistem) hingga diperoleh masalah yang lebih sederhana.
Sama halnya dengan pendapat Philip Anderson (1999), kompleksitas pada organisasi berkaitan dengan
tujuan dan cara interaksi di dalamnya. Ketika organisasi menghadapi masalah kompleks, maka organisasi
tersebut akan membentuk atau memodifikasi lingkungan sekitarnya secara efektif dan perbaikan terus
menerus. Pada kondisi ini dibutuhkan kemampuan organisasi untuk mengatur dirinya sendiri ketika
terjadi masalah kompleks (self-organizing).

b. Formalitas

Dalam kamus besar bahasa Indonesia Formalitas diartikan sebagai bentuk, peraturan tatacara ataupun
prosedur. Di dalam sebuah organisasi, formalitas merupakan salah satu komponen penting. Organisasi
sendiri merupakan sekumpulan orang yang berada dalam satu lingkaran atau wadah dengan tujuan juga
asas yang sama. Masing-masing anggota akan saling bekerja sama dalam mencapai tujuan dari
organisasi melalui susunan kepengurusan yang sudah jelas tugas dan fungsinya. Dengan memanfaatkan
sumber daya yang ada, anggota dari sebuah organisasi berdasarkan formalitas (bentuk, peraturan
tatacara ataupun prosedur) ini, akan bersama-sama mengupayakan tercapainya sebuah tujuan yang
telah terencana. Organisasi formalitas merupakan organisasi dengan susunan kepengurusan
berdasarkan jabatan yang paling tinggi hingga jabatan yang terendah yang memudahkan dalam
pembagian kerja serta tugas dan tanggungjawab yang diembannya, karena masing-masing bagian saling
berkesinambungan.

c. Sentralisasi

Sentralisasi diartikan sebagai pemusatan wewenang kepada sejumlah kecil manajer atau yang
berada di posisi puncak pada suatu struktur organisasi. B. N. Marbun dalam bukunya Kamus Politik
mengatakan bahwa sentralisasi adalah pola kenegaraan yang memusatkan seluruh pengambilan
keputusan politik, ekonomi, social di satu pusat.
Secara teoritis sentralisasi memiliki keunggulan antara lain:

1. Organisasi menjadi lebih ramping dan efisien, seluruh efektivitas organisasi terpusat sehingga
pengambilan keputusan lebih mudah

2. Perencanaan dan pengembangan organisasi lebih terintegerasi. Tidak perlu jenjang koordinasi
yang terlalu jauh antara unit pengambilan keputusan dan yang akan melaksanakan atau terpengaruh
oleh pengambilan keputusan tersebut

3. Peningkatan resource sharing dan sinergi, sumberdaya dapat dikelola secara lebih efisien karena
dilakukan lebih terpusat

4. Pengurangan redundancies aset dan fasilitas lain. Satu aset dapat dipergunakan secara bersama-
sama tanpa harus menyediakan aset yang sama untuk pekerjaan yang berbeda-beda

5. Perbaikan koordinasi agar menjadi lebih mudah.

Anda mungkin juga menyukai