Anda di halaman 1dari 13

Kuis

Sistem Informasi Akuntansi 1

Rabu 10:30 – 13:00

Kelas E

Dr. Julisar., SE., Ak., MM., CA

NIM: 202050051

Nama: Levina Valencia

Jurusan Akuntansi

Trisakti School of Management

Jakarta

2021
1. Pertemuan 12 –Chapter 17 -The Human Resources Management and Payroll Cycle
Saudara sebagai Chief Operation Officer di sebuah Bank Swasta sedang
mempertimbangkan untuk menggunakan tenaga outsourcing.
a. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang menjadi pertimbangan saudara untuk
menggunakan tenaga outsourcing.
b. Apakah Bank Swasta membutuhkanKnowledge Management System? Jelaskan
jawaban saudara.
c. Apakah Knowledge Management System akan memberi dampak terhadap dipakainya
tenaga outsource? Jelaskan jawaban saudara.

Jawab :

Manajemen sumber daya manusia (SDM)/siklus penggajian adalah serangkaian aktivitas bisnis
yang berulang dan operasi pemrosesan data terkait yang terkait dengan pengelolaan tenaga
kerja karyawan secara efektif. Tugas yang lebih penting adalah sebagai berikut:

1. Merekrut dan mempekerjakan karyawan baru.


2. Pelatihan.
3. Tugas pekerjaan.
4. Kompensasi (penggajian).
5. Evaluasi kinerja.
6. Pemberhentian karyawan karena pemutusan hubungan kerja secara sukarela atau tidak
sukarela

a. Outsourcing adalah pembelian sejumlah barang


atau jasa yang semula dapat dipenuhi oleh
internal perusahaan tetapi sekarang dengan
memanfaatkan mitra perusahaan sebagai pihak
ketiga. Dalam kaitannya dengan TI, outsourcing
digunakan untuk menjangkau fungsi TI secara
luas dengan mengontrak penyedia layangan
eksternal.
Alasan perusahaan untuk memilih strategi outsourcing sebagai alternatif dalam
mengembangkan Sistem Informasi diantaranya:
1. Meningkatkan focus perusahaan.
2. Memanfaatkan kemampuan kelas dunia
3. Mempercepat keuntungan yang diperoleh dari reengineering
4. Membagi resiko
5. Sumberdaya sendiri dapat digunakan untuk kebutuhan-kebutuhan lain
6. Memungkinkan tersedianya dana capital
7. Menciptakan dana segar

Faktor yang menyebabkan keberhasilan langkah outsourcing, yaitu:


1. Memahami maksud dan tujuan perusahaan
2. Memiliki misi dan perencanaan strategis
3. Memilih secara tepat service provider atau pemberi jasa
4. Melakukan pengawasan dan pengelolaan terus menerus terhadap hubungan
antarperusahaan dan pemberi jasa
5. Memiliki kontrak yang cukup tersusun dengan baik
6. Memelihara lingkungan baik dan terbuka dengan individu dan kelompok terkait
7. Mendapat dukungan dan keikutsertaan manajemen
8. Member perhatian secara berhati-hati pada persoalan yang menyangkut karyawan.
9. Memiliki justifikasi ekonomi dan keuangan yang layak
10. Menggunakan tenaga berpengalaman dari luar

Yang menjadi pertimbangan untuk menggunakan outsourcing adalah :


1. Kredibilitas dan juga Legalitas
Pertimbangan yang pertama adalah kredibilitas dan juga legalitas. Jasa
outsourcing terbaik pasti tidak akan melupakan kedua hal ini. Khusus untuk
kredibilitas bisa melihat dari beberapa hal seperti website officialnya bagaimana
dikelola secara profesional atau tidak, sepak terjangnya seperti apa, apakah
banyak yang puas dengan layanan yang diberikan atau justru sebaliknya. Tidak
hanya itu saja, perhatikan legalitas. Kredibilitas dari perusahaan outsourcing tidak
akan bisa terwujud jika tidak ada legalitasnya. Pilih perusahaan outsourcing yang
sudah memiliki legalitas resmi dan sudah berbadan hukum.
2. Berpengalaman
Jika kedua poin di atas sudah dipenuhi oleh perusahaan, hal yang
dipertimbangkan selanjutnya adalah pengalaman. Semakin lama didirikan maka
semakin berpengalaman perusahaan outsourcing tersebut. Perusahaan yang
sudah berpengalaman ini sangat recommended terutama bagi kita yang
perusahaannya memiliki masalah SDM yang rumit. Berbekal pengalaman yang
mereka miliki, perusahaan tersebut akan bisa memecahkan masalah SDM yang
sedang perusahaan alami tersebut.

3. Skill
Pertimbangan selanjutnya yang penting untuk diperhatikan adalah skill. Setiap
perusahaan memiliki dan menawarkan skill yang berbeda-beda. Pastikan jika
perusahaan outsourcing yang dipilih ini memiliki kompetensi seperti yang di
inginkan. Sebelum memutuskan bermitra dengan perusahaan tersebut lihatlah
terlebih dahulu apakah perusahaan memiliki konsultan yang mana bertugas
memberikan pengarahan maupun pelatihan terhadap tenaga kerja yang akan
ditempatkan di perusahaan kita. Jika perusahaan outsourcing tidak memiliki
konsultan jangan mengharapkan bisa mendapatkan SDM yang kompeten.

4. Perekrutan
Jasa outsourcing ini banyak dijadikan sebagai pilihan karena mereka akan mampu
memberikan SDM seperti yang kita butuhkan. Kita dapat melihat bagaimana
perekrutan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Jika kita hanya
membutuhkan tenaga kerja biasa maka bisa cepat disediakan namun yang
menjadi masalah adalah jika kita membutuhkan pekerja dengan spesifikasi
tertentu maka akan membutuhkan waktu yang lama. Hal tersebut berpengaruh
terhadap harga perusahaan dari layanan outsourcing tersebut.

5. Harga
Jasa outsourcing tiap perusahaan tentunya memiliki harga yang bervariasi. Dalam
memilih kita harus pintar-pintar memilih apakah harga ini cocok dengan hasil jasa
yang didapatkan atau tidak

b. Pentingnya implementasi Knowledge Management System di organisasi khususnya


perbankan karena Knowledge Management System dapat memberikan keuntungan,
yaitu meningkatkan pengetahuan karyawan secara akurat, mempercepat proses kerja
(karena adanya sharing), dan mempermudah penyebaran knowledge ke seluruh
karyawan. Knowledge tidak pernah habis, bahkan semakin digali dan digunakan jumlah
dan kualitasnya akan semakin meningkat. Sehingga apabila bank mampu mengelola
knowledge management dengan baik, maka bank akan memiliki sumber daya manusia
yang selalu belajar (learners), kreatif dan inovatif, antisipatif terhadap perubahan, dan
mampu menghasilkan kualitas pelayanan yang memiliki value yang tinggi di mata
konsumen.
Bank membutuhkan Knowledge Management System untuk menjalankan proses bisnis
dalam penerapan keahlian dalam organisasi, karena Knowledge Management System
mampu meningkatkan kompetensi inti bank. Knowledge Management System bertindak
sebagai penghubung dalam penyedia pengetahuan untuk memperluas dan
memperdalam pengetahuan, berkontribusi untuk mengatasi persaingan antara bank
dalam mengumpulkan dana untuk menciptakan bentuk-bentuk layanan produk inovatif
yang disediakan untuk publik.

c. Penting bagi suatu perusahaan untuk memiliki Knowledge Management System (KMS)
guna mendapatkan manfaat sebesar-besarnya dari pengetahuan. Knowledge
Management System atau sistem pengelolaan pengetahuan dapat membantu
perusahaan untuk melakukan sharing pengetahuan seputar proses bisnis, masalah-
masalah yang terjadi pada setiap unit kerja, hingga berbagi pengalaman tentang hal-hal
di luar pekerjaan yang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan dari karyawan
perusahaan.

Secara sederhana knowledge management dapat diartikan sebagai proses menciptakan,


mengumpulkan, membagikan, menggunakan, dan mengelola suatu pengetahuan dan
informasi dari sebuah perusahaan. Tujuannya, agar pengetahuan itu dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan yang baik untuk mendukung strategi bisnis.

Dalam perusahaan terdapat dua jenis pengetahuan yaitu tacit dan explicit.
• Pengetahuan tacit (know-how) adalah pengetahuan yang masih berupa
pemikiran di kepala manusia. Pengetahuan ini agak sulit untuk dikomunikasikan,
dipahami dan diterjemahkan ke dalam bentuk lain yang lebih terstruktur karena
bersumberkan pada pengalaman atau intuisi pribadi serta bergantung pada
konteks. Contoh dari tacit knowledge adalah pengetahuan yang diperoleh
karyawan dari hasil sharing karyawan lain pada saat rapat atau pelatihan.

• Sedangkan, pengetahuan explicit (know-what) adalah pengetahuan yang sudah


direpresentasikan dalam media tertentu. Pengetahuan ini mudah untuk
dikomunikasikan, dipahami, dan diterjemahkan ke dalam bentuk lain yang lebih
terstruktur, sehingga dapat dikelola oleh KMS. Contoh pengetahuan secara
explicit adalah modul di perusahaan untuk karyawan baru yang berisi deskripsi
pekerjaan atau dokumentasi alur proses bisnis perusahaan.
Di perusahaan, knowledge management ini berfungsi untuk:
1. Pertama, Intermediation, yaitu peran perantara transfer pengetahuan antara
penyedia dan pencari pengetahuan. Peran tersebut untuk mencocokkan (to match)
kebutuhan pencari pengetahuan dengan sumber pengetahuan secara optimal.
Dengan demikian, intermediation menjamin transfer pengetahuan berjalan lebih
efisien.
2. Kedua, Externalization, yaitu transfer pengetahuan dari pikiran pemiliknya ke
tempat penyimpanan (repository) eksternal, dengan cara seefisien mungkin. Jadi,
berfungsi untuk sharing pengetahuan.
3. Fungsi ketiga, Internalization, yaitu pengambilan (extraction) pengetahuan dari
tempat penyimpanan eksternal, dan penyaringan pengetahuan tersebut untuk
disediakan bagi pencari yang relevan. Pengetahuan harus disajikan bagi pengguna
dalam bentuk yang lebih cocok dengan pemahamannya. Jadi, fungsi ini mencakup
interpretasi format ulang penyajian pengetahuan.
4. Keempat, Cognition, yaitu fungsi suatu sistem untuk membuat keputusan yang
didasarkan atas ketersediaan pengetahuan. Cognition merupakan penerapan
pengetahuan yang telah berubah melalui tiga fungsi terdahulu.
5. Kelima, Measurement, yaitu kegiatan knowledge management untuk mengukur,
memetakan dan mengkuantifikasi pengetahuan korporat dan performance dari
solusi knowledge management. Fungsi ini mendukung empat fungsi lainnya, untuk
mengelola pengetahuan itu sendiri.

Knowledge management ini memiliki tiga komponen utama yang saling terikat satu
sama lain, yaitu people, process, dan technology. Ketiga komponen dapat menghasilkan
suatu pembelajaran bagi perusahaan. People adalah orang yang memiliki knowledge,
mengelola sistem dan proses, dan berkomitmen terhadap proses strategik knowledge
untuk keseluruhan organisasi. Budaya sharing mendorong penyebaran knowledge dapat
dibangun melalui hubungan knowledge efektif, networks, CoPs dan strategi komunitas
sosial lainnya. Process adalah pengaturan dan penyelarasan dari strategi, prinsip,
proses, praktek untuk memastikan bahwa knowledge management berjalan dengan
baik ketika diimplementasikan. Sedangkan Technology adalah peran atau media
pendukung yang penting dalam knowledge management, dimana dibutuhkan individu
yang memiliki kompeten ketika menggunakannya.

Implementasi KMS memerlukan berbagai tools cukup beragam yang ikut terlibat dalam
sepanjang siklus knowledge management teknologi yang digunakan untuk memasilitasi
teruntama komunikasi, kolaborasi, dan konten manajemen untuk knowledge capture,
sharing, dissemination, dan application. Dalam hal ini teknologi berperan sebagai
support dan enabler bagi organisasi, karena people merupakan komponen knowledge
management yang paling berperan penting.

Implementasi manajemen pengetahuan akan memberikan pengaruh positif terhadap


proses bisnis perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebab,
penerapan sistem manajemen pengetahuan memiliki beberapa manfaat bagi
perusahaan.
1. Penghematan waktu dan biaya.
Dengan adanya sumber pengetahuan yang terstruktur dengan baik, maka
perusahaan akan mudah untuk menggunakan pengetahuan tersebut untuk konteks
yang lainnya, sehingga perusahaan akan dapat menghemat waktu dan biaya.
2. Peningkatan aset pengetahuan.
Sumber pengetahuan akan memberikan kemudahan kepada setiap karyawan untuk
memanfaatkannya, sehingga proses pemanfaatan pengetahuan di lingkungan
perusahaan akan meningkat, yang akhirnya proses kreatifitas dan inovasi akan
terdorong lebih luas dan setiap karyawan dapat meningkatkan kompetensinya.
3. Kemampuan beradaptasi.
Perusahaan akan dapat dengan mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan
bisnis yang terjadi.
4. Peningkatan produktifitas.
Pengetahuan yang sudah ada dapat digunakan ulang untuk proses atau produk yang
akan dikembangkan, sehingga produktivitas dari perusahaan akan meningkat.
Kelima, Permudahan transfer pengetahuan bagi karyawan baru. KMS juga dapat
mempermudah karyawan baru untuk mempelajari tentang perusahaan karena
berisi informasi dari seluruh divisi yang ada pada perusahaan tersebut. Termasuk
pengetahuan lain yang berhubungan tidak langsung dengan perusahaan, namun
mendukung pengembangan perusahaan. Misalnya berbagi pengetahuan tentang
teknologi terbaru yang sudah ada di luar negeri, namun belum masuk ke Indonesia.
Hal ini dapat menjadi inspirasi perusahaan dalam mengembangkan produk dan jasa,
maupun menggunakan teknologi terbaru tersebut sehingga menjadi perusahaan
pertama yang membawa teknologi tersebut ke Indonesia.

Manajemen pengetahuan terdiri dari empat elemen, yaitu :


• Pertama, Data adalah elemen yang paling dasar, bersifat diskrit, dan belum
diproses, sehingga belum memiliki makna. Contoh: angka, kata, kode, tabel, dan
basis data.
• Kedua, Informasi adalah elemen yang saling terhubung dan merupakan hasil
pemrosesan terhadap data, sehingga memiliki suatu makna. Contoh: kalimat,
paragraf, persamaan, konsep, ide, pertanyaan, dan cerita sederhana.
• Ketiga, Pengetahuan adalah kumpulan informasi yang terorganisir mengenai
suatu bidang yang sudah dipahami. Contoh: teori, aksiom, kerangka kerja
konseptual, cerita rumit, dan fakta.
• Keempat, Kebijaksanaan adalah hasil penerapan dari suatu pengetahuan yang
dapat menjadi dasar dalam pengambilan keputusan. Contoh: buku, paradigma,
sistem, filosofi, puisi, sistem kepercayaan, tradisi, prinsip, dan kebenaran.

Data tersebar ditransformasikan oleh processing (pemrosesan data) ke informasi. Pada


level ini biasanya disebut manajemen dokumen, yaitu mengelolah isi informasi (content
management), mengorganisasikan dan mendistribusikan informasi. Pemakai dapat
melakukan akses dan temu kembali dokumen secara online pada database. Lalu, data
dianalisis dan diterapkan sehingga menjadi informasi. Pemakai bisa menyumbangkan
informasi ke sistem, menciptakan isi baru dan mengembangkan database pengetahuan.
Pemakai bisa membaca dokumen online, mengunduh, melengkapinya dan kemudian
mengirimkannya ke tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian informasi dapat secara
terus menerus diperbarui.

Selanjutnya, informasi dianalisis dan diterapkan sehingga menjadi pengetahuan. Hal ini
memerlukan pemahaman tentang input dan output informasi untuk mendukung
kegiatan organisasi. Pengetahuan dibangun oleh organisasi melalui proses
pemerolehan, pendistribusian, kolaborasi dan komunikasi serta penciptaan
pengetahuan baru. Dan, pengetahuan dianalisis dan diterapkan sehingga membuat
orang bijaksana.

2. Pertemuan 13 –Chapter 18 -General Ledger and Reporting Systema.


a. Sebutkan dan jelaskan fungsi dari General Ledger dan Reporting System di Sistem
Informasi Akuntansi.
b. Jelaskan keterkaitan antara Reporting System dengan XBRL

Jawab :

a. Sistem buku besar dan pelaporan


adalah bagian dari sistem
informasi akuntansi dengan fungsi
utama memutakhirkan (updating)
buku besar umum (general ledger)
dan menyiapkan laporan-laporan
yang merupakan ringkasan
(ikhtisar) dari hasil-hasil yang
dicapai organisasi.

Sistem buku besar dan pelaporan


mengumpulkan dan mengolah data yang berasal dari:
• Tiap-tiap subsistem siklus akuntansi (siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus
produksi, siklus sumber daya manusia) yang menyediakan informasi mengenai
transaksi-transaksi rutin.
• Manajer keuangan (treasurer) yang menyediakan informasi mengenai aktivitas
pendanaan dan investasi (penerbitan dan penarikan instrumen utang dan ekuitas
serta pembelian atau penjualan instrumen keuangan).
• Bagian anggaran yang menyediakan angka-angka anggaran.
• Manajer akuntansi (controller) yang menyiapkan ayat jurnal penyesuaian.

DFD berikut menunjukkan bahwa sistem buku besar dan pelaporan mencakup tiga
aktivitas utama, yaitu:
(1) Pemutakhiran (posting) buku besar umum;
(2) Penyesuaian saldo akun akhir periode;
(3) Penyiapan laporan keuangan; dan
(4) Penyiapan laporan manajerial.

Gambar berikut menunjukkan rancangan sistem buku besar (general ledger system) dan
pelaporan berbasis database terintegrasi.

b. XBRL merupakan stands for eXtensible Business


Reporting Language, itu adalah Bahasa
pemrograman yang dirancang khusus untuk
memfasilitasi komunikasi informasi bisnis.

Laporan keuangan berbasis elektronik ternyata juga memiliki kendala yang berkaitan
dengan kompatibilitas. Format laporan keuangan seperti HTML, PDF, DOC dan XLS
ternyata hanya mendigitasikan dokumen tercetak. Penyampaian laporan keuangan
dengan model seperti ini tidak banyak memberikan manfaat kepada penyaji laporan
keuangan, terutama dari sisi rantai pasok pelaporan keuangan. Dari sisi pengguna, juga
terdapat permasalahan mengenai kompatibilitas data. Perangkat lunak untuk
mengevaluasi laporan keuangan hanya dapat mengakses tetapi tidak dapat membaca
format-format seperti HTML, PDF, DOC dan XLS. Oleh karena itu, pengguna juga harus
melakukan proses penyalinan ulang atas elemen-elemen laporan keuangan tersebut
agar dapat diekstraksi, dievaluasi ataupun diagregasi kembali.
XBRL mampu menjembatani permasalahan kompatibilitas
tersebut. XBRL menyajikan laporan keuangan tidak hanya
berupa konten tetapi juga disertai dengan konteks. Setiap
elemen dalam laporan keuangan yang telah ditag dengan
taksonomi XBRL dapat digunakan kembali. Pengguna juga
dapat melakukan kustomasi informasi pada laporan keuangan
dengan lebih mudah Secara umum dapat disimpulkan bahwa
perubahan paradigma dalam laporan keuangan dari
elektronik menuju XBRL dikarenakan XBRL mampu menjawab
tantangan bisnis masa kini yaitu pengelolaan yang lebih baik
(better) berbiaya rendah (cheaper) dan pelayanan yang cepat (faster). XBRL lebih baik
karena merupakan bahasa universal dan standar, yang didukung secara internasional,
baik oleh dewan standar akuntansi maupun vendor perangkat lunak.

Penyaji dan pengguna laporan keuangan dapat mengeksplorasi berbagai elemen dalam
laporan keuangan secara lebih dalam untuk kepentingan analisis karena informasi yang
disajikan tidak hanya berupa konten tapi juga mengandung konteks. XBRL mampu
meminimalisir kesalahan karena tidak diperlukan lagi proses copy-paste ataupun
konversi data untuk kepentingan analisis laporan keuangan. XBRL lebih murah karena
dengan memanfaatkan XBRL, rantai pasok laporan keuangan menjadi lebih ringkas.

Pekerjaan manual untuk menginput ulang datadata laporan keuangan tidak lagi
diperlukan, sehingga biaya penyajian dan distribusi pelaporan keuangan untuk berbagai
kepentingan menjadi lebih rendah. XBRL lebih cepat karena dapat membantu penyaji
laporan keuangan dalam memangkas rantai pasok dalam laporan keuangan.
Pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen dan pihak eksternal akan lebih
cepat. Kecepatan dalam penyajian informasi keuangan ini juga akan berdampak pada
meningkatnya kepercayaan investor di pasar modal.

3. Pertemuan 14 –Review
Uraikan fungsi Accounting Information System untuk Internal Control, Reporting System, dan
Corporate Performance.

Sistem informasi akuntansi adalah sebuah sistem yang


mengumpulkan, menyimpan dan mengolah data keuangan dan
akuntansi yang digunakan oleh pengambil keputusan
Fungsi Accounting Information System untuk Internal Control,
Reporting System

Menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2015:226)


sebagai berikut : “Pengendalian Internal merupakan proses yang
dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan-
tujuan pengendalian mengamankan aset, mengolah catatan
dengan detail, memberikan informasi yang akurat, menyiapkan laporan keuangan sesuai kriteria
yang ditetapkan, mendorong efisiensi operasional, mendorong ketaatan terhadap kebijakan
manajerial serta mematuhi peraturan yang berlaku”.

Kelima komponen tersebut adalah:


1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
2. Penilaian Risiko (Risk Assesment)
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activity)
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
5. Pemantauan (Menthoring)

Adapun penjelasan dari kelima komponen tersebut adalah sebagai berikut :


1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Control Environment merupakan menetapkan suasana suatu organisasi yang
mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dan orang-orangnya. Lingkungan
Pengendalian merupakan fondasi dari semua komponen pengendalian intern lainnya,
yang menyediakan disiplin dan struktur.
2. Penilaian Risiko (Risk Assesment)
Risk Assesment merupakan pengidentifikasian dan analisis entitas mengenai risiko yang
relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk suatu dasar mengenai
bagaimana risiko harus dikelola. Pengendalian teknologi informasi dan keamanan sistem
informasi dapat diaplikasikan dengan

Komponen model pengendalian internal menggunakan COSO (committee of sponsoring


organizations) dan COBIT (control for information and related technology) component
untuk menilai resiko.

Jenis-jenis ancaman yang dihadapi perusahaan berikut ini :


✓ Strategis : melakukan hal yang salah
✓ Operasional : melakukan hal yang benar, tetapi dengan cara adanya kerugian
sumber daya keuangan, pemborosan, pencurian atau pembuatan kewajiban
yang tidak tepat
✓ Informasi : menerima informasi yang salah atau tidak relevan, sistem yang tidak
andal, dan laporan yang tidak benar atau menyesatkan.

3. Aktivitas Pengendalian (Control Activites)


Control Activites merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan
bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Information and Communication merupakan pengidentifikasian, penangkapan dan
pertukaran informasi dalam suatu bentuk kerangka waktu yang membuat orang
mampu melaksanakan tanggung jawabnya.
5. Pemantauan (Menthoring)
Menthoring merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern
pada suatu waktu. Dengan demikian dalam membentuk suatu sistem pengendalian
internal membutuhkan komponen-komponen yang saling berkaitan, karena pada
dasarnya suatu sistem itu berkaitan satu sama lain oleh karena itu, sistem
pengendalian internal akan berjalan maksimal apabila semua komponen di atas
dijalanakan dengan baik. Tanpa itu sebuah sistem tidak akan berjalan dengan baik.
Pemantauan terhadap system pengendalian internal akan mengidentifikasi dimana
letak kelemahannya dan memperbaiki efektivitas pengendalian tersebut.
• Menentukan tempat kelemahan dan memperbaiki efektivitas pengendalian.
• Ongoing monitoring
• Mengamati perilaku karyawan dan tanda peringatan dari sistem akuntansi

Beberapa fungsi sistem pengendalian internal dari para ahli salah satunya menurut
Mulyadi ,mengemukakan bahwa terdapat empat fungsi utama sistem pengendalian internal
yaitu sebagai berikut:
a. Menjaga kekayaan organisasi.
Apabila tidak dilindungi dengan suatu sistem pengendalian intern yang memadai, kekayaan
fisik dapat dicuri, disalahgunakan, atau rusak tanpa disengaja. Demikian pula hal nya dengan
kekayaan fisik seperti 14 aktifitas usaha, dokumen-dokumen penting dan keandalan data
akuntansi.
b. Mendorong efisiensi.
Pengendalian intern dalam suatu perusahaan dimaksudkan untuk menghindari pengulangan
kerja yang tidak perlu dan pemborosan dalam seluruh aspek usaha, serta mencegah
penggunaan sumber daya secara tidak terkendali.
c. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen Manajemen membuat berbagai materi dan
prosedur untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sistem pengendalian intern yang dimaksud untuk memastikan bahwa segala peraturan dan
prosedur ini ditaati oleh personil perusahaan”. Berdasarkan pernyataan fungsi sistem
pengendalian internal, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal mempunyai peran
penting dalam keberlangsungan suatu perusahaan. Karena pengendalian intern melindungi
aset perusahaan, menyediakan informasi yang akurat, mendorong efisiensi dan mendorong
dipatuhinya kebijakan manajemen.
Fungsi Accounting Information System untuk Reporting System:
Sistem informasi akuntansi mempunyai fungsi utama yakni menyediakan laporan keuangan
sebagai dasar pertimbangan untuk mengambil keputusan oleh pihak manajemen. Dalam data
tersebut berisikan segala transaksi perusahaan.Sejauh ini dalam sistem manual, informasi yang
dihasilkan oleh SIA berbentuk laporan. Dimana pada dokumen tersebut memiliki dua kategori
utama yakni keuangan serta manajerial. Umumnya SIA memakai platform dengan keamanan
tinggi. Hal ini mencegah terjadinya berbagai gangguan. Pengelola juga membutuhkan
kebijakan serta prosedur sehingga semua data , transaksi dengan pelanggan dan informasi
bisnis terjaga keamanannya.

Fungsi Accounting Information System untuk Corporate Performance :


Fungsi utama disusunnya sistem informasi akuntansi yakni mengumpulkan serta menyimpan
data yang berkaitan dengan kegiatan bisnis perusahaan. Semua itu dilakukan supaya segala
aktivitas berjalan efektif dan efisien.

Peranannya SIA ini sangat penting dan dibutuhkan perusahaan. Pasalnya, sistem tersebut
memiliki banyak elemen penting dalam siklus akuntansi dengan berbasis komputer sehingga
bisa menghasilkan informasi ekonomi.

Umumnya praktek SIA dalam perusahaan menggunakan kombinasi prinsip akuntansi


tradisional dan modern. Nantinya hasil dari pengolahan data tersebut akan menghasilkan
informasi yang akan dilaporkan kepada pihak berwenang untuk dijadikan dasar pertimbangan
saat mengambil keputusan.

Anda mungkin juga menyukai