Anda di halaman 1dari 22

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENNGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS


VIII DI MTS MIFTAHUL ULUM SUMBER WRINGIN BONDOWOSO
TAHUN PELAJARAN 2022-2023

PROPOSAL

Oleh :

KOMARIA

NIM. 201991010083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)

AT – TAQWA BONDOWOSO
PENERAPAN METODE DEMONSTRASI DALAM MENNGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS
VIII DI MTS MIFTAHUL ULUM SUMBER WRINGIN BONDOWOSO
TAHUN PELAJARAN 2022-2023

PROPOSAL

Diajukan Kepada :

Sekolah Tinggi Agama Isalm At Taqwa Bondowoso

Untuk penyusunan Proposal Program Sarjana

Jurusan Tarbiyah Program Studi

Pendidikan Agama Islam

Oleh :

KOMARIA

NIM 201991010083

Telah Disetujui Oleh :

Pembimbing

Dr. Rifa’i, M.Pd.I

i
A. JUDUL PENELITIAN

Penerapan metode demonstrasi dalam meningkatkan hasil belajar pada mata

pelajaran fiqih kelas VIII di MTS Mifahul Ulum sumber wringin Bondowoso

tahun Pelajaran 2022-2023

B. KONTEKS PENELITIAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari

definisi tersebut tergambar adanya proses pembelajaran terhadap peserta didik

agar mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan. Hal ini mengindikasikan betapa pentingnya pendidikan agama

untuk mendukung siswa memiliki kekuatan spiritual tersebut.

Pendidikan sangat penting bagi kelangsungan hidup di dunia dan di

akhirat. Pendidikan jugalah yang akan membuat pengetahuan manusia

berkembang. Sedangkan pendidikan agama diartikan sebagai suatu kegiatan

yang bertujuan untuk membentuk manusia agamis dengan menanamkan

aqidah keimanan, amaliah dan budi pekerti atau akhlak yang terpuji untuk

menjadi manusia yang taqwa kepada Allah swt. Sasaran pendidikan agama

tertuju pada pembentukan sikap akhlak atau mental anak didik dalam

hubungan dengan Tuhan, masyarakat dan alam atau sesama makhluk.

1
Pada prinsipnya pendidikan agama Islam membekali siswa agar memiliki

pengetahuan lengkap tentang hukum Islam dan mampu mengaplikasikannya

dalam bentuk ibadah kepada Allah. Dengan demikian siswa dapat

meningkatkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fikqih serta

mempraktekkannya dengan baik dan benar seperti halnya wudlu’, sholat dan

lain sebagainya. Untuk mencapai hal ini, seorang guru memerlukan metode

khusus, agar apa yang disampaikan mampu diserap dengan baik oleh siswa.

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan sesuatu kegiatan, baik secara

langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan

dengan pokok pembahasan atau materi yang sedang disajikan. Metode

demonstrasi dapat juga disbutkan sebagai peragaan yang dilakukan untuk

memperlihatkan suatu proses atau cara kerja yang berhubungan dengan materi

pembahasan (Sulaiman,2017:195).

Dari pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa metode demonstrasi

digunakan untuk membantu dan menjawab pertanyaan siswa tentang

bagaimana melakukan sesuatu dan bagaimana caranya. Dengan menggunakan

metode demonstrasi maka guru dapat memfungsikan alat indra siswa, dengan

fungsinya alat indra maka proses transfer pendidikan akan lebih efektif. Hal

ini akan sangat membantu guru dalam mengajarkan dan meningkatkan hasil

belajar siswa pada mata pelajaran fiqih, misalnya dalam praktek wudlu’ dan

sholat yang benar.

2
Fiqih menurut bahasa berarti al-fahm (pemahaman), yang pada hakikatnya

adalah pemahaman terhadap ayat-ayat ahkam yang terdapat dalam Alqur’an

dan hadist-hadits ahkam. Fiqih merupakan interperetasi Ulama terhadap ayat-

ayat dan hadits-hadits ahkam. Para fuqoha mengeluarkan hukum dari

sumbernya dan tidak di sebut membuat hukum, sedangkan yang membuat

hukum adalah Allah SWT. Fiqih dalam pengertian sederhana adalah

ketentuan-ketentuan hukum syara’ mengenai perbuatan manusia mengatur

hubungan manusia dengan Allah SWT, manusia dengan manusia dan alam,

digali dari dalil-dalil terperinci.

Dalam pembelajaran fiqih seorang guru di tuntut untuk mampu

memahamkan kepada siswa bahwa Alquran dan hadits sebagai sumber utama

ilmu fiqih, perlu di gali agar terus berkembang mengikuti dan menjawab

berbagai persoalan hukum disetiap saat, sebab sebagai ilmu harus terus

dikembangkan dan di gali dari sumbernya jadi setiap persoalan dalam

kehidupan dituntut untuk meresponnya dengan jalan berijtihad

(Hafsah,2013:3-4).

Di Madrasah fiqih adalah elemen penting didalamnya. Bahkan hampir

disetiap Madrasah pasti ada pembelajaran tentang fikih, seperti halnya praktek

sholat, berwudlu’ dan lain sebagainya. Hal ini bertujuan untuk memberikan

pengetahuan pada siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar mereka tentang

pentingnya belajar fiqih, karna mungkin sampai saat ini banyak siswa yang

masih kurang semangat dalam pemebelajaran fiqih alhasil pengetahuan

mereka tentang fiqih masih kurang atau minim.

3
Di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Rejo Agung Sumber Wringin

Bondowoso sangat memperhatikan hal tersebut, dengan memberi fasilitas

kepada siswa untuk meningkatkan hasil belajar seperti halnya praktek wudlu’

dan pelaksanaan sholat yang benar. Hal tersebut merupakan sebuah upaya

untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan deskripsi diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Penerapan Metode Demonstrasi dalam meningkatkan hasil

belajar Fiqih di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Rejo Agung Sumber

Wringin Bondowoso Tahun Pelajaran 2022-2023”.

B. FOKUS PENELITIAN

a. Apa saja strategi yang dilakukan oleh seorang guru dalam penggunaan

metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran

fiqih kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Rejo Agung

Sumber Wringin Bondowoso Tahun Pelajaran 2022-2023?

b. Bagaimana efektivitas penggunaan metode metode demonstrasi dalam

meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fiqih kelas VIII di

Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Rejo Agung Sumber Wringin

Bondowoso Tahun Pelajaran 2022-2023?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

4
Untuk mengetahui Penerapan Metode Demonstrasi dalam meningkatkan

hasil belajar mata pelajaran Fiqih kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah

Miftahul Ulum Rejo Agung Sumber Wringin Bondowoso Tahun Pelajaran

2022-2023.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui strategi apa saja yang digunakan dalam menerapkan

metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil belajar pada mata

pelajaran fiqih kelas VIII di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum

Rejo Agung Sumber Wringin Bondowoso Tahun Pelajaran 2022-

2023?

b. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan metode metode demonstrasi

dalam meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran fiqih VIII di

Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Rejo Agung Sumber Wringin

Bondowoso Tahun Pelajaran 2022-2023.

D. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan

setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang

bersifat teoritis dan kegunaan yang bersifat praktis, seperti kegunaan bagi

penulis, instansi, dan masyarakat secara keseluruhan.Kegunaan penelitian

harus realistis.

Adapun manfaat penelitian yang diharapkan dengan penelitian ini adalah:

1. Manfaat bagi peneliti

5
a. Penelitian ini digunakan untuk melengkapi syarat memperoleh gelar

sarjana di jurusan tarbiyah program studi pendidikan agama islam

b. Menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman tentang penelitian

dalam penulisan karya ilmiah.

c. Menjadi salah satu tolak ukur kemampuan bagi peneliti untuk

mengetahui sejauh mana pelaksanaan metode demonstrasi dalam

meningkatkan hasil belajar fiqih di Mts Miftahul Ulum

2. Manfaat Bagi STAI At-Taqwa

Untuk membantu perkembangan ilmu pengetahuan dalam kajian

keilmuan terurama dalam pendidikan agama islam dan sebagai rujukan

bagi penelitian selanjutnya untuk para mahasiswa.

3. Manfaat Bagi Lembaga

a. Hasil penelitian ini diharapkan bisa di jadikan sebagai bahan

pertimbangan dan evaluasi untuk meningkatkan penggunaan metode

dalam meningkatkan hasil belajar belajar fiqih

b. Sebagai masukan yang membangun guna meningkatkan kualitas

lembaga Mts Miftahul Ulum Rejo Agung Sumber Wringin Bondowoso,

termasuk para pendidik yang ada di dalamnya, dan penentuan kebijakan

dalam lembaga pendidikan, serta pemerintah secara umum.

E. DEFINISI ISTILAH

1. Metode Demonstrasi

a. Pengertian Metode Demonstrasi

6
Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengajaran. Salah

satu metode yang digunakan dalam pengajaran adalah metode

demonstrasi. Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang

sangat efektif, karena dapat membantu peserta didik untuk melihat

secara langsung proses terjadinya sesuatu dan membantu peserta didik

untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau

data yang benar.

Zainal Aqib dan Ali Murtadlo (2016:9) menyebutkan Metode

berasal dari bahasa Yunani “Metodhos” yang berarti cara atau jalan

yang ditempuh. Jadi metode adalah suatu cara yang digunakan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kamus Besar Bahasa

Indonesia Kontemporer disebutkan bahwa metode merupakan cara

yang teratur dan ilmiah dalam mencapai maksud untuk memperoleh

ilmu atau juga merupakan cara mendekati, mengamati, menganalisis,

dan menjelaskan suatu fenomena dengan menggunakan landasan teori.

Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran dengan

menggunakan peragaan yang berguna untuk memperjelas suatu

pengertian atau konsep-konsep, atau memperlihatkan bagaimana

melakukan sesuatu kepada siswa (Zakiyah Drajat, 2001:296). Dalam

pengetian lain dikatakan bahwa metode demonstrasi merupakan metode

penyajian materi pelajaran dengan cara memperagakan atau

mendemonstrasikan atau mempertunjukkan kepeda siswa tentang suatu

7
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar

tiruan (Sanjaya,2006:152).

Dari kedua definisi tersebut diatas pada memiliki kesamaan kerana

keduanya menekankan pada adanya praktek atau melakukan atau

menunjukkan sesuatu kepada siswa tentang bagaimana cara

melakukannya. Sebagai contoh, cara melakukan gerakan-gerakan

sholat, maka guru dapat memberikan contoh secara langsung kepada

siswa, dengan mempraktekannya di depan siswa atau menyuruh salah

seorang sisiwa untuk mempraktekannya dan siswa yang lainnya

melihatnya.

Dengan menggunakan metode demonstrasi dapat menyajikan

bahan pelajaran kepada siswa secara lebih konkret dan mudah difahami,

ketimbang hanya memberikan informasi berupa konsep-konsep.

Strategi pembelajaran demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung

dan meningkatkan keberhasihalan pelaksanaan pembelajaran (Heri

Gunawan,2013:176)

Jadi kesimpulannya metode demonstrasi adalah suatu metode

mengajar dimana seorang guru atau murid sendiri memperlihatkan pada

seluruh kelas tentang suatu proses atau bagaimana melakukan jalannya

suatu perbuatan tertentu kepada orang lain, misalnya proses cara

mengerjakan salat, cara mengerjakan wudlu’ dan lain-lain.

b. Penggunaan Metode Demonstrasi

8
Untuk mencapai tujuan dari pengguanaan metode demonstrasi,

maka sesorang guru perlu memperhatikan langkah- langkah

pengguanaan metode demonstrasi sebagai berikut:

1) Perncanaan/ persiapan

Perencanaan atau persiapan adalah hal-hal yang perlu dipersiapkan

sebelum metode demonstrasi dijalankan. Seperti merumuskan

tujuan, menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang

dilaksanakan, dan memperthitungkan waktu yang akan diperlukan.

2) Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, penggunaan metode demonstrasi dibagi

menjadi tiga langkah, yaitu langkah pembukaan, langkah

pelaksanaan demonstrasi, dan langkah mengakhiri demonstrasi.

Dari ketiga langkah tersebut, seorang guru harus benar-benar

memperhatikan aturan pelaksanaan metode demonstrasi agar proses

penyampaian informasi dapat diserap baik oleh peserta didik.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

1. Kelebihan metode demonstrasi

Ada beberapa kelebihan yang dimiliki oleh metode demonstrasi

dalam proses pembelajaran, antara lain sebagai berikut.

a) Membantu peserta didik memahami dengan jelas jalannya suatu

proses pembelajaran

b) Siswa memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori

dan kenyataan.

9
c) Dapat mempertanyakan secara langsung beberapa persoalan

yang belum dimengerti.

2. Kelemahan metode demonstrasi

Adapun kekurangan metode demonstrasi antara lain:

1) Metode demonstrasi memerlukan persiapan yang matang.

2) Akan kuang berhasil apabila alat-alat yang tersedia tidak

mencukupi kebutuhan peserta didik.

3) Kemungkinan tidak membawa hasil yang diharapkan jika

peserta didik belum cukup pengalaman.

4) Sukar dimengerti apabila peserta didik kurang menguasai apa

yang didemonstrasikan (Sulaiman,2017:183)

2. Meningkatkan Hasil belajar

a. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar adalah bukti bahwaseseorang telah belajar ialah

terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti

(Hamalik,2008:30)

Howard Kingsley (Nana Sudjana,2005:85) membagi 3 macam

hasil belajar: 1) Keterampilan dan kebiasaan 2) Pengetahuan dan

pengertian 3) Sikap dan cita-cita. Pendapat dari Howard Kingsley ini

menunjukkan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar

ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian

dalam kehidupan siswa tersebut.

10
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat di simpilkan bahwa

hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses pengenalan yang

telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka

waktu lama bahkan tidak akan hilang selama-lamanya kerena hasil

belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin

mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan mengubah cara

berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar Faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi yang ingin dijelaskan di

sini adalah faktor yang mempengaruhi belajar dari sisi sekolah yang

meliputi:

1. Metode mengajar.

Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus

dilalui di dalam mengajar. Mengajar itu sendiri menurut Ign. S.

Ulih B.Karo (M. Joko, 2006) adalah menyajikan bahan pelajaran

kepada orang lain itu diterima, dikuasai dan dikembangkan. Dari

uraian di atas jelaslah bahwa metode mengajar itu mempengaruhi

belajar.

2. Kurikulum.

Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang

diberikan kepada siswa. kegiatan ini sebagian besar adalah

11
menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima, menguasai dan

mengembangkan bahan pelajaran itu.

3. Relasi guru dengan siswa.

Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa.

proses tersebut juga dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses

itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga dipengaruhi oleh relasinya

dengan gurunya.

4. Relasi siswa dengan siswa.

Siswa yang mempunyai sifat-sifat atau tingkah laku yang

kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri

atau sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan

dari kelompok. Akibatnya makin parah dan dapat minggu

belajarnya.

5. Disiplin sekolah.

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan

siswa dalam sekolah juga dalam belajar.hal ini mencakup segala

aspek baik kedisiplinan guru dalam mengajar (Arif

Firmasyah,2015)

F. METODE PENELITIAN

Menurut Sugiyono (2014:2) metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

1. Jenis Penelitian

12
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan penelitian lapangan

(field research). Menurut Meleong (2017:26) penelitian lapangan (field

research) dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian

kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide

pentingnya adalah bahwa peneliti berangkat ke lapangan untuk

mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam keadaan

alamiah atau “in situ”.

Dalam hal demikian maka pendekatan ini terkait erat dengan

pengamatan berperan serta. Penelitian lapangan biasanya membuat catatan

lapangan secara ekstensif yang kemudian dibuatkan kodenya dan dianalisis

berbagai cara. Dengan penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan

pembelajaran yang tepat guna yang didapat dari pengetahuan peneliti,

guru, serta siswa-siswi. Sehingga manfaat dari penelitian ini dapat

memberikan dampak yang positif dan dapat dirasakan bersama.

2. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Peneletian kualitatif adalah

penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang

dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,

tindakan, secara holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong,2017:6). Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang bersifat deskriptif dan cenderung

13
menggunakan analisis. Proses dan makna (persepeltif subjek) lebih di

tonjolkan dalam penelitain kualitatif.

3. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian kulaitatif lokasi adalah merupakan salah satu

instrument yang cukup urgen sifatnya. Adapun lokasi penelitian ini adalah

di Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Rejo Agung Sumber Wringin

Bondowoso. Sehubungan dengan tempat penelitian, peneliti mengambil

lokasi Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum Rejo Agung Sumber Wringin

Bondowoso karena sekolah tersebut adalah sekolah yang memiliki fasilitas

yang cukup bagus dan menarik perhatian peneliti

4. Tekhnik Pengumpulan Data

Data merupakan hal yang sangat substansi dalam penelitian.

Sedangkan sub dari metode pengumpulan data adalah cara-cara yang

digunakan dalam penelitian untuk pencarian data. Selain itu, pengumpulan

data dapat diartikan sebagai proses pengadaan data untuk keperluan

penelitian yang tersusun secara sistematis dan sesuai dengan standart untuk

memperoleh data yang diperlukan yakni data yang valid.

Untuk memperoleh data yang valid tersebut digunakan beberapa

metode, yaitu :

a) Metode observasi (pengamatan)

Observasi merupakan kegiatan dengan pancaindera, bisa

penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi

yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi

14
berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana

tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk

memperoleh gambaran riil suatu peristiwa atau kejadian untuk

menjawab pertanyaan penelitian. (Suheri, 2017: 45)

Metode ini akan digunakan untuk mengamati kondisi fisik dan

non fisik yang berupa gedung, sarana dan prasarana penunjang

pendidikan dan kegiatan belajar mengajar di Madrasah Tsanawiyah

Miftahul Ulum Rejo Agung Sumber Wringin Bondowoso.

b) Interview (wawancara)

Metode interview dikenal juga dengan metode wawancara.

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang

mengajukan pertanyaan dan terwanwancara (interviwee) yang

memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2017:186).

c) Dokumentasi

Selain Observasi dan angket, informasi juga bisa diperoleh

lewat fakta yang tersimpan dalam bentuk surat, catatan harian, arsip

foto, hasil rapat, cenderamata, jurnal kegiatan dan sebagainya. Data

berupa dokumen seperti ini bisa dipakai untuk menggali informasi yang

terjadi di masa silam (Suheri, 2017: 46)

Metode dokumentasi ini akan digunakan untuk mendapatkan

data siswa, profil sekolah, data guru, dan kurikulum sekolah.

5. Analisis data

15
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori,

menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam

pola, memilih mana yang penting dan mana yang harus dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan orang

lain.

Analisis data kualitatif deskriptif digunakan dengan melalui tiga

alangkah yaitu sebagai berikut:

a) Reduksi data (data reduction)

Reduksi data yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

Dengan demikian data yang sudah direduksi akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk

melakukan pengumpulan data yang selanjutnya.

Langkah-langkah reduksi data adalah pertama, mengidentifikasi

adanya satuan yaitu bagian terkecil yang ditemukan dalam data yang

memliki makna bila dikaitkan dengan focus dan masalah

penelitian.Kedua, membuat ringkasan, mengkode, menggolongkan,

sesuai gugusan data, dan membuat catatan-catatan.

b) Penyajian data (data display)

Setelah direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan

data.Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam

16
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori dan sebagainya.

Langkah-langkah dalam penyajian data adalah dengan menyusun

sekumpulan informasi menjadi pernyatan, kemudian diklafikasikan

menurut pokok-pokok permasalahan.

c) Verifikasi/penarikan kesimpulan (conclusion drawing)

Langkah terakhir yang dilaksanakan pada tahap analisis data

adalah penarikan kesimpulan.Kesimpulan data penelitian kualitatif

merupakan penemuan baru yang sebelumnya belum pernah

ada.Temuan-temuan baru tersebut dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas.

6. Validitas data

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai sumber

dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam

(triangulasi). Suheri (2017:50) Trianggulasi pada dasarnya merupakan

teknik pemeriksaan keabsahan data, dengan memanfaatkan apa yang ada

diluar data, sebagai pembanding.

Menurut Suheri (2017:50-51) mengutip dari Denzin (1978) ada 4

macam trianggulasi sebagai teknik pemeriksaan.

a) Triangulasi dengan sumber

Triangulasi dengan sumber dilakukan dengan membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui alat dan waktu yang berbeda.

17
b) Triangulasi metode

Dilakukan dengan mendapatkan level kepercayaan dengan

melakukan pengecekan teknik pengumpulan datanya atau sumber

datanya.

c) Triangulasi penyidik

Dilakukan dengan memanfaatkan pengamatan yang dilakukan

orang lain untuk mengecek derajat kepercayaan data.

d) Triangulasi teori

Dilakukan dengan membanding data yang telah dirumuskan

menjadi Teori dengan temuan lapangan, karena adanya asumsi bahwa

realitas lebih kaya dari teori apapun yang digunakan.

Dalam uji keabsahan data ini peneliti menggunakan trianggulasi

dengan sumber. Dengan cara membandingkan data hasil observasi

dengan data hasil interview serta dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.

18
DAFTAR PUSTAKA
Aisah, Tjutju. (2012). Penerapan Metode Demonstrasi untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA Tentang Energi Panas dan Bunyi di
Kelas IV SD Negeri Babakan 3 Kecamatan Babakan Ciparay Kota Bandung
Semester 2 Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
Anitah, Sri. (2011). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka
Arikunto, Suharsimi. (2010). Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah &
Pengawas. Kajian Teoritik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Pustaka Setia.
Ibrahim, M, dkk. (2000). Pembelajaran Kooperatif. Surabaya :
University Press. Jamilah, Mikroatul. (2009). Penerapan pendekatan CTL
Melalui Metode Inquiry dan Tanya Jawab untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Energi Bunyi Pada Siwa Kelas IV MI Al Fatah Bajarejo Pakis Malang.
Skripsi. Malang: PGMI UIN.Yogyakarta: Aditya Media.
Aqib, Zainal. (2011). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Untuk Guru SD, SLB, TK.
Bandung:
Yrama Widya. Azizah, Noor. (2007). Keefektifan Penggunaan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (Numbered-Heads-Together) Dengan
Pemanfaatan LKS (Lembar Kerja Siswa) Pada Pokok Bahasan Bangun Ruang
Sisi Datar (Kubus dan Balok) Siswa Kelas VIII Semester 2 SMP N 6 Semarang
Tahun Pelajaran 2006/2007. Skripsi. Semarang:
FMIPA UNNES. Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
dalam KTSP Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah
Ibtidaiyah (MI). Jakarta:
Depdiknas. Dimyati dan Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Ghufron, M. Nur, dkk. (2012). Gaya Belajar

19
20

Anda mungkin juga menyukai