Pengertian komunitas Menurut KBBI Komunitas adalah kelompok organisme (orang dan sebagainya) yang hidup dan saling berinteraksi di dalam daerah tertentu. KBBI juga menyebutkan jika komunitas dapat diartikan sebagai kelompok masyarakat atau sebuah paguyuban. Secara Umum Komunitas secara umum diartikan sebagai kumpulan beberapa populasi yang menghuni atau menempati wilayah tertentu secara bersama-sama. Tak hanya hidup bersama tetapi juga saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya. Menurut Koentjaraningrat Koentjaraningrat menjelaskan komunitas sebagai suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan berinteraksi menurut suatu sistem adat- istiadat, terikat oleh suatu identitas dalam komunitas. Pengertian masyarakat Masyarakat berasal dari bahasa inggris yaitu "society" yang berarti "masyarakat", lalu kata society berasal dari bahasa latin yaitu "societas" yang berarti "kawan". Secara umum Pengertian Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya. Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan professional yang ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan. Kebidanan komunitas memberi perhatian terhadap pengaruh factor lingkungan meliputi fisik, biologis, psikologis, social, kultural, dan spiritual terhadap kesehatan masyarakat dan memberi prioritas pada strategi pencegahan, peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.
Tujuan umum kebidanan komunitas adalah meningkatkan kemampuan
masyarakat agar dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Kebidanan komunitas merupakan bentuk pelayanan/asuhan langsung yang berfokus pada kebutuhan dasar komunitas, yang berkaitan dengan kebiasaan atau pola perilaku masyarakat yang tidak sehat, ketidakmampuan masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal. Intervensi kebidanan yang dilakukan mencakup pendidikan kesehatan, Intervensi kebidanan tersebut difokuskan pada tiga level pencegahan yaitu sebagai berikut. 1. Prenvensi primer. Prevensi primer adalah pencegahan dalam arti yang sebenarnya, ketika teridentifikasi factor risiko di masyarakat. Pencegahan primer mencakup peningktan kesehatan pada umumnya dan perlindungan khusus terhadap penyakit, health promotion, health education, specific protection dan environmental protection. Contoh kegiatan di bidang prevensi primer, seperti imunisasi, penyuluhan tentang gizi, dan penyuluhan untuk mencegah keracunan. 2. Prevensi sekunder. Pencegahan sekunder menekankan pada diagnosis dini dan intervensi yang tepat untuk menghambat proses patologis sehingga memperpendek waktu sait dan tingkat keparahan/keseriusan penyakit, contoh: mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang seorang anak/belita atau memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan berkala termasuk pemeriksaan gigi dan mata secara berkala. 3. Prevensi sekunder. Pencegahan tersier dilakukan pada kasus kecacatan atau ketidakmampuan atau tidak dapat diperbaiki. Rehabilitasi sebagai tujuan pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakitnya sendiri, yaitu mengembalikan individu pada tingkat berfungsi yang optimal dari ketidakmampuannya. Contoh: bidan mengajarkan kepada keluarga untuk melakukan perawatan anak dengan kolostomi di rumah atau membantu keluarga yang mempunyai anak dengan kelumpuhan anggota gerak untuk latihan secara teratur di rumah.
Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas
Tujuan Kebidanan Komunitas Tujuan umum : 1. Meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu 2. Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah kebidanan komunitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal Tujuan khusus: 1. Mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas 2. Melakukan upaya promotif dan preventif pelayanan kesehatan 3. Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat 4. Mengidentifikasi struktur masyarakat daerah setempat 5. Meningkatkan kemampuan individu/keluarga/masyarakat 6. untuk melaksanakan askeb dalam rangka mengatasi masalah 7. Tertanganinya kelainan resiko tinggi/rawan yang perlu 8. pembinaan dan pelayanan kebidanan 9. Tertanganinya kasus kebidanan dirumah 10. Tertanganinya tidak lanjut kasus kebidanan dan rujukan 11. Mengidentifikasi status kesehatan ibu dan anak 12. Pelayanan KIA/KB/imunisasi 13. Menggambarkan keadaan wilayah kerja dengan daerah 14. Mengidentifikasi faktor penunjang KIA/KB diwilayah 15. Bimbingan pada kader posyandu/kesehatan/dukun bayi 16. Mengidentifikasikan kerjasama LP/LS 17. Kunjungan rumah 18. Penyuluhan laporan dan seminar dan evaluasi 19. Askeb pada sasaran KIA 20. Menolong persalinan rumah 21. Melakukan tindakan kegawatdaruratan kebidanan sesuai kewenan
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu puskesmas/ puskesmas pembantu,
polindes, posyandu, BPS, rumah pasien, dasa wisma, PKK. 1. Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat mengenali kegiatan yang akan dilakukan, mengenali dan menguasai fungsi dan tugas masing- masing. Selalu berkomunikasi dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi dan menerima saran serta turut bertanggung jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya. 2. Di polindes, posyandu, BPS, dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan tim/leader dimana bidan diharapkan mampu berperan sebagai pengelola sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di komunitas. 3. Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor. Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama yang Jaringan Kerja Pelayanan Bidan Di Komunitas
Ruang lingkup dan Jaringan Kerja Pelayanan bidan di Komunitas
Ruang lingkup pelayanan bidan di komunitas 1. Preventif (pencegahan penyakit) imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil pemberian tablet Fe pemeriksaan kehamilan, nifas, dll posyandu untuk penimbangan dan pemantauan Kesehatan balita
2. Kuratif(pemeliharaandanpengobatan) perawatan payudara yang mengalami masalah perawatan bayi, balita, dan anak sakit dirumah rujukan bila diperlukan
3. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
latihan fisik pasca ibu bersalin pemberian gizi ibu nifas mobilisasi dini pada ibu pasca salin
4. Resosiantitatif (mengfungsikan kembali individu, keluarga, kelompok
masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya) menggerakkan individu–masyarakat kelingkungan masyarakatnya seperti dasawisma, desa siaga, tabulia membuat masyarakat untuk melakukan suatu program dalam bidang kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat itu sendiri untuk meningkatkan kesehatan masyarakat tersebut.
Prilaku Masyarakat Terhadap Kebidanan Komunitas
Prilaku kesehatan merupakan salah satu factor perantara pada derajat kesehatan. Prilaku yang di maksud adalah meliputi semua prilaku seseorang atau masyarakat yang dapat mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, angka kesakitan dan angka kematian. Beberapa prilaku dan aspek social budaya yang mempengaruhi pelayanan kebidanan di komunitas diantaranya : a. Health Believe : tradisi-tradisi yang diberlakukan secara turun temurun dalam pemberian makanan bayi. Contohnya di daerah situbondo ada tradisi pemberian madu dan kelapa muda pada BBL. Health Seeking Behavior : salah satu bentuk prilaku social budaya yang mempercayai apabila seseorang sakit tidak perlu pelayanan kesehatan, akan tetapi cukup dengan membeli obat di warung atau mendatangi dukun, melahirkan ke dukun beranak. b. Life Style : gaya hidup yang berpengaruh terhadap kesehatan. Contohnya pernikahan dini
Layanan Kesehatan Bermutu
Mutu pelayanan kesehatan adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan, di satu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta di pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan. Mutu layanan kesehatan bersifat multidimensi, antara lain : A. Dimensi Kompetensi Teknis B. Dimensi Keterjangkauan atau Akses C. Dimensi Efektivitas D. Dimensi Efisiensi E. Dimensi Kesinambungan F. Dimensi Keamanan G. Dimensi Kenyamanan H. Dimensi Informasi I. Dimensi Ketepatan Waktu Agar berhasil J. Dimensi Hubungan Antar Manusia Hubungan antar manusia