Anda di halaman 1dari 9

Kajian Kualitas Air

Waduk Sei Gesek – Kabupaten Bintan

Mata Kuliah : Teknik Lingkungan

Disusun Oleh :

Adela Riri Kumala Sari 6101901025


Zefanya Azarya 6101901196
Ira Desita 6101901158
Ravi Purnama Laisa 6101901198

FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Sumber daya air merupakan sumber daya alam yang sangat berpotensial bagi manusia dalam
memenuhi kebutuhan hidup dan aktivatas manusia di berbagai sektor kehidupan. Sumber daya
air merupakan sumber daya alam yang tidak dapat hidup (abiotik) namun dapat diperbaharui
(renewable resources). Dalam hal ini upaya yang dilakukan oleh manusia untuk mengolah
sumber daya air adalah dengan membangun waduk. Waduk adalah tampungan buatan atau
kolam penyimpanan yang berfungsi untuk menyimpan air pada waktu air mencapai volume yang
berlebihan, agar dapat digunakan pada saat dibutuhkan. Salah satunya Waduk Sei Gesek yang
terletak di Kabupaten Bintan. Waduk Sei Gesek merupakan tampungan buatan atau kolam
penyimpanan air yang terdapat di Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau.
Waduk Sei Gesek mulai di bangun pada tahun 2012 - 2013 dengan daerah tagkapan air sebesar
18,90 km2 dengan lebar bendungan 33 meter dan tinggi bendugan 4,75 meter. Waduk ini
ditargetkan mampu menyuplai air bersih untuk enam sampai dengan delapan ribu rumah tangga
di Kabupaten Bintan dan Kota Tanjungpinang. Selain itu waduk ini diharapkan mampu
membantu pemenuhan kebutuhan air baku di Pulau Bintan yang sebelumnya berasal dari
Waduk Pulai, Kolong Enam, Waduk Lagoi, dan Waduk Jago (BWS Sumatera IV, 2019).
Dalam beberapa tahun belakang ini Waduk Sei Gesek megalami penurunan kualitas, baik itu dari
kualitas air maupun dari volume air. Seperti halnya pada tanggal 1 maret 2019 PDAM Tirta
Kepri mengumunkan 16 lokasi di Tanjungpinang mengalami gangguan distribusi air bersih. Hal
ini terkait earat dengan penurunan level air di Waduk Sei Gesek. Warga Kota Tanjungpinang
maupun Kabupaten Bintan juga diimbau untuk mengantisipasi dengan menggunakan air
secukupnya.

Pada saat ini sumber air yang digunakan Tirta Kepri untuk masyarakat Tanjungpinang dari
Waduk Sei Pulai dan Sei Gesek dengan jumlah penjualan air sekitar 3.655.658 meter kubik tahun
2019, dan 3.682.363 meter kubik pada tahun 2021. Hal ini disebabkan karena terjadinya
kebocoran pipa air sebesar 41%. Tidak hannya masalah kebocoran pipa , kualitas air pada
Waduk Sei Gesek pun tak luput dari pandangan masyarakat, hal ini karena menurut masyarakat
terjadinya penurunan kualitas air pada waduk tersebut. Maka dari itu, diperlukan penelitian untuk
mengetahui kualitas air, karakteristik limbah domestik, dan pengaruh tanaman air terhadap
kualitas air di Waduk Sei Gesek. Dari hasil penelitian tersebut, dapat diperoleh hasil apakah air
pada Waduk Sei Gesek dapat dimanfaatkan secara optimal.

1.2. Status Pencemaran Kualitas Air


Berdasarkan penelitian Asmaniar yakni mengenai kualitas perairan Waduk Sei Gesek ditemukan
banyak jenis fitoplankton yang hidup dalam waduk tersebut. Salah satu diantaranya fitoplankton
yang dominan ditemui yaitu jenis Nitzschia sp. fitoplankton ini termasuk kedalam kelas
Bacillaryophyceae. Fitoplankton kelas Bacillaryophyceae ini salah satu fitoplankton yang dapat
bertahan dalam perubahan lingkungan yang ekstrim. Selain banyaknya mikroorganisme yang
hidup pada tahu tersebut Waduk Sei Gesek mengalami pencemaran kualitas air akibat dari
limbah orgnaik baik itu yang disebabkan oleh manusia atau alam. Dengan hal tersebut, maka hal
ini menunjukan bahwa kualitas air Waduk Sei Gesek tidak terlalu baik untuk di konsumsi secara
langsung. Akan tetapi air pada waduk tersebut masih dapat digunakan dalam kegiatan
agroteknologi, karena kandungan pada seperti limbah organik dan mikrorganisme sangat baik
untuk kesuburan tanah maupun pertumbuhan tanaman. Dimana argoteknologi adalah ilmu yang
mempelajari semua fenomena yang terjadi pada kegiatan pertanian, yang mencakup pengelolaan
tanah dan produksi tanaman. Untuk memastikan kembali apakah kualitas air pada waduk ini baik
untuk kegiatan agroteknik, maka dari itu dilakukan analisis parameter Waduk Sei Gesek pada
tahun 2016.

BAB II

ISI

Pada pembahasan kali ini terdapat parameter air Waduk Sei Gesek pada tahun 2016, dimana
parameter tersebut di ambil dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Asmaniar, Mahasiswa
FIKP, UMRAH pada tahun 2015-2016. Penelitian tersebut diawlai dengan penentuan titik lokasi
penelitian, penyamplingan, analisis sample dan analisis data. Adapun data atau hasil akhir yang
didapatkan seperti table dibawah ini.

2016
Parameter Unit
Nilai Rata-rata

Suhu °C 26,27-30,37 28,17

TSS mg/L 4,67-93,33 32,5

Kekeruhan NTU 11,49-66 32,6

Kec. Arus m/s 0,001-0,38 0,15

BOD5 mg/L 4,83-11,77 8,9

pH 4,59-4,98 4,74

DO mg/L 4,38-5,77 4,97


Fosfat mg/L 0,001-0,007 0,004

Nitrat mg/L 0,7-1,3 0,95


Tabel 1 ( Paramter Kualitas Air Waduk Sei Gesek Tahun 2016 )

Tabel 1. Parameter Kualitas air

2. Kualitas air

2.1. Sifat Fisika


Dari hasil parameter diatas dapat diketahui suhu perairan Waduk Sei Gesek pada tahun 2016
memiliki nilai rata rata 28.70 derajat Celsius. Suhu pada perairan Waduk Sei Gesek menujukan
bahwa suhu termasuk homogen pada permuakaan dan dasar. Pada prisipnya kadar kekeruhan air
yang melebihi nilai rata rata 25 NTU maka dapat disimpulkan bahwa air tersebut tidak bisa
digunakan secara langsung. Sementara itu pada parameter diatas menunjukan bahwa nilai rata
rata kekeruhan pada Waduk Sei Gesek cukup tinggi yakni 32.6 NTU, hal ini membuktikan
bahwa air pada waduk ini tidak dapat langsung digunakan dan harus dikelola terlebih dahulu.
Keadaan air yang keruh ini di sebabkan karena air mengandung materi tersuspensi atau terlarut
yang dapat menghalangi masuknya cahaya matahari sehingga jarak pandang pada air jadi
terbatas. Selain hal tersebut, kekeruhan juga dapat disebabkan karena adanya materi terapung
dan terurainya zat tertentu seperti lumpur, tanah liat, zat organik maupun benda benda lainnya.
Adapun nilai kecepatan arus terendah yaitu pada bagian badan air 0,001 m/s dan tertinggi 0,38
m/s, dengan kecepatan rata – rata 0,15.

Adapun kadar TSS atau Total Suspended Solids di Waduk Sei Gesek ini memiliki nilai rata rata
32.5. Dimana TSS adalah padatan yang terdapat pada larutan namun tidak terlarut, dapat
menyebabkan suatu lauratan menjadi keruh, dan materi tidak dapat langsung mengendap atau
jatuh pada dasar larutan. TSS ini teridiri dari beberapa material seperti lumpur, pasir halus, dan
jasad renik. Penyebab terjadinya TSS diperairan  waduk ini disebabkan oleh beberapa hal salah
satu diatarnya kikisan  tanah  atau  erosi  tanah  yang  terbawa  ke badan air. Konsentrasi TSS
yang tinggi dapat menyebabakan terganggunya proses fotosintesis diamana hala ini disebabkan
oleh kurangnya cahay yang masuk ke dalam air. Dari hal ini juga dapat di simpulkan bahwa
kondisi air pada waduk ini keruh.

2.2. Sifat Kimia

Pada tahun 2016 nilai kadar pH air di Waduk Sei Gesek berada pada rentang 4,59 - 4,98. Air
yang baik dikonsumsi adalah yang memiliki derajat keasaman netral, yaitu pada skala pH 7. Di
atas angka tersebut, air memiliki sifat basa, sedangkan di bawah angka tersebut, maka air
memiliki sifat asam. Dari parameter yang ada menunjukan bahwa air pada waduk ini memiliki
sifat basa dan apabila ingin digunakan haruslah dikelola terlebih dahulu. Berdasarkan kadar pH,
kondisi air di Waduk Sei Gesek sudah tidak dapat digunakan untuk dijadikan bahan baku air
minum. Nilai pH ini disebabkan dari beberapa faktor. Adapun faktor faktor yang mempengaruhi
antara lain perubahan kondisi permukaan air dari yang mengalir menjadi tergenang, perubahan
vegetasi alam, perubahan tinggi muka atau elevasi air, vegetasi yang awalnya tidak terendam
kemudian menjadi terendam yang merupakan reaksi alami.

Pada tahun 2016 kandungan DO pada permukaan maupun dasar terlihat sebesar 4,97 mg/L. Pada
parameter dapat diketahui bahwa nilai kandungan DO pada permukaan lebih besar dari pada di
dasar perairan Waduk Sei Gesek. Kondisi ini terjadi diakibatkan karena semakin dalamnya
kedalaman maka semakin banyak aktivitas yang akan terjadi, maka kadar DO menjadi semakin
rendah dengan bertambahnya kedalaman. Berdasarkan besarnya nilai DO, kondisi perairan
Waduk Sei Gesek tergolong sudah tidak cocok untuk dijadikan sebagai air baku minum, hal ini
dikarenakan kadar DO sudah melewati batas yaitu >6 mg/L, selain itu untuk perairan argoteknik
juga tergolong cukup cocok dikarenakan melewati batas >4 mg/L.

Pada tahun 2016 kandungan Fosfat atau PO4 pada perairan Waduk Sei Gesek pada permukaan
dan dasar perairan memiliki nilai rata rata 0,004 mg/L. Nilai kandungan PO4 pada perairan
Waduk Sei Gesek menunjukkan tidak adanya pencemaran, hal tersebut terlihat pada nilai yang
lebih kecil daripada 0,1 mg/L dan hal tersebut tidak melebihi batas, sehingga masih dapat
digunakan tetapi harus dikelolah terlebih dahulu karena dari bebebra parameter menunjukan air
tidak dapat di konsumsi. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa nilai fosfat yang terkandung
dalam waduk Sei Gesek ini tidak sesuai dengan baku mutu yang ditetapkan.

Pada tahun 2016 kandungan Nitrat atau NO3 memiliki nilai rata rata pada permukaan dan pada
dasar 0,95 mg/L. Kandungan NO3 ini berasal dari ion-ion anorganik alami, yang merupakan
bagian dari siklus nitrogen. Berdasarkan data yang sudah didapatkan, kondisi perairan Waduk
Sei Gesek sudah tidak cocok untuk digunakan sebagai air baku minum. Apabila dilihat dari
kandungan nitrat maka perairan ini cukup bersahabat terhadap tumbuhan atau tanaman, akan
tetapi tidak dimanfaatkan dalam jumlah yang berlebihan karena konsentrasi nitrat yang tinggi
dapat menyebabkan kerusakan pada tanhaman atau tumbuhan.

DO adalah oksigen terlarut yang digunakan sebagai tolak ukur kualitas kebersihan air. Dalam hal
ini semakin besar nilai kandungan DO maka kualitas air tersebut semakin bagus. Pada tahun
2016 perairan Waduk Sei Gesek 4,38 - 5,77 mg/L, dengan rata - rata 4,97 mg/L, kadar tersebut
adalah baik karena sudah melebihi batas minimum baku mutu air kelas. Dari hasil tersebut
membuktikan bahwa pada waduk ini masih terdapat beraneka ragam mahluk hidup.

BOD5 adalah suatu pengukuran pendekatan jumlah biokimia yang terdegradasi di perairan atau
dengan kata lain jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mahluk hidup pada perairan. Kadar
BOD5 juga diartikan sebagai acuan sebuah perairan masih cukup layak menjadi lokasi baku
mutu air perikanan atau air minum. Pada tahun 2016 nilai BOD5 pada perairan Waduk Sei Gesek
berada pada rentang 4,83 - 11,77 mg/L, dengan rata-rata 8,9 mg/L. Berdasarkan baku mutu air,
kondisi perairan Waduk Sei Gesek sudah tidak terdapat wilayah yang cocok untuk digunakan
sebagai pemanfaatan perairan perikanan maupun air minum. Dikarenakan untuk bahan baku air
minum, nilai BOD5yang cocok adalah dibawah 2 mg/L, sementara untuk perairan perikanan
yaitu sebesar 3 mg/L. Dari analisis parameter tersebut membuktikan bahwa nilai BOD5 yang
terdapat pada waduk Sei Gesek ini melampaui acuan baku mutu yang telah ditetapkan. Setiari
(2012) dapat diketahui bahwa perairan dengan nilai BOD5 tinggi menandakan bahwa air tersebut
tercemar oleh bahan organik dan juga terdapat banyak mikroorganisme.

3. Tanaman atau Tumbuhan Air di Waduk Sei Gesek

Pada penelitian yang dilakukan oleh (LIPI. 2018-2020) pada Waduk Sei Gesek terdapat tiga
tanaman air yakni Rumput Air Kanada (Elodea canadensis), Kangkung (Ipomoea aquatica) dan
Gulma Brazil (Egeria densa). Dari beberapa jenis tanaman diatas Gulma Brazil merupakan
salah satu tanaman yang berkembang dengan pesat di Waduk Sei Gesek ini karena mimeliki
kerapatan yang tinggi. Tentunya hal tersebut haruslah diwaspadai sebab jiak tanamana air ini
tidak terkendali, maka tanaman air ini akan menghambat operasional penyediaan air bersih oleh
pihak PDAM Tirta Kepri. Selain itu dengan tingginya angka kerapatan pada tanaman ini di
khawatirkan akan menganggu kadar pH pada Waduk Sei Gesek tersebut.

4. Parameter pencemar utama di Waduk Sei Gesek


Pencemaran utama di Waduk Sei Gesek adalah bahan organik, mengapa bahan organik menjadi
parameter pencemaran utama karena Waduk Sei Gesek memiliki kadar TTS yang sangat tinggi,
menunjukkan bahwa banyak bahan-bahan halus maupun limbah dapur yang dibawa ke perairan
Waduk Sei Gsek. Bahan organik memiliki kandungan BOD5 yang tinggi yaitu diatas 5 mg/L,
dan pada parameter waduk ini menunjukan bahwa nilai BOD5 yakni 8,9 mg/L. Hal ini
menunjukkan bahwa kandungan bahan organik maupun mikroorganisme pada Waduk Sei Gesek
berlimpah. Dengan begitu maka air pada waduk ini akan sangat cocok apabila digunakan dalam
kegiatan argoteknologi seperti pertanian maupun perkebunan.
Berdasarkan kandungan DO, pencemaran Waduk Sei Gesek yang berasal dari bahan organik
maupun mikroorganisme memiliki kadar 4,38-5,77 mg/L. Kandungan DO yang tinggi
menunjukkan bahwa setidaknya banyak mikroorganisme yang hidup. Mikroorganisme yang
hidup dapat membantu penyuburan tanah dan penggeburan tanah sehingga tanaman atau
tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang denga pesat.
Berdasarkan kadar nitrat, bahan organik maupun mikroorganisme yang masuk sebagai limbah
Waduk Sei Gesek memiliki kadar 8,9 mg/L. Hal ini karena banyaknya masyarakat yang
membuang llimbah dapurnya ke waduk dan juga banyaknya mikroorgansime yang berkembang
di waduk ini. Dengan adanya kandungan nitrat hal ini membuktikan bahwasanya air tersebut
baik bagi kegiatan agroteknik , hal ini dikarenakan nitrat sangat baik manfaatnya dalam
pertumbuhan tinggi tanaman , jumlah daun dan lebar daun tanaman.
5. Dampak dari pencemaran yang terjadi di Waduk Situ Gintung
Dampak yang muncul dari pencemaran yang terjadi pada waduk Sei Gesek ini diakibatkan oleh
tingginya BOD5 yang dimana akan mempengaruhi semua sektor yang ada, mulai dari kualitas air
hingga mahluk hidup didalamnya. Dapat dilihat dari banyaknya kemunculan berbagai jenis
fitoplankton hingga tingginya angka kekeruhan pada Waduk Sei Gesek. Tentu saja dampak
utama dari pembuangan limbah organik ini adalah meningkatnya kadar BOD5 di Waduk Sei
Gesek dan dapat merusak ekosistem air disana. Akibatnya kualitas air akan semakin buruk dan
tidak menutup kemungkinan akan terjadinya penyusutan volume air pada waduk ini. Waduk Sei
Gesek sendri dimanfaatkan oleh warga sekitar sebagai cadangan air untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari hari. Apabila kadar BOD5 semakin tinggi tidak menutup kemungkinan akan
terjadinya perubahan warna pada air yang cukup besar dampaknya. Sehingga cadangan air di
Waduk Sei Gesek tidak akan mampu bertahan jika terus dibiarkan tercemar seperti itu. Solusi
yang bisa dilakukan adalah dengan menanam tanaman air yang dapat menghasilkan oksigen
lebih banyak agar dapat menjaga kadar air di waduk Situ Gintung tersebut.
Nilai TTS (Total Suspended Solids) yang tinggi pada Waduk Sei Gesek ini akibat dari
pengerukan tanah, erosi atau pengikisan tanah hingga penggalian dan peebaran waduk. Selain itu
banyaknya pembuanagan limbah orgnaik serta banyaknya mikroorganisme dapat menambah
kekeruhan air disana yang dimana air yang terlalu keruh juga tidak baik untuk kehidupan biota
air disana. Akan tetapi, tentunya harus dilakukan tindakan yang tepat agar dapat mengurangi
limbah yang mencemari air di Waduk Sei Gesik tersebut.
Dengan kondisi BOD5 , kadar nitrat dan TTS (Total Suspended Solids) yang tinggi dan
rendahnya kadar fosfat pada perairan waduk Sei Gesek tentunya air disana sangat tidak layak
untuk dikonsumsi , mengingat masih ada beberapa warga yang menggunakan air disana sebagai
sumber air minum mereka. Dan kondisi air ini juga mengancam sektor perekonomian seperti
tambak ikan yang terdapat pada Waduk Sei Gesek tersebut.
6. Upaya atau Solusi

Adapun solusi pemerintah untuk mengatasi kualitas air dan kebutuhan air ini dengan
memebangun Bendungan Busung, Bintan dengan kapasitas produksi 4 ribu per liter (Kepala
Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang dan Pertanahan (PUPRP) Provinsi
Kepri, Hendrija). Sementara itu perbedaan nilai pada masing-masing parameter kualitas air
disebabkan oleh perbedaan karakteristik setiap wilayah. Dari parameter diatas dapat diketahui
bahwa air pada Waduk Sei Gesek ini sudah tidak layak untuk di konsumsi secara langsung
maupun digunakan sebagai tambak ikan. Lalu solusi yang tepat untuk menangani Waduk Sei
Gesek yakni dengan memanfaatkannya dalam kegiatan argoteknologi baik itu di bidang pertaian
maupun di bidang perkebunan. Solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan pada Waduk Sei
Gesek akan dijelaskan dalam paparan dibawah ini.

Perlunya dilakukan perawatan lingkungan waduk dan pengecekan parameter perairan seperti pH,
DO, suhu, nitrat, fosfat, kekeruhan, serta fitoplankton secara berkala. Agar kondisi lingkungan
bisa dimonitoring. Perlunya pengawasan, larangan dan himbauan terhadap msayarakat sekitar
agar tidak membuang sampah dapurnya yang menjadi penyebab utama pencemaran di Waduk
Sei Gesek ini. Selain itu perlunya pembersihan waduk secara rutin dari limbah organik seperti
dedaunan, kayu atau hal lainnya, hal ini perlu dilakukan agar penceraman utama pada waduk
dapat terselesaikan.

Perlunya melakukan penghijauan kembali atau reboisasi pada sekitar waduk, hal ini bertujuan
untuk menjaga struktur tanah dan mencegah terjadinya erosi tanah yang dapat menyebabkan
tingginya kadar TTS (Total Suspended Solids). Selain itu dengan melakukan hal tersebut dapat
mencegah terjadinya peyusutan volume air yang dapat menimbulkan kekeringan pada Waduk
Sei Gesek. Perlunya pembangunan irigasi yang dapat membantu pemanfaatan air yang lebih
efektif dan efesien hal ini dikarenakan parameter pada waduk sangat baik dalam pertumbahan
dan pekembangan tanaman atau tumbuhan. Pengelelolaan Waduk Sei Gesek harus dilakukan
secara rutin dan berkala hal ini bertujuan agar nilai pH air akan kembali normal dengan seiring
berjalnnya waktu.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Secara umum, Waduk Sei Gesek memiliki kualitas perairan yang kurang baik. Dimana hal ini
dapat dilihat dari nilai kekeruhan, TSS, DO dan nitrat sebagian besar memiliki nilai yang sangat
tinggi. Akan tetepi dalam penerapannya air pada Waduk Sei Gesek tetap tidak bisa langsung di
konsumsi terutama sebagai air minum, hal ini karena parameter tersebut bertolak belakang bagi
tubuh manusia. Pada waduk ini juga terdapat beraneka ragam mikroorganisme salah satu
diantaranya yakni Nitzschia sp. merupakan fitoplankton yang paling dominan ditemukan di
waduk Sei Gesek. Sementara itu parameter kimia pada waduk ini yang tidak memenuhi nilai
baku mutu yaitu BOD5, pH dan fosfat. Dalam pencemaran air pada waduk ini diduga kuat
penyebab utama Waduk Sei Gesek tercemar disebabkan oleh bahan-bahan organik baik itu dari
manusia seperti sampah dapur maupun yang langsung dari alam seperti kayu kering, dedaunan
dan hal lainnya. Dalam pemanfaatannya Waduk Sei Gesek lebih baik digunakan untuk
kebutuhan kegiatan agroteknologi seperti pertanian dan perkebunan. Hal ini dikarenakan
parameter pada waduk sangat cocok unutk tanaman atau tumbuhan berkembang dengan pesat.
Jadi berdasarkan kondisi dari kualitas perairan yang telah diteliti di Waduk Sei Gesek maka
diperlukan sosialisasi dan pembelajaran dari pihak pemerintah kepada masyarakat sekitar waduk
dalam hal pemanfataan waduk dan pelestarian waduk hal ini bertujuan agar masyarakat lebih
memperhatikan dalam hal pembuangan limbah rumah tangga di lingkungan Waduk Sei Gesek
dan juga pembersihan rutin atau berkala di Waduk Sei Gesek
Daftar Pustaka
Saputri, A. 2015. “Kajian Limbah Rumah Tangga di Perumnas Sungai Jang Kecamatan Bukit
Bestari Kota Tanjungpinang”. Skripsi. Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang.
Asmaniar, 2016. “KUALITAS PERAIRAN WADUK SEI GESEK KABUPATEN BINTAN
PROVINSI KEPULAUAN RIAU”.FIKP UMRAH, Kepulauan Riau.
Alan Prahutama, 2013. “ESTIMASI KANDUNGAN DO (DISSOLVED OXYGEN) DI KALI
SURABAYA DENGAN METODE KRIGING”. Universitas Diponogoro, Semarang.
Dedi. 2013. “PENGERJAAN WADUK GESEK BARU 50 PERSEN“. Anatra Kepri
LIPI. 202. “Keanekaragaman Makrofita dan Fitoplankton di Waduk Gesek, Pulau Bintan,
Kepulauan Riau”. Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjung Pinang.

Anda mungkin juga menyukai