Anda di halaman 1dari 14

MODUL 3

INVENTORY CONTROL (POQ)

Disusun Oleh:

Tim Laboratorium Ergonomi

DEPARTEMEN LABORARORIUM ERGONOMI

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANDUNG

KOTA BANDUNG

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan Modul 6 mengenai Praktikum
Inventory control (POQ0. Penyusunan Modul ini disusun untuk menjadi acuan
kegiatan praktikum Mata Kuliah Sistem Produksi.

Akhirnya kami menyadari bahwa Modul ini sangat jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, kami menerima
kritik dan saran agar penyusunan Modul selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk
itu kami mengucapkan banyak terimakasih dan semoga Modul ini bermanfaat
bagi para pembaca.

Bandung , Januari 2021

Tim Laboratorium Ergonomi

2
BAGIAN I
PENGANTAR Perencanaan Kapasitas (Metode
ABC)

A. TEORI ATAU PRINSIP DASAR PRAKTIKUM

Pengendalian persediaan (Inventory Control) adalah penentuan suatu


kebijakan pemesanan dalam antrian, kapan bahan itu dipesan dan berapa banyak
yang dipesan secara optimal untuk dapat memenuhi permintaan, atau dengan kata
lain, pengendalian persediaan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk menentukan
tingkat optimal dengan biaya persediaan yang minimum sehingga perusahaan dapat
berjalan lancar. Menurut Assauri (2004:176) mengungkapkan bahwa
“Pengendalian Persediaan adalah sebagai suatu kegiatan untuk menentukan tingkat
dan komposisi dari persediaan parts, bahan baku dan barang hasil atau prodak,
sehingga perusahaan dapat melindungi kelancaran produksi dan penjualan serta
kebutuhan-kebutuhan pembelanjaan perusahaan dengan efektif dan efisien”.
Rangkuti (2007:2) menyatakan bahwa persediaan adalah bahan-bahan,
bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam
perusahaan untuk proses produksi, serta barangbarang jadi atau produk yang
disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap
waktu. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian persediaan
adalah kegiatan untuk memelihara dan mengendalikan, juga suatu teknik
pemesanan dan pemantauan barang-barang dalam kuantitas, jumlah dan waktu
sesuai dengan yang direncanakan.

a. Penyebab Persediaan
Persediaan merupakan suatu hal yang tak terhindarkan. Menurut Baroto
(2002:53) mengatakan bahwa penyebab timbulnya persediaan adalah sebagai
berikut:
1. Mekanisme pemenuhan atas permintaan Permintaan terhadap suatu
barang tidak dapat dipenuhi seketika bila barang tersebut tidak tersedia
sebelummya. Untuk menyiapkan barang ini diperlukan waktu untuk
pembuatan dan pengiriman, maka adanya persediaan merupakan hal yang

3
sulit dihindarkan.
2. Keinginan untuk meredam ketidak pastian Ketidak pastian terjadi akibat:
permintaan yang bervariasi dan tidak pasti dalam jumlah maupun waktu
kedatangan, waktu pembuatan yang cenderung tidak konstan antara satu
produk dengan produk berikutnya, waktu tenggang (lead time) yang
cenderung tidak pasti karena banyak faktor yang tidak dapat dikendalikan.
Ketidak pastian ini dapat diredam dengan mengadakan persediaan.
3. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mendapatkan keuntungan
besar dari kenaikan harga di masa mendatang.

b. Jenis dan Fungsi Persediaan


Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan
yang berbeda. Rangkuti (2007:15) memaparkan persediaan dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis:
1. Persediaan bahan mentah (raw material) yaitu persediaan barang-barang
berwujud, seperti besi, kayu, serta komponen-komponen lain yang
digunakan dalam proses produksi.
2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts/components),
yaitu persediaan barangbarang yang terdiri dari komponen-komponen
yang diperoleh dari perusahaan lain yang secara langsung dapat dirakit
menjadi suatu produk.
3. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan
barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan
merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan
barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam
proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih
perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5. Persediaaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang
yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau
dikirim kepada pelanggan.

4
c. Pengertian dan Jenis Bahan Baku
Menurut Mulyadi (1986: 118) bahan baku adalah bahan yang membentuk
bagian integral produk jadi. Bahan baku yang diolah dalam perusahaan manufaktur
dapat diperoleh dari pembelian lokal, pembelian import atau dari pengolahan
sendiri. Adapun jenis jenis bahan baku menurut Adisaputro dan Asri (1982: 185)
terdiri dari :
1. Bahan Baku Langsung (Direct Material)
Bahan baku langsung adalah semua bahan baku yang merupakan
bagian dari pada barang jadi yang dihasilkan. Biaya yang dikeluarkan
untuk membeli bahan mentah langsung ini mempunyai hubungan yang erat
dan sebanding dengan jumlah barang jadi yang dihasilkan.
2. Bahan baku tak langsung (Indirect Material)
Bahan baku tak langsung adalah bahan baku yang ikut berperanan
dalam proses produksi, tetapi tidak secara langsung tampak pada barang
jadi yang dihasilkan. Seandainya barang jadi yang dihasilkan adalah meja
dan kursi maka kayu merupakan bahan baku langsung, sedangkan paku
dan plamir merupakan bahan mentah tak langsung.

d. Komponen Biaya Persediaan


Salah satu tujuan persediaan adalah mendapatkan biaya yang minimum. Oleh
karena itu, menurut Nasution dan Prasetyawan (2008:121) dalam menentukan
biaya persediaaan perlu diketahui bahwa biayabiaya yang mencakup dalam
persediaan sebagai berikut:
1. Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs), yaitu terdiri atas
biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan.
2. Biaya pemesanan atau pembelian (ordering costs atau procurement costs).
3. Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage costs)
Schroeder (1993:584) mengemukakan jenis biaya sebagai berikut:
1. Item Cost, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk membeli atau
memproduksi item itu sendiri,
2. Ordering Cost, yaitu biaya pemesanan yang tedadi sehubungan dengan
adanya kegiatan pemesanan. Mulai dari pemesanan bahan sampai
pemeriksaan di gudang. Diantaranya biaya pemesanan pembelian, biaya
bongkar muat, biaya transportasi, biaya pemeriksaan,

5
3. Carrying Cost, yaitu biaya yang timbul karena penyimpanan barang
persediaan untuk periode waktu tertentu. Biaya penyimpanan ini biasanya
dinyatakan dalam presentase nilai rupiah untuk per unit waktu.

• Metode Pengendalian Persediaan


Metode POQ digunakan karena merupakan salah satu metode pengendalian
stok bahan baku yang bertujuan untuk menghemat total biaya persediaan (total
biaya persediaan) yang menekankan efisiensi frekuensi pemesanan bahan baku
yang akan dimodelkan. Metode POQ adalah salah satu evolusi dari metode EOQ,
yaitu, mengubah kuantitas pesanan menjadi frekuensi urutan optimal (Divianto,
2011). Formulasi umum metode POQ adalah sebagai berikut: (Yamit 2010) (Sutabri
2012)
POQ = EOQ / penggunaan bulanan rata-rata

Pada tahap pengumpulan data ini terdapat beberapa hal yang harus
dilakukan membangun sebuah sistem, di antaranya adalah sebagai berikut :
a. Observasi Pengamatan
b. Wawancara
c. Studi Literatur.

6
BAGIAN II
PEDOMAN PRAKTIKUM
Pengantar
Program Studi : Teknik Industri
Nama Laboratorium : Laboratoium Ergonomi

Nama mata kuliah/Kode : Sistem Produksi


Judul Modul : Praktikum Inventory Control
Jumlah SKS : 2 SKS
Alat yang digunakan : - Komputer / Laptop
- Perangkat lunak (Software) POM

Kegiatan Praktikum
Berikut ini pengaplikasian metode Pre order Quantity pada aplikasi POM for
Windows 3, bisa kita ambil dari contoh kasus masalah perencanaan produksi yang
dibuat oleh PT. Timber Toys dan memproduksi mainan anak yang terbuat dari kayu
dapat diselesaikan dengan menggunakan metode POQ pada program POM for
Windows 3 sebagai berikut : (Hartawan. 2011.)
PT TOYS JAYA yang bergerak pada bidang mainan anak, perusahaan ini
memproduksi mainan kayu. Produksi per hari sebanyak 300 unit perhari dan dalam
setahun sebanyak 12500 unit. Biaya pesan untuk setiap kali melakukan pemesanann
sebesar $30 sedangkan biaya penyimpanan sebesar $ 2. Diminta :
• Berapa kuantiitas produksi ekonomisnya (POQ) ?
• Berapa kali produksi yang harus dilakukan dalam setahun ?
• Berapa biaya tehunan untuk pemesanan dan penyimpanan persediaan ?

Dibawah ini merupakan contoh gambar produk yang dihasilkan oleh PT. Timber
Toys, untuk mempermudah praktikan dalam pengamatan data yang dilakukan pada
saat praktikum, gambar dapat dilihat pada Gambar 1. 1

7
Gambar 1.1 Salah Satu Mainan yang Diproduksi PT. Timber Toys

Berikut ini prosedur dalam menyelesaikan masalah peramalan menggunakan


POM forWindows 3, yaitu :
1. Membuka program POM for Windows 3 yang terdapat pada komputer. Jika ada tampilan
dialog, maka klik OK.

Gambar 1.2 Pada Saat Pertama Kali POM Di Buka

8
2. Memilih modul yang sesuai dengan metode yang telah di tentukan. Klik Module
→ inventory.

Gambar 1.3 Tampilan Menu Module

3. Pilih File kemudian klik new kemudian pilih POQ.

Gambar 1.4 Tampilan pada Menu File

9
4. Kemudian muncul tampilan seperti di bawah ini dan isilkan data pada kotak
create data set for Inventory/POQ. Jika sudah terisi lanjut klik OK.

Gambar 1.5 Tampilan Kotak Create Data Set for POQ

5. Melakukan penginputan data dari masalah persediaan produksi tersebut.

Gambar 1.6 Data Yang Sudah Diiput ke Aplikasi POM

10
6. Setelah semua data diinput langkah selanjutnya klik SOLVE. Kemudian akan tampil dari
hasil masalah peramalan tersebut.

Gambar 1.7 Hasil Data POQ

7. Setelah itu untuk melihat grafik klik window lalu klik cost curve

Gambar 6.8 Grafik POQ

Jumlah kuantitas produksi ekonomisnya adalah 670,82, berapa kali produksi


yang harus dilakukan dalam setahun = 18,63, Biaya tahunan untuk pemesanan dan
penyimpanan adalah = 111

11
BAGIAN III
PEDOMAN PENULISAN LAPORAN
PRAKTIKUM
Aturan Penulisan Laporan
• Laporan menggunakan kertas berukuran A4
• Margin Laporan:
Atas : 3 cm
Kiri : 4 cm
Bawah : 4 cm
Kanan : 3 cm
• Font penulisan laporan: Times New Roman
• Ukuran font : 12
• Ukuran spasi antar baris : 1.5
• Dijilid mika bening warna Orange
• Laporan harus sesuai dengan sistematika penulisan, ringkas, jelas dan
lengkap.
• Penyerahan laporan harus dikumpulkan sesuai dengan waktu yang
ditentukan.

12
Sistematika Penulisan Laporan
Cover
Kata
Pengant
ar
Daftar
isi
Daftar
Gambar
Daftar
Tabel
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Identifikasi Masalah

1.4 Pembatasan Masalah


1.5 Tujuan dan Manfaat

1.6 Sistematika Penulisan


BAB II LANDASAN TEORI
BAB III PENGOLAHAN DATA
BAB IV ANALISIS DATA
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Daftar
Pustaka
Lampiran

13
DAFTAR PUSTAKA

Dayanthi, Dafri. Perencanaan Agregat Manajemen Operasional. 2015,


Jakarta. Hartawan. Modul POM-Qm For Windows. Jakarta, 2011.
Irwansyah, E. D. “Penerapan Material Requirement Planning (MRP) DAlam
Perencanaan Persediaan Bahan Baku Jamu Sehat Semarang) .” UNDIP
(Universitas Diponegoro.), 2010.
Ishak, A. Manajemen Operasi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Kumalaningsih, S. Pengertian dan Fungsi Proses Produksi . Jakarta: UI Press,
2013.
Kurnia, D., Bastuti, S., & Istiqomah, B. N. “Analisis Pengendalian Bahan Baku
Pada Produk Tas Dengan Menggunakan Metode Material Requirements
Planning (Mrp) Untuk Meminimalkan Biaya Penyimpanan Di Home
Industry Amel Collection. .” Jitmi (Jurnal Ilmiah, (2018). .
Prasetya, Hery dkk. Manajemen Operasi. Cetakan Ke-1. Yogyakarta: CAPS, 2011.
Prastiyo, I. “Analisis Persediaan Bahan Baku Pada Produk Triangle Reflecting
Dengan Metode Time Series Dan Lot Sizing Di Pt. Prima Komponen
Indonesia.” 2017.
Resmi, D. Kajian Perencanaan dan Pengendalian Persediaan Bahan Baku Produk
Polyester Dengan Metode MAterial Requirement Planning. Bogor::
Institusi Pertanian Bogor., 2011.
Sugianto, T. “ Analisis Perencanaan Produksi, Persediaan Bahan baku dan
Kapasitas Produksi Floor Drain Tipe TX1DB dengan Metode MRP II di
PT. Surya Toto Indonesia TBK.” 2018.
Sutabri, T. Konsep Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi Offset, 2012.

14

Anda mungkin juga menyukai