Anda di halaman 1dari 7

Manajemen tabligh

I. Pengertian managemen

Kata managemen berasal dari bahasa Prancis kuno yaitu management, yang memilki arti seni
melaksanakan dan mengatur. Managemen belum memilki defenisi yang mapan dan diterima secara
universal. Namun para ahli mengemukakan beberapa pengertian managenent sebagai berikut:
1. Dalam Encyclopedia of the sicial scien, yaitu suatu proses dimana pelaksanaan suatu tujuan
tertentu dilaksanakan dan diawasi
2. Haiman, managemen yaitu fungsi untuk mencapai suatu tujuan melalui suatu kegiatan orang lain,
mengawasi usaha-usaha yang dilakukan individu untuk mencapai tujuan
3. Georgy R. Terry, yaitu cara pencapaian tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu dengan
melalui kegiatan orang lain.
Managemen sebagai suatu seni memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan
kerja sama dengan orang lain. Bagaimana cara memerintahkan pada orang lain agar mau bekerja
sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah managing (mengatur). Untuk
mengatur di sini memerlukan suatu seni, bagaimana orang lain memerlukanpekerjaan untuk
mencapai tujuan bersama.

Pengertian tabligh

Tabligh secara bahasa, berasal dari kata balagha, yuballighu ,teblighan yang berarti menyampaikan.
Tabligh adalah kata kerja tanstif, yang berarti membuat seseorang sampai menyampaikan atau
melaporkan dalam arti menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Dalam bahasa Arab, orang yang
menyampaikan disebut Mubaligh. Dalam pandangan Muhammad A’la Thanvi membahas tabligh
sebagai sebuah istilah ilmu dalam retorika, yang didefinisikan sebagai sebuah pernyataan kesastraan
yang secara fisik maupun logis mungkin. Bagaimana orang yang diajak bicara cisa terpengaruh,
terbius, serta yakin dengan untaian kata-kata atau pesan yang disampaikan. Jadi menurut pendapay
ini, dalam Tabligh ada aspek yang berhubungan dengan kepiawaian penyampai pesan dalam
merangkao kata-kata yang mampu membuat lawan bicara terpesona. Menurut Dr. Ibrahim, Tabligh
adalah memberikan informasi yang benar, pengetahuan factual, dan harkat pasti yang bisa
menolong dan membantu manusia untuk membentuk pendapat yang tepat dalam suatu kejadian
atau dari berbagai kesulitan. Dalam kosep islam, Tabligh merupakan salah satu perintah yang
dibebankan kepada para utusan-Nya. Nabi Muhammad sebagai utusan Allah beliau menerima
risalah dan diperintahkan untuk menyampaikannya kepada seluruh umat manusia, yang selanjutnya
tugas ini diteruskan oleh pengikut dan umatnya.

Hubugan antara manajemen dan tabligh

1. Perencanaan

Rencana adalah suatu arah tindakan yang sudah ditentukan terlebih dahulu. Dari pernecanaan ini
akan mengungkapkan tujuan-tujuan dan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam mencapai tujuan.
Secara alami, perencanaan itu merupakan bagian dari sunnatullah, yaitu dengan melihat bagaimana
Allah SWT, menciptakan alam semesta dengan tujuan yang jelas. Karena perencanaan merupakan
langkah awal bagi sebuah kegiatan dalam bentuk memikirkan hal-hal yang terkait agar memperoleh
hasil yang optimal. Dalam organisasi merencanakan disin menyangkut merumuskan sasaran dan
tujujan dan menyusun hirerarki lengkap rencana-rencana untuk mengintregasikan
mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan.
Secara garis besar perencanaan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu perencanaan besar (grand
planning) dan rencana biasa. Planning,sebagai formulasi tindakan untuk maa depan diarahkan pada
tujuan yang akan dicapai oleh organisasi.

Perencanaan juga merupakan sebuah proses untuk mengkaji apa yang hendak dikerjakan di masa
yang akan datang. Komponen perencanaan adalah: ide, penentuan aksi, dan waktu. Selanjutnya
tugas dari perencanaan lainnya adalah mengkaji kondisi yang berkembang, mengetahui segala
potensi yang dimiliki, dan potensi apa saja yang tehal dipenuhi maupun belum terpenuhi.

Adapun langkah-langkah dari perencanaan:

 Perkiraan perhitungan masa depan, perencanaan tabligh dengan demikian berhubungan


dengan masa depan, yaitu suatu keadaan yang belum dikenal dan penuh berisikan
ketidakpastian. Fungsi perencanaan tabligh, pimpinan terlebih dahulu mencari dasar yang
tetap dan kokoh, atas dasar mana perencanaan tabligh akan dilaksanakan. Dijalannkannya
dengan cara memperkirakan dan memperhitungkan segala kemungkinan kejadian yang
bakal timbul dan terjadi dimasa depan.
 Perumusan dan penentuan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan Tabligh, Terdiri dari
serangkaian kegiatan yang meliputi berbagai bidang, dilakukan secara tahap demi tahap dan
periode demi periode yang dimana dialkukan atau jangka waktu tertentu, perlu ditentukan
hasil apa yang diharapkan dapt dicapai atau diperoleh. Menentukan sasaran yang ingin
dicapai serta pembagiannya menjadi sasaran-sasaran yang bersifat temporal dan sektorat
serta menentukan skala prioritas pelaksanaannya. Maka dari itu ada beberapa faktor yang
harus di perhatikan:

 Tujuan Tabligh, baik para pelaku atau penyelenggara da’wah haruslah memberikan inspirasi
dan motivasi guna mencapai tujuan tersebut,dan mereka pun harus tekun sabar dalam
menyampaikan pesan Tuhan tersebut.
 Masalah-masalah yang dihadapi masyarakat, sasaran yang hendak dicapai oleh
penyelenggara tabligh hendaknya menjadi jawaban terhadap persoalan-persoalan yang
tengah dihadapi oleh masyrakat. Atas dasar ini sebelum sasaran tabligh ditentukan, haruslah
dapat didefinisikan masalah-masalah apa yang tengah dihadapi masyarakat itu.
 Hasil perkiraan dan perhitungan masa depan, meskipun masih berupa sesuatu yang
diharapkan, tetapi haruslah ditetapkan dalam tara realistis. Ini berarti bahwa sasaran harus
berada dalam batas kemungkinan langkah0langkah yang dicapai lewat langkah-langkah dan
usaha yang dapat dikerjakan.

 Penetapan tindakan tabligh dan prioritas pelaksanaannya, tindakan-tindakan tabligh adalah


merupakan penjabaran dari sasaran tabligh yang telah ditentukan, dalam bentuk aktivitas
nyata, maka langkah-langkah yang harus ditempuh dalam hendak menetapkan tindakan-
tindakan tabligh itu adalah sebagai berikut:

 Meninjau kembali sasaran tabligh serta menentukan luasnya skope aktivitas tabligh, setiap
tindakan dan kegiatan haruslah dapat menghasilkan sasaran yang ditetapkan. Oleh karena
itu sebelum penentuan tindakan tabligh, haruslah terlebih dahulu diketahui dan dipahami
sasarang tabligh yang harus dicapai. Dengan demikian memahami sasaran itu dpatlah
dipikirkan tindakan apa yang harus dilaksanakan serta seberapa spoke kegiatn yang akan
dilakukan.
 Menetukan tindakan-tindakan tindakan penting, apabila sudah diperkirakan seberapa spoke
luas dan macam kegiatannya harus dilakukan langkah berikutnya merumuskan kegiatan-
kegiatan pokok sebagai berikut :

♦ Melalui tabligh, masyrakat dapat meningkatkan dan memeperdalam kesadaran dan


pengertian tentang ajaran-ajaran islam.
♦ Pesan tabligh berdasarkan Al-Quran dan As-Sunnah.
♦ Melalui kegiatan tabligh, seorang mubaligh mampu meningkatkan kemampuan masyrakat
dalam berbagai bidang ekonomi, social, dan budaya
♦ Menanamkan kesadaran kepada masyrakat tentang pentingnya pendidikan bagi kehidupan
♦ Mengingatkan masyrakat agar mempunyai filter untuk mengandung arus pengaruh
kebudayaan asing yang merusak keyakinan moral umat.

 Penetapan metode tabligh Dapat dibagi menjadi dua, yaitu melalui lisan(khitabah) dan
tulisan(kitabah)
 Khitabah, ceramah atau pidato yang mengandung penjelasan-penjelasan tentang sesuatu
atau beberapa masalah yang disampaikan dihadapan sekelompok orang atau khalayak.
 Kitabah, proses penyampaian ajaran islam melalui tulisan bisa berupa buku, majalah, jurnal,
surat kabar, brosur, dan lain sebagainya.

 Penempatan lokasi atau tempat tabligh

Dalam hendak menentukan lokasi,harus dipilih tempat mana yang ditinjau dari berbagai segi
mengentungkan. factor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam rangka pemilihan lokasi itu adalah
macam kegiatan tabligh, sumber tenaga pelaksana, fasilitas atau alat pelengkap yang diperlukan
serta keadaan lingkungan tempat bertabligh. Oleh Karena itu, masalah lokasi dan tempat dimana
kegiatan tabligh yang akan dilakukan haruslah mendapatkan perhatian dalam rangka perencanaan
tabligh.

Manfaat perencanaan:
 Dapat memberikan batasan tujuan sasaran dan target sehingga mampu mengarahkan para
da’i secara maksimal.
 Menghindari pengguanaan secara sporadic sumber daya insane menghindari pula benturan
diantara aktivitas yang tumpang-tindih
 Dapat melakukan prediksi dan antisipasi mengenai berbagai problema dan merupakan
sebuah persiapan dini untuk memecahkan masalah.
 Merupakan usaha untuk menyiapkan kader da’i dan mengenal fasilitasi, potensi, dan
kemampuan umat.
 Dapat melakukan prorganisasian dan penghematan waktu dan pengelolaannya secara baik.
 Dapat dilakukuan pengawasan sesuai dengan ukuran-ukuran objektif dan tetentu.
 Merangkai dan mengurutkan tahapan-tahapan pelaksanaan sehingga akan menghasilkan
program yang terpadu dan sempurna.

II. Pelaksanaan

Acuanting adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha
untuk mencapai sasaran yang sesuai dengan perencanaan manjerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi
acuanting artinya menggerakan orang-orang agar mau menggerakan orang-orang yang mau bekerja
dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama untuk mencapai tujuan. Untuk
melaksanakan secara fisik kegiatan dari aktivitas tersebut mengambi tindakan-tindakan kearah
seperti : leadership (pimpinan), perintah komunikasi dan conseling (nasihat). Pelaksaanaan fungsi
acuanting merupakan fungsi manajemen yang paling utama. Fungsi perencanaan dan
perorganisasiaan lebih banyak dengan hubungan dengan abstrak dan proses manajemen sedangkan
fungsi acuanting justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-
orang dalam organisasi.

Fungsi dari pelaksanaan:

 Mengimplementasikan proses kepemimpinan,pembibingan,dan pemberian motivasi kepada


tenaga kerja agar dapat bekerja secara efesien dan efektif dalam mencapai suatu tujuan
 Memeberikan tugas dan penjelasan rutin
 Menjelaskan kebijakan yang ditetapkan
 Proses implementasi program agar dapat dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi
serta proses memotivasi semua pihak tersebut dapat menjalankan tanggung jawab dengan
penuh kesadaran dan produktifitas yang tinggi.

III. Pengorganisasian tabligh


Perorganisasian adalah suatu proses pengelompokkan orang-orang,alay-alat, tugas-tugas,tanggung
jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan
sebagai suatu keasatuan dalam rangka mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan.

Definisi tersebut menunjukan, bahwa perorganisasian nerupakan langkah pertama kearah


pelaksanaan rencana yang telah tersusun sebelumnya. Dengan demikian adalah suatu hal yabg logis
pula apabila perorganisasian dalam sebuah kegiatan akan menghasilkan sebuah organisasi yang
dapat digerakkan berbagai suatu kesatuan yang kuat.

Perorganisasian atau al-thanzzim dalam pandangan islam bukan semata-mata merupakan wadah,
akan tetapi lebih menekankan bagaimana pekerjaan dapat dilakukan secara rapi, teratur, dan
sistematis. Pada proses perorganisasian ini akan menghasilkan sebuah rumusan stuktur organisasi
dan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab. Jadi, yang ditonjolkan adalah wewenang yang
mengikuti tanggung jawab, bukan tanggung jawab yang mengikuti wewenang.

Tugas bagi para da’i adalah merancang sebuah stuktur organisasi yang memungkinkan mereka untuk
mengerjakan program dakwah secara efektif dan efesien untuk mencapai sasaran Dan tujuan
organisasi.

Stuktur organisasi (organizational structure) adalah kerangka kerja formal organisasi yang dengan
kerangka itu tugas-tugas jabatan dibagi-bago dikelompokan dan dikoordinasikan. Ketika para
manajer menyusun atau mengubah stuktur sebuah organisasi,maka mereka terlibat mereka terlibat
dalam desain organisasi yaitu proses yang melibatkan keputusan-keputusan mengenai spesialisasi
kerja, departemenlasasi, rantai komando, retang komando,sentralisasi dan desentralisasi, serta
formalisasi.

Dalam konteks ini hadis Nabi Muhammad SAW. Dapat diajdikan sandaran sebuah perorganisasian,
yaitu :

“Dua orang itu lebih baik satu, tiga orang lebih baik dari dua orang dan empat orang itu lebih baik
dari pada dua orang, maka berjamaahlah kamu sekalian,sesungguhnya Allah mengumpulkan umat
kami, melainkan kepadanya da petunjuk” (HR.Bukhari).

Tujuan perorganisasian

a. Membagi kegiatan menjadi dakwah menjadi departemen-departemen atau divisis-divisi dan


tugas-tugas yang teerperinci dan spesifik
b. Membagi kegiatan dakwah serta tanggung jawab yang berkaitan dengan masing-masing
jabatan atau tugas dakwah.
c. Mengkoordinasi berbagai tugs organisasi dakwah
d. Mengelompokkan pekerjaan-pekerjaan dakwah dalam unit-unit
e. Membangun hubungan dikalangan da’i, baik secara individual, kelompok dan departemen
f. Menetapkan garis-garis wewenang formal
g. Mengalokasikan dan memberikan sumber daya organisasi dakwah
h. Dapat menyalurkan kegiatan-kegiatan dakwah secara sistematis dan logis.

IV. Evaluasi dan penilaian manajemen tabligh


Evaluasi atau penilaian diterapkan untuk memastikan kemajuan yang telah dicapai sesuai dengan
sarana dan penggunanaan sumber daya manusia secara efekti dan efesien. Evaluasi juga dapat
diartikan sebagai proses pemeriksaan dan usaha agar aktivitas tabligh dapat berjalan sesuai dengan
rencana yang yang telah ditetapkan. Berdasarkan pengertian tersebut maka proses evaluasi itu
berdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :

 Menepatkan standart

Langkah dalam rangja proses pengendalian dan penilaian tabligh adalah menetapkan standart atau
alat pengukur. Dengan alat pengukur itu barulah dapat dikatakan apakah tugas tabligh yang telah
ditentukan dapat berjalan tetapi kurang berhasil, atau sama sekali mendapatkan kegagalan total,
dan sebagainya.

 Mengadakan pemeriksaan dan penelitian terhadap pengaruh tabligh yang telah


dilaksanakan.

Langkah kedua dari proses evaluasi tabligh adalah mengadakan pemeriksaan dan penelitian
terhadap pengaruh tabligh yang telah dilaksanakan. Dalam fase ini diadakan pemerikasaan dan
penelitian bagaimana dan sampai sejauh mana rencana yang telah ditetapkan itu berhasil
dilaksanakan. Hal ini dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah peninjauan pribadi.
Peninjauan pribadi dilakukan dengan jalan, Mubaligh secara langsung melihat hasil dari tabligh.

 Memandingkan antara pelaksanaan tabligh dan hasilnya

Setelah Mubaligh memeperoleh informasi selengkap-lengkapnya mengenai pelaksanaan tablighdan


hasilnya maka langkah berikutnya adalah membandingkan antara pelakasaannya tabligh dan
senyatanya dengan standar yang telah ditetapkan. Dari hasil perbandingan antara hasil senyatanya
dengan hasil yang seharusnya dicapai, dapatlah diadakan penilaian, apakah proses tabligh berjalan
baik atau tidak?

 Mengadakan tindakan perbaikan dan pembetulan terhadap penyimpangan yang telah


terjadi.

Dijalankan bilamana mubaligh mengetahui dengan pasti sebabnya sampai terjadi kegagalan dalam
Tabligh. Penyimpangan itu dapat disebabkan karena kemampuan dari pihak mubaligh sendiri. Atau
juga disebabkan karna tersedianya waktu dan biaya yang cukup untuk menyelesaikan tugas tabligh.
Atau juga dapat disebabkan karena tidak tercipyanya kondisi dan situasi yang kondusif.

Prof. DR. H. Asep Muhyiddin,M .Ag, Dimensi Ilmu Dakwah, Agustus 2009,hal 18
Muhammad Munir,S. Ag.,MA dan Wahyu Ilaihi,S. Ag., MA Manajemen Dakwah,Jakarta, Kencana
2009. Hal 22

Rangkuman Materi Perencanaan Ilmu Tabligh yang Disaring pada Dasar-dasar Ilmu Tabligh
bersumber wikepedia internet

Rangkuman Materi Pelaksanaan (Acuanting) yang bersumber wikepedia internet

Muhammad Munir,S. Ag.,MA dan Wahyu Ilaihi,S. Ag., MA Manajemen Dakwah,Jakarta, Kencana
2009. Hal 117

Rangkuman Materi Evaluasi Ilmu Tabligh yang Disaring pada Dasar-dasar Ilmu Tabligh bersumber
pada wikepedia internet

Anda mungkin juga menyukai