Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala
Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan implementasi kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah SD Kanisius Sengkan,
Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
studi kasus. Pengumpulan data menggunakan metode kajian dokumen, observasi, dan
wawancara. Analisis data menggunakan analisis model interaktif dari Miles dan Huberman
yang meliputi empat tahap analisis yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan
transformasional kepala sekolah SD Kanisius Sengkan mampu menciptakan perubahan dan
membawa SD Kanisius mencapai prestasi yang baik. Kepala sekolah menjadi tokoh panutan
yang dihormati, dihargai, dan dipercaya. Kepala sekolah mampu membangun semangat
kebersamaan dan kedisiplinan serta memotivasi para guru dan karyawan untuk bekerja
secara optimal. Kepala sekolah berani melakukan perubahan melalui tindakan-tindakan
yang kreatif dan inovatif. Akhirnya kepala sekolah mampu membangun kesadaran
berorganisasi pada para guru dan karyawan dengan mengembangkan sikap rasa memiliki
dan rasa bertanggung jawab untuk meraih prestasi setinggi-tingginya.
Kata kunci: kepala sekolah, kepemimpian transformasional, mutu sekolah.
Abstract
This research aims to reveal the implementations of principal’s transformasional leadership in
improving the school’s quality of SD Kanisius Sengkan, Sleman Regency. The research is a qualitative
case study. It was conducted in SD Kanisius Sengkan, Sleman Regency. The subjects included the
principal, the chairman of the committee, teachers, employees, students, and parents. The techniques of
data collection used document review, observation and interviews. The data analysis used an
interactive analysis model of Miles and Huberman which includes four stages of analysis, namely:
data collection, data reduction, data display and conclusion drawing. The results show that the
principal’s transformasional leadership is able to create a change and bring SD Kanisius to achieve a
good performance. The principal becomes the role model who is admired, respected, and trusted. He is
able to build a team spirit and discipline and motivate the teachers and employees to work optimally.
He makes changes through the creative and innovative actions. He pays attention and reward to the
teachers and employees. He is finally able to build the organizational awareness of the teachers and
employees to develop a sense of belonging and sense of responsibility to achieve the highest
achievement.
Keywords: principal, transformational leadership, school quality.
tersebut. Karena kalau sekolah tidak Situasi krisis ini diperparah lagi
mampu menjawab tantangan jaman ini, dengan kinerja guru yang kurang optimal
maka sekolah akan mengalami kehancur- dan profesional. Guru-guru sebagain besar
an, karena dianggap tidak mampu men- sudah berusia lanjut namun belum ada
jawab tantangan jaman dan mengatasi regenerasi. Sementara itu relasi antar guru
kekinian yang terjadi. Maka sangat di- kurang terbangun dengan baik bahkan
butuhkan seorang pemimpin transformatif. relasi antara guru dengan kepala sekolah
Seorang kepala yang berani mengambil juga kurang baik. Kepala sekolah kurang
resiko dan menjadi agen perubahan (agent mampu memimpin dengan baik sehingga
of change). Perubahan ke arah yang lebih banyak hal justeru dikendalikan oleh guru.
baik. Starratt (2007) menyebutnya sebagai Kinerja guru sering disibukan dengan
kepemimpinan kepala sekolah yang urusan keuangan sekolah karena keuangan
visioner. sekolah; seperti SPP dan tabungan anak
Sekolah Dasar Kanisius Sengkan dikelola oleh masing-masing guru kelas.
yang terletak di Jl. Kaliurang Km 7 Bahkan ada sebagian guru yang dengan
terpanggil juga untuk ikut ambil bagian mudah meninggalkan sekolah jika tidak
dalam proses pendidikan. Pendidikan yang ada jam mengajar di kelas.
bertujuan mempersiapkan generasi muda Situasi krisis tersebut di atas akhir-
menjadi generasi yang memiliki karakter nya membuat pihak Yayasan Kanisius me-
baik. Namun pertengahan tahun 1990-an masukkan SD Kanisius Sengkan sebagai
SD Kanisius Sengkan mengalami krisis sekolah dasar yang masuk dalam daftar
yang cukup serius. Krisis ini sangat jelas tunggu. Artinya setiap saat SD Kanisius
dapat dilihat dari jumlah siswa yang Sengkan siap untuk ditutup karena jumlah
masuk semakin menurun. Tahun ajaran siswa keseluruhannya kurang dari 100
1998/1999 krisis mencapai titik terendah siswa. Namun keputusan yayasan ini tidak
dengan jumlah siswa keseluruhan hanya disetujui oleh komite sekolah dan masya-
99 anak (Yayasan Pendidikan Kanisius, rakat Sengkan, yang sejak awal meng-
2010). Jumlah siswa yang sedikit membuat inginkan adanya sekolah dasar di desa
motivasi kerja guru menurun, akibatnya Sengkan. Komite sekolah dan masyarakat
kegiatan belajar-mengajar berjalan hanya tetap berjuang agar SD Kanisus Sengkan
mengalir saja. Kinerja guru yang kurang tetap berdiri.
optimal tersebut berpengaruh pada pres- Awal tahun 2006 Yayasan Pendidik-
tasi siswa. Tidak ada lagi prestasi siswa an Kanisius Cabang Yogyakarta mengang-
yang dapat dibanggakan. Bahkan tak kat kepala sekolah baru untuk SD Kanisius
jarang kepala sekolah memulangkan anak- Sengkan. Kepala sekolah baru ini diharap-
anak lebih awal tanpa alasan yang dapat kan mampu mengangkat kembali prestasi
dipertanggungjawabkan. SD Kanisius Sengkan. Kepala sekolah
Selain itu sarana dan prasarana pen- diharapkan mampu mencari terobosan-
didikan juga sudah mulai usang. Ruang terobosan baru yang kreatif dan inovatif
kelas kurang kondusif untuk melaksana- bagi pengembangan sekolah. Dari harapan
kan kegiatan belajar dan mengajar karena ini kepala sekolah menjadi tumpuan peng-
beberapa bagian dinding rusak. Kendati harapan untuk perubahan ke arah yang
demikian belum ada usaha dari yayasan lebih baik. Atau dengan kata lain seperti
untuk memperbaikinya. Lingkungan seko- yang ditegaskan oleh Wahjosumidjo (2000:
lah kurang rapi bahkan terkesan kumuh 82) “keberhasilan sekolah adalah keber-
sehingga kurang kondusif untuk proses hasilan kepala sekolah”.
belajar dan mengajar. Kondisi fisik sekolah Tujuan penelitian ini adalah 1) Meng-
yang kurang menarik ini kiranya juga gali nilai-nilai luhur yang mendorong
menjadi penyebab banyak orang tua tidak kepala sekolah SD Kanisius Sengkan untuk
tertarik untuk menyekolahkan anaknya di dapat memimpin dengan baik. 2). Men-
SD Kanisius Sengkan. jelaskan usaha-usaha kepala sekolah dalam
gambarkan sebagai pemimpin yang mam- definisi ini ada empat hal pokok yaitu;
pu mengartikulasikan pengharapan yang process, commitment, shared values dan shared
jelas terhadap prestasi pengikut, men- vision. Dari definisi Sadler ini menjadi jelas
demonstrasikan komitmennya terhadap bahwa kepemimpinan transformasional
seluruh tujuan organisasi, dan mampu merupkan sebuah proses (process), yaitu
menggugah spirit tim dalam organisasi proses menuju ke arah yang lebih baik.
dengan cara menumbuhkan antusiasme Atau proses penanaman nilai-nilai kebaik-
dan optimisme. “Transformational leaders an oleh pemimpin kepada bawahannya.
behave in ways that motivate and inspire those Proses penanaman nilai itu membutuhkan
around them by providing meaning and komitmen (commitment). Komitmen me-
challenge to their followers’ work” (Bass & rupakan sikap atau rasa tanggung jawab
Riggio, 2006: 6). untuk melaksanakan kesepakatan yang
3) Intellectual stimulation; pada di- telah janjikan. Sementara itu nilai-nilai
mensi ini pemimpin transformasional yang ditanamkan adalah nilai-nilai kebaik-
memberikan dorongan kepada para peng- an dan visi organisasi.
ikutnya untuk lebih inovatif dan kreatif. Sementara itu Simic menyatakan
Pemimpin transformasional mampu me- bahwa kepemimpinan transformasional
numbuhkan ide-ide baru, memberikan menjadi kunci suksesnya perubahan mana-
solusi yang kreatif terhadap permasalah- jemen organisasi. Dalam artikelnya yang
an-permasalahan yang dihadapi peng- berjudul “Transformational leadership-the key
ikutnya, dan memberikan motivasi kepada to successful management of transformational
pengikut untuk mencari pendekatan-pen- organizational changes” Simic menegaskan
dekatan yang baru dalam melaksanakan bahwa “Transformational leadership repre-
tugas-tugas organisasi. “Transformational sents the essetial quality for successful mana-
leaders stimulate their followers efforts to be gment of transformational organizational
innovative and creative by questioning assump- changes”.(Simic,1999:http://facta.junis.ni.ac.rs
tions, reframing problems, and approaching old /eao/. dambil tgl. 25 Mei 2013). Selanjutnya
situations in new ways” (Bass & Riggio, 2006: Wuradji (2008: 50) menegaskan “menurut
7). teori transformasional, untuk menjadi pe-
4). Individualized consideration; pada mimpin yang sukses dia harus membang-
dimensi ini pemimpin transformasional kitkan komitmen pengikutnya untuk mem-
mampu memberi perhatian yang besar bangun nilai-nilai organisasi atas ke-
kepada masing-masing pengikut. Pemim- sadarannya sendiri”.
pin transformasional digambarkan seba- Di sekolah, kepala sekolah memiliki
gai seorang pemimpin yang mau men- peran yang sangat penting dalam proses
dengarkan dengan penuh perhatian meningkatkan mutu sekolah. Mulyasa
masukan- masukan para pengikutnya dan (2011:159) menegaskan “Gaya kepemim-
secara khusus mau memperhatikan ke- pinan kepala sekolah berpengaruh ter-
butuhan-kebutuhan pengikut akan pe- hadap kinerja tenaga kependidikan di
ngembangan dirinya. “Transformational sekolah untuk meningkatkan produktivitas
leaders pay special attention to each individual kerja demi mencapai tujuan dan me-
follower’s needs for achievement and growth by wujudkan visi menjadi aksi” Sementara itu
acting as a coach or mentor” (Bass & Riggio, Sergiovanni menyatakan bahwa seorang
2006: 7). kepala sekolah yang ideal harus menyadari
Sadler memaknai kepemimpinan tugas-tugas utama sebagai administrator.
transformasioal sebagai proses penanaman “They consider to be the essenstial roles and
nilai oleh pemimpin kepada bawahannya. tasks of administrators. Planning, organizing,
Sadler (1997: 42) mengatakan “The transfor- leading and controlling” (Sergiovanni, 1991:
mational leadership is the process of engaging 17). Dengan demikian jelas bahwa di
the commitment of employees in the context of sekolah, kepala sekolah adalah pemimpin
shared values and shared vision”. Dalam dalam gerakan mutu.
maknanya dan mudah pula dalam penarik- dan karyawan bukan pertama-tama relasi
an kesimpulan. Pernarikan kesimpulan antara atasan dan bawahan melainkan
(conclution drawing); proses penarikan terbangun relasi sebagai teman, sahabat
kesimpulan sebenarnya sudah dimulai yang berjalan bersama untuk meraih
sejak awal penelitian berlangsung, namun prestasi.
penarikan kesimpulan tersebut selalu ber- Kepercayaan yang diberikan kepala
kembang sesuai dengan data yang diper- sekolah kepada para guru dan karyawan
oleh dan yang telah dianalisis. Setiap mengandung tanggung jawab maka selalu
perolehan data baru selalu dianalisis dan diadakan evaluasi dan supervisi untuk
disimpulkan, walau agak kabur, namun melihat tingkat kegagalan dan keber-
dalam proses selanjutnya akan semakin hasilan tanggung jawab tersebut. Evaluasi
jelas dengan semakin banyaknya data yang dan supervisi yang dilakukan terutama
diperoleh dan yang telah diverifikasi untuk melalui buku refleksi yang selalu dibuat
mendukung fokus penelitian. oleh para guru dan karyawan setiap hari.
Dari refleksi tersebut dibuat tindakan
Hasil Penelitian dan Pembahasan konkret untuk kemajuan bersama.
Situasi sekolah yang memprihatinkan
Dari hasil penelitian di ketahui bah- tidak membuat kepala sekolah menjadi
wa kepala sekolah SD Kanisius Sengkan putus asa dan menyerah. Situasi mem-
dalam memimpin sekolah memiliki nilai- prihatinkan itu mejadi tantangan bagi
nilai yang diperjuangan. Nilai-nilai ter- kepala sekolah untuk membuat sekolah
sebut antara lain keterbukaan, kedisiplin- menjadi lebih baik dan berprestasi. Di-
an, rasa memiliki, kerjasama, pengabdian, dorong oleh keyakinan bahwa SD Kanisius
kasih, kesabaran, kejujuran dan menciptak- harus tetap hidup, maju dan berkembang,
an suasana nyaman. Nilai-nilai tersebut kepala sekolah membangun kembali
menjadi fondasi untuk membangun kem- sekolah ini.
bali SD Kanisius Sengkan yang sedang Agar sekolah dapat keluar dari masa-
mengalami krisi. Dengan nilai-nilai ter- masa sulit, kepala sekolah mengajak para
sebut kepala sekolah mempunyai keyakin- guru dan karyawan untuk selalu berjuang
an bahwa SD Kanisius Sengkan dapat tetap bersama. Kepala sekolah memotivasi para
hidup, maju dan berkembang. guru dan karyawan agar memiliki komit-
Dalam kepemimpinannya kepala men dan antusiasme yang tinggi dalam
sekolah telah membangun rasa percaya diri bekerja. Untuk itu kepala sekolah me-
dan saling percaya antara kepala sekolah nanamkan nilai-nilai kebersamaan, rasa
dengan para guru dan karyawan. Keper- memiliki (handarbeni) dan membangun
cayaan itu dibangun terutama melalui nama baik sekolah kepada para guru dan
teladan hidup kepala sekolah sendiri yang karyawan. Para guru dan karyawan diajak
dapat dipercaya. Kepala sekolah selalu untuk bekerja bukan hanya pertama-tama
mengusahakan kesesuaian antara apa yang demi finansial melainkan pengabdian dan
dikatakan dengan apa yang dilakukan. hadir untuk anak. Komitmen ini menjadi
Untuk membangun kepercayaan da- budaya kerja bagi para guru dan karyawan
lam diri para guru dan karyawan, kepala sehingga dalam bekerja para guru dan
sekolah memberikan kesempatan untuk karyawan dapat saling mendampingi dan
mengeluarkan pendapat, memberikan ke- membesarkan satu dengan yang lain untuk
sempatan untuk ikut ambil bagian dalam memajukan sekolah. Komitmen dan
tugas-tugas dan tanggung jawab, dan juga motivasi kerja itu juga selalu disegarkan
mengikuti pelatihan-pelatihan. Dengan melalui kegiatan-kegiatan rohani seperti
memberikan kepercayaan kepada para refleksi dan rekoleksi.
guru dan karyawan maka terciptalah suatu Kepala sekolah mempunyai cita-cita
relasi dan komunikasi yang akrab. Ralasi besar untuk menata kembali SD Kanisius
antara kepala sekolah dengan para guru Sengkan yang sedang mengalami masa-
masa sulit. Menata sekolah bukan hanya lah, kepala sekolah pertama-tama mening-
secara fisik saja tetapi juga non fisik. Untuk katkan mutu guru, kemudian meningkat-
menata kembali sekolah dan keluar dari kan mutu pendampingan anak dan meng-
masa-masa sulit dibutuhkan ide-ide kreatif gunakan waktu efektif sekolah semaksimal
dan inovatif dari kepala sekolah. Te- mungkin. Dan untuk menambah daya tarik
robosan-terobosan baru mulai dibuat oleh sekolah, SD Kanisius Sengkan memberi
kepala sekolah. Pertama-tama kepala perhatian yang besar pada pendidikan
sekolah meningkatkan mutu sumber daya ekstrakurikuler. Hasil peningkatan mutu
manusia, khususnya guru dan karyawan. sekolah ini sangat dirasakan oleh wali
Memberikan kesempatan kepada para murid yang merasa puas dan sesuai
guru dan karyawan untuk studi lanjut dan dengan harapannya.
mengembangkan kreativitasnya. Selanjut- Penelitian implentasi kepemimpinan
nya kepala sekolah melengkapi sarana dan transformatif kepala sekolah ini dilaksana-
prasarana agar proses belajar dan mengajar kan di SD Kanisius Sengkan. Dimensi
semakin maksimal. Membuka kerja sama kepeminpinan transformatif yang diteliti
dengan pihak lain untuk mendukung pe- meliputi empat komponen seperti yang
ningkatan pelayanan pendidikan. Dan juga dikembangkan oleh Bass dan Riggio (2006:
memberi perhatian pendidikan bagi anak- 6-7) yaitu: Idealized influence, Inspirational
anak dari keluarga yang tidak mampu. motivation, Intellectual stimulation, dan
Selanjutnya agar suasana pembel- Individualized consideration.
ajaran menjadi nyaman, kepala sekolah Dalam pembahasan ini hasil pene-
juga meningkatkan kesejahteraan guru dan litian dari pertanyaan penelitian no 1 dan 2
karyawan. Dengan kesejahteraan diper- dibahas dalam prespektif dimensi idealized
hatikan maka para guru dan karyawan influence. Hasil penelitian dari pertanyaan
dapat bekerja dengan nyaman. Dan kalau penelitian no 3 dibahas dalam prespektif
para guru dan karyawan dapat bekerja dimensi inspirational motivation. Hasil pene-
secara nyaman maka suasana kelas pun litian dari pertanyaan penelitian no 4 di-
menjadi nyaman dan anak-anak akan da- bahas dalam prespektif dimensi intellectual
pat belajar dengan nyaman pula. Dengan stimulation. Dan hasil penelitian dari
suasana belajar yang nyaman, anak-anak pertanyaan penelitian no 5 dan 6 dibahas
akan lebih mudah diarahkan dan dapat dalam prespektif dimensi individualized
meraih prestasi secara optimal. consideration. Selanjutnya pembahasan ter-
Kepala sekolah memberikan perhati- sebut adalah sebagai berikut:
an dan penghargaan kepada para guru,
karyawan dan para siswa. Perhatian kepala Dimensi Idealized Influence
sekolah kepada para guru, karyawan dan Kepala sekolah menciptakan suasana
siswa berupa kehadiran dan sapaan pri- keterbukaan dalam lingkungan sekolah se-
badi. Sementara itu penghargaan yang hingga masing-masing pribadi bisa saling
diberikan kepala sekolah berupa pening- mengenal satu dengan yang lain. Kepala
katan honorarium, ucapan terimakasih dan sekolah mampu mengambil keputusan
syukur bersama, melibatkan diri dalam yang terbaik untuk kepentingan sekolah
setiap kegiatan dan rekreasi bersama. yang di dasarkan pada pertimbangan-
Dengan perhatian dan penghargaan yang pertimbangan nilai yang dipercayainya.
diberikan kepala sekolah tersebut para Kepala sekolah membangun rasa
guru merasa diakui keterlibatannya dalam percaya diri dan saling percaya antara
mengembangkan sekolah dan lebih dari itu kepala sekolah dengan para guru dan
para guru, karyawan dan para siswa di- karyawan. Kepercayaan itu dibangun ter-
wongke. utama melalui teladan hidup kepala sekol-
Kepala sekolah sebagai ujung tombak ah sendiri yang dapat dipercaya. Kepala
atau pengemudi yang menentukan arah sekolah selalu mengusahakan kesesuaian
sekolah. Untuk meningkatkan mutu seko- antara apa yang dikatakan dengan apa
yang dilakukan. Kepala sekolah juga me- Here, managers are exemplary role models for
miliki keberanian untuk melalukan per- associates. They can be trusted and respected by
ubahan demi kemajuan sekolah. Kepala associate”. (diakses tgl 17 Juni 2013 dari
sekolah menjadi agen perubahan (Agents of http://www.iojes.netuserfiles hal. 585)
change). Bahkan kepala sekolah memiliki
kepercayaan diri yang kuat dalam meng- Dimensi Inspirational Motivation
hadapi resiko dari keputusan yang di- Dalam dimensi ini kepala sekolah se-
ambilnya. lalu meberikan tantangan-tantangan baru
Untuk membangun kepercayaan da- kepada para guru dan karyawanya untuk
lam diri para guru dan karyawan, kepala semakin berkembang. Kepemimpinan ke-
sekolah memberikan kesempatan untuk pala sekolah mampu menginspirasi para
mengeluarkan pendapat, memberikan ke- guru, karyawan dan siswa untuk meraih
sempatan untuk ikut ambil bagian dalam prestasi secara optimal. Selain itu kepala
tugas-tugas dan tanggung jawab, dan juga sekolah mampu menumbuhkan komitmen
mengikuti pelatihan-pelatihan. Dengan dalam diri para guru dan karyawan untuk
memberikan kepercayaan kepada para bekerja dengan antuasias dan optimisme
guru dan karyawan maka terciptalah suatu yang tinggi.
relasi dan komunikasi yang akrab. Ralasi Situasi SD Kanisius Sengkan yang
antara kepala sekolah dengan para guru memprihatinkan tidak membuat kepala
dan karyawan bukan pertama-tama relasi sekolah menjadi putus asa dan menyerah.
antara atasan dan bawahan melainkan Situasi memprihatinkan itu mejadi tan-
terbangun relasi sebagai teman, sahabat tangan bagi kepala sekolah untuk mem-
yang berjalan bersama untuk meraih buat sekolah menjadi lebih baik dan ber-
prestasi. prestasi. Didorong oleh keyakinan bahwa
Kepercayaan yang diberikan kepala SD Kanisius harus tetap hidup, maju dan
sekolah kepada para guru dan karyawan berkembang, kepala sekolah membangun
mengandung tanggung jawab maka selalu kembali sekolah ini. Kepala sekolah ber-
diadakan evaluasi dan supervisi untuk usaha membawa para guru dan karyawan
melihat tingkat kegagalan dan keber- ke arah idealisme yang tinggi. Sekolah
hasilan tanggung jawab tersebut. Evaluasi tidak asal jalan tetapi mempunyai visi yang
dan supervisi yang dilakukan terutama harus dicapai dan meyakinkan para guru
melalui buku refleksi yang selalu dibuat dan karyawan bahwa cita-cita itu pasti
oleh para guru dan karyawan setiap hari. akan tercapai.
Dari refleksi tersebut dibuat tindakan Agar sekolah dapat keluar dari masa-
konkret untuk kemajuan bersama. masa sulit, kepala sekolah mengajak para
Hasil penelitian ini sejalan dengan guru dan karyawan untuk selalu berjuang
pendapat Aydin Balyer dalam peneliti- bersama. Kepala sekolah memotivasi para
annya yang berjudul Transformational guru dan karyawan agar memiliki komit-
Leadership Behaviors of School Principals: A men dan antusiasme yang tinggi dalam
Qualitative Research Based on Teachers’ bekerja. Untuk itu kepala sekolah me-
Perceptions, melihat kepala sekolah me- nanamkan nilai-nilai kebersamaan, rasa
rupakan sosok ideal yang dapat dijadikan memiliki (sense of belonging) dan rasa ber-
panutan bagi guru dan karyawan. Dalam tanggung jawab (sense of responsibility)
dimensi ini perilaku kepala sekolah dapat untuk membangun nama baik sekolah
menumbuhkan rasa kagum, hormat dan kepada para guru dan karyawan. Para
percaya dari orang-orang yang dipimpin- guru dan karyawan diajak untuk bekerja
nya. “Idealized influence is defined as meeting bukan hanya pertama-tama demi finansial
the needs of others before their own personal melainkan pengabdian dan hadir untuk
needs, avoiding the use of power for personal anak. Komitmen ini menjadi budaya kerja
gain, demonstrating high moral standards, and bagi para guru dan karyawan sehingga
setting challenging goals for their followers.
dalam bekerja para guru dan karyawan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga
dapat saling mendampingi dan membesar- yang tidak mampu. Selanjutnya agar sua-
kan satu dengan yang lain untuk me- sana pembelajaran menjadi nyaman,
majukan sekolah dan meraih prestasi yang kepala sekolah juga meningkatkan kesejah-
setinggi-tingginya. teraan guru dan karyawan. Dengan ke-
Demikian juga Balyer dalam pe- sejahteraan diperhatikan maka para guru
nelitiannya yang berjudul “Transformational dan karyawan dapat bekerja dengan
Leadership Behaviors of School Principals: A nyaman. Dan kalau para guru dan karya-
Qualitative Research Based on Teachers’ wan dapat bekerja secara nyaman maka
Perceptions” melihat kepala sekolah dapat suasana kelas pun menjadi nyaman dan
memotivasi seluruh guru dan karyawan- anak-anak akan dapat belajar dengan
nya untuk memiliki komitmen terhadap nyaman pula. Dengan suasana belajar yang
visi organisasi dan mendukung semangat nyaman, anak-anak akan lebih mudah
team dalam mencapai tujuan-tujuan pen- diarahkan dan dapat meraih prestasi secara
didikan di sekolah. “Inspirational motivation optimal.
is to motivate and inspire those around them by Balyer dalam penelitiannya yang ber-
displaying enthusiasm and optimism, involv- judul “Transformational Leadership Behaviors
ing the followers in envisioning attractive of School Principals: A Qualitative Research
future states, communicating high expecta- Based on Teachers’ Perceptions” melihat
tions, and demonstrating commitment to the kepala sekolah dapat menumbuhkan krea-
shared goals. It describes managers who tivitas dan inovasi dalam diri para guru
motivate associates to commit to the vision of dan karyawan dengan mengembangkan
the organization. Managers with inspirational pemikiran kritis dan pemecahan masalah
motivation encourage team spirit to reach untuk menjadikan sekolah ke arah yang
goals”. (diakses tgl. 17 Juni 2013 dari http:// lebih baik. “Intellectual stimulation means the
www.iojes.netuserfile. Balyer, 2012: 585). leader’s consistent effort to stimulate followers
to be innovative and creative as well as the
Dimensi Intellectual Stimulation leader’s effort to encourage followers to
Kepala sekolah SD Kanisius Sengkan question assumptions and to reframe problems
mempunyai cita-cita besar untuk menata and approach them in new ways. Managers
kembali sekolah yang sedang mengalami with intellectual stimulation promote critical
masa-masa sulit. Untuk menata kembali thinking and problem solving to make the
sekolah dan keluar dari masa-masa sulit organization better”. (diakses tgl. 17 Juni
dibutuhkan ide-ide kreatif dan inovatif 2013 dari http://www.iojes.netuserfile Balyer,
dari kepala sekolah. Terobosan-terobosan 2012: 587)
baru mulai dibuat oleh kepala sekolah.
Pertama-tama kepala sekolah meningkat- Dimensi Individualized Consideration
kan mutu sumber daya manusia, khusus- Dalam melaksanakan kepemimpin-
nya guru dan karyawan. Memberikan annya kepala sekolah SD Kanisius Sengkan
kesempatan kepada para guru dan karya- memberikan perhatian dan penghargaan
wan untuk mengembangkan kreativitas- kepada para guru, karyawan dan para
nya. Kepala sekolah mengharapkan agar siswa. Pertahian kepala sekolah kepada
para guru dan karyawan untuk terus para guru, karyawan dan siswa berupa
belajar, mengembangkan diri sepanjang sapaan pribadi, dukungan dan bombongan.
hidupnya. Kepala sekolah memberikan perlindungan
Selanjutnya kepala sekolah meleng- kepada para guru, karyawan dan para
kapi sarana dan prasarana agar proses siswa. Menciptakan rasa aman dan
belajar dan mengajar semakin maksimal. nyaman dalam diri para guru, karyawan
Membuka kerja sama dengan pihak lain dan para siswa sehingga proses belajara
untuk mendukung peningkatan pelayanan dan mengajar dapat berjalan dengan baik.
pendidikan. Dan juga memberi perhatian