Anda di halaman 1dari 14

Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala − 121

Tukiman, Cepi S. Abdul Jabar

IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH


DALAM MENINGKATKAN MUTU SEKOLAH
DI SD KANISIUS SENGKAN KABUPATEN SLEMAN
Tukiman, Cepi S. Abdul Jabar
Kepala Sekolah SMA St. Antonius Jakarta Timur,
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
marktukiman@gmail.com, cepi_safruddin@uny.ac.id

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan implementasi kepemimpinan
transformasional kepala sekolah dalam meningkatkan mutu sekolah SD Kanisius Sengkan,
Kabupaten Sleman. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian
studi kasus. Pengumpulan data menggunakan metode kajian dokumen, observasi, dan
wawancara. Analisis data menggunakan analisis model interaktif dari Miles dan Huberman
yang meliputi empat tahap analisis yaitu: pengumpulan data, reduksi data, penyajian data,
dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan
transformasional kepala sekolah SD Kanisius Sengkan mampu menciptakan perubahan dan
membawa SD Kanisius mencapai prestasi yang baik. Kepala sekolah menjadi tokoh panutan
yang dihormati, dihargai, dan dipercaya. Kepala sekolah mampu membangun semangat
kebersamaan dan kedisiplinan serta memotivasi para guru dan karyawan untuk bekerja
secara optimal. Kepala sekolah berani melakukan perubahan melalui tindakan-tindakan
yang kreatif dan inovatif. Akhirnya kepala sekolah mampu membangun kesadaran
berorganisasi pada para guru dan karyawan dengan mengembangkan sikap rasa memiliki
dan rasa bertanggung jawab untuk meraih prestasi setinggi-tingginya.
Kata kunci: kepala sekolah, kepemimpian transformasional, mutu sekolah.

TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP IMPLEMENTATION


OF IMPROVING QUALITY OF PRINCIPAL SCHOOLS
IN THE DISTRICT SD KANISIUS SENGKAN SLEMAN

Abstract
This research aims to reveal the implementations of principal’s transformasional leadership in
improving the school’s quality of SD Kanisius Sengkan, Sleman Regency. The research is a qualitative
case study. It was conducted in SD Kanisius Sengkan, Sleman Regency. The subjects included the
principal, the chairman of the committee, teachers, employees, students, and parents. The techniques of
data collection used document review, observation and interviews. The data analysis used an
interactive analysis model of Miles and Huberman which includes four stages of analysis, namely:
data collection, data reduction, data display and conclusion drawing. The results show that the
principal’s transformasional leadership is able to create a change and bring SD Kanisius to achieve a
good performance. The principal becomes the role model who is admired, respected, and trusted. He is
able to build a team spirit and discipline and motivate the teachers and employees to work optimally.
He makes changes through the creative and innovative actions. He pays attention and reward to the
teachers and employees. He is finally able to build the organizational awareness of the teachers and
employees to develop a sense of belonging and sense of responsibility to achieve the highest
achievement.
Keywords: principal, transformational leadership, school quality.

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014


122 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Pendahuluan Salah satu pilar penting dalam proses


Seorang filsuf Yunani, Plato pernah pendidikan formal adalah peran kepala
mengatakan; “Jika Anda bertanya apa sekolah dalam menjalankan tugas dan
manfaat pendidikan, maka jawabannya fungsinya. Kepemimpinan kepala sekolah
sederhana; pendidikan membuat orang menjadi ujung tombak bagi keberhasilan
menjadi lebih baik dan orang baik tentu proses pendidikan di sekolah. Studi ten-
berperilaku mulia” (Fatchul Mu’in, 2011: tang keberhasilan kepemimpinan kepala
21). Dari ungkapan Plato tersebut betapa sekolah menunjukkan bahwa kepala
pentingnya pendidikan. Pendidikan dapat sekolah adalah seorang yang menentukan
membentuk manusia menjadi lebih baik, titik pusat dan irama sekolah. Bahkan
dengan demikian diharapkan dapat ber- Wahjosumidjo (2011: 82). menyebutkan
perilaku baik atau mulia. “keberhasilan sekolah adalah keberhasilan
Pentingnya pendidikan juga dilihat kepala sekolah”.
oleh para pendiri bangsa Indonesia. Dalam Tanggung jawab kepala sekolah
Undang-Undang Dasar 1945, khususnya menjadi semakin berat ketika ketentuan
pasal 31 ayat (1) dengan sangat jelas otonomi daerah yang dilandasi oleh
dinyatakan “Setiap warga negara berhak Undang-Undang No. 22 tahun 1999
mendapatkan pendidikan”. Bahkan negara diberlakukan. Dengan undang-undang ini
mewajibkan setiap warganya memperoleh peningkatan efisiensi pengelolaan pendi-
pendidikan, (2) “Setiap warga negara wajib dikan mengarah pada pengelolaan berbasis
mengikuti pendidikan dasar dan peme- sekolah atau yang lebih dikenal dengan
rintah wajib membiayainya”. Tidak cukup sebutan Manajemen Berbasis Sekolah
hanya mewajibkan, negara juga secara (MBS). Pengelolaan berbasis sekolah mem-
serius mengusahakan biaya pendidikan, (4) berikan kepercayaan yang luas kepada
“Negara memprioritaskan anggaran pen- sekolah untuk mengoptimalkan sumber
didikan sekurang-kurangnya 20% dari daya yang tersedia di sekolah bagi ter-
anggaran pendapatan dan belanja negara capainya tujuan pendidikan yang diharap-
serta dari anggaran pendapatan dan kan. Hal senada diungkapkan oleh
belanja daerah untuk memenuhi kebutuh- Mulyasa (2011: 24), “Kepala sekolah me-
an penyelenggaraan pendidikan nasional”. rupakan salah satu komponen pendidikan
Dari dasar negara ini, sangat jelas bahwa yang paling berperan dalam meningkatkan
pemerintah secara serius menempatkan kualitas pendidikan”. Dalam rangka me-
pendidikan sebagai program yang utama laksanakan pendidikan yang berbasis
dalam penyelenggaraan negara. sekolah, kepala sekolah, sebagai pemimpin
Keseriusan pemerintah untuk me- dituntut memiliki kemampuan mengelola
ningkatkan mutu dan pemerataan pen- sekolah dengan baik. Bagi kepala sekolah,
didikan juga nampak dalam kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah merupakan
yang dikeluarkan dalam bentuk undang- tantangan baru bagi kepemimpinannya.
undang. Undang-Undang No. 22 tahun Selain tantangan yang ditimbulkan
1999 tentang Otonomi Pemerintah Daerah dari diberlakukannya undang-undang oto-
dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999 nomi daerah, kepala sekolah juga harus
tentang Perimbangan Keuangan antara menghadapi tantangan lain yang tidak
Pemerintah Pusat dan Daerah telah mem- kalah seriusnya yaitu arus globalisasi. Arus
bawa dampak yang luas dalam pe- kehidupan global telah membuat ke-
nyelenggaraan pemerintahan daerah, ter- hidupan ini bergerak dan berubah semakin
masuk bidang pendidikan. Bila sebelum- cepat dan kompetitif. Semua bidang ke-
nya manajemen pendidikan merupakan hidupan mengalami pergeseran dan tan-
wewenang pemerintah pusat, dengan ber- tangan, tak terkecuali bidang pendidikan.
lakunya undang-undang tersebut ke- Sekolah sebagai lembaga pendidikan
wenangan pengelolaan pendidikan dialih- menghadapi tantangan yang serius untuk
kan ke pemerintah kabupaten atau kota. mampu mengikuti gerak perubahan global

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014


Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala − 123
Tukiman, Cepi S. Abdul Jabar

tersebut. Karena kalau sekolah tidak Situasi krisis ini diperparah lagi
mampu menjawab tantangan jaman ini, dengan kinerja guru yang kurang optimal
maka sekolah akan mengalami kehancur- dan profesional. Guru-guru sebagain besar
an, karena dianggap tidak mampu men- sudah berusia lanjut namun belum ada
jawab tantangan jaman dan mengatasi regenerasi. Sementara itu relasi antar guru
kekinian yang terjadi. Maka sangat di- kurang terbangun dengan baik bahkan
butuhkan seorang pemimpin transformatif. relasi antara guru dengan kepala sekolah
Seorang kepala yang berani mengambil juga kurang baik. Kepala sekolah kurang
resiko dan menjadi agen perubahan (agent mampu memimpin dengan baik sehingga
of change). Perubahan ke arah yang lebih banyak hal justeru dikendalikan oleh guru.
baik. Starratt (2007) menyebutnya sebagai Kinerja guru sering disibukan dengan
kepemimpinan kepala sekolah yang urusan keuangan sekolah karena keuangan
visioner. sekolah; seperti SPP dan tabungan anak
Sekolah Dasar Kanisius Sengkan dikelola oleh masing-masing guru kelas.
yang terletak di Jl. Kaliurang Km 7 Bahkan ada sebagian guru yang dengan
terpanggil juga untuk ikut ambil bagian mudah meninggalkan sekolah jika tidak
dalam proses pendidikan. Pendidikan yang ada jam mengajar di kelas.
bertujuan mempersiapkan generasi muda Situasi krisis tersebut di atas akhir-
menjadi generasi yang memiliki karakter nya membuat pihak Yayasan Kanisius me-
baik. Namun pertengahan tahun 1990-an masukkan SD Kanisius Sengkan sebagai
SD Kanisius Sengkan mengalami krisis sekolah dasar yang masuk dalam daftar
yang cukup serius. Krisis ini sangat jelas tunggu. Artinya setiap saat SD Kanisius
dapat dilihat dari jumlah siswa yang Sengkan siap untuk ditutup karena jumlah
masuk semakin menurun. Tahun ajaran siswa keseluruhannya kurang dari 100
1998/1999 krisis mencapai titik terendah siswa. Namun keputusan yayasan ini tidak
dengan jumlah siswa keseluruhan hanya disetujui oleh komite sekolah dan masya-
99 anak (Yayasan Pendidikan Kanisius, rakat Sengkan, yang sejak awal meng-
2010). Jumlah siswa yang sedikit membuat inginkan adanya sekolah dasar di desa
motivasi kerja guru menurun, akibatnya Sengkan. Komite sekolah dan masyarakat
kegiatan belajar-mengajar berjalan hanya tetap berjuang agar SD Kanisus Sengkan
mengalir saja. Kinerja guru yang kurang tetap berdiri.
optimal tersebut berpengaruh pada pres- Awal tahun 2006 Yayasan Pendidik-
tasi siswa. Tidak ada lagi prestasi siswa an Kanisius Cabang Yogyakarta mengang-
yang dapat dibanggakan. Bahkan tak kat kepala sekolah baru untuk SD Kanisius
jarang kepala sekolah memulangkan anak- Sengkan. Kepala sekolah baru ini diharap-
anak lebih awal tanpa alasan yang dapat kan mampu mengangkat kembali prestasi
dipertanggungjawabkan. SD Kanisius Sengkan. Kepala sekolah
Selain itu sarana dan prasarana pen- diharapkan mampu mencari terobosan-
didikan juga sudah mulai usang. Ruang terobosan baru yang kreatif dan inovatif
kelas kurang kondusif untuk melaksana- bagi pengembangan sekolah. Dari harapan
kan kegiatan belajar dan mengajar karena ini kepala sekolah menjadi tumpuan peng-
beberapa bagian dinding rusak. Kendati harapan untuk perubahan ke arah yang
demikian belum ada usaha dari yayasan lebih baik. Atau dengan kata lain seperti
untuk memperbaikinya. Lingkungan seko- yang ditegaskan oleh Wahjosumidjo (2000:
lah kurang rapi bahkan terkesan kumuh 82) “keberhasilan sekolah adalah keber-
sehingga kurang kondusif untuk proses hasilan kepala sekolah”.
belajar dan mengajar. Kondisi fisik sekolah Tujuan penelitian ini adalah 1) Meng-
yang kurang menarik ini kiranya juga gali nilai-nilai luhur yang mendorong
menjadi penyebab banyak orang tua tidak kepala sekolah SD Kanisius Sengkan untuk
tertarik untuk menyekolahkan anaknya di dapat memimpin dengan baik. 2). Men-
SD Kanisius Sengkan. jelaskan usaha-usaha kepala sekolah dalam

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014


124 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

menumbuhkan sikap percaya diri dan 2 . Bagaimana kepala sekolah mem-


saling percaya dalam diri para guru dan bangun rasa saling percaya di antara
karyawan. 3) Menjelaskan upaya kepala para guru dan karyawan?
sekolah dalam membangun motivasi, 3 . Bagaimana kepala sekola membangun
komitmen dan antusiasme para guru dan motivasi dalam diri para guru dan
karyawan untuk bekerja secara optimal. 4) karyawan untuk bekerja optimal?
Menjelaskan usaha-usaha kepala sekolah 4 . Bagaimana kepala sekolah menggali
dalam melakukan perubahan melalui ide- ide-ide kreatif dan inovatif untuk
ide kreatif dan inovatif. 5) Menjelaskan memecahkan masalah yang dihadapi
usaha-usaha kepala sekolah dalam mem- sekolah ?
berikan perhatian dan penghargaan ke- 5 . Bagaimana kepala sekolah memberi-
pada para guru dan karyawan. 6) Menggali kan perhatian dan penghargaan ke-
upaya kepala sekolah dalam meningkatkan pada para guru dan karyawan ?
mutu sekolah. 6. Bagaimana kepala sekolah meningkat-
Hasil penelitian ini diharapkan mem- kan mutu sekolah?
berikan kontribusi teoretis dan praktis.
Menurut Anderson perilaku kepe-
Secara teoretis, hasil penelitian diharapkan
mimpinan transformasional adalah kepe-
memberikan sumbangsih terhadap pe-
mimpinan yang memiliki visi, perencana-
ngembangan ilmu manajemen pendidikan
an, komunikasi, dan tindakan yang kreatif,
tentang pentingnya peran kepemimpinan
yang berdampak positif pada kelompok
transfomasional kepala sekolah sebagai
dalam sebuah keyakinan nilai yang jelas
penentu motivasi kerja para guru dan
untuk mencapai tujuan yang telah
karyawan sekolah. Selain itu juga mem-
ditetapkan (Usman, 2008: 313). Dalam hal
berikan rangsangan dalam melakukan
ini pemimpin transformasional sebagai
penelitian lanjut tentang faktor-faktor yang
agen perubahan positif, yang antara lain
mempengaruhi motivasi kerja para pen-
dapat mengubah lingkungan, organisasi,
didik dalam rangka mengembangkan ilmu
kelompok maupun pribadi-pribadi.
manajemen pendidikan.
Bass dan Riggio (2006) menunjukkan
Secara praktis hasil penelitian di-
empat komponen pokok kepemimpinan
harapkan menjadi bahan informasi bagi
transformasional. Keempat komponen
para pengelola pendidikan untuk dapat
pokok itu adalah:
belajar dari pengalaman SD Kanisius
1) Idealized influence; merupakan
Sengkan dalam menghadapi sebuah tan-
perilaku pemimpin yang menghasilkan
tangan. Bahwa pola kepemimpian transfor-
rasa hormat (respect) dan rasa percaya diri
matif yang dijalankan oleh kepala sekolah
(trust) dari orang-orang yang dipimpinnya.
SD Kanisius Sengkan dapat menyelamat-
Idealized influence mengandung makna
kan sekolah itu dari kehancuran. Pola
saling berbagi resiko melalui pertimbang-
kepemimpinan itu terutama melalui ke-
an-pertimbangan etis akan kebutuhan
teladanan hidup kepala sekolah sendiri.
orang yang dipimpin di atas kebutuhan
Fokus penelitian atau masalah yang
pribadi. “Transformational leaders behave in
dikaji dalam penelitian ini adalah ke-
ways that allow them to serve as role models for
pemimpinan transformasional kepala seko- their followers. The leaders are admired,
lah dalam meningkatkan mutu sekolah SD respected, and trusted” (Bass & Riggio, 2006:
Kanisius Sengkan. Untuk dapat menge- 6).
tahui implementasi kepemimpinan trans- 2) Inspirational motivation; pada di-
formatif kepala sekolah tersebut digali mensi ini pemimpin transformasional
melalui pertanyaan penelitan sebagai mampu memberi motivasi dan menginspi-
berikut: rasi para pengikutnya melalui tantangan
1 . Nilai-nilai apa yang diyakini dan di- dan pemberian makna dalam pekerjaan
perjuangkan oleh kepala sekolah un- mereka. Pemimpin transformasional di-
tuk membangun SDKanisius Sengkan?

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014


Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala − 125
Tukiman, Cepi S. Abdul Jabar

gambarkan sebagai pemimpin yang mam- definisi ini ada empat hal pokok yaitu;
pu mengartikulasikan pengharapan yang process, commitment, shared values dan shared
jelas terhadap prestasi pengikut, men- vision. Dari definisi Sadler ini menjadi jelas
demonstrasikan komitmennya terhadap bahwa kepemimpinan transformasional
seluruh tujuan organisasi, dan mampu merupkan sebuah proses (process), yaitu
menggugah spirit tim dalam organisasi proses menuju ke arah yang lebih baik.
dengan cara menumbuhkan antusiasme Atau proses penanaman nilai-nilai kebaik-
dan optimisme. “Transformational leaders an oleh pemimpin kepada bawahannya.
behave in ways that motivate and inspire those Proses penanaman nilai itu membutuhkan
around them by providing meaning and komitmen (commitment). Komitmen me-
challenge to their followers’ work” (Bass & rupakan sikap atau rasa tanggung jawab
Riggio, 2006: 6). untuk melaksanakan kesepakatan yang
3) Intellectual stimulation; pada di- telah janjikan. Sementara itu nilai-nilai
mensi ini pemimpin transformasional yang ditanamkan adalah nilai-nilai kebaik-
memberikan dorongan kepada para peng- an dan visi organisasi.
ikutnya untuk lebih inovatif dan kreatif. Sementara itu Simic menyatakan
Pemimpin transformasional mampu me- bahwa kepemimpinan transformasional
numbuhkan ide-ide baru, memberikan menjadi kunci suksesnya perubahan mana-
solusi yang kreatif terhadap permasalah- jemen organisasi. Dalam artikelnya yang
an-permasalahan yang dihadapi peng- berjudul “Transformational leadership-the key
ikutnya, dan memberikan motivasi kepada to successful management of transformational
pengikut untuk mencari pendekatan-pen- organizational changes” Simic menegaskan
dekatan yang baru dalam melaksanakan bahwa “Transformational leadership repre-
tugas-tugas organisasi. “Transformational sents the essetial quality for successful mana-
leaders stimulate their followers efforts to be gment of transformational organizational
innovative and creative by questioning assump- changes”.(Simic,1999:http://facta.junis.ni.ac.rs
tions, reframing problems, and approaching old /eao/. dambil tgl. 25 Mei 2013). Selanjutnya
situations in new ways” (Bass & Riggio, 2006: Wuradji (2008: 50) menegaskan “menurut
7). teori transformasional, untuk menjadi pe-
4). Individualized consideration; pada mimpin yang sukses dia harus membang-
dimensi ini pemimpin transformasional kitkan komitmen pengikutnya untuk mem-
mampu memberi perhatian yang besar bangun nilai-nilai organisasi atas ke-
kepada masing-masing pengikut. Pemim- sadarannya sendiri”.
pin transformasional digambarkan seba- Di sekolah, kepala sekolah memiliki
gai seorang pemimpin yang mau men- peran yang sangat penting dalam proses
dengarkan dengan penuh perhatian meningkatkan mutu sekolah. Mulyasa
masukan- masukan para pengikutnya dan (2011:159) menegaskan “Gaya kepemim-
secara khusus mau memperhatikan ke- pinan kepala sekolah berpengaruh ter-
butuhan-kebutuhan pengikut akan pe- hadap kinerja tenaga kependidikan di
ngembangan dirinya. “Transformational sekolah untuk meningkatkan produktivitas
leaders pay special attention to each individual kerja demi mencapai tujuan dan me-
follower’s needs for achievement and growth by wujudkan visi menjadi aksi” Sementara itu
acting as a coach or mentor” (Bass & Riggio, Sergiovanni menyatakan bahwa seorang
2006: 7). kepala sekolah yang ideal harus menyadari
Sadler memaknai kepemimpinan tugas-tugas utama sebagai administrator.
transformasioal sebagai proses penanaman “They consider to be the essenstial roles and
nilai oleh pemimpin kepada bawahannya. tasks of administrators. Planning, organizing,
Sadler (1997: 42) mengatakan “The transfor- leading and controlling” (Sergiovanni, 1991:
mational leadership is the process of engaging 17). Dengan demikian jelas bahwa di
the commitment of employees in the context of sekolah, kepala sekolah adalah pemimpin
shared values and shared vision”. Dalam dalam gerakan mutu.

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014


126 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Arcaro (2007: 10) menegaskan bah- Pola pembinaan melalui Paradigma


wa untuk menuju sekolah bermutu harus Pedagogi Reflektif dapat dijelaskan sebagai
diterapkan Manjemen Mutu Terpadu berikut:
(MMT). Masih menurut Arcaro Mana- Konteks; konteks untuk menumbuh-
jemen Mutu Terpadu dapat membantu kembangkan pendidikan yang bermutu
pendidikan menyesuaikan diri dengan antara lain: a) Wacana tentang nilai-nilai
keterbatasan dana dan waktu. Selanjutnya yang akan ditumbuhkembangkan. Dalam
Arcaro (2007: 10-11)menegaskan: hal ini semua anggota komunitas, guru
“Transformasi menuju sekolah bermutu dan siswa menyadari bahwa yang menjadi
terpadu diawali dengan mengadopsi dedi- landasan pengembangan pendidikan bu-
kasi bersama terhadap mutu oleh dewan kan aturan, perintah atau sangsi melainkan
sekolah, administrator, staf, siswa, guru nilai-nilai kemanusiaan. b) Contoh peng-
dan komunitas. Prosesnya diawali dengan hayatan mengenai nilai-nilai yang diper-
mengembangkan visi dan misi mutu untuk juangkan, terlebih contoh hidup dan peri-
wilayah dan setiap sekolah serta depar- laku guru. c) Hubungan yang akrab, saling
temen dalam wilayah tersebut.” percaya agar dapat terjalin dialog yang
Sementara itu dalam Peraturan Pe- saling terbuka antar guru dan siswa.
merintah Tahun 2005 Nomor 15 disebutkan Pengalaman; pengalaman untuk me-
Standar Nasional Pendidikan yang meng- numbuhkembangkan nilai-nilai yang di-
acu pada sekolah yang bermutu. Standar perjuangkan. Dalam hal ini siswa di-
Nasional Pendidikan tersebut meliputi: fasilitasi untuk dapat mengalami secara
standar kompetensi lulusan, standar isi, langsung nilai-nilai yang diperjuangkan.
standar proses, standar pendidik dan Atau siswa diajak untuk melihat sendiri
tenaga kependidikan, standar sarana dan sebuah perjuangan nilai.
prasarana, standar pengelolaan, standar Refleksi; guru memfasilitasi dengan
pembiayaan, standar penilaian. Yayasan pertanyaan-pertanyaan agar siswa dapat
Pendidikan Kanisius (2008: 39) mengem- terbantu untuk berefleksi. Dengan per-
bangkan Paradigma Pedagogi Reflektif tanyaan refleksif ini siswa diharapkan
(PPR) sebagai alternatif solusi menuju secara otentik dapat memahami, men-
pendidikan sekolah yang bermutu. Par- dalami dan menyakini temuan nilai yang
adigma Pedagogi Reflektif merupakan pola direfleksikan.
pikir dalam menumbuhkembangkan pri- Aksi; guru memfasilitasi siswa de-
badi siswa menjadi pribadi yang kritis dan ngan pertanyaan aksi agar siswa terbantu
reflektif. Ada lima unsur penting dalam untuk bertindak sesuai dengan nilai yang
model pendidikan PPR yaitu; konteks, dihasilkan dalam refleksinya.
pengalaman, refeksi, aksi dan evaluasi. Evaluasi; setelah pembelajaran guru
Gambaran pembinaan siswa melalui memberikan evaluasi atas kompetensi
PPR untuk menuju sekolah yang bermutu siswa dari sisi akademik. Adakah dampak
secara singkat adalah sebagai berikut: PPR terhadap suasana kelas, cara siswa
berbicara, bersikap dan bertindak?
Dari uraian di atas dapat disimpul-
kan bahwa kepala sekolah sebagai pemim-
pin gerakan mutu dalam pendidikan di-
harapkan dapat menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai kepala secara tepat,
namun tugas dan fungsi itu dijalankan
tetap dalam koridor visi dan misi sekolah.
Salah satu pola pendidikan untuk mening-
katkan mutu sekolah adalah Paradigma
Pedagogi Reflektif.
Gambar 1.

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014


Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala − 127
Tukiman, Cepi S. Abdul Jabar

Metode Penelitian langsung atau “first hand” dari para infor-


Jenis penelitian yang digunakan man. Selain itu peneliti juga melakukan
adalah kualitatif dengan menggunakan observasi di lapangan dan melakukan
kajian dokumentasi yang mendukung dan
pendekatan studi kasus. Pendekatan yang
terkait dengan penelitian.
digunakan dalam penelitian ini adalah
Sedangkan objek penelitiannya ada-
studi kasus. Kasus yang diteliti adalah
lah kepemimpinan transformasional kepala
keberhasilan kepemimpinan kepala seko-
sekolah SD Kanisius Sengkan. Bagaimana
lah SD Kanisius Sengkan dalam meng-
kepala sekolah menjalankan proses kepe-
hadapi masa-masa sulit, dan bahkan
mimpinannya untuk keluar dari masa-
mampu menjadikan SD Kanisius Sengkan
menjadi salah satu sekolah favorit dengan masa sulit dan membawa SD Kanisius
Sengkan menjadi sekolah yang berprestasi
prestasi yang membanggakan. Pendekatan
studi kasus dipilih karena merupakan dengan mutu pendidikan yang baik? Apa
strategi penelitian di mana di dalamnya usah-usaha kepala sekolah untuk me-
nyelamatkan sekolah dari kehancuran?
peneliti menyelidiki secara cermat suatu
Dalam penelitian ini digunakan tiga
peristiwa, aktivitas, baik individu maupun
teknik pengumpalan data yaitu observasi,
kelompok yang telah atau sedang terjadi.
wawancara dan kajian dokumen. Hal ini
Penelitian ini dilakukan di SD
sesuai dengan tujuan dan keperluan pe-
Kanisius Sengkan, Jl. Kaliurang Km 7,
nelitian yang mencari informasi sebanyak
Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.
mungkin dari para informan. Peneliti me-
Sekolah Dasar Kanisius Sengkan dipilih
menjadi tempat penelitian karena sekolah ngumpulkan semua informasi atau data
yang diperoleh dari hasil observasi, wawa-
ini mampu keluar dari masa-masa sulit,
ncara dan kajian dokumen menjadi bahan
bahkan telah masuk dalam daftar tunggu
sekolah yang akan ditutup, namun akhir- penelitian.
nya menjadi sekolah favorit berkat kepe- Analisis data dilakukan dengan tuju-
an agar data yang telah diperoleh dapat
mimpinan kepala sekolah. Selain itu SD
lebih bermakna. Analisis data yang di-
Kanisius Sengkan, dalam proses belajar-
gunakan dalam penelitian ini adalah
mengajar tidak hanya menekankan segi
analisis data model interaktif seperti yang
kognitif tetapi juga kebudayaan dan cinta
dikembangkan oleh Miles dan Huberman
lingkungan. Waktu penelitian dilaksana-
(Miles, 1994: 12). Menurut Miles dan
kan pada bulan Februari-April 2013.
Huberman ada empat tahap yang harus
Teknik penentuan subjek dalam pe-
nelitian ini menggunakan teknik purposive dilakukan dalam analisis data yaitu:
yaitu penentuan subjek berdasarkan per- Pengumpulan data (data collection); me-
rupakan data yang diperoleh melalui hasil
timbangan tertentu. Pertimbangan tersebut
antara lain subjek dipercaya mengetahui observasi, wawancara dan kajian doku-
men. Reduksi data (data reduction); reduksi
dan memahami tentang apa yang hendak
data merupakan pemilihan hal-hal pokok
diteliti, atau subjek tersebut adalah orang
yang sesuai dengan fokus penelitian. Re-
yang memiliki kewenangan dan kekuasaan
duksi data diperlukan karena banyaknya
sehingga mendukung penelitian.
data yang diperoleh dari masing-masing
Subjek penelitian yang dipilih adalah
informan, yang tidak semua sesuai dan
kepala sekolah, komite sekolah, para guru
relevan dengan fokus penelitian. Maka
dan karyawan, orang tua siswa dan siswa-
siswi. Subjek penelitian ini sebagai infor- data tersebut harus direduksi dan dipilih
man yang memberikan informasi kepada yang sesuai dan mendukung fokus pe-
peneliti. Peneliti mencari dan mencermati nelitian. Penyajian data (data display); data
sebanyak mungkin informasi dan kemu- yang telah direduksi tersebut selanjutnya
dian mencari makna dari informasi itu. disajikan dalam bentuk tulisan yang di-
susun secara sistematis. Dengan demikian
Dalam hal ini peneliti mengutamakan data
data tersebut lebih mudah dipahami

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014


128 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

maknanya dan mudah pula dalam penarik- dan karyawan bukan pertama-tama relasi
an kesimpulan. Pernarikan kesimpulan antara atasan dan bawahan melainkan
(conclution drawing); proses penarikan terbangun relasi sebagai teman, sahabat
kesimpulan sebenarnya sudah dimulai yang berjalan bersama untuk meraih
sejak awal penelitian berlangsung, namun prestasi.
penarikan kesimpulan tersebut selalu ber- Kepercayaan yang diberikan kepala
kembang sesuai dengan data yang diper- sekolah kepada para guru dan karyawan
oleh dan yang telah dianalisis. Setiap mengandung tanggung jawab maka selalu
perolehan data baru selalu dianalisis dan diadakan evaluasi dan supervisi untuk
disimpulkan, walau agak kabur, namun melihat tingkat kegagalan dan keber-
dalam proses selanjutnya akan semakin hasilan tanggung jawab tersebut. Evaluasi
jelas dengan semakin banyaknya data yang dan supervisi yang dilakukan terutama
diperoleh dan yang telah diverifikasi untuk melalui buku refleksi yang selalu dibuat
mendukung fokus penelitian. oleh para guru dan karyawan setiap hari.
Dari refleksi tersebut dibuat tindakan
Hasil Penelitian dan Pembahasan konkret untuk kemajuan bersama.
Situasi sekolah yang memprihatinkan
Dari hasil penelitian di ketahui bah- tidak membuat kepala sekolah menjadi
wa kepala sekolah SD Kanisius Sengkan putus asa dan menyerah. Situasi mem-
dalam memimpin sekolah memiliki nilai- prihatinkan itu mejadi tantangan bagi
nilai yang diperjuangan. Nilai-nilai ter- kepala sekolah untuk membuat sekolah
sebut antara lain keterbukaan, kedisiplin- menjadi lebih baik dan berprestasi. Di-
an, rasa memiliki, kerjasama, pengabdian, dorong oleh keyakinan bahwa SD Kanisius
kasih, kesabaran, kejujuran dan menciptak- harus tetap hidup, maju dan berkembang,
an suasana nyaman. Nilai-nilai tersebut kepala sekolah membangun kembali
menjadi fondasi untuk membangun kem- sekolah ini.
bali SD Kanisius Sengkan yang sedang Agar sekolah dapat keluar dari masa-
mengalami krisi. Dengan nilai-nilai ter- masa sulit, kepala sekolah mengajak para
sebut kepala sekolah mempunyai keyakin- guru dan karyawan untuk selalu berjuang
an bahwa SD Kanisius Sengkan dapat tetap bersama. Kepala sekolah memotivasi para
hidup, maju dan berkembang. guru dan karyawan agar memiliki komit-
Dalam kepemimpinannya kepala men dan antusiasme yang tinggi dalam
sekolah telah membangun rasa percaya diri bekerja. Untuk itu kepala sekolah me-
dan saling percaya antara kepala sekolah nanamkan nilai-nilai kebersamaan, rasa
dengan para guru dan karyawan. Keper- memiliki (handarbeni) dan membangun
cayaan itu dibangun terutama melalui nama baik sekolah kepada para guru dan
teladan hidup kepala sekolah sendiri yang karyawan. Para guru dan karyawan diajak
dapat dipercaya. Kepala sekolah selalu untuk bekerja bukan hanya pertama-tama
mengusahakan kesesuaian antara apa yang demi finansial melainkan pengabdian dan
dikatakan dengan apa yang dilakukan. hadir untuk anak. Komitmen ini menjadi
Untuk membangun kepercayaan da- budaya kerja bagi para guru dan karyawan
lam diri para guru dan karyawan, kepala sehingga dalam bekerja para guru dan
sekolah memberikan kesempatan untuk karyawan dapat saling mendampingi dan
mengeluarkan pendapat, memberikan ke- membesarkan satu dengan yang lain untuk
sempatan untuk ikut ambil bagian dalam memajukan sekolah. Komitmen dan
tugas-tugas dan tanggung jawab, dan juga motivasi kerja itu juga selalu disegarkan
mengikuti pelatihan-pelatihan. Dengan melalui kegiatan-kegiatan rohani seperti
memberikan kepercayaan kepada para refleksi dan rekoleksi.
guru dan karyawan maka terciptalah suatu Kepala sekolah mempunyai cita-cita
relasi dan komunikasi yang akrab. Ralasi besar untuk menata kembali SD Kanisius
antara kepala sekolah dengan para guru Sengkan yang sedang mengalami masa-

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014


Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala − 129
Tukiman, Cepi S. Abdul Jabar

masa sulit. Menata sekolah bukan hanya lah, kepala sekolah pertama-tama mening-
secara fisik saja tetapi juga non fisik. Untuk katkan mutu guru, kemudian meningkat-
menata kembali sekolah dan keluar dari kan mutu pendampingan anak dan meng-
masa-masa sulit dibutuhkan ide-ide kreatif gunakan waktu efektif sekolah semaksimal
dan inovatif dari kepala sekolah. Te- mungkin. Dan untuk menambah daya tarik
robosan-terobosan baru mulai dibuat oleh sekolah, SD Kanisius Sengkan memberi
kepala sekolah. Pertama-tama kepala perhatian yang besar pada pendidikan
sekolah meningkatkan mutu sumber daya ekstrakurikuler. Hasil peningkatan mutu
manusia, khususnya guru dan karyawan. sekolah ini sangat dirasakan oleh wali
Memberikan kesempatan kepada para murid yang merasa puas dan sesuai
guru dan karyawan untuk studi lanjut dan dengan harapannya.
mengembangkan kreativitasnya. Selanjut- Penelitian implentasi kepemimpinan
nya kepala sekolah melengkapi sarana dan transformatif kepala sekolah ini dilaksana-
prasarana agar proses belajar dan mengajar kan di SD Kanisius Sengkan. Dimensi
semakin maksimal. Membuka kerja sama kepeminpinan transformatif yang diteliti
dengan pihak lain untuk mendukung pe- meliputi empat komponen seperti yang
ningkatan pelayanan pendidikan. Dan juga dikembangkan oleh Bass dan Riggio (2006:
memberi perhatian pendidikan bagi anak- 6-7) yaitu: Idealized influence, Inspirational
anak dari keluarga yang tidak mampu. motivation, Intellectual stimulation, dan
Selanjutnya agar suasana pembel- Individualized consideration.
ajaran menjadi nyaman, kepala sekolah Dalam pembahasan ini hasil pene-
juga meningkatkan kesejahteraan guru dan litian dari pertanyaan penelitian no 1 dan 2
karyawan. Dengan kesejahteraan diper- dibahas dalam prespektif dimensi idealized
hatikan maka para guru dan karyawan influence. Hasil penelitian dari pertanyaan
dapat bekerja dengan nyaman. Dan kalau penelitian no 3 dibahas dalam prespektif
para guru dan karyawan dapat bekerja dimensi inspirational motivation. Hasil pene-
secara nyaman maka suasana kelas pun litian dari pertanyaan penelitian no 4 di-
menjadi nyaman dan anak-anak akan da- bahas dalam prespektif dimensi intellectual
pat belajar dengan nyaman pula. Dengan stimulation. Dan hasil penelitian dari
suasana belajar yang nyaman, anak-anak pertanyaan penelitian no 5 dan 6 dibahas
akan lebih mudah diarahkan dan dapat dalam prespektif dimensi individualized
meraih prestasi secara optimal. consideration. Selanjutnya pembahasan ter-
Kepala sekolah memberikan perhati- sebut adalah sebagai berikut:
an dan penghargaan kepada para guru,
karyawan dan para siswa. Perhatian kepala Dimensi Idealized Influence
sekolah kepada para guru, karyawan dan Kepala sekolah menciptakan suasana
siswa berupa kehadiran dan sapaan pri- keterbukaan dalam lingkungan sekolah se-
badi. Sementara itu penghargaan yang hingga masing-masing pribadi bisa saling
diberikan kepala sekolah berupa pening- mengenal satu dengan yang lain. Kepala
katan honorarium, ucapan terimakasih dan sekolah mampu mengambil keputusan
syukur bersama, melibatkan diri dalam yang terbaik untuk kepentingan sekolah
setiap kegiatan dan rekreasi bersama. yang di dasarkan pada pertimbangan-
Dengan perhatian dan penghargaan yang pertimbangan nilai yang dipercayainya.
diberikan kepala sekolah tersebut para Kepala sekolah membangun rasa
guru merasa diakui keterlibatannya dalam percaya diri dan saling percaya antara
mengembangkan sekolah dan lebih dari itu kepala sekolah dengan para guru dan
para guru, karyawan dan para siswa di- karyawan. Kepercayaan itu dibangun ter-
wongke. utama melalui teladan hidup kepala sekol-
Kepala sekolah sebagai ujung tombak ah sendiri yang dapat dipercaya. Kepala
atau pengemudi yang menentukan arah sekolah selalu mengusahakan kesesuaian
sekolah. Untuk meningkatkan mutu seko- antara apa yang dikatakan dengan apa

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014


130 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

yang dilakukan. Kepala sekolah juga me- Here, managers are exemplary role models for
miliki keberanian untuk melalukan per- associates. They can be trusted and respected by
ubahan demi kemajuan sekolah. Kepala associate”. (diakses tgl 17 Juni 2013 dari
sekolah menjadi agen perubahan (Agents of http://www.iojes.netuserfiles hal. 585)
change). Bahkan kepala sekolah memiliki
kepercayaan diri yang kuat dalam meng- Dimensi Inspirational Motivation
hadapi resiko dari keputusan yang di- Dalam dimensi ini kepala sekolah se-
ambilnya. lalu meberikan tantangan-tantangan baru
Untuk membangun kepercayaan da- kepada para guru dan karyawanya untuk
lam diri para guru dan karyawan, kepala semakin berkembang. Kepemimpinan ke-
sekolah memberikan kesempatan untuk pala sekolah mampu menginspirasi para
mengeluarkan pendapat, memberikan ke- guru, karyawan dan siswa untuk meraih
sempatan untuk ikut ambil bagian dalam prestasi secara optimal. Selain itu kepala
tugas-tugas dan tanggung jawab, dan juga sekolah mampu menumbuhkan komitmen
mengikuti pelatihan-pelatihan. Dengan dalam diri para guru dan karyawan untuk
memberikan kepercayaan kepada para bekerja dengan antuasias dan optimisme
guru dan karyawan maka terciptalah suatu yang tinggi.
relasi dan komunikasi yang akrab. Ralasi Situasi SD Kanisius Sengkan yang
antara kepala sekolah dengan para guru memprihatinkan tidak membuat kepala
dan karyawan bukan pertama-tama relasi sekolah menjadi putus asa dan menyerah.
antara atasan dan bawahan melainkan Situasi memprihatinkan itu mejadi tan-
terbangun relasi sebagai teman, sahabat tangan bagi kepala sekolah untuk mem-
yang berjalan bersama untuk meraih buat sekolah menjadi lebih baik dan ber-
prestasi. prestasi. Didorong oleh keyakinan bahwa
Kepercayaan yang diberikan kepala SD Kanisius harus tetap hidup, maju dan
sekolah kepada para guru dan karyawan berkembang, kepala sekolah membangun
mengandung tanggung jawab maka selalu kembali sekolah ini. Kepala sekolah ber-
diadakan evaluasi dan supervisi untuk usaha membawa para guru dan karyawan
melihat tingkat kegagalan dan keber- ke arah idealisme yang tinggi. Sekolah
hasilan tanggung jawab tersebut. Evaluasi tidak asal jalan tetapi mempunyai visi yang
dan supervisi yang dilakukan terutama harus dicapai dan meyakinkan para guru
melalui buku refleksi yang selalu dibuat dan karyawan bahwa cita-cita itu pasti
oleh para guru dan karyawan setiap hari. akan tercapai.
Dari refleksi tersebut dibuat tindakan Agar sekolah dapat keluar dari masa-
konkret untuk kemajuan bersama. masa sulit, kepala sekolah mengajak para
Hasil penelitian ini sejalan dengan guru dan karyawan untuk selalu berjuang
pendapat Aydin Balyer dalam peneliti- bersama. Kepala sekolah memotivasi para
annya yang berjudul Transformational guru dan karyawan agar memiliki komit-
Leadership Behaviors of School Principals: A men dan antusiasme yang tinggi dalam
Qualitative Research Based on Teachers’ bekerja. Untuk itu kepala sekolah me-
Perceptions, melihat kepala sekolah me- nanamkan nilai-nilai kebersamaan, rasa
rupakan sosok ideal yang dapat dijadikan memiliki (sense of belonging) dan rasa ber-
panutan bagi guru dan karyawan. Dalam tanggung jawab (sense of responsibility)
dimensi ini perilaku kepala sekolah dapat untuk membangun nama baik sekolah
menumbuhkan rasa kagum, hormat dan kepada para guru dan karyawan. Para
percaya dari orang-orang yang dipimpin- guru dan karyawan diajak untuk bekerja
nya. “Idealized influence is defined as meeting bukan hanya pertama-tama demi finansial
the needs of others before their own personal melainkan pengabdian dan hadir untuk
needs, avoiding the use of power for personal anak. Komitmen ini menjadi budaya kerja
gain, demonstrating high moral standards, and bagi para guru dan karyawan sehingga
setting challenging goals for their followers.

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014


Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala − 131
Tukiman, Cepi S. Abdul Jabar

dalam bekerja para guru dan karyawan pendidikan bagi anak-anak dari keluarga
dapat saling mendampingi dan membesar- yang tidak mampu. Selanjutnya agar sua-
kan satu dengan yang lain untuk me- sana pembelajaran menjadi nyaman,
majukan sekolah dan meraih prestasi yang kepala sekolah juga meningkatkan kesejah-
setinggi-tingginya. teraan guru dan karyawan. Dengan ke-
Demikian juga Balyer dalam pe- sejahteraan diperhatikan maka para guru
nelitiannya yang berjudul “Transformational dan karyawan dapat bekerja dengan
Leadership Behaviors of School Principals: A nyaman. Dan kalau para guru dan karya-
Qualitative Research Based on Teachers’ wan dapat bekerja secara nyaman maka
Perceptions” melihat kepala sekolah dapat suasana kelas pun menjadi nyaman dan
memotivasi seluruh guru dan karyawan- anak-anak akan dapat belajar dengan
nya untuk memiliki komitmen terhadap nyaman pula. Dengan suasana belajar yang
visi organisasi dan mendukung semangat nyaman, anak-anak akan lebih mudah
team dalam mencapai tujuan-tujuan pen- diarahkan dan dapat meraih prestasi secara
didikan di sekolah. “Inspirational motivation optimal.
is to motivate and inspire those around them by Balyer dalam penelitiannya yang ber-
displaying enthusiasm and optimism, involv- judul “Transformational Leadership Behaviors
ing the followers in envisioning attractive of School Principals: A Qualitative Research
future states, communicating high expecta- Based on Teachers’ Perceptions” melihat
tions, and demonstrating commitment to the kepala sekolah dapat menumbuhkan krea-
shared goals. It describes managers who tivitas dan inovasi dalam diri para guru
motivate associates to commit to the vision of dan karyawan dengan mengembangkan
the organization. Managers with inspirational pemikiran kritis dan pemecahan masalah
motivation encourage team spirit to reach untuk menjadikan sekolah ke arah yang
goals”. (diakses tgl. 17 Juni 2013 dari http:// lebih baik. “Intellectual stimulation means the
www.iojes.netuserfile. Balyer, 2012: 585). leader’s consistent effort to stimulate followers
to be innovative and creative as well as the
Dimensi Intellectual Stimulation leader’s effort to encourage followers to
Kepala sekolah SD Kanisius Sengkan question assumptions and to reframe problems
mempunyai cita-cita besar untuk menata and approach them in new ways. Managers
kembali sekolah yang sedang mengalami with intellectual stimulation promote critical
masa-masa sulit. Untuk menata kembali thinking and problem solving to make the
sekolah dan keluar dari masa-masa sulit organization better”. (diakses tgl. 17 Juni
dibutuhkan ide-ide kreatif dan inovatif 2013 dari http://www.iojes.netuserfile Balyer,
dari kepala sekolah. Terobosan-terobosan 2012: 587)
baru mulai dibuat oleh kepala sekolah.
Pertama-tama kepala sekolah meningkat- Dimensi Individualized Consideration
kan mutu sumber daya manusia, khusus- Dalam melaksanakan kepemimpin-
nya guru dan karyawan. Memberikan annya kepala sekolah SD Kanisius Sengkan
kesempatan kepada para guru dan karya- memberikan perhatian dan penghargaan
wan untuk mengembangkan kreativitas- kepada para guru, karyawan dan para
nya. Kepala sekolah mengharapkan agar siswa. Pertahian kepala sekolah kepada
para guru dan karyawan untuk terus para guru, karyawan dan siswa berupa
belajar, mengembangkan diri sepanjang sapaan pribadi, dukungan dan bombongan.
hidupnya. Kepala sekolah memberikan perlindungan
Selanjutnya kepala sekolah meleng- kepada para guru, karyawan dan para
kapi sarana dan prasarana agar proses siswa. Menciptakan rasa aman dan
belajar dan mengajar semakin maksimal. nyaman dalam diri para guru, karyawan
Membuka kerja sama dengan pihak lain dan para siswa sehingga proses belajara
untuk mendukung peningkatan pelayanan dan mengajar dapat berjalan dengan baik.
pendidikan. Dan juga memberi perhatian

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014


132 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Kepala sekolah mampu menangkap sekolah. Nilai-nilai luhur yang diperjuang-


dan menampung aspirasi dan kebutuhann kan tersebut meliputi: keyakinan, optimis-
para guru, karyawan dan para siswa. Salah me, keterbukaan, kedisiplinan, rasa me-
satu kebutuhan para guru dan karyawan miliki, kesabaran, kejujuran, dan ke-
adalah penghargaan atas dedikasinya nyamanan. Nilai-nilai luhur tersebut tidak
kepada sekolah. Penghargaan yang diberi- hanya difahami melainkan juga dihayati
kan kepala sekolah berupa peningkatan dan diamalkan dalam kehidupan kepala
honorarium, ucapan terimakasih dan sekolah.
syukur bersama, melibatkan diri dalam Kepala sekolah SD Kanisius Sengkan
setiap kegiatan dan rekreasi bersama. membangun rasa saling percaya di antara
Dengan perhatian dan penghargaan yang para guru dan karyawan dengan cara;
diberikan kepala sekolah tersebut para memberikan teladan melalui cara hidup-
guru merasa diakui keterlibatannya dalam nya, memberikan kesempatan dan ke-
mengembangkan sekolah dan lebih dari itu bebasan untuk berpendapat, memberikan
para guru, karyawan dan para siswa di- kepercayaan dan tanggung jawab dalam
wongke. Dan ketika para guru serta karya- tugas, mengadakan evaluasi dan supervisi.
wan merasa diterima dan diakui keterlibat- Dengan saling mempercayai maka tumbuh
annya, mereka akhirnya mempunyai dedi- saling menghormati dan menghargai satu
kasi untuk mengabdi, rasa memiliki dan dengan yang lain. Kepala sekolah menjadi
rasa bertanggungjawab untuk terus me- sosok yang dapat diteladan dan dipercayai
majukan SD Kanisius meraih prestasi yang oleh para guru, karyawan dan para siswa.
tinggi. Kepala sekolah SD Kanisius Sengkan
Hal ini senada dengan yang diung- membangun motivasi dalam diri para guru
kapkan oleh Balyer dalam penelitiannya dan karyawan dengan cara; menumbuhkan
yang berjudul “Transformational Leader- motivasi dalam diri sendiri, berjuang ber-
ship Behaviors of School Principals: A sama-sama, hadir untuk anak-anak, meng-
Qualitative Research Based on Teachers’ adakan refleksi dan rekoleksi bersama.
Perceptions”. Balyer menegaskan; “Indivi- Keteladanan hidup kepala sekolah dapat
dualized consideration represents the menjadi sumber inspirasi bagi para guru,
leader’s consistent effort to treat each karyawan dan siswa untuk bekerja secara
individual as a special person and act as a optimal dan antusias.
coach and mentor who continually Kepala sekolah SD Kanisius Sengkan
attempts to develop his or her followers’ menggali ide-ide kreatif dan inovatif untuk
potential. Managers with individual memecahkan masalah yang dihadapi seko-
consideration encourage associates to reach lah dengan cara; memberikan peluang dan
goals that help both the associates and the kebebasan kepada guru dan karyawan un-
organization”. (diakses tgl. 17 Juni 2013 tuk berkreasi, meningkatkan mutu sumber
dari http://www.iojes.netuserfile Balyer, 2012: daya manusia, melengkapi sarana dan
587) prasarana sekolah, meningkatkan pendam-
pingan siswa, meningkatkan kesejahteraan
Simpulan dan Saran guru dan karyawan. Dan kepala sekolah
Simpulan selalu memberikan tantangan baru kepada
para guru, karyawan dan siswa untuk
Penelitian tentang implementasi ke- terus berkembang mencapai prestasi yang
pemimpinan transformasional kepala seko- optimal.
lah dalam meningkatkan mutu sekolah di Kepala sekolah SD Kanisius Sengkan
SD Kanisius Sengkan dapat disimpulan memberikan perhatian dan penghargaan
sebagai berikut: kepada guru, karyawan dan siswa melalui
Kepala sekolah SD Kanisius Sengkan kehadirannya dalam setiap kegiatan seko-
memiliki nilai-nilai luhur yang diyakini lah, memberikan apresiasi dan dukungan
dan diperjuangkan untuk membangun serta peningkatan honorarium. Kepala

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014


Implementasi Kepemimpinan Transformasional Kepala − 133
Tukiman, Cepi S. Abdul Jabar

sekolah memperhatikan dan meningkatkan Kepemimpinan memegang peranan


kesejahteraan para guru dan karyawan. yang sangat penting dalam sebuah orga-
Kepala sekolah SD Kanisius Sengkan nisasi, termasuk dalam bidang pendidikan.
meningkatkan mutu sekolah melalui: pe- Kepemimpinan sangat berperan dalam
ningkatan mutu guru dan karyawan, me- mengusahakan perubahan ke arah yang
ningkatkan mutu pendampingan siswa, lebih baik. Salah satu model kepemimpin-
dan meningkatkan mutu ekstrakurikuler. an yang dapat berperan dalam mengusaha-
Kepala sekolah juga membuka kerjasama kan perubahan adalah kepemimpinan
dengan pihak-pihak lain untuk pengem- transformasional.
bangan dan peningkatan mutu sekolah. Berdasarkan kesimpulan dari pene-
litian tentang implementasi kepemimpinan
Saran transformasional kepala sekolah SD
Implementasi kepemimpinan trans- Kanisius Sengkan, kepala sekolah sangat
formasional kepala sekolah SD Kanisius berperan dalam mengusahakan perubahan
Sengkan secara umum sudah baik. Kepala ke arah yang lebih baik. Kepala sekolah
sekolah telah mampu membawa per- memiliki keberanian untuk melakukan
ubahan ke arah yang lebih baik. Kepala perubaham menuju tingkat prestasi yang
sekolah juga telah mampu membentuk lebih tinggi. Keberanian itu tumbuh dari
budaya kerja yang dijiwai oleh semangat keyakinan akan nilai-nilai luhur yang
kerjasama dan pengabdian. Namun ada dihayatinya. Kepala sekolah juga mampu
beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh membangkitkan semangat kerjasama, di-
kepala sekolah agar apa yang telah dicapai siplin dan motivasi para guru, karyawan
saat ini terus dapat dikembangkan. dan siswa untuk bekerja secara optimal.
Beberapa hal yang dapat menjadi Kepala sekolah mampu membangun ke-
saran antara lain: sadaran berorganisasi dengan cara me-
Kepala sekolah perlu melakukan re- numbuhkan rasa memiliki (sense of belong-
generasi untuk mempersiapkan kepe- ing) dan rasa bertanggung jawab (sense of
mimpinan berikutnya agar tidak terjadi responsibility) dalam diri para guru, karya-
krisis kepemimpinan lagi. wan dan siswa serta membangun kemauan
Kepala sekolah hendaknya terus ber- atau antusiasme yang kuat untuk meraih
usaha menanamkan nilai-nilai Kanisius prestasi setinggi-tingginya.
kepada para guru, karyawan dan siswa Kepemimpinan transformasional me-
agar outcome yang dihasilkan mempunyai rupakan salah satu model kepemimpinan
karakter baik. yang dapat menciptakan perubahan.
Kepala sekolah perlu terus mem- Dengan demikian kepemimpinan transfor-
berikan tantangan-tantangan baru kepada masional diharapkan dapat menjadi solusi
para guru, karyawan dan siswa agar pres- untuk mengatasi krisis kepemimpinan
tasi sekolah tetap dapat dipertahankan. yang terjadi, khususnya kepemimpinan
Kepala sekolah perlu terus meng- dibidang pendidikan. Namun kepemim-
usahakan kualitas ekstrakurikuler sebagai pinan transformasional tetap memiliki
salah satu daya tarik sekolah. kekurangan, yaitu sangat tergantung dari
Melihat semakin banyaknya orang pribadi pemimpin. Kepemimpinan trans-
tua yang berminat meyekolahkan anaknya fomasional akan sangat efektif bila di-
di SD Kanisius Sengkan kepala sekolah jalankan oleh seorang pribadi yang kuat,
hendaknya terus mengusahakan pening- pribadi yang memiliki nilai-nilai luhur
katan mutu guru. yang dihayati dan memiliki visi yang jelas
Kepala sekolah bisa membuka kerja- tentang kepemimpinan.
sama dengan pihak lain, khususnya para
alumni untuk meningkatkan mutu sekolah
yang berkelanjutan.

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014


134 − Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan

Daftar Pustaka Sadler, P. (1997). Leadership. London: Kogan


Balyer. A. (2012). Transformational leadership Page Limited.
behavior of school principals a quali- Sergiovanni, T. J. (1991). The principalship a
tative research based on teachers’ reflective practice perspective. 2.ed.
perception. diakses tgl 17 Juni 2013 Boston: Allyn and Bacon A
dari http://www.iojes.netuserfile. hal. Devision of Simon & Schuster. Inc.
586-587.
Simic. I. (1999). Tranfomational leadership-
Bass, B. M & Ronald E. R. (2006). the key to successful management
Transformational leadership (2 ed). of transformational organizational
Mahwah, New Jersey: Lawrence changes. Faculty of economics,
Erlbaum Associate Publishers. university of Nis. Udc 65.012.3.
Departemen Tenaga Kerja. (1986). diambil pada tanggal 25 Mei 2013
Peningkatan mutu terpadu. Jakarta: dari http://facta.junis.ni.ac.rs/.
Pusat Produktivitas Nasional. Starratt, R. J. (2007). Menghadirkan pemimpin
Depdiknas. (2002). Manajemen berbasis visioner, kiat menegaskan peran
sekolah untuk sekolah dasar. Jakarta: sekolah. Yogyakarta: Kanisius.
Depdiknas, Direktorat Jenderal UU No 22 tahun 1999 tentang Otonomi
Pendidikan Dasar dan Menengah. Pemerintah Daerah.
Fatchul Mu’in. (2011). Pendidikan karakter, UU No 25 tahun 1999 tentang Perimbangan
konstruksi teori dan prakatik. Keuangan antara Pemerintah Daerah
Yogyakarta: AR-Ruzz Madia. dan Pusat.
Husaini Usman. (2008). Manajemen; teori, Wahjosumidjo. (2011). Kepemimpinan kepala
praktik & riset pendidikan, ed 2. sekolah, tinjauan teori dan
Jakarta: Bumi Aksara. permasalahannya. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Miles, M. B. & Huberman A. M. (1994).
Quantitative data analisis ed 2. Wuradji. (2009). The educational leadership,
London: Sage Publication. kepemimpinan transformatif.
Yogyakarta: Gama Media.
Mulyasa. (2011). Manajemen berbasis sekolah;
konsep, strategi dan implementasi. Yayasan Pendidikan Kanisius. (2010). Buku
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. kenangan 20 tahun tk dan 40 tahun sd
kanisius sengkan; menggapai cita-cita
_________ (2009). Menjadi kepala sekolah dalam keterbatasan.
profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Yayasan Pendidikan Kanisius. (2011).
Rencana kerja sd kanisius sengkan
_________ (2011). Manajemen & tahun pelajaran 2011 – 2012 s/d tahun
kepemimpinan kepala sekolah. pelajaran 2014 – 2015.
Bandung: PT Remaja Rosadakarya.

Jurnal Akutabilitas Manajemen Pendidikan Volume 2, Nomor 1, 2014

Anda mungkin juga menyukai