Anda di halaman 1dari 17

Makalah

Biaya Overhead Pabrik

Dosen Pengampu : Yuliusman, S.E., M.Si., Ak.

Nama : Ayu Marsela

Nim : C0C020007

Mata Kuliah : Akuntansi Biaya

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Prodi D-III Akuntansi

Universitas Jambi
KATA PENGANTAR

Alhamdulilahi Rabbil’alamin, kami panjatkan puji syukur kepada Allah SWT. Tuhan
semesta alam yang telah melimpahkan karuniaNya kepada kita semua, sehingga dengan berkat
dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.Shalawat serta
salam tak lupa pula kami kirimkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang
telah membawa kita dari zaman kegelapan menujun zaman yang terang benderang yang dihiasi
oleh imam, islam dan ihsan. Dan tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada bapak Yuliusman, S.E., M.Si., Ak.. yang telah memberi kami tugas untuk membuat
makalah ini. Dan kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang telah membantu kami.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kami dan kita semua. Makalah ini berisikan
tentang Biaya Overhead Pabrik. Kami menyadari sepenuhnya banyak kekurangan dan
keterbatasan, meskipun telah di sertai dengan usaha yang maksimal sesuai dengan kemampuan
yang telah kami miliki. Oleh karna itu, segala saran dan kritik yang membangun sangat di
harapkan untuk perbaikan makalah yang akan datang. Dengan ini kami berharap semoga
makalah ini semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin ya Rabbil’alamin.
DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR i

DAFTAR PUSTAKA ii

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1


1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan 1

BAB II PEMBAHASAN 2

2.1 Penggolongan Biaya Overhead Pabrik 2

2.2 Penentuan tarif biaya pverhead pabrik 4

2.3 Pembebanan biaya overhead pabrik 8

2.4 Pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya 9

2.5 Perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik 10

BAB III PENUTUPAN 13

3.1 Kesimpulan 13

3.2 Saran 13

DAFTAR RUJUKAN 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam suatu perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan, biaya overhead pabrik
dibebankan pada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka. Alasan pembebanan biaya overhead
pabrik pada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka ialah pembebanan biaya overhead pabrik
atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi sering kali mengakibatkan perubahan harga pokok per
satuan produk yang dihasilkan dari bulan satu ke bulan yang lain. (Mulyadi, 2014)
Harga pokok produksi persatuan dapat mengalami fluktuasi apabila biaya overhead pabrik
sesungguhnya dibebankan kepada produk. Kenaikan harga pokok produksi tersebut terjadi karena
perubahan tingkat produksi dari bulan ke bulan, perubahan tingkat efisiensi produksi, adanya biaya
overhead pabrik yang terjadi secara sporadik (menyebar tidak merata selama jangka waktu setahun),
dan biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu-waktu tertentu.
Perusahaan dalam menghitung harga pokok produksi menggunakan metode harga pokok pesanan,
sehingga manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan
selesai dikerjakan. Sementara biaya overhead pabrik baru diketahui jumlahnya setiap akhir bulan atau
akhir tahun. Hal tersebut juga merupakan alasan mengapa pembebanan biaya overhead pabrik pada
produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka. (Mulyadi, 2014)
Dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik kita dapat menggunakan Metode Langsung, Metode
Bertahap atau Metode Aljabar. Metode langsung adalah metode yang dialokasikan ke dalam
depertemen produksi tanpa melalui depertemen pembantu lainnya, Metode bertahap adalah metode
yang alokasinya tidak bertimbal balik, sedangkan metode aljabar adalah metode alokasi yang
bertimbal-balik. (R.A. Supriyono, 1983)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penggolongan biaya overhead pabrik?
2. Bagaimana penentuan tarif biaya overhead pabrik?
3. Bagaimana pembebanan biaya overhead pabrik?
4. Bagimana pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya?
5. Apa dan bagaimana perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami penggolongan biaya overhead pabrik
2. Mengetahui dam memahami tarif biaya overhead pabrik
3. Menegtahui dan memahami pembebanan biaya overhead pabrik
4. Mengetahui dan memahami pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya
5. Mengetahui dan memahami perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penggolongan biaya overhead pabrik

1. Berdasarkan Sifatnya

 Biaya Bahan Penolong

Biaya bahan penolong adalah biaya bahan yang dipakai untuk membantu penyelesaian suatu
produk yang jumlahnya relative kecil, sehingga biaya tersebut digolongkan ke dalam biaya produksi
tidak langsung.

Misalnya seperti lem atau perekat pada perusahaan percetakan, pernis, dan paku pada perusahaan
mebel.

 Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung

Biaya tenaga kerja tidak langsung adalah biaya tenaga kerja yang diberikan kepada pekerja atau
karyawan yang tidak menangani secara langsung dalam proses produksi. Misalnya seperti gaji direksi
produksi, gaji karyawan pada departemen pembantu, dan upah mandor.

 Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Pabrik

Biaya penyusutan aktiva tetap pabrik adalah biaya penyusutan terhadap aktiva atau asset tetap
yang dipakai di pabrik untuk penyelesaian produk, baik secara langsung atau pun tidak langsung.
Misalnya seperti penyusutan mesin pabrik, penyusutan gedung pabrik, penyusutan kendaraan pabrik,
dan penyusutan barang inventaris lainnya.

 Biaya Reparasi dan Pemeliharaan

Biaya reparasi dan pemeliharaan adalah biaya dikeluarkan untuk perbaikan dan perawatan mesin
dan juga peralatan pabrik.

 Biaya Asuransi Pabrik

Biaya asuransi pabrik adalah biaya yang dikeluarkan untuk membagi resiko yang mungkin akan
terjadi dalam proses produksi di pabrik. Misalnya seperti asuransi gedung pabrik, asuransi tenaga
kerja pabrik, dan lain sebagainya.
 Biaya Jasa Kepada Pihak Lain

Biaya jasa kepada pihak lain adalah biaya yang muncul atau ditimbulkan karena penggunaan jasa
kepada pihak lain guna penyelesaian dan juga kelancaran proses produksi. Misalnya seperti biaya
reparasi mesin pabrik, biaya listrik dan air untuk pabrik, dan lain sebagainya.

 Biaya-biaya lain yang Sifatnya Tidak Langsung

Adalah biaya yang berkaitan dengan proses produksi yaitu biaya yang dikeluarkan pada
departemen pembantu. Misalnya seperti gaji mandor bagian gudang bahan baku dan cadangan
pembangkit listrik (disel).

2. Berdasarkan Perilaku Terhadap Produksi

 BOP Variabel

Adalah biaya overhead pabrik yang bertambah dan juga berkurang sebanding dengan perubahan
volume produksi. Sehingga BOP per unit akan selalu sama atau tetap, meskipun terdapat perubahan
pada volume produksi. Misalnya seperti biaya bahan penolong.

 BOP Tetap

Adalah biaya yang jumlahnya tatap atau sama dan pada batas-batas tertentu tidak akan
terpengaruh oleh perubahan volume produksi.

Sehingga jumlahnya akan selalu tetap meskipun volume produksi mengalami perubahan,
sebaliknya BOP per unit akan selalu berubah, berbanding terbalik dengan perubahan volume
produksi.

Misalnya seperti biaya penyusutan mesin pabrik, penyusutan gedung pabrik, dan lain sebagainya.

 BOP Semi Variabel

Adalah biaya overhead pabrik yang jumlahnya berubah secara proporsional dengan perubahan
jumlah produksi. Biaya ini mengandung unsur variabel dan tetap. Misalnya seperti biaya mandor
bagian produksi, biaya listrik, dan lain sebagainya.

3. Berdasarkan Hubungan dengan Departemen


 BOP Langsung Departemen

Adalah biaya overhead pabrik yang terjadi dalam departemen tertentu dan manfaatnya hanya
dinikmati oleh departemen tertentu. Misalnya BOP yang ada di departemen perakitan adalah BOP
langsung yang ada di departemen perakitan.

 BOP Tidak Langsung Departemen

Adalah biaya overhead pabrik manfaatnya dinikmati oleh lebih dari satu departemen. Misalnya
seperti beban penyusutan gedung pabrik yang didistribusikan ke departemen produksi.

2.2 Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik

Dalam menetapkan besarnya BOP yang dibebankan pada produk suatu perusahaan didasarkan
pada tariff yang sudah ditentukan di awal. Besar biaya overhead pabrik tidak berdasarkan BOP yang
sesungguhnya terjadi.

Penentuan tarif tersebut didasarkan pada beberapa sifat dari biaya overhead pabrik. Penentuan sifat
tersebut adalah sebagai berikut.

 Terdapat BOP yang terjadinya tidak menentu atau tidak merata pada setiap bulannya.

Sehingga jika didasarkan pada biaya yang sesungguhnya terjadi akan mengakibatkan harga produksi
menjadi lebih besar ketika terjadi pengeluaran.

BOP serta harga pokok produk akan rendah ketika tidak terjadi pengeluaran biaya overhead pabrik.
Misalnya seperti biaya reparasi mesin atau perbaikan peralatan pabrik.

 Terdapat BOP yang bersifat tetap.

Sehingga jika didasarkan pada biaya yang sesungguhnya terjadi akan berakibat pembebanan BOP yang
mana biaya per unit akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan volume produksi setiap periode.

Maka ketika volume produksi rendah biaya overhead pabrik per unit akan lebih besar dan sebaliknya.

 Terdapat BOP yang jumlahnya baru diketahui ketika waktu-waktu tertentu.


Sehingga perubahan BOP pada produk tertentu sudah selesai akibatnya harga pokok produksi yang
selesai pada pertengahan bulan tidak dibebani BOP yang belum diketahui jumlahnya. Misalnya biaya
listrik pabrik.

Berdasarkan sifat-sifat tersebutlah kenapa BOP ditentukan berdasarkan tarif bukan pada biaya yang
sesungguhnya terjadi.

Langkah – Langkah Menentukan BOP dengan Tarif Tunggal

Untuk bisa menentukan besarnya tariff biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk perlu
dilakukan beberapa langkah berikut ini.

1. Menyusun Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Dalam melakukan penyusunan anggaran BOP harus diperhatikan tingkat produksi atau kapasitas
yang dipakai sebagai dasar penaksiran jumlah anggaran BOP. Kapasitas tersebut adalah sebagai berikut.

Kapasitas Teoritis (Kapasitas Ideal), adalah kapasitas maksimal yang bisa dihasilkan oleh suatu
departemen atau pabrik dalam kondisi yang sempurna tanpa adanya hambatan baik itu dari internal atau
dari eksternal perusahaan.

Kapasitas Praktis (Kapasitas Realistis), adalah kapasitas yang bisa dicapai oleh departemen
setelah diperhitungkan adanya berbagai hambatan yang tidak bisa dihindarkan dari internal perusahaan.
Misalnya seperti kerusakan, kehabisan bensin, dan lain sebagainya.

Kapasitas Normal (Kapasitas Jangka Panjang), adalah kapasitas yang bisa dicapai oleh
departemen atau pabrik setelah dikurangi dengan berbagai hambatan yang terjadi pada internal
perusahaan untuk jangka panjang.

Kapasitas Jangka Pendek, adalah kapasitas sesungguhnya yang diharapkan. Oleh karena itu,
kapasitas jangka pendek adalah kapasitas yang diprediksi-kan bisa dicapai oleh departemen pada tahun
yang akan datang selama 1 tahun.

Dalam praktiknya, perusahaan kebanyakan menggunakan kapasitas normal dan kapasitas


sesungguhnya diharapkan.

2. Menentukan Dasar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Pada Produk


Sebagaimana sudah diuraikan sebelumnya bahwa langka awal dalam penentuan tariff BOP adalah
menyusun anggaran BOP. Sedangkan dasar penyusunan anggaran BOP adalah kapasitas normal atau
kapasitas sesungguhnya yang diharapkan.

Maka dasar yang dipakai untuk pembebanan BOP pada produksi adalah satuan produksi, biaya
bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, dan jam mesin.

3. Menghitung Tarif Biaya Overhead Pabrik

Dalam menghitung tariff BOP yang sudah ditetapkan atau ditentukan, tariff BOP bisa dihitung
sesuai dengan dasar pembebanan masing-masing, yaitu sebagai berikut.

 Atas dasar satuan produk

Untuk dapat menentukan tarif BOP atas dasar satuan produk maka bisa dihitung dengan cara
membagi taksiran biaya overhead pabrik dengan jumlah satuan yang dihasilkan dan hasilnya adalah tarif
BOP per unit produksi. Apabila dirumuskan adalah sebagai berikut:

Rumusan BOP yang dibebankan pada produk:

 Atas dasar biaya bahan baku

Untuk dapat menentukan tariff BOP atas dasar biaya bahan baku bisa dihitung dengan cara
membagi taksiran BOP dengan taksiran biaya bahan baku yang dinyatakan dengan persentase. Dan
hasilnya adalah tariff BOP dalam % dari biaya bahan baku.

 Atas dasar biaya tenaga kerja langsung


Jika tarif BOP didasarkan pada biaya tenaga kerja langsung maka tariff tersebut dihitung dengan
cara membagi taksiran biaya overhead pabrik dengan taksiran biaya tenaga kerja langsung yang
dinyatakan dalam persentase dengan rumus.
 Atas dasar jam tenaga kerja langsung

Jika tariff BOP ini didasarkan pada jam tenaga kerja langsung, maka tariff tersebut bisa dihitung
dengan cara membagi taksiran BOP dengan taksiran jam kerja langsung. Untuk dapat menghitung
tariff BOP berdasarkan jam tenaga kerja langsung dapat digunakan rumus sebagai berikut.

 Atas dasar jam mesin

Jika tariff BOP didasarkan pada jam mesin, maka tariff BOP bisa dihitung dengan membagi
taksiran BOP dengan taksiran jam mesin. Berikut merupakan rumus yang digunakan.

Tarif Menghitung Selisih Biaya Overhead Pabrik

Untuk dapat menghitung analisa selisih BOP baik selisih anggaran atau selisih kapasitas
penentuan tarif BOP sering dibedakan menjadi 3 jenis yaitu sebagai berikut.

1. Tarif Total

Tarif total adalah suatu tarif BOP secara keseluruhan baik itu BOP variabel atau BOP tetap.
Rumus yang digunakan untuk menghitung tarif ini adalah sebagai berikut.

2. Tarif Tetap

Tarif tetap adalah tarif BOP yang tidak dipengaruhi oleh perubahan volume produksi. Rumus
yang digunakan untuk menghitung tarif ini adalah sebagai berikut.
3. Tarif Variabel

Tarif variabel adalah tarif BOP yang berubah sebanding dengan berubah nya volume produksi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung tarif ini adalah sebagai berikut

2.3 Pembebanan biaya overhead pabrik

Penentuan tarif biaya overhead pabrik dapat menggunakan dasar pembebanan yang dapat dipilih
dari salah satu dasar berikut ini:

1. Jumlah satuan produk.


2. Biaya bahan baku.
3. Biaya tenaga kerja langsung.
4. Jam tenaga kerja langsung.
5. Jam mesin.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan di dalam memilih dasar pembebanan biaya overhead pabrik
adalah sebagai berikut:

Memilih dasar pembebanan yang mempunyai hubungan lebih dekat dengan fungsi biaya overhead pabrik.

1. Apabila biaya overhead pabrik didominasi oleh elemen-elemen biaya yang berhubungan dengan
biaya bahan (material oriented overhead) seperti biaya sewa gudang, asuransi gudang, biaya
bahan baku penolong, maka dasar pembebanan yang lebih dekat dengan biaya overhead pabrik
adalah biaya bahan baku.
2. Apabila biaya overhead pabrik didominasi oleh elemen-elemen biaya yang berhubungan dengan
biaya tenaga kerja (labor oriented overhead) seperti biaya gaji pengawas, biaya tenaga kerja tidak
langsung, maka dasar pembebanan yang lebih dekat dengan biaya overhead pabrik adalah biaya
tenaga kerja langsung atau jam tenaga kerja langsung.
3. Apabila biaya overhead pabrik didominasi oleh elemen-elemen biaya yang berhubungan dengan
biaya penyelenggaraan fasilitas pabrik (investment oriented overhead) seperti biaya reparasi dan
pemeliharaan mesin, biaya asuransi mesin, biaya penyusutan mesin, maka dasar pembebanan
yang lebih dekat dengan biaya overhead pabrik adalah jam mesin.
4. Apabila biaya overhead pabrik relatif merata pada elemen-elemen biaya yang mempunyai
hubungan erat dengan biaya bahan, biaya tenaga kerja atau biaya penyelenggaraan fasilitas
pabrik, maka dipilih dasar pembebanan yang paling mudah penggunaannya yaitu jumlah satuan
produk.

2.4 Pengumpulan biaya overhead pabrik

Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan untuk dibandingkan dengan biaya
overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di muka. Selisih yang
terjadi antara biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk atas dasar tarif yang ditentukan di
muka dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi merupakan biaya overhead pabrik yang
lebih atau kurang dibebankan (over or under applied factory overhead cost).

Pada tahun berjalan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dikumpulkan dalam
rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya seperti pada ilsutrasi tabel 1 biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi adalah sebesar Rp10.700.000 dengan rincian seperti tercantum dalam Tabel .6.2.
Selisih biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dengan yang dibebankan kepada produk adalah
sebesar Rp200.000 (Rp10.700.000 – Rp10.500.000
Pada pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam metode full costing maka biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat dalam rekening kontrol Biaya Overhead Pabrik
Sesungguhnya. Rekening ini dirinci lebih lanjut dalam kartu biaya untuk jenis biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi.

Jurnal yang dibuat oleh PT Hasna untuk mencatat biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi
adalah sebagai berikut :

pada pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya dalam metode variable costing maka
seperti halnya dalam metode full costing, biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dicatat dalam
rekening kontrol Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya. Rekening ini dirinci lebih lanjut dalam kartu
biaya untuk jenis biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi. Karena dalam metode variable
tosting biaya overhead pabrik tetap sesungguhnya dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya,
tidak diperhitungkan ke dalam harga pokok produksi, maka biaya overhead pabrik sesungguhnya yang
telah dicatat dalam rekening Biaya Overhead Pabrik Sesungguhnya kemudian dipecah menjadi dua
kelompok biaya: biaya overhead pabrik variabel sesungguhnya dan biaya overhead pabrik tetap
sesungguhnya.

2.5 Perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik


Setiap akhir bulan biaya overhead pabrik yang kurang atau lebih dibebankan dipindahkan dari
rekening biaya overhead pabrik sesungguhnya ke rekening selisih biaya overhead pabrik. Rekening
Selisih Biaya Overhead pabrik dicantumkan dalam neraca sebagai beban yang ditangguhkan (deferred
charges) atau deferred credits. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa selisih biaya overhead pabrik yang
terjadi dalam bulan tertentu akan diimbangi dengan selisih biaya overhead pabrik pada bulan berikutnya.

Pada Gambar di bawah ini memperlihatkan pemindahan selisih biaya overhead pabrik dari rekening biaya
overhead pabrik sesungguhnya ke rekening selisih biaya overhead pabrik

Gambar Pemindahan Selisih Biaya Overhead Pabrik ke Rekening Selisih Biaya

Perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik pada akhir tahun tergantung pada penyebab
terjadinya selisih tersebut. Jika selisih tersebut disebabkan karena kesalahan dalam penghitungan tarif
biaya overhead pabrik, atau keadaan-keadaan yang tidak berhubungan dengan efisiensi operasi seperti
karena perubahan harga bahan penolong dan tarif upah tenaga kerja tidak langsung maka selisih tersebut
dibagi rata ke dalam rekening-rekening Persediaan Produk dalam Proses, Persediaan Produk Jadi, dan
Harga Pokok Penjualan. Sebagai akibatnya, harga pokok produksi yang semula berisi biaya overhead
pabrik yang diperhitungkan berdasarkan taksiran dan disesuaikan menjadi biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi.

Jika selisih biaya overhead pabrik disebabkan karena ketidakefisienan pabrik atau kegiatan
perusahaan di atas atau di bawah kapasitas normal, maka selisih tersebut harus diperlakukan sebagai
pengurang atau penambah rekening Harga Pokok Penjualan. Tidak ada alasan yang kuat untuk menaikkan
harga pokok persediaan hanya karena ketidak-efisienan atau adanya kapasitas yang tidak terpakai.
Metode perlakuan terhadap selisih biaya overhead pabrik ini seringkali digunakan tanpa
memperhatikan penyebab terjadinya selisih itu sendiri dengan alasan sebagai berikut:

 Manajemen tidak pernah mencoba menentukan penyebab terjadinya selisih biaya overhead pabrik
 Jumlah selisih tersebut relatif kecil bila dibandingkan dengan saldo rekening-rekening yang akan
dibebani dengan pembagian selisih tersebut.
 Saldo rekening-rekening Barang Dalam Proses dan Persediaan Produk Jadi biasanya relatif kecil
bila dibandingkan dengan Harga Pokok Penjualan.

Penyajian selisih biaya overhead dalam laporan rugi-laba diilustrasikan pada contoh sebagai berikut :
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pembebanan biaya overhead pabrik pada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka ialah
pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi sering kali mengakibatkan
perubahan harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dari bulan satu ke bulan yang lain. (Mulyadi,
2014)

Perusahaan dalam menghitung harga pokok produksi menggunakan metode harga pokok pesanan,
sehingga manajemen memerlukan informasi harga pokok produksi per satuan pada saat pesanan selesai
dikerjakan. Sementara biaya overhead pabrik baru diketahui jumlahnya setiap akhir bulan atau akhir
tahun. Hal tersebut juga merupakan alasan mengapa pembebanan biaya overhead pabrik pada produk atas
dasar tarif yang ditentukan dimuka. (Mulyadi, 2014)

3.2 Kritik dan Saran

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak luput dari
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang konstruktif akan senantiasa penyusun
nanti dalam upaya evaluasi diri. Akhirnya penulis hanya bisa berharap, bahwa dibalik ketidaksempurnaan
penulisan dan penyusunan makalah ini adalah ditemukan sesuatu yang dapat memberikan manfaat atau
bahkan hikmah bagi penulis, pembaca.
DAFTAR RUJUKAN

https://eprints.akakom.ac.id/1721/9/9_133210001_BAB%20I.pdf

http://akuntansis.blogspot.com/2017/12/penggolongan-biaya-overhead-pabrik.html

https://mastahbisnis.com/biaya-overhead-pabrik-bop/

https://www.dictio.id/t/bagaimana-langkah-langkah-pembebanan-tarif-biaya-overhead-pabrik/14048/2

http://akuntansis.blogspot.com/2018/01/cara-pengumpulan-biaya-overhead-pabrik-sesungguhnya.html

Sampurno Wibowo, S.E., M.Si, Yani Meilani, Akuntansi biaya, Politeknik Telkom Bandung, 2009.

Anda mungkin juga menyukai