Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASET TIDAK LANCAR

YANG DIMILIKI UNTUK DIJUAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Akuntansi


Keuangan 1

Dosen Pengampu : Asniarti S.E.I,M.Si

Disusun Oleh :

Adil Intisari Halawa (2104091002)


Esti Jernih Wati Waruwu (2104091013)
Ester Satnasari Halawa (2104091012)
Chintia Kamanisia (2104091015)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS AUDI INDONESIA

T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga penyusunan makalah yang berjudul Aset Tidak Lancar
Yang Dimiliki Untuk Dijual ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Pada
kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Akuntansi Keuangan 1 yang telah memberikan tugas terhadap
kami. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Penulis jauh dari sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari
studi yang sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan
kami, maka kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi kami pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Medan, 6 Desember 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR..................................................................................i

DAFTAR ISI.................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................2
C. Tujuan Penulisan.............................................................................2
D. Manfaat Penulisan...........................................................................3

BAB II KAJIAN TEORITIS.......................................................................4

A. Pengertian.........................................................................................4
B. Tujuan Dan Ruang Lingkup...........................................................5
C. Interpretasi Terminologi.................................................................6
D. Pengukuran Dan Pengakuan..........................................................7
E. Penyajian Dan Pengungkapan........................................................8

BAB III PENUTUP......................................................................................10

A. Kesimpulan.......................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................11

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi yang


cukup bagi pengguna laporan keuangan agar mampu membuat keputusan. Untuk
itu, laporan keuangan tidak hanya menyajikan informasi tentang kinerja entitas di
masa lalu, namun juga menyajikan informasi yang memungkinkan pengguna
dapat mengevaluasi kinerja perusahaan di masa depan dan kemampuannya
menghasilkan arus kas.

Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar,
misalnya aset tetap atau aset tidak berwujud. Dimiliki untuk dijual artinya nilai
tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan, bukan digunakan dalam kegiatan
usaha. Suatu aset yang dimiliki untuk dijual adalah ketika entitas berniat untuk
tidak menggunakan aset tersebut dalam kegiatan operasinya, namun berniat untuk
menjualnya. Aset ini diidentifikasi secara terpisah agar pengguna laporan
keuangan mendapat informasi mengenai kinerja entitas di masa depan.

Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual diatur tersendiri dalam PSAK
58 (revisi 2009) Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
dihentikan PSAK 58 berlaku untuk semua aset tidak lancar, bukan hanya aset
tunggal, namun berlaku juga untuk kelompok aset dan liabilitas terkait yang akan
dilepas dalam satu transaksi tunggal (disebut dengan istilah kelompok lepasan).
PSAK ini tidak diterapkan untuk aset tersedia untuk dijual yang diatur dengan
PSAK lain. Yang dikecualikan dalam penerapan PSAK 58 ini adalah aset yang
dinilai dengan nilai wajar, yang perubahannya diakui secara langsung di Laba
Rugi Aset tidak lancar yang dikecualikan dalam penerapan PSAK 58 ini adalah
aset pajak tangguhan, asset kaeuangan, properti investasi, dan aset biologis.
B. Rumusan Masalah

1. Apa tujuan dan ruang lingkup aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual?

2. Apa definisi yang berkaitan dengan perlakuan aset tidak lancar yang dimiliki
untuk dijual?

3. Bagaimana prinsip terkait dengan pengukuran dan pengakuan aset tidak lancar
yang dimiliki untuk dijual?

4. Bagaimana prinsip penyajian dan pengungkapan aset tidak lancar yang dimiliki
untuk dijual?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk memahami tujuan dan ruang lingkup aset tidak lancar yang dimiliki
untuk dijual.

2. Untuk memahami interpretasi terminology dan definisi yang berkaitan dengan


perlakuan aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual.

3. Untuk memahami prinsip terkait dengan pengukuran dan pengakuan aset tidak
lancar yang dimiliki untuk dijual.

4. Untuk memahami prinsip penyajian dan pengungkapan aset tidak lancar yang
dimiliki untuk dijual.

2
D. Manfaat Penulisan

Secara umum makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat


sumbangan terhadap pembelajaran Akuntansi Keuangan terutama untuk
mengetahui dan memahami tentang aset lancar yang dimiliki untuk dijual.

3
4

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian

Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar,
misalnya aset tetap atau aset tidak berwujud. Dimiliki untuk dijual artinya nilai
tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan, bukan digunakan dalam kegiatan
usaha. Suatu aset yang dimiliki untuk dijual adalah ketika entitas berniat untuk
tidak menggunakan aset tersebut dalam kegiatan operasinya, namun berniat untuk
menjualnya. Aset ini diidentifikasi secara terpisah agar pengguna laporan
keuangan mendapat informasi mengenai kinerja entitas di masa depan.

Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual diatur tersendiri dalam PSAK
58 (revisi 2009) Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
dihentikan PSAK 58 berlaku untuk semua aset tidak lancar, bukan hanya aset
tunggal, namun berlaku juga untuk kelompok aset dan liabilitas terkait yang akan
dilepas dalam satu transaksi tunggal (disebut dengan istilah kelompok lepasan).
PSAK ini tidak diterapkan untuk aset tersedia untuk dijual yang diatur dengan
PSAK lain. Yang dikecualikan dalam penerapan PSAK 58 ini adalah aset yang
dinilai dengan nilai wajar, yang perubahannya diakui secara langsung di Laba
Rugi Aset tidak lancar yang dikecualikan dalam penerapan PSAK 58 ini adalah
aset pajak tangguhan, asset kaeuangan, properti investasi, dan aset biologis.
B. Tujuan Dan Ruang Lingkup

1. Tujuan Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual

a. PSAK 58:

1) Kriteria Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual.

2) Pengukuran aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual - jumlah nilai yang
lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai wajar setelah dikurangi biaya untuk
menjual.

3) Penyusutan atas aset tersebut dihentikan.

4) Penyajian terpisah dalam Laporan Posisi Keuangan dan Laporan Laba Rugi
Komprehensif.

5) Pengungkapan.

2. Ruang Lingkup Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual

a. Aset tidak lancar adalah aset yang tidak memenuhi definisi aset lancar,
misalnya aset tetap atau aset takberwujud. Dimiliki untuk dijual artinya nilai
tercatat aset akan dipulihkan melalui penjualan, bukan digunakan dalam kegiatan
usaha.

b. Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual diatur tersendiri dalam PSAK 58
(Revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang
Dihentikan.

c. PSAK 58 mengatur:

 Akuntansi untuk aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, dan
 Penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.

5
 Berlaku untuk seluruh aset tidak lancar yang diakui dan seluruh kelompok
lepasan".

d. "Kelompok Lepasan" (disposal group): Suatu kelompok aset yang dilepaskan,


dengan dijual atau lainnya, bersama-sama sebagai kelompok dalam transaksi
tunggal dan liabilitas yang berhubungan secara langsung.

e. Termasuk aset tidak lancar yang dimiliki untuk didistribusikan kepada pemilik.
f. Pengecualian ketentuan pengukuran:

Aset pajak tangguhan (PSAK 46), Aset dari imbalan kerja (PSAK 24), aset
keuangan (PSAK 55), properti investasi dengan fair value model (PSAK 13), hak
kontraktual asuransi (PSAK 28 & 36).

g. Klasifikasi aset lancar dan tidak lancar berdasarkan PSAK 1 (rev 2009).

h. "Aset tidak lancar" tidak boleh direklasifikasi menjadi "aset lancar" sampai aset
tersebut memenuhi kriteria sebagai "aset yang dimiliki untuk dijual" sesuai PSAK
58.

C. Interpretasi Terminologi

PSAK No. 58 Revisi 2009 tentang Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk
Dijual merupakan serangkaian revisi PSAK dalam program konvergensi ke
standar akuntansi internasional (IFRS). PSAK ini mensyaratkan ketika entitas
memiliki aset tidak lancar yang ingin dijual dalam waktu satu tahun mendatang,
maka aset tersebut harus disajikan sebagai kelompok terpisah di Laporan Posisi
Keuangan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual. Aset ini disajikan
dalam kelompok Aset Lancar dan harus diukur pada nilai yang lebih rendah antara
nilai tercatat dengan nilai wajar neto. PSAK ini juga mengatur perlakuan
akuntansi jika entitas selanjutnya merubah rencana penjualan aset tersebut.

6
D. Pengukuran Dan Pengakuan

1. Pengukuran Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

a. Pengukuran

Sebelum diklasifikasikan sebagai "aset tidak lancar dimiliki untuk dijual,"


nilai tercatat aset diukur sesuai dengan PSAK terkait. Misalnya aset tetap, diukur
sesuai dengan PSAK No. 16. Sesaat setelah diklasifikasikan menjadi aset tidak
lancar dimiliki untuk dijual, aset tersebut diukur pada nilai yang lebih rendah
antara nilai tercatat dan nilai wajar neto. Nilai wajar neto adalah nilai wajar
setelah dikurangi dengan biaya untuk menjual. Jika penjualan diperkirakan akan
diselesaikan lebih dari 1 tahun dan telah memenuhi kondisi kriteria pengakuan,
maka entitas harus mengukur biaya untuk menjual pada nilai kininya. Biaya untuk
menjual contohnya adalah ongkos angkut dan biaya untuk memasarkan penjualan
aset tersebut.

b. Pengukuran selanjutnya

Aset tidak lancar dan kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai


dimiliki untuk dijual tidak didepresiasi. Nilai wajar netonya dievaluasi setiap
akhir periode. Setelah klasifikasi awal, pada setiap tanggal neraca, aset ini harus
dievaluasi apakah masih memenuhi kriteria sebagai aset tidak lancar dimiliki
untuk dijual. Jika terjadi penurunan nilai wajar neto, maka penurunan nilai ini
diakui sebagai kerugian di laporan laba rugi. Sedangkan jika di periode
selanjutnya terjadi kenaikan nilai wajar neto, maka pemulihan penurunan nilai
tersebut dapat diakui sebagai keuntungan, maksimum sebesar akumulasi
penurunan nilai yang pernah diakui.

Pada saat aset tersebut akhirnya dilepas atau dijual, maka selisih antara
nilai tercatat akhir dengan perolehan penjualan diakui sebagai keuntungan atau
kerugian pelepasan, bukan sebagai penyesuaian terhadap penurunan nilai yang
pernah diakui sebelumnya. Kalau kita amati, dengan diterapkannya dasar
pengukuran tersebut, maka entitas akan mengakui rugi yang terjadi tidak hanya

7
pada saat penjualan, tetapi juga pada saat keputusan menjual terjadi atau sebelum
penjualan terjadi.

2. Pengakuan Asset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

PSAK 58 (Revisi 2009) mengatur bahwa suatu aset tidak lancar harus
diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual, ketika entitas
tidak akan menggu- nakan aset tersebut dalam kegiatan operasi berkelanjutan,
namun berniat untuk menjualnya dan memulihkan nilai aset tersebut melalui
penjualan. Untuk dapat diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual, aset harus
memenuhi dua syarat, yaitu sebagai berikut:

a. Berada dalam keadaan dapat dijual.

b. Penjualannya harus sangat mungkin terjadi.

E. Penyajian Dan Pengungkapan

1. Penyajian dan Pengungkapan

Aset tidak lancar atau kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki
untuk dijual harus disajikan terpisah dari kelompok aset yang lain yang ada di
Laporan Posisi Keuangan. Untuk kelompok lepasan yang terdiri dari aset dan
liabilitas yang dimiliki untuk dijual, juga harus disajikan terpisah di Laporan
Posisi Keuangan, tidak boleh di- net-off.

8
2. Yang diungkapkan di Laporan Keuangan adalah:

a. Deskripsi tentang aset atau kelompok lepasan yang dimiliki untuk dijual.

b. Deskripsi tentang fakta dan keadaan dari penjualan, atau yang mengarah kepada
pelepasan yang diharapkan, dan cara serta waktu pelepasan.

c. Kerugian penurunan nilai dan pemulihannya, jika ada.

d. Jika dapat diterapkan, yaitu pengungkapan tentang segmen yang dilaporkan


dalam aset tidak lancar dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 5 tentang
segmen operasi.

9
10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan mengenai aset tidak lancar yang dimiliki untuk


dijual, dapat disimpulkan bahwa:

1. Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual adalah aset tidak lancar yang nilai
tercatatnya akan dipulihkan melalui penjualan, bukan digunakan dalam kegiatan
usaha.

2. Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual diukur pada mana yang terendah
antara nilai tercatat aset atau nilai wajar netonya. Aset ini tidak disusutkan.

3. Aset tidak lancar yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual harus
memenuhi beberapa kriteria, yaitu penjualan sangat mungkin terjadi dan aset
sudah dalam kondisi tersedia dan siap dijual.

4. Jika terdapat pembatalan rencana penjualan, maka entitas mengukur aset pada
nilai mana yang terendah antara nilai tercatat sebelum klasifikasi disesuaikan
dengan penyusutan atau amortisasi, dengan nilai terpulihkan.

5. Aset disajikan sebagai kelompok aset terpisah sebagai dimiliki untuk dijual
pada kelompok aset lancar.
11

DAFTAR PUSTAKA

Kieso, D. E. 2014. Intermediate Accounting. John Wiley & Sons.

Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi. 2016. Sistem


Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Dwi Martani, S. V. 2016. Akuntansi Keuangan Menengah. Jakarta: Salemba


Empat.

Ismail, Juniaty. 2022. Buku Ajar Akuntansi Keuangan.Solok: Insan Cendekia


Mandiri.

Martani, Dwi., Veronica NPS., Sylvia. Wardhani, Ratna., Farahmita, Aria, dan
Tanujaya, Edward. Aakuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK.
Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai