Makalah Etika Bisnis Islam KEL 8
Makalah Etika Bisnis Islam KEL 8
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Bisnis Islam
Disusun Oleh :
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah
memberikan limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam kita curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada
umat manusia.
Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing dalam
proses kegiatan belajar mengajar.
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis Islam tentang
Produksi Dalam Islam dan juga untuk teman-teman guna sebagai bahan penambah ilmu
pengetahuan serta informasi yang bermanfaat bagi kita semua.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal
mungkin. Namun kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu kami sebagai
penyusun makalah ini. Kami mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca
makalah ini terutama Dosen Mata Kuliah Etika Bisnis Islam yang kami harapkan sebagai
bahan koreksi untuk kami.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam sistem ekonomi islam, definisi produksi adalah dimana barang yamg
ingin diproduksi dan proses produksi serta proses distribusi harus sesuai dengan
nilai-nilai syariah dalam artian harus dalam kerangka halal. Akhlak utama dalam
produksi yang wajin diperhatikan kaum muslimin, baik secara bersama ialah bekerja
pada bidang produksi yang dihalalkan oleh Allah. Meskupun ruang lingkup yang
halal itu luas, tetapi sebagian besar manusia sering dikalahkan oleh ketamakan dan
kerusakan.
Produksi adalah sebuah proses yang telah terlahir dimuka bumi semenjak
manusia menghuni planet ini. Produksi sangat prinsip bagi kelangsungan hidup dan
juga peradaban manusia dan bumi. Sesungguhnya produksi lahir dan tumbuh dari
menyatunya manusia dengan alam. Maka untuk menyatakan antara manusia dan
alam Allah telah menetapkan bahwa manusia berperan sebagai khalifah. Bumi
adalah lapangan dan medan, sedang manusia adalah pengelola segala apa yang
terhampar dimuka bumi untuk dimaksimalkan fungsi dan kegunaannya. Produksi
merupakan urat nadi dalam kegiatan ekonomi. Dalam kehidupan ekonomi, tidak
akan pernah ada kegiatan konsumsi, distribusi, ataupun perdagangan barang dan jasa
tanpa di awali oleh proses produksi. secara umum produksi merupakan proses untuk
1
menghasilkan suatu barang dan jasa, atau proses peningkatan utility (nilai) suatu
benda. Dalam istilah ekonomi, produksi merupakan suatu proses (siklus) kegiatan-
kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan
memanfaatkan faktor-faktor produksi (amal/kerja, modal, tanah) dalam waktu
tertentu.
4. Agar dapat mengetahui tentang apa itu etika bisnis dalam Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Prinsip dasar ekonomi islam yaitu keyakinan kepada Allah SWT sebagai
Rabb dalam alam semesta. Ikrar akan keyakinan ini menjadi pembuka kitab suci umat
islam, firman Allah dalam QS. Al- Jaatsiyah ayat 13 yang artinya: “Dan dia
menundukan untuk mu apa yang ada dilangit dan apa yang ada di bumi semuannya,
(sebagai rahmat dan pada-Nya sesugguhnnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir’’.
3
Sebagai modal dasar berproduksi, Allah telah menyediakan bumi beserta
isinya bagi manusia, agar diolah untuk kemaslahatan bersama seluruh umat. Hal itu
terdapat dalam surat Al-Baqarah ayat 22: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menjatuhkan air (hujan) dari
langit, kemudian dia memperoleh dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai
rezki untukmu; Karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah,
sedangkan kamu Mengetahuinya”. (QS: Al-Baqarah: 22). Aturan-aturan produksi
dalam islam diantaranya sebagai berikut ini:
1. Memproduksi barang dan jasa yang halal pada setiap tahapan produksi.
2. Mencegah kerusakan dimuka bumi, termasuk mengatasi polusi,
memelihara keserasian, dan ketersediaan sumber daya alam.
3. Produksi dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan individu dan
masyarakat serta mencapai kesejahteraan. Kebutuhan yang wajib dipenuhi
dalam prioritas yang ditetapkan agama, adalah terkait dengan kebutuhan
untuk tegaknya akidah/agama, terpeliharanya nyawa, akal dan
keturunan/kehormatan, dan untuk kemakmuran material.
4. Produksi menurut Islam tidak dapat dipisahkan dari tujuan kemandirian
umat. Untuk itu hendaknya umat memiliki berbagai keahlian, kemampuan
dan fasilitas yang memungkinkan terpenuhinya kebutuhan sprituak dan
material.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik kualitas spiritual
maupun mental dan fisik.
Pengertian Produksi
4
Menurut Siddiqi Produksi yang Islami (1992) yaitu penyediaan barang dan
jasa dengan memperhatikan nilai-nilai keadilan dan kebijakan serta manfaat
(mashlahah) bagi masyarakat. Dalam pandangannya, sepanjang produsen telah
bertindak adil serta membawa kebijakan bagi masyarakat maka ia telah bertindak
Islami. Produksi juga mata rantai konsumsi, dengan cara menyediakan barang dan
jasa yang merupakan kebutuhan konsumen. Produsen, sebagai mana konsumen,
bertujuan untuk memperoleh maslahah maksimum melalui aktifitasnya. Oleh karena
itu, produsen dalam persepektif islam bukanlah seorang pemburu laba maksimal
melainkan pemburu maslahah. Ekpresi maslahah dalam kegiatan produksi yaitu
keuntungan dan berkah sehingga produsen akan menenukan kombinasi antara bekah
dan keuntungn yang memberikan maslahah.
Oleh karena itu, tujuan produsen tidak hanya laba, tetapi pertimbangan
produsen juga bukan semata pada hal yang bersifat sumber daya yang memiliki
hubungan teknis denga output, namun juga pertimbangan kandungan berkah (nin
teknis) yang ada pada sumber daya maupun output. Misalnya untuk menghasilkan
baju diperlukan kain, benang, tenaga kerja, dan mesin jahit, produsen tidak hanya
memikirkan beberapa meter kain dan benang yang diperlukan agar labanya
maksimal, namun juga memprtimbangkan jenis kain dan benang apa dan dibeli
dengan harga berapa, berapa tenaga kerja yang diperlukan, berapa baju yang akan
dibuat agar maslahah mencapai maksimal.
5
sesuai dengan kebutuhan manusia, karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan
untuk memproduksi barang tersebut dianggap tidak produktif.1
1
Misbah Ali. “Prinsip Dasar dalam Ekonomi Islam”. Jurnal Lisan Al- Hal. 2013. Vol.7.1:19 34. Hal 19.
6
Keluarnya Nabi Adam dari surga dan selanjutnya turun ke bumi
adalah skenario yang telah direncanakan oleh Allah SWT. agar Nabi Adam
dapat memakmurkan bumi dan melangsungkan kehidupan di atasnya. Dan
pada dasarnya Allah SWT. Menciptakan manusia dengan tabiat yang terikat
dengan kebutuhan akan makan, minum, pakaian, tempat tinggal dan
keturunan (Qardawi 1997). Sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidup
tersebut manusia berusaha untuk memenuhinya dengan memanfaatkan
berbagai sumber daya alam yang telah diciptakan dan disediakan oleh Allah
SWT.Berdasarkan penjelasan ini, peneliti ingin menawarkan konsep
produksi Islam yang ditulis oleh tokoh muslim yaitu Muhammad Hasan As
Syaibani. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
konsep produksi yang selama ini dilaksanakan dengan pendekatan As
Syaibani.
2
Syamsuri, Setiawan bin Lahuri, Yusuf Al Manaanu., “Analisis Konsep Produksi” Menurut Muhammad
Hasan As Syaibani Dalam Kitab Al Kasb. 2020. Vol. 6.3: 2-12. Hal 169.
7
Artinya: “hendaklah seseorang diantara kalian berangkat pagi-pagi
sekali mencari kayu bakar, lalu bersedekah dengannya dan menjaga diri
(tidak meminta-minta) dari manusia lebih baik dari pada meminta kepada
seseorang baik diberi ataupun tidak. Tangan diatas lebih baik dari pada
tangan dibawah . mulailah (memberi kepada orang yang menjadi tanggung
jawabmu” (H.R.Muslim).
Dalam hadits di atas menjelaskan tentang beberapa hal terkait
dengan aktivitas ekonomi yaitu: (1) dorongan untuk rajin bekerja dengan
berangkat pagi-pagi sekali, (2) dorongan untuk bekerja dan berproduksi, (3)
dorongan untuk melakukan distribusi, (4) dorongan untuk hidup kesatria
dengan tidak meminta-minta, dan (5) dorongan untuk tanggung jawab dalam
ekonomi keluraga.
Aktivitas produksi mencangkup semua pekerjaan yang dilakukan
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mulai dari bertani,
berindustri, usaha jasa, dan lain sebagainya. Dalam persepktif islam semua
usaha itu masuk dala katrgori ibadah. Bahkan hal itu menempati porsi
sembilan puluh persen dari ibadah. Sebab bekerja yang produktif akan
membantu manusia dalam menunaikan ibadah-ibadah wajib seperti : shalat,
zakat, puasa, haji, dan lainnya. Bahkan Rosullulah SAW mendorong untuk
bekerja dan berproduksi serta melarang pengangguran walaupun manusia
memiliki modal finacial yang mencukupi.3
3
Idri.“Ekonimi dalam Perspektif Hadis Nabi”., jakarta. Hal 64.
8
akhirat. Perlu diingat sejarah pemikiran ekonomi dan ilmu pengetahuan pada
umumnya yang bangkit sejak zaman Renaisans, suatu zaman di mana terjadi
perubahan ukuran kebenaran dari yang semula Bersandar kepada Wahyu dan dogma
gereja menjadi Bersandar kepada logika,bukti empiris,positivisme. Perubahan
ukuran kebenaran tersebut membuat ilmu pengetahuan maju pesat, akan tetapi ia
menjadi sangat sekuler. Isu penting yang kemudian berkembang menyertai motivasi
produksi ini adalah masalah etika dan tanggung jawab sosial produsen. Keuntungan
maksimal telah menjadi sebuah insentif yang teramat kuat bagi produsen untuk
melaksanakan produksi. Akibatnya motivasi untuk mencari keuntungan maksimal
seringkali menyebabkan produsen mengabaikan etika dan tanggung jawab sosialnya.
Segala hal perlu dilakukan untuk mencapai keuntungan yang setinggi-tingginya.
4
Akramunnas, “Ekonomi Islam suatu pengantar”, Tasikmalaya: EDU PUBLISHER, 2021,. Hal 32.
9
sendiri, dan hidup bermewah-mewahan hanya melahirkan penindasan manusia,
menimbulkan bibit permusuhan, dan ketimpangan sosial ekonomi. Atas dasar itu,
spirit ekonomi yang berlandaskan etika mampu menghilangkan ketimpangan itu.
10
menjauhkan akhirat, merusak kesejahteraan individu dan kesejahteraan
umum.5
5
Purnama W, dkk. “Etika Produksi dan Konsumsi dalam Islam”, Jurnal Academia. UIN Antarsari
Banjarmasin. 2018. 2-12. Hal 4-5.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Produksi merupakan menambah kegunaan (nilai guna) suatu barang.
Kegunaan suatu barang akan bertambah bila memberikan manfaat baru atau lebih
dari bentuk semula. Dalam pengertian lain, produksi merupakan sebuah proses
yang terlahir di muka buni ini semenjak manusia menghuni planet ini. Produksi
adalah prinsip bagi kelangsungan hidup dan juga peradaban manusia di muka
bumi. Ada juga yang berpendapat bahwa produksi yaitu kegiatan manusia untuk
menghasilkan barang dan jasa yang kemudian dimanfaatkan oleh konsumen.
Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam artian luas. Al-
Qur’an menekankan manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu
barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan manusia. Berarti barang
itu harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan manusia, bukan untuk
memproduksi barang mewah secara berlebihan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan manusia, karenanya tenaga kerja yang dikeluarkan untuk memproduksi
barang tersebut dianggap tidak produktif.
3.2 Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Misbah Ali. “Prinsip Dasar dalam Ekonomi Islam”. Jurnal Lisan Al- Hal. 2013.
Vol.7.1:19 34.
Purnama W,dkk. “Etika Produksi dan Konsumsi dalam Islam”, Jurnal Academia. UIN
Antarsari Banjarmasin. Vol 2. 2018.
13