Pedoman Penanggulangan Bencana Dan Kedaruratan
Pedoman Penanggulangan Bencana Dan Kedaruratan
A. UMUM
Fax :
Bangunan : Permanen
Telepon Kantor :
Telepon Rumah :
HP :
Telepon Kantor :
Telepon Rumah :
HP : ………………
Telepon Kantor :
HP : ……….
Telepon Kantor :
B. TUJUAN:
1. Komunikasi
Dalam hal infra struktur masyarakat mengalami kerusakan hebat sehingga tidak dapat berfungsi,
diperlukan sebuah rencana untuk menjaga agar komunikasi dalam RSUD Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun dan komunikasi dengan fihak-fihak terkait untuk penanggulangan bencana tetap
dapat berfungsi.
Pemahaman yang memadai tentang sumber daya dan asset yang tersedia dapat digunakan secara
optimal, sangat penting terutama pada saat terja bencana dibandingkan pada saat RSUD Sultan
Imanuddin beroperasi normal. Logistik dan peralatan, pemasok logistik, masyarakat dan program
pemerintah merupakan sumber daya yang sangat penting. RSUD Sultan Imanuddin harus menjaga
akses terhadap logistik, peralatan, masyarakat dan program pemerintah pada saat kritis untuk
memastikan keselamatan pasien, mempertahakankan kesinambungan pelayanan dan menjamin
ketersediaan obat.
Keselamatan dan keamanan pasien, karyawan dan pengunjung menjadi tanggungjawab utama
direksi, manajemen dan segenap karyawan-karyawati RSUD Sultan Imanuddin pada saat terjadi
kedaruratan. Pada saat situasi darurat terus mengalami eskalasi, parameter operasional sesuai
dengan jadwal jaga rsud tetap harus memperhatikan keselamatan dan kemanaan seluruh pasien,
karyawan dan pengunjung dan membangun lingkungan yang aman.
4. Tanggungjawab Petugas
Selama situasi darurat, tugas dan tanggungjawab setiap staf dan karyawan/karyawati akan berubah
dengan cepat sesuai dengan perkembangan bencana. Para petugas harus menyesuaikan diri terkait
dengan tanggungjawab dan tugas masing-masing sesuai dengan perkembangan bencana untuk
melayani pasien semaksimal mungkin. Pada saat terjadi kedaruratan, staf dan karyawan/karyawati
dapat diberikan tugas dan tanggungjawab baru yang berbeda dengan tugas sehari-hari. Prosedur
harus dibuat dan ditetapkan untuk memastikan karyawan dapat menyesuaikan diri dengan tugas dan
tanggung jawabnya yang baru begitu situasi darurat mengalami peningkatan.
RSUD Sultan Imanuddin menganalisa daya listrik cadangan, persediaan air, gas, bahan bakar minyak,
obat dan logistik lainnya dengan memperhitungkan kebutuhan dasar dan persediaan yang ada. RSUD
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun wajib menjaga pasokan listrik, air, gas, bahan bakar minyak, obat
dan logistic lainnya untuk menjaga operasional secara mandiri tanpa bantuan/pasokan dari luar
untuk jangka waktu minimal 96 jam.
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun harus memiliki rencana jelas dan dapat dilaksanakan untuk
mempertahankan pelayanan terhadap pasien selama kondisi ekstrim yang mempengaruhi
infrastruktur dan sumber daya. Rencana ini termasuk upaya lain yang akan dilaksanakan jika RSUD
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun tidak mendapatkan bantuan dari sumber daya lokal, regional dan
nasional untuk waktu minimal 96 jam.
C. Definisi
1. Bencana
Kejadian atau situasi yang menunjukkan terjadinya acaman missal terhadap masyarakat, kerusakan
hebat infra struktur, cedera atau hilangnya nyawa dan harta benda baik karena sebab alam atau
perbuatan manusia namun tidak terbatas pada contoh-contoh berikut ini: serangan, sabotase atau
tindakan bermusuhan lainnya terhadap masyarakat, pemerintah dan negara, kebakaran, banjir, agin
topan, gempa bumi, tsunami, epidemic penyakit menular, pencemaran udara, kekeringan, ledakan
atau kecelakaan, bahan berbahaya, serta radiasi.
Contoh bencana yang dapat terjadi di Pangkalan Bun dan sekitarnya namun tidak terbatas pada hal
- hal sebagai berikut;
b. Bencana Karena Ulah Manusia: Terorisme, Kebakaran, Ledakan, Kecelakaan massal, dan
Kerusuhan.
2. Kedaruratan
Keadaan bahaya yang umumnya dapat diatasi pada tingkat pemerintahan lokal.
3. Kode Bencana
1. Dalam rangka pengelolaan rencana penanggulangan bencana. Maka petugas dibawah ini ditetakan
sebaggai Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun:
a. Direktur (ex officio Ketua Tim)
f. Perawat Supervisor
n. Kepala Ruangan OK
u. Kepala Ruangan Perawatan Sindur, Bengkirai, Lanan, Meranti, Ulin, Akasia, Perinatologi,
Ramin
w. Psikolog
z. Psikolog
2. Segera setelah adanya pengumuman adanya kejadian bencana atau kedaruratan, seluruh anggota
tim penaggulangan bencana dan kedaruratan harus segera melapor di pusat komando
penaggulangan bencana dan kedaruratan.
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun akan membangun komunikasi dengan mitra saat terjadi
tanggap bencana atau kedaruratan. Kemitraan juga diperluas mencakup pemasok bahan makanan,
bahan habis pakai, alat kesehatan habis pakai dan logistic lainnya. Divisi administrasi sentral harus
memastikan nomor telepon penting dibawah ini selalu ada dalam daftar panggilan darurat RSUD
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun yaitu:
a. Pemadam Kebakaran :
d. Satpol PP :
e. Kodim :
f. Pangkalan Udara :
g. Dinas Sosial :
h. Dinas Kesehatan :
i. Klinik Swasta
o Klinik Kesuma :
o Bulog :
o …….. :
o …….. :
o …….. :
o Apotik :
o Apotik :
o Apotik :
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun akan mengidentifikasi setiap potensi bahaya, ancaman,
dan kejadian yang dapat merugikan dan menilai dampaknya terhadap kemampuan pelayanan
klinis serta dampaknya terhadap kesinambungan pelayanan selama dalam keadaan darurat.
Untuk menilai tingkat kerawanan terhadap bencana, dilakukan analisa kerentanan terhadap
bahaya. Analisa dilaksankan sebagau upaya mendapatkan pemahaman yang memadai tentang
potensi bahaya dan membantu memfokuskan sumber daya yang ada. Analisa dan perencanaan
penaggulangan bencana dilaksanakan setiap tahun. Komandan Penanggulangan Bencana akan
mengembangkan rencana tanggap darurat yang tepat dan sesuai prioritas yang dibuat
berdasarkan analisa potensi bahaya. Setiap rencana tanggap darurat akan melalui empat
tahapan aktifitas penanggulangan kedaruratan sebagai berikut:
1. Mitigasi
Mitigasi adalah kegiatan yang dirancang untuk mengurangi resiko dan potensi kerusakan yang
disebabkan oleh keadaan darurat antara lain siaga bencana, peralatan yang memadai dan tidak
berlebihan serta pelatihan mengatasi kedaruratan.
2. Kesiapsiagaan
Meliputi kegiatan untuk mengorganisir dan memobilisasi sumber daya penting antara lain adanya
rencana tertulis, pendidikan dan pelatihan karyawan, pelibatan pihak luar, pengadaan dan
pemeliharaan logistik penting
3. Respon
Kegiatan rumah sakit untuk mengatasi dan merespon kedaruratan akibat bencana. Tindakan yang
dirancang sebagai strategi dan aksi yang diaktifkan selama keadaan darurat yaitu pengendalian,
peringatan dan evakuasi
4. Pemulihan
Langkah-langkah yang diambil rumah sakit untuk kembali melaksanakan aktivitas dalam situasi
normal. Ada dua tahapan pemulihan yaitu jangka pendek untuk menilai kerusakan dan dukungan
vital yang diperlukan untuk kembali melakukan kegiatan seperti sedia kala (operasi minimum) dan
jangka panjang untuk mengembalikan seluruh kegiatan dalam keadaan normal atau pemulihan
untuk beroperasi seperti sedia kala.
F. Bahan Berbahaya
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun terletak dalam radius 50 km dari bahan-bahan berbahaya
antara lain bahan kimia pada pabrik-pbarik tertentu, tangki bahan bahar pertamina, tangki CPO,
pembangkit listrik PLN,
Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ditunjuk sebagai koordinator zat beracun
dan bahan berbahaya dan memiliki tanggungjawab untuk memastikan seluruh wilayah rumah
sakit mematuhi Undang-Undang tentang bahan berbahaya. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana mendaftar area/wilayah dalam radius 50 km dari RSUD Sultan Imanuddin dimana
pekerja-pekerjanya rentan terhadap bahan-bahan berbahaya dan zat kimia berbahaya. Kepala
Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana harus mendata bahan-bahan kimia atau bahan
berbahaya yang digunakan setidaknya nama umum bahan kimia atau bahan berbahaya tersebut
beserta anti dote-nya.
1. Setiap karyawan yang menerima informasi tentang potensi terjadinya bencana atau bencana yang
sedang terjadi harus berusaha untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin sebagai berikut:
2. Informasi yang diperoleh harus dilaporkan segera ke resepsionis (customer care)/ humas rumah
sakit/satuan pengaman internal melalui saluran telepon RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
Nomor (0532) 21404/21238/118.
3. Resepsionis (costumer care), humas dan satpam yang menerima informasi adanya bencana
melaporkan ke Komandan Tim Penanggulanah Bencana atau Wakil Komandan Penanggulangan
Bencana. Dalam hal Komandan Penaggulangan Bencana atau Wakilnya tidak ada di tempat maka
laporan di sampaikan ke perawat supervisor. Perawat supervisor diberikan kewenangan untuk
mengabil langkah-langkah yang dianggap perlu dalam melaksanakan rencana penanggulangan
bencana dan kedaruratan. Perawat supervisor harus segera menghubungi Komandan Tim
Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan atau Wakilnya. Segera setelah menerima
laporan, Komandan Penanggulangan Bencana atau wakilnya menghubungi Ketua Tim
Penanggulangan Bencana (direktur).
4. Jika kejadian bencana akibat bahan radio aktif atau radiasi lainnya, maka resepsionis (costumer care),
satpam, dan humas memberitahukan tatacara pengiriman sambil menghubungi pemadam
kebakaran, polisi dan mencari informasi sebanyak mungkin antara lain:
a. Nama dan identifikasi pelapor.
Pada saat jam kerja, apabila telah mendapat otoritas dari Komandan Penaggulangan Benacana
atau Wakilnya, Resipsionist/costumer service, satpam, humas memberitahukan adanya kejadian
bencana ke petugas yang menjadi anggota Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan
melalui HP baik melalui panggilan suara atau pesan pendek (sms) dan atau air phone. Diluar jam
kerja Satpam setelah mendapat otoritas dari perawat supervisor memberitahukan adanya
insiden ke petugas yang menjadi Anggota Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan melalui
HP baik melalui panggilan suara atau pesan pendek (sms) dan atau air phone.
Setiap anggota Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan selanjutnya menghubungi dan
menyuruh staf yang dibawah koordinasinya untuk bersiaga. Costumer Care/Resipsionis, Satpam
dan Humas akan memberitahu seluruh staf RSUD yang sedang bertugas, untuk mempersiapkan
diri dan berpartisipasi aktif dalam penanggulangan bencana. Kode yang sesuai dengan bencana
akan diumumkan empat kali melalui saluran pengumuman resmi RSUD Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun. Segera setelah pengumuman disampaikan, semua karyawan yang ada mengikuti
pertemuan darurat penanggulangan bencana. Tempat pertemuan darurat penanggulangan
bencana akan diumumkan melalui saluran penguman resmi RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan
Bun. Dalam hal saluran pengumuman resmi atau telepon tidak berfungsi, komandan
Penanggulangan Benacana dan Kegaruratan dengan dibantu oleh wakilnya akan mengarahkan
anggota Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan yang ada menyampaikan informasi
secara langsung atau melalui alat komunikasi alternatif seperti isyarat, radio, telepon seluler,
tatap muka langsung atau cara lain yang paling tepat dengan situasi yang terjadi.
I. Pusat Komando
1. Lokasi.
Pusat komando penanggulangan bencana dan kedaruratan adalah ruang rapat RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun. Ketua Tim Penanggulanngan Bencana dan Kedaruratan atau wakilnya
dapat menunjuk pusat komando alternatif jika diperlukan.
2. Administrasi
Koordinasi administrasi Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan RSUD Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun dilaksanakan di ruang rapat RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun oleh Ketua Tim
atau wakilnya.
J. Penanganan Pasien Darurat:
1. Petugas Triase
Petugas triase adalah dokter dan perawat terlatih yang bertugas untuk memilah korban menjadi
kelompok-kelompok sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya. Pada jam kerja regular, maka yang
bertindak sebagai koordinator triase adalah Komandan Tim Penanggulangan Bencana dan
Kedaruratan. Dokter jaga Instalasi Gawat Darurat dan dokter poliklinik yang sedang berada di RSUD
Sultan Imanuddin Pangklan Bun bertugas menjalankan triase sampai bantuan dokter yang sedang
tidak tugas jaga datang.
2. Lokasi triase
Lokasi triase dilaksankan di halaman depan Instalasi Gawat Darurat atau tempat lain yang
memungkinkan. Komandan Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan diberikan kewenang untuk
memilih tempat lain selain di Instalasi Gawat Darurat jika dianggap perlu.
3. Jumlah staf yang diperlukan setiap kejadian bencana ditetapkan oleh Komandan Penanggulangan
Bencana dan Kedaruratan dengan ketentuan sebagai berikut:
Pusat pertolongan pertama akan dioperasikan sesuai Instruksi Komandan Penanggulangan Bencana
dan Kedaruratan dan Ketua Tim. Lokasi pusat pertolongan pertama ditentukan pada saat adanya
informasi kejadian bencana.
Dokter terlatih akan dikirim ke tempat kejadian untuk melakukan penilaian cedera yang dialami
korban dan menetukan sarana transportasi korban cedera ke tempat triase atau fasilitas kesehatan
yang tepat. Contoh transfortasi namun tidak terbatas pada kursi roda, kursi geriatric, brankar,
ambulance atau mobil jenazah.
6. Kategorisasi korban.
a. Umum
Petugas triase akan memilah korban kedalam lima kelompok untuk kepentingan
pengobatan.
b. Kategori.
Setiap korban akan diberikan kode bencana berupa tag warna oleh petugas triase yang
menunjukkan tingkat keparahan cedera dan wilayah tempat korban akan dibawa untuk
perawatan.
K. Tag bencana
Tag bencana harus tersedia setiap saat di Instalasi Gawat Darurat RSUD dan disiapkan di lokasi
triase.
a. Hijau => cedera minimal yang tidak memerlukan perawatan dan alat transportasi
b. Biru => cedera ringan yang membutuhkan perawatan medis di RSUD Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun dapat dievakuasi menggunakan kursi roda dan kendaraan biasa.
c. Kuning => cedera serius tetapi tidak mengancam jiwa tetapi memerlukan pertolongan
secepatnya di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dievakusi dengan tandu. Mobil
ambulance atau mobil biasa dapat dipergunakan untuk proses evakuasi.
d. Merah => cedera berat yang mengancam jiwa serta memerlukan pertolongan segera di
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun membtuhkan brangkar dan ambulance untuk
evakuasi.
e. Putih => pasien meninggal yang akan di pindahkan ke kamar jenazah RSUD Sultan
Imanuddin Pankalan Bun untuk identifikasi lanjutan. Dievakuasi menggunkan tandu dan
mobil jenazah atau mobil pick up.
2. Setiap korban akan diidentiifikasi oleh petugas triase dengan tag yang berisi identitas pasien
seperti nama, umur, pekerjaan, sifat cedera, kategori cedera, masalah kesehatan termasuk
riwayat alergi jika diketahui.
3. Distribusi Tag
a. Jika tag telah dilengkapi sebagaimana yang dijelaskan diatas, maka 1 copy tag disimpan
sebagai catatan klinis.
Catatan: Semua tag disimpan sampai bencana selesai dan kemudian disampaikan ke
rekam medis untuk dibuatkan catatan resminya sebagai informasi.
c. Setelah informasi yang terdapat pada tag telah disalin dalam buku catatan, tag dapat
dimusnahkan.
L. Evakuasi
1. Pasien Rawat Inap
c. Transportasi pasien, pengunjung dan staf dari ruangan ke titik evakuasi (jika diperlukan)
akan dirahkan oleh Satpam dengan ketentuan orang-orang dengan cacat fisik harus
didahulukan. Jika diperlukan evakuasi ke fasilitas kesehatan lainnya, petugas triase akan
melakukan penilaian orang per orang pada pasien yang memerlukan evakuasi ke rumah
sakit lain. Bagi yang tidak memungkinkan untuk di angkut kesarana kesehatan lain akan
diberikan perawatan darurat pada tempat yang aman. Fasilitas kesehatan yang akan
ditujua sebagai titik evakuasi harus mendapat pengesahan dari Direktur atau Kepala
Bidang Pelayanan Medis. Direktur atau Kepala Bidang Pelayanan Medis harus segera
menghubungi fasilitas kesehatan yang dituju untuk memberitahukan rencana evakuasi
serta menghubungi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat serta perusahan Bis yang
ada untuk membantu mengangkut pasien dan mengakut kembali ke RSUD Sultan
Imanuddin setelah keadaan darurat teratasi. Untuk menjamin kelancaran evakuasi maka
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan akan membuat MOU dengan fasiltas kesehatan dan
perusahaan angkutan untuk mendukung evakuasi pasien. Kepala Seksi Rawat Inap dan
Kepala Seksi Rawat Jalan bertanggungjawab mengkoordinasikan petugas untuk
mendampingi pasien pada selama evakuasi berlangsung jika di perlukan.
e. Seluruh staf harus melaporkan area yang menjadi tanggung jawabnya jika evakuasi
dinyatakan telah selesai.
a. Seluruh karyawan dan pengunjung akan dievakuasi ke titik evakuasi sesuai instruksi
Komandan Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan.
b. Rute evakuasi harus dikuti dengan tenang dan teratur hingga semuanya keluar dari
bangunan.
d. Seluruh staf harus melaporkan area yang menjadi tanggung jawabnya jika evakuasi
dinyatakan telah selesai.
1. Umum
Seluruh dokter dan karyawan/karyawati RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun tetap harus bekerja
pos masing-masing sesuai jadwal kerja yang telah disusun kecuali ditentukan lain oleh Ketua Tim
Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan. Anggota Tim akan menunjuk petugas lain jika petugas
yang seharusnya bertugas tidak dapat bekerja atau sedang tidak ada ditempat. Bagi petugas yang
harus mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk memelihara kesehatannya, maka mereka harus
memastikan telah membawa obat sesuai keperluannya sampai bencana dapat diatasi.
Begitu keadaan tanggap darurat bencana diumumkan maka seluruh karyawan/karyawati yang ada di
rumah sakit pada saat itu harus segera melaporkan diri pada tempat dimana mereka ditugaskan.
Karyawan yang sedang libur akan dipanggil melalui saluran informasi dan harus segera melaporkan
diri pada Kepala Ruangan atau pejabat yang bertanggung jawab pada tempatnya melapor.
4. Penugasan Ulang
Seluruh karyawan dapat ditugaskan ulang dan harus tunduk pada keputusan Kepala Ruangan atau
pejabat yang bertanggungjawab pada tempatnya melapor sesuai arahan ketua Tim Penanggulangan
Bencana dan Kedaruratan.
Seluruh perawat supervisor dan pejabat lainnya seperti Kepala Tata Usaha, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi bertanggung jawab untuk memastikan seluruh stafnya memiliki
kesiapan menghadapi bencana. Mereka juga harus mengingat alamat dan nomor yang dapat
dihubungi untuk masing-masing stafnya termasuk nomor orang yang dapat membantu di RSUD
Sultan Iamnuddin Pangkalan Bun jika dianggap perlu. (Catatan: Banyak staf non paramedis yang
mungkin memiliki kemampuan Resusiatasi Jantung Polmuner atau keahlian lain yang tidak
dipergunakan dalam tugas sehari-hari).
Seluruh karyawan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun harus disiapkan dan memahami bahwa jika
RSUD Sultan Imanuddin dalam keadaan siaga bencana maka yang pertama harus dipikirkannya
adalah segera datang ke RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
6. Daftar Nama
a. Divisi kepegawaian harus membuat dan dapat menyediakan setiap saat daftar nama
beserta nomor telepon yang dapat dihubungi seluruh karyawan rumah sakit pada saat
tanggap bencana.
b. Karyawan yang tidak memiliki nomor telepon diharuskan untuk menghubungi Kepala
Ruangan, Kepala Instalasi dan Kepala Divisi-nya paling lambat 1 (satu) jam setelah RSUD
Sultan Imanuddin dinyatakan dalam keadaan siaga bencana.
c. Daftar karyawan akan di perbaharui dan diverifikasi setiap tahun pada tanggal 15 Mei.
d. Salinan daftar karyawan setelah diperbaharui harus diberikan oleh Divisi Kepegawaian
kepada Costumer Service, Satpam dan Humas.
N. Keluarga Karyawan
Dalam hal kejadian bencana mengancam keselamatan jiwa keluarga karyawan maka RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun bertanggung jawab mengurus dan menjaga keselamatan keluarga
karyawan. RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun wajib mengurus evakuasi keluarga karyawan
termasuk mengurus pemondokan sementara. Keputusan untuk mengevakuasi keluarga
karyawan harus diputuskan oleh direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. RSUD akan
bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan keluara karyawan terlindungi
keselamatannya.
Keluarga kayawan yang akan dicarikan pemondokan sementara dalam kondisi sebagai berikut:
a. Keluarga karyawan yang ditugaskan untuk bekerja selama keadaan darurat bencana dan keberadaan
karyawan tersebut sangat penting untuk menjaga kelangsungan penanganan darurat bencana serta
fungsinya tidak dapat digantikan oleh tenaga yang lain.
b. Hanya anggota keluarga inti dan keluarga yang menjadi tanggungan langsungnya yang akan
diberikan pemondokan sementara di rumah sakit selama dalam keadaan darurat bencana.
c. Ruangan yang akan dijadikan tempat pemondokan sementara akan ditetapkan oleh Direktur RSUD
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
e. Mengkoordinasikan sumber daya, bantuan SDM dan fasilitas dari internal dan eksternal
rumah sakit.
i. Mengarahkan dan berkoordinasi dengan seluruh unit kerja yang ada untuk implementasi
rencana penanggulangan bencana dan kedaruratan.
j. Tanggung jawab dan tindakan yang diambil bervariasi tergantung sifat dan tingkat
keadaan darurat bencana.
m. Membuat daftar karyawan serta daftar fihak berwajib beserta alamat dan nomor
telepon yang dapat dihubungi setiap saat.
n. Memerintahkan Kepala Ruangan, Kepala Divisi, Kepala Instalasi dan Perawat supervisor
untuk menghubungi dan memenaggil staf yang berada dibawah koordinasinya serta
menyuruh seluruh karyawan melapor ke unit dimana dia dutugaskan jika terjadi
benacana. Tugas ini tidak dapat didelegasikan ke operator telepon.
o. Memastikan menyelesaikan seluruh dokumen terkait dengan bencana.
5. Perencanaan
6. Logistik
7. Keuangan
c. Menyelesaikan kompensasi bagi petugas (bila tersedia) dan klaim pembiayaan korban
bencana.
d. Memastikan tersedia setiap saat uang tunai sejumlah Rp. 30.000.000 juta yang dapat
dipergunakan setiap saat pada saat terjadi bencana.
b. Menyiapkan peralatan pertolongan, mulai dari peralatan life saving sampai peralatan
terafi definitif
c. Menyiapkan SDM dengan kemampuan sesuai dengan standar pelayanan dan standar
kompetensi
d. Menyiapkan prosedur-prosedur khusus dalam melaksanakan dukungan medis
11. Kepala Seksi Rawat Inap, Kepala Seksi Rawat Jalan dan Perawat Supervisor
a. Kepala Seksi Rawat Inap dan Kepala Seksi Rawat Jalan Bertanggung Jawab
mengkoordinasikan layanan rawat inap dan rawat jalan.
f. Menyampaikan informasi yang diterimanya dari pusat komando keseluruh staf dan
pasien dalam unit yang menjadi tanggungjwabnya.
h. Memastikan kebersihan perorangan dan kebutuhan sanitasi karyawan dan pasien yang
ada dalam unitnya.
13. Kepala Bidang Pelayanan Medis (Wakil Ketua Tim Penaggulangan Bencana dan Kedaruratan)
b. Menjamin kebutuhan medis, psikologi dan emosi pasien terlayani sesuai dengan
penilaian dan perawatan tepat tersedia dengan baik.
c. Bertindak atas nama Direktur memberikan kewenangan klinis darurat pada tenaga medis
baik yang berasal dari RSUD Sultan Imanudin Pangkalan Bun maupun Tenaga Medis
Sukarelawan;
d. Mengeluarkan identitas sementara bagi tenaga medis sukarelawan dan petunjuk diarea
mana mereka dapat bertugas.
a. Memastikan seluruh fasilitas yang ada berfungsi dengan baik termasuk genset untuk
mempertahankan suplay listrik jika sewaktu-waktu diperlukan dan memberikan
penilaian cepat jika terjadi kerusakan fasilitas dan peralatan.
b. Melaporkan kepada Ketua Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan kondisi umum
fasilitas dan peralatanan serta melakukan perbaikan struktur bangunan sebelum
bangunan dapat dipergunakan kembali.
e. Melakukan koordinasi dengan petugas pada bangunan yang akan ditempati untuk
bersama-sama masuk melihat dan memastikan gedung layak ditempati sebelum pasien
dimasukkan.
g. Merencanakan kebutuhan Bahan Bakar Minyak, Gas secara optimum untuk mendukung
operasional generator serta mendukung sarana yang memerlukan.
a. Mengkoordinasikan penyediaan makanan, air minum dan layanan gizi lainnya bagi
pasien dan karyawan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
b. Memelihara persediaan bahan makanan dan minuman darurat yang tidak perlu dimasak
untuk waktu minimal 96 jam dengan berkoordinasi dengan pemasok bahan makanan.
17. Kepala Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana dan Kasi Penunjang Non Medis
a. Berkoordinasi dengan kontaktor kebersihan untuk memastikan seluruh kegiatan
kebersihan tetap berlangsung selama terjadinya bencana;
19. Ketua Komite Medis, Ketua SMF dan Ketua Komite Keperawatan
b. Memastikan persedian obat, bahan habis pakai dan alat kesehatan habis pakai cukup
untuk minimal 96 jam;
a. memastikankan bahwa obat yang tersedia tepat untuk jenis bencana yang terjadi;
a. Bertanggung jawab menghitung dan memastikan persediaan logistik cukup untuk waktu
minimal 96 jam.
b. Terdapat persedian yang memadai baterai kering untuk lampu senter darurat
c. Logistik selalu diperiksa secara berkala baik pada saat latihan penanggulangan bencana
maupun waktu diantara latihan penanggulangan bencana.
e. Tersedia formulir yang diperlukan untuk perawatan pasien pada saat darurat dalam
jumlah yang memadai
c. Menjaga daftar alamat dan nomor kontak seluruh karyawan RSUD Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun
c. Bersiap setiap saat untuk direlokasi membantu tugas yang bersifat umu dia area lain
RSUD Sultan Imanuddin jika diperlukan.
a. Bertanggung jawab memastikan semua staf RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
menerima pelatihan penanggulangan bencana secara berkala setidaknya sekali setahun.
b. Menyediakan latihan pada personal kunci selama lima bulan pertama setiap tahun untuk
memastikan peran dan tanggung jawab personal kunci selama darurat bencana.
c. Menyiapkan pelatihan kesiap-siagaan bencana pada Kepala Bagian Tata Usaha dan staf
administrasi, ketua Komite Medis dan staf medis selama lima bulan pertama setiap
tahun.
d. Bersama Kepala Bidang bertanggung jawab melatih staf masing -masing sebelum tanggal
1 Juni setiap tahun.
h. Bersama dengan direktur dan manajemen RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
melaksanakan evaluasi pelatihan penanggulangan bencana.
i. Bersama direktur dan manajemen RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dengan
melibatkan manajemen RS menyusun rencana aksi untuk memperbaiki kekurangan
selama pelatihan penanggulangan bencana termasuk membuat modifikasi.
Pedoman Penangulangan Bencana RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun telah mendapat
persetujuan dari Satuan Koordinasi Penanggulangan Bencana Kabupaten Kotawaringin Barat dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari Penanggulangan Bencana Kabupaten Kotawaringin Barat.
Lampiran 1
A. Evakuasi
1. Alasan Evakuasi
a. Untuk menjauhkan pasien, pengunjung, dan karyawan dari ancaman bahaya seperti
kebakaran, ledakan, serangan teroris, angin topan dan sebagainya.
c. Pasien yang berada disekitar kejadian segera di evakuasi ke daerah aman di lingkunagn
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
d. Keputusan untuk memperluas evakuasi akan diputuskan oleh petugas yang berwenang
saat itu.
a. Ruangan atau tempat-tempat lain dapat dihubungi untuk pemindahan pasien, tambahan bahan
habis pakai dan logistik lainnya serta tambahan petugas.
b. Koordinasikan dengan Divisi Administrasi Senteral dan Instalasi Rekam Medis jika fasilitas kesehatan
lainnya perlu dihubungi.
c. Fasiltas Kesehatan yang dihubungi harus diberitahu jumlah pasien yang akan dipindahkan,
diagnosanya atau kategori cederanya.
d. Fasilitas kesehatan yang dihubungi diminta untuk menyiapkan ambulance untuk membantu
pemindahan pasien jika dianggap perlu.
Kebijakan: Jika dalam penilaian dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien, pasien tidak
dapat dirawat secara memadai karena kerusakan fasilitas atau kebutuhan medis pasien. Pasien
diupayakan untuk dirujuk atau setidaknya dipindahkan ke fasilitas kesehatan terdekat. Kebijakan
ini diambil jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut:
b. Pasien luka bakar derajat III dan IV yang memerlukan perawatan lebih lanjut;
f. Keadaan dimana dokter spesialis yang tepat tidak tersedia untuk merawat pasien;
g. Pasien yang menurut dokter perlu dirujuk setelah dilakukan pemeriksaan dan stabilisasi;
a. Salinan dari rencana penanganan atau catatan pengobatan dikirm bersama pasien. Foto rontgen dan
hasil pemeriksaan laboratorium akan dikirim berdasarkan pertimbangan dokter yang mengirim.
b. Fasilitas kesehatan yang menjadi tujuan pasien dihubungi terlebih dahulu dan setuju untuk
menerima pasien.
c. Komunikasi antara dokter pengirim dan dokter yang dituju melalui telepon sebaiknya dilakukan
sebelum proses pemindahan dimulai.
d. Tanda bukti serah terima pasien telah ditandatangi oleh dokter, perawat dan pasien jika
memungkinkan.
e. Pasien telah dipersiapkan secara memadai untuk proses pemindahan sesuai dengan kondisi terkini
(memperbaiki IV chateter, immobilisasi fracture, mejaga saluran nafas tetap terbuka dan pakaian
yang pantas) dan ditemani oleh orang yang tepat diambulance.
f. Komunikasi antara perawat yang mengirim dan yang menerima sebaiknya juga dilakukan.
Komunikasi ini dapat dilakukan setelah pasien telah berangkat menuju fasilitas kesehatan yang akan
menerimanya.
a. Jika terjadi kebakaran atau bencana internal lainnya, seluruh pasien dan karyawan harus segera
diungsikan secepatnya dari wilayah bahaya ke bagian aman di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan
Bun, dibelakang pintu tahan api atau dikeluarkan dari bangunan.
b. Perpindahan pertama kearah pintu anti api pada lantai yang sama dan apabila lantai tersebut
menjadi berbahaya bagi pasien dan karyawan, pasien dan karyawan akan dipindahkan ke lantai
bawah atau keluar dari bangunan.
c. Pemindahan pasien dan karyawan diutamakan terlebih dahulu bagi mereka yang berada dekat
sumber kebakaran.
d. Setiap bagian bangunan dan lantai diberikan nomor. Pastikan bahwa pintu dari bagian bangunan
sebelumnya tertutup serapat mungkin pada saat pemindahan selesai.
a. Aktifkan ssstem peringatan kebakaran dengan menarik alaram kebakaran ketika situasi darurat
terjadi.
b. Segera evakuasi seluruh pasien dan karyawan secepatnya dari daerah berbahaya secara menyeluruh
dan teratur.
c. Perawat supervisor bertanggung jawab memberitahu pemadan kebakaran dan meminta pengiriman
unit pemdam kebakaran serta ambulance terdekat.
Ingat : Tetaplah bersikap tenang, tidak panik dan tetap bekerja sama dan kita akan berhasil
melakukan evakuasi.
Jika seluruh bangunan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun harus dievakuasi, setiap orang
yang ada di area RSUD Sultan Imanuddin diwajibkan melaporkan diri di tempat parkir. Panggilan
untuk memastikan semua orang telah dievakuasi akan dilakukan oleh orang yang bertanggung
jawab pada setiap ruangan dan area RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Supervisor akan
menghitung seluruh kepala Ruangan, Divisi, Instalasi untuk memastikan semua orang telah
dievakuasi.
Lampiran II
a. Petugas yang menerima informasi tentang adanya bencana yang sedang terjadi harus
segera memberlakukan tahap pertama rencana penaggulangan bencana dengan
memberitahukan:
o Direktur
o Kepala Instalasi
b. Penerima telepon segera memberitahu dokter Jaga UGD serta perawat lainnya untuk
persiapan.
c. Costumer Care, Satpam atau humas yang bertugas atas persetujuan pejabat yang
berwenang mengirim sms ke seluruh petugas RSUD atau menelepon mereka dengan
kode “RSUD memanggil”
f. Semua pasien korban bencana dan pasien lainnya akan di triase pada ruangan triase atau
tempat lain jika diperlukan.
g. Pusat komando taktis penanggulangan bencana berada di IGD atau post satpam.
o Kepala ruangan IGD untuk mempersiapkan perawat yang bertugas di ruangan triase;
o Petugas-petugas lain yang perlu diberitahu melalui telepon antara lain petugas Kamar
Operasi, petugas anestesi serta petugas-petugas lain yang dianggap perlu.
o Kepala Bidang Pelayanan Medik untuk menghubungi seluruh dokter RSUD dan para
Kepala Ruangan.
d. Seluruh dokter RSUD selanjutnya diperintahkan untuk datang bertugas di RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun.
B. Penambahan Fasilitas
1. Penerimaan Pasien
a. Tempat penerimaan dan pemilahan pasien ditetapkan di depan ruang Instalasi Gawat
Darurat dimana seluruh pasien akan diberikan tag bencana RSUD sebagai identitas awal
pasien sampai informasi lebih lanjut dan lengkap tentang pasien didapatkan.
b. Tag bencana RSUD diikatkan ke tag ambulance pengantar pasien (jika ada) dengan tag
bencana RSUD terletak diatas. Waktu penerimaan pasien di tempat triase ditulikan pada
tag bencana RSUD. Pasien selanjutnya dikirim ke ruangan IGD atau ruangan lain untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut. Setiap pasien yang dipindahkan dari ruang triase
ke ruang lain harus didampingi oleh satu perawat atau petugas lain yang ditunjuk.
b. Recovery Room untuk pasien yang akan di operasi dan transfer pasien.
f. Ruang Perawatan Kebidanan dan Kandungan serta Kamar Bersalin untuk pasien
kebidanan dan Kandungan.
3. Penugasan Personil
a. Penugasan khusus akan di berikan Kepala Ruangan, Instalasi dan Divisi. Kepala
Ruangan/Instalasi/Divisi harus menyiapkan penggantinya bila sewaktu-waktu diperlukan.
c. Perawat yang ditugaskan mendampingi pasien yang dipindahkan dari ruangan triase
harus tetap didekat pasien sampai serah terima dengan petugas lain yang berkompeten
atau pasien telah diterima oleh unit lain dan ditangani oleh orang yang tepat di ruangan
tersebut.
4. Pencatatan
c. Informasi memadai harus dicatat untuk membantu proses identifikasi dan penentuan
derajat cedera. Sebaiknya diberikan diruang penanganan pasien dan bukan di daerah
penerimaan.
d. Begitu tag bencana RSUD yang berisi informasi pasien diikatkan, salinan tag bencana di
lepas dan selanjutnya dikirim melalui kurir ke pos komando penanggulangan bencana
dan petugas rekam medis mempersiapkan daftar korban.
f. Pada hasil pemeriksaan laboratorium dan foto rontgen, harus dituliskan nomor tag
bencana dan lokasi pasien di RSUD.
5. Pengaturan Lalulintas
a. Jika dipandang perlu, direktur RSUD atau pejabat yang bertanggungjawab saat itu dapat
menghubungi Polres Kotawaringin Barat untuk meminta bantuan pengaturan lalu lintas.
b. Pasien yang tiba dengan mobil ambulance atau mobil pengangkut lainnya masuk melalui
jalan masuk UGD.
c. Pasien yang diperbolehkan pulang, keluar dari RSUD melalui pintu utama (depan pos
satpam). Instalasi rekam medis akan menempatkan petugas di pintu utama untuk
mencatat pasien yang akan pulang.
e. Pemindahan pasien dari RSUD ke fasilitas kesehatan lainnya, dilaksanakan melalui jalan
masuk UGD. Tempat pasien menunggu sebelum dipindahkan adalah ruangan pemulihan
pasien atau ruangan lain yang ditetapkan sesuai sistuasi dilapangan.
a. Tempat tidur kosong yang ada di ruangan perawatan akan dipergunakan terlebih
dahulu. b. Jika tempat tidur kosong di ruangan telah penuh, tempat tidur cadangan di
gudang akan
dipergunakan.
c. Jika jumlah tempat tidur tetap tidak mencukupi, maka staf medis akan memulangkan
pasien-pasien dibawah ini sampai tempat tidur yang tersedia mencukupi;
o Pasien yang dirawat untuk kepentingan penegakan diagnostik dan observasi yang
tidak memerlukan tempat tidur.
o Pasien post bersalin normal 24 jam dan bayi lahir persalinan normal 24 jam.
catatan; perlakuan khusus harus diambil dalam menggunakan tempat tidur ruang
kebidanan untuk menghindari kontaminasi fasilitas tempat tidur.
d. Jika tempat tidur belum juga mencukupi, direktur RSUD atau pejabat tertinggi yang
bertanggung jawab saat itu akan menghubungi instansi yang memiliki tempat tidur
lapangan seperti TNI atau Polri.
e. Pasien sebagaimana yang dimaksud pada huruf c dipulangkan melalui koridor utama
(depan pos satpam). Untuk memudahkan proses pemulangan maka petugas kasir dan
rekam medis akan ditempatkan di koridor utama.
f. Kepala ruangan atau yang mewakili diruang perawatan tempat pasien yang akan
dipulangkan dirawat menghubungi keluarga pasien untuk menyiapkan transportasi.
g. Selama tempat tidur yang tersedia tidak mencukupi maka penerimaan pasien regular
dihentikan untuk sementara waktu kecuali untuk pasien gawat darurat sampai tersedia
tempat tidur yang memadai. Keputusan untuk menghentikan penerimaan pasien regular
hanya boleh diambil oleh direktur RSUD.
h. Tempat tidur lipat, matras dan tempat tidur yang didalam gudang akan dipersiapkan di
workshop oleh petugas IPRS.
i. Sementara menunggu adanya tambahan tempat tidur, pasien dapat diletakkan diatas
koridor dengan menggunakan selimut atau kasur.
Lampiran III
Protokol-Protokol
Jika lingkungan RSUD dilanda angin topan, kewaspadaan yang perlu diambil meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:
Tarik tirai dan gorden sebagai perlindungan dari kemungkinan adanya pecahan kaca jendela,
1. Turunkan seluruh tempat tidur pasien serendah mungkin dan sesegera mungkin dipindahkan
menjauhi jendela,
Dalam situasi dimana terjadi kerusuhan atau ancaman kekerasan terhadap masyarakat atau jika
ada pejabat penting (Bupati, Wakil Bupati, Unsur Pimpinan Forum Komunikasi Daerahah, Sekda,
Ketua dan Wakil Ketua DPRD, dan tamu-tamu Very Important Person (VIP) daerah lainnya) yang
memerlukan perawatan, maka prosedur berikut harus diberlakukan.
1. Pejabat tertinggi yang ada di RSUD atau pejabat lain yang memiliki kewenangan memerintahkan
satpam untuk menutup seluruh pintu rumah sakit, minimal gedung tempat perawatan.
2. Polres atau satpol PP segera di beritahu dan diminta untuk membantu pengamanan sekeliling
lingkungan RSUD.
o Catat jika penelpon terindikasi menguasai dengan baik situasi rumah sakit
melalui informasi yang disampaikannya.
b. Beritahu fihak yang berwenang dan pejabat utama rumah sakit yang ada secepatnya
seperti:
o Polisi
o Direktur
o Perawat Supervisor.
a. Setelah informasi lengkap disampaikan oleh petugas yang menerima telepon ancaman
bom, direktur RSUD atau pejabat tertinggi yang ada pada saat itu harus mengambil
keputusan untuk menimalisir ancaman dan kepanikan orang-orang yang ada di RSUD,
penyampaian isu dan persiapan untuk kedatangan bantuan. Polisi harus diberikan
kewenangan penuh sejak kedatangannya, kerjasama dengan pihak kepolisian dan
seluruh petugas yang terlibat sangat diperlukan. Karyawan yang memegang master key
atau kunci cadangan harus berada di tempat dan mengikuti pergerakan petugas pencari
bom jika diperlukan.
b. Direktur atau pejabat yang tertinggi saat itu harus memberikan kepercayaan penuh pada
petugas yang menguasai seluk bangunan RSUD secepatnya:
o Petugas yang berwenang kemungkinan tidak mengenal dengan baik situasi RSUD
atau kekurangan personil untuk pencarian yang memadai karena waktu yang sangat
terbatas.
o Gedung RSUD harus dibagai mejadi beberapa bagian dimana setiap bagian
harus ditempatkan karyawan yang menguasai bangunan tersebut.
d. Pencarian benda-benda mencurigakan meliputi seluruh ruang publik antara lain ruang
tunggu, kantin, WC dan tangga. Seluruh ruangan tersebut harus diperiksa secara teliti.
e. Pencarian juga harus meliputi area-area terbatas atau tidak untuk umum di RSUD
jika penelpon mengindikasikan bahwa wilayah-wilayah tersebut tempatnya bom
diletakkan.
f. Pengetatan keamanan harus segera diambil pada tempat pencarian sampai tempat
tersebut dinyatakan bersih.
g. Lift harus dijaga untuk dipergunakan hanya oleh petugas yang berwenang.
h. Jika menemukan sesuatu yang dicurigai sebagai bom, jangan menyentuhnya. Jauhkan
orang-orang dari tempat tersebut dan minta bantuan dari tenaga terlatih untuk
menjinakan bom. Upayakan menjaga benda tersebut dari orang yang tidak
berkepentingan dengan menutup pintu bangunan.
i. Seluruh karyawan dan pasien harus dijaga untuk tetap tenang dan tidak panik namun
tetap dalam kewaspadaan tinggi. Karyawan harus dilatih untuk sedapat mungkin tidak
memberitahu pasien untuk mencegah kepanikan massal.
j. Secara berkala direktur atau pejabat tertinggi yang ada di RSUD diberitahu
perkembangan terkini situasi yang ada.
k. Jangan memberitahu pasien bahwa ada ancaman bom yang diterima RSUD. Jika pasien
menyadari adanya sesuatu yang tidak beres yang sedang terjadi yakinkan pasien tidak
perlu khawatir karena segalannya akan teratasi dengan baik sesingkat-singktanya.
3. Evakuasi
Jika bom ditemukan, petugas akan memberitahu pihak yang berwenang untuk menjinakan bom.
RSUD tidak akan melakukan evakuasi sampai bom betul-betul ditemukan kecuali atas permintaan
pihak yang berwenang. Jika evakuai tetap harus dilakukan, keputusannya harus diambil oleh direktur
atau pejabat tertinggi saat itu bersama pihak yang berwenang.
4. Pelaporan
Setiap petugas RSUD yang terlibat dalam pencarian bom harus melapor hasil pencarian bom
ke direktur atau pejabat tertinggi segera setelah proses pencarian dinyatakan selesai.
Personel yang terlibat harus mempersiapkan laporan tertulis kronologis lengkap kepada
direktur dan menggaris bawahi seluruh kesulitan yang ada pada saat proses pencarian.
Laporan akan dipergunakan untuk merevisi prosedur acaman bom untuk mengurangi
kesulitan-kesulitan yang timbul dimasa mendatang jika terjadi kejadian yang serupa.
b. Hubungi instansi terkait seperti Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kotawaringin
Barat. Berikan gambaran sejelas-jelasnya atas masalah yang timbul agar instansi terkait
dapat memberikan bantuan yang tepat untuk mengatasi bahaya.
4. Dapat informasi lebih lanjut dan bantuan peralatan dari unit dan instansi terkait.
5. Hindari kontak langsung dengan bahan berbahaya atau orang yang terkena bahan berbahaya.
6. Upayakan untuk membatasi bahan berbahaya tersebut pada satu tempat saja sehingga tidak
melebar ke area lain.
7. Upayakan dekontaminasi orang yang terkena bahan berbahaya pada tempat kejadian semaksimal
mungkin.
1. Sebelum melaksanakan dekontaminasi, pengamatan radiasi yang lengkap harus dilakukan dan
direkam baik melalui catatan tertulis atau melalui alat audio visual. Jika pakaian terkontaminasi,
lepaskan secara hati-hati dan perlahan-lahan sehingga partikel radiasi tidak beterbangan di udara.
Gunakan Sarung tangan, jubah, masker dan sepatu boot untuk melindungi diri dari kontaminasi.
Letakkan seluruh bahan-bahan terkontaminasi dalam kantong plastik besar dan diikat. Pastikan tidak
ada orang yang tidak berkepentingan diijinkan masuk daerah dekontaminasi.
2. Secara praktis untuk semua kasus kontaminasi, materi kontaminasi dapat dengan mudah dilepas
dengan menyabuni dan menyiram air mengalir secara perlahan. Setelah pakaian berhasil di lepaskan,
biasanya pada tangan dan muka tetap ada bahan-bahan kontaminan yang tertinggal. Sebagai bagian
pemeriksaan menyeluruh maka seluruh permukaan kulit harus diperhatikan untuk melihat adanya
kemungkinan luka lecek atau robek.
3. Dalam proses dekontaminasi area tubuh yang tidak tercemar harus ditutup dengan bahan-bahan anti
air untuk menghindari kontaminasi lanjutan.Dalam menyiram area terkontaminasi, cuci terlebih
dahulu arah perifer untuk selanjutnya ke pusat radiasi.Gunakan kertas tissue untuk membersihkan
busa sabun yang terkontaminasi. Sangat penting untuk diperhatikan bahwa dalam mengobati kulit
harus dilaksankan secara lembut untuk menghindari lecet.
4. Jangan menggunakan bahan yang dapat mengiritasi kulit seperti detergen. Jangan mencukur rambut
pada tempat yang terkontaminasi. Jika kulit mulai kemerahan atau mulai terasa perih maka prosedur
harus dihentikan. Perlu dipahami bahwa dekontaminasi menyeluruh kulit yang terkena radiasi tidak
mungkin dilaksanakan dalam waktu yang sangat singkat. Jika kulit luar yang terkontaminasi tidak
dapat dibersihkan setelah upaya beberapa kali, maka krim untuk kulit harus segera dioleskan
sebelum dilakukan upaya dekontaminasi lanjutan pada hari-hari berikutnya.
5. Penatalaksanaan untuk dekontaminasi dalam tubuh selanjutnya akan dilakukan secara khusus sesuai
dengan isotop yang terdeteksi. Sebagai contoh, untuk radio actif iodine yang digunakan pada pasien,
maka harus diberikan dosis besar iodine non radioactif untuk mencegah penyerapan radioaktif oleh
kelenjar tiroid. Radioisotop seperti tritium dapat dibersihakan dari tubuh melalui pemberian diuretik.
1. Penatalaksanaan bgaian tubuh yang terbakar karena bahan kimia sebagaimana halnya
kegawatdaruratan lainnya harus dimulai dengan pemeriksaan ABC. Langkah selanjutnya adalah
membuang bahan kimia. Pasien sebaiknya tidak memakai pakaian sama sekali dan seluruh perhiasan
yang melekat harus dilepaskan. Genangi lipatan kulit, lipatan kuku dan daerah berambut secara
menyeluruh.
2. Pada saat penanganan kegawatdaruratan dimulai, petugas harus mengali informasi sebanyak
mungkin tentang riwayat kejadian. Riwayat kejadian meliputi antara lain nama dan konsentrasi
kandungan bahan kimia, lamanya terkena bahan kimia dan keadaan umum pasien. Pemberian obat
anti tetanus propilaksis perlu diberikan.
3. Setelah penanganan kegawatdaruratan selsai, pemeriksaan luka bakar harus dilakukan beberapa jam
kemudian, 24 jam pertama, dan seminggu kemudian. Perawatan di rumah sakit bagi pasien luka
bakar karena bahan kimia sebaiknya dilakukan pada pasien dengan kondisi luka bakar yang cukup
luas meliputi mata, muka, kaki, tangan, perineum atau luka bakar lainnya diatas 15 % dari
permukaan tubuh atau luka bakar dalam.
c. Perhatikan kemungkinan sebab lain dari keracunan (bahan pelarut yang digunakan dan
alat yang digunakan untuk melarutkan pestisida)
• 20 – 50 % Keracunan ringan
• 10 – 2- % keracunan sedang
Lampiran IV
Selain untuk penyampaian informasi pada keadaan siaga bencana dan kedaruratan, protocol ini juga
mengatur penyampaian informasi pada situasi rumah sakit beroperasi normal.
o Menjaga rahasia pasien sebagaima yang dimanahkan oleh undang-undang dan peraturan yang
berlaku serta kode etik rumah sakit dan profesi.
o Menjaga arus informasi dan menghindari konflik yang mungkin timbul antara media, RSUD Sultan
Imanuddin dan dokter.
o Menejer dan perawat supervisor yang sedang bertugas diberikan kewenangan untuk
memberikan informasi kepada media sesuai dengan yang diatur dalam pedoman ini. Jika sedang
tidak berada ditempat, maka manejer dan perawat supervisor dapat mendelegasikan kepada
perawat senior yang bertugas dimana pasien tersebut dirawat. Sedapat mungkin perawat yang
diberikan delegasi mengetahui dan memahami pedoman ini.
o Pada kasus bencana, pusat komunikasi dan informasi akan dibuat di Pusat Komando Penanggulangan
Bencana dan Kedaruratan.
o Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Kepala Sub Bagian Administrasi Umum, diberrikan
kewenangan untuk memberikan informasi pada media sesuai bidang tugasnya.
o Jika informasi tidak dapat diberikan karena merupakan rahasia pasien, harus diberikan
penjelasan memadai mengapa informasi tersebut tidak dapat diberikan. Jika informasi harus
ditunda, media harus diberikan penjelasan yang memadai.
Juru bicara RSUD diperbolehkan memberikan informasi nama dokter yang merawat pasien
denga persetujuan dokter tersebut baik secara lisan maupun tertulis. Jika dianggap perlu setelah
persetujuan telah diberikan, juru bicara RSUD dapat mempertemukan dokter dengan perwakilan
media untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang kasus yang ditangani.
o Ketentuan ini juga diberlakukan pada pasien yang memiliki nilai berita tinggi
seperti pejabat, orang terkenal atau tokoh masyarakat.
✓ Keadaan Darurat (bila persetujuan untuk pemberian informasi tidak tersedia secepatnya)
o Jika identitas pasien telah diketahui terlebih dahulu oleh media dari sumber
lain seperti kepolisian, pemadam kebakaran atau petugas lain yang berwenang,
informasi dasar seperti kondisi pasien dan informasi yang berkategori informasi
dasar lainnya dapat diberikan.
o Baik bila tanda vital yang meliputi, denyut nadi, frekwensi pernafasan, suhu
badan, tekanan darah dalam batas-batas normal. Pasien dalam keadaan sadar
dan dalam keadaan cukup nyaman
o Sedang bila tanda vital dalam batas normal, tetapi pasien kemungkinan tidak
dalam suasana yang nyaman atau menderita beberapa komplikasi.
o Serius bila tanda vital melewati batas-batas normal dan pengobatan
diberikan untuk membantu mengembalikan tanda vital kedalam batas-batas
normal. Kemungkinan ada tanda-tanda fungsi organ yang terganggu dan
bantuan alat mekanis kemungkinan diperlukan.
o Kritis bila tanda vital tidak dalam batas-batas normal atau sering melewati
batas- batas normal dan satu atau lebih fungsi sistem organ mengalami
kegagalan. Terdapat komplikasi berat yang menyebabkan pasien tidak dapat
menerima rangsangan atau dalam kedaan koma.
d. Kategori Informasi
✓ Pendarahah: Ringan, sedang dan berat dapat diberikan. Jika transfusi darah diperlukan, juga dapat
diinformasikan. Jumlah kehilangan darah atau jumlah darah yang ditansfusikan pada perdarahan
sedang dan berat hanya dapat diinformasikan jika jumlahnya diketahui dengan pasti.
✓ Luka Bakar: Derajat dan luas luka bakar, lokasi luka bakar dan persentase luas luka bakara misalnya 40
%, 50 %, 60 % dst. Penyebab luka bakar antara lain uap panas, matahari, api, bahan kimia dapat
disampaikan.
Permintaan informasi pasien yang lebih detail selain yang bersifat rutin seperti disebutkan diatas
jika tidak melanggar undang-undang dan peraturan yang berlaku serta etika RSUD dan etika
profesi dapat diteruskan ke dokter pemeriksa pada kasus-kasus berikut ini:
✓ Setiap kematian dimana jenazah tidak diketahui identitasnya atau tidak diketahui keluarganya.
✓ Setiap kematian mendadak yang disebabkan oleh penyakit yang tidak diketahui atau kematian yang
tidak diketahui sebabnya sesara pasti oleh dokter.
✓ Setiap kematian yang dicurigai, dimana alcohol, obat-obatan atau bahan-bahan beracun lainnya
diperkirakan bertanggungjawab secara langsung sebagai penyebab kematian.
✓ Setiap kematian yang terjadi akibat kekerasaan atau luka berat baik karena pembunuhan,
bunuh diri atau kecelakaan (termasuk akibat mesin, panas, bahan kimia, listrik, radiasi,
tengelam, tertimbun) terlepas jarak waktu antara kecelakaan dan waktu kematian.
✓ Setiap kematian janin, lahir mati dan setiap kematian bayi dalam waktu 24 jam sejak
kelahirannya jika ibu tidak dalam perawatan dokter.
o Orang yang memiliki permintaan khusus (informasi yang tidak bersifat umum)
untuk dirahasiakan
✓ Dalam hal terdapat permintaan informasi terhadap pasien yang masuk dalam kategori tersebut diatas,
juru bicara rumah sakit cukup menyampaikan bahwa pasien pada kasus ini termasuk dalam kategori
dimana informasi dilarang diberikan untuk umum, olehnya itu tidak ada informasi yang dapat
diberikan. Ketentuan ini juga termasuk larangan memberikan informasi dimana pasien dirawat.
Lapiran V
Standar Prosedur Operasional
RSUD Sultan
Imanuddin MOBILISASI PASIEN BENCANA
Suyuti Syamsul
PROSEDUR TETAP
NIP. 196808072000031006
Tujuan Supaya pasien dapat tempat perawatan yang layak dan dapat perawatan
yang baik.
3. Rekam Medis
4. Administrasi Sentral
5. Kasir
RSUD Sultan
Imanuddin PENAMBAHAN TEMPAT TIDUR
NIP. 196808072000031006
Prosedur 1. Pasien berasal dari IGD saat terjadi lonjakan pasien dan diindikasikan
untuk rawat inap.
4. Rekam Medis
5. Administrasi Sentral
6. Kasir
NIP. 196808072000031006
Tujuan Tidak menyulitkan korban dan lebih efektif serta untuk kelancaran
pasien.
Prosedur 1. Semua proses dalam hal administrasi dari awal sampai akhir
dilakukan oleh petugas administrasi di setiap ruangan.
4. Administrasi Sentral
RSUD Sultan PERENCANAAN PASIEN PULANG
Imanuddin
No. No. Revisi: Halaman: ½ (artinya 1
Dokumen: /YM- dari 2)
01/RSUD-KPS/VIII/2010
NIP. 196808072000031006
Pengertian Pasien telah dinyatakan boleh pulang oleh dokter yang merawat sesuai
indikasi
Prosedur 1. Pasien telah dinyatakan untuk bisa pulang dari rumah sakit
2. Dokter
3. Humas
Suyuti Syamsul
PROSEDUR TETAP
NIP. 196808072000031006
2. Unit ruangan
RSUD Sultan
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Imanuddin
NIP. 196808072000031006
RSUD Sultan
Imanuddin TINDAKAN OPERATIF PASCA BENCANA BAGI PASIEN BENCANA
NIP. 196808072000031006
Pengertian Tindakan operatif bagi pasien post plating saat bencana yang perlu
dilakukan aff plate.
4. OK
RSUD Sultan
Imanuddin MOBILISASI PASIEN BENCANA
NIP. 196808072000031006
3. Rekam Medis
4. Divisi Transportasi
NIP. 196808072000031006
Kebijakan Pada situasi tanggap darurat RSUD harus membangun kemitraan dengan
seluruh unit pelayanan kesehatan dan para sukarelawan
Prosedur 1. Menghubungi semua petugas ruangan yang libur jaga pada saat
terjadi bencana.
NIP. 196808072000031006
2. Ruangan IGD
3. Ruangan OK
RSUD Sultan
Imanuddin
INVENTARISASI PERALATAN
NIP. 196808072000031006
2. Ruangan IGD
3. Ruangan OK
Suyuti Syamsul
PROSEDUR TETAP
NIP. 196808072000031006
6. Ruangan IGD
7. Ruangan OK
8. Instalasi Farmasi