Anda di halaman 1dari 46

Pedoman Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan

RSUD SULTAN IMANUDDIN PANGKALAN BUN PEDOMAN

PENANGGULANGAN BENCANA DAN KEDARURATAN

A. UMUM

Alamat : Jalan Sutan Syahrir 17 Pangkalan Bun Telephone 24


jam :

Fax :

Tipe dan Kelas Rumah Sakit : Rumah Sakit Umum/Kelas C

Jumlah Tempat Tidur : 155

Bangunan : Permanen

Dibangun : 19.. s/d 2010

Direktur/Ketua Tim Penanggulangan Bencana : dr. Suyuti Syamsul, MPPM

Telepon Kantor :

Telepon Rumah :

HP :

Wakil Ketua Tim Penanggulangan Bencana : ………………………

Telepon Kantor :

Telepon Rumah :
HP : ………………

Komandan Penanggulangan Bencana : dr. Agus Ashari

Telepon Kantor :

Telepon Rumah : ………….

HP : ……….

Wakil Komandan Penanggulangan Bencana :

Telepon Kantor :

Telepon Rumah : ………….


HP : ……….

TANGGAL EFEKTIF : ………….

TANGGAL REVISI :…………

REVIEW BERIKUTNYA : ………….

B. TUJUAN:

Pedomanan Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan, bertujuan untuk memberikan panduan


bagi manajemen, dokter dan karyawan-karyawati dalam menghadapi dan menanggulangi
kejadian bencana yang terjadi baik di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun maupun
dilingkungan sekitarnya serta tanggap darurat atas beberapa hal kritis yang mungkin timbul pada
saat kejadian bencana yaitu:

1. Komunikasi

Dalam hal infra struktur masyarakat mengalami kerusakan hebat sehingga tidak dapat berfungsi,
diperlukan sebuah rencana untuk menjaga agar komunikasi dalam RSUD Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun dan komunikasi dengan fihak-fihak terkait untuk penanggulangan bencana tetap
dapat berfungsi.

2. Sumber Daya dan Asset

Pemahaman yang memadai tentang sumber daya dan asset yang tersedia dapat digunakan secara
optimal, sangat penting terutama pada saat terja bencana dibandingkan pada saat RSUD Sultan
Imanuddin beroperasi normal. Logistik dan peralatan, pemasok logistik, masyarakat dan program
pemerintah merupakan sumber daya yang sangat penting. RSUD Sultan Imanuddin harus menjaga
akses terhadap logistik, peralatan, masyarakat dan program pemerintah pada saat kritis untuk
memastikan keselamatan pasien, mempertahakankan kesinambungan pelayanan dan menjamin
ketersediaan obat.

3. Keselamatan dan Keamanan

Keselamatan dan keamanan pasien, karyawan dan pengunjung menjadi tanggungjawab utama
direksi, manajemen dan segenap karyawan-karyawati RSUD Sultan Imanuddin pada saat terjadi
kedaruratan. Pada saat situasi darurat terus mengalami eskalasi, parameter operasional sesuai
dengan jadwal jaga rsud tetap harus memperhatikan keselamatan dan kemanaan seluruh pasien,
karyawan dan pengunjung dan membangun lingkungan yang aman.

4. Tanggungjawab Petugas

Selama situasi darurat, tugas dan tanggungjawab setiap staf dan karyawan/karyawati akan berubah
dengan cepat sesuai dengan perkembangan bencana. Para petugas harus menyesuaikan diri terkait
dengan tanggungjawab dan tugas masing-masing sesuai dengan perkembangan bencana untuk
melayani pasien semaksimal mungkin. Pada saat terjadi kedaruratan, staf dan karyawan/karyawati
dapat diberikan tugas dan tanggungjawab baru yang berbeda dengan tugas sehari-hari. Prosedur
harus dibuat dan ditetapkan untuk memastikan karyawan dapat menyesuaikan diri dengan tugas dan
tanggung jawabnya yang baru begitu situasi darurat mengalami peningkatan.

5. Listrik, Air, Gas, BBM, obat dan logistik

RSUD Sultan Imanuddin menganalisa daya listrik cadangan, persediaan air, gas, bahan bakar minyak,
obat dan logistik lainnya dengan memperhitungkan kebutuhan dasar dan persediaan yang ada. RSUD
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun wajib menjaga pasokan listrik, air, gas, bahan bakar minyak, obat
dan logistic lainnya untuk menjaga operasional secara mandiri tanpa bantuan/pasokan dari luar
untuk jangka waktu minimal 96 jam.

6. Kelangsungan Pelayanan Klinis dan Dukungan atas Kelangsungan Pelayanan Klinis

RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun harus memiliki rencana jelas dan dapat dilaksanakan untuk
mempertahankan pelayanan terhadap pasien selama kondisi ekstrim yang mempengaruhi
infrastruktur dan sumber daya. Rencana ini termasuk upaya lain yang akan dilaksanakan jika RSUD
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun tidak mendapatkan bantuan dari sumber daya lokal, regional dan
nasional untuk waktu minimal 96 jam.

C. Definisi

1. Bencana

Kejadian atau situasi yang menunjukkan terjadinya acaman missal terhadap masyarakat, kerusakan
hebat infra struktur, cedera atau hilangnya nyawa dan harta benda baik karena sebab alam atau
perbuatan manusia namun tidak terbatas pada contoh-contoh berikut ini: serangan, sabotase atau
tindakan bermusuhan lainnya terhadap masyarakat, pemerintah dan negara, kebakaran, banjir, agin
topan, gempa bumi, tsunami, epidemic penyakit menular, pencemaran udara, kekeringan, ledakan
atau kecelakaan, bahan berbahaya, serta radiasi.

Contoh bencana yang dapat terjadi di Pangkalan Bun dan sekitarnya namun tidak terbatas pada hal
- hal sebagai berikut;

a. Bencana Alam: Angin Topan, Badai, Banjir, Kebakaran Hutan.

b. Bencana Karena Ulah Manusia: Terorisme, Kebakaran, Ledakan, Kecelakaan massal, dan
Kerusuhan.

2. Kedaruratan

Keadaan bahaya yang umumnya dapat diatasi pada tingkat pemerintahan lokal.

3. Kode Bencana

a. Kode “Biru” untuk kejadian bencana


b. Kode “Merah” untuk api

c. Kode “Hijau” untuk ancaman bom

4. Komandan dan Wakil Komandan Penanggulangan Bencana


Komandan Penanggulangan Bencana adalah Kepala Instalasi Gawat Darurat dengan wakil Kepala
Ruangan Gawat Darurat RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Komandan Penanggulangan
Bencana dengan dibantu oleh Wakilnya berwenang untuk mengkoordinasikan kegiatan untuk setiap
penanggulangan bencana yang terjadi sebagaimana yang diatur dalam Pedoman Penanggulangan
Bencana dan Kedaruratan ini.

D. Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan:

1. Dalam rangka pengelolaan rencana penanggulangan bencana. Maka petugas dibawah ini ditetakan
sebaggai Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun:
a. Direktur (ex officio Ketua Tim)

b. Kepala Bidang Pelayanan Medik (ex officio Wakil Ketua Tim)

c. Kepala Instalasi IGD (Komandan Operasional Penanggulangan Bencana )

d. Kepala Ruangan IGD (Wakil Komandan Operasional Penanggulangan Bencana dan


Kedaruratan)

e. Kepala Sub Bagian Keuangan

f. Perawat Supervisor

g. Kepala Instalasi Sarana

h. Kepala Instalsi Gizi

i. Kepala Divisi Pengamanan Internal

j. Kepala Instalasi Bedah Sentral

k. Kepala Instalasi Anestesi dan Intensive Care Unit

l. Kepala Ruangan Anestesi

m. Kepala Ruangan ICU

n. Kepala Ruangan OK

o. Kepala Instalasi Labotatorium

p. Kepala Ruangan Laboartorium

q. Kepala Instalasi Radiologi

r. Kepala Ruangan Radiologi

s. Kepala Instalasi Farmasi


t. Kepala Divisi Logistik

u. Kepala Ruangan Perawatan Sindur, Bengkirai, Lanan, Meranti, Ulin, Akasia, Perinatologi,
Ramin

v. Kepala Divisi Kepegawaian

w. Psikolog

x. Kepala Instalasi Rekam Medis dan Costumer Service

y. Kepala Divisi administrasi sentral

z. Psikolog

2. Segera setelah adanya pengumuman adanya kejadian bencana atau kedaruratan, seluruh anggota
tim penaggulangan bencana dan kedaruratan harus segera melapor di pusat komando
penaggulangan bencana dan kedaruratan.

3. Mitra Penanggulangan Bencana

RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun akan membangun komunikasi dengan mitra saat terjadi
tanggap bencana atau kedaruratan. Kemitraan juga diperluas mencakup pemasok bahan makanan,
bahan habis pakai, alat kesehatan habis pakai dan logistic lainnya. Divisi administrasi sentral harus
memastikan nomor telepon penting dibawah ini selalu ada dalam daftar panggilan darurat RSUD
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun yaitu:

a. Pemadam Kebakaran :

b. Polres Kotawaringin Barat :

c. Pusat Penaggulangan Krisis Kemenkes RI :

d. Satpol PP :

e. Kodim :

f. Pangkalan Udara :

g. Dinas Sosial :

h. Dinas Kesehatan :

i. Klinik Swasta

o Klinik Kesuma :

o Rumah Bersalin Bidan Endang :

o Rumah Bersalin Hastarini :


o Rumah Bersalin Bunda :

j. Pemasok bahan makanan

o Bulog :

o …….. :

o …….. :

o …….. :

k. Pemasok bahan habis pakai dan alat kesehatan

o Apotik :

o Apotik :

o Apotik :

E. Penilaian Terhadap Kejadian yang Berpotensi Menimbuljan Bencana atau Kedaruratan

RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun akan mengidentifikasi setiap potensi bahaya, ancaman,
dan kejadian yang dapat merugikan dan menilai dampaknya terhadap kemampuan pelayanan
klinis serta dampaknya terhadap kesinambungan pelayanan selama dalam keadaan darurat.
Untuk menilai tingkat kerawanan terhadap bencana, dilakukan analisa kerentanan terhadap
bahaya. Analisa dilaksankan sebagau upaya mendapatkan pemahaman yang memadai tentang
potensi bahaya dan membantu memfokuskan sumber daya yang ada. Analisa dan perencanaan
penaggulangan bencana dilaksanakan setiap tahun. Komandan Penanggulangan Bencana akan
mengembangkan rencana tanggap darurat yang tepat dan sesuai prioritas yang dibuat
berdasarkan analisa potensi bahaya. Setiap rencana tanggap darurat akan melalui empat
tahapan aktifitas penanggulangan kedaruratan sebagai berikut:

1. Mitigasi

Mitigasi adalah kegiatan yang dirancang untuk mengurangi resiko dan potensi kerusakan yang
disebabkan oleh keadaan darurat antara lain siaga bencana, peralatan yang memadai dan tidak
berlebihan serta pelatihan mengatasi kedaruratan.

2. Kesiapsiagaan

Meliputi kegiatan untuk mengorganisir dan memobilisasi sumber daya penting antara lain adanya
rencana tertulis, pendidikan dan pelatihan karyawan, pelibatan pihak luar, pengadaan dan
pemeliharaan logistik penting

3. Respon

Kegiatan rumah sakit untuk mengatasi dan merespon kedaruratan akibat bencana. Tindakan yang
dirancang sebagai strategi dan aksi yang diaktifkan selama keadaan darurat yaitu pengendalian,
peringatan dan evakuasi

4. Pemulihan
Langkah-langkah yang diambil rumah sakit untuk kembali melaksanakan aktivitas dalam situasi
normal. Ada dua tahapan pemulihan yaitu jangka pendek untuk menilai kerusakan dan dukungan
vital yang diperlukan untuk kembali melakukan kegiatan seperti sedia kala (operasi minimum) dan
jangka panjang untuk mengembalikan seluruh kegiatan dalam keadaan normal atau pemulihan
untuk beroperasi seperti sedia kala.

F. Bahan Berbahaya

RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun terletak dalam radius 50 km dari bahan-bahan berbahaya
antara lain bahan kimia pada pabrik-pbarik tertentu, tangki bahan bahar pertamina, tangki CPO,
pembangkit listrik PLN,

Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana ditunjuk sebagai koordinator zat beracun
dan bahan berbahaya dan memiliki tanggungjawab untuk memastikan seluruh wilayah rumah
sakit mematuhi Undang-Undang tentang bahan berbahaya. Kepala Instalasi Pemeliharaan Sarana
dan Prasarana mendaftar area/wilayah dalam radius 50 km dari RSUD Sultan Imanuddin dimana
pekerja-pekerjanya rentan terhadap bahan-bahan berbahaya dan zat kimia berbahaya. Kepala
Instalasi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana harus mendata bahan-bahan kimia atau bahan
berbahaya yang digunakan setidaknya nama umum bahan kimia atau bahan berbahaya tersebut
beserta anti dote-nya.

G. Pemberitahuan Situasi Bencana

1. Setiap karyawan yang menerima informasi tentang potensi terjadinya bencana atau bencana yang
sedang terjadi harus berusaha untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin sebagai berikut:

a. Nama dan nomor telepon informan.

b. Lokasi bencana dan tingkat kerusakan.

c. Penyebab bencana, misalnya: ledakan, kecelakaan pesawat, dll

d. Jumlah orang yang terlibat dan/atau cedera.

2. Informasi yang diperoleh harus dilaporkan segera ke resepsionis (customer care)/ humas rumah
sakit/satuan pengaman internal melalui saluran telepon RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
Nomor (0532) 21404/21238/118.

3. Resepsionis (costumer care), humas dan satpam yang menerima informasi adanya bencana
melaporkan ke Komandan Tim Penanggulanah Bencana atau Wakil Komandan Penanggulangan
Bencana. Dalam hal Komandan Penaggulangan Bencana atau Wakilnya tidak ada di tempat maka
laporan di sampaikan ke perawat supervisor. Perawat supervisor diberikan kewenangan untuk
mengabil langkah-langkah yang dianggap perlu dalam melaksanakan rencana penanggulangan
bencana dan kedaruratan. Perawat supervisor harus segera menghubungi Komandan Tim
Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan atau Wakilnya. Segera setelah menerima
laporan, Komandan Penanggulangan Bencana atau wakilnya menghubungi Ketua Tim
Penanggulangan Bencana (direktur).

4. Jika kejadian bencana akibat bahan radio aktif atau radiasi lainnya, maka resepsionis (costumer care),
satpam, dan humas memberitahukan tatacara pengiriman sambil menghubungi pemadam
kebakaran, polisi dan mencari informasi sebanyak mungkin antara lain:
a. Nama dan identifikasi pelapor.

b. Tanggal dan waktu kejadian.

c. Alamat atau lokasi yang tepat dan gambaran kejadian.

d. Tingkat cedera dan kerusakan fisik.

e. Jenis dan jumlah bahan yang terlibat

f. Kondisi material yang terlibat.

H. Pengumuman Bencana dan Kedaruratan

Pada saat jam kerja, apabila telah mendapat otoritas dari Komandan Penaggulangan Benacana
atau Wakilnya, Resipsionist/costumer service, satpam, humas memberitahukan adanya kejadian
bencana ke petugas yang menjadi anggota Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan
melalui HP baik melalui panggilan suara atau pesan pendek (sms) dan atau air phone. Diluar jam
kerja Satpam setelah mendapat otoritas dari perawat supervisor memberitahukan adanya
insiden ke petugas yang menjadi Anggota Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan melalui
HP baik melalui panggilan suara atau pesan pendek (sms) dan atau air phone.

Setiap anggota Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan selanjutnya menghubungi dan
menyuruh staf yang dibawah koordinasinya untuk bersiaga. Costumer Care/Resipsionis, Satpam
dan Humas akan memberitahu seluruh staf RSUD yang sedang bertugas, untuk mempersiapkan
diri dan berpartisipasi aktif dalam penanggulangan bencana. Kode yang sesuai dengan bencana
akan diumumkan empat kali melalui saluran pengumuman resmi RSUD Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun. Segera setelah pengumuman disampaikan, semua karyawan yang ada mengikuti
pertemuan darurat penanggulangan bencana. Tempat pertemuan darurat penanggulangan
bencana akan diumumkan melalui saluran penguman resmi RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan
Bun. Dalam hal saluran pengumuman resmi atau telepon tidak berfungsi, komandan
Penanggulangan Benacana dan Kegaruratan dengan dibantu oleh wakilnya akan mengarahkan
anggota Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan yang ada menyampaikan informasi
secara langsung atau melalui alat komunikasi alternatif seperti isyarat, radio, telepon seluler,
tatap muka langsung atau cara lain yang paling tepat dengan situasi yang terjadi.

I. Pusat Komando

1. Lokasi.

Pusat komando penanggulangan bencana dan kedaruratan adalah ruang rapat RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun. Ketua Tim Penanggulanngan Bencana dan Kedaruratan atau wakilnya
dapat menunjuk pusat komando alternatif jika diperlukan.

2. Administrasi

Koordinasi administrasi Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan RSUD Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun dilaksanakan di ruang rapat RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun oleh Ketua Tim
atau wakilnya.
J. Penanganan Pasien Darurat:

1. Petugas Triase

Petugas triase adalah dokter dan perawat terlatih yang bertugas untuk memilah korban menjadi
kelompok-kelompok sesuai dengan tingkat kegawatdaruratannya. Pada jam kerja regular, maka yang
bertindak sebagai koordinator triase adalah Komandan Tim Penanggulangan Bencana dan
Kedaruratan. Dokter jaga Instalasi Gawat Darurat dan dokter poliklinik yang sedang berada di RSUD
Sultan Imanuddin Pangklan Bun bertugas menjalankan triase sampai bantuan dokter yang sedang
tidak tugas jaga datang.

2. Lokasi triase

Lokasi triase dilaksankan di halaman depan Instalasi Gawat Darurat atau tempat lain yang
memungkinkan. Komandan Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan diberikan kewenang untuk
memilih tempat lain selain di Instalasi Gawat Darurat jika dianggap perlu.

3. Jumlah staf yang diperlukan setiap kejadian bencana ditetapkan oleh Komandan Penanggulangan
Bencana dan Kedaruratan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Petugas triase minimal dua orang;

b. Perawat minimal dua orang;

c. Psikolog minimal satu orang.

4. Pusat Pertolongan Pertama

Pusat pertolongan pertama akan dioperasikan sesuai Instruksi Komandan Penanggulangan Bencana
dan Kedaruratan dan Ketua Tim. Lokasi pusat pertolongan pertama ditentukan pada saat adanya
informasi kejadian bencana.

5. Penilaian dan transportasi pasien cedera.

Dokter terlatih akan dikirim ke tempat kejadian untuk melakukan penilaian cedera yang dialami
korban dan menetukan sarana transportasi korban cedera ke tempat triase atau fasilitas kesehatan
yang tepat. Contoh transfortasi namun tidak terbatas pada kursi roda, kursi geriatric, brankar,
ambulance atau mobil jenazah.

6. Kategorisasi korban.

a. Umum

Petugas triase akan memilah korban kedalam lima kelompok untuk kepentingan
pengobatan.

b. Kategori.
Setiap korban akan diberikan kode bencana berupa tag warna oleh petugas triase yang
menunjukkan tingkat keparahan cedera dan wilayah tempat korban akan dibawa untuk
perawatan.

K. Tag bencana

Tag bencana harus tersedia setiap saat di Instalasi Gawat Darurat RSUD dan disiapkan di lokasi
triase.

1. Warna Tag, Kategori Cedera dan Transportasi:

a. Hijau => cedera minimal yang tidak memerlukan perawatan dan alat transportasi

b. Biru => cedera ringan yang membutuhkan perawatan medis di RSUD Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun dapat dievakuasi menggunakan kursi roda dan kendaraan biasa.

c. Kuning => cedera serius tetapi tidak mengancam jiwa tetapi memerlukan pertolongan
secepatnya di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dievakusi dengan tandu. Mobil
ambulance atau mobil biasa dapat dipergunakan untuk proses evakuasi.

d. Merah => cedera berat yang mengancam jiwa serta memerlukan pertolongan segera di
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun membtuhkan brangkar dan ambulance untuk
evakuasi.

e. Putih => pasien meninggal yang akan di pindahkan ke kamar jenazah RSUD Sultan
Imanuddin Pankalan Bun untuk identifikasi lanjutan. Dievakuasi menggunkan tandu dan
mobil jenazah atau mobil pick up.
2. Setiap korban akan diidentiifikasi oleh petugas triase dengan tag yang berisi identitas pasien
seperti nama, umur, pekerjaan, sifat cedera, kategori cedera, masalah kesehatan termasuk
riwayat alergi jika diketahui.
3. Distribusi Tag

a. Jika tag telah dilengkapi sebagaimana yang dijelaskan diatas, maka 1 copy tag disimpan
sebagai catatan klinis.

Catatan: Semua tag disimpan sampai bencana selesai dan kemudian disampaikan ke
rekam medis untuk dibuatkan catatan resminya sebagai informasi.

b. Satu salinan lagi di tempelkan pada korban.

c. Setelah informasi yang terdapat pada tag telah disalin dalam buku catatan, tag dapat
dimusnahkan.

L. Evakuasi
1. Pasien Rawat Inap

a. Pemberitahuan tentang pelaksanaan evakuasi pasien rawat inap akan disampaikan


melalui saluran pengumuman resmi RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun atau saluran
lain seperti HP, airphone seperti yang diarahkan oleh Komandan Penanggulangan
Bencana dan Kedaruratan.

b. Segera setelah perintah evakuasi diberikan, atas arahan Komandan Penanggulangan


Bencana dan Kedaruratan, Kepala Ruang Perawatan mengkoordinasikan pergerakan
orang dalam tanggungjwabnya seperti karyawan, pasien dan pengunjung sesuai alur
evakuasi yang telah ditetapkan. Seluruh staf dengan arahan Kepala Ruangan akan
membantu menenangkan dan menjaga ketertiban evakuasi menuju titik evakuasi yang
ditentukan oleh Kepala Ruangan.

c. Transportasi pasien, pengunjung dan staf dari ruangan ke titik evakuasi (jika diperlukan)
akan dirahkan oleh Satpam dengan ketentuan orang-orang dengan cacat fisik harus
didahulukan. Jika diperlukan evakuasi ke fasilitas kesehatan lainnya, petugas triase akan
melakukan penilaian orang per orang pada pasien yang memerlukan evakuasi ke rumah
sakit lain. Bagi yang tidak memungkinkan untuk di angkut kesarana kesehatan lain akan
diberikan perawatan darurat pada tempat yang aman. Fasilitas kesehatan yang akan
ditujua sebagai titik evakuasi harus mendapat pengesahan dari Direktur atau Kepala
Bidang Pelayanan Medis. Direktur atau Kepala Bidang Pelayanan Medis harus segera
menghubungi fasilitas kesehatan yang dituju untuk memberitahukan rencana evakuasi
serta menghubungi Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Barat serta perusahan Bis yang
ada untuk membantu mengangkut pasien dan mengakut kembali ke RSUD Sultan
Imanuddin setelah keadaan darurat teratasi. Untuk menjamin kelancaran evakuasi maka
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan akan membuat MOU dengan fasiltas kesehatan dan
perusahaan angkutan untuk mendukung evakuasi pasien. Kepala Seksi Rawat Inap dan
Kepala Seksi Rawat Jalan bertanggungjawab mengkoordinasikan petugas untuk
mendampingi pasien pada selama evakuasi berlangsung jika di perlukan.

d. Komandan Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan akan memberitahu costumer


service/satpam/humas untuk menyampaikan melalui saluran pengumuman resmi RSUD
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun atau saluran laian seperti HP, airphone jika proses
evakuasi telah selesai.

e. Seluruh staf harus melaporkan area yang menjadi tanggung jawabnya jika evakuasi
dinyatakan telah selesai.

2. Evakuasi Area Lain.

a. Seluruh karyawan dan pengunjung akan dievakuasi ke titik evakuasi sesuai instruksi
Komandan Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan.

b. Rute evakuasi harus dikuti dengan tenang dan teratur hingga semuanya keluar dari
bangunan.

c. Komandan Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan akan memberitahu costumer


service/satpam/humas untuk menyampaikan melalui saluran pengumuman resmi RSUD
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun atau saluran laian seperti HP, airphone jika proses
evakuasi telah selesai.

d. Seluruh staf harus melaporkan area yang menjadi tanggung jawabnya jika evakuasi
dinyatakan telah selesai.

M. Tanggung Jawab Petugas

1. Umum

Seluruh dokter dan karyawan/karyawati RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun tetap harus bekerja
pos masing-masing sesuai jadwal kerja yang telah disusun kecuali ditentukan lain oleh Ketua Tim
Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan. Anggota Tim akan menunjuk petugas lain jika petugas
yang seharusnya bertugas tidak dapat bekerja atau sedang tidak ada ditempat. Bagi petugas yang
harus mengkonsumsi obat-obatan tertentu untuk memelihara kesehatannya, maka mereka harus
memastikan telah membawa obat sesuai keperluannya sampai bencana dapat diatasi.

2. Karyawan Sedang Bertugas.

Begitu keadaan tanggap darurat bencana diumumkan maka seluruh karyawan/karyawati yang ada di
rumah sakit pada saat itu harus segera melaporkan diri pada tempat dimana mereka ditugaskan.

3. Karyawan yang Sedang Libur.

Karyawan yang sedang libur akan dipanggil melalui saluran informasi dan harus segera melaporkan
diri pada Kepala Ruangan atau pejabat yang bertanggung jawab pada tempatnya melapor.

4. Penugasan Ulang

Seluruh karyawan dapat ditugaskan ulang dan harus tunduk pada keputusan Kepala Ruangan atau
pejabat yang bertanggungjawab pada tempatnya melapor sesuai arahan ketua Tim Penanggulangan
Bencana dan Kedaruratan.

5. Perawat Supervisor dan Pejabat Lainnya

Seluruh perawat supervisor dan pejabat lainnya seperti Kepala Tata Usaha, Kepala Bidang, Kepala
Sub Bagian dan Kepala Seksi bertanggung jawab untuk memastikan seluruh stafnya memiliki
kesiapan menghadapi bencana. Mereka juga harus mengingat alamat dan nomor yang dapat
dihubungi untuk masing-masing stafnya termasuk nomor orang yang dapat membantu di RSUD
Sultan Iamnuddin Pangkalan Bun jika dianggap perlu. (Catatan: Banyak staf non paramedis yang
mungkin memiliki kemampuan Resusiatasi Jantung Polmuner atau keahlian lain yang tidak
dipergunakan dalam tugas sehari-hari).

Seluruh karyawan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun harus disiapkan dan memahami bahwa jika
RSUD Sultan Imanuddin dalam keadaan siaga bencana maka yang pertama harus dipikirkannya
adalah segera datang ke RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.
6. Daftar Nama

a. Divisi kepegawaian harus membuat dan dapat menyediakan setiap saat daftar nama
beserta nomor telepon yang dapat dihubungi seluruh karyawan rumah sakit pada saat
tanggap bencana.

b. Karyawan yang tidak memiliki nomor telepon diharuskan untuk menghubungi Kepala
Ruangan, Kepala Instalasi dan Kepala Divisi-nya paling lambat 1 (satu) jam setelah RSUD
Sultan Imanuddin dinyatakan dalam keadaan siaga bencana.

c. Daftar karyawan akan di perbaharui dan diverifikasi setiap tahun pada tanggal 15 Mei.

d. Salinan daftar karyawan setelah diperbaharui harus diberikan oleh Divisi Kepegawaian
kepada Costumer Service, Satpam dan Humas.

N. Keluarga Karyawan

Dalam hal kejadian bencana mengancam keselamatan jiwa keluarga karyawan maka RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun bertanggung jawab mengurus dan menjaga keselamatan keluarga
karyawan. RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun wajib mengurus evakuasi keluarga karyawan
termasuk mengurus pemondokan sementara. Keputusan untuk mengevakuasi keluarga
karyawan harus diputuskan oleh direktur RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. RSUD akan
bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan keluara karyawan terlindungi
keselamatannya.

Keluarga kayawan yang akan dicarikan pemondokan sementara dalam kondisi sebagai berikut:

a. Keluarga karyawan yang ditugaskan untuk bekerja selama keadaan darurat bencana dan keberadaan
karyawan tersebut sangat penting untuk menjaga kelangsungan penanganan darurat bencana serta
fungsinya tidak dapat digantikan oleh tenaga yang lain.

b. Hanya anggota keluarga inti dan keluarga yang menjadi tanggungan langsungnya yang akan
diberikan pemondokan sementara di rumah sakit selama dalam keadaan darurat bencana.

c. Ruangan yang akan dijadikan tempat pemondokan sementara akan ditetapkan oleh Direktur RSUD
Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

O. Uraian Tugas dan Wewenang

1. Ketua Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan

a. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penaggulangan bencana.

b. Melakukan koordinasi secara vertikal dengan Badan Penaggulangan Bencana Kabupaten


Kotawaringin Barat/Provinsi Kalimantan Tengah, Badan Nasional Penaggulangan
Bencana serta koordinasi horizontal dengan PMI Kabupaten Kotawaringin Barat dan PMI
Kabupaten Kotawaringin Barat

c. Memberikan arahan pelaksanaan penanganan operasional pada tim lapangan.


d. Memberikan kepada pejabat, staf internal rumah sakit dan instansi terkait yang
membutuhkan dan media massa.

e. Mengkoordinasikan sumber daya, bantuan SDM dan fasilitas dari internal dan eksternal
rumah sakit.

f. Bertanggung jawab dalam tanggap darurat dan pemulihan.

2. Wakil Ketua Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan

a. Membantu tugas-tugas Ketua Tim,


b. Melaksanakan Tugas Ketua Tim dalam hal Ketua Tim Berhalangan/tidak ada ditempat.

3. Komandan Operasional Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan

a. Menganalisa informasi yang diterima


b. Melakukan identifikasi kemampuan yang tersedia

c. Melakukan pengelolaan sumber daya

d. Memberikan pelayanan medis (triage, pertolongan pertama, identifikasi korban dan


stabilisasi korban cedera)

e. Menyiapkan tim evakuasi dan transportasi (ambulance)

f. Menyiapkan area penampungan korban (cedera, meninggal dan pengungsi) dilapangan,


termasuk penyediaan air bersih, jamban dan sanitasi lingkungan, bekerjasama dengan
instansi terkait

g. Menyiapkan tim keamanan


h. Melakukan pendataan pelaksanaan kegiatan

i. Mengarahkan dan berkoordinasi dengan seluruh unit kerja yang ada untuk implementasi
rencana penanggulangan bencana dan kedaruratan.

j. Tanggung jawab dan tindakan yang diambil bervariasi tergantung sifat dan tingkat
keadaan darurat bencana.

k. Mengkoordinasikan operasi penanggulangan bencana dilapangan.

l. Mengimformasikan kepada staf penanggulangan bencana dan fihak berwajib termasuk


pemadam kebakaran tentang bencana yang sedang terjadi.

m. Membuat daftar karyawan serta daftar fihak berwajib beserta alamat dan nomor
telepon yang dapat dihubungi setiap saat.

n. Memerintahkan Kepala Ruangan, Kepala Divisi, Kepala Instalasi dan Perawat supervisor
untuk menghubungi dan memenaggil staf yang berada dibawah koordinasinya serta
menyuruh seluruh karyawan melapor ke unit dimana dia dutugaskan jika terjadi
benacana. Tugas ini tidak dapat didelegasikan ke operator telepon.
o. Memastikan menyelesaikan seluruh dokumen terkait dengan bencana.

4. Wakil Komandan Operasi Penanggulangan Bencana

a. Membantu tugas-tugas Komandan Operasi,


b. Melaksanakan Tugas komandan operasi dalam hal komandan
operasiberhalangan/tidak ada ditempat.

5. Perencanaan

a. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan SDM

b. Patient Tracking dan informasi pasien

6. Logistik

a. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan fasilitas (peralatan medis, APD, BMHP,


obat-obatan, makanan dan minuman, linen dan lain-lain

b. Bertanggung jawab pada ketersediaan dan kesiapan komunikasi internal maupun


eksternal

c. Menyiapkan transportasi untuk tim, korban bencana dan yang memerlukan.

d. Menyiapkan area untuk isolasi dan dekontaminasi (bila diperlukan)

7. Keuangan

a. Merencanakan anggaran penyiagaan penanganan bencana (pelatihan, penyiapan alat,


obat-obatan dll)

b. Melakukan pengadaan abarang (pembelian yang diperlukan)

c. Menyelesaikan kompensasi bagi petugas (bila tersedia) dan klaim pembiayaan korban
bencana.

d. Memastikan tersedia setiap saat uang tunai sejumlah Rp. 30.000.000 juta yang dapat
dipergunakan setiap saat pada saat terjadi bencana.

e. Membuat pertanggungjawaban penggunaan uang untuk kepentingan tanggap darurat.

8. Medical Support (Dukungan Pelayanan Medis

a. Menyiapkan daerah triage

b. Menyiapkan peralatan pertolongan, mulai dari peralatan life saving sampai peralatan
terafi definitif

c. Menyiapkan SDM dengan kemampuan sesuai dengan standar pelayanan dan standar
kompetensi
d. Menyiapkan prosedur-prosedur khusus dalam melaksanakan dukungan medis

9. Management Support (Dukungan Manajerial)

a. Menyiapkan Pos Komando

b. Menyiapkan SDM Cadangan

c. Menyiapkan kebutuhan logistik

d. Menyiapkan alur evakuasi dan keamanan area penampungan

e. Menyiapkan area dekontaminasi 9bila duiperlukan)

f. Melakukan pendataan pasien dan penempatan/pengiriman pasien

g. Menetapkan masa pengakhiran kegiatan penanganan bencana

h. Menyiapkan sarana fasilitas komunikasi di dalam dan di luar rumah sakit

i. Menagani masalah pemberitaan media dan informasi bagi keluarga korban

j. Menyiapkan fasilitas transportasi untuk petugas dan korban/pasien (transportasi


darat, laut dan udara)

10. Psikolog dan Layanan Pendukung Lainnya

a. Memberikan dukungan pemulihan mental dan menghibur para korban,

b. Memberikan semangant dan memimpin doa bagi para korban,


c. Melaporkan kegiatan pada Komandan Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan.

11. Kepala Seksi Rawat Inap, Kepala Seksi Rawat Jalan dan Perawat Supervisor

a. Kepala Seksi Rawat Inap dan Kepala Seksi Rawat Jalan Bertanggung Jawab
mengkoordinasikan layanan rawat inap dan rawat jalan.

b. Perawat Supervisor bertanggungjawab memastikan kelangsungan pelayanan


keperawatan.

12. Kepala Ruangan Keperawatan

a. Bertanggung Jawab melaporkan kegiatan pelayanan keperawatan di tempat yang


menjadi tanggun jawabnya.

b. Memastikan keamanan pasien/korBan, dicatat dan diawasi setiap saat.

c. Menyediaakan informasi serta mengkoordinasikan seluruh penilaian kondisi pasien.


d. Memastikan logistik tersedia dalam jumlah cukup untuk memberikan layanan sesuai
dengan tIpe dan jenis bencana.

e. Mempersiapkan unit yang menjadi tanggungjwabnya untuk mengevakuasi pasien atau


menerima pasien.

f. Menyampaikan informasi yang diterimanya dari pusat komando keseluruh staf dan
pasien dalam unit yang menjadi tanggungjwabnya.

g. Melaporkan keperluan unitnya ke pusat komando.

h. Memastikan kebersihan perorangan dan kebutuhan sanitasi karyawan dan pasien yang
ada dalam unitnya.

13. Kepala Bidang Pelayanan Medis (Wakil Ketua Tim Penaggulangan Bencana dan Kedaruratan)

a. Bertanggung jawab atas kelangsungan pelayanan medis selama terjadinya bencana;

b. Menjamin kebutuhan medis, psikologi dan emosi pasien terlayani sesuai dengan
penilaian dan perawatan tepat tersedia dengan baik.

c. Bertindak atas nama Direktur memberikan kewenangan klinis darurat pada tenaga medis
baik yang berasal dari RSUD Sultan Imanudin Pangkalan Bun maupun Tenaga Medis
Sukarelawan;

d. Mengeluarkan identitas sementara bagi tenaga medis sukarelawan dan petunjuk diarea
mana mereka dapat bertugas.

14. Komandan Satuan Pengamanan Internal


a. Memastikan perimeter keamanan terpelihara dengan baik termasuk keamanan lalu
lintas transportasi masuk dan keluar serta keamanan internal di lingkunan RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun;

b. Memobilisasi personel keamanan internal RSUD Sultan Imanuddin untuk menjamin


keamanan internal pada level tertinggi;

c. Melapor ke Unit Pemadan Kebakaran Kotawaringin Barat dan unit-unit pemadam


kebakaran lainnya jika diperlukan.

d. Berkoordinasi dengan Kepolisian Resort Kotawaringin Barat.

e. Menggkoordinasikan mobilitas dan lalu lintas transportasi di lingkungan RSUD Sultan


Imanuddin Pangkalan Bun.

15. Kepala Bidang Sarana

a. Memastikan seluruh fasilitas yang ada berfungsi dengan baik termasuk genset untuk
mempertahankan suplay listrik jika sewaktu-waktu diperlukan dan memberikan
penilaian cepat jika terjadi kerusakan fasilitas dan peralatan.
b. Melaporkan kepada Ketua Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan kondisi umum
fasilitas dan peralatanan serta melakukan perbaikan struktur bangunan sebelum
bangunan dapat dipergunakan kembali.

c. Memonitor perbaikan fasilitas serta membersihkan jalan dan koridor.

d. Memonitor kebakaran dan ssstem keselamatan serta melaporkannya secara langsung


kepada Ketua Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan.

e. Melakukan koordinasi dengan petugas pada bangunan yang akan ditempati untuk
bersama-sama masuk melihat dan memastikan gedung layak ditempati sebelum pasien
dimasukkan.

f. Bertanggung jawab mengevaluasi sistem lingkungan (air dan sanitasi)

g. Merencanakan kebutuhan Bahan Bakar Minyak, Gas secara optimum untuk mendukung
operasional generator serta mendukung sarana yang memerlukan.

h. Mengevaluasi keamanan bahan-bahan berbahaya;

16. Kepala Instalasi Gizi

a. Mengkoordinasikan penyediaan makanan, air minum dan layanan gizi lainnya bagi
pasien dan karyawan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

b. Memelihara persediaan bahan makanan dan minuman darurat yang tidak perlu dimasak
untuk waktu minimal 96 jam dengan berkoordinasi dengan pemasok bahan makanan.

17. Kepala Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana dan Kasi Penunjang Non Medis
a. Berkoordinasi dengan kontaktor kebersihan untuk memastikan seluruh kegiatan
kebersihan tetap berlangsung selama terjadinya bencana;

b. Membantu tugas pengamanan jika diperlukan;

18. Kepala Seksi Penunjang Non Medis

a. Mengkoordinasikan penyelenggaraan laundry untuk menjamin jumlah seprei, jas


operasi, handuk dan linen lainnya yang cukup tersedia untuk pasien dan petugas.

b. Mengkordinasikan penyelenggaraan transportasi medik, jenazah dan mobilitas petugas


RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

19. Ketua Komite Medis, Ketua SMF dan Ketua Komite Keperawatan

a. Bertanggung jawab mengkoordinasikan pelayanan medis dan keperawatan;

b. Memastikan suplai dokter dan perawat tersedia secara optimum.


20. Kepala Seksi Penunjang Medis

a. Memastikan berfungsinya layanan penunjang diagnostik.

b. Memastikan persedian obat, bahan habis pakai dan alat kesehatan habis pakai cukup
untuk minimal 96 jam;

21. Kepala Instalasi Farmasi

a. memastikankan bahwa obat yang tersedia tepat untuk jenis bencana yang terjadi;

b. Mendistribusilan obat pada pasien berdasarkan resep dokter.

22. Kepala Seksi Logistik

a. Bertanggung jawab menghitung dan memastikan persediaan logistik cukup untuk waktu
minimal 96 jam.

b. Terdapat persedian yang memadai baterai kering untuk lampu senter darurat

c. Logistik selalu diperiksa secara berkala baik pada saat latihan penanggulangan bencana
maupun waktu diantara latihan penanggulangan bencana.

d. Memastikan bahan-bahan untuk keperluan perawatan diri secara memadai seperti


sabun, shampoo, bedak, deodorant dan pasta gigi.

e. Tersedia formulir yang diperlukan untuk perawatan pasien pada saat darurat dalam
jumlah yang memadai

f. Memastikan Tim Penanggulangan Bencana dan Kedaruratan dilengkapi dengan radio


kumunikasi, telepon satelit dan peta.

23. Costumer Care dan Operator Telepone

a. Mengkoordinasikan komonikasi melalui telepon sepanjang telepon berfungsi dan aman


untuk dipergunakan;

b. Memastikan adanya cukup telepon dengan baterai yang terisi cukup


untuk berkomunikasi dalan hal telephone mati atau listrik tidak berfungsi.

c. Menjaga daftar alamat dan nomor kontak seluruh karyawan RSUD Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun

24. Pembantu Perawat

a. Pembantu perawat bertugas melaksanakan tugas rutin di tempatnya bertugas atau


tempat lain sesuai arahan Komandan Penaggulangan Bencana.
b. Komandan Penanggulangan Bencana dan Kedarutan dapat memberikan penugasan-
penugasan keperawatan yang tidak memerlukan ketempilan khuss.

c. Bersiap setiap saat untuk direlokasi membantu tugas yang bersifat umu dia area lain
RSUD Sultan Imanuddin jika diperlukan.

25. Kepala Divisi Diklat

a. Bertanggung jawab memastikan semua staf RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
menerima pelatihan penanggulangan bencana secara berkala setidaknya sekali setahun.
b. Menyediakan latihan pada personal kunci selama lima bulan pertama setiap tahun untuk
memastikan peran dan tanggung jawab personal kunci selama darurat bencana.

c. Menyiapkan pelatihan kesiap-siagaan bencana pada Kepala Bagian Tata Usaha dan staf
administrasi, ketua Komite Medis dan staf medis selama lima bulan pertama setiap
tahun.

d. Bersama Kepala Bidang bertanggung jawab melatih staf masing -masing sebelum tanggal
1 Juni setiap tahun.

e. Melakukan pelatihan penanggulangan bencana dan kedaruratan menyeluruh pertama


yang akan dilaksanakan antara bulan Januari dan Juni.

f. Melakukan pelatihan penanggulangan bencana dan kedaruratan menyeluruh yang kedua


akan dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember.

g. Bertanggungjawab menjadwalkan dan melaksanakan latihan penanggulangan bencana.

h. Bersama dengan direktur dan manajemen RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun
melaksanakan evaluasi pelatihan penanggulangan bencana.

i. Bersama direktur dan manajemen RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun dengan
melibatkan manajemen RS menyusun rencana aksi untuk memperbaiki kekurangan
selama pelatihan penanggulangan bencana termasuk membuat modifikasi.

P. Persetujuan Satuan Koordinasi Penanggulangan Bencana Kabupaten Kotawaringin Barat.

Pedoman Penangulangan Bencana RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun telah mendapat
persetujuan dari Satuan Koordinasi Penanggulangan Bencana Kabupaten Kotawaringin Barat dan
merupakan bagian tak terpisahkan dari Penanggulangan Bencana Kabupaten Kotawaringin Barat.

Lampiran 1

Rencana Penanggulangan Bencana Internal

A. Evakuasi

1. Alasan Evakuasi
a. Untuk menjauhkan pasien, pengunjung, dan karyawan dari ancaman bahaya seperti
kebakaran, ledakan, serangan teroris, angin topan dan sebagainya.

b. Mempersiapkan tempat tidur pasien untuk perawatan korban.

2. Implementasi rencana penaggulangan bencana internal

a. Costumer care/humas/satpam diberitahu bahwa bencana internal sedang terjadi,

b. Jika terjadi kebakaran maka costumer care/humas/satpam segera menghubungi satuan


pemadam kebakaran dan segera memberitahu seluruh unit kerja di RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun.

c. Pasien yang berada disekitar kejadian segera di evakuasi ke daerah aman di lingkunagn
RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun.

d. Keputusan untuk memperluas evakuasi akan diputuskan oleh petugas yang berwenang
saat itu.

e. Pemberitahuan lanjutan akan diberikan sebelum, selama dan sesudah evakuasi

B. Sumber Daya Untuk Pemindahan Pasien

a. Ruangan atau tempat-tempat lain dapat dihubungi untuk pemindahan pasien, tambahan bahan
habis pakai dan logistik lainnya serta tambahan petugas.

b. Koordinasikan dengan Divisi Administrasi Senteral dan Instalasi Rekam Medis jika fasilitas kesehatan
lainnya perlu dihubungi.

c. Fasiltas Kesehatan yang dihubungi harus diberitahu jumlah pasien yang akan dipindahkan,
diagnosanya atau kategori cederanya.

d. Fasilitas kesehatan yang dihubungi diminta untuk menyiapkan ambulance untuk membantu
pemindahan pasien jika dianggap perlu.

C. Pemindahan Pasien ke Fasilitas Kesehatan Lainnya

Kebijakan: Jika dalam penilaian dokter yang bertanggung jawab terhadap pasien, pasien tidak
dapat dirawat secara memadai karena kerusakan fasilitas atau kebutuhan medis pasien. Pasien
diupayakan untuk dirujuk atau setidaknya dipindahkan ke fasilitas kesehatan terdekat. Kebijakan
ini diambil jika terdapat kondisi-kondisi sebagai berikut:

a. Perinatologi resiko tinggi;

b. Pasien luka bakar derajat III dan IV yang memerlukan perawatan lebih lanjut;

c. Penderita sakit jantung berat;

d. Penderita gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis;

e. Cedera intra cranial;

f. Keadaan dimana dokter spesialis yang tepat tidak tersedia untuk merawat pasien;
g. Pasien yang menurut dokter perlu dirujuk setelah dilakukan pemeriksaan dan stabilisasi;

D. Prosedur Pemindahan Pasien

a. Salinan dari rencana penanganan atau catatan pengobatan dikirm bersama pasien. Foto rontgen dan
hasil pemeriksaan laboratorium akan dikirim berdasarkan pertimbangan dokter yang mengirim.

b. Fasilitas kesehatan yang menjadi tujuan pasien dihubungi terlebih dahulu dan setuju untuk
menerima pasien.

c. Komunikasi antara dokter pengirim dan dokter yang dituju melalui telepon sebaiknya dilakukan
sebelum proses pemindahan dimulai.
d. Tanda bukti serah terima pasien telah ditandatangi oleh dokter, perawat dan pasien jika
memungkinkan.

e. Pasien telah dipersiapkan secara memadai untuk proses pemindahan sesuai dengan kondisi terkini
(memperbaiki IV chateter, immobilisasi fracture, mejaga saluran nafas tetap terbuka dan pakaian
yang pantas) dan ditemani oleh orang yang tepat diambulance.

f. Komunikasi antara perawat yang mengirim dan yang menerima sebaiknya juga dilakukan.
Komunikasi ini dapat dilakukan setelah pasien telah berangkat menuju fasilitas kesehatan yang akan
menerimanya.

E. Rencana Evakuasi Internal RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun

a. Jika terjadi kebakaran atau bencana internal lainnya, seluruh pasien dan karyawan harus segera
diungsikan secepatnya dari wilayah bahaya ke bagian aman di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan
Bun, dibelakang pintu tahan api atau dikeluarkan dari bangunan.

b. Perpindahan pertama kearah pintu anti api pada lantai yang sama dan apabila lantai tersebut
menjadi berbahaya bagi pasien dan karyawan, pasien dan karyawan akan dipindahkan ke lantai
bawah atau keluar dari bangunan.

c. Pemindahan pasien dan karyawan diutamakan terlebih dahulu bagi mereka yang berada dekat
sumber kebakaran.

d. Setiap bagian bangunan dan lantai diberikan nomor. Pastikan bahwa pintu dari bagian bangunan
sebelumnya tertutup serapat mungkin pada saat pemindahan selesai.

F. Evakuasi lantai satu atau bangunan yang hanya satu lantai.

a. Aktifkan ssstem peringatan kebakaran dengan menarik alaram kebakaran ketika situasi darurat
terjadi.

b. Segera evakuasi seluruh pasien dan karyawan secepatnya dari daerah berbahaya secara menyeluruh
dan teratur.

c. Perawat supervisor bertanggung jawab memberitahu pemadan kebakaran dan meminta pengiriman
unit pemdam kebakaran serta ambulance terdekat.
Ingat : Tetaplah bersikap tenang, tidak panik dan tetap bekerja sama dan kita akan berhasil
melakukan evakuasi.

Jika seluruh bangunan RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun harus dievakuasi, setiap orang
yang ada di area RSUD Sultan Imanuddin diwajibkan melaporkan diri di tempat parkir. Panggilan
untuk memastikan semua orang telah dievakuasi akan dilakukan oleh orang yang bertanggung
jawab pada setiap ruangan dan area RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Supervisor akan
menghitung seluruh kepala Ruangan, Divisi, Instalasi untuk memastikan semua orang telah
dievakuasi.

Lampiran II

Rencana Penanggulangan Bencana Eksternal

A. Petunjuk Umum Pelaksanaan Penanggulanggan Bencana Eksternal

1. Jam Kerja Normal

a. Petugas yang menerima informasi tentang adanya bencana yang sedang terjadi harus
segera memberlakukan tahap pertama rencana penaggulangan bencana dengan
memberitahukan:

o Direktur

o Kepala Bidang Pelayanan Medik

o Kepala Instalasi

o Kepala ruangan IGD

o Kepala ruanga/instalasi di rumah sakit

b. Penerima telepon segera memberitahu dokter Jaga UGD serta perawat lainnya untuk
persiapan.
c. Costumer Care, Satpam atau humas yang bertugas atas persetujuan pejabat yang
berwenang mengirim sms ke seluruh petugas RSUD atau menelepon mereka dengan
kode “RSUD memanggil”

d. Setelah mendapat pemberitahuan maka seluruh kepala ruangan/instalasi/divisi segera


melapor ke pos komando taktis di UGD untuk mendapatkan perintah.

e. Pedoman penanggulangan bencana harus tersedia dan dijaga di masing ruangan/instalsi


dan divisi beserta daftar terkini nama dan nomor telephone karyawan.

f. Semua pasien korban bencana dan pasien lainnya akan di triase pada ruangan triase atau
tempat lain jika diperlukan.

g. Pusat komando taktis penanggulangan bencana berada di IGD atau post satpam.

h. Tambahan perawat jika diperlukan harus melalui pusat komando taktis.

i. Ruangan/intalasi/divisi lain jika memerlulam tambahan personel akan dilakukan oleh


kepala ruangan/instalasi dan divisi sesuai keperluan.
2. Shift Sore dan Malam

a. Perawat Supervisor akan menerapkan langkah pertama penerapan rencana


penanggulangan bencana dengan memerintahkan Satpam untuk mengirimkan pesan
“RSUD Memanggil” dan memberitahu Direktur serta Kepala Bidang Pelayanan Medis
bahwa bencana sedang terjadi.

b. Perawat Supervisor selanjutnya memberitahu langsung atau melalui perawat yang


sedang bertugas jaga di UGD petugas-petugas berikut ini:

o Kepala ruangan IGD untuk mempersiapkan perawat yang bertugas di ruangan triase;

o Dokter jaga untuk berkoordinasi dengan dokter lain.

o Petugas-petugas lain yang perlu diberitahu melalui telepon antara lain petugas Kamar
Operasi, petugas anestesi serta petugas-petugas lain yang dianggap perlu.

o Kepala Bidang Pelayanan Medik untuk menghubungi seluruh dokter RSUD dan para
Kepala Ruangan.

c. Perawat supervisor memiliki kewenangan mengambil keputusan sampai petugas lain


yang memiliki kewenangan yang lebih tinggi telah tiba di RSUD Sultan Imanuddin
Pangkalan Bun.

d. Seluruh dokter RSUD selanjutnya diperintahkan untuk datang bertugas di RSUD Sultan
Imanuddin Pangkalan Bun.

B. Penambahan Fasilitas

1. Penerimaan Pasien

a. Tempat penerimaan dan pemilahan pasien ditetapkan di depan ruang Instalasi Gawat
Darurat dimana seluruh pasien akan diberikan tag bencana RSUD sebagai identitas awal
pasien sampai informasi lebih lanjut dan lengkap tentang pasien didapatkan.

b. Tag bencana RSUD diikatkan ke tag ambulance pengantar pasien (jika ada) dengan tag
bencana RSUD terletak diatas. Waktu penerimaan pasien di tempat triase ditulikan pada
tag bencana RSUD. Pasien selanjutnya dikirim ke ruangan IGD atau ruangan lain untuk
mendapatkan penanganan lebih lanjut. Setiap pasien yang dipindahkan dari ruang triase
ke ruang lain harus didampingi oleh satu perawat atau petugas lain yang ditunjuk.

2. Tempat Penanganan Pasien

a. Kamar Bedah Sentral untuk operasi darurat

b. Recovery Room untuk pasien yang akan di operasi dan transfer pasien.

c. IGD untuk pasien yang memerlukan stabilisasi


d. Poliklinik dan Rehabilitasi Medis untuk pasien cedera ringan yang dapat berjalan sendiri
e. ICU dan HCU untuk pasien dengan masalah berat yang memerlukan perawatan intensif.

f. Ruang Perawatan Kebidanan dan Kandungan serta Kamar Bersalin untuk pasien
kebidanan dan Kandungan.

g. Ruang Perinatologi untuk pasien neonatus.

3. Penugasan Personil

a. Penugasan khusus akan di berikan Kepala Ruangan, Instalasi dan Divisi. Kepala
Ruangan/Instalasi/Divisi harus menyiapkan penggantinya bila sewaktu-waktu diperlukan.

b. Seluruh karyawan yang melaporkan diri harus segera bergabung dengan


ruangan/divisi/instalasi dimana dia bertugas sehari-hari. Kepala ruangan/divisi/instalasi
atau wakilnya akan memberikan tugas khusus (seluruh perawat, pembantu perawat dan
coordinator unit harus melapor ke ketua penaggulangan bencana).

c. Perawat yang ditugaskan mendampingi pasien yang dipindahkan dari ruangan triase
harus tetap didekat pasien sampai serah terima dengan petugas lain yang berkompeten
atau pasien telah diterima oleh unit lain dan ditangani oleh orang yang tepat di ruangan
tersebut.

4. Pencatatan

a. Catatan yang dibuat seminimal mungkin tergantung situasi.

b. Penomoran tag bencana akan dilaksanakan di tempat penerimaan pasien dan


dibubuhkan pada setiap pasein sampai rekam medis RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan
Bun dapat disediakan. Ikatkan tag bencana RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun diatas
tag ambulance pengirim bencana dan bubuhkan catatan waktu penerimaan.

c. Informasi memadai harus dicatat untuk membantu proses identifikasi dan penentuan
derajat cedera. Sebaiknya diberikan diruang penanganan pasien dan bukan di daerah
penerimaan.

d. Begitu tag bencana RSUD yang berisi informasi pasien diikatkan, salinan tag bencana di
lepas dan selanjutnya dikirim melalui kurir ke pos komando penanggulangan bencana
dan petugas rekam medis mempersiapkan daftar korban.

e. Petugas di ruangan secara berkala melaporkan secara umum setiap perkembangan


kondisi umum pasien di ruangannnya ke pos komando Penanggulangan Bencana dan
Kedaruratan RSUD Sultan Imanuddin melalui pesan pendek atau airphone dan saluran
lain yang memungkinkan.

f. Pada hasil pemeriksaan laboratorium dan foto rontgen, harus dituliskan nomor tag
bencana dan lokasi pasien di RSUD.

5. Pengaturan Lalulintas
a. Jika dipandang perlu, direktur RSUD atau pejabat yang bertanggungjawab saat itu dapat
menghubungi Polres Kotawaringin Barat untuk meminta bantuan pengaturan lalu lintas.

b. Pasien yang tiba dengan mobil ambulance atau mobil pengangkut lainnya masuk melalui
jalan masuk UGD.

c. Pasien yang diperbolehkan pulang, keluar dari RSUD melalui pintu utama (depan pos
satpam). Instalasi rekam medis akan menempatkan petugas di pintu utama untuk
mencatat pasien yang akan pulang.

d. Lift hanya diperbolehkan untuk pergerakan pasien dan peralatan.

e. Pemindahan pasien dari RSUD ke fasilitas kesehatan lainnya, dilaksanakan melalui jalan
masuk UGD. Tempat pasien menunggu sebelum dipindahkan adalah ruangan pemulihan
pasien atau ruangan lain yang ditetapkan sesuai sistuasi dilapangan.

6. Penambahan Tempat Tidur (Jika Diperlukan)

a. Tempat tidur kosong yang ada di ruangan perawatan akan dipergunakan terlebih

dahulu. b. Jika tempat tidur kosong di ruangan telah penuh, tempat tidur cadangan di

gudang akan
dipergunakan.

c. Jika jumlah tempat tidur tetap tidak mencukupi, maka staf medis akan memulangkan
pasien-pasien dibawah ini sampai tempat tidur yang tersedia mencukupi;

o Pasien yang dirawat untuk kepentingan penegakan diagnostik dan observasi yang
tidak memerlukan tempat tidur.

o Pasien yang deprogram untuk pulang.

o Pasien post bersalin normal 24 jam dan bayi lahir persalinan normal 24 jam.

catatan; perlakuan khusus harus diambil dalam menggunakan tempat tidur ruang
kebidanan untuk menghindari kontaminasi fasilitas tempat tidur.

d. Jika tempat tidur belum juga mencukupi, direktur RSUD atau pejabat tertinggi yang
bertanggung jawab saat itu akan menghubungi instansi yang memiliki tempat tidur
lapangan seperti TNI atau Polri.

e. Pasien sebagaimana yang dimaksud pada huruf c dipulangkan melalui koridor utama
(depan pos satpam). Untuk memudahkan proses pemulangan maka petugas kasir dan
rekam medis akan ditempatkan di koridor utama.

f. Kepala ruangan atau yang mewakili diruang perawatan tempat pasien yang akan
dipulangkan dirawat menghubungi keluarga pasien untuk menyiapkan transportasi.

g. Selama tempat tidur yang tersedia tidak mencukupi maka penerimaan pasien regular
dihentikan untuk sementara waktu kecuali untuk pasien gawat darurat sampai tersedia
tempat tidur yang memadai. Keputusan untuk menghentikan penerimaan pasien regular
hanya boleh diambil oleh direktur RSUD.
h. Tempat tidur lipat, matras dan tempat tidur yang didalam gudang akan dipersiapkan di
workshop oleh petugas IPRS.
i. Sementara menunggu adanya tambahan tempat tidur, pasien dapat diletakkan diatas
koridor dengan menggunakan selimut atau kasur.

Lampiran III

Protokol-Protokol

a. Protokol Penanggulangan Bencana Angin Topan

Jika lingkungan RSUD dilanda angin topan, kewaspadaan yang perlu diambil meliputi langkah-
langkah sebagai berikut:
Tarik tirai dan gorden sebagai perlindungan dari kemungkinan adanya pecahan kaca jendela,

1. Turunkan seluruh tempat tidur pasien serendah mungkin dan sesegera mungkin dipindahkan
menjauhi jendela,

2. Berikan selimut pada setiap tempat tidur pasien,

3. Tutup seluruh pintu,

4. Pasien yang dapat berjalan sendiri diarahkan ke koridor antar ruangan,

5. Bersiap untuk prosedur siaga bencana,

6. Jangan menggunakan lift.

b. Protokol Kerusuhan atau Penerimaan Pasien Pejabat Penting

Dalam situasi dimana terjadi kerusuhan atau ancaman kekerasan terhadap masyarakat atau jika
ada pejabat penting (Bupati, Wakil Bupati, Unsur Pimpinan Forum Komunikasi Daerahah, Sekda,
Ketua dan Wakil Ketua DPRD, dan tamu-tamu Very Important Person (VIP) daerah lainnya) yang
memerlukan perawatan, maka prosedur berikut harus diberlakukan.

1. Pejabat tertinggi yang ada di RSUD atau pejabat lain yang memiliki kewenangan memerintahkan
satpam untuk menutup seluruh pintu rumah sakit, minimal gedung tempat perawatan.

2. Polres atau satpol PP segera di beritahu dan diminta untuk membantu pengamanan sekeliling
lingkungan RSUD.

3. Perawat supervisor atau manager jaga segera melaporkan ke direktur RSUD.

4. Bersiap untuk penerapan siaga bencana

c. Protocol Ancaman Bom

1. Menerima telepon ancaman bom.

a. Pada saat menerima telepon ancaman bom.

o Perpanjang pembicaraan selama mungkin;


o Perhatikan bunyi-bunyi selain suara penelpon seperti latar musik, suara, pesawat
dan bunyi-bunyi lainnya.

o Catat karaksteristik suara-suara lainnya.

o Tanya dimana bomnya akan meledak dan kapan waktunya.

o Catat jika penelpon terindikasi menguasai dengan baik situasi rumah sakit
melalui informasi yang disampaikannya.

b. Beritahu fihak yang berwenang dan pejabat utama rumah sakit yang ada secepatnya
seperti:
o Polisi

o Direktur

o Perawat Supervisor.

2. Prosedur Pencarian Bom

a. Setelah informasi lengkap disampaikan oleh petugas yang menerima telepon ancaman
bom, direktur RSUD atau pejabat tertinggi yang ada pada saat itu harus mengambil
keputusan untuk menimalisir ancaman dan kepanikan orang-orang yang ada di RSUD,
penyampaian isu dan persiapan untuk kedatangan bantuan. Polisi harus diberikan
kewenangan penuh sejak kedatangannya, kerjasama dengan pihak kepolisian dan
seluruh petugas yang terlibat sangat diperlukan. Karyawan yang memegang master key
atau kunci cadangan harus berada di tempat dan mengikuti pergerakan petugas pencari
bom jika diperlukan.

b. Direktur atau pejabat yang tertinggi saat itu harus memberikan kepercayaan penuh pada
petugas yang menguasai seluk bangunan RSUD secepatnya:

o Petugas yang berwenang kemungkinan tidak mengenal dengan baik situasi RSUD
atau kekurangan personil untuk pencarian yang memadai karena waktu yang sangat
terbatas.

o Gedung RSUD harus dibagai mejadi beberapa bagian dimana setiap bagian
harus ditempatkan karyawan yang menguasai bangunan tersebut.

c. Waspadai benda-benda mencurigakan dan letaknya terisolasi seperti kantong plastic,


kardus atau benda-benda terbungkus lainnya.

d. Pencarian benda-benda mencurigakan meliputi seluruh ruang publik antara lain ruang
tunggu, kantin, WC dan tangga. Seluruh ruangan tersebut harus diperiksa secara teliti.

e. Pencarian juga harus meliputi area-area terbatas atau tidak untuk umum di RSUD
jika penelpon mengindikasikan bahwa wilayah-wilayah tersebut tempatnya bom
diletakkan.

f. Pengetatan keamanan harus segera diambil pada tempat pencarian sampai tempat
tersebut dinyatakan bersih.

g. Lift harus dijaga untuk dipergunakan hanya oleh petugas yang berwenang.
h. Jika menemukan sesuatu yang dicurigai sebagai bom, jangan menyentuhnya. Jauhkan
orang-orang dari tempat tersebut dan minta bantuan dari tenaga terlatih untuk
menjinakan bom. Upayakan menjaga benda tersebut dari orang yang tidak
berkepentingan dengan menutup pintu bangunan.

i. Seluruh karyawan dan pasien harus dijaga untuk tetap tenang dan tidak panik namun
tetap dalam kewaspadaan tinggi. Karyawan harus dilatih untuk sedapat mungkin tidak
memberitahu pasien untuk mencegah kepanikan massal.

j. Secara berkala direktur atau pejabat tertinggi yang ada di RSUD diberitahu
perkembangan terkini situasi yang ada.
k. Jangan memberitahu pasien bahwa ada ancaman bom yang diterima RSUD. Jika pasien
menyadari adanya sesuatu yang tidak beres yang sedang terjadi yakinkan pasien tidak
perlu khawatir karena segalannya akan teratasi dengan baik sesingkat-singktanya.

3. Evakuasi

Jika bom ditemukan, petugas akan memberitahu pihak yang berwenang untuk menjinakan bom.
RSUD tidak akan melakukan evakuasi sampai bom betul-betul ditemukan kecuali atas permintaan
pihak yang berwenang. Jika evakuai tetap harus dilakukan, keputusannya harus diambil oleh direktur
atau pejabat tertinggi saat itu bersama pihak yang berwenang.

4. Pelaporan

Setiap petugas RSUD yang terlibat dalam pencarian bom harus melapor hasil pencarian bom
ke direktur atau pejabat tertinggi segera setelah proses pencarian dinyatakan selesai.
Personel yang terlibat harus mempersiapkan laporan tertulis kronologis lengkap kepada
direktur dan menggaris bawahi seluruh kesulitan yang ada pada saat proses pencarian.
Laporan akan dipergunakan untuk merevisi prosedur acaman bom untuk mengurangi
kesulitan-kesulitan yang timbul dimasa mendatang jika terjadi kejadian yang serupa.

d. Protocol Penanggulangan Bahan Berbahaya

1. Lindungi Diri Anda sesegera mungkin.

2. Terapkan prinsip kehatian-hatian ketika mendekati daerah bahan berbahaya.

3. Upayakan untuk mengetahui bahan berbahaya tersebut.

a. Melalui Safe Book bahan tersebut.

b. Hubungi instansi terkait seperti Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Kotawaringin
Barat. Berikan gambaran sejelas-jelasnya atas masalah yang timbul agar instansi terkait
dapat memberikan bantuan yang tepat untuk mengatasi bahaya.

4. Dapat informasi lebih lanjut dan bantuan peralatan dari unit dan instansi terkait.

5. Hindari kontak langsung dengan bahan berbahaya atau orang yang terkena bahan berbahaya.

6. Upayakan untuk membatasi bahan berbahaya tersebut pada satu tempat saja sehingga tidak
melebar ke area lain.
7. Upayakan dekontaminasi orang yang terkena bahan berbahaya pada tempat kejadian semaksimal
mungkin.

8. Batasi area kontaminasi sesegara mungkin.

9. Dengan sedikit pengecualian, air adalah antidote universal bahan berbahaya.

10. Untuk bahan bilogi gunakan bahan pemutih (tawas/baiclin)

e. Protokol Dekontaminasi Paparan Radiasi

1. Sebelum melaksanakan dekontaminasi, pengamatan radiasi yang lengkap harus dilakukan dan
direkam baik melalui catatan tertulis atau melalui alat audio visual. Jika pakaian terkontaminasi,
lepaskan secara hati-hati dan perlahan-lahan sehingga partikel radiasi tidak beterbangan di udara.
Gunakan Sarung tangan, jubah, masker dan sepatu boot untuk melindungi diri dari kontaminasi.
Letakkan seluruh bahan-bahan terkontaminasi dalam kantong plastik besar dan diikat. Pastikan tidak
ada orang yang tidak berkepentingan diijinkan masuk daerah dekontaminasi.

2. Secara praktis untuk semua kasus kontaminasi, materi kontaminasi dapat dengan mudah dilepas
dengan menyabuni dan menyiram air mengalir secara perlahan. Setelah pakaian berhasil di lepaskan,
biasanya pada tangan dan muka tetap ada bahan-bahan kontaminan yang tertinggal. Sebagai bagian
pemeriksaan menyeluruh maka seluruh permukaan kulit harus diperhatikan untuk melihat adanya
kemungkinan luka lecek atau robek.

3. Dalam proses dekontaminasi area tubuh yang tidak tercemar harus ditutup dengan bahan-bahan anti
air untuk menghindari kontaminasi lanjutan.Dalam menyiram area terkontaminasi, cuci terlebih
dahulu arah perifer untuk selanjutnya ke pusat radiasi.Gunakan kertas tissue untuk membersihkan
busa sabun yang terkontaminasi. Sangat penting untuk diperhatikan bahwa dalam mengobati kulit
harus dilaksankan secara lembut untuk menghindari lecet.

4. Jangan menggunakan bahan yang dapat mengiritasi kulit seperti detergen. Jangan mencukur rambut
pada tempat yang terkontaminasi. Jika kulit mulai kemerahan atau mulai terasa perih maka prosedur
harus dihentikan. Perlu dipahami bahwa dekontaminasi menyeluruh kulit yang terkena radiasi tidak
mungkin dilaksanakan dalam waktu yang sangat singkat. Jika kulit luar yang terkontaminasi tidak
dapat dibersihkan setelah upaya beberapa kali, maka krim untuk kulit harus segera dioleskan
sebelum dilakukan upaya dekontaminasi lanjutan pada hari-hari berikutnya.

5. Penatalaksanaan untuk dekontaminasi dalam tubuh selanjutnya akan dilakukan secara khusus sesuai
dengan isotop yang terdeteksi. Sebagai contoh, untuk radio actif iodine yang digunakan pada pasien,
maka harus diberikan dosis besar iodine non radioactif untuk mencegah penyerapan radioaktif oleh
kelenjar tiroid. Radioisotop seperti tritium dapat dibersihakan dari tubuh melalui pemberian diuretik.

f. Protokol Penata laksanaan Luka Bakar karena Bahan Kimia

1. Penatalaksanaan bgaian tubuh yang terbakar karena bahan kimia sebagaimana halnya
kegawatdaruratan lainnya harus dimulai dengan pemeriksaan ABC. Langkah selanjutnya adalah
membuang bahan kimia. Pasien sebaiknya tidak memakai pakaian sama sekali dan seluruh perhiasan
yang melekat harus dilepaskan. Genangi lipatan kulit, lipatan kuku dan daerah berambut secara
menyeluruh.

2. Pada saat penanganan kegawatdaruratan dimulai, petugas harus mengali informasi sebanyak
mungkin tentang riwayat kejadian. Riwayat kejadian meliputi antara lain nama dan konsentrasi
kandungan bahan kimia, lamanya terkena bahan kimia dan keadaan umum pasien. Pemberian obat
anti tetanus propilaksis perlu diberikan.

3. Setelah penanganan kegawatdaruratan selsai, pemeriksaan luka bakar harus dilakukan beberapa jam
kemudian, 24 jam pertama, dan seminggu kemudian. Perawatan di rumah sakit bagi pasien luka
bakar karena bahan kimia sebaiknya dilakukan pada pasien dengan kondisi luka bakar yang cukup
luas meliputi mata, muka, kaki, tangan, perineum atau luka bakar lainnya diatas 15 % dari
permukaan tubuh atau luka bakar dalam.

g. Protokol Penatalaksanaan Umum Keracunan Pestisida

a. Diagnosis (Gejala dan Tanda)


a. Lakukan Pemeriksaan ABC pertama kali.

b. Atasi masalah ABC lalu nilai tanda dan gejala lain.

b. Lakukan penilaian derajat keracunan


a. Identifikasi pestisida penyebab keracunan.

b. Perkirakan jumlah bahan pestisida yang menyebabkan keracunan (tanyakan junlahnya,


berapa lama sejak keracunan, dan melalui apa racun tersebut masuk kedalam tubuh.

c. Perhatikan kemungkinan sebab lain dari keracunan (bahan pelarut yang digunakan dan
alat yang digunakan untuk melarutkan pestisida)

d. Pemeriksaan laboratorium yang sesuai dapat dilakukan sebagai berikut:


✓ Jika pestisidanya berbahan dasar organophosfat atau carbamat, gambaran plasma dan
RBC cholinesterase level sebelum pengobatan.

Cholinesterase level symtoms

• > 50 % tidak ada gejala

• 20 – 50 % Keracunan ringan

• 10 – 2- % keracunan sedang

• < 10 % keracunan berat


✓ ABG, SMAC, CBC

• Rodenticide anticoagulants – PT, PTT


✓ Pesticide Levels – dapat membantu tetapi kadar pestisida secara klinis tidak banyak
membantu dan testnya sangat mahal

• Serum organoclorine level

• Chlordane, DDT, Dieldrin, Lindane, Endrin

• Urine organophosphate level

• Chlorpyrifos, diazinon, malathion, parathion


• Urine 2, 4D, 2,4 5 T level
• Fat dioxin level or serum

Lampiran IV

Penyampaian Informasi Pada Media

Selain untuk penyampaian informasi pada keadaan siaga bencana dan kedaruratan, protocol ini juga
mengatur penyampaian informasi pada situasi rumah sakit beroperasi normal.

a. Tujuan pedoman ini adalah:

o Menjaga rahasia pasien sebagaima yang dimanahkan oleh undang-undang dan peraturan yang
berlaku serta kode etik rumah sakit dan profesi.

o Menjamin hak masyarakat untuk mendapatkan informasi.

o Menjaga arus informasi dan menghindari konflik yang mungkin timbul antara media, RSUD Sultan
Imanuddin dan dokter.

b. Juru Bicara Rumah Sakit

o Menejer dan perawat supervisor yang sedang bertugas diberikan kewenangan untuk
memberikan informasi kepada media sesuai dengan yang diatur dalam pedoman ini. Jika sedang
tidak berada ditempat, maka manejer dan perawat supervisor dapat mendelegasikan kepada
perawat senior yang bertugas dimana pasien tersebut dirawat. Sedapat mungkin perawat yang
diberikan delegasi mengetahui dan memahami pedoman ini.

o Pada kasus bencana, pusat komunikasi dan informasi akan dibuat di Pusat Komando Penanggulangan
Bencana dan Kedaruratan.

o Kepala Bidang Pelayanan Medik dan Kepala Sub Bagian Administrasi Umum, diberrikan
kewenangan untuk memberikan informasi pada media sesuai bidang tugasnya.

o Jika informasi tidak dapat diberikan karena merupakan rahasia pasien, harus diberikan
penjelasan memadai mengapa informasi tersebut tidak dapat diberikan. Jika informasi harus
ditunda, media harus diberikan penjelasan yang memadai.

c. Pemberian informasi nama dokter yang merawat.

Juru bicara RSUD diperbolehkan memberikan informasi nama dokter yang merawat pasien
denga persetujuan dokter tersebut baik secara lisan maupun tertulis. Jika dianggap perlu setelah
persetujuan telah diberikan, juru bicara RSUD dapat mempertemukan dokter dengan perwakilan
media untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang kasus yang ditangani.

d. Perlidungan atas Kebebasan Pribadi Pasien


✓ Pasien Tidak Darurat
o Rekam medis pasien atau segala informasi yang terkait dengan kondisi
pasien termasuk pengambilan gambar hanya dapat diberikan atas persetujuan
tertulis pasien atau orang yang diberikan kewenangan oleh pasien.

o Ketentuan ini juga diberlakukan pada pasien yang memiliki nilai berita tinggi
seperti pejabat, orang terkenal atau tokoh masyarakat.
✓ Keadaan Darurat (bila persetujuan untuk pemberian informasi tidak tersedia secepatnya)

o Jika identitas pasien telah diketahui terlebih dahulu oleh media dari sumber
lain seperti kepolisian, pemadam kebakaran atau petugas lain yang berwenang,
informasi dasar seperti kondisi pasien dan informasi yang berkategori informasi
dasar lainnya dapat diberikan.

o Pada pasien yang tidak diketahui identitasnya, informasi umum keadaan


pasien tanpa disertai informasi identitas diijinkan untuk diberikan.

o Khusus untuk pasien kecelakaan, identitas korban kecelakaan tidak dapat


diberikan sebelum keluarga korban diberitahu.
o Pengambilan gambar dapat diperbolehkan dengan ketentuan gambar yang
akan ditampilkan di media tidak boleh memperlihatkan muka pasien atau mata
pasien ditutup dengan tinta hitam.

c. Informasi Kondisi Pasien yang dapat diberikan.


✓ Pengobatan dan pemulangan dengan ketentuan nama dan jenis obat tidak dapat diberikan
(contoh tidak boleh menyebutkan parasetamol tetapi disebut penurun panas)
✓ Penolakan utuk diobati
✓ Penolak untuk dirawat inap
✓ Kodisi Pasien disebutkan secara umum sebagai berikut:

o Baik bila tanda vital yang meliputi, denyut nadi, frekwensi pernafasan, suhu
badan, tekanan darah dalam batas-batas normal. Pasien dalam keadaan sadar
dan dalam keadaan cukup nyaman

o Sedang bila tanda vital dalam batas normal, tetapi pasien kemungkinan tidak
dalam suasana yang nyaman atau menderita beberapa komplikasi.
o Serius bila tanda vital melewati batas-batas normal dan pengobatan
diberikan untuk membantu mengembalikan tanda vital kedalam batas-batas
normal. Kemungkinan ada tanda-tanda fungsi organ yang terganggu dan
bantuan alat mekanis kemungkinan diperlukan.

o Kritis bila tanda vital tidak dalam batas-batas normal atau sering melewati
batas- batas normal dan satu atau lebih fungsi sistem organ mengalami
kegagalan. Terdapat komplikasi berat yang menyebabkan pasien tidak dapat
menerima rangsangan atau dalam kedaan koma.
d. Kategori Informasi
✓ Pendarahah: Ringan, sedang dan berat dapat diberikan. Jika transfusi darah diperlukan, juga dapat
diinformasikan. Jumlah kehilangan darah atau jumlah darah yang ditansfusikan pada perdarahan
sedang dan berat hanya dapat diinformasikan jika jumlahnya diketahui dengan pasti.
✓ Luka Bakar: Derajat dan luas luka bakar, lokasi luka bakar dan persentase luas luka bakara misalnya 40
%, 50 %, 60 % dst. Penyebab luka bakar antara lain uap panas, matahari, api, bahan kimia dapat
disampaikan.

o Derajat Pertama – kulit kemerahan

o Derajat Dua – kulit melepuh atau bengkak

o Derajat Tiga – kerusakan total pada kulit.


✓ Benda asing: Benda asing yang dikeluarkan dari tubuh pasien dapat disebutkan.
✓ Patah: Bagian tubuh yang megalami patah seperti tangan, tungkai, pergelangan tangan, kaki, tulang
rusuk dan jenis fraktur seperti fraktur terbuka dan fraktur tertutup.
✓ Frostbite (Radang Dingin) : Derajat frostbite dan bagian tubuh yang terkena:

o Derajat Pertama – kulit kemerahan

o Derajat Kedua – melepuh dan pembengkakan kulit

o Derajat tiga – kerusakan total kulit


✓ Cedera Kepala: Sebutkan bahwa kepala mengalami cedera. Jika terdapat retakan/patahan tulang yang
terkonfirmasi melalui x-ray dapat disampaikan.
✓ Cedera Dalam: dapat disebutkan bahwa terdapat luka pada organ dalam.
✓ Luka Lecet: Dapat disampaikan secara umum lokasi luka lecet seperti tangan, tungkai, dada, sekalipun
hanya satu atau beberapa luka lecet dan tau luka lecet-luka lecet tersebut memerlukan jahitan.
✓ Keracunan: Kasus tersangka keracunan dapat diberikan. Bahan beracun yang tertelan jika diketahui
dengan pasti juga dapat disampaikan seperti bahan berbahaya (mariyuana, kokain dsb), deterjen,
pembersih rumah, obat-obatan dan sebaginanya.
✓ Tembakan atau luka akibat benda tajam lainnya seperti luka bacok, luka tikam dijinkan untuk
disebutkan bahwa luka tersebut adalah luka tembak, luka tusuk atau luka bacok. Bagian tubuh yang
luka secara umum dapat disampaikan. Tipe senjata yang digunakan namun tidak terbatas pada
contoh berikut seperti pisau daging, mandau, clurit, revolver caliber 32, pistol tidak boleh
disampaikan kepada media.
✓ Kesadaran Pasien, jika pasien dalam keadaan tidak sadar ketika dibawa ke RSUD, kondisi pasien yang
tidak sadar dapat disampaikan.

e. Kasus yang memerlukan pemeriksaan medis lebih lanjut

Permintaan informasi pasien yang lebih detail selain yang bersifat rutin seperti disebutkan diatas
jika tidak melanggar undang-undang dan peraturan yang berlaku serta etika RSUD dan etika
profesi dapat diteruskan ke dokter pemeriksa pada kasus-kasus berikut ini:
✓ Setiap kematian dimana jenazah tidak diketahui identitasnya atau tidak diketahui keluarganya.
✓ Setiap kematian mendadak yang disebabkan oleh penyakit yang tidak diketahui atau kematian yang
tidak diketahui sebabnya sesara pasti oleh dokter.
✓ Setiap kematian yang dicurigai, dimana alcohol, obat-obatan atau bahan-bahan beracun lainnya
diperkirakan bertanggungjawab secara langsung sebagai penyebab kematian.
✓ Setiap kematian yang terjadi akibat kekerasaan atau luka berat baik karena pembunuhan,
bunuh diri atau kecelakaan (termasuk akibat mesin, panas, bahan kimia, listrik, radiasi,
tengelam, tertimbun) terlepas jarak waktu antara kecelakaan dan waktu kematian.
✓ Setiap kematian janin, lahir mati dan setiap kematian bayi dalam waktu 24 jam sejak
kelahirannya jika ibu tidak dalam perawatan dokter.

f. Kasus yang Bersifat Rahasia dan Tidak Boleh di Informasikan


✓ Pada kasus tertentu, tidak boleh ada informasi sama sekali yang diberikan kepada media kecuali untuk
tujuan pemberitahuan pada keluarga pasien pada pasien yang tidaka dikenal. Kasus-kasus dimana
informasi tidak boleh diberikan adalah:
o Pasien yang mengalami gangguan jiwa,

o Pasien yang dirawat karena sebab obat-obatan atau alcohol,

o Kelahiran pada ibu yang tidak menikah,

o Pasien yang tersangka atau diketahui sebagai percobaan bunuh diri,

o Korbaan pemerkosaan atau pelecehan sexual,

o Anak-anak korban penganiayaan,

o Orang yang memiliki permintaan khusus (informasi yang tidak bersifat umum)
untuk dirahasiakan
✓ Dalam hal terdapat permintaan informasi terhadap pasien yang masuk dalam kategori tersebut diatas,
juru bicara rumah sakit cukup menyampaikan bahwa pasien pada kasus ini termasuk dalam kategori
dimana informasi dilarang diberikan untuk umum, olehnya itu tidak ada informasi yang dapat
diberikan. Ketentuan ini juga termasuk larangan memberikan informasi dimana pasien dirawat.
Lapiran V
Standar Prosedur Operasional

RSUD Sultan
Imanuddin MOBILISASI PASIEN BENCANA

No. No. Revisi: Halaman: ½ (artinya 1


LOGO RSUD Dokumen: /YM- dari 2)
01/RSUD-KPS/VIII/2010
Tanggalterbit Ditetapkanoleh

Direktur RSUD Sultan Imanuddin

Suyuti Syamsul
PROSEDUR TETAP
NIP. 196808072000031006

Pengertian Mengatur mobilsasi pasien saat terjadi lonjakan karena bencana.

Tujuan Supaya pasien dapat tempat perawatan yang layak dan dapat perawatan
yang baik.

Kebijakan 1. Penempatan pasien di masing masing ruang yang bisa


untuk manampug lonjakan pasien

2. Bila penempatan pasien tidak muat, bisa di tambah di bagian


salasar ruangan

Prosedur 1. Pasien dari IGD yang memerlukan perawatan rawat inap

2. Pasien masuk ke kelas III pada setiap ruang perawatan yang


masih memiliki tempat tidur kosong.

3. Setelah tempat tidur kelas III terisis penuh, pasien dimasukkan


ke klas II pada setiap ruang perawatan yang masih memiliki
tempat tidur kosong.

4. Setelah tempat tidur kelas II terisis penuh, pasien dimasukkan ke


klas I pada setiap ruang perawatan yang masih memiliki tempat
tidur kosong.

5. Setelah tempat tidur kelas I terisis penuh, pasien dimasukkan ke


klas Utama Ruangan pada setiap ruang perawatan yang masih
memiliki tempat tidur kosong.

6. Mendapatkan perawatan yang layak dan profesional sesuai


standard pelayanan medis dan asuhan keperawatan yang berlaku.

Unit Terkait 1. IGD

2. Ruang Perawatan Sindur, Bengkirai, Lanan, Meranti, Akasia


dan
Perinatologi

3. Rekam Medis

4. Administrasi Sentral

5. Kasir
RSUD Sultan
Imanuddin PENAMBAHAN TEMPAT TIDUR

No. No. Revisi: Halaman: ½ (artinya 1


Dokumen: /YM- dari 2)
01/RSUD-KPS/VIII/2010

LOGO RSUD Tanggalterbit Ditetapkanoleh

Direktur RSUD Sultan Imanuddin

PROSEDUR TETAP Suyuti Syamsul

NIP. 196808072000031006

Pengertian Adanya penambahan Tempat Tidur (TT) di ruang perawatan melebihi


ketentuan pada setiap kelas perawatan dan penambahan TT juga dapat
dilakukan di selasar rawat inap sesuai kondisi ruangan

Tujuan Untuk menampung jumlah lonjakan pasien pada keadaan tertentu

Kebijakan 1. Penambahan tempat tidur di masing masing ruang sesuai kebutuhan


dan lokasi ruang

2. Koordinasi dengan Instalasi Sarana dan Prasarana.

Prosedur 1. Pasien berasal dari IGD saat terjadi lonjakan pasien dan diindikasikan
untuk rawat inap.

2. Ruangan yang berisi 1 tempat tidur dapat ditambah 1 tempat tidur.

3. Ruangan yang berisi 2 tempat tidur dapat ditambah 1 – 2 tempat


tidur.

4. Ruangan yang berisi 3 – 4 tempat tidur dapat ditambah 2 – 3 tempat


tidur.

5. Ruangan yang berisi 5 – 8 tempat tidur dapat ditambah 3- 4 tempat


tidur.

6. Selasar dapat diisi tempat tidur semaksimal mungkin dengan tetap


memperhatikan kenyamanan dan kelancaran mobilitas petugas dan
pasien.

Unit Terkait 1. IGD


2. IPRS

3. Ruang Perawatan Sindur, Bengkirai, Lanan, Meranti, Akasia dan


Perinatologi

4. Rekam Medis

5. Administrasi Sentral

6. Kasir

RSUD Sultan ADMINISTRASI PASIEN BENCANA


Imanuddin
No. No. Revisi: Halaman: ½ (artinya 1
Dokumen: /YM- dari 2)
01/RSUD-KPS/VIII/2010

LOGO RSUD Tanggalterbit Ditetapkan oleh

Direktur RSUD Sultan Imanuddin

PROSEDUR TETAP Suyuti Syamsul

NIP. 196808072000031006

Pengertian Perawatan pasien bencana secara administrasi harus ditulis sesuai


prosedur dan dipermudah birokrasinya.

Tujuan Tidak menyulitkan korban dan lebih efektif serta untuk kelancaran
pasien.

Kebijakan Dilakukan oleh petugas administrasi di masing-masing ruangan.

Prosedur 1. Semua proses dalam hal administrasi dari awal sampai akhir
dilakukan oleh petugas administrasi di setiap ruangan.

2. Pengkajian data medis pasien dilengkapi oleh petugas di masing-


masing ruangan.

Unit Terkait 1. Rekam Medis

2. Sub Bagian Keuangan

3. Semua Kepala Ruangan

4. Administrasi Sentral
RSUD Sultan PERENCANAAN PASIEN PULANG
Imanuddin
No. No. Revisi: Halaman: ½ (artinya 1
Dokumen: /YM- dari 2)
01/RSUD-KPS/VIII/2010

LOGO RSUD Tanggalterbit Ditetapkan oleh

Direktur RSUD Sultan Imanuddin

PROSEDUR TETAP Suyuti Syamsul

NIP. 196808072000031006

Pengertian Pasien telah dinyatakan boleh pulang oleh dokter yang merawat sesuai
indikasi

Tujuan Mobilisasi pasien bencana di ruang rawat inap

Kebijakan Sesuai indikasi medis

Prosedur 1. Pasien telah dinyatakan untuk bisa pulang dari rumah sakit

2. Melengkapi status dan diagnosis sesuai ICD.

3. Memberikan discharge planning pasien pulang dari rumah saki

4. Melakukan koordinasi dengan pihak manajemen (HUMAS) dalam hal


pemulangan pasien.

Unit Terkait 1. Rekam Medis

2. Dokter

3. Humas

4. Seluruh Kepala Ruangan

RSUD Sultan PEMERIKSAAN LABORATORIUM BAGI PASIEN BENCANA


Imanuddin
No. No. Revisi: Halaman: ½ (artinya 1
LOGO RSUD Dokumen: /YM- dari 2)
01/RSUD-KPS/VIII/2010
Tanggalterbit Ditetapkan oleh

Direktur RSUD Sultan Imanuddin

Suyuti Syamsul
PROSEDUR TETAP
NIP. 196808072000031006

Pengertian Pasien korban bencana yang memerlukan pemeriksaan


laboratorium sesuai indikas imedis.

Tujuan Untuk menegakkan diagnosis pasien

Kebijakan Pemeriksaan laborat sesuai indikasi medis pasien

Prosedur 1. Melakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi medis.

2. Bahan pemeriksaan diambil oleh petugas laboratorium.

3. Blanko permintaan pemeriksaan laboratorium ditandatangani


oleh dokter yang menangani pasien.

Unit Terkait 1. Unit laboratorium

2. Unit ruangan

RSUD Sultan
PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Imanuddin

No. No. Revisi: Halaman: ½ (artinya 1


Dokumen: /YM- dari 2)
01/RSUD-KPS/VIII/2010

LOGO RSUD Tanggalterbit Ditetapkan oleh

Direktur RSUD Sultan Imanuddin

PROSEDUR TETAP Suyuti Syamsul

NIP. 196808072000031006

Pengertian Pasien korban bencana yang memerlukan pemeriksaan radiologi sesuai


indikasi medis

Tujuan Untuk menegakkan diagnosis pasien

Kebijakan Pemeriksaan Radiologi sesuai indikasi medis pasien


Prosedur 1. Melakukan pemeriksaan radiologi sesuai indikasi medis.

2. Pasien diantar oleh petugas ruangan untuk dilakukan pemeriksaan


radiologi.

3. Blanko permintaan pemeriksaan radiologi ditandatangani oleh


dokter yang menangani pasien.

Unit Terkait 3. Instalasi Radiologi

4. Kepala Ruangan Perawatan

RSUD Sultan
Imanuddin TINDAKAN OPERATIF PASCA BENCANA BAGI PASIEN BENCANA

No. No. Revisi: Halaman: ½ (artinya 1


Dokumen: /YM- dari 2)
01/RSUD-KPS/VIII/2010

LOGO RSUD Tanggalterbit Ditetapkan oleh

Direktur RSUD Sultan Imanuddin

PROSEDUR TETAP Suyuti Syamsul

NIP. 196808072000031006

Pengertian Tindakan operatif bagi pasien post plating saat bencana yang perlu
dilakukan aff plate.

Tujuan Mencegah terjadinya komplikasi pada pasien bencana.

Kebijakan Aff plate gratis bagi pasien bencana

Prosedur 1. Melakukaan pendataan / kroscek pada pasien yang akan dilakukan


aff plate

2. Persiapan pasien yang akan dilakukan aff plate

3. Dilakukan pemerikasaan laborat lengkap

4. Dilakukan pemeriksaan radiologi

5. Dilakukan konsul anestesi

6. Dilakukan aff plate

Unit Terkait 1. Poli Bedah


2. Ruangan Perawatan Bedah

3. Instalasi Anestesi dan ICCU

4. OK

RSUD Sultan
Imanuddin MOBILISASI PASIEN BENCANA

No. No. Revisi: Halaman: ½ (artinya 1


Dokumen: /YM- dari 2)
01/RSUD-KPS/VIII/2010

LOGO RSUD Tanggalterbit Ditetapkan oleh

Direktur RSUD Sultan Imanuddin

PROSEDUR TETAP Suyuti Syamsul

NIP. 196808072000031006

Pengertian Pemindahan pasien korban bencana ke sarana kesehatan lain.

Tujuan 1. Pasien mendapatkan pelayanan kesehatan lanjutan yang


konprehensif

2. Mencegah terjadinya komplikasi pada pasien bencana.

Kebijakan Kelengkapan dan keakuratan dokumentasi medis pasien bencana

Prosedur 1. Menghubungi sarana kesehatan yang dituju.

2. Mengkoordinasikan persiapan tranportasi untuk mobilisasi pasien

3. Melengkapai rekam medis pasien

4. Membuat surat rujukan ke fasilitas kesehatan yang dituju

5. Mengecek kelengkapan status pasien bencana.

6. Melaporkan dokumentasi medis yang sudah lengkap

7. Membuat ekspedisi laporan dalam hal pengiriman dokumen.

8. Memastikan setiap pasien ditemani oleh orang yang berkopeten


selama dalam perjalan. Dalam hal tenaga kesehatan terbatas maka
sukarelawan atau keluarga pasien dapat diberikan tanggung jawab
menenmani pasien setelah mendapat penjelasan yang memadai.

Unit Terkait 1. Dokter


2. Kepala Ruangan

3. Rekam Medis

4. Divisi Transportasi

RSUD Sultan PENGATURAN DAFTAR DINAS PETUGAS RUANGAN PADA SAAT


Imanuddin BENCANA

No. No. Revisi: Halaman: ½ (artinya 1


Dokumen: /YM- dari 2)
01/RSUD-KPS/VIII/2010

LOGO RSUD Tanggalterbit Ditetapkan oleh

Direktur RSUD Sultan Imanuddin

PROSEDUR TETAP Suyuti Syamsul

NIP. 196808072000031006

Pengertian Pengaturan daftar dinas petugas ruangan saat terjadi bencana

Tujuan Mempertahankan kemampuan RSUD memberikan pelayanan sehingga


bisa memberikan pelayanan yang optimal kepada pasien bencana

Kebijakan Pada situasi tanggap darurat RSUD harus membangun kemitraan dengan
seluruh unit pelayanan kesehatan dan para sukarelawan

Prosedur 1. Menghubungi semua petugas ruangan yang libur jaga pada saat
terjadi bencana.

2. Kepala ruangan membuat daftar dinas jaga pagi, sore, malam.

3. Melibatkan petugas kesehatan dari fasiltas kesehatan di sekitar


RSUD seperti petugas dinas kesehatan, puskesmas, laboratorium
kesehatan daerah, kesehatan polri, tni au, kodim, rumah bersalin
swasta dan klinik swasta di Kabupaten Kotawaringin Barat

4. Melibatkan bantuan petugas kesehatan dari luar daerah /


Sukarelawan.

Unit Terkait 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Barat

2. Fasiltas Kesehatan Pemerintah dan Swasta


RSUD Sultan
Imanuddin PERMINTAAN DARAH BAGI KORBAN BENCANA

No. No. Revisi: Halaman: ½ (artinya 1


Dokumen: /YM- dari 2)
01/RSUD-KPS/VIII/2010

LOGO RSUD Tanggalterbit Ditetapkan oleh

Direktur RSUD Sultan Imanuddin

PROSEDUR TETAP Suyuti Syamsul

NIP. 196808072000031006

Pengertian Pemenuhan permintaan darah bagi pasien bencana yang memerlukan


tranfusi darah sesuai dengan indikasi medis
Tujuan Memenuhi kebutuhan pasien bencana yang membutuhkan tranfusi
darah

Kebijakan Pemenuhan Kebutuhan darah secara pada pasien bencana tanpa


keharusan membayar BPP darah.

Prosedur 1. Mengisi formulir permintaan darah dan ditandatangani oleh dokter


yang menangani pasien.

2. Mengambil sampel darah pasien.

3. Mengantar sampel darah pasien yang bersangkutan oleh petugas


ruangan.

4. Mengambil darah yang diperlukan bagi pasien yang dilakukan oleh


petugas ruangan dengan menggunakan box darah.

5. Melakukan tranfusi darah pada pasien.

Unit Terkait 1. Ruangan Perawatan

2. Ruangan IGD

3. Ruangan OK

4. PMI Kotawaringin Barat

RSUD Sultan
Imanuddin
INVENTARISASI PERALATAN

No. No. Revisi: Halaman: ½ (artinya 1


Dokumen: /YM- dari 2)
01/RSUD-KPS/VIII/2010

LOGO RSUD Tanggalterbit Ditetapkan oleh

Direktur RSUD Sultan Imanuddin

PROSEDUR TETAP Suyuti Syamsul

NIP. 196808072000031006

Pengertian Penginventarisasian semua peralatan yang digunakan saat perawatan


pasien bencana

Tujuan Menghindari terjadinya kehilangan peralatan medis yang digunakan


untuk perawatan pasien bencana di masing-masing ruangan

Kebijakan Kepala ruangan bertanggung jawab atas inventarisasi perlatan pada


masing-masing ruangannya.

Prosedur 1. Pencatatan semua peralatan medis yang diperlukan saat terjadinya


bencana.

2. Membuat bon pemiinjaman / pengembalian peralatan medis yang


diperlukan

Unit Terkait 1. Ruangan Perawatan

2. Ruangan IGD

3. Ruangan OK

4. Kepala Seksi Logistik dan Perbekalan Kesehatan

RSUD Sultan PEMAKAIAN O2 BAGI KORBAN BENCANA


Imanuddin

No. No. Revisi: Halaman: ½ (artinya 1


LOGO RSUD Dokumen: /YM- dari 2)
01/RSUD-KPS/VIII/2010
Tanggalterbit Ditetapkan oleh

Direktur RSUD Sultan Imanuddin

Suyuti Syamsul
PROSEDUR TETAP
NIP. 196808072000031006

Pengertian Pemenuhan kebutuhan oksigen bagi pasien bencana yang memerlukan

Tujuan Terpenuhinya kebutuhan oksigen bagi pasien bencana

Kebijakan 1. Pasien bencana yang membutuhkan oksigen ditempatkan di


ruangan
yang telah tersedia oxygent central

2. Pasien yang tidak memerlukan oksigen ditempat di tempat yang


tidak tersedia oxygent central.
Prosedur 1. Mengidentifikasi pasien bencana yang memerlukan oksigen.

2. Mobilisasi pasien di ruangan yang tersedia oxygen central.


3. Memberikan oksigen sesuai dengan kebutuhan.

4. Melakukan koordinasi dengan pihak farmasi

Unit Terkait 5. Ruangan Perawatan

6. Ruangan IGD

7. Ruangan OK

8. Instalasi Farmasi

9. Kepala Seksi Logistik dan Perbekalan Kesehatan

Suyuti Syam sul at 8:26 AM

Anda mungkin juga menyukai