E)
Just In
Community
Forum
More
Tightrope by kileela
TV » EXO Next Door/-2| A EO] HAT} At
Ct Rated: M, Indonesian, Drama & Romance,
Words: 102k+, Favs: 1k+, Follows: 1k+,Published: Mar 8, 2018 Updated: Aug 7, 2018
1,004Chapter 2
"Some people won't sail the sea ‘cause they're
safer on land
To follow what's written"
Do Not EDIT and REPOST.
Etuviel Palace, January 15, 1850
Matahari yang bersinar cerah pagi itu menembus
kedalam tebalnya jendela kaca berbingkai emas di
kamar utama istana Etuviel. Sang pemilik kamar
nampak sedang berdiri tegap di hadapan sebuah
cermin besar. Ia membiarkan beberapa pelayan
berpakaian hitam-putih menyisir rambut dan
memasangkan jas bludru navy ke tubuhberototnya. Sepintas, lelaki itu seperti sedang
mengecek penampilannya, memastikan apakah
sudah sesuai dengan keinginannya atau belum.
Tetapi, jauh didalam kepalanya, sedang terputar
ulang adegan ketika ia bertemu dengan si mungil
cantik yang menolongnya seminggu lalu. Ingatan
itu terus berputar-putar di kepalanya. Terkadang
ia tersenyum, tertawa, bahkan menggeleng-
gelengkan kepalanya jika teringat akan pertemuan
itu. Membuat Jongin, si penasihat dan sekertaris,
berfikir apakah ia harus menjadwalkan sang
junjungan untuk bertemu dengan tabib Zhang.
"yang mulia, ibu suri dan puteri Elissa sudah
menunggu anda untuk makan pagi", suara Jongin,
akhirnya berhasil membuyarkan imajinasi sang
raja dan membuatnya berdehem pelan.
"baiklah Jongin aku akan segera kesana’, ujar
Chanyeol, sambil menatap Jongin dari kaca dengan
tatapan tajam, kesal pada si penasihat yang
membuyarkan imajinasinya.Jongin bergidik pelan melihat tatapan itu. Ia harus
menjadwalkan pertemuan sang raja dengan tabib
Zhang segera. Bagaimana tidak, emosi raja sudah
menyerupai seseorang yang hamil muda. Kadang ia
akan tersenyum cerah padanya, kadang sang raja
nampak kesal, bahkan dalam hitungan detik bisa
berubah dari senang ke seram atau sebaliknya.
Benar-benar mengkhawatirkan.
Tak disangka, ketika sang raja sudah beranjak
keluar dari kamar, tuannya itu menyempatkan diri
untuk mendekat dan membisikkan sesuatu di
telinga Jongin. Sesuatu yang menurut Jongin lebih
seram dibanding opera horror manapun. Seketika
tubuh tan berotot Jongin semakin bergidik.
"Jongin, jika kau sedang membicarakanku di dalam
hatimu, aku bersumpah akan memberitahukan
Kyungsoo bahwa surat cinta dan bunga mawar
yang tiap minggu diterimanya adalah darimu",
senyuman miring tercetak di wajah tampan
Chanyeol. Membuatnya terlihat seperti psikopat.Psikopat yang tampan. Baiklah biarpun tampan
tetaplah psikopat!
Tanpa menunggu jawaban dari penasihatnya, raja
tampan itu langsung beranjak keluar dan menuju
ruang makan yang berada di sayap timur dekat
kamar sang ibu serta kakaknya. Kamar Chanyeol
dan ruangan pribadi khusus raja beserta istrinya
berada di sayap barat, sedangkan ruangan untuk
keluarga raja dan bangsawan lain berada di sayap
timur. Dapur dan ruangan para pelayan berada di
bagian belakang istana. Terakhir adalah bagian
utama istana, terletak di tengah yang berfungsi
untuk pertemuan, pesta dan kegiatan-kegiatan
umum lainnya.
Selama ia berjalan menuju sayap timur, beberapa
kali sang raja muda mengangguk untuk membalas
sapaan pelayan yang ditujukan padanya. Sesekali
ia tersenyum, membuat para pelayan terkagum-
kagum dengan ketampanannya. Sebenarnya, raja
Chanyeol bukanlah tipe orang yang suka
tersenyum. Sejak ia menjadi putera mahkota,Chanyeol (atau pangeran Edmund, begitu semua
orang memanggilnya) adalah pribadi yang dingin
dan jarang tersenyum. Bahkan ia terlihat marah
sepanjang waktu dengan keningnya yang berkerut
tampan jika sesuatu membuatnya kesal. Tetapi,
sejak acara First Chasse, ia berubah menjadi orang
yang sering tersenyum lebar atau tertawa. Semua
orang terheran-heran dengan perubahan tiba-tiba
ini. Bahkan canggung jika melihat sang raja
tersenyum sambil melewati mereka. Hanya saja,
mereka tidak tahu bahwa senyuman itu tidak
ditujukan untuk orang-orang disekitarnya,
melainkan untuk seseorang yang sedang
dibayangkannya. Tapi biarlah hal ini menjadi
rahasia sang raja sendiri.
"yang mulia Raja Edmund Danvers the 6th telah
tiba, yang mulia", ujar seorang pelayan tua kepada
dua wanita berbeda usia yang sedang asik
berbincang di ruang makan. Membuat seluruh
pelayan yang berbaris di sepanjang ruangan
langsung membungkuk untuk menyambut
kedatangan raja mereka."ah akhirnya si pemalas itu datang juga", decak
seorang wanita muda yang sedang asik
mengoleskan selai nanas di roti bolillo nya.
"Yoora, jangan goda adikmu. Ini masih terlalu pagi.
Kau tidak mau kan membuatnya cemberut seperti
bayi tidak diberi susu seharian?", kekeh sang ibu.
Ditangannya bertengger cangkir putih mewah
berisi teh chamomile hangat.
"kudengar kalian sedang membicarakanku, /adies",
sahut seseorang yang menjadi bahan
perbincangan kedua wanita tadi. Chanyeol
mengambil tempat duduk di tengah, tempat yang
biasa di duduki sang ayah, sambil menggeleng
disertai senyuman tampan kepada ibu dan
kakaknya.
"bu, apakah aku tidak salah lihat? King Edmund
Danvers the 6th sedang tersenyum setelah kau
menyebutnya bayi", ujar Yoora dengan nada
sarkasme yang nyata.Alih-alih membuatnya kesal, Chanyeol malah
terkekeh sambil menyeruput kopi dan mulai
memakan roti lapis isi daging favoritnya. Chanyeol
sebenarnya sudah terbiasa dengan sikap jail ibu
serta kakaknya. Menjadi anak laki-laki bungsu di
keluarganya berarti menjadi target utama
korban bully di keluarga Danvers ketika berkumpul
untuk sarapan. Biasanya jika ada sang ayah,
Chanyeol akan dibela dengan sang ayah
memelototi kakak dan ibunya. Tetapi sekarang
ketika ayah tiada, Chanyeol harus dengan ikhlas
menerima kejailan mereka. Bagaimanapun ia tahu,
itu adalah bentuk kasih sayang ibu dan kakaknya.
Biarpun caranya sedikit---aneh.
"Chanyeol, apakah benar kau bertemu dengan
Aolez? Bagaimana rupanya? Jantungku hampir
copot mendengar Jenderal Oh bercerita kemarin’,
perlahan ibu suri membelai tangan anak lelaki
kesayangannya. Keningnya berkerut dalam.
Anggukan menjadi jawaban Chanyeol. Sebelum iakembali mengingat memori pertemuannya dengan
si mungil. Membuat bibirnya tertarik keatas
membentuk senyuman lebar yang menawan
(menyeramkan menurut Jongin). Kakak dan ibunya
dibuat heran dengan kelakuan raja muda
dihadapannya, apakah memori mengenai Aolez
sungguh indah hingga membuat wajah dingin itu
tersenyum lebar?
"ehm, Chanyeol apakah kau kebetulan jatuh cinta
kepada Aolez? Jongin bilang tiap ia menanyakan
soal makhluk itu kau akan tersenyum. Aku kira ia
membual, tetapi setelah melihatnya sendiri---",
Yoora menggantung kata-katanya. Mata lebar
yang bentuknya 99% mirip dengan mata sang adik
itu nampak cemas. Cemas dan mengejek.
Senyuman cerah sang adik langsung hilang seperti
matahari yang tenggelam dan digantikan oleh
badai. Mata tajam itu kembali dan langsung
diarahkan kepada Jongin.
‘mati aku’, Batin Jongin sembari menundukmenghindari tatapan ganas sang raja.
"aku tidak mungkin jatuh cinta
kepada makhluk yang hanya melihatku sebagai
santapan makan malam bukan Penasihat Kim?",
Ujar Chanyeol penuh penekanan. Senyum nya
kembali, namun senyum psikopat itu yang kembali.
"t--tentu saja yang mulia raja", suara Jongin
terbata. Menimbulkan senyuman di bibir
berbentuk hati lelaki mungil yang berdiri
berseberangan dengannya.
"Chanyeol sudahlah jangan membuat Jongin takut.
Jika bukan karena Aolez kenapa kau tersenyum
seperti remaja dimabuk cinta begitu? Kau bertemu
seseorang?’, suara Ibu Suri akhirnya menjadi
penengah perang yang sepertinya akan terjadi
antara dua lelaki tampan berbeda jabatan itu.
Yang mulia Ibu Suri sudah hapal dengan
tempramen Chanyeol dan kebiasaan dua lelaki
tampan itu. Jongin sudah menjadi sahabatChanyeol sejak mereka berusia 7 tahun. Ia
mengikuti jejak sang ayah yang merupakan
penasihat Charlie kala itu. Memang ketiga lelaki
itu, ditambah jenderal Oh, selalu saja bertengkar
atau berdebat sejak kecil. Tetapi semua orang tahu
betapa mereka menyayangi satu sama lain seperti
saudara tanpa melihat posisi mereka. Ah disaat
seperti ini Tiffany merindukan masa-masa
bahagia ketika mereka masih kecil dan
menggemaskan. Semuanya berubah sekarang,
kecuali pertengkaran-pertengkaran kecil yang
terjadi bahkan di usia mereka yang sudah dewasa.
"sebenarnya aku bertemu seseorang bu. Dia yang
menyelamatkanku", Jawab Chanyeol setelah
berdeham pelan untuk menghilangkan
kegugupannya. Inilah saatnya ia mengaku kepada
ibunya. Sejujurnya Chanyeol menyembunyikan
semua ini karena takut restu akan sulit didapatnya.
"OH? apakah dia cantik? Siapa wanita itu?", suara
sang kakak langsung menyahut sebelum ibunya
bahkan bisa membuka mulut."he's more than beautiful, noona", Senyuman
tampan itu kembali.
"Well, jadi dia adalah pria? Tidak masalah selama
dia carrier cantik yang baik hati. Ibu setuju
Chanyeol ah", Ujar sang ibu dengan raut bahagia
yang nyata.
Puteri Yoora mengangguk semangat,
menunjukkan bahwa ia setuju dengan apa yang
dikatakan sang ibu. Ekspresi mereka berbeda jauh
dengan lelaki tan yang menatap sengit kearah sang
raja. Merasa dikhianati.
"bros for life huh? Diberi tahu saja tidak’, batin
Jongin kesal karena selama ini sang raja yang
sudah seperti saudara itu tidak mau
memberitahunya.
"Namanya Byun Baekhyun, seorang perangkai
bunga di Erith. Dan dia sudah pasti Carrier bu jika
dilihat dari bentuk tubuh serta wajahnya", UjarChanyeol. Merasa bebannya terangkat melihat
respon positif dari keluarganya.
Sebenarnya Chanyeol sudah memikirkan ini sejak
malam usai acara First Chasse. Apakah ia harus
memperjuangkan perasaannya yang masih belum
ia yakini atau tidak? Bagaimanapun ia baru sekali
bertemu Baekhyun. Benar ia sangat tertarik pada
lelaki mungil itu, hanya saja Chanyeol belum bisa
memutuskan apakah Baekhyun adalah seseorang
yang bisa ia ajak hidup dan memimpin Alderth
Bersama. Menjadi ratu tentunya bukanlah hal
sepele apalagi jika orang itu bukan berasal dari
keluarga bangsawan. Tentunya akan ada ribuan hal
yang harus dipelajari dan dipahami. Belum lagi
meyakinkan para Lord dan rakyatnya.
Tetapi jika ia ingat, ibunya bukan berasal dari
keluarga bangsawan. Beliau adalah seorang
perangkai bunga terkenal dari kerajaan Ce/naer.
Sebuah kerajaan kecil yang luasnya hanya
seperempat kerajaan Alderth. Kerajaan indah itu
letaknya hanya beberapa kilometer saja dari ujungperbatasan Alderth. Ayahnya yang ketika itu
tengah berkunjung, jatuh cinta dengan seorang
gadis berparas cantik dengan pembawaan ceria,
Hwang Miyoung namanya. Atau rakyat Alderth
memanggilnya, Yang Mulia Ibu Suri Tiffany
Danvers.
Bukan hanya ayahnya, semua orang mencintai
Tiffany. Ia dikenal sebagai seorang ratu paling
rendah hati dan bijaksana yang pernah memimpin
kerajaan besar ini. Memang sudah menjadi tradisi
kerajaan Alderth sejak mendiang raja Raymond
Danvers the 2nd, bahwa raja memiliki kebebasan
memilih siapa pasangan hidupnya, darimanapun
asal serta kalangannya. Yang terpenting ia
merupakan seseorang yang dianggap pantas,
memiliki hati baik, tidak ada catatan criminal dan
tentunya sehat.
Sekilas jika dilihat dari luar, Byun Baekhyun
merupakan kandidat yang memenuhi semua
kriteria yang dituliskan. Tetapi, Chanyeol tidak
akan benar-benar tahu jika ia tidak berinteraksilangsung untuk beberapa lama dengan lelaki
mungil itu. Sehingga, ia sudah memikirkan
semuanya. Semua yang memungkinkan untuk
menjadikan lelaki mungil itu permaisurinya.
Katakanlah dia gila karena bisa memiliki
ketertarikan luar biasa pada seseorang di kali
pertama perjumpaan mereka. Menurut seorang
Ahli, perasaan adalah keadaan dimana seseorang
sadar, lalu memberikan respon atas suatu emosi
dan ketertarikan yang dirasakannya. Dan jika kita
membicarakan perasaan, tidak ada orang yang bisa
memprediksi kapan, dimana, dan kepada siapa hal
itu akan muncul. Jadi Chanyeol sebagai seorang
manusia biasa terlepas dari betapa tinggi
statusnya, juga tidak tahu kapan emosi dan
ketertarikan itu ia rasakan. Yang ia tahu, ia harus
memastikan semuanya sebelum bertindak.
"lalu apa yang akan kau lakukan? Membawanya
kesini segera?", tanya sang ibu.
"aku akan menggunakan masa liburku selama
seminggu untuk pergi ke Erith. Sekaliankunjungan sebagai seorang raja. Seperti yang kita
tahu, Erith merupakan desa yang hampir tidak
pernah dikunjungi oleh raja bu", Jawab Chanyeol
sembari melahap potongan terakhir rotinya.
Memang benar, para mendiang raja Alderth enggan
mengunjungi Erith karena lokasinya yang dekat
dengan hutan Anubis. Dan Chanyeol sebagai raja
baru, ingin secara langsung mengunjungi
rakyatnya yang ada disana. Melihat keadaannya
secara langsung. Sekalian bertemu dengan si
mungil cantik itu tentu saja.
"tentu saja Yeol, bersenang-senanglah. Bawalah
Jongin dan Sehun bersamamu. Sangat berbahaya
bagi seorang raja, terutama raja baru untuk
berkunjung sendirian", ujar sang ibu sambil
tersenyum dan mengusap pipi putra bungsunya.
Mau tidak mau Chanyeol melirik Jongin tajam
sebelum mengangguk setuju pada ibunya. Pria tan
itu balas menatap sang raja sambil menaikkan satu
alisnya.‘apa kau dasar pengkhianat’, itulah arti tatapan
Jongin.
"segeralah bawa dia kembali! Aku tidak sabar
merangkai bunga Bersama menantu", Senyuman
lebar tercetak di wajah cantik yang masih
memukau bahkan di usianya yang tidak muda lagi.
"ah sangat menyebalkan! Aku akan menjadi satu-
satunya wanita Danvers yang tidak paham
mengenai bunga!", Yoora berdecak sebal sambil
memberengutkan wajah cantiknya. Mengundang
kekehan dari sang ibu dan adik.
“makanya! Jangan malas kalau ibu mengajakmu.
Dan satu lagi, calon iparmu itu lelaki carrier, bukan
wanita", ujar Tiffany.
“biar saja! Lagipula tidak ada bedanya lelaki carrier
dan wanita! Sama-sama dimasuki", jawab Yoora
kesal. Agaknya kata-kata Yoora yang sedikit
vulgar itu membuat semua orang yang beradadiruangan nampak kaget dan canggung. Terutama
sang raja muda yang langsung melotot pada
kakaknya. Bagaimana bisa keluarga bangsawan
mengucapkan lelucon seperti itu dihadapan para
pelayan. Sangat tidak pantas.
Tentunya, pelototan Chanyeol tidak ada artinya
dan malah dibalas pelototan lebih menyeramkan
oleh kakaknya. Kakaknya tentu tidak akan takut
meskipun Chanyeol sudah menjadi raja sekarang.
Sang raja tampan itu memilih menyerah dan
memijit keningnya.
"baiklah bu, kurasa aku harus bersiap sekarang.
Aku akan berangkat sore nanti dengan Jongin dan
Sehun. Menurutku agak berlebihan jika aku
menaiki kereta kerajaan. Aku akan membawa
Jillian bersamaku", Ujar Chanyeol sebelum
beranjak dari kursi dan mencium kening ibunya.
Ingin ia segera pergi dari ruangan itu. Suasana
canggung akibat candaan Yoora serasa terlalu
menyesakkan.Erith, January 16, 1850
Sepasang tangan mungil sedang sibuk menata
bunga berwarna-warni yang ada dihadapannya.
Seperti hari-hari biasa, pesanan buket bunga di
Belle Bittersweet terus berdatangan. Meskipun
begitu, senyuman tidak pernah hilang dari wajah
cantik si perangkai bunga. Benar, siapa lagi kalau
bukan Byun Baekhyun.
Dengan telaten, jari-jari lentik itu memilih satu
persatu bunga mawar merah dan baby breath yang
sudah disiapkannya. Baekhyun sangat suka
merangkai pesanan bunga mawar merah dan baby
breath, karena biasanya yang memesan bunga
seperti ini adalah mereka yang sedang jatuh cinta.
Mereka yang sedang berbahagia.
Selama ini, Baekhyun belum pernah memiliki
kesempatan untuk merasakan apa yang orang
sebut ‘cinta’. Dia selalu memenuhi pikirannya
dengan sang nenek, bunga, dan Belle Bittersweet.Tetapi, beberapa hari ini agaknya sesuatu berubah.
Wajah tampan dan senyum menawan orang nomor
satu di kerajaan Alderth itu seolah membayangi
nya. Tidak hanya ketika ia akan tidur atau terdiam.
Disaat sibuk seperti inipun, wajah itu akan muncul
di ingatannya. Baekhyun tau, ia tidak punya apa-
apa bahkan untuk berharap bisa bertemu sang
Raja. Apalagi memilikinya. Ia hanyalah rakyat
biasa, seorang pedagang. Kasta kedua terendah
setelah budak dan penjahat. Tentunya tidak
pantas bagi seseorang sepertinya bersanding
dengan raja.
Tetapi, salah satu buku yang pernah ia baca
mengatakan bahwa tidak berdosa bagi seseorang
untuk berharap dan bermimpi biarpun hal itu
sangat mustahil. Karenanya, sesekali Baekhyun
membiarkan ingatannya akan raja tampan itu
muncul ke permukaan. Membuatnya tanpa sadar
tersenyum.
Seperti saat ini, Baekhyun membayangkan
bagaimana rasanya jika bunga yang ia rangkai iniadalah untuk Chanyeol. Ia membayangkan raja
tampan itu akan dengan senang menerimanya dan
tersenyum tampan kearahnya. Sukses bayangan
itu membuat jantungnya berdebar dan wajahnya
memerah. Dalam lubuk hati terdalam, betapa ia
ingin melihat wajah tampan itu secara langsung
biarpun hanya dari jauh.
KLING
Suara bel yang menandakan seseorang masuk
kedalam toko membuyarkan lamunan Baekhyun.
Perlahan ia mendongak dan melihat siapa
pengunjung yang datang kali ini. Tetapi, apa yang
dilihatnya hanya bisa membuat Baekhyun berkedip
tidak percaya.
Apakah karena terlalu sering melamun dan
berkhayal lama-lama membuatnya gila, sehingga ia
seolah-seolah benar melihat sang Raja sedang
berdiri di sana? Oh Tuhan, nampaknya ia harus
meminta obat pada tabib Kim sore ini. Alih-alih
mendekat, Baekhyun malah menggelengkankepalanya dan menunduk untuk melanjutkan
pekerjaan yang sempat tertunda selama beberapa
detik, yakin bahwa bayangan itu akan hilang ketika
ia sudah sepenuhnya sadar.
"begitukah caramu menyambut pelanggan tuan
Byun? Dengan mengacuhkannya?", Tetapi,
Baekhyun mendengar suara itu dengan jelas.
Suara berat menawan itu, yang ia kira hanya akan
didengar dalam mimpi terindahnya.
Perlahan Baekhyun mendongak dan mengerjapkan
mata kecilnya. Ia melihat Lelaki tampan yang ada
di bayangannya selama ini masih berdiri disana,
dihadapannya. Setelan kemeja putih dengan bagian
lengan yang digulung sampai siku dan celana
khaki, nampak sangat pas membungkus tubuh
berotot itu. Tatanan rambut rapi menampakkan
dahinya menjadi pelengkap yang sempurna. Tuhan,
pria dihadapannya memang sangat, sangat tampan.
Membuat Baekhyun tercekat selama beberapa
detik, dan lagi mata kecil itu berkedip.Ketika Baekhyun menyadari bahwa semua itu
nyata, rasa panik menderanya. Semburat merah
langsung muncul di pipi mulus itu tanpa permisi.
Reflek, Baekhyun langsung berdiri dari kursinya
dan membungkuk menyambut kedatangan sang
raja. Menurut lelaki mungil itu, membungkuk juga
bisa menjadi alternatif lain untuk
menyembunyikan semburat merah memalukan
yang nampak jelas di pipinya.
"y... yang mulia, maafkan kelancangan saya.
Selamat datang di Belle Bittersweet, ada yang bisa
saya lakukan untuk anda yang mulia?", Ujar
Baekhyun sedikit tergagap. Menimbulkan
senyuman di wajah tampan sang raja.
"sudah kukatakan untuk memanggilku Chanyeol
saja kan Baek", Kekehan lolos dari bibir Chanyeol
melihat kelakuan lucu lelaki mungil dihadapannya.
Chanyeol berharap ia memiliki pertahanan diri
yang kuat selama ia berada di Erith."aku kesini hanya ingin bertemu dengan lelaki
manis yang menolongku di Hutan Anubis
seminggu lalu. Apakah dia tidak keberatan jika aku
disini dan menemaninya?", Lanjut Chanyeol sambil
berjalan mendekat. Tangannya terulur untuk
menyentuh lembut tangan mungil milik Baekhyun
dan menggenggamnya. Tangan mungil itu sangat
pas dengan tangan besarnya. Sangat
mengagumkan bagaimana tangan itu terasa sangat
lembut biarpun setiap hari Baekhyun berkutat
dengan bunga-bunga yang berduri.
Jangan tanya bagaimana keadaan Baekhyun
sekarang. Wajahnya sudah seperti kepiting rebus
bikinan tuan Zander di toko seberang. Raja
tampan ini memang selalu memiliki cara sendiri
untuk memikat targetnya.
"a:-apa yang sedang yang mulia lakukan di Erith?",
Kegugupan itu tidak bisa ia hindari. Sampai-
sampai Baekhyun tidak menjawab pertanyaan
Chanyeol. Biar saja ia nampak memalukandihadapan sang raja.
"aku? Tentu saja aku mengunjungi Erith. Aku
ingin menyapa rakyatku disini", Jawab sang raja
yakin. Wajahnya nampak jail tanpa sedikitpun
memalingkan pandangan dari si mungil.
Di belakang sana, Jongin dan Sehun yang sedang
berdiri tegap, tampak mendengus mendengar
pernyataan raja barusan. Menggelikan melihat
sang junjungan terlihat berbeda dari biasanya.
Wajah dingin, kerutan di kening, gertakan gigi,
semuanya menghilang sejak mereka menapakkan
kaki di Erith. Efek Byun Baekhyun benar luar biasa.
"Semoga kunjungan anda menyenangkan yang
mulia", Ujar Baekhyun malu-malu.
"Terimakasih Baek, tapi sayang sekali disini tidak
ada kerabat yang bisa menampungku. Dan
sepertinya tidak ada tempat penginapan. Tubuh ku
sudah mulai menua dan tidak bisa bepergian jauh
lagi", Desahan lelah yang dibuat-buat keluar daribibir tebal sang raja. Perlahan ia memijit
tengkuknya sendiri. Membuat dua lelaki tampan
dibelakang sana merotasikan kedua bola matanya.
Baekhyun berkedip bingung kearah sang raja.
Memang jarak dari Erith ke Rissingshire sangat
jauh. Lelaki mungil itu merasa kasian pada sang
raja yang tampak kelelahan. Tapi apakah sang raja
yakin mau menginap di Erith? Desa ini jauh dari
kata mewah. Berbeda dengan Rissingshire yang
terdapat area perumahan bangsawan dan
penginapan mewah.
"A--anda bisa menginap di tempat saya yang
mulia. Jika yang mulia tidak merasa keberatan’,
Ujar Baekhyun malu-malu. Senyum lebar langsung
terkembang di wajah Chanyeol. Berusaha menahan
diri untuk tidak menggigit Baekhyun.
"wah akan sangat tidak sopan jika aku menolak
tawaran rakyatku bukan? Tentu saja aku tidak
keberatan Baek. Aku bisa beristirahat dan tidak
kehujanan. Itu sudah cukup", Jawab Chanyeoldibarengi dengan senyuman yang sangat lebar.
Rencananya berhasil.
Dibelakang sana, Jongin dan Sehun juga menatap
gemas kearah lelaki mungil itu. Pilihan raja mereka
sungguh tidak salah. Terlepas dari pakaian biasa
yang menandakan kasta dimana ia berasal,
Baekhyun adalah lelaki yang sangat cantik dan
bersinar. Pakaian mahal tentu akan sangat pas
untuknya. Bahkan di otak mereka, sudah
terbayang bagaimana rambut brunet lembut itu
tampak sempurna dengan mahkota mewah ratu
yang dihiasi dengan puluhan berlian berwarna
putih dan merah.
KLING!
Suara bel yang lagi-lagi berbunyi membuat acara
berpegangan mereka selesai. Baekhyun langsung
melepaskan tangan sang raja dan mendongak
melihat siapa yang datang. Semburat merah masih
setia berada di pipinya."Tuan Byun, apakah buket pesanan saya sudah
selesai?”, ujar tuan Piers. Seorang lelaki tua
pemilik toko keramik di ujung jalan. Setiap hari
tuan Piers memang memesan bunga mawar 100
tangkai untuk istrinya.
"e..eh? maaf tuan Piers, bunganya belum selesai
saya rangkai. Setelah selesai akan saya antar
kesana?", Jawab Baekhyun sambil tersenyum
manis kearah pria tua dihadapannya. Terbersit
sedikit perasaan bersalah karena ia sudah
mengecewakan pelanggannya.
Biarpun kecewa, pria tua itu tetap tersenyum
kepada Baekhyun dan meminta untuk segera
menyelesaikan pesanannya dengan sopan.
Sebelum berbalik keluar dari toko, tuan Piers
menyempatkan diri memperhatikan tiga pria
tampan asing dengan pakaian mewah yang
memenuhi toko itu. Penasaran dengan
identitasnya, tetapi akhirnya memutuskan tidak
mau ikut campur.Setelah lelaki tua itu hilang dari pandangan,
Baekhyun langsung bergegas kembali ke
kegiatannya merangkai bunga. Sempat melupakan
kehadiran tiga lelaki tampan dan gagah yang
berdiri disana sambil menatapnya. Sebenarnya
tidak. Hanya sang raja saja yang menatapnya.
Sedangkan Kai dan Sehun asik melihat ke
sekeliling toko bunga dengan nuansa hijau pastel
itu.
"Baek, apakah kau sendirian disini? Tidak ada yang
membantumu?", tanya sang raja memecah
keheningan diruangan itu.
"Ada Xiumin hyung yang membantuku, tetapi dia
sedang cuti. Suaminya sakit, yang mulia", Ujar
Baekhyun dengan focus yang masih tertuju pada
buket bunga bawar dihadapannya.
Sang raja mengangguk mengerti sebelum berjalan
mengelilingi toko dan memperhatikan setiap
detailnya. Toko bunga ini memang kecil, tetapisemua bunga tertata rapih di pot. Baekhyun yang
memang punya selera seni bagus, menata bunga
didalam pot berdasarkan warnanya. Membaginya
sesuai dengan jenis yang sama. Tembok toko yang
di cat hijau pastel seperti melebur dengan bunga
yang ada disana. Sangat cocok dan indah. Rasanya
menyenangkan berada di tempat ini.
"yatuhan! Aku lupa menyiram bungaku", gerutu
Baekhyun tiba-tiba. Chanyeol menoleh dan melihat
lelaki manis itu sedang menatap jam dinding
dengan kesal. Buket bunga mawar dihadapannya
sudah tampak sempurna dan siap dikirim.
"kau berangkatlah mengantar bunga itu Baek, biar
aku yang menyiramnya", Ujar sang raja disertai
senyuman tampan yang selalu sukses membuat
Baekhyun berdebar.
"bagaimana mungkin saya membiarkan anda
menyiram bunga yang mulia? Saya akan dengan
cepat mengantar buket ini setelah itu menyiram
bunga", Tolak Baekhyun. Akan sangat tidak pantasjika Baekhyun membiarkan sang raja mengangkat
ember berat berisi air untuk menyiram bunganya
agar tetap segar dan tidak layu.
"tenang saja Baek, Sehun dan Jongin akan
membantuku. Benar kan?", Tanya Chanyeol sambil
menoleh kepada kedua teman sekaligus
pengawalnya.
"tentu saja yang mulia", Jawab mereka serempak
sembari membungkuk patuh pada sang raja.
Baekhyun menatap tak yakin pada mereka. Tetapi
dengan sedikit paksaan dan bujukan dari bibir
manis sang raja, akhirnya Baekhyun pasrah dan
segera beranjak keluar dari toko. Setelah lelaki
mungil itu menghilang dibalik pintu, sang raja
langsung memerintah kedua temannya mencari
ember dan mengambil air.
Sedangkan raja tampan itu hanya mondar-mandir
sambil melihat seluruh isi toko yang belum
dijamahnya. Chanyeol menelusuri rak kecil yangtertempel di tembok. Ia melihat beberapa bingkai
yang berjejer manis disana. Terdapat lukisan
wajah seorang anak kecil yang nampak
menggemaskan. Lalu selanjutnya terlihat wajah
yang sama hanya saja semakin beranjak dewasa.
Beberapa dari lukisan itu, ia melihat seorang
wanita tua cantik, yang sudah dipastikan adalah
nenek Baekhyun.
"Yang mulia, apakah saya harus menyiram
semuanya?", tanya Sehun dengan waijah datar.
Sebenarnya dalam hati ia tidak ikhlas. Ia adalah
seorang petinggi militer di kerajaan Alderth, orang
nomer dua di militer setelah sang raja yang
berpangkat panglima besar. Menyiram bunga
terlalu feminine. Sangat tidak cocok untuknya.
Dibelakang Sehun, Jongin juga berkomat-kamit
tanpa suara sambil menyiram bunga kuning yang
ia tebak adalah bunga matahari. Sebenarnya
mereka tidak keberatan jika disuruh melakukan
pekerjaan berat, tetapi tidak menyiram bunga.
Sangat memalukan."tentu saja, aku tidak mau Baekhyun terlalu lelah",
Ujar Chanyeol santai. Menimbulkan dengusan dari
kedua temannya.
"Jika anda tidak mau dia lelah seharusnya anda
juga membantu kami agar pekerjaan ini selesai
sebelum Baekhyun kembali", Jawab Jongin.
Mendengar itu, Chanyeol langsung menoleh dan
menatap tajam pada dua lelaki tampan itu. "apa
kalian baru saja memerintah raja kalian?", Tanya
Chanyeol dengan wajah menyeramkan. Membuat
mereka langsung mengalihkan pandangan dan
melanjutkan pekerjaannya.
Chanyeol tersenyum puas begitu kedua temannya
mulai menyiram bunga dengan wajah ditekuk, dan
kembali mengamati lukisan dihadapannya. Merasa
sangat terpesona dengan lelaki yang nampak
cantik bahkan hanya ketika sosoknya dilukis
dengan pensil tanpa warna.Waktu berlalu dan sayangnya kegiatan Chanyeol
itu harus segera berhenti begitu ia melihat
Baekhyun sudah kembali berjalan menuju toko.
Lelaki mungil itu tampak kesulitan mambawa tiga
cangkir terbuat dari kayu berukuran besar di
tangannya. Chanyeol bergegas mengambil gayung
besi kecil dari tangan Sehun dan menyiram bunga
merah muda terdekat dengannya. Sehun dan
Jongin melemparkan tatapan heran pada raja
mereka. Tidak menyangka, Chanyeol yang sedang
dimabuk cinta akan sangat aneh.
KLING!
"astaga yang mulia, anda tidak perlu melakukan
ini", Pekik Baekhyun sambil berjalan tergopoh
menuju sang raja. Berusaha merebut gayung itu
dari tangannya. Tetapi gagal tentu saja karena
tangan mungil itu sudah penuh dengan tiga
cangkir yang dibawanya.
"tidak Baek, aku tidak apa. Lanjutkan kegiatanmumerangkai bunga saja", Ujar Chanyeol sambil
tersenyum lebar. Jongin dan Sehun bergidik ngeri
di sampingnya.
"t--tapi yang mulia--",
"aku memaksa", Tegas Chanyeol dengan nada yang
sama persis ketika ia menyuruh Baekhyun
menerima cincin Phoenix kala itu.
Baekhyun akhirnya menghela nafas dan
mengangguk. Sepertinya ia tidak akan menang
berdebat dengan raja tampan ini. Kemudian ia
teringat tujuan utamanya membawa tiga cangkir
besar yang ia beli dalam perjalanan kembali ke
Belle Bittersweet.
"em Yang mulia, saya membawakan susu kedelai
ini untuk anda dan kedua teman anda. Pasti kalian
lelah dan haus setelah perjalanan jauh. Mungkin
tidak semewah yang biasa kalian minum, tapi ini
yang terbaik di Erith. Minumlah selagi masih baru",
Ujar Baekhyun malu-malu.Tanpa ba bi bu, Sehun langsung tersenyum lebar
dan mengambil minuman itu. Ia sudah haus sejak
tadi dan memutuskan tidak mau berpura-pura.
"terimakasih tuan Byun, pasti sangat segar", Ujar
Sehun yang langsung mengambil cangkir kayu di
genggaman Baekhyun dan memberikan satu untuk
Jongin. Diterima dengan senang hati oleh Jongin,
tentu saja. Menimba air dan menyiram bunga
ternyata cukup melelahkan. Baekhyun
mengangguk dan tersenyum manis pada pria
tampan yang merupakan Jenderal kerajaan Alderth
itu.
Berbeda dengan dua temannya, Chanyeol
mengambil cangkir itu dengan ragu-ragu dan
menatapnya lama. Bagaimanapun ia seorang raja,
sejak kecil semua makanan dan minuman yang
masuk ke mulutnya adalah yang terbaik serta
sudah dipastikan kebersihannya oleh puluhan
tukang masak di dapur istana. Chanyeol
mengernyit membayangkan bagaimana prosespembuatan minuman itu.
"a:-apakah yang mulia tidak menyukainya?", tanya
Baekhyun pelan. Chanyeol mendongak dan melihat
wajah manis itu tampak kecewa. Membuat hatinya
mencelos.
"t--tentu aku menyukainya Baek", Jawab Chanyeol
sebelum memantapkan dirinya dan meneguk
minuman itu. Begitu rasa manis menyentuh
lidahnya, Chanyeol langsung membelalak kaget.
Tidak ia sangka, rasanya sangat enak dan
menyegarkan tenggorokan yang sejak tadi kering.
"woah ini sangat luar biasa! Terimakasih baek",
Ujar Chanyeol sebelum kembali meneguk minuman
itu sampai habis. Baekhyun tertawa pelan melihat
sang raja yang nampak bersemangat. Jantungnya
berdebar melihat bagaimana lelaki tampan itu
berusaha untuk tidak mengecewakannya.
Kekehan lolos dari bibir Jongin. Jujur saja lelaki
tan itu takjub melihat rajanya yang selama inisangat pemilih untuk urusan makanan, dengan
mudah memasukkan minuman itu ke perutnya.
Padahal ia yakin, dalam hati sang raja pasti merasa
terpaksa. Park Chanyeol benar sangat menyukai
Byun Baekhyun.
"Jongin setelah ini belikan lagi lima cangkir
untukku, aku mau meminumnya sehabis menyiram
bunga", Ujar sang raja. Senyuman ia tunjukkan
pada lelaki mungil dihadapannya sebelum kembali
sibuk menyirami bunga-bunga yang belum
terguyur air.
Matahari telah tiba di ufuk barat ketika Baekhyun
mengunci pintu toko Belle Bittersweet. Sang raja
yang sedari tadi setia menemaninya nampak
mengencangkan otot-otot tubuh yang terasa
kaku. Setelah selesai menyiram semua bunga, sang
raja langsung meminum susu kedelai yang
dibelikan oleh Jongin. Menghabiskan 5 cangkir
tanpa sisa sedikitpun, membuat semua orang di
toko itu melongo. Puas menghabiskan susu
kedelainya, sang raja tertidur sambil dudukdengan dikelilingi cangkir-cangkir kosong. Saking
pulasnya, ia bahkan tidak menyadari Baekhyun
yang sibuk membereskan cangkir kosong itu agar
suasana lebih terang dan bersih.
Tidak berbeda dengan sang raja, Jongin dan Sehun
juga tertidur sambil menyandar pada salah satu
pot bunga besar. Setiap pelanggan Baekhyun yang
masuk pasti bertanya tentang identitas ketiga
lelaki tampan yang tengah tertidur itu. Beberapa
bahkan sempat mengagumi betapa tampannya
mereka. Tetapi, karena merasa tidak memiliki hak
memberitahu, Baekhyun hanya tersenyum dan
mengatakan mereka adalah teman.
Baekhyun kira, keributan pelanggannya akan
membuat tidur ketiga lelaki itu terganggu. Tetapi
mereka tetap saja tertidur pulas seperti habis
melakukan pekerjaan yang amat berat. Terutama
sang raja yang bahkan tidak bergerak sama sekali
sejak tadi. Baekhyun bisa memaklumi, ini pastilah
kali pertama sang raja menyiram bunga. Sehingga,
tubuh itu pasti merasa lelah, ditambah merekabaru tiba dari Rissingshire.
"hoahm, maafkan aku yang malah merepotkanmu
Baek. Seharusnya aku menolongmu. Tapi aku
malah tertidur", Ujar sang raja yang kini sudah
berdiri di samping kuda putihnya, Jillian.
Senyum manis merekah di wajah cantik itu,
Baekhyun mengangguk maklum dan malu-malu
menghampiri sang raja. "tidak apa-apa yang mulia,
saya terbiasa seperti ini", Jawabnya.
Perlahan tangan sang raja terulur, dan
menyelipkan anak rambut yang jatuh kembali ke
belakang telinga Baekhyun. Membuat wajah manis
itu memerah. Jantung sang raja berdebar dengan
cepat melihat wajah cantik itu, ia merasa memiliki
keinginan kuat untuk menggigit lelaki mungil
dihadapannya.
"tidak apa kan kalau aku menginap dirumahmu?
Tidak akan merepotkan?", tanya sang raja. Suara
beratnya terdengar sangat lembut di telingaBaekhyun.
"t---tentu saja yang mulia, Anda bisa tidur di
kamar nenek saya. Tuan Oh dan Tuan Kim bisa
berbagi kamar saya jika mau. Saya akan tidur di
sofa", ujar Baekhyun.
"tenang saja tuan Byun, kami sudah biasa tidur di
sofa atau lantai. Anda bisa tetap di kamar.
Lagipula, bagaimana bisa lelaki dominan seperti
kami membiarkan orang secantik anda tidur di
sofa yang dingin", Ujar Jongin dibarengi kekehan.
Baekhyun yang sudah malu, semakin malu
mendengar pujian dari lelaki tan dihadapannya.
"sudah? Ayo kita segera kembali. Aku ingin
mandi", sela Chanyeol yang tanpa permisi
menuntun Baekhyun mendekat ke Jillian. Dengan
lembut, tangan besar Chanyeol menyentuh
pinggang ramping Baekhyun dan mengangkat
tubuh mungilnya dengan mudah menaiki Jillian,
setelah itu Chanyeol yang gantian naik ke atas
kuda putih gagah miliknya. Kedua lengan kekarChanyeol perlahan melingkari pinggang Baekhyun
dari belakang untuk meraih tali kekangnya.
Sekilas, mereka berdua tampak seperti sepasang
kekasih yang dengan mesra berkuda Bersama
sambil berpelukan.
Perjalanan kerumah Baekhyun dari Belle
Bittersweet tidak jauh, hanya sepuluh menit
berkuda dengan kecepatan santai dan sekarang
mereka sudah berada didepan rumah sederhana
milik Baekhyun.
Rumah Baekhyun yang bercat putih itu memang
tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil. Beberapa
bunga gantung menghiasi sisian tembok rumah
itu. Pekarangannya dipenuhi dengan berbagai
bunga yang ditata rapih dan beberapa pohon. Di
bagian paling depan rumah, terdapat pagar kecil
kayu berwarna cokelat yang tingginya hanya
sebatas perut Chanyeol.
Baekhyun mempersilahkan tamunya masuk
terlebih dahulu untuk melewati jalan setapakmenuju ke pintu utama. Jika dari bagian depan
rumah ini terlihat indah dan hangat, bagian
dalamnya lebih menyenangkan lagi. Bagian dalam
rumah bernuansa krem dan dipadukan dengan
lantai kayu berwarna cokelat. Pada ruangan utama,
mata ketiga lelaki itu langsung disambut dengan
rak buku besar yang menempel di tembok.
Ditengah ruangan terdapat perapian kecil yang
didepannya ada sofa empuk berwarna cokelat
muda, bagian bawah sofa dilapisi karpet luas
berbulu putih yang tebal. Jongin dan Sehun
langsung tersenyum lebar membayangkan betapa
nyamannya tidur mereka selama di Erith. Sungguh
jauh dari ekspektasi mereka yang mengira akan
tidur di lantai keras dan dingin.
Didekat ruangan utama, terdapat sekat kecil yang
terbuat dari kayu. Dibaliknya ada ruang makan
mini yang berada di satu ruangan dengan dapur
minimalis yang juga indah. Dari dapur dan ruang
makan, tepat di sebelah kiri, mereka melihat
Lorong yang langsung menuju ke kamar dan
kamar mandi paling ujung."silahkan yang mulia", Ujar Baekhyun ketika pintu
kamar sang nenek sudah terbuka. Chanyeol
mengedarkan pandangannya ke kamar yang
ukurannya lumayan luas itu. Memang tidak lebih
luas dari kamar mandinya, tetapi sang raja muda
itu tidak keberatan.
Kamar bernuansa cokelat itu dilengkapi dengan
perapian, sebuah sofa kecil, kaca di ujung
ruangan, dan tempat tidur yang ukurannya tidak
terlalu besar. Lantainya dilapisi dengan karpet
berwarna krem. Di ujung ruangan terdapat lemari
pakaian dan meja kecil yang diisi dengan lukisan
kecil terbingkai. Lukisan itu berisi gambar pemilik
lama kamar ini dan beberapa lukisan wajah cucu
kesayangan sang pemilik kamar.
Chanyeol melangkah masuk dan mendudukkan
dirinya di tempat tidur. Ia tersenyum kearah
Baekhyun sebelum mengisyaratkan sang lelaki
mungil untuk mendekat. Dengan ragu-ragu
Baekhyun berjalan mendekat. Merasa canggunghanya berdua dengan Chanyeol didalam kamar.
"terimakasih Baek sudah mengizinkanku dan
temanku menginap disini selama seminggu. Aku
sangat berterimakasih", Ujar sang raja sambil
menggenggam tangan mungil itu.
Baekhyun mengangguk dan tersenyum manis pada
sang raja. "tidak apa yang mulia. Sebagai rakyat
yang baik, tentu menjadi kewajibanku untuk
melayani anda dan pejabat kerajaan dengan baik",
Jawab Baekhyun.
Baru sehari berada di Erith, Chanyeol sudah yakin
bahwa Baekhyun adalah orang yang baik. Tetapi
masih ada enam hari lagi untuk mengetahui, dan
Chanyeol menantikan tiap detik waktunya
Bersama si cantik itu.
Mereka mengucapkan perpisahan selamat malam
sebelum Baekhyun beranjak keluar dari kamar itu
dan menutup pintunya. Ketika ia berjalan ke dapur
untuk mengambil minum, Sehun dan Jongin sudahtampak tertidur pulas sambil mendengkur. Jongin
tidur terlentang di sofa sambil memeluk bantal.
Kakinya menjulur keluar dari sofa karena terlalu
panjang. Meskipun begitu ia nampak nyaman
dengan posisinya. Si tampan satunya tertidur di
karpet tepat dibawah Jongin dengan posisi
tengkurap. Jenderal muda itu mendengkur
tertahan karena wajah yang terbenam di sela-sela
tangan kekar miliknya.
Senyuman tercetak di wajah Baekhyun sebelum ia
beranjak menuju lemari penyimpanan di dekat
dapur untuk mengambil selimut wol yang
tersimpan disana. Ketika ia akan berbalik,
Baekhyun tersentak melihat sang raja yang sudah
berdiri di belakangnya. Memperhatikannya tanpa
suara. Siluet wajah tampannya tampak jelas
meskipun cahaya lilin tidak sepenuhnya mengenai
daerah tempat ia berdiri. Baekhyun bisa melihat
bayangan tubuh berotot yang kini tidak
menggunakan pakaian dan hanya dibalut celana
khaki. Membuat ia tersipu."kau sedang apa Baek? Belum tidur?", tanya sang
raja.
Baekhyun menggeleng dan mengangkat sedikit
dua selimut yang sedang dipegangnya. Bermaksud
menunjukkan pada sang raja.
"saya menyiapkan ini untuk Penasihat Kim dan
Jenderal Oh yang mulia, cuaca malam di Erith
sangatlah dingin. Api dari perapian kadang tidak
terlalu membantu", Ujar Baekhyun.
Kekehan pelan lolos dari bibir sang raja. Sedikit
takjub bagaimana lelaki mungil itu sempat
memperdulikan orang asing yang baru saja
dikenalnya. Kaki panjang Chanyeol berjalan
mendekat. Hingga ia berada tepat di hadapan
Baekhyun. Lelaki mungil itu mendongak dan
menatap wajah sang raja yang sudah disinari
cahaya lilin. Ingin rasanya tangan Baekhyun
terulur dan mengusap wajah tampan itu. Tetapi,
Baekhyun menahan keinginan itu tentu saja. Tidakpantas bagi seseorang sepertinya untuk
menyentuh raja tanpa permisi. Perlahan Baekhyun
menunduk, tetapi ide itu juga tampaknya kurang
bagus karena ia kini berhadapan langsung dengan
dada bidang sang raja yang polos. Bahkan ia bisa
melihat jelas lekukan otot perut sang raja yang
sangat mengangumkan walaupun hanya disinari
cahaya seadanya.
"berikan padaku Baek, biar aku saja. Kau mandi
dan beristirahatlah", Ujar sang raja sambil merebut
selimut di tangan Baekhyun pelan lalu berbalik
menuju ruang utama. Baekhyun melihat bagaimana
sang raja memakaikan selimut itu di tubuh kedua
temannya dengan telaten.
Sebenarnya, Baekhyun takjub melihat kedekatan
mereka bertiga. Chanyeol adalah seorang raja,
orang nomor satu di kerajaan Alderth. Tentu saja
jabatannya jauh lebih tinggi dibanding kedua
temannya, meskipun Jongin dan Sehun juga
merupakan bangsawan. Tetapi, Chanyeol
memperlakukan mereka berdua seperti saudaranyadan seolah mereka berada di tingkat yang sama,
meskipun kadang ia nampak memerintah. Tetapi
perlakuannya sangat baik. Dimana pernah kalian
melihat seorang raja yang sudi memakaikan
selimut pada tubuh pengawalnya jika bukan raja
Park Chanyeol? Baekhyun yakin, mereka bertiga
tentu sudah melalui banyak hal Bersama-sama
dalam waktu yang lama.
Pikiran itu membawa senyuman di wajah
Baekhyun sebelum ia beranjak masuk ke
kamarnya. Ia harus segara beristirahat. Sepertinya
besok akan menjadi hari yang panjang.
Erith, 19 January, 1850
Tiga hari sudah berlalu sejak kedatangan sang raja
ke Erith, dan sejak hari pertama belum ada rakyat
Erith yang mengetahui bahwa sang raja berada di
tengah-tengah mereka. Tidak adanya atribut
kerajaan yang ia gunakan membuat Chanyeol
berbaur cukup baik meskipun pakaian yang
digunakannya tetap menonjol dan jauh lebihmewah dibanding rakyat pada umumnya.
Hari kedua mereka di Erith, sang raja mengikuti
Baekhyun ke Anubis untuk memanen bunga. Tidak
ada kejadian menyeramkan, semuanya berjalan
lancar. Setelah itu, sang raja seharian membantu
Baekhyun di toko. Tugasnya tetap sama, yakni
menyiram bunga yang dibantu oleh Jongin dan
Sehun. Setelahnya, mereka bertiga keluar dari Belle
Bittersweet untuk menikmati susu kedelai dan
mashed potato di kedai milik nyonya Spencer.
Baekhyun takjub melihat bagaimana sang raja
kecanduan dengan susu kedelai bikinan nyonya
Spencer.
Setelah kegiatan dari toko selesai, Baekhyun
berniat untuk mengunjungi makam sang nenek,
Chanyeol sebagai lelaki dominan sejati
menawarkan diri untuk mengantar. Setelah sedikit
membujuk dan memaksa, Baekhyun lagi-lagi kalah
dan setuju untuk diantar. Jongin dan Sehun yang
berjalan berlawanan dengan kedua pasangan itu
untuk pulang kerumah Baekhyun,menyunggingkan senyum penuh arti. Baekhyun
dan Chanyeol membelah jalanan desa
menunggangi Jillian yang gagah. Mengundang
beberapa orang untuk melihat mereka.
Di Erith, hanya sedikit orang yang memiliki kuda.
Itupun digunakan untuk mengangkut barang.
Kuda putih terkenal memiliki harga yang sangat
tinggi, mencapai tiga kali lipat dibanding kuda
biasa. Semua orang tahu, hanya bangsawan yang
bisa membeli kuda putih untuk ditunggangi.
Karenanya, beberapa rakyat Erith tampak kagum
melihat Baekhyun yang bisa menunggangi kuda
putih dengan seorang lelaki tampan yang jelas
bukanlah rakyat biasa. Tetapi, melihat kecantikan
paras dan hati Baekhyun, wajar jika lelaki kaya
sekalipun bisa jatuh hati pada sosok mungil
perangkai bunga itu.
Tidak seperti biasanya, Baekhyun hanya sebentar
mengunjungi makam sang nenek. Setelah ia
meletakkan buket bunga krisan diatas gundukan
tanah itu, dan Chanyeol memberi salam padanenek Baekhyun, mereka langsung bergegas
kembali kerumah. Hal ini dikarenakan Baekhyun
bisa mendengar teriakan perut sang raja muda,
biarpun si pemilik tidak mau mengaku bahwa ia
lapar.
Setelah menghabiskan 25 menit menunggang
kuda untuk pulang, Baekhyun langsung memasak
untuk dirinya sendiri dan ketiga lelaki tampan
yang sedang duduk di ruang utama sembari
bermain catur milik mendiang sang kakek. Jongin
yang bertugas sebagai wasit berkali-kali
mengomel mengingatkan untuk tidak curang.
Senyum sedari tadi tidak luntur dari wajah cantik
Baekhyun, ia tidak menyangka hal seperti ini bisa
terjadi padanya. Berawal dari kenekatan
mengorbankan nyawa demi menolong, ia berakhir
bisa berteman dan berinteraksi langsung dengan
orang-orang hebat yang namanya pasti akan
tertulis di buku sejarah kerajaan Alderth. Selain
itu, selama hampir empat hari ini Baekhyun tidak
merasa kesepian seperti biasanya. Kadang jikasang raja sedang mandi, Jenderal Oh akan
menghampirinya sekedar mengajak berbincang dan
minta dibuatkan teh hangat. Sang Jenderal akan
bercerita mengenai petualangannya dan bercerita
lucu mengenai sang raja. Begitupun dengan
penasihat Kim, yang jika dibandingkan Jenderal Oh
lebih kaku, juga tidak canggung untuk bercakap
dan mengikuti Baekhyun kemanapun ia pergi agar
dibuatkan pie apel lagi olenhnya. Nampaknya, sang
penasihat ketagihan dengan pie apel bikinan
Baekhyun yang ia buatkan untuk sarapan mereka
pada pagi pertama di Alderth.
Jika hubungan Baekhyun dengan kedua teman
Chanyeol semakin dekat, begitupun hubungannya
dengan sang raja muda. Karena sering
menghabiskan waktu berdua, kini sudah tidak
canggung bagi mereka untuk melakukan skinship.
Bahkan beberapa kali Chanyeol tanpa permisi akan
merangkul Baekhyun atau mengacak rambutnya.
Bahkan jika sudah tidak bisa menahan diri,
Chanyeol akan mengusap pipi mulus itu. Tentu
saja Baekhyun akan merona karenanya. Baekhyunpun sama saja, ia akan secara reflek menarik
lengan berotot Chanyeol ketika sedang
bersemangat menunjukkan sesuatu pada si lelaki
tinggi. Chanyeol, tentu saja bahagia diperlakukan
seperti itu oleh Baekhyun.
Tidak hanya itu, kemarin ketika mereka
berkunjung ke makam nenek Baekhyun, Chanyeol
menceritakan mimpinya untuk menjadi seorang
pemain piano yang handal. Tetapi, sebagai seorang
putera mahkota, ia tidak memiliki pilihan lain
selain menjadi raja. Karenanya, Chanyeol
mengubur dalam impiannya itu demi mengikuti
takdir yang sudah dituliskan untuknya. Akhirnya
Baekhyun juga menceritakan bahwa merangkai
bunga memang adalah impiannya. Dan keinginan
terdalam Baekhyun membuka cabang Belle
Bittersweet di Ibukota Rissingshire. Air mata
meleleh keluar dari mata mungil itu kemudian,
mendadak ia mengingat sang nenek. Sore itu
diakhiri dengan mereka berdua berbagi pelukan
untuk saling menenangkan.Hari ini, Baekhyun tidak ke toko karena sejak pagi
sang raja terus mengatakan ingin memakan sup
ikan segar. Chanyeol meminta mereka menangkap
ikan sendiri daripada pergi kepasar dan
membelinya. Disaat seperti itu, Chanyeol akan
menggunakan jabatannya untuk mendapatkan
yang ia inginkan, dan bagi Baekhyun, Jongin serta
Sehun sebagai rakyat Alderth yang baik, Titah raja
adalah perintah mutlak, sehingga Baekhyun
terpaksa menitipkan toko pada Xiumin.
Matahari sudah berada ditengah ketika mereka
berangkat menuju sungai Ord yang terletak di
bagian barat desa. Wajah bahagia nampak jelas di
ketiga bangsawan itu saat mata mereka
menangkap aliran jernih sungai dan pemandangan
gunung disekitar yang mengagumkan. Tanpa basa-
basi, Sehun langsung menggulung celananya dan
berlari masuk kedalam air untuk memulai
perburuan ikan. Setelahnya, Jongin menyusul
sambil menggelengkan kepala. Meninggalkan
Baekhyun dan Chanyeol yang masih berdiriditempatnya sambil terkekeh.
"Ayo kita kesana", ajak sang raja dengan lembut
sambil menggenggam tangan munrgil si perangkai
bunga.
Pasrah, Baekhyun langsung melangkah mengikuti
Chanyeol menuju bagian lain sungai. Dengan
gentle, sang raja membimbing Baekhyun masuk
kedalam air. Meskipun sebenarnya tidak perlu,
karena Baekhyun sudah sering menangkap ikan
disini. Mereka masih berpegangan tangan dan
bertatapan selama beberapa saat, terpana dengan
keindahan masing-masing. Apalagi ketika angin
berhembus menyibakkan rambut Baekhyun,
membuat Chanyeol berhenti bernafas selama
beberapa detik.
"Chanyeol, sepertinya kita harus mulai sekarang’,
Ujar Baekhyun malu-malu.
Dehaman menjadi jawaban Chanyeol sebelum
melepaskan tautan tangan mereka. Setelah itumereka mulai sibuk menyusuri air untuk mencari
ikan. Baru lewat beberapa menit, Baekhyun sudah
berhasil mendapatkan dua ikan besar dan
melemparkannya ke rerumputan di pinggir sungai.
Melihat itu, jiwa Chanyeol sebagai seorang
dominan seperti berteriak tidak terima. Ia tidak
boleh kalah tentu saja.
Dengan dengusan di hidungnya, Chanyeo! memulai
perburuannya. Bahkan berkali-kali ia sempat
terjatuh karena terlalu ceroboh dalam melangkah.
Sang raja muda sudah tidak memperdulikan
pakaiannya, dan tanpa ragu melemparkan
tubuhnya di air untuk menangkap ikan-ikan yang
melewatinya. Tetapi tetap saja, ikan-ikan itu
terlalu gesit. Sehingga ia berkali-kali harus
merasakan pahitnya kegagalan. Menurut Chanyeol
berburu hewan di hutan lebih mudah dibanding ini.
Dari kejauhan, Sehun dan Jongin sibuk
mentertawakan ulah tidak tahu malu sang raja
yang hampir tidak pernah mereka lihat seumur
hidup.Chanyeol menggerutu dan berbalik untuk mencoba
bagian lain sungai, siapa tahu ikan di sana lebih
lambat. Tetapi alih-alih melihat ikan, mata bulat
itu menangkap bunga Anyelir berwarna merah dan
putih indah yang tumbuh di pinggir sungai.
Mengingatkannya akan seseorang.
Perlahan Chanyeol mendekat dan memetik dua
bunga berbeda warna itu. Kebetulan si target
sedang berada tak jauh dengannya. Senyuman
lebar merekah di wajah tampan sang raja.
"baek", Panggilnya.
Mendengar namanya dipanggil, Baekhyun langsung
menoleh dan melangkah dengan hati-hati kearah
Chanyeol. Sang raja muda mengulurkan tangannya
lalu memberikan bunga merah dan putih indah itu
kepada Baekhyun. Satu tangannya lagi merangkul
pinggang Baekhyun dan menarik si lelaki mungil
untuk mendekat.“untukmu Baek", Ujar suara berat itu lembut.
Membuat si lelaki mungil menggigit bibir
bawahnya menahan senyuman di wajahnya yang
mulai memerah.
"t---terimakasih yang mulia", Jawab Baekhyun
pelan sembari menerima bunga pemberian
Chanyeol dan menggenggam tangkainya erat.
Pandangan Chanyeol tetap terfokus pada si lelaki
mungil. Sang raja muda membiarkan jantungnya
berdebar dan menikmati sensasi debaran itu.
Sangat menyenangkan berada di dekat Baekhyun.
"Bunga Anyelir putih berarti keindahan dan
kecantikan yang luar biasa, sedangkan anyelir
merah berarti---", Ujar sang raja Menggantung.
Mendengar itu, Baekhyun mendongak dan
memberanikan diri menatap kedalam mata
menawan Chanyeol.
"berarti---", Chanyeol sempat lupa pada apa yangakan dikatakannya begitu matanya bersibobok
dengan mata bersinar Baekhyun.
"aku menginginkanmu:::", Ujar mereka berdua
secara bersamaan dan tanpa disadari.
Senyuman timbul di wajah Chanyeol sebelum
perlahan ia mendekatkan wajahnya kearah si
mungil. Debaran jantung mereka berdua semakin
menggila, membuat Baekhyun memejamkan
matanya gugup. Menunggu apa yang akan
dilakukan sang raja.
Semakin lama, Baekhyun bisa merasakan
hembusan nafas Chanyeol tepat di bibirnya.
Tangan mungil itu meremas bagian depan kemeja
putih sang raja begitu ia merasakan bibir sang raja
dengan lembut mulai menempel di bibir mungilnya.
"EHEM! JIKA KALIAN LUPA, KAMI MASIH
DISINI", hingga suara mengganggu kedua lelaki
yang mereka lupakan kehadirannya membuat
Chanyeol urung memperdalam ciumannya. Sangraja menjauhkan wajahnya dan tersenyum pada
Baekhyun. Bibir yang seharusnya menempel
dengan bibir si mungil berakhir memberikan
kecupan lembut di kening Baekhyun. Sebelum
akhirnya sang raja menggeram kesal kemudian
berlari menghampiri Jongin dan Sehun untuk
membalaskan dendamnya.
TO BE CONTINUE
« First « Prev Ch 3 of 17 Next »
Review
Jump:Chapter 1Chapter 2Chapter 3Chapter
4Chapter 5Chapter 6Chapter 7Chapter 8Chapter
9Chapter 10Chapter 11Chapter 12Chapter
13Chapter 14Chapter 15Chapter 16Chapter 17
Share: Email . Facebook . TwitterStory: Follow FavoriteAuthor: Follow FavoriteCo
ntrast: Dark . Light
Font: Small . Medium . Large . XL
Twitter . Help . Sign Up . Cookies . Privacy . Terms
of Service
We use cookies. By using our services, you
acknowledge that you have read and accept
our Cookies & Privacy Policies.
Accept