Anda di halaman 1dari 5
‘QUun-Dok-HO-SPS-2021 Co PendanuansCSC—CSOSCCCCCCSY 1. Pengertian Strategl, Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran a. Perbedaan Pendekatan, Strategl, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang (cara pandang) kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masin sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatan pembelajarannya, terdapat dua jenis pendekatan, yakni (1) pendekatan yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach), dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered aporoach) (Komalasari, 2011, him, 54). Selain istilah pendekatan juga dikenal istilah strategi pembelajaran, Banyak dari pakar pendidikan mengartikan pendekatan sama dengan strategi. Strategr pembelgjaran adalah suatu Kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Sementara itu, Uno (2008, him. 2) mengatakan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara- cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya di akhir kegiatan belajar. Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat prosedural, yaitu berisi tahapan tertentu. Beberapa metode seperti ceramah, demonstrasi, diskusi, simulasi, debat, dan lainnya. Selain metode pembelajaran juga dikenal feknrk pernbelajaran, yakni cara yang dilakukan guru dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik, atau dengan kata lain adalah jika metode masin berupa prosedural maka teknik lebih bersifat implemetatif. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran, yakni bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkal dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Lebih lanjut Abidin (2016, him. 54)) mengemukakan bahwa model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu konsep yang membantu menjelaskan proses pembelajaran, baik menjelaskan pola pikir maupun pola tindakan pembelajaran. b. MemahamI Strateg! Pembelajaran Kata strateg! berasal dari bahasa Latin strategia, yang diartikan sebagai seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan, Strategi pembelajaran merupakan cara yang akan digunakan olen pengajar untuk memilih Kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran, Pemilihan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar, kebutuhan dan karakteristik ©@Uun-Dok-HO-SPS-2021 peserta didik yang dihadapi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Nurdin (2016, him. 181) menyebutkan banwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selain itu, strategi pembelajaran juga dapat diartikan sebagai pola kegiatan pambelajaran yang di dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi sekolah, lingkungan sekitar dan tujuan pembelajaran yang talah dirumuskan. Dick & Carey (Uno, 2008, him. 3-7) menyebutkan terdapat 5 (lima) komponen strategi pembelajaran, diantaranya: 1) Kegiatan Pendahuluan, berupa usaha yang dilakukan oleh guru untuk menarik minat peserta didik atas materi pembelajaran yang akan disampaikan. Secara rinci kegiatan pendahuluan terdiri dari menjelaskan tujuan pembelajaran secara khusus dan melakukan apersepsi 2)Penyampaian informasi, hal ini harus memperhatikan kegiatan pendahuluan, jika guru tidak baik dalam melakukan kegiatan pendahuluan maka penyampaian informasi akan mendapat kendala. Beberapa hal umum yang harus diperhatikan dalam menyampaikan informasi adalah mengenai urutan penyampaian materi pelajaran dengan pola yang tepat (berdasarkan tahap berpikir), selain itu guru juga harus memperhatikan ruang lingkup materi yang disampaikan, dan memperhatikan materi yang akan disampaikan. 3) Partisipasi peserta didik, dalam tahapan kegiatan pembelajaran peserta didik harus menjadi subjek yang aktif dalam mendapatkan pengetahuan, sehingga pembelajaran akan terpusat pada peserta didik (student centered). 4)Tes, dilakukan olen guru untuk mengetahul apakah tujuan khusus dari pembelajaran sudah tercapai. 5) Kegiatan lanjutan (/olew up), menindaklanjuti dari hasil belajar yang bervariasi yang didapatkan oleh peserta didik. Berikut ini adalah beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran (Uno, 2008, him. 9), yaitu: 1) Berorientasi pada tujuan pembelajaran 2) Memilin cara-cara (metode/teknik) pembelajaran yang sesual dengan keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik 3)Menggunakan media pembelajaran yang tepat untuk membangun minat peserta didi Sebagai contoh dalam penggunaan strategi adalah sebagai berikut. Dalam suatu Satuan Acara Perkullahan (SAP) untuk mata kuliah "Metode dan Model Pembelajaran Sejarah” bagi Mahasiswa Program $1 Pendidikan Sejarah, terdapat ‘suatu rumusan tujuan khusus pembelajaran sebagai berikut "Mahasiswa calor guru diharapkan dapat mengidentifikasi minimal empat bentuk diskusi sebagai metode mengayar sefarah”. Strategl yang dipilin untuk mencapai tujuan tersebut adalah (a) Mahasiswa diminta mengemukakan empat bentuk diskusi yang pernah dilihatnya, secara kelompok. (b) Mahasiswa diminta membaca dua buah buku tentang bentuk-bentuk diskusi dari beberapa buku. (c) Mahasiswa diminta mendemonstrasikan cara-cara berdiskusi sesuai dengan bentuk yang dipelajari, sedangkan kelompok yang lain mengamati sambil mencatat ©@Uun-Dok-HO-SPS-2021 kekurangan-kekurangannya untuk didiskusikan setelah demonstrasi selesai. (d) Mahasiswa dinarapkan mencatat hasil diskusi Kelas. Dari contoh tersebut dapat dilihat bahwa kegiatan nomor c dan d adalah teknik pembelajaran, dengan menggunakan metode demonstrasi dan diskusi. Seluruh kegiatan tersebut di atas merupakan strategi yang disusun guru untuk mencapai ‘tujuan pembelajaran. Dalam mengatur strategi, guru dapat memilih berbagai matode, seperti ceramah, tanya jawab, diskusi, dan demonstrasi. c. Pengertian Belajar, Mengajar, dan Pembelajaran Belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek, diantaranya: (a) bertambahnya jumlah pengetahuan; (b) adanya kemampuan mengingat dan memproduksi; (c) adanya penerapan pengetahuan; (d) menyimpulkan makna; (¢) menafsirkan dan mengaitkannya dengan realitas; dan (f) adanya perubahan sebagai pribadi (Siregar & Nara, 2015, him. 5). Salah satu pertanda seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya: Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif} dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilat dan sikap afektif).. s “Toréapat beberapa cir umum kegiatan belajar, diantaranya: (a) belajar menunjukkan suatu aktivitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja; (b) belajar merupakan interaksi antara individu dengan lingkungannya; (c) hasil belajar ditandal dengan perubahan tingkah taku (Aunurrahman, 2014, him. 36-37). Namun dari banyak perubahan tingkah laku yang terjadi pada seorang individu tidak berarti semuanya merupakan hasil dari proses belajar. Terdapat perubahan tingkan laku yang bukan disebabkan oleh proses belajar, salah satu contonya adalah seorang anak tiba- tiba menjadi pendiam dan pemurung karena mengidap suatu penyakit. Perubahan ‘tingkah laku tersebut bukaniah Karena proses belajar, melainkan karena penyakit yang dideritanya, Contoh lain adalah seseorang yang tiba-tiba banyak berbicara, berceloteh dan tertawa sendiri setelah keluar dari suatu tempat hiburan, hal ini tidak disebabkan ‘oleh proses belajar melainkan akibat dari minum minuman keras selama di tempat hiburan. Begitupun seorang anak remaja yang mengalami perubahan pada suaranya, hal ini tidak disebabkan oleh proses belajar, melainkan terjadi perubahan fisik pada anak menuju usia remaja. Mengajar merupakan kegiatan yang sadar dilakukan olen guru dalam rangka memberi pengetahuan atau melatin kecakapan dan keterampilan kepada peserta didik (Purwanto, 2014, him. 150), Seseorang yang mengajar harus memperhatikan prinsip belajar sebagai acuan dalam proses belajar mengajar, diantaranya: (1) memberi perhatian dan motivasi; (2) mendorong dan memotivasi keaktifan siswa; (c) keterlibatan angsung; (d) pemberian pengulangan; (e) umpan balik dan penguatan; (f) memperhatikan perbedaan individu (siswa) (Hosnan, 2017, him. 8). Selain belajar dan mengajar, terdapat istilan pembelajaran, yakni proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh guru sebagai pendidik, dan belajar dilakukan oleh peserta didik. Lebih lanjut pembelajaran juga dapat diartikan sebagai proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu (Sagala, 2014, him. 61). Pembelajaran dapat dipandang dari dua sudut, pertamia pembelajaran sebagai ©@Uun-Dok-HO-SPS-2021 suatu sistem yang terdiri dari sejumiah komponen antara lain tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran. Kedua, pembelajaran dipandang sebagai suatu proses yang merupakan rangkalan upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses tersebut terdiri dari persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran (Komalasari, 2011, him, 3-4). Di samping’ itu, pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yakni (a) pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekadar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas ‘siswa dalam proses berpikir; (b) dalam pembelajaran membangun proses dan suasana dialogis yang bersifat tanya jawab terus menerus guna untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik, dengan demikian akan membantu peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan (Sagala, 2014, him. 63). 2. Strateg! Belajar Mengajar Sejarah Menurut Supardan (2015, him. 191) strategi pembelajaran merupakan keselurunan usaha guru termasuk merencanakan, cara dan taktik yang digunakan untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan sebelumnya. Sebagal sebuah mata pelajaran, terdapat beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam proses pembelajaran sejarah, namun periu dikemukakan bahwa pembelajaran sejarah memiliki karakteristik berbeda dari mata pelajaran lainnya, salah satu hal yang menanjol dari pembelajaran sejaran adalah kesadaran akan Waktu, maka oleh sebab itu dalam pembelajaran sejarah konsep waktu tidak dapat diabalkan untuk mempelajari materi sejarah secara komprehensif. Berkaitan dengan hal tersebut, maka Widja (1989, him. 32) mengemukakan beberapa strategi yang dapat dikembangkan dalam proses belajar mengajar sejarah, diantaranya adalah sebagai berikut. Garis Besar Kronologi___] Urutan peristiwa berdasarkan waktu terjadinya Tematis Membahas tema-tema tertentu yang dipandang penting dan menarik pada suatu periode waktu Perkembangan Khusus | Berfokus pada perkembangan dari suatu aspek tertentu Regresif Membahas topik kekinian untuk ditelusuri ke masa lampau yang merupakan latar belakang dari suatu perkembangan hinaga saat ini Sumber: Widja, I. G. (1989). Dasar-dasar Pengembangan Strategi serta Metode Pengafaran Sejarah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi 3. Proses Pembelajaran Sejarah di sekolah Selama ini masalah utama dalam pembelajaran sejarah di sekolah adalah (a) proses pembelajaran sejarah masih bertumpu pada hafalan (mengingat) fakta-fakta atau petistiwa sejarah; (b) sejarah identik dengan past politics (cerita politik di masa lalu); (c) pengetahuan sejarah terpencil dari bidang kehidupan masa kini atau dengan dunia lain di luar sejarah. Tiga pokok masalah di atas telah mereduksi hakikat dari pembelajaran sejarah yang pada dasarnya memiliki potensi besar dalam mengembangkan keterampilan berpikir dan pengembangan nilai-nilai (Hasan, 2012). Berkaitan dengan proses pembelajaran sejarah di sekolah, terdapat beberapa ‘QUun-Dok-HO-SPS-2021 tahapan yang harus diperhatikan oleh quru, diantaranya: Pecarian Mencari informasi di berbagal sumber belajar Informasi Peran guru sebagai fasilitator belajar yang memandu proses Dembelajaran Pemahaman ‘Memahami informasi yang terkandung dari suatu informasi Informasi Penggunaan Mengembangkan apa yang telah didapatkan dalam Informasi lingkungannya Pemanfaatan Menggunakan dan mengembangkan dengan kreativitas yang Informasi dimiliki oleh peserta ‘Sumber: Hasan, 5. H. (2012). Penefidikan Sefarah Indonesia: Isu dalam fae dan Pembelajaran. Bandung: Rizgi Press. Referensi: Abidin, Y. (2016). Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikutum 2013. Bandung: Rafika Aditama. Aunurrahman. (2014). Betajar dan Pembelafaran. Bandung: Alfabeta Hasan, S. H. (2012). Pendialkan Sejarah Indonesia: Isu dalam Ide dan Pembelafaran. Bandung: Rizgi Press. Hosnan, M. (2017). Pendekatan Saintifik dary Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia Indonesia, Komalasari, K, (2011). Pembelajaran Kontekstuat (Konsep dan Apiikasi). Bandung: Refika Aditama. Nurdin, S, & Adrianto. (2016). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press. Purwanto, N. (2014). Jimu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Rosda Karya. Sagala, §. (2014). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Siregar, E., & Nara, H. (2015). Teor Belajar dar Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia. ‘Supardan, D. (2015). Pembelajaran Jimu Pengetahuan Sosial: Perspektif Filosofi dan Kurikulum. Jakarta: Bumi Aksara. Uno, H. B. (2008). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara. Widja, 1. G. (1989). Dasar-dasar Pengembangan Strategi serta Metade Pengajaran Sejarah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggl.

Anda mungkin juga menyukai