Anda di halaman 1dari 11

133 Umma, Zulfikar, dan Ledyastuti

SIMULASI DINAMIKA MOLEKUL FENOMENA ADSORPSI


DI-(2-ETILHEKSIL)FTALAT (DEHP) PADA MINERAL
MONTMORILONIT

Reza Ro’isatul Umma1a*, Muhammad Ali Zulfikar1a, Mia Ledyastuti1b


1
Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut
Teknologi Bandung

*rezaroisatul@gmail.com

Abstract: The compound di(2-ethylhexyl) phthalate (DEHP) is one of the


pollutants assigned by the European Union (EU) and the World Health
Organization (WHO) to the list of major pollutants and considered as the most
problematic for human health, which can cause disturbances in the endocrine
system, nervous system, and immune system, neurotoxic and hepatotoxic.
DEHP is used as a plasticizer, especially in polyvinyl chloride (PVC) which is
almost 50% DEHP. DEHP compounds are not covalently bonded to the
product so that it is easily separated from the product and can enter the
environment. The amount of DEHP in the free environment needs to be
controlled and one of the simple and effective methods is adsorption. In this
study, adsorption was carried out using a molecular approach, namely
molecular dynamics simulation using GROMACS software. This study aims to
compare the adsorption of DEHP on montmorillonite and modified
montmorillonite BDED or CTMA which is then referred to as organo-
montmorillonite, and determine the optimum conditions for the DEHP
adsorption system. Based on the simulation results, the initial concentration
(C0) of DEHP 0.044 mol/L resulted in a maximum adsorption of 3 molecules
of DEHP adsorbed (77.5%). When C0 DEHP was increased to 0.088 mol/L,
no DEHP molecules were adsorbed on the MMT surface. Meanwhile, in
BDED (1 layer) modified MMT with 0.24 CEC BDED molecules, the
adsorption percentage increased to 44%. This indicates that the addition of
cationic surfactant succeeded in increasing the percentage of DEHP
adsorption.

Keywords: Adsorption, DEHP, Organo-montmorillonite, Molecular Dynamics


Simulation.

Abstrak: Senyawa di(2-etilheksil) ftalat (DEHP) merupakan salah satu


polutan yang ditetapkan oleh European Union (EU) dan World Health
Organization (WHO) ke dalam daftar polutan utama dan dianggap paling
bermasalah bagi kesehatan manusia yaitu dapat menimbulkan gangguan
sistem endokrin, sistem saraf, dan hepatotoksik. DEHP digunakan sebagai
plasticizer terutama pada polivinil klorida (PVC) yang hampir 50%
mengandung DEHP. Senyawa DEHP tidak terikat secara kovalen dengan
produknya sehingga mudah terlepas dari produk dan dapat memasuki
lingkungan bebas. Jumlah DEHP di lingkungan bebas perlu dikendalikan dan
salah satu metode yang sederhana dan efektif adalah adsorpsi. Pada

AMINA 2(3) 2020 | Simulasi Dinamika Molekul Fenomena Adsorpsi Di(2-etilheksil) ftalat (DEHP) pada
Mineral Montmorilonit
134 Umma, Zulfikar, dan Ledyastuti

penelitian ini dilakukan adsorpsi dengan pendekatan molekuler, yaitu simulasi


dinamika molekul menggunakan perangkat lunak GROMACS. Penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan adsorpsi DEHP pada montmorilonit dan
montmorilonit termodifikasi BDED atau CTMA yang kemudian disebut sebagai
organo-montmorilonit, serta menentukan kondisi optimum sistem adsorpsi
DEHP. Berdasarkan hasil simulasi, konsentrasi awal (C0) DEHP 0,044 mol/L
menghasilkan adsorpsi maksimum yaitu sebanyak 3 molekul DEHP
teradsorpsi (77,5%). Saat C0 DEHP dinaikkan menjadi 0,088 mol/L, tidak ada
molekul DEHP yang teradsorpsi pada permukaan MMT. Sementara itu, pada
MMT (1 lapis) termodifikasi BDED dengan jumlah molekul BDED 0,24 KTK,
persentase adsorpsi mengalami peningkatan menjadi 44%. Hal ini
menunjukkan bahwa penambahan surfaktan kationik berhasil meningkatkan
persentase adsorpsi DEHP.

Kata Kunci: Adsorpsi, DEHP, Organo-montmorilonit, Simulasi Dinamika


Molekul.

PENDAHULUAN pengangkutan, penyimpanan, formulasi


dan pemrosesan. DEHP dapat masuk ke
Ftalat merupakan senyawa organik tubuh melalui penghirupan, konsumsi, dan
golongan ester. Jenis ftalat yang paling kontak kulit setiap hari (Wester dkk.
umum digunakan dalam industri adalah 1998). Apabila senyawa ini terakumulasi
di(2-etilheksil) ftalat (DEHP), yang secara dalam jangka panjang di tubuh manusia,
luas digunakan sebagai platicizer/peliat. maka dapat menyebabkan
Umumnya, DEHP ini ditambahkan ke ketidakseimbangan hormon serta
dalam resin, plastik, karet, bahan perekat, penurunan kekebalan tubuh. Hal ini dapat
alat-alat kesehatan, bahan furnitur, memberikan efek buruk terhadap sistem
polimer khususnya PVC/polivinil klorida, reproduksi, endokrin, dan saraf, baik pada
polietilen, polipropilen (Sung dkk. 2003), manusia ataupun hewan yang terpapar
kosmetik, kotak untuk makanan, mainan senyawa tersebut, serta dapat
anak-anak, serta berbagai alat plastik menimbulkan hepatotoksik dan
medis seperti kantong penyimpanan kardiotoksik (Rowdhwal & Chen 2018).
darah, kateter, dan alat hemodialisis Beberapa organisasi besar dan
(Dobrzyńska, 2016). Plastik mengandung terpercaya seperti EU (European Union)
1-40% (w/w) DEHP (Dobrzyńska, 2016). dan WHO (World Health Organization)
Tujuan penambahan DEHP khususnya memasukkan DEHP ke dalam daftar
pada produk plastik adalah untuk polutan utama dan dianggap paling
meningkatkan fleksibilitas, elastisitas, bermasalah bagi kesehatan manusia.
transparansi, serta daya tahan plastik Kedua organisasi ini juga telah
tersebut (Cheon 2020). DEHP tidak terikat menetapkan baku mutu DEHP sebesar
secara kovalen dengan plastik sehingga 0,008 mg/L (8,0 µg/L) dalam air bersih
senyawa ini mudah terlepas setelah dan layak minum (Qureshi dkk. 2016).
digunakan berulang kali, dipanaskan, Oleh karena itu, jumlah DEHP perlu
dan/atau dibersihkan produknya. DEHP dikendalikan agar jumlahnya tidak
tersebut dapat memasuki lingungan melebihi baku mutu yang telah ditetapkan.
tanah, air (Sung dkk. 2003), maupun Berdasarkan beberapa literatur,
udara. Oleh karena itu, senyawa ini penghilangan DEHP ini dapat dilakukan
sangat berpotensi memasuki sistem melalui beberapa metode seperti proses
ekologi dan dianggap sebagai salah satu lumpur aktif (Chen dkk. 2009), ozonasi
polutan lingkungan yang paling melimpah (Hammad Khan & Jung 2008), oksidasi
di alam. Pelepasan senyawa ini ke menggunakan UV/H2O2 (Bellou & Aggelis,
lingkungan terjadi selama produksi, 2013), penggabungan perlakuan secara

AMINA 2(3) 2020 | Simulasi Dinamika Molekul Fenomena Adsorpsi Di(2-etilheksil) ftalat (DEHP) pada
Mineral Montmorilonit
135 Umma, Zulfikar, dan Ledyastuti

biologi dan Fenton (Chen dkk. 2009), METODE


nano filtrasi (Wei dkk. 2016), dan
adsorpsi. Adsorpsi merupakan metode Bahan yang diperlukan untuk
yang dianggap paling sederhana secara melakukan penelitian ini berupa struktur
eksperimen, mencegah terlalu banyak senyawa yang diperoleh dari situs web
kebutuhan energi, serta menghemat terpercaya, American Mineralogist Crystal
biaya. Structure Database, untuk pengambilan
Dalam penelitian ini, adsorpsi DEHP struktur awal mineral Montmorilonit dan
dilakukan dengan menggunakan situsweb https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov
adsorben mineral montmorilonit. untuk pengambilan struktur awal molekul-
Montmorilonit merupakan kelas mineral molekul organik seperti DEHP, asam,
tanah liat smektit yang keberadaannya basa, dan yang dibutuhkan dalam
melimpah di lingkungan pelapukan penelitian ini. Sedangkan peralatan yang
beriklim sedang. Mineral ini memiliki luas digunakan adalah a) Laptop pribadi
permukaan spesifik yang tinggi (780 m2/g) dengan Processor Intel(R) Celeron(R)
dan dikenal dengan kemampuannya untuk N4000 CPU @ 1.10GHz 1.10 GHz,
menampung senyawa dalam nanopori Installed RAM 3.83 GB, System type 64-
antar lapisan. Afinitas montmorilonit untuk bit operating system, x64-based
senyawa organik jauh lebih tinggi processor, dan Windows 10; b) Perangkat
dibandingkan dengan kebanyakan mineral lunak perhitungan GROMACS; c)
tanah lainnya dan sepadan dengan tanah Perangkat lunak pendukung seperti VMD,
yang kaya karbon organik (Willemsen dkk. Avogadro, PuTTY, WinSCP, OpenVPN,
2019). Montmorilonit merupakan mineral dan Library MDAnalysis pada program
yang dapat ditambah dengan kation Python.
organik melalui proses pertukaran kation Penelitian ini secara garis besar
yang dikenal dengan organo- dilakukan dalam lima tahap, yaitu
montmorilonit. Organo-montmorilonit preparasi, minimisasi energi, ekulibrasi,
diketahui memiliki kapasitas adsorpsi produksi, dan analisis. Tahap pertama
yang tinggi terhadap kontaminan organik adalah preparasi, yaitu menyiapkan
hidrofobik (Zhu dkk. 2011). Penelitian berkas topologi, memuat struktur-struktur
dilakukan dengan pendekatan molekuler molekul yang akan disimulasikan. Berkas
yaitu simulasi dinamika molekul. topologi yang digunakan adalah berkas
Pendekatan molekuler telah terbukti yang sama dari awal simulasi hingga
menjadi pendekatan yang cukup efektif proses produksi. Pada simulasi sistem ini,
untuk menyelidiki proses adsorpsi. digunakan kombinasi dua medan gaya
Kelebihan pemodelan molekuler adalah yaitu ClayFF dan OPLSAA/M (Willemsen
dapat menyajikan wawasan pada tingkat dkk. 2019). ClayFF digunakan untuk
atom ke dalam mikrostruktur sistem mendefinisikan fungsi energi potensial
adsorpsi, memberikan informasi dinamika dan set parameter untuk semua jenis
dan termodinamika untuk proses adsorpsi. atom yang terdapat dalam mineral
Selain itu, pemodelan molekul juga sangat Montmorilonit sedangkan OPLSAA/M
berguna untuk menyelidiki karakteristik digunakan untuk mendefinisikan fasa
struktural dan adsorptif dari ruang antar organik dalam hal ini DEHP dan kation
lapisan yang memiliki ukuran nano, yang organik. Setelah itu, dilakukan preparasi
tidak dapat diakses oleh banyak metode sistem. Setelah sistem terbentuk maka
eksperimental (Aggarwal dkk. 2007). Oleh dilakukan tahap minimisasi energi untuk
karena itu, penelitian ini dilakukan dengan memperoleh energi potensial yang rendah
menggunakan metode simulasi dinamika dan diharapkan pada energi yang rendah
molekul dengan perangkat lunak ini geometri molekul lebih stabil.
GROMACS (Van Der Spoel dkk. 2005) Kemudian dilakukan dua tahap
untuk mengetahui fenomena adsorpsi ekuilibrasi yaitu ekuilibrasi di bawah
DEHP pada organo-montmorilonit dan ensambel NVT dan NPT. Ekuilibrasi
sistem efektif untuk adsorpsi DEHP. pertama (NVT) dilakukan untuk

AMINA 2(3) 2020 | Simulasi Dinamika Molekul Fenomena Adsorpsi Di(2-etilheksil) ftalat (DEHP) pada
Mineral Montmorilonit
136 Umma, Zulfikar, dan Ledyastuti

menstabilkan temperatur sehingga HASIL DAN PEMBAHASAN


diperoleh temperatur yang diinginkan yaitu
dalam penelitian ini temperatur simulasi Simulasi sistem adsorpsi tanpa
divariasikan dari 290 K, 300 K, 310 K, dan modifikasi
320 K. Ekuilibrasi kedua dilakukan untuk
menghasilkan tekanan yang sesuai, yaitu Sistem yang disimulasikan
1 bar. Berikutnya adalah simulasi merupakan sistem dengan satu lapis
produksi, yaitu dengan waktu simulasi 100 montmorilonit yang tersusun dari 84 sel
ns atau setara dengan 8 jam (real-time. satuan (12x7x1). Konsentrasi awal (C0)
Tahap terakhir adalah analisis RDF, molekul DEHP yang ditambahkan ke
densitas parsial, dan analisis kuantitatif dalam sistem divariasikan, yaitu pada
menggunakan MDA analysis untuk rentang 0,011 mol/L – 0,088 mol/L. Dipilih
menentukan persentase pengikatan. nya konsentrasi pada rentang ini karena
Dalam penelitian ini, kriteria molekul konsentrasi paling dari sistem adsorpsi
DEHP yang teradsorpsi didefinisikan yang dapat dimodelkan dalam sistem
melalui ilustrasi Gambar 1. Lingkaran simulasi ini adalah 0,011 mol/L. Adapun
merepresentasikan senyawa organik untuk konsentrasi maksimum yang dipilih
DEHP, sedangkan segitiga tersebut dikarenakan kapasitas
merepresentasikan senyawa surfaktan maksimum untuk ukuran sistem yang
kationik. digunakan hanya dapat memuat sekitar
0,088 mol/L. Diharapkan dari variasi
konsentrasi ini dapat ditentukan jumlah
konsentrasi awal maksimum DEHP yang
mampu memberikan hasil adsorpsi
maksimum. Salah satu visualisasi hasil
simulasi dapat diamati pada Gambar 2
yang merupakan hasil simulasi adsorpsi
DEHP dengan konsentrasi awal (C0)
sebesar 0,044 mol/L pada permukaan

montmorilonit tanpa modifikasi. Pada saat
Gambar 1. Skema kriteria geometri terikat awal simulasi, molekul DEHP yang
langsung (self-binding) dan terikat dengan ditambahkan ke dalam sistem masih
bantuan (assisted-binding) (Orr dkk. 2020). terdispersi pada fasa airnya. Setelah
dilakukan simulasi selama 100 ns, terlihat
Tabel 1. Kekuatan relatif interaksi-interaksi bahwa molekul DEHP membentuk
antar molekul. agregat dan terikat pada permukaan
montmorilonit.
Gaya Kekuatan Jarak (Å)
(kJ/mol)
Van der Waals 0,4 – 4,0 3–6
Ikatan 12 – 30 3
Hidrogen
Interaksi Ionik 20 2,5
Interaksi <40 bervariasi [a] [b]
Hidrofobik
Gambar 2. Sistem MMT-DEHP-air dengan C0
DEHP 0,044 mol/L, [a] keadaan mula-mula; [b]
setelah simulasi selama 100 ns.

Pada Gambar [a], puncak pertama


gugus aromatik ditemukan pada koordinat
sumbu Z 1,041 nm sedangkan puncak
siloksan (permukaan montmorilonit)
ditemukan pada 0,644 nm. Hal ini berarti

AMINA 2(3) 2020 | Simulasi Dinamika Molekul Fenomena Adsorpsi Di(2-etilheksil) ftalat (DEHP) pada
Mineral Montmorilonit
137 Umma, Zulfikar, dan Ledyastuti

gugus aromatik memiliki jarak kurang aromatik dari DEHP memiliki orientasi
lebih sebesar 0,397 nm dari permukaan yang cenderung mendatar terhadap
siloksan montmorilonit. Apabila merujuk permukaan siloksan montmorilonit
pada Gambar 3[a], gugus fungsi yang sedangkan untuk gugus fungsi ester dari
paling dekat dengan permukaan siloksan molekul DEHP cenderung memiliki
adalah gugus aromatiknya yang kemudian puncak yang sedikit meluas,
diikuti dengan gugus ester. Puncak gugus mengindikasikan bahwa gugus ester ini
aromatik DEHP menunjukkan puncak cenderung terdispersi ke arah fasa ruah
yang cukup tajam. Hal ini menunjukkan air.
bahwa kedua gugus aromatik dari molekul
DEHP terkumpul pada koordinat sumbu Z
yang hampir sama. Hal ini juga
menunjukkan bahwa gugus fungsi

100
Densitas Parsial Ternormalisasi

0,64
80
1,0
60
40 0,940

20
0
0 1 2 3 4 5
Koordinat Sumbu Z (nm)

Aromatik Ester
Rantai C Siloksan
Atom O (air)

[a] [b]
Gambar 3. [a] Profil densitas parsial ternormalisasi dari gugus-gugus fungsi yang terdapat dalam
senyawa DEHP, [b] Analisis fungsi distribusi radial pada 1 ns terakhir.

Sedangkan analisis distribusi radial Optimasi Kondisi Simulasi Sistem


menunjukkan hubungan antara spesi-
spesi kimia atau biasa disebut juga Dalam penelitian ini, dilakukan
sebagai fungsi korelasi pasangan, optimasi sistem untuk menentukan
digambarkan sebagai kurva g(r) terhadap keadaan sistem adsorpsi yang
r (nm). Pada fungsi distribusi radial yang memberikan hasil optimal, yaitu yang
ditunjukkan Gambar 3[b], atom yang memberikan persentase adsorpsi paling
dijadikan referensi adalah atom O dari tinggi. Optimasi yang dilakukan adalah
permukaan montmorilonit. Apabila dilihat optimasi temperatur dan konsentrasi awal
pada grafik yang berwarna merah yang DEHP yang digunakan. Hasil optimasi
merepresentasikan grafik FDR gugus kondisi simulasi sistem direpresentasikan
aromatik dari molekul DEHP, terlihat pada Gambar 3. Hasil simulasi
puncak yang sangat tajam. Hal ini menunjukkan bahwa temperatur optimum
menunjukkan bahwa di sekitar permukaan adalah 300 K.
montmorilonit terdapat gugus-gugus
fungsi aromatik dari molekul DEHP dan
terjadi interaksi yang cukup kuat dan
konsisten antara permukaan
montmorilonit dengan gugus aromatik
DEHP. Gugus fungsi ester juga memiliki
puncak cukup tajam namun tidak setinggi
dan tidak setajam gugus fungsi aromatik.

AMINA 2(3) 2020 | Simulasi Dinamika Molekul Fenomena Adsorpsi Di(2-etilheksil) ftalat (DEHP) pada
Mineral Montmorilonit
138 Umma, Zulfikar, dan Ledyastuti

Simulasi Sistem AdsorpsiTermodifikasi


100 77,5 Surfaktan Kationik
yang teradsorpsi (%) 80
Persentase DEHP

60 45
40
32,5 Pada percobaan yang dilakukan
20 2,5 sebelumnya, yaitu percobaan adsorpsi
0 pada sistem montmorilonit tanpa
290 300 310 320 termodifikasi menunjukkan bahwa pada
Temperatur (K) konsentrasi awal (C0) DEHP 0,088 mol/L
hanya mencapai 1,25%. Berdasarkan
[a] hasil ini, dilakukan sebuah langkah untuk
meningkatkan kemampuan adsorpsi
3 montmorilonit yaitu dengan cara
Jumlah molekul DEHP
yang teradsorpsi

2 memodifikasi permukaan montmorilonit


1 tersebut menggunakan molekul
0 pemodifikasi berupa surfaktan kationik.
Surfaktan kationik yang digunakan pada
penelitian ini adalah surfaktan kationik dari
golongan amonium kuarterner. Dalam hal
Konsentrasi Awal DEHP (mol/L) ini, digunakan dua macam surfaktan yaitu
[b] setil trimetil amonium (CTMA) yang
memiliki muatan +1 dan N,N’-
Gambar 4. [a] Persentase DEHP yang
Bis(dodesildimetil)-1,2-etanadiamonium
teradsorpsi terhadap variasi temperatur
simulasi 290, 300, 310, dan 320 K, [b] Jumlah
(BDED) yang memiliki muatan +2.
molekul DEHP yang teradsorpsi terhadap Surfaktan kationik ini dipilih karena
variasi konsentrasi awal DEHP. kesesuaian sifatnya dengan sistem
adsorpsi yang digunakan, yaitu gugus
Berdasarkan Gambar 4[b] kepala surfaktan yang berupa amonium
tersebut, terlihat bahwa pada konsentrasi dapat terikat pada permukaan siloksan
awal DEHP sebesar 0,044 mol/L, 0,055 montmorilonit yang bermuatan negatif.
mol/L, dan 0,077 mol/L jumlah molekul Sedangkan gugus ekor surfaktan yang
DEHP yang teradsorpsi sebanyak 3 berupa rantai alkil dapat memanjang pada
molekul sedangkan pada konsentrasi fasa air membentuk agregat dan sekaligus
0,011 mol/L dan 0,088 mol/L terlihat menarik molekul-molekul DEHP yang
bahwa tidak terdapat molekul DEHP yang memiliki kesamaan sifat yaitu sebagai
teradsorpsi. Pada konsentrasi 0,011 molekul hidrofobik.
mol/L, diperkirakan bahwa interaksi yang Berdasarkan profil densitas parsial
lebih kuat terjadi adalah interaksi antara pada Gambar 5[c], jarak gugus aromatik
pelarut air dengan permukaan siloksan DEHP terhadap permukaan montmorilonit
montmorilonit. Permukaan siloksan lapisan atas cenderung lebih dekat
montmorilonit yang bersifat hidrofilik dibandingkan jarak gugus aromatik
menyebabkan molekul air lebih tertarik terhadap permukaan montmorilonit
dibanding molekul DEHP yang sifatnya lapisan bawah. Berdasarkan grafik profil
hidrofobik sehingga pada konsentrasi densitas parsial tersebut, ditemukan dua
0,088 mol/L terlihat tidak terjadi interaksi puncak tajam dari atom N BDED di dekat
antara molekul DEHP dengan permukaan permukaan montmorilonit lapisan atas
siloksan montmorilonit. Hal ini maupun lapisan bawah. Jarak antara
diperkirakan karena interaksi antar atom N BDED dengan permukaan
molekul DEHP lebih kuat dibanding montmorilonit yaitu 0,277 nm pada lapisan
interaksi DEHP dengan permukaan bawah dan 0,276 nm pada lapisan bawah.
siloksan montmorilonit. Selain itu, ditemukan juga puncak-puncak
gugus aromatik di dekat molekul BDED.

AMINA 2(3) 2020 | Simulasi Dinamika Molekul Fenomena Adsorpsi Di(2-etilheksil) ftalat (DEHP) pada
Mineral Montmorilonit
139 Umma, Zulfikar, dan Ledyastuti

tidak terlalu kuat menarik molekul DEHP


yang sifatnya cenderung non polar di
mana distribusi muatannya simetris
sehingga senyawa DEHP ini tidak
memiliki kutub positif maupun negatif
serta tidak dapat terionisasi dalam larutan.
Selain itu, sifat molekul DEHP juga relatif
[a] [b] hidrofobik dan cukup berlawanan dengan
permukaan montmorilonit yang memiliki
100 sifat hidrofilik. Dengan karakteristik DEHP
Densitas Parsial
Ternormalisasi

5,32
5,312 ini, diperlukan molekul bantuan untuk
dapat menempel pada permukaan
50 4,767 montmorilonit yang memiliki muatan
negatif. Oleh karena itu, dipilihlah molekul
CTMA dan BDED ini sebagai pemodifikasi
0 sebagaimana sifat surfaktan yang secara
-1 1 3 5 7
natural memiliki dua sifat sekaligus yaitu
Koordinat Sumbu Z (nm) pada satu sisi terdapat gugus yang
Aromatik (DEHP) Ester (DEHP) bersifat hidrofobik dan di sisi lain terdapat
Rantai C (DEHP) Rantai C (BDED) gugus yang bersifat hidrofilik. Selain itu,
Atom N (BDED) Atom O (Air) surfaktan ini merupakan sebuah senyawa
Siloksan MMT yang mampu menurunkan tegangan
[c] permukaan.
Gambar 5. [a] Sistem MMT (2 lapis)-BDED-
Dalam kasus penelitian ini,
DEHP-air (a) keadaan mula-mula sistem; [b] permukaan montmorilonit yang memiliki
setelah simulasi selama 100 ns; [c] Profil muatan negatif akan mengikat kation
densitas parsial ternormalisasi dari gugus- amonium (gugus kepala dari surfaktan)
gugus fungsi yang terdapat dalam sistem. sedangkan rantai alkil surfaktan
memanjang ke fasa air membentuk
agregat berukuran nano. Hasil simulasi
Pengaruh Penambahan Surfaktan
memberikan informasi bahwa persentase
Kationik CTMA dan BDED terhadap
adsorpsi pada permukaan montmorilonit
Proses Adsorpsi
meningkat sangat drastis. Hal ini
Dalam rangka menyelidiki disebabkan karena surfaktan kationik
pengaruh penambahan surfaktan kationik yang ditambahkan telah berhasil
baik CTMA maupun BDED dan menciptakan situs-situs adsorpsi untuk
menentukan molekul pemodifikasi yang ditempati oleh molekul DEHP sehingga
lebih efektif, dilakukan simulasi pada persentase DEHP yang terikat pada
kondisi yang sama, yaitu menggunakan permukaan montmorilonit meningkat.
satu lapis montmorilonit dengan Pada montmorilonit termodifikasi
konsentrasi awal DEHP yang digunakan CTMA, persentase DEHP yang
juga sama yaitu 0,088 mol/L. Sistem- teradsorpsi secara langsung sebesar 4%
sistem ini disimulasikan pada temperatur dan yang teradsorpsi dengan bantuan
300K dan tekanan 1 bar. Perbandingan CTMA sebesar 34% sehingga total DEHP
hasil dari masing-masing sistem yang teradsorpsi sebesar 38%.
direpresentasikan pada Gambar 6. Sementara itu, pada sistem montmorilonit
Persentase adsorpsi pada sistem termodifikasi BDED, jumlah DEHP yang
montmorilonit tanpa termodifikasi sangat teradsorpsi secara langsung sebesar 10%
rendah yaitu hanya mencapai 1,25%. Hal dan yang teradsorpsi dengan bantuan
ini dikarenakan konsentrasi awal DEHP BDED sebesar 34% sehingga total DEHP
yang digunakan cukup tinggi sehingga yang teradsorpsi sebesar 44%. Apabila
telah mencapai titik jenuh dan permukaan dibandingkan, persentase adsorpsi DEHP
montmorilonit yang bermuatan negatif ini pada sistem yang termodifikasi BDED

AMINA 2(3) 2020 | Simulasi Dinamika Molekul Fenomena Adsorpsi Di(2-etilheksil) ftalat (DEHP) pada
Mineral Montmorilonit
140 Umma, Zulfikar, dan Ledyastuti

lebih tinggi dibanding sistem yang hasil simulasi untuk memperoleh snapshot
termodifikasi CTMA. Hal ini bersesuaian pada waktu tertentu. Dalam hal ini, hasil
dengan hasil penelitian sebelumnya (Chu simulasi keseluruhan diekstraksi setiap 10
dkk. 2019) bahwa semakin banyak jumlah ns untuk diamati kecenderungan adsorpsi
kation amonium, rantai alkil, dan spacer senyawa DEHP pada waktu-waktu
(penjarak) pada molekul surfaktan yang tertentu.
digunakan untuk memodifikasi permukaan Analisis kuantitatif kecenderungan
montmorilonit, maka akan mempengaruhi adsorpsi senyawa DEHP pada permukaan
sifat hidrofilik dan hidrofobik mineral dan montmorilonit dihitung berdasarkan
menyebabkan perubahan interaksi antar persentase pengikatannya terhadap
molekul. montmorilonit, baik yang sudah
termodifikasi maupun yang belum
100
Presentase DEHP yang

termodifikasi. Secara khusus, persentase


80 pengikatan dihitung sebagai jumlah
teradsorpsi (%)

60 kumulatif senyawa DEHP yang


40 teradsorpsi (pada setiap snapshot) dibagi
34 34 dengan jumlah snapshot (n) yang
20
0 1,25 4 10 dianalisis dan jumlah total senyawa DEHP
MMT (1 lapis) MMT (1 lapis) MMT (1 lapis) dalam sistem simulasi (Orr dkk. 2020).
tanpa termodifikasi termodifikasi Secara matematis dapat dituliskan pada
modifikasi) CTMA BDED
persamaan berikut:
Terikat dengan bantuan (Assisted-binding)
% 𝐷𝐸𝐻𝑃 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖
Terikat langsung (Self-binding) 5
678 𝐷𝐸𝐻𝑃 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑑𝑠𝑜𝑟𝑝𝑠𝑖 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑛𝑎𝑝𝑠ℎ𝑜𝑡
=
𝑛 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑜𝑙𝑒𝑘𝑢𝑙 𝐷𝐸𝐻𝑃 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑖𝑠𝑡𝑒𝑚 𝑠𝑖𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖
Gambar 6. Persentase DEHP yang
teradsorpsi terhadap penambahan molekul Secara keseluruhan, variasi sistem
pemodifikasi. dan pengaruh temperatur digambarkan
pada Gambar 7. Pada sistem
Pengaruh Temperatur dan Jumlah montmorilonit satu lapis termodifikasi
Lapisan MMT dengan CTMA, persentase adsorpsi
DEHP tertinggi terjadi saat temperatur
Temperatur diprediksi memberikan simulasinya 320 K sedangkan untuk
pengaruh terhadap kinerja adsorpsi montmorilonit dua lapis, adsorpsi
sistem dan dalam penelitian ini dilakukan maksimum terjadi saat temperatur 290 K.
simulasi dengan temperatur simulasi yang Berdasarkan hasil ini, pada sistem
berbeda-beda untuk mendapatkan pertama tidak terlihat adanya pola yang
persentase adsorpsi maksimum. Simulasi cukup jelas terkait pengaruh temperatur.
dijalankan pada variasi temperatur 290 K, Pada temperatur 290, 300, dan 310,
300 K, 310 K, dan 320 K. Setelah persentase adsorpsi menurun secara
menyelesaikan simulasi untuk masing- berturut-turut sedangkan pada temperatur
masing sistem selama 100 ns untuk 320 K, persentase adsorpsi kembali naik.
masing-masing variasi temperatur, Berdasarkan hasil tersebut, dapat
dilakukan analisis statistik pada setiap 10 diperkirakan bahwa temperatur optimum
ns. Analisis dilakukan dengan untuk sistem ini berada pada temperatur
menggunakan program pustaka ≥320 K dan fenomena ini dapat ditelusuri
MDAnalysis pada program Python. lebih lanjut. Sementara itu, pada sistem
Informasi penting yang diperoleh melalui yang kedua terlihat adanya pola bahwa
analisis menggunakan MDAnalysis adalah semakin tinggi temperatur, persentase
persentase molekul DEHP yang adsorpsi semakin menurun. Hal ini selaras
teradsorpsi pada permukaan dengan prinsip Le Chatelier, bahwa
montmorilonit (Orr dkk. 2020). Setelah semakin tinggi temperatur, proses yang
simulasi selama 100 ns selesai dilakukan, terjadi adalah proses desorpsi di mana
dilakukan pencuplikan berkas trajektori adsorbat mulai terlepas dari adsorbennya.

AMINA 2(3) 2020 | Simulasi Dinamika Molekul Fenomena Adsorpsi Di(2-etilheksil) ftalat (DEHP) pada
Mineral Montmorilonit
141 Umma, Zulfikar, dan Ledyastuti

Pada C0 yang sama yaitu 0,088


Terikat dengan bantuan (Assisted-binding)
100 mol/L, adsorpsi pada permukaan MMT
Presentase DEHP yang

Terikat langsung (Self-binding)


80 tanpa modifikasi hanya mencapai 1,25%
teradsorpsi (%)

60 sedangkan pada MMT (1 lapis)


40
termodifikasi BDED, adsorpsi meningkat
38 34 40 57 61 48 menjadi 44%. Hal ini menunjukkan bahwa
20 35 34 26 39 35 31 33 26 39
30 modifikasi MMT dengan surfaktan kationik
0 3 4 7 12 1 0 2 0 4 10 10 3 1 2 0 1
berhasil meningkatkan persentase
290
300
310
320
290
300
310
320
290
300
310
320
290
300
310
320
adsorpsi DEHP karena penambahan
MMT (1 MMT (2 MMT (1 MMT (2
lapis) - lapis) - lapis) - lapis) - surfaktan ini mampu memperluas ruang
CTMA CTMA BDED BDED antar lapisan montmorilonit sehingga situs
Temperatur (K)
adsorpsi semakin banyak.
Gambar 7. Persentase DEHP yang Modifikasi permukaan montmorilonit
Teradsorpsi (%) Terhadap Temperatur (K). dengan surfaktan Gemini (BDED)
memberikan hasil adsorpsi yang lebih baik
Pada sistem montmorilonit satu lapis dibanding surfaktan konvensional (CTMA)
termodifikasi BDED, adsorpsi maksimum dan penggunaan 2 lapis montmorilonit
tercapai saat temperatur simulasinya 310 pada sistem termodifikasi BDED lebih
K sedangkan untuk montmorilonit dua efektif dibanding 1 lapis. Sistem MMT (2
lapis, adsorpsi maksimum terjadi pada lapis) termodifikasi BDED dengan
temperatur 300 K. Hal ini menunjukkan temperatur simulasi 300 K dan jumlah
bahwa untuk sistem-sistem yang molekul pemodifikasi setara dengan 0,24
termodifikasi ini tidak didapati KTK menghasilkan adsorpsi maksimum
kekonsistenan pengaruh temperatur dan yaitu sebesar 63%.
tidak terdapat pola yang teratur. Masing-
masing variasi sistem mencapai adsorpsi
UCAPAN TERIMA KASIH
maksimumnya pada temperatur yang
berbeda-beda. Namun apabila diamati
Penelitian ini tidak lepas dari peran
secara keseluruhan, keadaan dan variasi
penting kedua dosen pembimbing saya
sistem yang mencapai adsorpsi
yaitu Bapak Muhammad Ali Zulfikar, Ph.D.
maksimum adalah sistem montmorilonit
dan Ibu Mia Ledyastuti, Ph.D. Selain juga
dua lapis yang termodifikasi BDED
tenaga pendidik di Program Studi Kimia
dengan temperatur simulasi 300 K. Hal ini
ITB yang turut menyediakan server
selaras dengan penelitian-penelitian
superkomputer pada laboratorium analitik
sebelumnya bahwa proses adsorpsi yang
sehingga peneliti dapat mengerjakan
optimum terjadi sekitar temperatur ruang
penelitian ini dengan lancar. Saya juga
karena jika temperatur terlalu tinggi, maka
ingin mengapreasiasi beberapa teman di
yang akan terjadi justru proses kebalikan
Prodi kimia dan senior-senior saya di
dari adsorpsi yaitu desorpsi.
bidang komputasi yang dengan tulus
bersedia berdiskusi dengan saya.
KESIMPULAN
DAFTAR RUJUKAN
Simulasi adsorpsi DEHP pada
montmorilonit berhasil dilakukan.
Aggarwal, V., Chien, Y. Y., & Teppen, B.
Konsentrasi awal (C0) DEHP 0,044 mol/L
menghasilkan adsorpsi maksimum yaitu J. (2007). Molecular simulations to
sebesar 77,5% dan temperatur estimate thermodynamics for
optimumnya adalah 300 K. Gugus fungsi adsorption of polar organic solutes
dari molekul DEHP yang berinteraksi kuat to montmorillonite. European
dengan permukaan montmorilonit adalah Journal of Soil Science, 58(4), 945–
gugus aromatik dengan orientasi 957. https://doi.org/10.1111/j.1365-
mendatar terhadap permukaan siloksan
2389.2007.00939.x
montmorilonit.

AMINA 2(3) 2020 | Simulasi Dinamika Molekul Fenomena Adsorpsi Di(2-etilheksil) ftalat (DEHP) pada
Mineral Montmorilonit
142 Umma, Zulfikar, dan Ledyastuti

Aggarwal, V., Chien, Y. Y., & Teppen, B. 72(4), 690–696.


J. (2007). Molecular simulations to https://doi.org/10.1016/j.chemospher
estimate thermodynamics for e.2008.02.037
adsorption of polar organic solutes Orr, A. A., He, S., Wang, M., Goodall, A.,
to montmorillonite. European Hearon, S. E., Phillips, T. D., &
Journal of Soil Science, 58(4), 945– Tamamis, P. (2020). Insights into
957. https://doi.org/10.1111/j.1365- the interactions of bisphenol and
2389.2007.00939.x phthalate compounds with
Bellou, S., & Aggelis, G. (2013). unamended and carnitine-amended
Biochemical activities in Chlorella montmorillonite clays. Computers
sp. and Nannochloropsis salina and Chemical Engineering, 143.
during lipid and sugar synthesis in a https://doi.org/10.1016/j.compcheme
lab-scale open pond simulating ng.2020.107063
reactor. Journal of Biotechnology, 1– Qureshi, U. A., Gubbuk, I. H., Ersoz, M.,
12. Solangi, A. R., Taqvi, S. I. H., &
https://doi.org/10.1016/j.jbiotec.2013 Memon, S. Q. (2016). Preparation of
.01.010 polyaniline montmorillonite clay
Chen, C. Y., Wu, P. S., & Chung, Y. C. composites for the removal of diethyl
(2009). Coupled biological and hexyl phthalate from aqueous
photo-Fenton pretreatment system solutions. Separation Science and
for the removal of di-(2-ethylhexyl) Technology (Philadelphia), 51(2),
phthalate (DEHP) from water. 214–228.
Bioresource Technology, 100(19), https://doi.org/10.1080/01496395.20
4531–4534. 15.1088029
https://doi.org/10.1016/j.biortech.200 Rowdhwal, S. S. S., & Chen, J. (2018).
9.04.020 Toxic Effects of Di-2-ethylhexyl
Cheon, Y.-P. (2020). Di-(2-ethylhexyl) Phthalate: An Overview. BioMed
Phthalate (DEHP) and Uterine Research International, 2018(Figure
Histological Characteristics. 1).
Development & Reproduction, 24(1), https://doi.org/10.1155/2018/175036
1–17. 8
https://doi.org/10.12717/dr.2020.24. Sung, H. H., Kao, W. Y., & Su, Y. J.
1.1 (2003). Effects and toxicity of
Dobrzyńska, M. M. (2016). Phthalates - phthalate esters to hemocytes of
widespread occurrence and the giant freshwater prawn,
effect on male gametes. Part 1. Macrobrachium rosenbergii. Aquatic
General characteristics, sources and Toxicology, 64(1), 25–37.
human exposure. Roczniki https://doi.org/10.1016/S0166-
Państwowego Zakładu Higieny, 445X(03)00011-0
67(2), 97–103. Underwood, T., Erastova, V., & Greenwell,
Hammad Khan, M., & Jung, J. Y. (2008). H. C. (2016). Wetting Effects and
Ozonation catalyzed by Molecular Adsorption at Hydrated
homogeneous and heterogeneous Kaolinite Clay Mineral Surfaces.
catalysts for degradation of DEHP in Journal of Physical Chemistry C,
aqueous phase. Chemosphere, 120(21), 11433–11449.

AMINA 2(3) 2020 | Simulasi Dinamika Molekul Fenomena Adsorpsi Di(2-etilheksil) ftalat (DEHP) pada
Mineral Montmorilonit
143 Umma, Zulfikar, dan Ledyastuti

https://doi.org/10.1021/acs.jpcc.6b0 and Applied Pharmacology.


0187 Willemsen, J. A. R., Myneni, S. C. B., &
Van Der Spoel, D., Lindahl, E., Hess, B., Bourg, I. C. (2019). Molecular
Groenhof, G., Mark, A. E., & Dynamics Simulations of the
Berendsen, H. J. C. (2005). Adsorption of Phthalate Esters on
GROMACS: Fast, flexible, and free. Smectite Clay Surfaces. Journal of
Journal of Computational Chemistry, Physical Chemistry C, 123(22),
26(16), 1701–1718. 13624–13636.
https://doi.org/10.1002/jcc.20291 https://doi.org/10.1021/acs.jpcc.9b0
Wei, X., Shi, Y., Fei, Y., Chen, J., Lv, B., 1864
Chen, Y., … Zhu, L. (2016). Zhu, R., Chen, W., Shapley, T. V.,
Removal of trace phthalate esters Molinari, M., Ge, F., & Parker, S. C.
from water by thin-film composite (2011). Sorptive characteristics of
nanofiltration hollow fiber organomontmorillonite toward
membranes. Chemical Engineering organic compounds: A combined
Journal, 292, 382–388. LFERs and molecular dynamics
https://doi.org/10.1016/j.cej.2016.02. simulation study. Environmental
037 Science and Technology, 45(15),
Wester, R.C., Melendres, J., Sedik, L., 6504–6510.
Maibach, H., Riviere, J. E. (1998). https://doi.org/10.1021/es200211r
Percutaneous absorption of salicylic
acid, theophylline, 2, 4-
dimethylamine, diethyl hexyl phthalic
acid, and q-aminobenzoic acid in the
isolated perfused porcine skin flap
compared to man in vivo. Toxicology

AMINA 2(3) 2020 | Simulasi Dinamika Molekul Fenomena Adsorpsi Di(2-etilheksil) ftalat (DEHP) pada
Mineral Montmorilonit

Anda mungkin juga menyukai