Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/289254892

Deasetilasi Kitin secara Bertahap dan Pengaruhnya terhadap Derajat Deasetilasi


serta Massa molekul Kitosan

Article · January 2010

CITATIONS READS

8 8,632

6 authors, including:

La Ode Ahmad Nur Ramadhan Cynthia L. Radiman


Universitas Halu Oleo Bandung Institute of Technology
21 PUBLICATIONS   32 CITATIONS    43 PUBLICATIONS   89 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Deana Wahyuningrum Veinardi Suendo


Bandung Institute of Technology Bandung Institute of Technology
60 PUBLICATIONS   124 CITATIONS    50 PUBLICATIONS   412 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Improved Chitosan Production from Tiger Shrimp Shell Waste (Penaeus monodon) by Multistage Deacetylation Method and Effect of Bleaching View project

Design of Pesticide Biosensor Using Glutaraldehyde Crosslinked-Cellulose Acetate Membrane in Gold Electrode View project

All content following this page was uploaded by La Ode Ahmad Nur Ramadhan on 05 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Kimia Indonesia
Vol. 5 (1), 2010, h. 17-21

Deasetilasi Kitin secara Bertahap dan Pengaruhnya terhadap Derajat


Deasetilasi serta Massa molekul Kitosan
L.O.A.N. Ramadhan,1,2 C. L. Radiman,1 D.Wahyuningrum,1
V. Suendo,1 L. O. Ahmad,2 S. Valiyaveetiil3
1
Kelompok Penelitian Kimia Fisik dan Anorganik, Institut Teknologi Bandung
2
Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Haluoleo
3
Material Research Laboratory, Department of Chemistry, National University of Singapore
E-mail: dhanyramadhan@yahoo.com

Abstrak. Polimer alam saat ini menjadi perhatian peneliti untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku
berbagai keperluan industri. Kitosan merupakan suatu senyawa poli (N-amino-2 deoksi β-D-
glukopiranosa) yang banyak terdapat di alam. Preparasi kitosan secara bertahap telah dilakukan.
Tujuan penelitian adalah untuk mempelajari pengaruh proses deasetilasi kitin secara
bertahap terhadap derajat deasetilasi dan massa molekul kitosan. Kitosan dikarakterisasi
untuk mengetahui gugus fungsi dan derajat deasetilasi secara spektroskopi Fourier
Transform Infrared (FTIR) dan Nuclear Magnetic Resonance (NMR 1H), massa molekul
dengan kromatografi permeasi gel (GPC). Hasil analisis menunjukan bahwa kitin mengalami
deasetilasi menjadi kitosan secara bertahap. Kitosan dengan derajat deasetilasi dan massa
molekul yang berbeda dihasilkan dari proses deasetilasi kitin secara bertahap. Peningkatan waktu
deasetilasi kitin selama 3 x 3 jam dengan penghilangan warna menggunakan aseton menghasilkan
kitosan dengan derajat deasetilasi (DD = 99%) dan massa molekul 407,38 kDa. Peningkatan waktu
deasetilasi kitin selama 3 x 3 jam dengan penghilangan warna menggunakan natrium hipoklorit
menghasilkan kitosan dengan derajat deasetilasi (DD = 100%), namun demikian menurunkan massa
molekul sebesar 161,99 kDa. Kitosan hasil deasetilasi kitin secara bertahap dari limbah kulit udang
putih (Litopenaeus vannamei) berpotensi untuk berbagai aplikasi yang memerlukan bahan dasar
kitosan dengan derajat deasetilasi dan massa molekul yang tinggi.
Kata kunci: Kitosan, deasetilasi bertahap, derajat deasetilasi, massa molekul.

terjadi proses deasetilasi dari gugus asetamida


Pendahuluan
menjadi gugus amina. Pada prinsipnya, proses
Polimer alam saat ini menjadi perhatian peneliti transformasi kitin menjadi kitosan dapat melalui
untuk dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai hidrolisis dengan asam dan basa.5 Hidrolisis dalam
keperluan industri. Kitosan adalah polisakarida suasana basa terdiri atas dua metode, secara
yang banyak terdapat di alam setelah selulosa. homogen dan heterogen. Perlakuan secara
Kitosan merupakan suatu senyawa poli (N-amino-2 heterogen dalam suasana basa kuat merupakan
deoksi β-D-glukopiranosa) atau glukosamin hasil metode yang umum dilakukan dalam proses
deasetilasi kitin/poli (N-asetil-2 amino-2-deoksi β- deasetilasi kitin menjadi kitosan dan menghasilkan
D-glukopiranosa) yang diproduksi dalam jumlah kitosan dengan derajat deasetilasi dan massa
besar di alam, yaitu terdapat pada limbah udang molekul yang bervariasi, namun sampai saat ini
dan kepiting yang cukup banyak terdapat di belum ada metode baku untuk proses deasetilasi
Indonesia. Pemanfaatan limbah kulit udang sebagai kitin.
kitosan selain dapat mengatasi masalah lingkungan Kitosan mempunyai sifat spesifik yaitu adanya
juga dapat menaikan nilai tambah bagi petani sifat bioaktif, biokompatibel, pengkelat, anti
udang. bakteri dan dapat terbiodegrasi.2,4 Kualitas kitosan
Hasil isolasi kulit udang akan menghasilkan dapat dilihat dari sifat intrinsiknya, yaitu
senyawa kitin yang merupakan polimer dari kemurniannya, massa molekul, dan derajat
glukosamin yaitu polisakarida yang mengandung deasetilasi. Umumnya kitosan mempunyai derajat
gugus asetatamida, sedangkan kitosan merupakan deasetilasi 75-100%.1 Massa molekul kitosan dan
hasil proses hidrolisa kitin dengan alkali sehingga

Dapat dibaca di journal.kimiawan.org/jki


L.O.A.N. Ramadhan, C. L. Radiman, D. Wahyuningrum, V. Suendo, L. O. Ahmad, S. Valiyaveetiil

distribusinya berpengaruh terhadap sifat-sifat resonance (1H-NMR), penentuan derajat


fisiko-kimia polisakarida, seperti sifat reologi deasetilasi (DD) dengan metode 1H-NMR, serta
kitosan, fleksibilitas rantai.1 Derajat deasetilasi dan penentuan massa molekul dengan Kromatografi
massa molekul kitosan hasil deasetilasi kitin pada Permeasi Gel (GPC).
dasarnya dipengaruhi oleh konsentrasi alkali/basa, Analisis struktur dengan FTIR dan NMR-
1
rasio larutan terhadap padatan, suhu dan waktu H. Spektrofotometer FTIR Shimadzu 8400
reaksi, lingkungan/kondisi reaksi selama digunakan untuk merekam spektra FTIR kitosan
deasetilasi.7 Konsentrasi alkali, rasio padatan dan untuk menentukan struktur kimia. Cuplikan padat
larutan yang tinggi dapat menfasilitasi proses berbentuk butiran diukur spektranya dengan cara
deasetilasi menghasilkan kitosan yang memiliki dibuat dalam bentuk pellet KBr. Pengukuran
1
sifat fisiko-kimia yang memenuhi syarat untuk spektra H-NMR dilakukan dengan
berbagai aplikasi. spektrofotometer NMR Bruker 300 MHz untuk
Oleh karena itu, untuk memperoleh informasi analisis struktur kimia dan penentuan derajat
tentang metode deasetilasi kitin menjadi kitosan, deasetilasi kitosan.
telah dilakukan studi tentang proses deasetilasi Penentuan massa molekul polimer kitosan.
kitin menjadi kitosan secara bertahap dan Massa molekul dihitung berdasarkan data hasil
pengaruhnya terhadap derajat deasetilasi dan analisis dengan kromatografi permeasi gel (GPC)
massa molekul kitosan. Tujuan penelitian adalah dengan dekstran sebagai senyawa standar
mendapatkan informasi yang berguna tentang menggunakan alat instrumentasi kromatografi cair
pengaruh proses deasetilasi kitin secara bertahap tekanan tinggi (HPLC) 515 Water®, detektor
terhadap derajat deasetilasi dan massa molekul indeks refraktif 2414 Water®. Suhu detektor 33 0C,
kitosan hasil deasetilasi. sensitivitas 128, tekanan 1035 Psi, laju alir 1
ml/menit, running time 42 menit. Kolom yang
Metode Penelitian
digunakan adalah PL-Aquagel 30, PL-Aquagel 40,
Bahan. Bahan yang digunakan dalam PL-Aquagel 50.
penelitian ini antara lain : kulit udang putih
(Litopenaeus vannamei), natrium hidroksida teknis, Hasil dan Pembahasan
asam klorida, asam asetat, natrium asetat, kalium Preparasi dan Identifikasi Kitosan dari
bromida, deuterium oksida, asam trifluoroasetat, Limbah Kulit Udang. Untuk ketersediaan kitosan,
dekstran standar. telah dilakukan isolasi kitin dan preparasi 3 (tiga)
Metode. Preparasi kitosan dari kulit udang jenis kitosan dengan sifat fisiko-kimia yang
dilakukan melalui beberapa proses antara lain berbeda. Rerata kulit udang sebanyak 600 g
penghilangan protein, penghilangan mineral, dan menghasilkan 95,32 g kitosan, rincian berat tiap
deasetilasi merujuk pada metode No dkk dan proses dapat dilihat pada Tabel 1.
Tolaimate dkk dengan sedikit modifikasi.3,6 Kitin
Tabel 1 Rincian Berat Tiap Proses Pembuatan Kitosan*
diisolasi dari kulit udang (Litopenaeus vannamei)
Hasil
dengan proses deproteinasi dalam NaOH 3,5% Material Proses
Berat
Rendemen Pengamatan
(b/v) dengan rasio massa kulit uang terhadap (gram)
Visual
larutan 1: 10 selama 2 jam pada suhu 650C, Kulit Penghilang
260,00 43,33%
Kuning
kemudian dilanjutkan demineralisasi dengan HCl udang an Protein Kecoklatan
1 N (rasio 1:15 b/v) selama 1 jam pada suhu kamar. Penghilang Putih
Kitin 110,40 18,40%
Proses deasetilasi kitin menjadi kitosan dilakukan an Mineral Kecoklatan
dengan pengerjaan secara bertahap dalam larutan Putih
NaOH 50% tingkat spesifikasi teknik (technical Kitosan Deasetilasi 95,32 15,88% kekuningan
grade) rasio massa kitin dan larutan 1:20 (b/v),
(off-white)
pada suhu 1200C, dengan variasi waktu deasetilasi
2 x 3 jam, 3 x 3 jam (penghilangan warna dengan *Berat limbah udang : 600 g
natrium hipoklorit/NaOCl), dan 3 x 3 jam Proses transformasi kitin menjadi kitosan
(penghilangan warna dengan aseton). dilakukan dengan proses penghilangan gugus asetil
Karakterisasi. Untuk memastikan hasil dari kitin menjadi amina pada kitosan yang dikenal
transformasi kitin menjadi kitosan, hasil deasetilasi dengan proses deasetilasi. Proses ini dilakukan
dikarakterisasi melalui analisis gugus fungsi secara dengan cara hidrolisis gugus asetoamida oleh basa
spektrometri infra merah (FTIR) dan resonansi kuat yaitu NaOH 50% spesifikasi teknis. Kitosan
magnetik inti (RMI) atau nuclear magnetic yang dihasilkan mempunyai warna putih

18 Jurnal Kimia Indonesia Vol. 5(1), 2010


Deasetilasi Kitin secara Bertahap dan Pengaruhnya terhadap Derajat Deasetilasi serta Massa Molekul Kitosan

kekuningan (off-white). Struktur kimia kitosan menunjukkan adanya gugus OH, NH2, C=O amida,
terlihat pada Gambar 1. dan CH3.
Pada spektrum FTIR dapat dilihat adanya
NHCOCH3 puncak pada daerah 3000-3500 cm-1 yang
HOH2C
O menunjukkan adanya gugus OH dan NH2. Puncak
HO O
O O lainnya adalah CO amida yang terdapat pada 1656
O HO
NH2 cm-1 (Amida I) , vibrasi C-N-H (Amida II) pada
CH2OH
n 1566 cm-1, deformasi NH2 pada 1195 cm-1, vibrasi
C-O-C pada 1159 cm-1, deformasi CH3 simetri
(a) pada 1379 cm-1, dan vibrasi regang C-H pada 2920
cm-1.
CH2OH Spektrum FTIR hasil deasetilasi kitin
H
OH
O
O menunjukan perubahan selama proses deasetilasi
yang ditunjukan oleh variasi serapan inframerah
kitosan. Pada daerah bilangan gelombang 1566 cm-
NH2 1
n yang merupakan daerah serapan amina yang
meningkat ketika waktu proses deasetilasi
(b) ditingkatkan.selama 3 x 3 jam. Perubahan serapan
Gambar 1 Struktur molekul (a) kitosan terasetilasi pada bilangan gelombang 1665 cm-1 yang semakin
parsial dan (b) kitosan unit pengulangan poli D- lemah. Spektra FTIR menunjukan bahwa
glukosamin deasetilasi kitosan secara bertahap dengan waktu 2
x 3 jam dan 3 x 3 jam dapat menghasilkan kitosan
Identifikasi struktur kimia kitosan dilakukan dengan spektrum serapan infra merah yang
menggunakan FTIR dan 1H-NMR. Hasil berbeda.
pembacaan dari kitosan tersebut ditunjukan dalam
Gambar 2 Spektrum infra merah kitosan

(a)
(b)
% Transmitans

(c)

(d)

4000 3500 3000 2500 2000 1500 1000 500


-1
Bilangan gelombang (cm )

Gambar 2 Spektrum Infra Merah (a) Kitin (b) Kitosan hasil deasetilasi 3 x 3 jam penghilangan warna dengan
NaOCl, (c) Kitosan hasil deasetilasi 2 x 3 jam (d) Kitosan hasil deasetilasi 3 x 3 jam penghilangan warna dengan
aseton

19
L.O.A.N. Ramadhan, C. L. Radiman, D. Wahyuningrum, V. Suendo, L. O. Ahmad, S. Valiyaveetiil

1H NMR CS

Bruker

6 .0 8 7 5
6 .0 2 0 6
5 .9 5 3 2
5 .8 8 7 5

4 .7 6 3 3

3 .7 9 4 2
3 .6 0 5 7

3 .0 8 0 3

0 .0 1 9 5
*** Current Data Parameters ***
NAME : ma27dp
EXPNO : 1
PROCNO : 1
*** Acquisition Parameters ***
DATE_t : 23:53:06
DATE_d : Mar 26 2009
NS : 8
SFO1 : 300.1318534 MHz
SOLVENT : D2O
*** Processing Parameters ***
SF : 300.1297360 MHz
XDIM : 8192
*** 1D NMR Plot Parameters ***
Start : 7.50 ppm
Stop : -0.50 ppm
YScale : 100.00 %
SR : -264.47 Hz
Hz_cm : 115.44
In te g r a l

4 .0 4 8 8

2 7 .0 0 5

6 .0 6 1 6

0 .1 0 8 2
0 .0 4 5 3
7.0 6.5 6.0 5.5 5.0 4.5 4.0 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0
(ppm)

Gambar 3 Spektrum 1H-NMR Kitosan (pelarut D2O+trifluoroasetat)


Karakterisasi Kitosan dengan NMR. massa molekul yang bervariasi. Hal ini
Sebagai pendukung hasil yang sudah ditunjukan menunjukan bahwa peningkatan waktu
oleh data-data FTIR, juga dilakukan pengukuran deasetilasi secara bertahap berpengaruh terhadap
spektra 1H-NMR Hasil karakterisasi kitosan sifat fisiko-kimia kitosan. Waktu deasetilasi
secara spektrometri resonansi magnetik inti kitin selama 2 x 3 jam dengan penghilangan
proton (1H-NMR) terlihat pada Gambar 2. warna menggunakan natrium hipoklorit
Spektrum 1H-NMR menunjukkan pergeseran menghasilkan kitosan dengan derajat deasetilasi
kimia (δ) proton gugus fungsi yang terdapat (DD = 88 %) dan massa molekul 501,19 kDa.
pada kitosan hasil sintesis adalah sebagai Peningkatan waktu deasetilasi kitin selama 3 x 3
berikut: δ = 1,9 ppm merupakan spektra asetil, δ jam dengan penghilangan warna menggunakan
= 3,0 ppm, spektra H-2 dari unit GlcN aseton menghasilkan kitosan dengan derajat
(glukosamin), δ = 3,5-4,0 ppm spektra H-3,H- deasetilasi (DD = 99%) dan massa molekul
4,H-5,H-6 dari unit GlcN, δ = 4,8 ppm spektra 407,38 kDa. Peningkatan waktu deasetilasi kitin
H-1 dari unit GlcN. Spektrum 1H-NMR juga selama 3 x 3 jam dengan penghilangan warna
digunakan untuk menentukan derajat deasetilasi menggunakan natrium hipoklorit menghasilkan
kitosan. kitosan dengan derajat deasetilasi (DD = 100%),
Derajat Deasetilasi dan Massa molekul namun demikian menurunkan massa molekul
Kitosan. Derajat deasetilasi (DD) kitosan hasil yang cukup berarti sebesar 161,99 kDa.
sintesa variasi waktu deasetilasi dihitung melalui Penurunan massa molekul kitosan ini diduga
perbandingan nilai integral/jumlah proton pada disebabkan kitosan mengalami degradasi pada
pergeseran kimia δ = 1,9 ppm (gugus asetil) dan saat penghilangan warna dengan natrium
δ = 3,5-4,0 ppm spektra H-3,H-4,H-5,H-6 dari hipoklorit.
unit glukosamin. Massa molekul kitosan Dari proses deasetilasi kitin secara bertahap,
dianalisis menggunakan kromatografi permeasi faktor pendorong terjadinya peningkatan derajat
gel dengan larutan standar polimer dekstran. deasetilasi kitosan adalah faktor morfologi rantai
Hasil penentuan derajat deasetilasi dan massa kitin yang gugus asetamidanya semakin
molekul pada waktu deasetilasi yang berbeda berkurang pada saat waktu deasetilasi meningkat.
terlihat pada Tabel 2. Pada setiap tahap perlakuan deasetilasi, kitin
Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa pada dengan gugus asetamida yang berkurang
waktu deasetilasi kitin yang lebih lama mengalami perubahan morfologi, sehingga
dihasilkan kitosan dengan derajat deasetilasi dan memungkinkan proses hidrolisis oleh basa kuat.

20 Jurnal Kimia Indonesia Vol. 5(1), 2010


Deasetilasi Kitin secara Bertahap dan Pengaruhnya terhadap Derajat Deasetilasi serta Massa Molekul Kitosan

Selain itu, proses pencucian secara bertahap Pustaka


dapat mempengaruhi sifat penggembungan kitin 1. Kurita, K., Controlled Functionalization of
dengan alkali, oleh karena itu efektivitas proses Polysaccharides Chitin, Progress in Polymer
hidrolisis basa terhadap gusus asetamida pada Science, 2001, 26, 1921-19715.
rantai kitin semakin baik.6 2. Muzzarelli, R. A. A., Chitin and Its Derivatives:
New Trends of Applied Research, Carbohydrate
Tabel 2 Derajat deasetilasi dan Massa molekul Polymers, 1983, 3, 53-75.
Kitosan 3. No, H. K., Meyers, S. P., Lee, K. S., Isolation and
Kode Waktu
Derajat Massa Characterization of Chitin from Crawfish Shell
Deasetilasi molekul Waste, Journal of Agricultural and Food
Kitosan Deasetilasi
(%DD) (kDa)
CS-23 2x3 jam 88 501,19 Chemistry, 1989, 37(3), 575-579.
4. Ravi Kumar, M. N. V., A Review of Chitin and
CS-33 3x3 jam 100 161,99
Chitosan Application, Reactive and Functional
CS-33A 3x3 jam 99 407,38 Polymers, 2000, 46, 1-27.
Keterangan: CS-23 dan CS33 = kitosan hasil 5. Rinaudo, M., Chitin and Chitosan: Properties and
deasetilasi kitin dengan penghilangan warna Application, Progress in Polymer Science, 2006,
menggunakan NaOCl, CS-33a= kitosan hasil 31, 603-632.
deasetilasi kitin dengan penghilangan warna 6. Tolaimate, A., Desbrieres, J., Rhazi, M., Alagui,
menggunakan aseton A., Contribution to the Preparation of Chitins and
Chitosans with Controlled Physico-chemical
Keunggulan dari penelitian ini adalah hanya Properties, Polymer, 2003, 44, 7939-7952.
7. Tolamaite, A., Desbrieres, J., Rhazi, M., Alagui,
dengan natrium hidroksida 50% spesifikasi
A., Vincendon, M., Vottero, P., On Influence of
teknis yang harganya relatif murah, dapat Deacetilation Process on Physicochemical
menghasilkan kitosan dengan DD yang cukup Characteristics of Chitosan from Squid Chitin,
tinggi, tanpa mengalami penurunan massa Polymer, 2000, 41, 2463-2469.
molekul yang cukup berarti. Kitosan hasil
deasetilasi kitin bertahap secara heterogen dalam
suasana basah kuat dari limbah kulit udang putih
(Litopenaeus vannamei) pada penelitian ini
berpotensi untuk berbagai aplikasi yang
memerlukan bahan dasar kitosan dengan derajat
deasetilasi dan massa molekul yang tinggi.
Kesimpulan
Kitosan dengan derajat deasetilasi dan massa
molekul yang berbeda telah dihasilkan dari
proses deasetilasi kitin secara bertahap. Proses
deasetilasi selama 2 x 3 jam menghasilkan
derajat deasetilsasi sebesar 88% dan massa
molekul sebesar 501,19 kDa. Peningkatan
waktu deasetilasi kitin selama 3 x 3 jam dengan
penghilangan warna menggunakan aseton
menghasilkan kitosan dengan derajat deasetilasi
(DD = 99%) dan massa molekul 407,38 kDa.
Peningkatan waktu deasetilasi kitin selama 3 x 3
jam dengan penghilangan warna menggunakan
natrium hipoklorit menghasilkan kitosan dengan
derajat deasetilasi (DD = 100%), namun
demikian menurunkan massa molekul sebesar
161,99 kDa.
Penghargaan. Terima kasih kepada pihak
Islamic Development Bank-Universitas
Haluoleo (IDB-UNHALU) atas beasiswa S3 dan
Dirjen DIKTI atas dana Hibah Bersaing.

Jurnal Kimia Indonesia Vol. 5(1), 2010 21

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai