Anda di halaman 1dari 1

x0 = Σ V.

x
ΣA

y0 = Σ V.y
ΣA
KELOMPOK 2
z0 = Σ V.z
3 Dimesil ΣA
Akhmad Tri Arman
3 Dimesil

3 Dimesil

Rahmad Ramadhan Laska


x0 = Σ wixi
x0 = Σ A.x y0 = Σ A.y Σw
ΣA Titik berat dapat ditentukan
ΣA menggunakan torsi pada suatu
titik tertentu: y0 = Σ wiyi Euis Anisa Rachman
Σw
2 Dimesil 2 Dimesil

M.Naufal Zulfadli

x0 = Σ L.x y0 = Σ L.y
Nabila Nurahmad
ΣL ΣL

1 Dimensi Yessi Intan Febriani


1 Dimensi

Pada benda beraturan homogen, titik


berat benda terdapat pada
bidang/garis simetrinya. Titik berat Titik berat (G) adalah pusat massa
dapat saja berada di luar benda. Ciri titik berat adalah jika dijadikan suatu benda yang resultan gaya
titik tumpu, maka benda akan berada gravitasi terkonsentrasi di titik itu.
dalam keadaan setimbang.
Hukum II Newton, yang
bunyinya sebagai berikut:
“Percepatan sebuah benda
berbanding lurus dengan gaya LETAK TITIK BERAT BENDA T1= T2 = W
total yang bekerja padanya dan HOMOGGEN PENGERTIAN sinα sinβ sin90
berbanding terbalik dengan
massanya. Arah percepatan sama
dengan arah gaya total yang
bekerja padanya” TITIK BERAT

HK II
Pada sistem kesetimbangan tali,
berlaku persamaan sinus
bergerak, lalu
kembali ke posisi
awal
dapat mengalami dua macam Sesaat setelah gaya
gerakan, yaitu translasi dan luar dihilangkan
tidak kembali ke
rotasi. posisi awal
Macam

tidak berpengaruh
BENDA TEGAR

Stabil/
mantap

sebagai hasil kali massa partikel bergerak


dengan kuadrat jarak yang tegak naik
Labil
lurus dari titik poros rotasi.
KESETIMBANGAN bergerak
DINAMIKA ROTASI turun
JENIS-JENIS
tetap

Titik
berat

Definisi

Kesetimbangan partikel statis adalah


keadaan suatu partikel ketika
ΣF = 0 ΣFx = 0 ; ΣFy = 0
TORSI memiliki resultan gaya yang bekerja Netral/
sebesar nol.
ENERGI KINETIK indiferen
MOMEN INERSIA
MOMENTUM SUDUT

PENGERTIAN
τ = F.r
Energi kinetik rotasi dapat diturunkan
didefinisikan sebagai hasil kali antara dari energi kinetik translasi • Kesetimbangan benda tegar adalah
I = k.m.r2 τ = torsi (Nm) F = gaya (N) gaya yang tegak lurus terhadap jarak keadaan suatu partikel ketika tidak
r = jarak gaya ke poros (m)
titik poros ke gaya. ΣF = 0 Στ = 0 ΣFx = 0 ; ΣFy = 0 bergerak secara translasi maupun
rotasi, karena resultan gaya dan
Ek = 1/2 I. ω2
adalah momentum yang terjadi pada momen gaya sebesar nol.
Arah
gerak rotasi.

L = I. ω

L = m.r.v
Hubungan

Hubungan
H
K

Hubungan torsi dan momen


τ= I.α inersia dapat diturunkan dengan
hukum Newton II: a.Torsi positif, jika arahnya
berlawanan jarum jam.
b.Torsi negatif, jika arahnya
searah jarum jam.

Hukum kekekalan momentum


sudut menjelaskan bahwa jika Total energi kinetik benda
tidak ada resultan torsi luar yang menggelinding adalah
ω = I’. ω’ penjumlahan energi kinetik
bekerja pada sistem (Στ = 0),
momentum sudut sistem adalah translasi dan rotasinya
kekal.

Rumu
s

L = momentum sudut (Nm)


I = momen inersia (kg m2)
ω= kecepatan sudut (rad/s)
v = kecepatan benda (m/s)
Ek = 1/2 m.v2+ 1/2 I. ω2

Anda mungkin juga menyukai