Anda di halaman 1dari 42

BUPATI BOJONEGORO

PROVINSI JAWA TIMUR


Rancangan
PERATURAN BUPATI BOJONEGORO
NOMOR TAHUN 2022

TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA,


BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN BAGI HASIL RETRIBUSI DAERAH
DI KABUPATEN BOJONEGORO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BOJONEGORO,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menindaklanjuuti ketentuan


penghitungan besaran Alokasi Dana Desa sebagaimana
ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2019 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
dan terkait penyesuaian bentuk kegiatan yang menjadi
prioritas sasaran anggaran sebagaimana ketentuan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa, maka Peraturan
Bupati Bojonegoro Nomor 32 Tahun 2015 tentang
Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana Desa, Dana Desa,
Bagi Hasil Pajak Daerah, dan Bagi Hasil Retribusi
Daerah untuk Desa di Kabupaten Bojonegoro
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 8 Tahun
2017, perlu dilakukan pencabutan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan
Bupati tentang Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana
Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah, dan Bagi Hasil Retribusi
Daerah di Kabupaten Bojonegoro;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten/Kota Dalam
Lingkungan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 19, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 9)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 1965 tentang Perubahan Batas Wilayah
Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya
Dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 12 Tahun
1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Besar
Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah,
- 2 -

Jawa Barat dan Daerah Istimewa Jogyakarta (Lembaran


Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
2730);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah
beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor
13 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 143, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6801);
7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5495);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
- 3 -

9. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang


Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 292, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5601);
10. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
11. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 4, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6757);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2019
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6321);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6041);
14. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun
2014 tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 2036)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum
Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 157);
- 4 -

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 44 Tahun 2016


tentang Kewenangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1037);
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 661);
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 73 Tahun 2020
tentang Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1496);
20. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 14 Tahun 2010
tentang Pelimpahan Kewenangan Bupati Kepada Camat
(Berita Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2010
Nomor 14);
21. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 29 Tahun 2018
tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak
Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa di
Kabupaten Bojonegoro (Berita Daerah Kabupaten
Bojonegoro Tahun 2018 Nomor 29);
22. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 29 Tahun 2018
tentang Daftar Kewenangan Desa Berdasarkan Hak
Asal Usul dan Kewenangan Lokal Berskala Desa di
Kabupaten Bojonegoro;
23. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 58 Tahun 2021
tentang Pengelolaan Keuangan Desa di Kabupaten
Bojonegoro;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN


ALOKASI DANA DESA, BAGI HASIL PAJAK DAERAH, DAN
BAGI HASIL RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN
BOJONEGORO.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :


1. Daerah adalah Kabupaten Bojonegoro.
2. Bupati adalah Bupati Bojonegoro.
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten
Bojonegoro.
4. Badan Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah,
yang selanjutnya disingkat BPKKD adalah Badan
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
Kabupaten Bojonegoro.
5. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, yang
selanjutnya disingkat DPMD adalah Dinas
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten
Bojonegoro.
- 5 -

6. Badan Pendapatan Daerah, yang selanjutnya disebut


Bapenda adalah Badan Pendapatan Daerah
Kabupaten Bojonegoro.
7. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai
perangkat daerah Kabupaten Bojonegoro.
8. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang berwenang untuk
mengatur dan mengurus urusan pemerintahan,
kepentingan masyarakat setempat berdasarkan
prakarsa masyarakat, hak asal usul,dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem
pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
9. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
10. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dibantu
Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
Pemerintahan Desa.
11. Badan Permusyawaratan Desa, yang selanjutnya
disingkat BPD adalah lembaga yang melaksanakan
fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan
wakil dari penduduk Desa berdasarkan keterwakilan
wilayah dan ditetapkan secara demokratis.
12. Musyawarah Desa adalah musyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan oleh Badan
Permusyawaratan Desa untuk menyepakati hal yang
bersifat strategis.
13. Lembaga Kemasyarakatan Desa yang selanjutnya
disingkat LKD adalah wadah partisipasi masyarakat,
sebagai mitra Pemerintah Desa, ikut serta dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan, serta meningkatkan pelayanan
masyarakat Desa.
14. Bendahara Desa adalah Perangkat Desa yang
ditunjuk oleh Kepala Desa untuk menerima,
menyimpan, menyetorkan, menatausahakan,
membayarkan dan mempertanggungjawabkan
keuangan Desa dalam rangka pelaksanaan APB Desa.
15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, yang
selanjutnya disebut RPJM Desa adalah Rencana
Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangka waktu 6
(enam) tahun.
16. Rencana Kerja Pemerintah Desa, yang selanjutnya
disebut RKP Desa adalah penjabaran dari RPJM Desa
untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
17. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari
kekayaan asli Desa, dibeli atau diperoleh atas beban
APB Desa atau perolehan hak lainnya yang sah.
18. Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari
pendapatan APBD yang dialokasikan kepada Desa
berdasarkan angka persentase untuk mendanai
kebutuhan Desa.
- 6 -

19. Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak adalah


iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau
Badan kepada Daerah tanpa imbalan langsung yang
seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, yang
digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
Pemerintah Daerah dan Pembangunan Daerah.
20. Retribusi Daerah, yang selanjutnya disebut retribusi
adalah pungutan Daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian ijin tertentu yang khusus
disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk
kepentingan orang pribadi atau badan.
21. Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang
dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai
kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi.
22. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, yang
selanjutnya disebut APB Desa adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang
ditetapkan dengan Peraturan Desa.
23. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD adalah
dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Kabupaten Bojonegoro, yang
bersumber dari dana perimbangan keuangan pusat
dan daerah setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
24. Bagi Hasil Pajak Daerah, yang selanjutnya disingkat
BHPD adalah dana yang merupakan bagi hasil kepada
desa dari daerah yang bersumber dari pendapatan
daerah dari sektor pajak daerah.
25. Bagi Hasil Retribusi Daerah, yang selanjutnya
disingkat BHRD adalah dana yang merupakan bagi
hasil kepada desa dari daerah yang bersumber dari
pendapatan daerah dari sektor retribusi daerah
26. Pembinaan adalah pemberian pedoman, standar
pelaksanaan, perencanaan, penelitian,
pengembangan, bimbingan, pendidikan dan pelatihan,
konsultasi, supervisi pelaksanaan penyelenggaraan
Pemerintahan Desa.

BAB II
RUANG LINGKUP

Pasal 2

Peraturan Bupati ini mengatur pengelolaan ADD, BHPD dan


BHRD, meliputi:
a. maksud dan tujuan pemberian;
b. sumber penganggaran;
c. penentuan besaran;
d. Tim Pengelola;
e. prioritas penggunaan;
f. penyaluran dan pengelolaan;
g. pelaporan dan pertangungjawaban; dan
h. pembinaan dan pengawasan.
- 7 -

BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

(1) Maksud diberikannya ADD, BHPD dan BHRD adalah


untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan
Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa.
(2) Tujuan diberikannya ADD, BHPD dan BHRD adalah:
a. mewujudkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa
yang profesional, transparan, akuntabel, efektif
dan efisien, termasuk dalam pengelolaan
keuangan dan aset Desa;
b. memajukan perekonomian masyarakat Desa serta
mengatasi kesenjangan pembangunan;
c. meningkatkan pelayanan publik bagi warga
masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan
kesejahteraan umum;
d. pengamanan aset Desa;
e. mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi
masyarakat Desa untuk pengembangan potensi
aset Desa guna kesejahteraan bersama; dan
f. meningkatkan ketahanan sosial budaya
masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat
Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial.

BAB III
SUMBER PENGANGGARAN

Pasal 3

(1) Penganggaran ADD bersumber dari dana


perimbangan yang diterima Daerah dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah setelah dikurangi
Dana Alokasi Khusus.
(2) Penganggaran BHPD dan BHRD bersumber dari
realisasi penerimaan pajak daerah dan retribusi
daerah.

BAB IV
PENENTUAN BESARAN

Bagian Kesatu
Rumus Penghitungan ADD

Pasal 4

(1) ADD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)


ditetapkan sebesar 12,5% (dua belas koma lima
persen).
(2) Pengalokasian ADD sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) mempertimbangkan:
- 8 -

a. kebutuhan penghasilan tetap Kepala Desa dan


perangkat Desa; dan
b. jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa,
luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan geografis
Desa (keterjangkauan jarak tempuh).
(3) Jumlah penduduk Desa, angka kemiskinan Desa,
luas wilayah Desa, dan tingkat kesulitan gegografis
Desa (keterjangkauan jarak tempuh) sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) bersumber dari Lembaga
Pemerintah di bidang statistik, dihitung dengan bobot
sebagai berikut:
a. Jumlah Penduduk (JP) : 30%
(∑ % Penduduk Desa
∑ % Penduduk Kabupaten)
b. Angka Kemiskinan Desa (AKD) : 40%
(% ∑ Penduduk Desa pemegang Kartu Perlindungan Sosial
% ∑ Penduduk Kabupaten pemegang Kartu Perlindungan Sosial)
c. Luas Wilayah (LW) : 15%
(∑ % Luas Wilayah Desa
∑ % Luas Wilayah Kabupaten)
d. Keterjangkauan/Jarak Desa
ke Kecamatan (KJ) : 15%
(∑ % Jarak Desa ke Kecamatan
∑ % Jumlah Jarak Desa ke Kecamatan (dalam 1 wilayah))

Pasal 5

(1) Rumus perhitungan ADD Kabupaten adalah sebagai


berikut:
Pagu ADD : 12,5% x (Dana Perimbangan – DAK)
Keterangan:
- Pagu ADD : Pagu ADD Kabupaten
- Dana Perimbangan : Jumlah Total Dana
Perimbangan yang Diterima
Kabupaten
- DAK : Dana Alokasi Khusus
(2) Rumus perhitungan ADD yang diterima setiap Desa
adalah sebagai berikut:

ADD per Desa = (Pagu ADD – SilTap) x [(30% x JP)+(40% x AKD)+(15% x LW)+
(15% x KJ)]

Keterangan:
- Pagu ADD : Pagu ADD Kabupaten
- Siltap : Total kebutuhan penghasilan tetap
Kepala Desa dan perangkat Desa Se-
Kabupaten
- JP : Persentase jumlah penduduk Desa
yang bersangkutan terhadap total
penduduk Kabupaten
- AKD : Persentase jumlah penduduk di Desa
yang bersangkutan yang memegang
Kartu Jaminan Sosial terhadap
jumlah penduduk di Kabupaten yang
memegang Kartu Jaminan Sosial
- 9 -

- LW : Persentase luas wilayah Desa yang


bersangkutan terhadap luas wilayah
Kabupaten
- KJ : Persentase jarak Desa ke Kecamatan
terhadap jumlah jarak seluruh Desa
ke Kecamatan untuk satu wilayah
kecamatan yang bersangkutan.

Bagian Kedua
Rumus Penghitungan BHPD

Pasal 6

(1) Besaran BHPD untuk Desa ditetapkan sebesar 12,5 %


(dua belas koma lima persen).
(2) Sumber Bagi Hasil Pajak berasal dari penerimaan
pajak yang diterima oleh daerah melalui kas daerah.

Pasal 7

(1) Pemerintah Daerah mengalokasikan bagi hasil pajak


kepada Desa.
(2) Pengalokasian bagi hasil pajak sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan
ketentuan:
a. 60% (enam puluh persen) dibagi secara merata
kepada seluruh Desa
Rumus BHPD Merata:
12,5 % x Hasil Pajak Daerah x 60%
Jumlah Desa se-Kabupaten

b. 40% (empat puluh persen) dibagi secara


proporsional sesuai kontribusi penerimaan pajak
daerah dari masing masing Desa
Rumus BHPD Proporsional:
12,5 % x Hasil Pajak Daerah x 40 % x Jumlah Pemasukan Pajak dari Desa
Total Pemasukan Retribusi se-Kab.

(3) Ketentuan menghitung BHPD untuk setiap Desa:


BHPD Per Desa = BHPD Merata bersangkutan + BHPD Proporsional bersangkutan

Bagian Ketiga
Rumus Penghitungan BHRD

Pasal 8

(1) Besaran BHRD untuk Desa ditetapkan sebesar 12,5 %


(dua belas koma lima persen).
(2) Sumber bagi hasil retribusi berasal dari penerimaan
retribusi yang diterima oleh Daerah melalui Rekening
Kas Umum Daerah.
- 10 -

Pasal 9

(1) Besaran BHPD untuk Desa ditetapkan sebesar 12,5 %


(dua belas koma lima persen).
(2) Pengalokasian bagi hasil retribusi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dihitung berdasarkan
ketentuan:
a. 60% (enam puluh persen) dibagi secara merata
kepada seluruh Desa
Rumus BHRD Merata:
12,5 % x Hasil Retribusi Daerah x 60%
Jumlah Desa se-Kabupaten

b. 40% (empat puluh persen) dibagi secara


proporsional sesuai kontribusi penerimaan
retribusi dari masing-masing Desa.
Rumus BHRD Proporsional:
12,5 % x Hasil Retribusi Daerah x 40 % x Jumlah Pemasukan Retribusi dari Desa
Total Pemasukan Retribusi se-Kab.

(3) Ketentuan menghitung BHRD untuk setiap Desa:


BHRD Per Desa = BHRD Merata bersangkutan + BHRD Proporsional bersangkutan

Bagian Keempat
Penetapan

Pasal 10

(1) Besaran ADD, BHPD, dan BHRD masing-masing Desa


ditetapkan dengan Peraturan Bupati.
(2) Besaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
didasarkan pada penghitungan Bapenda.

BAB V
TIM PENGELOLA
Bagian Kesatu
Umum

Pasal 11

Tim Pengelola ADD, BHPD dan BHRD yang disalurkan


kepada Desa terdiri dari:
a. Tim Fasilitasi;
b. Tim Pendamping; dan
c. Tim Pelaksana Kegiatan.

Bagian Kedua
Tim Fasilitasi dan Tim Pendamping
Pasal 12
(1) Tim Fasilitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11
huruf a terdiri dari Organisasi Perangkat Daerah
teknis dan ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
- 11 -

(2) Tim Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


mempunyai tugas:
a. melaksanakan sosialisasi kebijakan
mengenai ADD, BHPD dan BHRD;
b. melakukan fasilitasi penyelesaian masalah
berdasarkan pengaduan masyarakat dan/atau
pihak lain di tingkat Kabupaten;
c. melakukan kegiatan pembinaan, monitoring dan
evaluasi kegiatan ADD, BHPD dan BHRD di
tingkat Kabupaten; dan
d. memberikan laporan atas pelaksanaan tugasnya
kepada Bupati.

Pasal 13

(1) Tim Pendamping sebagaimana dimaksud dalam Pasal


11 huruf b terdiri dari unsur Kecamatan yang
ditetapkan dengan Keputusan Camat.
(2) Tim Pendamping sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai tugas:
a. melakukan verifikasi kelayakan permohonan
penyaluran ADD, BHPD dan BHRD;
b. melakukan fasilitasi penyelesaian masalah
berdasarkan pengaduan masyarakat dan/atau
pihak lain di tingkat Kecamatan;
c. melakukan kegiatan pembinaan, monitoring dan
evaluasi kegiatan ADD, BHPD dan BHRD di
tingkat Kecamatan; dan
d. memberikan laporan atas pelaksanaan tugasnya
kepada Camat.

Bagian Ketiga
Tim Pelaksana Kegiatan

Pasal 14

(1) Pelaksanaan kegiatan yang bersumber dari ADD,


BHPD atau BHRD dilaksanakan oleh Pelaksana
Kegiatan Anggaran yang terdiri dari Kepala Seksi dan
Kepala Urusan sesuai ketentuan pengelolaan
keuangan Desa.
(2) Dalam pelaksanaan tugasnya Kepala Seksi dan Kepala
Urusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
dibantu oleh Tim Pelaksana Kegiatan yang
melaksanakan kegiatan pengadaan barang/jasa
dimana karena sifat dan jenisnya tidak dapat
dilakukan sendiri.

Pasal 15

Ketentuan lebih lanjut mengenai unsur pembentuk,


susunan keanggotaan, tugas dan ketentuan terkait Tim
Pelaksana Kegiatan lainnya, mengacu pada ketentuan
Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 11 Tahun 2021
tentang Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa.
- 12 -
BAB VI
PRIORITAS PENGGUNAAN

Pasal 16

(1) ADD digunakan untuk:


a. penghasilan tetap dan tunjangan Kepala Desa,
Perangkat Desa dan Staf Pemerintah Desa serta
tunjangan BPD; dan
b. penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan
Desa, pemberdayaan masyarakat Desa, dan
penanggulangan bencana, keadaan darurat dan
mendesak.
(2) Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Retribusi digunakan
untuk penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan
kemasyarakatan Desa, pemberdayaan masyarakat
Desa, dan penanggulangan bencana, keadaan
darurat dan mendesak.
(3) Dalam hal ADD tidak mencukupi untuk mendanai
penghasilan tetap minimal Kepala Desa, Sekretaris
Desa dan Perangkat Desa lainnya sebagaimana
ketentuan dalam Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor
15 Tahun 2022 tentang Penghasilan Kepala Desa,
Perangat Desa dan Staf Pemerintah Desa, maka dapat
dipenuhi dari sumber lain dalam APB Desa selain
Dana Desa.
(4) Penggunaan ADD, Bagi Hasil Pajak, dan Bagi Hasil
Retribusi mengacu pada Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja
Pembangunan Desa.
(5) Prioritas penggunaan ADD, Bagi Hasil Pajak, dan Bagi
Hasil Retribusi sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
di Peraturan Bupati ini.

Pasal 17

(1) Selain memenuhi prioritas penggunaan sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 16 ayat (5), sebesar paling
sedikit 20% dari pagu ADD, diperuntukkan bagi
bentuk kegiatan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran II.
(2) Dalam hal realisasi pelaksanaan dari penganggaran
kegiatan prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) menyisakan sisa lebih perhitungan anggaran
(SiLPA), maka SiLPA tersebut dianggarkan kembali di
tahun berikutnya untuk kegiatan prioritas tambahan
melalui mekanisme perencanaan penganggaran yang
berlaku.
- 13 -
BAB VIII
TAHAPAN, PERSYARATAN
DAN MEKANISME PENYALURAN

Bagian Kesatu
Tahapan Penyaluran

Pasal 18

(1) ADD, BHPD dan BHRD disalurkan dari RKUD ke RKD


melalui PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur,
Tbk. Cabang Bojonegoro.
(2) Penyaluran ADD, BHPD dan BHRD sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan setelah Kepala
DPMD melakukan permohonan penerbitan SPP dan
SPM kepada Kepala BPKAD selaku Bendahara Umum
Daerah.
(3) Tahapan penyaluran ADD adalah sebagai berikut:
1. Tahap I sebesar 50% (lima puluh persen)
dilaksanakan paling cepat pada bulan Januari dan
paling lambat pada bulan April;
2. Tahap II sebesar 25% (dua puluh lima persen)
dilaksanakan paling cepat pada bulan April dan
paling lambat pada bulan Juli; dan
3. Tahap III sebesar 25% (dua puluh lima persen)
dilaksanakan paling cepat pada bulan Juli dan
paling lambat pada bulan September.
(4) Pagu ADD yang disalurkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) adalah pagu setelah dikurangi
kebutuhan pembayaran premi BPJS Kesehatan
(intercept) dan kebutuhan penghasilan tetap dan
tunjangan Kepala Desa, Perangkat Desa dan Staf
Pemerintah Desa serta tunjangan dan operasional
BPD.
(5) Penyaluran BHPD dan BHRD dilaksanakan sekali
paling cepat pada bulan September dengan
mempertimbangkan penambahan/pengurangan hasil
perhitungan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
(6) Dalam hal kondisi keuangan Daerah tidak
mencukupi, maka ketentuan penyaluran sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), menyesuaikan transfer dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ke
Rekening Kas Umum Daerah.
(7) Dalam hal terjadi selisih perhitungan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) diatur lebih lanjut oleh Bupati
berdasarkan perhitungan Bapenda.
(3) Kurang salur atau lebih salur ADD, BHPD dan BHRD
yang diperoleh Daerah pada bulan Desember akan
diperhitungkan pada tahun anggaran berikutnya

Pasal 19

(1) Ketentuan pelaksanaan intercept sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 18 ayat (4) dilakukan
berdasarkan ketentuan yang berlaku.
- 14 -

(2) Penghitungan kebutuhan intercept dan penghasilan


tetap dan tunjangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (4) ditetapkan dengan penghitungan
terhadap seluruh jumlah Aparatur Pemerintahan Desa
sesuai SOTK Pemerintah Desa secara utuh.
(3) Penyaluran ADD dan/atau sumber lainnya selain Dana
Desa untuk penghasilan tetap dan tunjangan Kepala
Desa, Perangkat Desa dan Staf Pemerintah Desa serta
tunjangan BPD, dilaksanakan dengan ketentuan:
a. dilaksanakan setiap 4 (empat) bulan sekali
berdasarkan kebutuhan anggaran tiap-tiap Desa,
dengan ketentuan:
1) bulan Januari sampai dengan bulan April
dilaksanakan paling cepat bulan Januari;
2) bulan Mei sampai dengan bulan Agustus
dilaksanakan paling cepat bulan Mei;
3) bulan September sampai dengan bulan
Desember dilaksanakan paling cepat bulan
September.
b. dilaksanakan dengan pembayaran non tunai
melalui Bank BPR Bank Daerah Bojonegoro.

Bagian Kedua
Persyaratan Penyaluran

Pasal 20

(1) Persyaratan pengajuan permohonan penyaluran ADD,


BHPD dan BHRD sebagai berikut:
a. telah diverifikasi dan direkomendasikan oleh Tim
Pendamping Kecamatan dengan mendasarkan
pertimbangan sebagai berikut:
1. semua pekerjaan/kegiatan tahap sebelumnya
telah dilaksanakan, dipertanggungjawabkan
dan dilaporkan sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan;
2. telah melakukan pemungutan dan penyetoran
PBB P2 berdasarkan target kinerja sesuai
ketentuan, untuk tahun sebelumnya dan/atau
tahun berkenaan; dan
3. mematuhi kebijakan Pemerintah Kabupaten,
Pemerintah Provinsi, Pemerintah Pusat,
dan/atau amar putusan Pengadilan Tata
Usaha Negara.
b. mencukupi dokumen sebagai berikut:
1. permohonan penyaluran dari Kepala Desa/Pj.
Kepala Desa kepada Bupati, dalam hal
pengajuan oleh Plt./Plh. Kepala Desa harus
dilengkapi dengan dokumen Berita Acara
Musyawarah yang dihadiri unsur Pemerintah
Desa, BPD, dan Lembaga Kemasyarakatan
Desa, yang menyepakati pemberian
kewenangan pengajuan kepada Plt./Plh.
hingga dilantiknya Kepala Desa/Pj. Kepala
Desa;
- 15 -

2. fotokopi rekening Kas Desa (mengetahui Kepala


Desa);
3. fotokopi SK Bendahara Desa (dilegalisir Kepala
Desa);
4. fotokopi SK Penunjukan PT. Bank
Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk.
Cabang Bojonegoro sebagai bank penyimpan
dan pencairan (dilegalisir Kepala Desa);
5. kwitansi penerimaan bermaterai cukup;
6. Pakta Integritas bermaterai cukup; dan
7. fotokopi KTP Kepala Desa dan Bendahara Desa
(dilegalisir Camat).
(2) Pengecualian dari persyaratan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf a angka 2 dapat dilakukan dengan
adanya rekomendasi Kepala Bapenda berdasarkan
pemenuhan atas indikator pengecualian tepat.

Pasal 21

(1) Persyaratan penyaluran penghasilan tetap dan


tunjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (2) adalah sebagai berikut:
a. penyaluran bulan Januari sampai dengan bulan
April:
1) Surat permohonan;
2) Salinan Perdes tentang APB Desa/Perubahan
APB Desa;
3) Salinan Peraturan Kepala Desa terkait Besaran
Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa,
Perangkat Desa, Staf Pemerintah Desa; dan
4) Rekapitulasi penerimaan penghasilan tetap
dan tunjangan.
b. Penyaluran bulan Mei sampai dengan bulan
September dan bulan Oktober sanpai dengan
bulan Desember:
1) Surat permohonan; dan
2) Rekapitulasi penerimaan penghasilan tetap
dan tunjangan
(2) Dalam hal terjadi selisih lebih, baik terhadap anggaran
BPJS Kesehatan dan anggaran penghasilan tetap dan
tunjangan, diperhitungkan paling lambat pada
minggu ketiga bulan Desember melalui mekanisme
rekon anggaran.
(3) Kelebihan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
disalurkan dari RKUD ke RKD berdasarkan Berita
Acara hasil rekon.

Bagian Ketiga
Mekanisme Penyaluran

Pasal 22

(1) ADD, BHPD dan BHRD dianggarkan setiap tahun


dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
- 16 -

(2) Bupati menetapkan besaran ADD, BHPD dan BHRD


untuk masing-masing Desa setiap tahun anggaran
dengan Peraturan Bupati.
(3) Pemerintah Desa membuka rekening Kas Desa pada
PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk.
Cabang Bojonegoro.
(4) Kepala Desa mengajukan permohonan penyaluran
ADD, BHPD dan BHRD kepada Bupati melalui Camat.
(5) Camat meneruskan permohonan penyaluran
sebagaimana dimaksud pada ayat (4) kepada Bupati
melalui Kepala DPMD, setelah dilakukan verifikasi
oleh Tim Pendamping Kecamatan.
(6) Kepala DPMD meneruskan berkas permohonan
berikut lampirannya kepada Kepala BPKAD.
(7) Kepala BPKAD sebagaimana dimaksud pada ayat (6)
menyalurkan ADD, BHPD dan BHRD dari Rekening
Kas Umum Daerah ke Rekening Kas
DesaPermohonan penyaluran dilaksanakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dilaksanakan
melalui Aplikasi SIAP Desa pada menu permohonan
penyaluran Dana Transfer.
(8) Dalam menu Dana Transfer sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), masing-masing pihak yang terkait
dengan penyaluran ADD, baik di Tingkat Desa,
tingkat Kecamatan dan Tingkat Kabupaten memiliki
kewenangan sesuai dengan Petunjuk Teknis yang
ditetapkan oleh Kepala DPMD.
(9) Contoh format dokumen pengajuan dan contoh format
dokumen pelaksanaan kegiatan ADD, BHPD dan
BHRD sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.1
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.

BAB IX
PENGELOLAAN

Pasal 23

(1) ADD, bagi hasil pajak, dan bagi hasil retribusi


merupakan bagian dari sumber pendapatan Desa.
(2) Besaran ADD, bagi hasil pajak, dan bagi hasil
retribusi dituangkan dalam Peraturan Desa tentang
APBDesa.
(3) Kepala Desa/Pj. Kepala Desa sebagai pemegang
kekuasaan keuangan Desa bertanggung jawab atas
pelaksanaan pengelolaan ADD, bagi hasil pajak, dan
bagi hasil retribusi.

Pasal 24

(1) Pemerintah Desa menyusun perencanaan


pembangunan Desa sesuai dengan kewenangannya
dengan mengacu pada perencanaan pembangunan
Daerah.
(2) Perencanaan pembangunan Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disusun melalui RKP Desa.
- 17 -

(3) RKP Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


sebagai dasar penyusunan APB Desa yang ditetapkan
dengan Peraturan Desa.

Pasal 25

(1) Setiap pengeluaran belanja atas beban APB Desa


harus didukung dengan bukti yang lengkap dan sah.
(2) Pengeluaran kas Desa yang mengakibatkan beban
APB Desa tidak dapat dilakukan sebelum Rancangan
Peraturan Desa tentang APB Desa ditetapkan menjadi
Peraturan Desa.
(3) Bendahara Desa sebagai wajib pungut pajak
penghasilan (PPh) dan pajak lainnya, wajib
menyetorkan seluruh penerimaan potongan dan pajak
yang dipungutnya ke rekening Kas Negara sesuai
dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 26

Kegiatan yang dibiayai dengan ADD, BHPD, dan BHRD


harus direncanakan, dilaksanakan dan dievaluasi secara
transparan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku.

Pasal 27

(1) Pelaksanaan pengelolaan ADD, bagi hasil pajak, dan


bagi hasil retribusi, menggunakan prinsip hemat,
terarah dan terkendali.
(2) Setiap penerimaan dan pengeluaran dana dicatat
dalam Buku Kas Umum dan Buku Kas Pembantu
sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan,
secara teknis dilakukan oleh Bendahara Desa.

Pasal 28

(1) Kepala Desa harus membagi habis setiap program


kegiatan pengelolaan ADD, bagi Hasil Pajak dan Bagi
Hasil Retribusi, yang telah ditetapkan dalam APB
Desa dan menyerahkan pelaksanaannya kepada
Kepala Seksi atau Kepala Urusan.
(2) Kepala Seksi atau Kepala Urusan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berkedudukan sebagai
Pelaksana Kegiatan Anggaran Dana Desa.
(3) Pelaksana Kegiatan Anggaran sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) menyelesaikan Rencana Anggaran Biaya
dan/atau gambar desain setiap kegiatan sebelum
ditetapkannya APB Desa.
(4) Rencana Anggaran Biaya dan/atau gambar desain
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditanda tangani
oleh Petugas Teknis, Pelaksana Kegiatan Anggaran
dan Kepala Desa.
- 18 -

(5) Petugas Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (4)


berasal dari tenaga yang mempunyai keahlian di
bidang teknik.
(6) Petugas Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dan ayat (5) ditetapkan oleh Kepala Desa berdasarkan
hasil musyawarah Desa.
(7) Kaur dan Kasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dalam melaksanakan tugasnya dapat dibantu oleh
Tim yang melaksanakan kegiatan pengadaan
barang/jasa yang karena sifat dan jenisnya tidak
dapat dilakukan sendiri.

Pasal 29

(1) Pelaksanaan kegiatan dapat dimulai setelah Kepala


Desa menetapkan Surat Perintah Kerja (SPK) kepada
Ketua Tim Pelaksana Kegiatan.
(2) Surat Perintah Kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), antara lain memuat:
a. nama kegiatan/pekerjaan;
b. besaran Dana Desa yang dikelola;
c. tugas dan tanggung jawab para pihak;
d. konektivitas pekerjaan;
e. pekerjaan tidak dapat dialihkan;
f. keadaan kahar (force majeure); dan
g. standar kebutuhan dan syarat umum.
(3) Tim Pelaksana Kegiatan menandatangani Surat
Perintah Kerja (SPK) dan Surat Pernyataan
Penyelesaian kegiatan kepada Kepala Desa.
(4) Dalam hal pelaksanaan kegiatan telah diselesaikan,
Ketua Tim Pelaksana Kegiatan menyerahkan hasil
pelaksanaan kegiatan kepada Kepala Desa yang
dilanjutkan dengan penandatanganan Berita Acara
Serah Terima Pekerjaan dari Ketua Tim Pelaksana
Kegiatan kepada Kepala Desa.

Pasal 30

Contoh format dokumen pelaksanaan kegiatan ADD, bagi


hasil pajak, dan bagi hasil retribusi sebagaimana
tercantum dalam Lampiran II.2 yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini

BAB X
PELAPORAN

Bagian Kesatu
Pelaporan Penyaluran ADD

Pasal 31

(1) Bentuk pelaporan atas kegiatan-kegiatan yang


dibiayai dari ADD, adalah sebagai berikut:
- 19 -
a. laporan semester, memuat: realisasi penerimaan
dan realisasi belanja disampaikan paling lambat
minggu keempat bulan Juli; dan
b. laporan akhir tahun penggunaan ADD, memuat:
pelaksanaan kegiatan, masalah yang dihadapi
dan penyelesaiannya, disampaikan paling lambat
minggu keempat bulan Januari tahun anggaran
berikutnya.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada Camat.
(3) Camat melaporkan kepada Bupati melalui DPMD
Kabupaten Bojonegoro.
(4) Dalam hal Kepala Desa tidak atau terlambat
menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Bupati dapat menunda penyaluran dana.

Bagian Kedua
Pelaporan Penyaluran BHPD dan BHRD
Pasal 32
(1) Kepala Desa menyampaikan laporan realisasi
penggunaan BHPD dan BHRD setiap akhir tahun
anggaran kepada Camat paling lambat minggu
keempat bulan Januari tahun anggaran berikutnya.
(2) Camat melaporkan kepada Bupati melalui DPMD.
(3) Dalam hal Kepala Desa tidak atau terlambat
menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Bupati dapat menunda penyaluran dana.

Pasal 33

Contoh format pelaporan ADD, BHPD dan BHRD


sebagaimana tercantum dalam Lampiran II.3 yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.

BAB XI
PERTANGGUNGJAWABAN

Pasal 34

Pertanggungjawaban ADD, Bagi Hasil Pajak, dan Bagi


Hasil Retribusi terintegrasi dengan pertanggungjawaban
APB Desa.
BAB XII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 35
(1) Pembinaan atas pengelolaan ADD, BHPD dan BHRD
yang dilakukan oleh DPMD dan Camat.
(2) Kepala DPMD dan Camat melakukan monitoring dan
evaluasi dalam rangka pembinaan atas pengelolaan
ADD, BHPD dan BHRD sebagai bagian dari monitoring
dan evaluasi pengelolaan keuangan desa sebagaimana
diatur dalam Peraturan Bupati tentang Pengelolaan
Keuangan Desa.
- 20 -
(3) Hasil monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaporkan kepada Bupati dan menjadi
bahan perumusan kebijakan pembinaan pengelolaan
ADD, BHPD dan BHRD selanjutnya.

Pasal 36
Pengawasan terhadap pengelolaan ADD, BHPD dan BHRD
dilakukan sebagaimana pengawasan terhadap pengelolaan
keuangan desa secara fungsional oleh Inspektorat melalui
APIP, Camat, BPD dan/atau masyarakat sesuai dengan
ketentuan Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 58 Tahun
2021 tentang pengelolaan Keuangan Desa di Kabupaten
Bojonegoro.
BAB XIII
PENUTUP
Pasal 37

Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku:


1. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 32 Tahun 2015
tentang Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana Desa, Dana
Desa, Bagi Hasil Pajak, dan Bagi Hasil Retribusi untuk
Desa di Kabupaten Bojonegoro Tahun 2015 (Berita
Daerah Kabupaten Bojonegoro Tahun 2015 Nomor 32)
sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir
dengan Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 8 Tahun
2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Bupati
Bojonegoro Nomor 32 Tahun 2015 tentang Pedoman
Pengelolaan Alokasi Dana Desa, Dana Desa, Bagi Hasil
Pajak, dan Bagi Hasil Retribusi untuk Desa di
Kabupaten Bojonegoro Tahun 2015 (Berita Daerah
Kabupaten Bojonegoro Tahun 2017 Nomor 8); dan
2. Ketentuan dalam Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor
.... Tahun 2021 tentang Besaran Alokasi Dana Desa,
Bagi Hasil Pajak Daerah dan Bagi Hasil Retribusi
Daerah untuk Setiap Desa di Kabupaten Bojonegoro
Tahun 2022 (Berita Daerah Kabupaten Bojonegoro
Tahun 2021 Nomor ......), sepanjang mengatur
mengenai mekanisme yang bertentangan dengan
Peraturan Bupati ini,
dinyatakan dicabut dan tidak berlaku.

Pasal 38
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Bupati ini dengan
penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Bojonegoro.

Ditetapkan di Bojonegoro
pada tanggal
BUPATI BOJONEGORO,

ttd.

ANNA MUAWANAH
LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI BOJONEGORO
NOMOR : TAHUN 2022
TANGGAL :

PRINSIP PENGELOLAAN DAN PRIORITAS PENGGUNAAN


ADD, BAGI HASIL PAJAK DAN BAGI HASIL RETRIBUSI

A. UMUM
Pemberian ADD, Bagi Hasil Pajak, dan Bagi Hasil Retribusi merupakan
wujud dari pemenuhan hak desa untuk menyelenggarakan Otonomi Desa
dalam rangka mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat sesuai
pertumbuhan kondisi mengikuti pertumbuhan dari Desa itu sendiri
berdasarkan keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi
dan pemberdayaan masyarakat dalam kerangka kesatuan sistem
penyelenggaraan NKRI.

B. PRINSIP PENGELOLAAN
Pelaksanaan ADD, Bagi Hasil Pajak, dan Bagi Hasil Retribusi didasarkan
atas prinsip-prinsip:
1. seluruh kegiatan dilaksanakan secara transparan/terbuka, akuntabel
dan diketahui oleh masyarakat luas;
2. masyarakat berperan aktif mulai proses perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan dan pemeliharaan;
3. seluruh kegiatan dapat dipertanggungjawabkan secara administratif,
teknis dan hukum;
4. memfungsikan peran Lembaga Kemasyarakatan Desa sesuai tugas
pokok dan fungsinya;
5. hasil kegiatan dapat diukur dan dapat dinilai tingkat keberhasilannya;
dan
6. hasil kegiatan dapat dilestarikan dan dikembangkan secara
berkelanjutan dengan upaya pemeliharaan melalui partisipasi
masyarakat.

C. PENGGUNAAN DANA
1. Sifat penggunaan ADD, Bagi Hasil Pajak, dan Bagi Hasil Retribusi
dapat menjadi sumber utama anggaran kegiatan atau sumber
pendamping anggaran kegiatan sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan.
2. Penggunaan ADD, Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Retribusi adalah
untuk pelaksanaan bidang:
a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa dibagi atas Sub
Bidang:
1) Penyelenggaraan Belanja Penghasilan Tetap, Tunjangan dan
Operasional Pemerintahan Desa, yang dibagi dalam bentuk
kegiatan:
a) Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa;
b) Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Perangkat
Desa;
c) Penyediaan Jaminan Sosial bagi Kepala Desa dan Perangkat
Desa;
d) Penyediaan Operasional Pemerintah Desa (ATK, Honorarium
PKPKD dan PPKD, perlengkapan perkantoran, pakaian
dinas/atribut, listrik/telepon, dll);
- 2 -

e) Penyediaan tunjangan dan operasional BPD paling banyak


10% (sepuluh persen) x 30% (tiga puluh persen) x belanja
APBDesa.
Biaya operasional BPD sebagaimana dimaksud, meliputi
diantaranya: biaya pelaksanaan rapat-rapat (ATK dan makan-
minum), perlengkapan perkantoran, pakaian seragam,
perjalanan dinas, listrik/telepon, dan sejenisnya);
f. Penyediaan Insentif RT/RW, dalam hal ini berupa bantuan
operasional untuk membantu pelaksanaan tugas pelayanan
pemerintahan, perencanaan pembangunan, ketentraman dan
ketertiban, serta pemberdayaan masyarakat Desa. Selain itu
untuk menjamin kesejahteraan Ketua RT/RW, maka kepada
yang bersangkutan termasuk dalam hal ini pengurus RT/RW
diberikan honor dari pelaksanaan kegiatan yang melibatkan
RT/RW dengan besaran sekurang-kurangnya Rp100.000,00
(seratus ribu) per bulan dengan memperhatikan kemampuan
keuangan Desa;
g. Penyediaan Operasional Operator Desa;
h. Pemberian Penghargaan Purna Tugas Kepala Desa dan
Perangkat Desa;
i. Penyediaan Tambahan Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat
Desa;
j. Penyediaan Penghasilan Staf Pemerintah Desa; dan
k. Jasa Pungut dan Distribusi SPPT PBB.
2) Sarana dan Prasarana Pemerintahan Desa, yang dibagi dalam
bentuk kegiatan:
a) Penyediaan Sarana (Aset Tetap) Perkantoran/Pemerintahan
b) Pemeliharaan Gedung/Prasarana Kantor Desa;
c) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Gedung/Prasarana
Kantor Desa;
d) Pembangunan Sarana Kantor Desa; dan
e) Pembangunan Sarana dan Prasarana Balai Desa.
3) Administrasi Kependudukan, Pencatatan Sipil, Statistik, dan
Kearsipan, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Pelayanan Administrasi Umum dan Kependudukan;
b) Penyusunan/Pendataan/Pemutakhiran Profil Desa;
c) Pengelolaan Administrasi dan Kearsipan Pemerintahan Desa
d) Penyuluhan dan Penyadaran Masyarakat tentang
Kependudukan dan Pencatatan Sipil;
e) Pemetaan dan Analisis Kemiskinan Desa secara Partisipatif;
dan
f) Fasilitasi Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga
Kerja/Penyelenggaraan Pelatihan Tenaga Kerja/Pendataan
Penduduk dan Pengklasifikasian Tenaga Kerja Desa.
4) Tata Praja Pemerintahan, Perencanaan, Keuangan, dan
Pelaporan, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Penyelenggaraan Musyawarah Perencanaan Desa/Pembahasan
APB Desa (reguler);
b) Penyelenggaraan Musyawarah Desa lainnya (musdes, rembug
desa non reguler);
c) Penyusunan Dokumen Perencanaan Desa (RPJM Desa/RKP
Desa, dll);
d) Penyusunan Dokumen Keuangan Desa (APB Desa/APB Desa
Perubahan/LPJ APB Desa, dan seluruh dokumen terkait);
- 3 -

e) Pengelolaan/Administrasi/Inventarisasi/Penilaian Aset Desa;


f) Penyusunan Kebijakan Desa (Perdes/Perkades, dll - diluar
dokumen Rencana Pembangunan/Keuangan);
g) Penyusunan Laporan Kepala Desa/Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa (Laporan Akhir Tahun Anggaran, Laporan
Akhir Masa Jabatan, Laporan Keterangan Akhir Tahun
Anggaran, Informasi Kepada Masyarakat);
h) Pengembangan Sistem Informasi Desa;
i) Koordinasi/Kerjasama Penyelenggaraan Pemerintahan dan
Pembangunan Desa;
j) Dukungan dan Sosialisasi Pelaksanaan Pilkades, Pemilihan
Kepala Kewilayahan dan Pemilihan BPD;
k) Penyelenggaraan Lomba Antar Kewilayahan dan Pengiriman
Kontingen Dalam Mengikuti Lomba Desa;
l) Penyelenggaraan Evaluasi Tingkat Perkembangan
Pemerintahan Desa untuk Mengikuti Lomba Desa;
m) Fasilitasi Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan Desa;
n) Pengisian dan Pemberhentian Perangkat Desa; dan
o) Sosialisasi Berbagai Peraturan Perundang-undangan di
Tingkat Desa.
5) Pertanahan, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Sertifikasi Tanah Kas Desa;
b) Administrasi Pertanahan (Pendaftaran Tanah dan Pemberian
Registrasi Agenda Pertanahan);
c) Fasilitasi Sertifikasi Tanah untuk Masyarakat Miskin;
d) Kegiatan Mediasi Konflik Pertanahan;
e) Kegiatan Penyuluhan Pertanahan;
f) Administrasi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB); dan
g) Penentuan/Penegasan Batas/Patok Tanah Desa.

b. Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa, dibagi atas Sub Bidang:


1) Pendidikan, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Penyelenggaraan PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah Non-
Formal Milik Desa (Bantuan Honor Pengajar, Pakaian
Seragam, Operasional, dst);
b) Dukungan Penyelenggaraan PAUD (APE, Sarana PAUD, dst)
c) Penyuluhan dan Pelatihan Pendidikan bagi Masyarakat;
d) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Perpustakaan/Taman
Bacaan Desa/ Sanggar Milik Desa;
e) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana
PAUD/TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah Non-Formal Milik Desa;
f) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengadaan
Sarana/Prasarana/Alat Peraga Edukatif (APE) PAUD/
TK/TPA/TKA/TPQ/Madrasah Non Formal Milik Desa;
g) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana Prasarana
Perpustakaan/Taman Bacaan Desa/Sanggar Belajar Milik
Desa;
h) Pengelolaan Perpustakaan Milik Desa (Pengadaan Buku-buku
Bacaan, Honor Penjaga untuk Perpustakaan/Taman Bacaan
Desa);
i) Pengembangan dan Pembinaan Sanggar Seni dan Belajar; dan
j) Dukungan Pendidikan bagi Siswa Miskin/Berprestasi.
- 4 -

2) Kesehatan, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:


a) Penyelenggaraan Pos Kesehatan Desa (PKD)/Polindes Milik
Desa (Obat-obatan, Tambahan Insentif Bidan Desa/Perawat
Desa, Penyediaan Pelayanan KB dan Alat Kontrasepsi bagi
Keluarga Miskin, dll);
b) Penyelenggaraan Posyandu (Makanan Tambahan, Kelas Ibu
Hamil, Kelas Lansia, Insentif Kader Posyandu);
c) Penyuluhan dan Pelatihan Bidang Kesehatan (untuk
Masyarakat, Tenaga Kesehatan, Kader Kesehatan, dll);
d) Penyelenggaraan Desa Siaga Kesehatan;
e) Pembinaan Palang Merah Remaja (PMR) Tingkat Desa;
f) Pengasuhan Bersama atau Bina Keluarga Balita (BKB);
g) Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan Tradisional;
h) Pemeliharaan Sarana/Prasarana Posyandu/Polindes/PKD;
dan
i) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengadaan Sarana/
Prasarana Posyandu/Polindes/PKD.
3) Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, yang dibagi dalam
bentuk kegiatan:
a) Pemeliharaan Jalan Desa;
b) Pemeliharaan Jalan Lingkungan Permukiman/Gang;
c) Pemeliharaan Jalan Usaha Tani;
d) Pemeliharaan Jembatan Milik Desa;
e) Pemeliharaan Prasarana Jalan Desa (Gorong-gorong, Selokan,
Box/Slab Culvert, Drainase, Prasarana jalan);
f) Pemeliharaan Gedung/Prasarana Balai Desa/Balai
Kemasyarakatan;
g) Pemeliharaan Pemakaman Milik Desa/Situs Bersejarah Milik
Desa/Petilasan Milik;
h) Pemeliharaan Embung Milik Desa;
i) Pemeliharaan Monumen/Gapura/Batas Desa;
j) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan Jalan
Desa;
k) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan jalan
lingkungan Permukiman/Gang;
l) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan Jalan
Usaha Tani;
m) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan/Pengerasan Jembatan
Milik Desa;
n) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Prasarana Jalan
Desa (Gorong-gorong, Selokan, Box/Slab Culvert, Drainase,
Prasarana Jalan lain);
o) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Balai Desa/Balai
Kemasyarakatan;
p) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Pemakaman Milik
Desa/Situs Bersejarah Milik Desa/Petilasan;
q) Pembuatan/Pemutakhiran Peta Wilayah dan Sosial Desa;
r) Penyusunan Dokumen Perencanaan Tata Ruang Desa;
s) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Embung Desa; dan
t) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Monumen/Gapura/
Batas Desa.
- 5 -

4) Kawasan permukiman, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:


a) Dukungan Pelaksanaan Program Pembangunan/Rehab
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) GAKIN (Pemetaan, Validasi,
dll);
b) Pemeliharaan Sumur Resapan Milik Desa;
c) Pemeliharaan Sumber Air Bersih Milik Desa (Mata
Air/Tandon Penampungan Air Hujan/Sumur Bor, dll);
d) Pemeliharaan Sambungan Air Bersih ke Rumah Tangga
(pipanisasi, dll);
e) Pemeliharaan Sanitasi Permukiman (Gorong-gorong, Selokan,
Parit, dll, Diluar Prasarana Jalan);
f) Pemeliharaan Fasilitas Jamban Umum/MCK Umum, dll;
g) Pemeliharaan Fasilitas Pengelolaan Sampah
Desa/Permukiman (Penampungan, Bank Sampah, dll);
h) Pemeliharaan Sistem Pembuangan Air Limbah (Drainase, Air
Limbah Rumah Tangga);
i) Pemeliharaan Taman/Taman Bermain Anak Milik Desa;
j) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumur Resapan;
k) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sumber Air Bersih
Milik Desa (Mata Air/Tandon Penampungan Air
Hujan/Sumur Bor, dll);
l) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sambungan Air
Bersih ke Rumah Tangga (pipanisasi, dll);
m) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sanitasi
Permukiman (Gorong-gorong, Selokan, Parit, dll, Diluar
Prasarana Jalan);
n) Pembangunan/Rehabilitas/Peningkatan Fasilitas Jamban
Umum/MCK umum, dll;
o) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Fasilitas
Pengelolaan Sampah Desa/Permukiman (Penampungan,
Bank Sampah, dll);
p) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sistem Pembuangan
Air Limbah (Drainase, Air limbah Rumah Tangga); dan
q) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Taman/Taman
Bermain Anak Milik Desa.
5) Kehutanan dan lingkungan hidup, yang dibagi dalam bentuk
kegiatan:
a) Pengelolaan Hutan Milik Desa;
b) Pengelolaan Lingkungan Hidup Desa; dan
c) Pelatihan/Sosialisasi/Penyuluhan/Penyadaran tentang
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
6) Perhubungaan, komunikasi dan informatika, yang dibagi dalam
bentuk kegiatan:
a) Pembuatan Rambu-Rambu di Jalan Desa;
b) Penyelenggaraan Informasi Publik Desa (Misal : Pembuatan
Poster/Baliho Informasi Penetapan/LPJ APB Desa untuk
Warga, dll); dan
c) Pengelolaan dan Pembuatan Jaringan/Instalasi Komunikasi
dan Informasi Lokal Desa.
7) Energi dan Sumber Daya Mineral, yang dibagi dalam bentuk
kegiatan:
a) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Energi Alternatif Desa;
dan
- 6 -

b) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana dan


Prasarana Energi Alternatif Desa.
8) Pariwisata, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pariwisata Milik Desa;
b) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana dan
Prasarana Pariwisata Milik; dan
c) Pengembangan Pariwisata Tingkat Desa.
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Desa, dibagi atas Sub Bidang:
1) Ketenteraman, Ketertiban, dan Pelindungan Masyarakat, yang
dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Pengadaan/Penyelenggaraan Pos Keamanan Desa
(Pembangunan Pos, Pengawasan Pelaksanaan Jadwal
Ronda/Patroli, dll);
b) Penguatan dan Peningkatan Kapasitas Tenaga
Keamanan/Ketertiban Oleh Pemerintah Desa (Satlinmas Desa);
c) Koordinasi Pembinaan Keamanan, Ketertiban, dan
Pelindungan Masyarakat (Dengan Masyarakat/Instansi
Pemerintah Daerah, dll) Skala Lokal Desa;
d) Persiapan Kesiapsiagaan/Tanggap Bencana Skala Lokal Desa;
e) Penyediaan Pos Kesiapsiagaan Bencana Skala Lokal Desa;
f) Bantuan Hukum untuk Aparatur Desa dan Masyarakat
Miskin; dan
g) Pelatihan/Penyuluhan/Sosialisasi Kepada Masyarakat Di
Bidang Hukum dan Pelindungan Masyarakat.
2) Kebudayaan dan Keagamaan, yang dibagi dalam bentuk
kegiatan:
a) Pembinaan Group Kesenian dan Kebudayaan Tingkat Desa;
b) Pengiriman Kontingen Group Kesenian dan Kebudayaan
sebagai Wakil Desa di tingkat Kecamatan/Kabupaten/Kota;
c) Penyelenggaraan Festival Kesenian, Adat/Kebudayaan, dan
Keagamaan (Perayaan Hari Kemerdekaan, Hari Besar
Keagamaan, dll) tingkat Desa;
d) Pemeliharaan Sarana Prasarana Kebudayaan/Rumah
Adat/Keagamaan Milik Desa;
e) Pembangunan/Rehabilitasi Sarana Prasarana
Kebudayaan/Rumah Adat/Keagamaan Milik Desa;
f) Pembinaan Kerukunan Umat Beragama;
g) Fasilitasi Penanganan Urusan Nikah, Talak, Cerai dan Rujuk;
h) Pembinaan Kegiatan Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Kegiatan
yang Bersifat Sosial serta Kegiatan Keagamaan; dan
i) Penyelenggaraan Kegiatan Pelestarian Adat/Kebudayaan/
Sedekah Bumi/Grebek Berkah/Haul Berskala Lokal Desa dll.
3) Kepemudaan dan Olah Raga, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Pengiriman Kontingen Kepemudaan dan Olah Raga Sebagai
Wakil Desa di Tingkat Kecamatan/Kabupaten;
b) Penyelenggaraan Pelatihan Kepemudaan (Kepemudaan,
Penyadaraan Wawasan Kebangsaan, dan sejenisnya) Tingkat
Desa;
c) Penyelenggaraan Festival/Lomba Kepemudaan dan Olahraga
Tingkat Desa;
d) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Kepemudaan dan Olah
Raga Milik Desa;
e) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Sarana dan
Prasarana Kepemudaan dan Olah Raga Milik Desa; dan
- 7 -

f) Pembinaan Karang Taruna/Klub Kepemudaan/Klub Olah


Raga.
4) Kelembagaan Masyarakat, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Pembinaan Lembaga Adat;
b) Pembinaan LKM/LPM/LPMD;
c) Pembinaan PKK; dan
d) Pelatihan Pembinaan Lembaga Kemasyarakatan.
d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa, dibagi atas Sub Bidang:
1) Kelautan dan Perikanan, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Pemeliharaan Keramba/Kolam Perikanan Darat Milik Desa;
b) Pemeliharaan Pelabuhan Perikanan Sungai/Kecil Milik Desa;
c) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Keramba/Kolam
Perikanan Darat Milik Desa;
d) Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan Pelabuhan Perikanan
Sungai/Kecil Milik Desa;
e) Bantuan Perikanan (Dalam Bentuk Bibit/Pakan Ikan/
sejenisnya); dan
f) Bimtek/Pelatihan/Pengenalan Tekonologi Tepat Guna untuk
Perikanan Darat/Nelayan.
2) Pertanian dan Peternakan, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Peningkatan Produksi Tanaman Pangan (Alat Produksi dan
Pengolahan Pertanian, Penggilingan Padi/Jagung, dll);
b) Peningkatan Produksi Peternakan (Alat Produksi dan
Pengolahan Peternakan, Kandang, dll);
c) Penguatan Ketahanan Pangan Tingkat Desa (Lumbung Desa,
dll);
d) Pemeliharan Saluran Irigasi Tersier/Sederhana;
e) Pelatihan/Bimtek/Pengenalan Tekonologi Tepat Guna Untuk
Pertanian/Peternakan; dan
f) Pembangunan Saluran Irigasi Tersier/Sederhana.
3) Peningkatan Kapasitas Aparatur Desa, yang dibagi dalam bentuk
kegiatan:
a) Peningkatan Kapasitas Kepala Desa;
b) Peningkatan Kapasitas Perangkat Desa;
c) Peningkatan Kapasitas BPD; dan
d) Peningkatan Kapasitas bagi Aparatur Pemerintahan Desa.
4) Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga,
yang dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Pelatihan/Penyuluhan Pemberdayaan Perempuan;
b) Pelatihan/Penyuluhan Perlindungan Anak; dan
c) Pelatihan dan Penguatan Penyandang Difabel (Penyandang
Disabilitas).
5) Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah, yang dibagi dalam
bentuk kegiatan:
a) Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi/KUD/UMKM;
b) Pengembangan Sarana Prasarana Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah serta Koperasi; dan
c) Pengadaan Teknologi Tepat Guna untuk Pengembangan
Ekonomi Pedesaan Non Pertanian.
- 8 -

6) Dukungan Penanaman Modal, yang dibagi dalam bentuk


kegiatan:
a) Pembentukan BUM Desa (Persiapan dan Pembentukan Awal
BUM Desa);
b) Pelatihan Pengelolaan BUM Desa (Pelatihan yang
dilaksanakan oleh Desa); dan
c) Peningkatan Kapasitas Kelompok Usaha Ekonomi Produktif
Perempuan/Kelompok Masyarakat Miskin.
7) Perdagangan dan perindustrian, yang dibagi dalam bentuk
kegiatan:
a) Pemeliharaan Pasar Desa/Kios Milik Desa;
b) Pembangunan/Rehab Pasar Desa/Kios Milik Desa;
c) Pengembangan Industri Kecil Tingkat Desa; dan
d) Pembentukan/Fasilitasi/Pelatihan/Pendampingan Kelompok
Usaha Ekonomi Produktif (Pengrajin, Pedagang, Industri
Rumah Tangga, dll).
e. Bidang Penanggulangan Bencana, Keadaan Darurat, dan Mendesak
Desa, yang terbagi dalam sub bidang:
1. Penanggulangan bencana, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Kegiatan Penanggulangan Bencana.
2. Keadaaan darurat, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Penanganan Keadaan Darurat.
3. Keadaan mendesak, yang dibagi dalam bentuk kegiatan:
a) Penanganan Keadaan Mendesak.

D. PENUTUP
Penggunaan dana disesuaikan dengan kebutuhan, prioritas, dan sesuai
kemampuan keuangan Desa.

BUPATI BOJONEGORO,

t
A
ANNA MU’AWANNAH
- 9 -

LAMPIRAN II : PERATURAN BUPATI BOJONEGORO


NOMOR : TAHUN 2022
TANGGAL :

CONTOH FORMAT
DOKUMEN PENGAJUAN, PELAKSANAAN DAN PELAPORAN

1. CONTOH FORMAT DOKUMEN PENGAJUAN


1.1. Format Verifikasi oleh Tim Pendamping
REKOMENDASI DAN VERIFIKASI PERSYARATAN PENGAJUAN PENCAIRAN
ADD, BAGI HASIL PAJAK, DAN BAGI HASIL RETRIBUSI

Kabupaten :
Kecamatan :
Desa :

1. Check List Kelengkapan Dokumen Pengajuan :


HASIL PEMERIKSAAN ( √ )
ADA
NO URAIAN TIDAK
SESUAI TIDAK
ADA
KETENTUAN SESUAI
Permohonan Pencairan dari Kepala Desa
1.
kepada Bupati
2. Fotokopi rekening Kas Desa (mengetahui
Kepala Desa)
3. Fotokopi Keputusan Kepala Bendahara Desa
(dilegalisir Kepala Desa)
4. Fotokopi Keputusan Kepala Desa tentang
Penunjukan Bank Penyimpan dan Pencairan
(dilegalisir Kepala Desa)
5. Kwitansi Penerimaan bermaterai cukup
6. Pakta Integritas bermaterai
7. Fotokopi KTP Kepala Desa dan Bendahara
Desa (dilegalisir Camat).

2. Check List Persyaratan Lainnya :

HASIL PEMERIKSAAN
No. URAIAN (√)
YA TIDAK
1. Semua pekerjaan/kegiatan tahap sebelumnya
telah dilaksanakan, dipertanggungjawabkan dan
dilaporkan sesuai Peraturan perundang-
undangan *)
2. Telah melakukan pemungutan dan penyetoran
PBB P2 berdasarkan target kinerja sesuai
ketentuan, untuk tahun sebelumnya dan/atau
tahun berkenaan **)
3. Mematuhi kebijakan-kebijakan Pemerintah
Kabupaten, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Pusat, dan/atau amar putusan Pengadilan Tata
Usaha Negara yang terkait dengan Desa.
- 10 -

Berdasarkan hasil pemeriksaan kelengkapan dokumen dan persyaratan


lainnya, serta hasil pembahasan bersama antara Tim Pendamping maka
dapat direkomendasikan sebagai berikut:

A LAYAK atau MEMENUHI SYARAT dan bisa digunakan untuk mengajukan


permohonan penyaluran ***)

B TIDAK LAYAK dan perlu diperbaiki/dicukupi kembali oleh Desa ****)

Catatan :

Rekomendasi ini dibuat di :


Pada tanggal :
Dibuat oleh Tim Pendamping :

NAMA TANDA TANGAN


1.
2.
3.
4.
5.

KETERANGAN:
*) :
- 11 -

1.2. Format Keputusan Kepala Desa tentang Penunjukan Bank

KABUPATEN BOJONEGORO

KEPUTUSAN KEPALA DESA …….. (Nama Desa)


NOMOR : 188/……/KEP/…………/……..

TENTANG

PENUNJUKAN PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TIMUR, Tbk.


CABANG BOJONEGORO SEBAGAI BANK PENYIMPAN SERTA PENCAIRAN
ALOKASI DANA DESA, BAGI HASIL PAJAK DAERAH
DAN BAGI HASIL RETRIBUSI DAERAH TAHUN 2015

KEPALA DESA .......................,

Menimbang : a. bahwa guna menunjang pelaksanaan Alokasi Dana Desa,


Bagi Hasil Pajak Daerah dan Bagi Hasil Retribusi Daerah
Tahun……. dan untuk kelancaran serta kemudahan
pelaksanaan penyimpanan dan pencairan dana, maka
perlu menunjuk Bank yang melaksanakan penyimpanan
dan pencairan dana dimaksud;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala Desa
tentang Penunjukan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa
Timur, Tbk. Cabang Bojonegoro Sebagai Bank Penyimpan
serta Pencairan Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak
Daerah dan Bagi Hasil Retribusi Daerah Tahun 2015;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah yang
kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015;
- 12 -

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang


Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa;
7. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 9 Tahun
2010 tentang Desa;
8. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor ….. Tahun 2015
tentang Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana Desa, Bagi
Hasil Pajak Daerah dan Bagi Hasil Retribusi Daerah untuk
Desa di Kabupaten Bojonegoro;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Keputusan Kepala Desa tentang Penunjukan PT. Bank


Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk. Cabang Bojonegoro
Sebagai Bank Penyimpan serta Pencairan Alokasi Dana Desa,
Bagi Hasil Pajak Daerah dan Bagi Hasil Retribusi Daerah
Tahun 2015.
KESATU : Menunjuk PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur, Tbk.
Cabang Bojonegoro Sebagai Bank Penyimpan serta Pencairan
Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah, dan Bagi Hasil
Retribusi Daerah Tahun 2015.
KEDUA : Penunjukan PT. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur,
Tbk. Cabang Bojonegoro sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU adalah untuk melaksanakan dan
mencairkan dana ADD, Bagi Hasil Pajak Daerah, dan Bagi
Hasil Retribusi Daerah Desa…. Kecamatan….. Tahun
Anggaran 2015.
KETIGA : Keputusan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di …………………
pada tanggal
KEPALA DESA………, (Nama Desa)

..............................................
(Tanpa Gelar dan Pangkat)
- 13 -

1.3. Format Pakta Integritas

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO


KECAMATAN.................................
KANTOR DESA ..............................
Alamat...................................................................

PAKTA INTEGRITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ……………..……………..…..……………..…..…………
Jabatan : KEPALA DESA/ PENANGGUNG JAWAB KEGIATAN
Alamat : RT..... RW..... DESA.... KECAMATAN.......................
No. Telp/ HP : ……………………………..…..……………..…..…………

Dengan ini menyatakan:


1. bahwa kami benar-benar menerima dana …………………….. Tahun
Anggaran ……… dari APBD Kabupaten Bojonegoro sebesar Rp...........
(................. *);
2. bahwa bantuan yang kami terima sebagaimana dimaksud pada angka 1,
akan kami pergunakan sesuai dengan APBDesa, RPJMDesa, RKP Desa,
dan Musyawarah Desa, serta akan kami laporkan dan
pertanggungjawabkan sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku;
3. bahwa kelalaian terhadap kewajiban sebagaimana dimaksud pada
angka 2, sepenuhnya menjadi tanggung jawab kami selaku penerima,
baik secara administratif maupun dihadapan hukum;
4. bahwa kami telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
a. semua pekerjaan/kegiatan sebelumnya telah dilaksanakan,
dipertanggungjawabkan dan dilaporkan sesuai Peraturan Perundang-
undangan;
b. telah melakukan pemungutan dan penyetoran PBB P2 berdasarkan
target kinerja sesuai ketentuan, untuk tahun sebelumnya dan/atau
tahun berkenaan; dan
c. mematuhi kebijakan-kebijakan Pemerintah Kabupaten, Pemerintah
Provinsi, Pemerintah Pusat, dan/atau amar putusan Pengadilan Tata
Usaha Negara.

Demikian pakta integritas ini kami buat dan laksanakan sebagaimana


mestinya.

…………………………………
Yang Menyatakan
Kepala Desa ........................

MATERAI
6000 ………………………..
*) Ditulis dengan huruf.
- 14 -

1.4. Format Kwitansi


1.4.1. Format Kwitansi Penerimaan

Kwitansi Nomor ……………..

Desa : ..................................
Kecamatan : .................................
Kabupaten : .................................

Telah terima dari : BUPATI BOJONEGORO


Uang sebesar : Rp ...........................,00 (ditulis angka)
(.................. ditulis dalam huruf...........................)

Sebagai pembayaran Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah, dan Bagi
Hasil Retribusi Daerah ke Desa Tahap …….. tahun …….. sumber dana
……………. sebesar Rp ……………………………….. untuk Desa
........................ Kecamatan .........................................................................

Terbilang Rp. ……………………………………

Desa .........., ………………. 20....

Mengetahui, Yang menerima,


Kepala Desa ……………….. Kaur Keuangan…………

………………………………… ………………………………………..

Keterangan : Dibuat rangkap 4 (empat), lembar kesatu bermaterai dengan


ketentuan :
a. nilai Rp. 250.000,- s/d 1.000.000,- bermaterai Rp. 3.000,-
dan
b. nilai Rp. 1.000.000,- ke atas bermaterai Rp.6.000,-
- 15 -

1.4.2 Format Kwitansi Belanja

Kwitansi Nomor ……………..

Desa : ..................................
Kecamatan : .................................
Kabupaten : .................................

Telah terima dari : Kaur Keuangan Desa ...............................


Uang sebesar : Rp ...........................,00 (ditulis angka)
(.................. ditulis dalam huruf...........................)

Sebagai pembayaran : .............. sebutkan tujuan pembayaran


(kegiatan/belanja) .........; atau
*) .............. sebutkan tujuan pembayaran
lanjutan (kegiatan/belanja) ..........

Terbilang Rp. ……………………………………

Desa .........., ………………. 20....

Yang memberi, Yang menerima,

(....................................) (....................................)

Keterangan: *) Diisi sesuai kebutuhan pembuatan kwitansi untuk pembayaran


kegiatan/belanja atau pembayaran lanjutan kegiatan/belanja.
- 16 -

2. CONTOH FORMAT DOKUMEN PELAKSANAAN KEGIATAN


2.1. Format Keputusan Kepala Desa tentang Panitia/Tim Pelaksana/Pengelola
Kegiatan

KABUPATEN BOJONEGORO

KEPUTUSAN KEPALA DESA …….. (Nama Desa)


NOMOR : 188/……/KEP/…………/2015

TENTANG

TIM/PANITIA PELAKSANA/PENGELOLA KEGIATAN .............................


DI DESA ………KECAMATAN ……………………… KABUPATEN BOJONEGORO
TAHUN 2015

KEPALA DESA.......................,

Menimbang : bahwa untuk kelancaran pelaksanaan dan pemanfaatan


Alokasi Dana Desa, Bagi Hasil Pajak Daerah, dan Bagi Hasil
Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2015, sehingga dapat
berdaya guna dan berhasil guna, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Desa tentang Tim/Panitia
Pelaksana/Pengelola Kegiatan ………………… di Desa ………
Kecamatan ………. Kabupaten Bojonegoro Tahun 2015;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang


Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;
3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah yang
kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015;
5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun
2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015;
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa;
- 17 -

7. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 9 Tahun


2010 tentang Desa;
8. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor ….. Tahun 2015
tentang Pedoman Pengelolaan Alokasi Dana Desa, Bagi
Hasil Pajak Daerah dan Bagi Hasil Retribusi Daerah
untuk Desa di Kabupaten Bojonegoro;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : Keputusan Kepala Desa tentang Tim/Panitia


Pelaksana/Pengelola Kegiatan ………… di Desa …………..
Kecamatan ………………… Kabupaten Bojonegoro Tahun
2015.
KESATU : Tim/Panitia Pelaksana/Pengelola Kegiatan ……………… di
Desa………. Kecamatan………….. Kabupaten Bojonegoro
Tahun 2015 dengan susunan keanggotaan sebagaimana
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan ini.
KEDUA : Tim/Panitia Pelaksana/Pengelola Kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU mempunyai tugas :
a. ………………………………………………………………….
b…………………………………………………………………..
c. dst.
KETIGA : Dalam pelaksanaan tugasnya sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KEDUA, Tim/Panitia Pelaksana/Pengelola
Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU,
diberikan honorarium sesuai ketentuan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul sebagai akibat dari pelaksanaan
tugas dan honorarium sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KEDUA dan Diktum KETIGA dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran
2015.
KELIMA : Keputusan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di ………………………
pada tanggal ……………………….
KEPALA DESA………, (Nama Desa)

..............................................
(Tanpa Gelar dan Pangkat)
- 18 -

2.2. Format Papan Informasi Pembangunan :

PAPAN INFORMASI PEMBANGUNAN


DESA : …………………………
KECAMATAN : …………………………
KABUPATEN : BOJONEGORO

KEGIATAN :
………………………………………………..
VOLUME :
P = ……… L = ……… T = ………
LOKASI :
Jl. ……… RT/RW ……… DSN ………
SUMBER DANA :
…………. ….. = Rp. ……………………….
…………. ….. = Rp. ……………………….
JUMLAH = Rp. ……………………….
PELAKSANA : ………………………..
WAKTU PELAKSANAAN : …. ……………… 20….. s/d …. ……………… 20…..

3. CONTOH FORMAT PELAPORAN


3.1. Laporan Realisasi Pelaksanaan

LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN


ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DESA PERSUMBER DANA
PEMERINTAH DESA …….
TAHUN ANGGARAN ………
Sumberdana : ……… Realisasi s.d ………
REALISASI LEBIH/(KURA
KODE REK URAIAN ANGARAN (Rp)
(Rp) NG) (Rp)
4. Pendapatan
4.2. Alokasi Dana Desa
Jumlah
Pendapatan

5. Belanja
5.1 Bidang
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Desa Desa
Dst…….

…………….., ……………………..
KEPALA DESA

________________________

Bukti-bukti surat pertanggungjawaban (SPJ) beserta bukti pendukung asli


yang tercantum dalam laporan tersebut kami simpan sesuai ketentuan yang
berlaku untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan Aparat
Pengawas Fungsional.
- 19 -

3.1.2 Laporan Akhir

LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN


ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DESA PERSUMBER DANA
PEMERINTAH DESA …….
TAHUN ANGGARAN ………
Sumberdana : ……… Realisasi s.d ………
REALISASI LEBIH/(KURA
KODE REK URAIAN ANGARAN (Rp)
(Rp) NG) (Rp)
4. Pendapatan
4.2. Alokasi Dana Desa
Jumlah
Pendapatan

5. Belanja
5.1 Bidang
Penyelenggaraan
Pemerintahan
Desa Desa
Dst…….

Bukti-bukti surat pertanggungjawaban (SPJ) beserta bukti pendukung asli


yang tercantum dalam laporan tersebut kami simpan sesuai ketentuan yang
berlaku untuk kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan Aparat
Pengawas Fungsional.

……………., …………………….
KEPALA DESA

__________________
- 20 -

RENCANA ANGGARAN BIAYA (RAB)


PEMERINTAH DESA …………KEC …………….
TAHUN ANGGARAN……………

Bidang : 1. Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa


Sub Bidang : 1.1. Penyelenggaraan Belanja Siltap, Tunjangan dan Operasional
Pemerintahan Desa
Kegiatan : 1.1.01. Penyediaan Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa
Waktu Pelaksanaan : 1 Th
Output/Desa : ……………………..

ANGGARAN
KODE URAIAN
VOLUME HARGA SATUAN JUMLAH
1 2 3 4 5
5. BELANJA
1.01.01 Penghasilan tetap
dan tunjangan
Kepala
5.1.1 Pengahasilan
Tetap dan
Tunjangan Kepala
Desa
Dst….
Jumlah (Rp) …………..

Disetujui, Telah Diverifikasi Bojonegoro, …….,……


KEPALA DESA ………… Sekretaris Desa

………………………….. …………………… ………………………

Keterangan: RAB dibuat untuk setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh


Pemerintah Desa.

BUPATI BOJONEGORO,

ttd.

ANNA MUAWANAH
- 21 -

Anda mungkin juga menyukai