Ramanda Ade Saputra
Ramanda Ade Saputra
Petunjuk:
I. Simak video Ngaji Filsafat 280 : Kematangan Beragama (Religious Maturity) pada
https://www.youtube.com/watch?v=325YC9q6Jio
II. Setelah menyimak dengan benar, buatlah rangkuman dengan cara memberi penjelasan
pada hal-hal berikut!
1. Apa yang Anda pahami tentang kematangan beragama?
2. Bagaimana Eric From menjelaskan tentang kematangan beragama?
3. Bagaimana Allport menjelaskan tentang kematangan beragama?Berikan penjelasan
singkat yang “memahamkan” (lebih baik jika disertai contoh) disebutkan ciri-ciri
kematangangan beragama berikut.
a. Well differentiated and self critical
b. Motivational force
c. Moral consistency
d. Comprehensiveness
e. Integral
f. Heuristic
4. Bagaimana Walter H Clarck menjelaskan tentang kematangan beragama?
5. Berikan penjelasan singkat tentang factor yang mempengaruhi Religious Maturity?
6. Berikan penjelasan singkat tentang Ranah dalam kematangan beragama berikut
(lebih baik jika disertai contoh)
a. Doctrinal
b. Ritual
c. Moral
d. Intelektual
e. Social
f. Asketik
g. Estetik
7. Terdapat tema-tema dalam kematangan beragama. Coba berikan penjelasan tentang
singkat tentang:
a. Kematangan menghadapi kenyataan
b. Kematangan beragama: Taqwa
c. Kematangan beragama: adil terhadap diri sendiri
d. Kematangan dalam hidup bersama
e. Kematangan secara spiritual
JAWABAN
2. Pandangan From tentang kematangan beragama dapat ditinjau dari dua aspek penting
yang sangat mendukung kematangan seseorang dalam mencapai makna hidup yang
sebenarnya. From membandingkannya dalam dua konteks. Pertama, keagamaan otoriter,
yang dipahami sebagai sebuah ajaran yang datang dari luar dan bersifat otoriter atau
mengekang terhadap pribadi seseorang. Kedua, keagamaan humanis. Konsep ini dipahami
sebagai bentuk kerinduan akan nilai agama dalam pribadinya, sehingga bersifat humanis.
3. Allport adalah salah seorang yang memiliki pertimbangan cukup serius terhadap konsep
kematangan beragama. Menurutnya, kematangan beragama adalah sebuah karakter utama
yang dilandasi oleh tiga faktor, yakni, kemampuan untuk memahami sifat kepribadian
seseorang, melalui objektivitas diri atau mampu memahami filsafat kehidupan.
Dalam konteks ini, konsep kematangan beragama menurut Allport adalah sebagai berikut.
Pertama, sentimen kematangan beragama pertama kali adalah dibedakan hal-hal yang baik
atau kritik terhadap dirinya sendiri. Dengan kata lain, orang mulai sadar bahwa bertahan
ketika agama dikritik.
Kedua, Allport menemukan bahwa kematangan beragama terkait dengan tekanan emosi
yang sangat kuat. Konsep ini dikembangkan melalui ”functional autonomy” sebagai motivasi
karakter.
Ketiga, kematangan beragama adalah konsistensi dari konsekuensi moral. Dalam konteks
ini, perkembangan logika dipengaruhi oleh motivasi agama yang memiliki kekuatan
terhadap perilaku seseorang.
Keempat, yang berhubungan dengan konsistensi kematangan beragama adalah
comprehensiveness sebagai filosofi kehidupan. Dalam konteks ini, Allport hendak
mengatakan bahwa poin penting dari keyakinan yang komprehensif salah satu satunya
adalah mengedepankan sikap toleransi.
Kelima, salah satu indikasi kematangan beragama dalam pandangan Allport adalah bersifat
integral. Dalam artian, orang yang memiliki kematangan beragama pasti dalam hidupnya
akan menemukan keharmonisan dan kedamaian sesuai dengan tujuan awalnya untuk dekat
dengan Tuhan.
5. Menurut William Starbuck, ada dua faktor yang mempengaruhi sikap keagamaan seseorang,
diantaranya:
a. Faktor intern
1) Temperamen
Tingkah laku yang didasarkan pada temperamen tertentu memegang peranan penting dalam sikap
beragama seseorang. Seseorang yangmelankolis, misalnya akan berbeda dengan orang
yangberkepribadian dysplastis dalam sikap dan pandangannya terhadap agama. Hal demikian juga
akan mempengaruhi seseorang dalam kematangan beragama.
2) Gangguan jiwa
Orang yang menderita gangguan jiwa menunjukkan kelainan dalam sikap dan tingkah lakunya.
Tindak tanduk keagamaan dan pengakuan keagamaan seseorang yang ditampilkan pada gangguan
jiwa yang mereka rasakan.
Orang yang hidupnya jauh dari Tuhan akan merasa dirinya lemah dan kehilangan pegangan hidup
terutama saat menghadapi musibah
Adapun ciri-ciri mereka yang mengalami kelainan kejiwaan dalam beragama sebagai berikut:
pesimis, intorvet, menyanyagi paham ortodoks, dan mengalami proses keagamaan secara graduasi.
[9]
b. Faktor ekstern
1)Musibah
Seringkali musibah yang sangat serius dapat mengguncangkan seseorang dan kegoncangan tersebut
seringkali memunculkan kesadaran, khususnya kesadaran keberagamaannya. Mereka merasa
mendapatkan peringatan dari Tuhan.
2) Kejahatan
Mereka yang hidup dalam lembah hitam pada umumnya mengalami kegoncangan batin dan rasa
berdosa. Perasaan tersebut mereka tutupi dengan perbuatan yang bersifat kompensatif, seperti
melupakan sejenak dengan foya-foya dan sebagainya. Tidak jarang pula melakukan pelampiasan
dengan tindak brutal, pemarah, dan sebagainya. Adapun ciri-ciri orang yang sehat jiwanya dalam
menjalankan agama antara lain: optimisme dan gembira, ekstrovert dan tidak mendalam,
menyenangi ajaran ketauhidan yang liberal.
Contoh : meyakini bahwa tiada Tuhan yang disembah selain Allah Swt
Contoh : tutur kata dan tingkah laku menjadi teladan yang baik dimanapun berada
D. Intelektual adalah orang yang beragama harus semangat dalam mengupayakan agar dirinya pintar
dan cerdas
Contoh : membantu sesama tanpa membeda bedakan ras, suku, maupun agama
F. Asketik adalah seseorang yang matang dalam beragama harus memperhatikan batin
kehidupannya
Contoh : Dunia hanya tempat singgah sementara dan harus mempersiapkan bekal nantinya di
akhirat
G. Estetik adalah aspek ihsan yang berhubungan dengan yang indah. Beragama yang tidak asal jalan
juga memperhatikan kesempurnaan dan keindahan
Contoh : Menutup aurat dengan pakaian yang tidak kotor dan sopan
B. Kematangan beragama Taqwa adalah kematangan seseorang dilihat dari ketaqwaan seseorang
yang dijelaskan pada Q.S Ali Imron: 133-134
C. Kematangan beragama : Adil terhadap diri sendiri adalah kematangan beragama seseorang bisa
diukur dari keadilan kepada diri kita sendiri
D. kematangan dalam hidup bersama ini memiliki 4 ciri kematangan agama seseorang dalam hidup
bersama :
Adil tidak membeda-bedakan yang baik disebut baik dan yang buruk disebut buruk
Tasamuh sama-sama berlaku baik
Qudwah Suri tauladan yang baik bagi sesama manusia
Islah usaha untuk memperbaiki diri
E. Kematangan spiritual adalah tidak sibuk memamerkan dunia betapa diri ini benar atau tidak baik
karena memamerkan kebaikan bukan sesuatu yang positif