Anda di halaman 1dari 20

SNI 2049-11:2021

Standar Nasional Indonesia

Semen portland Bagian 11: Metode uji ekspansi


potensial mortar semen portland terpapar sulfat

Portland cement Part 11: Test method for potential


expansion of portland-cement mortars exposed to sulfate

(Standard test method for potential expansion of portland-cement mortars


exposed to sulfate, ASTM C452 19, IDT)

ICS 91.100.10
© ASTM 201 All rights reserved
© BSN 202 untuk kepentingan adopsi standar © menjadi SNI Semua hak dilindungi

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian


atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang
mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis BSN

BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id

Diterbitkan di Jakarta
ASTM C452-19, Standard test method for potential expansion of portland-
cement mortar exposed to sulfate, Copyright ASTM International, 100 Barr Harbour Drive, West
Conshohocken PA 19428 USA.

ASTM International has authorized the distribution of this translation of SNI 2049-11:2021, but
recognizes that the translation has gone through a limited review process. ASTM neither represents
nor warrants that the translation is technically or linguistically accurate. Only the English edition as
published and copyrighted by ASTM shall be considered the official version. Reproduction of this
translation, without ASTM's written permission is strictly forbidden under U.S. and international
copyright laws.
SNI 2049-11:2021

Daftar isi

Daftar isi ................................................................................................................................. i


Prakata ...................................................................................................................................ii
1 Ruang lingkup.................................................................................................................. 2
2 Acuan normatif................................................................................................................. 2
3 Istilah dan definisi ............................................................................................................ 4
4 Interferensi....................................................................................................................... 4
5 Signifikansi dan kegunaan ............................................................................................... 4
6 Peralatan ......................................................................................................................... 4
7 Temperatur dan kelembaban ........................................................................................... 6
8 Bahan .............................................................................................................................. 6
9 Jumlah dan dimensi spesimen uji .................................................................................... 6
10 Persiapan cetakan benda uji .......................................................................................... 6
11 Proposi, konsistensi, dan pencampuran mortar ............................................................. 8
12 Prosedur ........................................................................................................................ 8
13 Pengukuran panjang ...................................................................................................... 8
14 Perhitungan ................................................................................................................. 10
15 Pelaporan .................................................................................................................... 10
16 Presisi dan bias............................................................................................................ 10
17 Kata kunci.................................................................................................................... 10

i
SNI 2049-11:2021

Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) 2049-11:2021, Semen portland Bagian 11: Metode uji
ekspansi potensial mortar semen portland terpapar sulfat merupakan adopsi identik dari ASTM
C452-19, Standard test method for potential expansion of portland-cement mortar exposed to
sulfate, dengan metode terjemahan dua bahasa (bilingual). Standar ini merevisi SNI
2049:2015, Semen portland. Revisi dalam standar ini ditujukan untuk mengakomodasi metode
penyimpanan benda uji, dimana menggunakan air kapur jenuh untuk merendam benda uji.
Standar ini merupakan bagian dari seri SNI 2049, semen portland, yang terdiri dari 13 bagian:
- Bagian 1: Spesifikasi
- Bagian 2: Metode pengambilan contoh dan jumlah pengujian semen hidraulis
- Bagian 3: Metode uji analisis kimia semen hidraulis
- Bagian 4: Metode uji kandungan udara mortar semen hidraulis
- Bagian 5: Metode uji kehalusan semen hidraulis dengan menggunakan alat permeabilitas
udara
- Bagian 6: Metode uji ekspansi autoklaf semen hidraulis
- Bagian 7: Metode uji kuat tekan mortar semen hidraulis (dengan menggunakan spesimen
kubus ukuran 2 in. atau [50 mm])
- Bagian 8: Metode uji waktu pengikatan semen hidraulis dengan jarum vicat
- Bagian 9: Metode uji kekakuan awal semen hidraulis (metode pasta)
- Bagian 10: Metode uji pengukuran panas hidrasi bahan bersifat semen menggunakan
kalorimetri konduksi isotermal
- Bagian 11: Metode uji ekspansi potensial mortar semen portland terpapar sulfat
- Bagian 12: Metode uji waktu pengikatan pasta semen hidraulis dengan jarum gillmore
- Bagian 13: Metode uji ekspansi batang mortar semen yang disimpan dalam air
Terdapat standar ASTM yang diacu dalam acuan normatif dalam standar ini telah diadopsi
menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI), yaitu:
- ASTM C150/C150M-20, Specification for portland cement, telah diadopsi secara modifikasi
menjadi SNI 2049-1:2020, Semen portland Bagian 1: Spesifikasi,
- ASTM C109/C109M-21, Standard test method for compressive strength of hydraulic cement
mortars (using 2-in or [50 mm] cube specimens), telah diadopsi secara identik menjadi SNI
2049-7:2022, Semen portland Bagian 7: Metode uji penentuan kuat tekan mortar semen
hidraulis (dengan menggunakan spesimen kubus ukuran 2 in. atau [50 mm]).
Standar ini disusun dan dirumuskan oleh Komite Teknis 91-02, Kimia Bahan Konstruksi.
Standar ini merupakan hasil konsensus yang diselenggarakan secara virtual pada tanggal
28 Oktober 2021 yang dihadiri oleh wakil-wakil dari pihak produsen, konsumen, asosiasi
industri terkait, lembaga pengujian dan instansi pemerintah.
Untuk tujuan penggunaan standar ini, telah dilakukan perubahan editorial sebagai berikut:
a) Tanda titik dalam penggunaan bilangan desimal telah diubah dengan tanda koma, dan
pada bilangan ribuan telah diberikan tanda titik,
b) dar ASTM C452-19 yang diadopsi, diganti

Standar ini telah melalui tahap jajak pendapat nasional pada tanggal 23 November 2021
sampai dengan 22 Desember 2021 dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI

Apabila pengguna menemukan keraguan dalam standar ini, maka disarankan untuk melihat
standar aslinya yaitu ASTM C452-19 dan/atau dokumen terkait lain yang menyertainya.

ii
SNI 2049-11:2021

Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.

iii
SNI 2049-11:2021

Halaman ini sengaja dikosongkan untuk memastikan bahwa penyajian SNI dengan
metode dua bahasa dapat menampilkan bahasa Indonesia pada halaman genap dan
bahasa Inggris pada halaman ganjil.

1 dari 11
SNI 2049-11:2021

Semen portland Bagian 11: Metode uji ekspansi potensial mortar semen
portland terpapar sulfat

1 Ruang lingkup

1.1 Metode uji ini, hanya dapat diaplikasikan untuk semen portland, mencakup penentuan
ekspansi batang mortar yang terbuat dari campuran semen portland dan gipsum dengan
proporsi sedemikian rupa sehingga campuran mengandung Sulfur trioksida (SO3) sebesar 7,0
% massa.

1.2 Nilai yang dicantumkan dalam unit SI atau unit inch-pound dianggap sebagai standar
yang terpisah. Nilai yang dinyatakan dengan masing-masing sistem dapat tidak berupa
ekuivalen yang tepat; oleh karena itu, masing-masing sistem harus digunakan sebagai sistem
yang independen antara satu dengan yang lainnya. Menggabungkan nilai dari kedua sistem
dapat menghasilkan ketidaksesuaian terhadap standar. Nilai dengan unit SI [atau inch-pound]
harus didapatkan dengan pengukuran dalam unit SI [atau inch-pound] atau dengan konversi
yang sesuai berdasarkan aturan konversi dan pembulatan dalam IEEE/ASTM SI 10, mengenai
pengukuran yang dilakukan dalam unit lain (atau unit SI). Nilai yang dicantumkan adalah
hanya dalam unit SI pada saat unit inch-pound tidak digunakan dalam praktik.

1.3 Standar ini tidak dimaksudkan untuk mengatasi segala masalah keamanan, yang
mungkin ada, yang diasosiasikan dengan penggunaannya. Hal ini merupakan kewajiban dari
pengguna standar ini untuk menetapkan pelaksanaan keamanan, kesehatan, dan lingkungan
yang sesuai dan menentukan penerapan dari pengaturan batasan regulasi sebelum
penggunaan.
Peringatan Campuran semen hidraulis segar bersifat basa dan dapat menyebabkan luka
bakar kimia pada kulit dan jaringan pada paparan jangka panjang.1

1.4 Standar ini dikembangkan sesuai dengan kaidah yang diakui secara internasional
mengenai standardisasi yang ditetapkan dalam ketetapan mengenai kaidah pembuatan
standar, panduan, dan rekomendasi internasional yang dikeluarkan oleh komite Technical
Barriers to Trade (TBT) World Trade Organization.

2 Acuan normatif

2.1 Standar ASTM:


ASTM C109/C109M, Test method for compressive strength of hydraulic cement mortars (using
2-in. or [50-mm] cube specimens)
ASTM C150/C150M, Specification for portland cement
ASTM C219, Terminology relating to hydraulic cement
ASTM C230/C230M, Specification for flow table for use in tests of hydraulic cement
ASTM C305, Practice for mechanical mixing of hydraulic cement pastes and mortars of plastic
consistency
ASTM C471M, Test methods for chemical analysis of gypsum and gypsum products (metric)
ASTM C490/C490M, Practice for use of apparatus for the determination of length change of
hardened cement paste, mortar, and concrete

1Pasal mengenai keselamatan, panduan pengujian semen, Annual Book of ASTM Standards, Vol
04.01.

2 dari 11
SNI 2049-11:2021

Portland cement Part 11: Test method for potential expansion of portland-
cement mortars exposed to sulfate

1 Scope

1.1 This test method, which is applicable only to portland cements, covers the determination
of the expansion of mortar bars made from a mixture of portland cement and gypsum in such
proportions that the mixture has a sulfur trioxide (SO 3) content of 7,0 mass %.

1.2 The values stated in either SI units or inch-pound unit are to be regarded separately as
standard. The values stated in each system may not be exact equivalents; therefore, each
system shall be used independently of the other. Combining values from the two systems may
result in non-conformance with the standard. Values in SI units [or inchpound units] shall be
obtained by measurement in SI units [or inch pound units] or by appropriate conversion, using
the Rules for conversion and rounding given in IEEE/ASTM SI 10, of measurements made in
other units (or SI units). Values are stated in only SI units when inch-pound units are not used
in practice.

1.3 This standard does not purport to address all of the safety concerns, if any, associated
with its use. It is the responsibility of the user of this standard to establish appropriate safety,
health, and environmental practices and determine the applicability of regulatory limitations
prior to use.
Warning Fresh hydraulic cementitious mixtures are caustic and may cause chemical burns
to skin and tissue upon prolonged exposure.1

1.4 This standard was developed in accordance with internationally recognized principles on
standardization established in the Decision on principles for the development of international
standards, guides and recommendations issued by the World Trade Organization Technical
Barriers to Trade (TBT) Committee.

2 Referenced documents

2.1 Standar ASTM:


ASTM C109/C109M, Test method for compressive strength of hydraulic cement mortars (using
2-in. or [50-mm] cube specimens)
ASTM C150/C150M, Specification for portland cement
ASTM C219, Terminology relating to hydraulic cement
ASTM C230/C230M, Specification for flow table for use in tests of hydraulic cement
ASTM C305, Practice for mechanical mixing of hydraulic cement pastes and mortars of plastic
consistency
ASTM C471M, Test methods for chemical analysis of gypsum and gypsum products (metric)
ASTM C490/C490M, Practice for use of apparatus for the determination of length change of
hardened cement paste, mortar, and concrete

1 Section on Safety, manual of cement testing, Annual book of ASTM standards, Vol 04.01.

3 dari 11
SNI 2049-11:2021

ASTM C511, Specification for mixing rooms, moist cabinets, moist rooms, and water storage
tanks used in the testing of hydraulic cements and concretes
ASTM C778, Specification for standard sand
ASTM C1005, Specification for reference masses and devices for determining mass and
volume for use in the physical testing of hydraulic cements
ASTM D1193, Specification for reagent water
IEEE/ASTM SI 10, Practice for use of the international system of units (SI): the modern metric
system

3 Istilah dan definisi

3.1 Definisi:

3.1.1 Untuk definisi istilah-istilah yang digunakan dalam metode uji ini, mengacu kepada ASTM
C219.

4 Interferensi

4.1 Metode uji ini tidak cocok untuk menetapkan ketahanan sulfat pada semen hidraulis
campur (blended hydraulic cements) maupun untuk kombinasi semen portland dan pozzolan
atau semen slag (Catatan 1).

CATATAN 1 Peningkatan ketahanan sulfat pada semen hidraulis campur, pozzolan dan semen slag
terjadi saat beton terpapar setelah pozzolan atau semen slag telah bereaksi.

5 Signifikansi dan kegunaan

5.1 Metode uji ini digunakan terutama oleh pihak yang tertarik dalam riset mengenai metode
untuk menentukan ketahanan sulfat potensial pada semen portland. Metode uji ini juga
digunakan untuk menetapkan bahwa semen portland tahan sulfat memenuhi persyaratan
unjuk kerja sesuai dengan ASTM C150/C150M.

6 Peralatan

6.1 Timbangan dan anak timbangan, sesuai dengan ASTM C1005.

6.2 Meja alir, sesuai dengan ASTM C230/C230M.

6.3 Mikser, mangkuk, dan pengaduk, sesuai dengan ASTM C305.

6.4 Sekop dan tamper, sesuai dengan ASTM C109/C109M.

6.5 Gelas ukur, cetakan, dan pembanding panjang, sesuai dengan ASTM C490/C490M.

4 dari 11
SNI 2049-11:2021

ASTM C511, Specification for mixing rooms, moist cabinets, moist rooms, and water storage
tanks used in the testing of hydraulic cements and concretes
ASTM C778, Specification for standard sand
ASTM C1005, Specification for reference masses and devices for determining mass and
volume for use in the physical testing of hydraulic cements
ASTM D1193, Specification for reagent water
IEEE/ASTM SI 10, Practice for use of the international system of units (SI): the modern metric
system

3 Terminology

3.1 Definitions:

3.1.1 For definitions of terms used in this test method, refer to ASTM C219.

4 Interferences

4.1 This test method is not suitable for establishing the sulfate resistance of blended
hydraulic cements nor for combinations of portland cement and pozzolans or slag cement
(Note 1).

NOTE 1 The main increase in sulfate resistance provided by blended hydraulic cements, pozzolans
and slag cement occurs when concrete is exposed after the pozzolans or slag cement have had time to
react.

5 Significance and use

5.1 This test method is used primarily by those interested in research on methods for
determining the potential sulfate resistance of portland cement. This test method is also used
to establish that a sulfate-resisting portland cement meets the performance requirements of
ASTM C150/C150M.

6 Apparatus

6.1 Weights and weighing devices, conforming to the requirements of ASTM C1005.

6.2 Flow table, conforming to the requirements of ASTM C230/C230M.

6.3 Mixer, bowl, and paddle, conforming to the requirements of ASTM C305.

6.4 Trowel and tamper, conforming to the requirements of ASTM C109/C109M.

6.5 Glass graduates, molds, and length comparator, conforming to the requirements of
ASTM C490/C490M.

5 dari 11
SNI 2049-11:2021

7 Temperatur dan kelembaban

7.1 Ruangan pencetakan, bahan kering, dan air pencampur Pertahankan temperatur
ruangan pencetakan, bahan kering, dan air pencampur pada (23,0 ± 4,0) °C [(73,5 ± 7) °F]
dan kelembaban relatif dari ruangan pencetakan tidak kurang dari 50 %.

7.2 Kabinet atau ruang lembab Sesuai dengan ASTM C511.

8 Bahan

8.1 Gunakan pasir bergradasi sesuai dengan ASTM C778 Tabel 1 Persyaratan pasir standar
untuk membuat mortar uji.

8.2 Untuk penambahan gipsum pada semen portland, gunakan gipsum alam dengan
kemurnian tinggi (high grade natural gypsum) melewati saringan 150 m (No. 100) 100 %,
minimal melewati saringan 75 m (No. 200) 94 %, dan minimal melewati saringan 45 m (No.
325) 90 %. Hitung persentase semen dan gipsum yang diperlukan untuk mendapatkan
campuran yang mengandung 7,0 % massa SO3 seperti berikut:

(1)

(2)

Keterangan:
c = kandungan SO3 semen portland, %,
g = kandungan SO3 gipsum, %, dan
7,0 = kandungan SO3 campuran semen dan gipsum, %.

8.3 Jika kandungan SO3 gipsum tidak diketahui, analisis gipsum untuk kandungan SO3
menggunakan ASTM C471M. Tentukan kandungan SO 3 hingga 0,1 % terdekat.

8.4 Kemurnian air Kecuali dinyatakan lain, acuan untuk air adalah air reagen Tipe IV sesuai
ASTM D1193.

9 Jumlah dan dimensi spesimen uji

9.1 Buat enam benda uji ukuran (25 x 25 x 285) mm [atau (1 x 1 x 11 ¼) in.], tiga dari setiap
dua batch, untuk setiap semen.

9.2 Dalam pengujian rutin, benda uji ukuran (25 x 25 x 160) mm [atau (1 x 1 x 6 ¼) in.] dapat
digunakan, namun jika terdapat perselisihan, hasil yang didapatkan dengan benda uji (25 x 25
x 285) mm [atau (1 x 1 x 11 ¼) in.] yang digunakan.

10 Persiapan cetakan benda uji

10.1 Siapkan cetakan benda uji sesuai ASTM C490/C490M.

6 dari 11
SNI 2049-11:2021

7 Temperature and humidity

7.1 Molding room, dry materials, and mixing water Maintain the temperature of the molding
room, dry materials, and mixing water at (23,0 ± 4,0) °C [(73,5 ± 7) °F] and the relative humidity
of the molding room at not less than 50 %.

7.2 Moist cabinet or room, conforming to the requirements of ASTM C511.

8 Materials

8.1 Use graded sand that conforms to ASTM C778 Table 1 Standard sand requirements for
making the test mortar.

8.2 For the gypsum addition to portland cement, use high grade natural gypsum with 100 %
passing the 150 µm (No. 100) sieve, at least 94 % passing the 75 µm (No. 200) sieve, and at
least 90 % passing the 45 µm (No. 325) sieve. Calculate the percentage of cement and gypsum
required to provide a mixture containing 7,0 mass % SO 3 as follows:

(1)

(2)

where:
c = SO3 content of the portland cement, %,
g = SO3 content of the gypsum, %, and
7,0 = SO3 content of the cement-gypsum mixture, %.

8.3 If the SO3 content of the gypsum is unknown, analyze the gypsum for SO3 content using
ASTM C471M. Determine the SO3 content to the nearest 0,1 %.

8.4 Purity of water Unless otherwise indicated, references to water mean reagent water
conforming to type IV of ASTM D1193.

9 Number and dimensions of test specimens

9.1 Make six 25 mm by 25 mm by 285 mm [or 1 in. by 1 in. by 11 ¼ in.] test specimens, three
from each of two batches, for each cement.

9.2 In routine tests, 25 mm by 25 mm by 160 mm [or 1 in. by 1 in. by 6 ¼ in.] specimens may
be used, but in case of dispute, results obtained with 25 mm by 25 mm by 285 mm [or
1 in. by 1 in. by 11 ¼ in.] specimens govern.

10 Preparing specimen molds

10.1 Prepare the molds in accordance with ASTM C490/ C490M.

7 dari 11
SNI 2049-11:2021

11 Proporsi, konsistensi, dan pencampuran mortar

11.1 Gunakan 400 g (semen dan gipsum) dan 1.100 g pasir untuk setiap batch. Gunakan
194 ml air pencampur untuk semua semen portland non air-entraining, dan 184 ml air
pencampur untuk semua semen portland air-entraining.

11.2 Campurkan mortar sesuai dengan prosedur untuk pencampuran mortar sesuai
ASTM C305, kecuali setelah menempatkan air pencampur dalam mangkuk, tambahkan
gipsum dan campur pada kecepatan rendah selama 15 detik, kemudian hentikan mikser,
tambahkan semen, dan lanjutkan seperti yang dijelaskan dalam ASTM C305.

12 Prosedur

12.1 Pencetakan benda uji:

12.1.1 Segera setelah penyelesaian uji laju alir, kembalikan mortar ke dalam mangkuk, kerik
semua mortar pada sisi mangkuk ke dalam batch, dan campur ulang pada kecepatan sedang
((285 ± 10) r/min) selama 15 detik. Keluarkan pengaduk dan mangkuk dari mikser dan
goncangkan kelebihan mortar dari pengaduk ke dalam mangkuk. Isi cetakan dalam dua
lapisan, setiap lapisan dipadatkan dengan menggunakan tamper. Padatkan mortar di bagian
sudut-sudut, sekitar gauge stud, dan sepanjang permukaan cetakan dengan menggunakan
tamper hingga didapatkan benda uji homogen. Setelah lapisan atas dipadatkan, potong mortar
sejajar dengan bagian atas cetakan dan ratakan permukaan dengan beberapa tekanan
menggunakan sekop.

12.2 Penyimpanan benda uji:

12.2.1 Penyimpanan awal Curing benda uji dalam cetakan dalam lemari lembab pada (23
± 2) °C [(73,5 ± 3,5) °F] selama 22 jam hingga 23 jam. Kemudian keluarkan benda uji dari
cetakan, identifikasi dengan tepat, dan tempatkan dalam air kapur jenuh pada
(23 ± 2) °C [(73,5 ± 3,5) °F] minimal 30 menit sebelum melakukan pengukuran panjang awal.

12.2.2 Penyimpanan selanjutnya Setelah batang benda uji dikeluarkan dari cetakan dan
diukur, simpan benda uji tersebut secara horizontal dalam air kapur jenuh pada (23 ± 2) °C
[(73,5 ± 3,5) °F]. Simpan benda uji dengan jarak minimal 6 mm [¼ in.] pada setiap sisi kecuali
untuk penyangga yang diperlukan. Rendam benda uji dalam air kapur jenuh minimal 13 mm
[½ in.] di atas permukaan benda uji. Gunakan volume air kapur jenuh tidak melebihi 5 kali
volume batang benda uji untuk menghindari pencucian (leaching) berlebihan. Ganti air kapur
jenuh dengan air kapur jenuh baru setiap 7 hari untuk 28 hari pertama dan setiap 28 hari
selanjutnya.

13 Pengukuran panjang

13.1 Ukur perbedaan panjang benda uji dengan menggunakan pembanding panjang.
Keluarkan benda uji dari penyimpanan air, satu persatu, dan lap dengan menggunakan kain
lembab sebelum pengukuran.

13.2 Lakukan bacaan pertama pada umur 24 jam ± 15 menit dari waktu semen dan air
dicampur bersama. Ukur kembali benda uji pada umur 14 hari.

CATATAN 2 Informasi tambahan mengenai nilai dapat diperoleh dengan mengembalikan benda uji
ke penyimpanan air setelah 14 hari pengujian dan lakukan pengukuran tambahan pada umur yang lebih
lama.

8 dari 11
SNI 2049-11:2021

11 Proportioning, consistency, and mixing of mortar

11.1 Use 400 g (cement plus gypsum) and 1.100 g of sand for each batch. Use 194 ml of
mixing water for all non air-entraining portland cements, and 184 ml of mixing water for all air-
entraining portland cements.

11.2 Mix the mortar according to the procedure for mixing mortars of ASTM C305, except
after placing the mixing water in the bowl, add the gypsum and mix at the slow speed for 15 s,
then stop the mixer, add the cement, and continue as prescribed in ASTM C305.

12 Procedure

12.1 Molding test specimens:

12.1.1 Immediately upon completion of the flow test, return the mortar to the bowl, scrape
down into the batch any mortar on the side of the bowl, and remix at the medium speed
(285 ± 10) r/min for 15 s. Remove the paddle and the bowl from the mixer and shake the
excess mortar from the paddle into the bowl. Fill the mold in two layers, each layer being
compacted with the tamper. Work the mortar into the corners, around the gauge studs, and
along the surfaces of the mold with the tamper until a homogeneous specimen is obtained.
After the top layer has been compacted, cut the mortar off flush with the top of the mold and
smooth the surface with a few strokes of the trowel.

12.2 Storage of test specimens:

12.2.1 Initial storage Cure the specimens in the molds in the moist closet at (23 ± 2) °C
[(73,5 ± 3,5) °F] for 22 h to 23 h. Then remove them from the molds, properly identify, and
place in lime-saturated water at (23 ± 2) °C [(73,5 ± 3,5) °F] for at least 30 min prior to making
the initial length measurement.

12.2.2 Subsequent storage After the bars have been removed from the molds and
measured, store them horizontally in lime-saturated water at (23 ± 2) °C [(73,5 ± 3,5) °F]. Store
the specimens with at least 6 mm [¼ in.] clearance on all sides except for the necessary
supports. Cover the specimens with at least 13 mm [½ in.] of lime-saturated water. Use a
volume of lime-saturated water that does not exceed 5 times the volume of the bars to prevent
excessive leaching. Replenish the lime-saturated water with fresh lime-saturated water every
7 days for the first 28 days and every 28 days thereafter.

13 Length measurement

13.1 Measure the specimens for length by means of the length comparator. Remove them
from the water storage, one at a time, and wipe with a damp cloth before measuring.

13.2 Make the first reading at the age of 24 h ± 15 min from the time the cement and water
are mixed together. Measure the specimen again at the age of 14 days.

NOTE 2 Additional information of value may be obtained by returning the specimen to water storage
after the 14-day test and making additional measurements at later ages.

9 dari 11
SNI 2049-11:2021

14 Perhitungan

14.1 Hitung perbedaan panjang benda uji pada 24 jam dan 14 hari hingga 0,001 % terdekat
dari panjang efektif alat ukur (effective gauge length) dan laporkan sebagai ekspansi benda
uji pada periode tersebut. Semua benda uji yang tersisa setelah 14 hari harus terdiri dari satu
set dengan setidaknya tiga benda uji dengan rentang yang diperbolehkan tergantung pada
jumlah benda uji yang tersisa, sebagai berikut:

Jumlah spesimen Rentang maksimum yang diperbolehkan, %


3 0,010
4 0,011
5 0,012
6 0,012

15 Pelaporan

15.1 Laporkan rata-rata benda uji yang meliputi data hingga 0,001 % terdekat.

16 Presisi dan bias

16.1 Presisi:

16.1.1 Standar deviasi operator tunggal telah ditemukan bernilai: 0,003 % untuk ekspansi
antara 0,01 % dan 0,04 %. Oleh karena itu, hasil dari dua pengujian yang dilakukan dengan
tepat oleh operator yang sama pada bahan yang sama harus tidak berbeda antara satu sama
lain lebih dari 0,009 %.

16.1.2 Standar deviasi antar laboratorium telah ditemukan bernilai 0,005 % untuk ekspansi
antara 0,01 % dan 0,04 %. Oleh karena itu, hasil dari dua pengujian yang dilakukan dengan
tepat pada bahan yang sama oleh dua laboratorium yang berbeda harus tidak berbeda antara
satu sama lain lebih dari 0,014 %.

16.1.3 Presisi metode uji ini telah dievaluasi oleh pengujian bersama (cooperative testing).

16.2 Bias Dikarenakan tidak ada bahan acuan yang dapat diterima yang sesuai untuk
menentukan bias metode uji ini, tidak ada pernyataan mengenai bias yang dibuat.

17 Kata kunci

17.1 Kalsium sulfat; ekspansi; gipsum; semen portland; ketahanan sulfat.

10 dari 11
SNI 2049-11:2021

14 Calculation

14.1 Calculate the difference in length of the specimen at 24 h and at 14 days to the nearest
0,001 % of the effective gauge length and report as the expansion of the specimen at that
period. All specimens remaining after 14 days must comprise a set having at least three
specimens with a permissible range depending on the number of the remaining specimens, as
follows:

No. of specimens Maximum permissible range, %


3 0,010
4 0,011
5 0,012
6 0,012

15 Report

15.1 Report the average of the specimens comprising the set to the nearest 0,001 %.

16 Precision and bias

16.1 Precision:

16.1.1 The single-operator standard deviation has been found to be: 0,003 % for expansions
between 0,01 % and 0,04 %. Therefore, results of two properly conducted tests by the same
operator on the same material should not differ from each other by more than 0,009 %.

16.1.2 The multilaboratory standard deviation has been found to be 0,005 % for expansions
between 0,01 % and 0,04 %. Therefore, results of two properly conducted tests on the same
material in two different laboratories should not differ from each other by more than 0,014 %.

16.1.3 The precision of this test method has been evaluated by cooperative testing.

16.2 Bias Since there is no accepted reference material suitable for determining the bias
for this test method, no statement on bias is being made.

17 Keywords

17.1 Calcium sulfate; expansion; gypsum; portland cement; sulfate resistance.

11 dari 11
Informasi pendukung terkait perumus standar

[1] Komite Teknis perumus SNI


Komite Teknis 91-02, Kimia Bahan Konstruksi

[2] Susunan keanggotaan Komite Teknis 91-02 Kimia Bahan Konstruksi


Ketua : Adie Rochmanto Pandiangan
Sekretaris : Herry Rinaldi
Anggota : Ashady Hanafie
Elis Sofianti
Lasino
Ery Susanto Indrawan
Sih Wuri Andayani
Widodo Santoso
Fajar Soleh FE
Budi Hartono
M. Debiyarto Imran
Bahrul Ulum
Enny Kusnaty

[3] Konseptor RSNI


Sih Wuri Andayani

[4] Sekretariat pengelola Komite Teknis perumus SNI


Pusat Perumusan, Penerapan, dan Pemberlakuan Standardisasi Industri
Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri
Kementerian Perindustrian
BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN
e-mail: bsn@bsn.go.id
www.bsn.go.id

Anda mungkin juga menyukai