Anda di halaman 1dari 28

Alamat: Gedung I BPPT Jl. M.H. Thamrin No.

8, Kebon Sirih, Jakarta 10340


Telp/Fax: (021) 3927527 /(021) 3927422 Website: www.bsn.go.id
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Nomor : 3642/BSN/B2-b2/10/2020 Jakarta, 20 Oktober 2020
Lampiran : 1 (satu) berkas
Hal : Penyampaian Keputusan
Kepala Badan Standardisasi Nasional

Kepada Yth.
Kepala Pusat Standardisasi Industri
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Kementerian Perindustrian
di Jakarta

Bersama ini kami sampaikan Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional


Nomor 458/KEP/BSN/10/2020 tentang Penetapan Standar Nasional Indonesia 8912:2020
Spesifikasi unjuk kerja semen hidraulis untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Atas perhatian dan kerja samanya, kami mengucapkan terima kasih.

Kepala Biro Sumber Daya Manusia,


Organisasi, dan Hukum,

Iryana Margahayu

Tembusan:
1. Sekretaris Utama, BSN;
2. Deputi Bidang Pengembangan Standar, BSN;
3. Direktur Pengembangan Standar Infrastruktur, Penilaian Kesesuaian, Personal, dan Ekonomi
Kreatif, BSN;
4. Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Kerja Sama, dan Layanan Informasi, BSN; dan
5. Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi, BSN

C:\Users\BSN\AppData\Local\Temp\Surat Pengantar SK 458-1.doc


, BADAN
STANDARDISASI
NASIONAL

KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL


NOMOR 458/KEP/BSN/10/2020
TENTANG

PENETAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA


8912:2020 SPESIFIKASI UNJUK KERJA SEMEN HIDRAULIS

KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL,

a. bahwa untuk memenuhi kepentingan


perlindungan terhadap konsumen, pelaku usaha,
tenaga kerja, masyarakat lainnya,
mengembangkan tumbuhnya persaingan yang
sehat, keselamatan, kearaanan, kesehatan, dan
kelestarian fungsi lingkungan hidup, Rancangan
Akhir Standar Nasional Indonesia yang disusun
oleh Komite Teknis perlu ditetapkan menjadi
Standar Nasional Indonesia;

b. bahwa Rancangan Akhir Standar Nasional


Indonesia sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
telah melalui tahapan konsensus dan dinyatakan
memenuhi persyaratan untuk ditetapkan
menjadi Standar Nasional Indonesia;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud daiam huruf a dan huruf b, perlu
menetapkan Keputusan Kepala Badan
Standardisasi Nasional tentang Penetapan
Standar Nasional Indonesia 8912:2020

Spesifikasi unjuk kerja semen hidraulis;


I BADAN
STANDARDISASI
NASIONAL

1. "Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 tentang


Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5584);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2018
tentang Sistem Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian Nasional {Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 110, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6225);
3. Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2018 tentang
Badan Standardisasi Nasional {Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 10);
4. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor

3 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengembangan


Standar Nasional Indonesia {Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 578);
5. Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor

12 Tahun 2018 tentang Perubahan atas


Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor

1 Tahun 2018 tentang Pedoman Tata Cara


Penomoran Standar Nasional Indonesia {Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor
1762);

Memperhatikan Surat Kepala Pusat Standardisasi Industri selaku


Sekretariat Komite Teknis 91-02 Kimia Bahan
Konstruksi; Nomor: B/485/BPPI.4/MS/Vn/2020
tan^al 17 Juli 2020, Hal Pengiriman RSNI3 KT 91-
BADAN
STANDARDlSASt
NASIONAL

-3-

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA BADAN STANDARDISASI


NASIONAL TENTANG PENETAPAN STANDAR
NASIONAL INDONESIA 8912:2020 SPESIFIKASI
UNJUK KERJA SEMEN HIDRAULIS.
KESATU Menetapkan Standar Nasional Indonesia
{SNI} 8912:2020 Spesifikasi unjuk kerja semen
hidraulis.

KEDUA SNI 8912:2020 Spesifikasi unjuk kerja semen


hidraulis sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU merupakan adopsi modifikasi dengan
metode terjemahan dua bahasa [bilinguatj dari
standar American Society for Testing and Materials
(ASTM) C1157/C1157M - 20, Standard performance
specification for hydraulic cement, yang ditetapkan
oleh BSN tahun 2020.

KETIGA Keputusan KepaJa Badan ini mulai berlaku pada


tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 12 Oktober 2020
KEPALA NDARDISASI NASIONAL,

'■f

MAD
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8912:2020

Standar Nasional Indonesia

Spesifikasi unjuk kerja semen hidraulis

Standard performance specification for hydraulic cement

(ASTM C1157/C1157M – 20, MOD)

ICS 91.100.10
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”

“This Standard is modified from C1157/C1157M – 20, Standard performance specification for
hydraulic cement, Copyright ASTM International, 100 Barr Harbour Drive, West
Conshohocken PA 19428 USA.
Reprinted by permission of ASTM International.”

ASTM International has authorized the distribution of this translation of SNI 8912:2020,
but recognizes that the translation has gone through a limited review process. ASTM
neither represents nor warrants that the translation is technically or linguistically
accurate. Only the English edition as published and copyrighted by ASTM shall be
considered the official version. Reproduction of this translation, without ASTM's written
permission is strictly forbidden under U.S. and international copyright laws.

ii
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8912:2020

Daftar isi

Daftar isi ........................................................................................................................ i


Prakata ..........................................................................................................................ii
1 Ruang lingkup ......................................................................................................... 2
2 Acuan normatif ........................................................................................................ 2
3 Istilah dan definisi ................................................................................................... 4
4 Klasifikasi dan penggunaan .................................................................................... 4
5 Informasi pemesanan ............................................................................................. 8
6 Komposisi kimia .................................................................................................... 10
7 Sifat fisika ............................................................................................................. 10
8 Pengambilan contoh ............................................................................................. 10
9 Metode uji ............................................................................................................. 10
10 Persyaratan waktu pengujian .............................................................................. 12
11 Pengujian oleh pabrikan...................................................................................... 12
12 Inspeksi .............................................................................................................. 14
13 Penolakan ........................................................................................................... 14
14 Sertifikasi ............................................................................................................ 14
15 Syarat penandaan............................................................................................... 16
16 Penyimpanan ...................................................................................................... 16
17 Keseragaman sumber ......................................................................................... 16
Lampiran A (Informatif) Daftar penyimpangan teknis .................................................. 18
Bibliografi .................................................................................................................... 19

Tabel 1 - Syarat mutu fisika .......................................................................................... 6

© BSN 2020 i
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 8912:2020

Prakata

Standar Nasional Indonesia (SNI) 8912:2020 dengan judul Spesifikasi unjuk kerja semen
hidraulis merupakan adopsi modifikasi secara bilingual dari ASTM C1157/C1157M – 20,
Standard performance specification for hydraulic cement. Modifikasi dilakukan terhadap Tabel
1 untuk parameter kuat tekan untuk semen hidraulis tipe HE. Standar ini disusun untuk
memudahkan para pengguna semen, dunia konstruksi, dalam melakukan pemilihan jenis
semen yang tepat dan disesuaikan dengan jenis konstruksi yang akan dibuat. Standar semen
hidraulis ini meliputi jenis semen yang dapat digunakan untuk penggunaan umum hingga
penggunaan khusus, tanpa adanya batasan bahan penyusun semen, sepanjang semen
tersebut mampu memenuhi spesifikasi yang ditetapkan oleh standar. Standar ini juga dapat
digunakan sebagai acuan industri semen dalam melakukan proses inovasi produksi, baik
penggunaan bahan maupun proses produksi. Dengan standar ini, sangat memungkinkan
untuk mendapatkan semen ramah lingkungan yang dapat digunakan di konstruksi umum
maupun khusus. Semen hidraulis ini akan dikemas dalam bentuk kemasan curah dan/atau
jumbo bag (500 kg, 1.000 kg, 1.500 kg, dan 2.000 kg) dan tidak akan diperjualbelikan dalam
bentuk kemasan kecil (retail).

Standar ini disusun dan dirumuskan oleh Komite Teknis 91-02 Kimia bahan konstruksi.
Standar ini telah melalui tahap rapat konsensus yang diselenggarakan melalui telekonferensi
secara penuh pada tanggal 15 Juli 2020. Rapat tersebut dihadiri oleh wakil-wakil dari pihak
pihak produsen, konsumen, asosiasi industri terkait, lembaga pengujian dan instansi
pemerintah. SNI ini juga telah melalui tahap jajak pendapat 25 Agustus 2019 sampai dengan
13 September 2019 dengan hasil akhir disetujui menjadi SNI.

Untuk acuan ASTM C109/C109M, Standard test method for compressive strength of hydraulic
cement mortars (using 2-in. Or [50-mm] cube specimens); ASTM C114, Standard test method
for chemical analysis of hydraulic cement; ASTM C150/C150M, Specification for Portland
cement; ASTM C151/C151M, Standard test method for autoclave expansion of hydraulic
cement; ASTM C183/C183M, Practice for sampling and the amount of testing of hydraulic
cement; ASTM C185, Standard test method for air content of hydraulic cement mortar; ASTM
188, Standard test method for density of hydraulic cement; ASTM C191, Standard test method
for time of setting of hydraulic cement by vicat needle; ASTM C204, Standard test Method for
fineness of hydraulic cement by air-permeability apparatus; ASTM C359, Standard test
method for early stiffening of hydraulic cement (mortar method); ASTM C451, Standard test
method for early stiffening of hydraulic cement (paste method); sudah diakomodasi di SNI
2049:2015, Semen portland.

Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.

© BSN 2020 ii
SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
Halaman ini disengaja kosong untuk memastikan bahwa penyajian SNI dengan
metode dua bahasa dapat ditampilkan di halaman ganjil-genap

© BSN 2020 1 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
Spesifikasi unjuk kerja semen hidraulis

1 Ruang lingkup

1.1 Standar ini menetapkan spesifikasi teknis untuk semen hidraulis yang digunakan untuk
konstruksi umum dan aplikasi khusus. Standar ini tidak memberikan batasan komposisi kimia
semen atau unsurnya (lihat Catatan 1).

CATATAN 1 Terdapat 2 standar yang berhubungan dengan semen hidraulis, spesifikasi pada ASTM
C150/C10M untuk semen portland dan spesifikasi pada ASTM C595/C595M untuk semen campur,
dimana keduanya memiliki persyaratan yang menentukan dan unjuk kerja.

1.2 Standar ini mengklasifikasi semen berdasarkan persyaratan yang spesifik untuk
kegunaan umum (general use), kuat tekan awal tinggi (high early strength), ketahanan
terhadap serangan sulfat (sulphate resistance), dan panas hidrasi (heat of hydration). Untuk
persyaratan tambahan mengakomodasi reaktivitas rendah terhadap agregat yang reaktif
terhadap alkali-silika (low reactivity with alkali–silica–reactive aggregates) dan untuk semen
yang mengandung udara (air entraining cements).

1.3 Angka-angka dinyatakan dalam satuan SI atau satuan inch-pound dianggap sebagai
bagian yang terpisah dari standar. Angka yang dinyatakan dalam setiap sistem mungkin tidak
sama persis, tetapi setiap sistem harus digunakan secara independen dari yang lain.
Menggabungkan dua nilai dari dua sistem dapat menghasilkan ketidaksesuaian terhadap
standar. Angka yang dinyatakan dalam satuan SI [atau satuan inch–pound] harus diperoleh
dengan cara pengukuran dalam satuan SI [atau satuan inch–pound] atau dengan cara
konversi tertentu, menggunakan aturan konversi atau pembulatan yang diberikan oleh
IEEE/ASTM SI 10, untuk pengukuran yang dibuat dalam satuan lain [atau satuan SI]. Angka
yang dinyatakan hanya dalam unit SI pada saat satuan inch–pound tidak digunakan dalam
praktik.

1.4 Teks yang ada pada standar mengacu ke catatan atau catatan kaki yang memberikan
penjelasan tambahan. Catatan dan catatan kaki tersebut (kecuali yang ada pada tabel dan
gambar) bukan merupakan persyaratan standar.

1.5 Standar ini tidak dimaksudkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan masalah
keselamatan, jika ada, terkait dengan penggunaan. Merupakan tanggung jawab pengguna
standar ini untuk menyiapkan keselamatan yang sesuai dan aturan kesehatan dan
menerapkan batasan peraturan sebelum digunakan.

1.6 Standar ini dikembangkan sesuai dengan prinsip standardisasi internasional yang
ditetapkan dalam keputusan mengenai prinsip-prinsip pengembangan standar internasional,
petunjuk dan rekomendasi yang dikeluarkan oleh Word Trade Organization Technical Barriers
to Trade (TBT) committee.

2 Acuan normatif

ASTM C109/C109M, Test method for compressive strength of hydraulic cement mortars (using
2-in. or [50-mm] cube specimens)
ASTM C114, Test method for chemical analysis of hydraulic cement
ASTM C150/C150M, Specification for portland cement
ASTM C151/C151M, Test method for autoclave expansion of hydraulic cement

© BSN 2020 2 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
Standard performance specification for hydraulic cement

1 Scope

1.1 This performance specification covers hydraulic cements for both general and special
applications. There are no restrictions on the composition of the cement or its constituents (see
Note 1).

NOTE 1 There are two related hydraulic cement standards, Specification C150/C150M for portland
cement and Specifications C595/C595M for blended cements, both of which contain prescriptive and
performance requirements

1.2 This performance specification classifies cements based on specific requirements for
general use, high early strength, resistance to attack by sulfates, and heat of hydration.
Optional requirements are provided for the property of low reactivity with alkali-silica-reactive
aggregates and for air-entraining cements.

1.3 The values stated in either SI units or inch-pound units are to be regarded separately as
standard. The values stated in each system may not be exact equivalents; therefore, each
system shall be used independently of the other. Combining values from the two systems may
result in non-conformance with the standard. Values in SI units [or inch-pound units] shall be
obtained by measurement in SI units [or inch-pound units] or by appropriate conversion, using
the Rules for Conversion and Rounding given in IEEE/ASTM SI 10, of measurements made in
other units [or SI units]. Values are stated in only SI units when inch-pound units are not used
in practice.

1.4 The text of this performance specification refers to notes and footnotes that provide
explanatory material. These notes and footnotes (excluding those in tables and figures) are not
requirements of the standard.

1.5 This standard does not purport to address all of the safety concerns, if any, associated
with its use. It is the responsibility of the user of this standard to establish appropriate safety,
health, and environmental practices and determine the applicability of regulatory limitations
prior to use.

1.6 This international standard was developed in accordance with internationally recognized
principles on standardization established in the Decision on Principles for the Development of
International Standards, Guides and Recommendations issued by the World Trade
Organization Technical Barriers to Trade (TBT) Committee.

2 Referenced documents

ASTM C109/C109M, Test method for compressive strength of hydraulic cement mortars using
2-in. or [50-mm] cube specimens)
ASTM C114, Test methods for chemical analysis of hydraulic cement
ASTM C150/C150M, Specification for portland cement
ASTM C151/C151M, Test method for autoclave expansion of hydraulic cement

© BSN 2020 3 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
ASTM C183/C183M, Practice for sampling and the amount of testing of hydraulic cement
ASTM C185, Test method for air content of hydraulic cement mortar
ASTM C188, Test method for density of hydraulic cement
ASTM C191, Test method for time of setting of hydraulic cement by vicat needle
ASTM C204, Test method for fineness of hydraulic cement by air-permeability apparatus
ASTM C219, Terminology relating to hydraulic and other inorganic cement
ASTM C227, Test method for potential alkali reactivity of cement-aggregate combinations
(mortar-bar method) (Withdrawn 2018)
ASTM C359, Test method for early stiffening of hydraulic cement (mortar method)
ASTM C430, Test method for fineness of hydraulic cement by the 45-m (No. 325) sieve
ASTM C441/C441M, Test method for effectiveness of pozzolans or ground blast-furnace slag
in preventing excessive expansion of concrete due to the alkali-silica reaction
ASTM C451, Test method for early stiffening of hydraulic cement (paste method)
ASTM C595/C595M, Specification for blended hydraulic cement
ASTM C1012/C1012M, Test method for length change of hydraulic-cement mortar exposed to
sulfate solution
ASTM C1038/C1038M, Test method for expansion of hydraulic cement mortar bars stored in
water
ASTM C1702, Test method for measurement of heat of hydration of hydraulic cementitious
materials using isothermal conduction calorimetry
IEEE/ASTM SI 10, American national standard for use of the international system of units (SI):
the modern metric system

3 Istilah dan definisi

3.1 Definisi

3.1.1 Untuk tujuan penggunaan dokumen ini, istilah dan definisi yang ada dalam
ASTM C219, serta istilah dan definisi berikut ini berlaku.

3.1.1.1
semen hidraulis
semen yang dapat mengalami setting dan mengeras secara reaksi kimia dengan air dan dapat
terjadi hal tersebut dengan adanya air

4 Klasifikasi dan penggunaan

4.1 Tipe dari semen hidraulis dinyatakan dalam Pasal 4.2.1–4.2.6 dan diklasifikasikan sesuai
dengan persyaratan yang dinyatakan dalam Tabel 1 Persyaratan fisika (lihat Catatan 2).

CATATAN 2 Spesifikasi ini didasari oleh karakteristik semen hidraulis terhadap unjuk kerja beton,
termasuk perkembangan kuat tekan, ketahanan sulfat, panas hidrasi dan ketahanan terhadap
reaktivitas alkali-silika. Unjuk kerja dari beton dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti karakteristik
bahan, desain campuran (mix design), pembuatan, penanganan dan kondisi lingkungan. Untuk unjuk
kerja beton, termasuk permeabilitas, ketahanan terhadap siklus freeze–thaw dan deicer salt scaling,
maka informasi tambahan tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan tes perbandingan beton.

© BSN 2020 4 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
ASTM C183/C183M, Practice for sampling and the amount of testing of hydraulic cement
ASTM C185, Test method for air content of hydraulic cement mortar
ASTM C188, Test method for density of hydraulic cement
ASTM C191, Test method for time of setting of hydraulic cement by vicat needle
ASTM C204, Test method for fineness of hydraulic cement by air-permeability apparatus
ASTM C219, Terminology relating to hydraulic and other inorganic cement
ASTM C227, Test method for potential alkali reactivity of cement-aggregate combinations
(mortar-bar method) (Withdrawn 2018)
ASTM C359, Test method for early stiffening of hydraulic cement (mortar method)
ASTM C430, Test method for fineness of hydraulic cement by the 45-m (No. 325) sieve
ASTM C441/C441M, Test method for effectiveness of pozzolans or ground blast-furnace slag
in preventing excessive expansion of concrete due to the alkali-silica reaction
ASTM C451, Test method for early stiffening of hydraulic cement (paste method)
ASTM C595/C595M, Specification for blended hydraulic cement
ASTM C1012/C1012M, Test method for length change of hydraulic-cement mortar exposed to
sulfate solution
ASTM C1038/C1038M, Test method for expansion of hydraulic cement mortar bars stored in
water
ASTM C1702, Test method for measurement of heat of hydration of hydraulic cementitious
materials using isothermal conduction calorimetry
IEEE/ASTM SI 10, American national standard for use of the international system of units (SI):
the modern metric system

3 Terminology

3.1 Definitions:

3.1.1 Terms used in this specification are defined in Terminology C219.

4 Classification and use

4.1 The types of hydraulic cement covered by this specification are given in 4.2.1–4.2.6 and
are classified in accordance with specific properties defined in Table 1 (see Note 2).

NOTE 2 This specification is based on hydraulic cement attributes related to concrete performance,
including strength development, sulfate resistance, heat of hydration, and resistance to alkali-silica
reactivity. Concrete performance is dependent on many factors such as characteristics of other concrete
materials, mix design, production, handling, and environmental conditions. For performance properties
of concrete, including permeability, resistance to freeze-thaw cycles and deicer salt scaling, additional
information may be obtained through the use of comparative testing of concretes.

© BSN 2020 5 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
4.2 Semen yang sesuai dengan standar ini akan sesuai nomenklatur dengan karakteristik
berdasarkan tipe yang sesuai dengan Pasal 4.2.1–4.2.6. Jika tipe tidak dinyatakan secara
jelas, maka semen hidraulis tersebut dikategorikan sebagai tipe GU.

4.2.1 Tipe GU – Semen hidraulis untuk konstruksi umum. Dapat digunakan jika tidak
membutuhkan satu atau lebih kondisi khusus (general use).

4.2.2 Tipe HE – Kuat tekan awal tinggi (high early-strength).

4.2.3 Tipe MS – Ketahanan sulfat sedang (moderate sulfate resistance).

4.2.4 Tipe HS – Ketahanan sulfat tinggi (high sulfate resistance).

4.2.5 Tipe MH – Panas hidrasi sedang (moderate heat of hydration).

4.2.6 Tipe LH – Panas hidrasi rendah (low heat of hydration).

4.3 Opsi tambahan – Tambahan opsi pembelian dapat ditambahkan untuk tipe semen
tersebut di atas. Pada saat diminta satu atau lebih opsi tersebut, maka huruf yang menyatakan
tipe tambahan semen tersebut ditulis setelah tipe semen dasar. (Sebagai contoh, Tipe MS(R)
atau MS(A)).

4.3.1 Opsi R (low reactivity with alkali-silica-reactive aggregates) – Pada saat diuji potensial
aktivitas (potential activity) terhadap agregat, semen harus memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam Tabel 1 untuk opsi R.

4.3.2 Opsi A (air-entraining) – air entraining cements harus memenuhi persyaratan yang
tercantum dalam Tabel 1 untuk opsi A.

Tabel 1  Syarat mutu fisika

Jenis semen
No. Uraian Satuan
GU HE MS HS MH LH
A A A A A A
1. Kehalusan
2. Perubahan panjang
dengan autoclave, maks. % 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80
3. Waktu pengikatan
dengan alat vicatB:
- Pengikatan awal, min. menit 45 45 45 45 45 45
- Pengikatan akhir, maks. menit 420 420 420 420 420 420
4. Kandungan udara di
% 12 12 12 12 12 12
dalam mortarC, maks.
5. Kuat tekanD:
1 hari, min. MPa - 9 - - - -
3 hari, min. MPa 13 20 11 11 5 -
7 hari, min. MPa 20 - 18 18 11 11
28 hari, min. MPa 28 - - 25 - 21
6. Panas hidrasi:
3 hari, maks. Kalori/g - - - - 80 50
7 hari, maks. Kalori/g - - - - - 55
7. Ekspansi mortar
14 hari, maks. % 0,020 0,020 0,020 0,020 0,020 0,020

© BSN 2020 6 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
4.2 Cements conforming to this specification shall be designated in accordance with the
nomenclature with special characteristics indicated by type in accordance with the types in
4.2.1–4.2.6. When the type is not specified, the requirements of type GU shall apply.

4.2.1 Type GU – Hydraulic cement for general construction. Use when one or more of the
special types are not required.

4.2.2 Type HE – High Early-Strength.

4.2.3 Type MS – Moderate Sulfate Resistance.

4.2.4 Type HS – High Sulfate Resistance.

4.2.5 Type MH – Moderate Heat of Hydration.

4.2.6 Type LH – Low Heat of Hydration.

4.3 Additional options – The following additional purchase options apply for any of the
principal types listed. When one or both of these options is invoked, its letter designation and
title shall follow immediately after the respective letter designation and title of the principal type
(for example, Type MS(R) or Type MS(A)).

4.3.1 Option R (low reactivity with alkali-silica-reactive aggregates) – When tested for
potential activity with reactive aggregates, the cement shall meet the requirements of Table 1
for Option R.

4.3.2 Option A (Air-entraining)—Air-entraining cements shall meet the air content


requirements of Table 1 for Option A

Tabel 1 – Standard physical requirements

Cement type
No. Parameter test Unit
GU HE MS HS MH LH
A A A A A A
1. Fineness
2. Autoclave length change,
max. % 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80
3. Time of setting, Vicat
testB:
menit 45 45 45 45 45 45
- Initial, min.
menit 420 420 420 420 420 420
- Final, max.
4. Air content of mortar
% 12 12 12 12 12 12
volumeC
5. Compressive strength,
min.D:
1 day MPa - 9 - - - -
3 days MPa 13 20 11 11 5 -
7 days MPa 20 - 18 18 11 11
28 days MPa 28 - - 25 - 21
6. Heat of hydration, max.:
3 days cal/g - - - - 80 50
7 days cal/g - - - - - 55
7. Mortar bar expansion
14 days, max. % 0,020 0,020 0,020 0,020 0,020 0,020

© BSN 2020 7 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
Tabel 1  lanjutan (2 dari 2)

Jenis semen
No. Uraian Satuan
GU HE MS HS MH LH
E
8. Ekspansi sulfat :
6 bulan, maks. % - - 0,10 0,05 - -
1 tahun, maks. % - - - 0,10 - -
Syarat fisika tambahan
Opsi A, air entrainingC,F
1. Kandungan udara mortar:
maks. % 22 22 22 22 22 22
min. % 16 16 16 16 16 16
G
Opsi R, low reactivity with alkali-silica-reactive aggregates
1. Ekspansi:
14 hari, maks. % 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02
56 hari, maks. % 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
2. Kekakuan awal, penetrasi
% 50 50 50 50 50 50
akhir, maks.
3. Kuat tekanD
MPa - - 28,0 - 22,0 -
28 hari, min.
Keterangan:
A Nilai kehalusan dalam bentuk sisa di atas ayakan 45 μm (no.325) ataupun kehalusan yang
dinyatakan dalam luas permukaan spesifik semen dihitung sebagai jumlah luas permukaan total
cm2/gram atau m2/kg semen wajib dicantumkan di dalam sertifikat hasil uji yang dikeluarkan oleh
produsen semen.
B Pengujian waktu pengikatan sesuai dengan ASTM C191.
C Hasil uji kandungan udara di dalam mortar tidak dapat menjamin nilai kandungan udara di dalam
beton.
D Semen dapat dikirimkan sebelum hasil uji nilai kuat tekan usia akhir diperoleh. Untuk kasus
tersebut, nilai hasil uji dibiarkan kosong. Sebagai alternatif, produsen dapat memberikan nilai
perkiraan berdasarkan nilai pengawasan mutu proses produksi sebelumnya. Nilai yang
merupakan hasil estimasi harus dinyatakan dalam laporan.
E Di dalam pengujian semen tipe HS, pengujian satu tahun tidak diperlukan jika nilai pengujian
ekspansi 6 bulan sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan. Jika nilai pengujian tidak
memenuhi batasan ekspansi 6 bulan, maka semen tersebut tidak dinyatakan gagal kecuali jika
tidak memenuhi batasan ekspansi 1 tahun.
F Jika opsi tambahan ini dibutuhkan, maka dapat menggantikan kandungan udara mortar
maksimum sesuai dengan persyaratan yang ada pada Tabel 1. Nilai kuat tekan minimum dari air
entraining cement tidak boleh kurang dari 80 % dari nilai non-air entraining cement.
G Sesuai dengan persyaratan tidak boleh diminta kecuali semen akan digunakan dengan agregat

reaktif terhadap alkali (alkali-reactive aggregate).

5 Informasi pemesanan

5.1 Pemesanan semen sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan pada spesifikasi
ini harus mencakup:

5.1.1 Tipe semen sesuai standar ini (SNI), dan tanggal,

5.1.2 Tipe semen yang dibutuhkan. Jika tidak dicantumkan maka dianggap sebagai tipe GU,

5.1.3 Pernyataan jika ada opsi tambahan,

5.1.4 Hasil uji dari pabrikan, jika dibutuhkan.

© BSN 2020 8 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
Tabel 1 – Continued (2 of 2)

Cement type
No. Parameter test Unit
GU HE MS HS MH LH
8. Sulfate expansionE:
6 months, max. % - - 0,10 0,05 - -
1 year, max. % - - - 0,10 - -
Optional physical requirements
Opsion A, air entrainingC,F
1. Air content of mortar
volume:
max. % 22 22 22 22 22 22
min. % 16 16 16 16 16 16
Opsion R, low reactivity with alkali-silica-reactive aggregatesG
1. Ekspansion at:
14 days, max. % 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02
56 days, max. % 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
2. Early stiffening, final
% 50 50 50 50 50 50
penetration, min
G
3. Comperssive strength
MPa - - 28,0 - 22,0 -
28 days, min
Note:
A Both amount retained when wet sieved on the 45 µm (No. 325) sieve and specific surface area
by air permeability apparatus in m 2/kg shall be reported on all certificates of test results requested
from the manufacturer.
B Time of setting refers to initial setting time in ASTM C191.
C A given value of air content in mortar does not necessarily assure that the desired air content will
be obtained in concrete.
D Cements may be shipped prior to later-age test data being available. In such cases, the test value
may be left blank. Alternatively, the manufacturer can generally provide estimates based on
historical production data. The report shall indicate if such estimates are provided.
E In the testing of HS cement, testing at one year shall not be required when the cement meets the
six-month limit. An HS cement failing the six-month limit shall not be rejected unless it also fails
the one-year limit.
F When this option is invoked, it replaces the maximum air content of mortar listed in the default
table requirements. The minimum compressive strength of air-entraining cements shall be no less
than 80 % of that of the comparable non-air-entraining cement type.
G Compliance with this requirement shall not be requested unless the cement will be used with
alkali-reactive aggregate.

5 Ordering information

5.1 Orders for cement meeting the requirements of this specification shall include:

5.1.1 The specification designation ASTM C1157 and date,

5.1.2 The type of cement required. If no type is specified, Type GU shall be supplied,

5.1.3 A statement that an option is invoked, when such is desired, and

5.1.4 Manufacturer’s certification, if required.

© BSN 2020 9 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
6 Komposisi kimia

6.1 Komposisi kimia semen tidak dipersyaratkan. Tetapi semen harus diuji komposisi kimia
sebagai informasi.

7 Sifat fisika

7.1 Semen dengan tipe yang dispesifikasikan harus memenuhi seluruh persyaratan yang
telah ditetapkan sesuai dengan Tabel 1.

7.2 Pada saat persyaratan opsional ditetapkan, maka semen harus memenuhi persyaratan
yang telah ditetapkan pada Tabel 1.

8 Pengambilan contoh

8.1 Pada saat pembeli mempersyaratkan pengambilan contoh dan pengujian untuk
memverifikasi kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan, maka metode
pengambilan contoh mengacu kepada ASTM C183. Fasilitas untuk proses pengambilan
contoh produk semen harus disediakan. Contoh produk semen dapat diambil dari mill atau di
lokasi transfer yang ditetapkan oleh pembeli.

8.2 Metode pengambilan contoh sesuai dengan ASTM C183 tidak diperuntukkan untuk
proses pengawasan mutu pabrikan dan tidak dibutuhkan untuk proses sertifikasi

9 Metode uji

9.1 Pada saat diuji untuk melihat kesesuaian terhadap spesifikasi, atau untuk karakterisasi
umum, metode uji yang digunakan sesuai dengan ASTM yang berlaku, dengan beberapa
modifikasi atau pengecualian jika diperlukan.

9.2 Metode uji kimia untuk oksida baik major atau minor dengan komposisi terbesar
mengikuti ASTM C114, termasuk hilang pijar, dimana menyumbangkan minimal 98 % dari
massa total semen.

9.3 Kehalusan:

9.3.1 Kehalusan diuji dengan menggunakan metode uji sesuai dengan ASTM C204.

9.3.2 Penentuan jumlah yang tertahan oleh saringan 45 m (No. 325) menggunakan metode
uji ASTM C430.

9.4 Penentuan ekspansi dengan autoclave menggunakan metode uji sesuai dengan
ASTM C151/C151M, kecuali untuk semen dengan nilai kuat tekan 1 hari 3,4 MPa, simpan
benda uji di dalam lemari lembab selama 48 jam sebelum dilepas dari cetakan dan pengukuran
panjang.

9.5 Penentuan waktu pengikatan menggunakan metode uji ASTM C191. Hanya waktu
pengikatan awal yang dibutuhkan.

9.6 Penentuan kandungan udara mortar mengunakan metode uji ASTM C185, dengan
memasukkan nilai berat jenis hasil pengujian sesuai dengan metode uji ASTM C188, jika
nilainya berbeda dari 3,15 Mg/m3 lebih dari 0,05 Mg/m3.

© BSN 2020 10 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
6 Chemical composition

6.1 The chemical composition for the cement is not specified. However, the cement shall be
analyzed for informational purposes.

7 Physical properties

7.1 Cement of the type specified shall conform to all of the applicable standard physical
requirements of Table 1.

7.2 When optional requirements are specified, the cement shall conform to the applicable
optional limits of Table 1.

8 Sampling

8.1 When the purchaser requires that the cement be sampled and tested to verify compliance
with this specification, sample in accordance with ASTM C183/C183M. Provide adequate
facilities for sampling the finished cement. Sample the finished cement at the mill or at the site
of transfer of ownership as may be specified by the purchaser.

8.2 ASTM C183/C183M is not designed for manufacturing quality control and is not required
for manufacturer’s certification.

9 Test methods

9.1 When testing a cement for compliance with this specification, or for general
characterization, use the following methods, with modifications or exceptions as indicated.

9.2 Chemical analysis—Chemically analyze the cement using ASTM C114 for major and
minor oxides present in greatest quantity that together, including loss-on-ignition, constitute at
least 98 % of the total mass of the cement.

9.3 Fineness:

9.3.1 Determine fineness by ASTM C204.

9.3.2 Determine amount retained on the 45 µm (No. 325) sieve by ASTM C430.

9.4 Determine autoclave expansion by ASTM C151M, except that for cement with one-day
compressive strengths anticipated to be below 3.4 MPa [500 psi], store the test specimen in a
moist cabinet for a period of 48 h before demolding and measuring their length.

9.5 Determine the time of setting using ASTM C191. Only the time of initial setting is required.

9.6 Test the mortar for air content using ASTM C185 using the actual density of the cement,
as determined by ASTM C188, if it differs from 3,15 Mg/m3 by more than 0.05 Mg/m3.

© BSN 2020 11 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
9.7 Penentuan kuat tekan menggunakan metode uji ASTM C109/C109M. Pengujian harus
dilaksanakan untuk setiap umur seperti yang ditetapkan pada Tabel 1.

9.8 Penentuan panas hidrasi menggunakan metode uji ASTM C1702.

9.9 Penentuan ketahanan sulfat menggunakan metode uji ASTM C1012/C1012M.

9.10 Penentuan reaktivitas semen terhadap alkali-silica-reactive aggregate (Opsi R)


menggunakan metode uji ASTM C227 dengan menggunakan agregat crushed borosilicate
glass, sesuai dengan persyaratan yang ada pada ASTM C441/C441M.

9.11 Penentuan kekakuan awal (early stiffening) menggunakan metode uji ASTM C451 (lihat
catatan 3).

CATATAN 3 Informasi karakterisasi tambahan dapat diperoleh dengan menggunakan metode uji
ASTM C359.

9.12 Penentuan ekspansi mortar menggunakan metode uji ASTM C1038/ C1038M setelah
perendaman selama 14 hari.

10 Persyaratan waktu pengujian

10.1 Pembeli harus membuat pengaturan terkait dengan proses pengiriman contoh ke
laboratorium uji. Waktu pengiriman yang dibutuhkan untuk pengiriman harus ditambahkan ke
dalam periode waktu minimum yang diperbolehkan untuk proses penerimaan contoh
laboratorium uji.

10.2 Waktu minimum yang diperbolehkan mulai dari penerimaan contoh sampai dengan
pelaporan hasil uji harus ditentukan berdasarkan usia kuat tekan ditambah 7 hari.

10.3 Laporan uji tertulis dapat diperoleh dalam waktu tidak lebih dari 3 hari dalam periode
yang ditetapkan dalam Pasal 10.2.

10.4 Batasan waktu tersebut tidak berlaku untuk uji ulang atau pengujian tambahan.
Pengujian tersebut harus tidak dijadikan acuan dalam penerimaan atau penolakan. (lihat
Catatan 4).

CATATAN 4 Pengaruh aging terhadap contoh semen yang disimpan dalam waktu yang lama dapat
menghasilkan hasil uji yang tidak mewakili untuk semen segar ataupun semen yang disimpan dalam
jumlah besar pada periode tersebut.

11 Pengujian oleh pabrikan

11.1 Uji contoh semen untuk kesesuaian terhadap standar, dan analisa kimia, kandungan
udara dan kehalusan. Lokasi dan waktu pengambilan contoh dilakukan berdasarkan kebijakan
pabrikan, dan dapat diubah berdasarkan kesepakatan antara pembeli dan supplier.
Pengambilan contoh dan pengujian merupakan bagian atau tambahan dari kegiatan
pengawasan mutu pabrikan.

11.2 Pengujian khusus:

11.2.1 ‘Persyaratan tambahan pengujian hanya berlaku untuk ketahanan sulfat dan low
reactivity with alkali-silica reactive aggregates.

© BSN 2020 12 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
9.7 Determine compressive strength using ASTM C109/C109M. Tests shall be conducted at
each age specified in Table 1.

9.8 Determine heat of hydration using ASTM C1702.

9.9 Determine sulfate resistance using ASTM C1012/ C1012M.

9.10 Determine reactivity of cement with alkali-silica-reactive aggregate (Option R) using


ASTM C227 using crushed borosilicate glass, as described in ASTM C441/C441M, as
aggregate.

9.11 Determine early stiffening using ASTM C451 (see Note 3).

NOTE 3 Additional characterization information may be obtained with ASTM C359.

9.12 Determine mortar bar expansion using ASTM C1038/C1038M using a 14-day
immersion period.

10 Testing time requirements

10.1 The purchaser shall make necessary arrangements for shipment of samples to the
testing laboratory. Add the time required for transport to the laboratory to the minimum time
intervals allowed from receipt of the samples by the testing laboratory.

10.2 The minimum time allowed from receipt of samples by the testing laboratory to the
report of test results shall be determined by the required age of specimen at the time of testing
plus seven days.

10.3 A written report of results of applicable tests shall be available within not more than
three days of the interval indicated in 10.2.

10.4 These time limits do not apply to retesting or additional testing. Such testing shall not
provide the basis for initial acceptance or rejection of the cement (see Note 4).

NOTE 4 Aging effects on small samples of cement stored for long periods of time can produce test
results that are not representative of the fresh cement nor of cement stored in large quantity for equal
periods of time.

11 Testing by the manufacturer

11.1 Test samples of cement for compliance with this specification, and for chemical
analysis, air content, and fineness. Location and frequency of sampling are at the discretion of
the manufacturer and are permitted to be changed upon agreement between the purchaser
and supplier. Sampling and testing shall be either part of, or in addition to, the manufacturer’s
normal quality control.

11.2 Special testing:

11.2.1 The following requirements for testing apply only to tests for sulfate resistance and
low reactivity with alkali-silica-reactive aggregates.

© BSN 2020 13 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
11.2.1.1 Untuk semen tahan sulfat tipe MS dan HS dan untuk opsi R, pengujian dilakukan
minimal 12 bulan sekali.
1. Uji ulang jika satu bahan baku dengan komposisi 10 % massa atau lebih diubah dengan
perbedaan ± 5 % atau lebih (lihat Catatan 5).
CATATAN 5 Sebagai contoh, semen telah memenuhi persyaratan jika kandungan slag atau fly ash
25 % massa, dan semen harus dilakukan uji ulang jika kandungan bahan tersebut di luar rentang 20 %
- 30 %.
2. Uji ulang dilakukan jika satu bahan baku dengan komposisi kurang dari 10 % diubah
sebanyak ± 50 % atau lebih dari komposisi sebelumnya yang telah memenuhi persyaratan
(lihat Catatan 6).
CATATAN 6 Sebagai contoh, semen telah memenuhi persyaratan mengandung 5 % silica fume maka
pengujian ulang harus dilakukan jika kandungan silica fume diubah di luar rentang 2.5 % - 7.5 %.
3. Uji ulang dilakukan jika % massa SiO2 atau CaO dalam semen atau jika % massa CaO atau
SiO2 dalam suatu bahan dengan komposisi 10 % massa atau lebih diubah ± 3 % atau lebih
(lihat Catatan 7).
CATATAN 7 Sebagai contoh, jika kandungan SiO2 20 % memenuhi persyaratan, maka uji ulang harus
dilakukan jika kandungan bahan tersebut berada di luar rentang 17 % - 23 %.

12 Inspeksi

12.1 Inspeksi material harus disetujui antara penjual dan pembeli sebagai bagian dari
perjanjian jual beli.

13 Penolakan

13.1 Sebagai opsi pembeli, semen yang gagal memenuhi persyaratan dalam standar ini
harus ditolak. Laporan penolakan kepada pabrikan atau supplier harus tepat dan ditulis,
menyatakan alasan penolakan.

13.2 Sebagai opsi pembeli, kemasan dengan massa kurang dari 2 % dari yang tertera pada
kemasan harus ditolak.

13.3 Sebagai opsi pembeli, semen curah yang disimpan lebih dari 6 bulan setelah pengujian,
atau semen dalam kemasan yang ada pada vendor lebih dari 3 bulan, harus diambil contoh
dan diuji ulang, dan dinyatakan gagal jika tidak memenuhi persyaratan standar ini.

14 Sertifikasi

14.1 Atas permintaan pembeli di dalam perjanjian jual beli, laporan pabrikan harus disiapkan
pada saat pengiriman yang menyatakan hasil pengujian dibuat terhadap contoh semen yang
diambil dari proses produksi atau transfer dan mensertifikasi bahwa semen tersebut
memenuhi persyaratan terhadap standar ini.

14.2 Atas permintaan pembeli di dalam perjanjian jual beli, pabrikan harus menyatakan
secara tertulis tipe dan jumlah bahan yang digunakan dalam proses produksi semen hidraulis.

© BSN 2020 14 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
11.2.1.1 For sulfate resistance of Types MS and HS and for Option R of any cement, make
tests at least once every twelve months.
1. Retest if the amount of an ingredient making up 10 % by mass or more of the cement is
changed by ± 5 % or more by mass (see Note 5).
NOTE 5 For example, if the cement met the applicable requirement with a slag or fly ash content of
25 % by mass, retesting is required if the slag or fly ash content is changed beyond the range of 20 %
to 30 %.
2. Retest if the amount of an ingredient making up less than 10 % by mass of the cement is
changed by ± 50 % or more of the amount previously shown to satisfy the applicable
requirements (see Note 6).
NOTE 6 For example, if the cement met the applicable requirement with a silica fume content of 5 %
by mass, retesting is required if the silica fume content is changed beyond the range of 2,5 % to 7,5 %.
3. Retest if the mass % of SiO2 or CaO in the cement, or if the mass % of CaO or SiO2 in an ingredient
making up 10 % by mass or more of the cement, is changed by ± 3 % or more by mass (see Note 7).
NOTE 7 For example, if the SiO2 content of the cement met the requirement at 20 % by mass of the
cement, retesting is required if the SiO2 content changes beyond the range of 17 % to 23 %.

12 Inspection

12.1 Inspection of the material shall be as agreed upon between the purchaser and the seller
as part of the purchase contract.

13 Rejection

13.1 At the option of the purchaser, material that fails to conform to the applicable
requirements of this specification for the type specified shall be rejected. Report rejection to
the manufacturer or supplier promptly and in writing, stating the specific reasons for rejection.

13.2 At the option of the purchaser, packages more than 2 % below the mass marked
thereon shall be rejected.

13.3 At the option of the purchaser, bulk cement remaining in storage for more than six
months after testing, or packaged cement remaining in the possession of a vendor for more
than three months, shall be sampled and retested and rejected if it fails to meet any of the
applicable requirements of this specification.

14 Certification

14.1 Upon request of the purchaser in the contract or order, a manufacturer’s report shall be
furnished at the time of shipment stating the results of tests made on samples of the material
taken during production or transfer and certifying that the cement conforms to applicable
requirements of this specification.

14.2 At the request of the purchaser in the contract or order, the manufacturer shall state in
writing the types and amounts of the ingredients used in manufacture of the hydraulic cement.

© BSN 2020 15 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
14.3 Untuk semen jenis MS dan HS dengan opsi R atau A, pada saat dinyatakan, hasil
pengujian harus menunjukkan kesesuaian terhadap persyaratan harus tersedia pada saat
proses inspeksi dan laporan pabrikan harus menyatakan semua persyaratan telah dipenuhi.

15 Syarat penandaan

15.1 Pada saat semen dikirim, kata-kata yang menyatakan tipe semen, nama dan merek
pabrikan, massa semen, dan daftar komposisi, dengan menggunakan nama generik yang
disusun mulai dari komposisi yang paling besar (lihat Catatan 8), harus ditulis secara jelas
dalam setiap dokumen pengiriman. Informasi yang serupa harus sesuai dengan sertifikat dari
pabrikan yang melengkapi proses pengiriman.

CATATAN 8 Daftar berikut adalah nama generik dari bahan-bahan penyusun semen yang mungkin
digunakan dalam produksi semen hidraulis. Daftar di bawah ini hanya mewakili dan bukan inklusif.

Kelas bahan Contoh istilah generik


Semen Semen Portland, terak semen Portland
Bahan kalsium Kalsium karbonat, batu kapur, kapur hidrat, cement kiln dust (CKD)
Pozzolan Fly ash kelas F, fly ash kelas C, pozolan alam, kalsinasi pozolan alam,
silica fume
Slag Granulated iron blast-furnace slag
Bahan tambahan Kalsium sulfat (gipsum), water reducer, accelerator, retarder, water
reducer-retarder, air-entraining agent addition, processing addition

16 Penyimpanan

16.1 Semen harus disimpan sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan akses untuk
proses inspeksi dan identifikasi dalam setiap pengiriman dan disimpan dalam bangunan kedap
cuaca, kontainer, atau kemasan yang dapat melindungi semen dari kelembaban dan
minimalisasi dari proses pengerasan akibat penyimpanan.

17 Keseragaman sumber

17.1 Berdasarkan permintaan pembeli dalam kontrak atau surat pemesanan, pabrikan harus
memberikan laporan keseragaman kuat tekan semen dari sumber tersebut.

© BSN 2020 16 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
14.3 Sulfate resistance (Types MS and HS), Low reactivity with aggregates (Option R), and
Air entraining (Option A)—When specified, results from the tests demonstrating compliance
with this specification shall be available for inspection and the manufacturer’s report shall state
that the applicable requirements of this specification for those properties have been met.

15 Package marking

15.1 When the cement is delivered in packages, words stating the type of cement, the name
and brand of manufacturer, the mass of cement contained therein, and a list of ingredients,
using generic names in decreasing order of abundance (see Note 8), shall be plainly marked
on each package. Provide similar information with the manufacturer’s certification
accompanying the shipment of packaged or bulk cement.

NOTE 8 The following list contains suggested generic names for some possible ingredients of
hydraulic cements. The list is representative and is not inclusive.

Class of Ingredient Examples of generic terms


Cement portland cement, portland cement clinker
Calcium ingredient calcium carbonate, limestone, lime, hydrated lime, cement kiln dust
(CKD)
Pozzolan class F fly ash, Class C fly ash, uncalcined natural pozzolan, calcined
natural pozzolan, silica fume
Slag granulated iron blast-furnace slag
Additions Calcium sulfate, water reducer, accelerator, retarder, water-reducing
retarder, airentraining addition, processing addition

16 Storage

16.1 The cement shall be stored in such a manner as to permit reasonable access for proper
inspection and identification of each shipment and in a suitable weather-tight building,
container, or package that will protect the cement from dampness and minimize warehouse
set.

17 Uniformity of source

17.1 Upon request of the purchaser in the contract or order, the manufacturer shall provide
a report on the uniformity of strength of cement from the source.

© BSN 2020 17 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lampiran A
(Informatif)
Daftar penyimpangan teknis

Pasal/Subpasal Modifikasi
Tabel 1
Jenis semen
No. Uraian Satuan
GU HE MS HS MH LH
5. kuat tekanD
1 hari, min. MPa - 12 - - - -
3 hari, min. MPa 13 24 11 11 5 -
7 hari, min. MPa 20 - 18 18 11 11
28 hari, min. MPa 28 - - 25 - 21

Menjadi:
Jenis semen
No. Uraian Satuan
GU HE MS HS MH LH
5. kuat tekanD
1 hari, min. MPa - 9 - - - -
3 hari, min. MPa 13 20 11 11 5 -
7 hari, min. MPa 20 - 18 18 11 11
28 hari, min. MPa 28 - - 25 - 21

Perubahan dilakukan untuk menumbuhkan kemampuan industri semen


dalam memproduksi semen ramah lingkungan yang bisa dipakai untuk
kebutuhan konstruksi, sekaligus sebagai upaya menurunkan emisi gas
rumah kaca dengan mengendalikan jumlah terak semen (clinker factor).
13.2 13.2 Sebagai opsi pembeli, kemasan dengan massa kurang dari 2 %
dari yang tertera pada kemasan harus ditolak, atau jika massa rata-rata
dari kemasan dalam suatu pengiriman, yang diwakili oleh 50 kemasan
secara acak kurang massa yang tertera dalam kemasan, maka seluruh
pengiriman ditolak.

Menjadi:
13.2 Sebagai opsi pembeli, kemasan dengan massa kurang dari 2%
dari yang tertera pada kemasan harus ditolak.

Perubahan dilakukan karena jenis semen ini hanya akan diperjualbelikan


dalam bentuk curah dan/atau jumbo bag (500 kg, 1.000 kg, 1.500 kg, dan
2.000 kg).

© BSN 2020 18 dari 19


SNI 8912:2020

“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
Bibliografi

[1] ASTM E29-13(2019), Standard practice for using significant digits in test data to
determine conformance with specification
[2] SNI 2049:2015, Semen portland

© BSN 2020 19 dari 19


“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk Komite Teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi, dan tidak untuk dikomersialkan”
Informasi pendukung terkait perumus standar

[1] Komite teknis perumus SNI


Komite teknis 91-02, Kimia bahan konstruksi

[2] Susunan keanggotaan Komite Teknis 91-02 Kimia Bahan Konstruksi


Ketua : Adie Rochmanto Pandiangan
Sekretaris : Herry Rinaldi
Anggota : Ashady Hanafie
Elis Sofianti
Lasino
Ery Susanto Indrawan
Sih Wuri Andayani
Widodo Santoso
Fajar Soleh FE
Budi Hartono
M. Debiyarto Imran
Djarot Wusonohadi
Enny Kusnaty

[3] Konseptor RSNI


Sih Wuri Andayani

[4] Sekretariat pengelola Komite Teknis perumus SNI


Pusat Standardisasi Industri
Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
Kementerian Perindustrian

Anda mungkin juga menyukai