Anda di halaman 1dari 3

MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA

REPUBLIK INDONESIA

Yth.:
1. Direksi BUMN;
2. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN.

SU RAT EDARAN

NOMOR SE-13/MBU/10/2021

TENTANG

PENYERTAAN MODAL BUMN DALAM RANGKA PENDIRIAN ANAK PERUSAHAAN ATAU


PERUSAHAAN PATUNGAN, DAN TAMBAHAN PENYERTAAN KEPADA ANAK
PERUSAHAAN ATAU PERUSAHAAN PATUNGAN

A. UMUM
Melalui Surat Edaran Menteri BUMN Nomor SE-08/MBU/WK/2012 tanggal 1 Agustus
2012, telah ditetapkan ketentuan mengenai penyertaan modal BUMN berupa tanah dalam
rangka pendirian anak perusahaan/perusahaan patungan dan kepada anak perusahaan
atau perusahaan patungan yang telah ada.
Berdasarkan Surat Edaran tersebut, BUMN dapat melakukan penyertaan modal berupa
tanah kepada anak perusahaan atau perusahaan patungan yang akan didirikan atau anak
perusahaan atau perusahaan patungan yang telah ada, dengan syarat kepemilikan saham
BUMN pada anak perusahaan atau perusahaan patungan minimal 99% (sembilan puluh
sembilan per seratus) sebelum atau sesudah inbreng saham BUMN, dan dalam rangka
pelaksanaan proyek-proyek atau program-program perusahaan yang telah ditetapkan
atau disetujui oleh pemerintah menjadi bagian dari program pemerintah dalam rangka
pembangunan nasional.
Bahwa selain dalam rangka pelaksanaan kebijakan pemerintah atau program Pemerintah,
penyertaan modal perusahaan berupa tanah juga diperlukan dalam rangka restrukturisasi
guna peningkatan nilai perusahaan. Berkenaan dengan hal-hal tersebut, perlu dilakukan
penyesuaian kebijakan penyertaan modal BUMN berupa tanah dengan tetap
mengedepankan aspek kehati-hatian/dalam kerangka pengamanan aset serta
mempertimbangkan nilai manfaat bagi BUMN.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Penerbitan Surat Edaran ini memiliki maksud dan tujuan untuk memberikan pedoman bagi
BUMN dalam melakukan penyertaan modal berupa tanah dalam rangka pendirian anak
perusahaan atau perusahaan patungan dan kepada anak perusahaan atau perusahaan
patungan yang telah ada.

C. RUANG LINGKUP.../2
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA

-2-

C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Surat Edaran ini adalah penyertaan modal BUMN berupa tanah dalam
rangka pendirian anak perusahaan atau perusahaan patungan dan kepada anak
perusahaan atau perusahaan patungan yang telah ada.

D. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 70, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4297) sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6673;
2. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4756);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Kedudukan, Tugas
dan Kewenangan Menteri Keuangan pada Perusahaan Perseroan (Persero),
Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Jawatan (Perjan) kepada Menteri
Negara Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2003 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4305);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2005 tentang Pendirian, Pengurusan,
Pengawasan dan Pembubaran Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4556);
5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2019 tentang Kementerian Badan Usaha Milik
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 235);
6. Keputusan Presiden Nomor 113/P Tahun 2019 tentang Pembentukan Kementerian
Negara dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Maju Periode Tahun 2019-2024;

E. ISI
1. Penyertaan modal BUMN berupa tanah kepada anak perusahaan atau perusahaan
patungan yang akan didirikan atau anak perusahaan atau perusahaan patungan yang
telah ada hanya dapat dilakukan apabila kepemilikan saham BUMN pada anak
perusahaan atau perusahaan patungan yang akan didirikan atau anak perusahaan
atau perusahaan patungan yang telah ada minimal sebesar 99% (sembilan puluh
sembilan per seratus) atau setelah inbreng saham BUMN menjadi minimal sebesar
99% (sembilan puluh sembilan per seratus).
2. Ketentuan mengenai minimal kepemilikan saham pada anak perusahaan atau
perusahaan patungan sebagaimana dimaksud angka 1, dikecualikan untuk
penyertaan modal BUMN yang dilakukan dalam rangka:
a. Melaksanakan kebijakan atau program Pemerintah, termasuk kebijakan atau
program Menteri BUMN; dan/atau
b. Restrukturisasi perusahaan guna peningkatan nilai perusahaan.

3.Pengecualian.../3
MENTERI BADAN USAHA MILIK NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
-3-

3. Pengecualian penyertaan modal BUMN dalam bentuk tanah sebagaimana dimaksud


angka 2 hanya dapat dilakukan setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan dari
Menteri BUMN.
4. Dalam rangka pengusulan penyertaan modal BUMN dalam bentuk tanah
sebagaimana angka 1, Direksi wajib melengkapi dengan kajian bisnis, kajian ekonomi,
kajian hukum dan kajian kelayakan, disertai rekomendasi Dewan Komisaris/Dewan
Pengawas dan Pakta Integritas yang ditandatangani oleh Direksi dan Dewan
Komisaris/Dewan Pengawas.
5. Penyertaan modal BUMN dalam bentuk tanah sebagaimana angka 1 dilakukan
dengan nilai wajar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Direksi BUMN wajib menjaga kepemilikan saham pada anak perusahaan atau
perusahaan patungan dimana terdapat penyertaan berupa tanah sebagaimana
dimaksud di atas, tidak mengalami dilusi. Dalam hal akan terjadi dilusi termasuk yang
diakibatkan oleh proses right issue, maka Direksi wajib memperoleh persetujuan dari
Menteri BUMN terlebih dahulu.
7. Dewan Komisaris/Dewan Pengawas BUMN wajib mengawasi pelaksanaan Surat
Edaran ini.
8. Terhadap BUMN terbuka (go public) berlaku ketentuan dalam Surat Edaran ini
sepanjang tidak diatur lain dalam peraturan perundang-undangan di bidang Pasar
Modal.
9. Dengan dikeluarkannya Surat Edaran ini, maka Surat Edaran Wakil Menteri BUMN
Nomor SE-08/MBU/WK/2012 tentang Penyertaan Modal BUMN Dalam Rangka
Pendirian Anak Perusahaan/Perusahaan Patungan dan Kepada Anak
Perusahaan/Perusahaan Patungan tanggal 1 Agustus 2012 dinyatakan dicabut dan
tidak berlaku.

Demikian Surat Edaran ini dibuat untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal . 7 Oktober 2021

MENTERI
HA MILIK NEGARA,
4I

ERICK THOHIR

Anda mungkin juga menyukai