Anda di halaman 1dari 2

Wanita di Tepi Sungai

Ia melihat wanita itu turun dari sepeda, berdiri di dekat jembatan. Pasti wanita dengan
rambut sebahu yang tak rata itu juga sedang stress seperti dirinya, hingga bersepeda malam-
malam di jalan raya. Efo memutuskan untuk segera pulang, karena malam semakin larut. Saat
menyeberangi jalan, sekilas ia melihat lagi ke arah jembatan yang jaraknya sekitar 20 meter dari
area penyeberangan saat ini. Wanita yang ia lihat beberapa detik yang lalu sudah tidak ada,
hanya tinggal sepeda tua usang saja yang tersandar di tepi jembatan.
Jantung Efo berdegup kencang, tak karuan. Spontan ia segera berlari ke arah jembatan
secepat yang ia bisa. Efo tahu ia terlambat, jauh di bawah jembatan, tampak sedikit sisa riakan
air, seperti ada sesuatu yang jatuh ke dalamnya. Namun karena terlalu gelap, ia tak bisa melihat
dengan jelas. Mungkinkah, wanita tadi meloncat ke sungai? Atau ia hanya pergi meninggalkan
sepedanya ke tempat lain di sekitar sini? Kepala Efo sibuk menoleh kanan-kiri, memastikan
toko-toko yang ada di sekitar. Tak ada, tak ada toko di sekitar jembatan, selain toko baju di dekat
penyeberangan. Kendaraan yang berlalu-lalang juga sedang tidak ada. Hanya ia seorang berdiri
terpaku di sana, dan masih menatap ke arah sungai yang airnya mengalir deras.
xxx
Efo bangun tidur dengan suasana hati tak karuan. Ia merasa linglung. Masih dengan
piyama bermotif kotak-kotak hitam-putih, Efo duduk di sofa. Remote tv yang berjarak satu meter
darinya, tergeletak di atas meja. Andai saja tv ini bisa hidup dengan perintah suara, maka tak
perlu susah-susah mengulurkan tangan ke arah meja, begitu pikir Efo. Mino yang dengan
cekatan meloncat dan langsung mengambil posisi duduk bersila di sebelah Efo, segera
menyambar remote, tv menyala.
“Pagi ini, telah ditemukan jenazah wanita berumur sekitar tiga puluh tahun di tepi
sungai Gambut. Wanita ini ditemukan secara tak sengaja oleh seorang lelaki yang hendak
memancing ikan saat pagi hari. Hingga saat ini belum diketahui identitas asli wanita tersebut.
Ia ditemukan pada pukul tujuh pagi, masih mengenakan kemeja berwarna kuning dan rok
coklat. Tidak terdapat saksi mata dari area sekitar sungai… ”
“Wah, ada pembunuhan lagi kayaknya, kak,” sahut Mino sambil meneguk susu coklat.
Lelaki yang dipanggil kakak ini hanya diam, terpaku melihat berita di televisi. Ia masih
merasa pusing. Apakah wanita yang meninggal seperti berita di tv ini adalah orang yang pernah
ia lihat di tepi jembatan beberapa hari yang lalu? Atau sebenarnya jenazah yang ditemukan itu

1
adalah orang lain? Kedua kakak beradik ini masih menatap layar tv, sibuk dengan pikiran
masing-masing. Reporter menjelaskan dengan berapi-api mengenai kejadian tersebut,
menyebutkan lebih detail hal-hal lain mengenai korban. Ditemukan juga beberapa luka memar di
tubuh wanita itu. Untuk saat ini, polisi menduga hal ini adalah pembunuhan berencana.
Kemungkinan korban mengalami kekerasan, lalu tidak sadarkan diri, kemudian dibuang oleh
pelaku ke sungai.
Rambut pendek sebahu, baju kuning dengan rok coklat, adakah yang lain?
“Ada sepeda?” gumam Efo bicara sendiri.
“Nggak ada lah kak, kan ditemukan di sungai, bukan di tepi jalan,” kata Mino membalas
pertanyaan kakaknya.
Efo kembali terdiam. Jika memang benar wanita yang dilihatnya adalah orang yang sama,
maka kemungkinan kasus ini adalah bunuh diri.
Ia benar-benar menjadi saksi bunuh diri. Lututnya gemetaran. Besoknya, di tv keluar
berita telah ditemukan mayat seorang perempuan di tepi sungai. Mayat itu memiliki luka di
beberapa bagian tubuhnya. Menurut kepolisian itu adalah pembunuhan. Namun, Efo tahu bahwa
itu adalah bunuh diri.

Anda mungkin juga menyukai