Anda di halaman 1dari 18
‘Seminar Nasional Peranan Ipteks Menuju Industri Masa Depan (PIMIMD-4) Institut Teknologi Padang (ITP), Padang, 27 Juli 2017 ISBN: 978-602-70570-5-0 hp: eproceeding.ip.ac.idindephppimimd2017 dre Studi Analisa Kinerja Trafo Pemakaian Sendiri PT. PLN (Persero) Sektor Bukittinggi PLTA Batang Agam dengan Menggunakan ESA Antonoy*, Mirtha Isnay Samindha Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Padang, JL. Gajah Mada Kandis Nanggalo, Padang, Indonesia *Correspondence should be addressed to antonov Bp acid Abstrak ‘Transformator distribusi pada PLTA Batang Agam merupakan suatu peralatan yang penting dalam operasional pembangkitan karena berfungsi untuk mentransformasikan energi listik yaitu menurunkan tegangan dari 20 kV ke 400 V. Berdasarkan basil pengukuran terakhir menggunakan ESA scbanyak 6 kali yang dilakukan pada trafo dengan daya 125 kVA presentase pembebanan tertinggi scbesar 14,122% dan nilai prosentase arus netral tertinggi untuk 6 kali pengukuran yaitu 40,792%. Pembebanan yang tinggi mempengarubi pada Kualitas dan life time trafo, Begitu pula besamya ketidakseimbangan beban juga berpengaruh terhadap besarnya arus netral yang, ‘mengalir pads penghantar netral dan tanah trafo. Tujuan dati penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerjatrafo berdasarkan pembebanan, Ketidakseimbangan beban, arus netral, harmonisa, efisiensi dan life time pada serta ‘memberikan usulan langkah perbaikan agar kinerja trafo baik Kata kunei: transformator distribusi, pembebanan, ketidakseimbangan beban, arusnetral, harmonisa, efisiensi life time 1. Pendahuluan PLTA Batang Agam merupakan salah satu pembangkit yang mensuplai energi ke sistem tenaga listrik di Sumatera Barat. Dengan memanfaatkan aliran dari Sungai ‘Agam, pembangkit ini membangkitkan daya sebesar 3 x 3,5 MW. Trafo utama pada pembangkit ini mentransformasikan tegangan dari keluaran generator sebesar 6,3 kV menjadi 20 KV kemudian masuk ke sistem interkoncksi PLTA Batang Agam dilengkapi dengan Trafo — Pemakaian —Sendiri_—_untuk ‘mentransformasikan tegangan 20 KV ke 380 Volt dengan kapasitas trafo sebesar 125 kVA yang digunakan sebagai sumber energi pada peralatan listrik di pembangkit seperti lampu penerangan, motor pompa, compressor, komputer, dan lain-lain. Pembebanan yang tinggi mempengaruhi pada kualitas dan lifetime trafo. Begitu pula besarnya ketidakseimbangan beban juga berpengaruh terhadap besarnya arus_netral yang mengalir pada penghantar trafo dan tanah, Semakin besar arus netral yang mengalir pada penghantar netral trafo menyebabkan semakin besar losses pada penghantar netral trafo. Demikian pula semakin besar arus netral yang mengalir ke tanah, maka semakin besar © 2017 ITP Press, All rights reserved. losses akibat arus netral yang mengalir ke tanah, Dengan semakin besar arus netral dan losses di trafo maka efisiensi trafo menjadi turu, Keeilnya efisiensi_ pada trafo berpengaruh terhadap kualitas dan penurunan keandalan sistem penyaluran energi_ listrik serta menyebabkan kerusakan dan lifetime alat ‘yang bersangkutan ‘Maka melalui Penelitian ini perl dilakukan analisa kinerja trafo yang salah satunya analisa efisiensi, agar —efisiensi meningkat schingga memperkecil losses pada trafo serta menjaga lifetime trafo, Bagaimana —_perhitungan _mengenai pembebanan, ketidakseimbangan beban, arus netral trafo, harmonisa, efisiensi trafo serta life time pada trafo pemakaian sendiri di PLTA Batang Agam PT. PLN (Persero) Scktor Pembangkitan Bukittinggi? Bagaimana analisa_hasil_perhitungan terhadap standar yang ada yaitu SPLN D3.002- 1:2007 tentang spesifikasi transformator, IEEE. No. 519 tentang harmonisa, SPLN 17: 1979, dan IEC 60354 tentang pembebanan transformator? ‘Agar pembahasan menjadi lebih jelas dan terarah maka diberikan batasan permasalahan, yaitu: OI 10.21063/PIMIMD#.2017.250-267 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 251 1, Analisa hanya dilakukan pada trafo pemakaian sendiri PLTA Batang Agam PY. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukittinggi 2, Analisa kondisi trafo yang. dilakukan ‘meliputi pembebanan, ketidakseimbangan beban, arus netral pada trafo, efisiensi pada trafo, THD tegangan dan arus serta life time trafo, 3, Analisa yang dilakukan tidak meliputi analisa kondisi fisik trafo Tujuan yang akan dicapai_ dalam penyusunan penelitian ini adalah 1. Dapat melakukan perhitungan mengenai pembebanan, Ketidakseimbangan beban, arus netral trafo, harmonisa, efisiensi trafo seta life time pada trafo pemakaian senditi di PLTA Batang Agam PT. PLN (Persero) —Sektor——-Pembangkitan Bukittinggi 2. Dapat —melakukan —analisa_—_hasil perhitungan tethadap standar yang ada yaitu SPLN D3.002-1:2007 tentang spesifikasi transformator, IEEE No. 519 tentang harmonisa, SPLN 17: 1979, dan TEC 60354 tentang pembebanan transformator 2. Tinjauan Pustaka. ‘Transformator Transformator adalah peralatan pada sistem tenaga listrik yang berfungsi untuk ‘mentransformasikan energi listrik. Sedangkan prinsip kerjanya melalui kopling magnet atau induksi magne. Rugi-rugi Trafo [4] 1. Rugi Tembaga (Peu ) Rugi yang disebabkan arus mengalir pada kawat tembaga, Pou=F.R Karena arus beban berubah-ubah, rugi tembaga juga tidak konstan, tergantung dengan beban, 2. Rugi Besi (Pi) Rugi besi terditi atas 1) Rugi Histerisis Yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak- balik pada inti bes. Ph= Kh f Big, watt Dimana: Kh ~Konstanta Brax= fluks maksimum. Yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada besi inti. Pe=Ke f°Bhax watt Dimana: Ke =Konstanta Bgc= fluks maksimum Jadi, rugi besi (rugi inti) yaitu: Pi=Ph+Pe 3.Vektor Grup Hubungan trafo dibagi menjadi beberapa jenis, sesuai dengan besarnya pergeseran phasa, yang dikenal sebagai bilangan jam. Adapun pembagian —grup/kelompoknya adalah berdasarkan penunjukan jarum jam dari vektornya, contoh pegelompokannya dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 2.1 Bilangan Jam 4.Arus Beban Penuh Trafo [5] Daya transformator bila ditinjau dari sisi tegangan tinggi (primer) dapat dirumuskan sebagai berikut s=\3.V.1 Dimana: S = Daya Transformator (kVA) V__ = Tegangan Sisi Primer Transformator “Ny I =Arus Jala Schingga untuk menghitung arus beban penuh (full load) dapat menggunakan rumus: In. = Arus Beban Penuh (4) Jaya Transformator (kVA) V = Tegangan — Sisi Transformator (kV) 5.Arus Hubung Singkat Untuk menghitung arus hubung singkat pada transformer digunakan rumus: Sekunder Teas 5100 SS also Dimana: Isc s v %L= Persen Impedansi Transformator 6.Pembebanan Trafo ‘Menurut SPLN 17:1979 tentang Pedoman Pembebanan Transformator Terendam Minyak 252 yang berbunyi “Berdasarkan Publikasi IEC 76 (Bagian 1: Umum, ayat 2.1), transformator dirancang dengan syarat pelayanan antara lain bahwa untuk transformator pendinginan-udara ‘maka suhu udara tidak boleh melampaui = 30°C (Rata-rata harian) = 20°C (Rata-rata tahunan) Menurut TEC 60354 yang berjudul “Loading guide for oil-immersed power transformers”, terdapat tabel pembebanan trafo yang berhubungan dengan suhu lingkungan trate. ‘Tabel 2.1Pembebanan Trafo Menurut IEC 60354 (Sumber: IEC 60354) wae felolel=lel=lele| sates lac ote % |e |e Te lelalalalelehe (EEE =|] Sehingga menurut _peraturan_ SPLN 17:1979, sebaiknya traf tidak dibebani sebesar 100%, Sedangkan menurut IEC 60354, menyesuaikan suhu normal di Indonesia sebesar 30°C maka pembebanan —trafo distribusi pendinginan ONAN adalah sebesar 90%. Sehingga diambil batas pembeban trafo adalah sebesar 90% Dengan demikian untuk —menghitung persentase pembebanannya adalah sebagai berikut{5] p= Ph %b = Fe 100 Dimana: % b = Persentase Pembebanan (%) Iph = Anus Fasa (4) In, = Arus Beban Penuh (4) 7.Ketidakseimbangan Beban [5] Yang dimaksud dengan —_keadaan seimbang adalah suatu keadaan dimana: - Ketiga vektor arus / tegangan adalah sama besar - Ketiga vektor saling membentuk sudut 120° satu sama lain, seperti yang terlihat pada Gambar 2.2 di bawah ini Gambar 2.2 Vektor Diagram Trafo Seimbang, Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang Dari gambar di atas menunjukan vektor diagram arus dalam keadaan seimbang. Di sini terlihat bahwa penjumlahan ketiga vektor arusnya (Ik, Is, Ir) adalah sama dengan nol Schingga tidak muncul arus netral. Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan tidak seimbang adalah keadaan dimana salah satu atau kedua syarat keadaan setimbang tidak terpenuhi, Kemungkinan keadaan tidak seimbang ada tiga yaitu: Ketiga vektor sama besar tetapi_ tidak ‘membentuk sudut 120° satu sama lain Ketiga vektor tidak sama besar tetapi ‘memebentuk sudut 120° satu sama lain Ketiga vektor tidak sama besar dan tidak membentuk sudut 120° satu sama lain, te Gambar 2.3 Vektor Diagram Arus Keadaan Tidak Seimbang 8.Arus Netral ‘Anus netral dalam sistem distribusi tenaga listrik dikenal sebagai arus yang mengalir pada kawat netral di sistem distribusi_tegangan rendah tiga fasa empat kawat, Arus netral ini ‘muncul jika[S] a. Kondisi beban tidak seimbang b, Karena adanya arus harmonisa akibat beban non-linear. ‘Arus yang mengalir pada kawat netral yang merupakan arus bolak-balik untuk sistem distribusi tiga fasa_empat kawat adalah penjumlahan vektor dari ketiga arus fasa dalam komponen simetris. Besar arus netral dapat dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah. Tre = Ins X 608 0 li X sin 0 Ii Tones firiet + fay 9.Efisiensi Trafo Efisiensi transformator adalah perbandingan antara daya output dengan daya input. Secara matematis dituli Efisiensi (n) Jika trafo kemudian dibebani terus maka losess akan mempunyai karakteristik effisiensi penyaluran daya vs pembebanan trafo seperti berikut: Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 253 Gambar 2.4 Karakteristik Efisiensi — Pembebanan Trafo 10.Harmonisa Harmonik adalah gejala_pembentukan gelombang sinusoidal dengan frekuensi yang ‘merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi dasamya. Bila terjadi superposisi antara gelombang frekuensi dasar dengan gelombang —frekuensi_harmonik maka terbentuklah Hz gelombang yang terdistorsi sehingga bentuk gelombang tidak lagi sinusoidal ‘Ada dua kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi distorsiharmonik (Standar harmonisa berdasarkan IEEE 519), yaitu batasan untuk harmonisa arus dan batas harmonisa tegangan, Untuk standar harmonisa arus ditentukan oleh rasio Iw/lt. Ine adalah arus hhubung singkat yang ada pada PCC, sedangkan It adalah arus beban fundamental, Sedangkan untuk standar harmonisa tegangan ditentukan oleh tegangan sistem yang dipakai. Tabel 2.2 Standar THD Tegangan (Sumber: IEEE Std 519-1992, hal 85) swwnoarce "Beara tans Tabel 2.3 Standar THD Arus (Sumber: IEEE Std 519-1992, hal 79) 11.Faktor Beban (Load Factor) Faktor beban adalah perbandingan antara beban rata-rata terhadapbeban puncak yang diukur dalam suatu periode tertentu, Beban rata-rata dan beban puncak dapat dinyatakan dalam kilowatt, kilovolt-amper, amper dan sebagainya, tetapi satuan dari keduanya harus sama. Faktor beban dapat dihitung untuk periode tertentu. biasanya —dipakaiharian, bulanan atau tahunan, Faktor Beban (fb) beban rata — rata dalam periode ~ beban puncak dalam periode tersebut 12.ESA (Electrical Signature Analyzer) ESA (Electrical Signature Analyzer) merupakan sebuah sistem untuk menganalisa melalui trending dinamis pada sebuah sistem listrik. Alat ini juga memberlakukan motor listrik sebagai tranduser untuk mengevaluasi kondisi dari aspek listrik dan_mekanik serta menggunakan analisa grafik FFT (Fast Fourier Transform) untuk —analisa_—_vibrasi, tegangan/arus terdemodulasi, dll. Pada pembahasan kali ini, kami menggunakan alat ESA (Electrical Signature Analyzer) ALL- TEST PROC OL II ini untuk membantu melakukan analisa kondisi Trafo Pemakaian Sendiri PLTA Batang Agam. Gambar 2.5 ESA (Electrical Signature Analyzer) ALL-TEST PROC OL IL 3. Metodologi Waktu dan Tempat Waktu penelitian : Februari 2017 ‘Tempat penelitian 1. PT. PLN (Persero) PLTA Batang Agam 2. PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Bukittiggi September 2016 - Diagram Alir Pengerjaan Penelitian Penulis melakukan analisa kinerja trafo pemakaian sendiri pada PLTA Batang Agam dengan_menggunakan basil pengukuran alat ESA (Electrical Signature Analyzer) bersama tim PdM dari bagian Enjiniring di Kantor Scktor Bukittinggi yang merupakan technology owner dari alat tersebut, Data pengukuran yang telah dilakukan saat ini sebanyak 6 kali pengukuran, Kemudian hasil ~pengukuran tersebut dimasukkan ke dalam rumus yang 254 telah penulis cantumkan pada bab sebelumnya, Setelah didapat nilai hasil perhitungan dengan menggunakan excel, penulis membandingkan hasil perhitungan dengan aplikasi Matlab menggunakan list program, Selanjutnya penulis — melakukan —analisa dengan ‘membandingkan hasil perhitungan dengan standar yang berlaku. Dari hasil analisa tersebut akan dapat diketahui_ kondisi trafo pemakaian sendiri PLTA Batang Agam saat ini, | tonsa Ea hae haben Gambar 3.1 Diagram Alir Umum Pengerjaan Penelitian Analisa Pembebanan Berikut ini adalah perhitungan persentase pembebanan trafo, > Pengukuran ke-1 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang. Tabel 4.1 Data Pengukuran ESA ke- 1 untuk Analisa Pembebanan Fam | (mia) | Vem ivan | S.A) | comp cand Ea Ss Tr ORT Tr TA OT Schingga _persentase _ pembebanannya adalah: _ Total VA terpakai Kapasitas Trafo = BBVA 100% = 6.684% = ya5 vA * NN = OF x 100% Gambar 4.1 Prosentase Pembebanan pada Matlab untuk Pengukuran ke- 1 > Pengukuran ke- 2 ‘Tabel 4.2 Data Pengukuran ESA ke- 2 untuk Analisa Pembebanan Fase | Tmma(a) | Vina Voto | S(VA) | Cos Eas [aT OAT SS Tae aa prin ope Sehingga _persentase _ pembebanannya adalah: = Total VA terpakai 599 ~ KapasitasTrafo * = BBVA 100% = 6,678 % ~ 125 eva * ~° Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang Gambar 4,2 Prosentase Pembebanan pada Matlab untuk Pengukuran ke- 2 > Pengukuran ke= 3 Tabel 4.3 Data Pengukuran ESA ke- 3 untuk Analisa Pembebanan Faw] tems) | Ves (val) | SA) | Core KWo] FTO ASV OTS SARTO aR | THRO TE TEs] aa RET TF Schingga persentase _ pembebanannya adalah: Total VA terpakai = “Kapasitas Trafo * 1°°% 7907 VA TATVA 5 100% = 6,326 ras ava “100% * Gambar 4.3 Prosentase Pembebanan pada ‘Matlab untuk Pengukuran ke- 3 > Pengukuran ke- 4 Tabel 4.4 Data Pengukuran ESA ke- 4 untuk Analisa Pembebanan Fass | Trmaca) | Vems(voin | (VA) ] Gong, RL RW] SRW ROT OT S| Sm aw eT OA Tsao] Sess | OTT Schingga _persentase _ pembebanannya adalah: _ Total VA terpakai Kapasitas Trafo x 100% = 14,104 % x 100% 17630 VA 125 kVA 255 Gambar 4-4 Prosentase Pembebanan pada ‘Matlab untuk Pengukuran ke- 4 > Pengukuran ke- 5 ‘Tabel 4.5 Data Pengukuran ESA ke- 5 ws (A) | Vis (Vol) ces) RT FRO SRO [RORY OTF 3] BRT | SOREN RTT Too] FRU] 0,000] ORT Schingga persentase _pembebanannya adalah: _ Total VA terpakat 554, ~ Kapasitas Trafo ~ 16155 VA = Fas pra © 100% = 12,924 % > Gambar 4.5 Prosentase Pembebanan pada ‘Matlab untuk Pengukuran ke- 5 Pengukuran ke- 6 ‘Tabel 4.6 Data Pengukuran ESA ke- 6 untuk Analisa Pembebanan asa Jem (A) | Vins (Vet ] S(VA) ] cose Ea ES GG 3 Bae | ais] sora Tas Tae | sas] essa OR 256 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang Schingga adalah: persentase pembebanannya _ Total VA terpakai Kapasitas Trafo * 100% 17652 VA Fas EVA © 100% = 14,122 % Gambar 4.6 Prosentase Pembebanan pada Matlab untuk Pengukuran ke- 6 Tabel 4,7 Tabel Prosentase Pembebanan Trafo Gambar 4.7 Grafik Pembebanan Trafo Dari grafik di atas terlihat bahwa persentase pembebanan trafo belum melebihi standar pembebanan trafo berdasarkan SPLN 17:1979 dan IEC 60354 scbesar 90%, Analisa Ketidakseimbangan Beban Berikut ini adalah perhitungan ketidakseimbangan pada trate. > Pengukuran ke- 1 Tabel 4.8 Data Pengukuran ESA ke- 1 untuk Analisa Ketidakseimbangan Beban Taw [imme Wemwivaln | SIVA) | Cone Tose ToT T5350 FBT THT Ta | Sea oT Trata-rata= “2207 STOSS0ET 720 — 12,750 A. 3 Dengan menggunakan koefisien a,b, dan ¢ dapat diketahui besarnya, dimana besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang sama dengan besarnya arus rata ~rata (Iker) Tq 10,180 In=al maka: ae 0,798 Is=b maka: Tare 1,282 Ir-el maka: ¢ = "2 575 = 0,919 Pada keadaan —seimbang —_besarnya koefisien a,b,dan ¢ adalah 1, Dengan demikian, rata. — rata ketidakseimbangan —beban (Galam %) adalah _ {10798—11+ 1.202114 10.919-10) ya 99 — 18,824% ‘Gambar 4.8 Ketidakseimbangan Beban pada Matlab untuk Pengukuran ke- 1 > Pengukuran ke- 2 Tabel 4.9 Data Pengukuran ESA ke- 2 untuk Analisa Ketidakscimbangan Beban as [immsiay] Ves von [ 8(va) ] cose ESR FR [| HT Seam ae [ra Hee saan Pa Irate sta Mnsonsaazoenire = 12,690 A Dengan menggunakan koefisien a,b, dan ¢ dapat diketahui besarnya, dimana besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang sama dengan besarnya arus rata ~ rata (ns Ik Is=bd eel maka: b Pada keadaan seimbang —_besarnya koefisien a,b,dan ¢ adalah 1. Dengan demikian, rata — ‘rata ketidakseimbangan — beban (alam %) adalah Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang __tls.203~11+ J0973-114+ 10,746—1) " x = 18,860% 100 Gamibar 4.9 Ketidakseimbangan Beban pada Matlab untuk Pengukuran ke- 2 > Pengukuran ke- 3 ‘abel 4.10 Data Pengukuran ESA ke- 3 untuk Analisa Ketidakseimbangan Beban 32720+20060+13,710 Irata-rata= =12,013.A Dengan menggunakan koefisien a,b, dan ¢ dapat diketahui besarnya, dimana besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang sama dengan besamya arus rata — rata (Inas-a) Ta_ 20,060 a= al maka: 2080 = 0,837 Is=b1 maka: b= $= EN = 1,141 heel maka: ¢ = #= B87 — 1021 1 12,013 Pada keadaan —seimbang —_besarnya koefisien a,b,dan ¢ adalah 1. Dengan demikian, rata - rata ketidakseimbangan —beban (dalam %) adalah - (Hhovimals onsale 1A4t—t) 199 = 10,840% Gambar 4.10 Ketidakseimbangan Beban pada Matlab untuk Pengukuran ke- 3 > Pengukuran ke- 4 257 Tabel 4.11 Data Pengukuran ESA ke- 4 untuk Analisa Ketidakseimbangan Beban asa | tims (A) | Vis ain | Sv) | Cos R_| Fie00 | SRROD | ORDO] OAT Faw | WL aw | SURED] OTH a 2 6,800.A Dengan menggunakan koefisien a,b, dan ¢ dapat diketahui besamya, dimana besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang sama dengan besarnya arus rata ~ rata (In rata-rata= rata). In=al maka: = 1,032 Is=b1 maka: 0,857 r=el maka: ¢ == 220 = 1111 Pada keadaan —seimbang _besarnya koefisien a,b,dan c adalah 1. Dengan demikian, rata — rata ketidakseimbangan beban (dalam %) adalah (hoxe—a bo, 100 = Gambar 4.11 Ketidakseimbangan Beban pada Matlab untuk Pengukuran ke- 4 > Pengukuran ke- 5 Tabel 4.12 Data Pengukuran ESA ke- 5 untuk Analisa Ketidakseimbangan Beban Fass [ Tams (A) [ Vis (Vol | SIVA) Gone] R_| 21600 | 378.600 [603,000] 0.74 S__[-22900_| 381.200 | 022000] 0,619 | EL LOOT ROD 96.739 4 Dengan menggunakan koefisien a,b, dan ¢ dapat diketahui besamya, dimana besarnya aris fasa dalam keadaan seimbang sama dengan besamnya arus rata ~ rata (su Irata-rata = Ik=al maka: a = 18 22600 = 1 032 Is=b maka: b = 8 259° = 0,857 Ip=el maka: ¢= 4 4111 258 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang Pada keadaan seimbang —_besarnya koefisien a,b.dan c adalah 1. Dengan demikian, rata - rata ketidakseimbangan —beban (dalam %) adalah (Iho32—21+ los7—al+ [1a11—1) = x 9.559% 100 ‘Gambar 4.12 Ketidakseimbangan Beban pada Matlab untuk Pengukuran ke- 5 > Pengukuran ke- 6 Tabel 4.13 Data Pengukuran ESA ke- 6 untuk Analisa Ketidakseimbangan Beban Fasa_[ Irms(A) [ Vims Vol | S(VA) | cose [2700 [57000 | 6OSK.000| 0750 S| 23000 | 381,300 [S048.000) 0.515 T_[2.5t0 [9.900 — [650,000 [0.786 DOO OTT 96 993 Dengan menggunakan koefisien a,b, dan ¢ dapat _diketahui besarnya, dimana_besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang sama dengan besarnya arus rata ~ rata (Inat rs) 4 032 857 rata In=al maka: Is=b maka: heel maka: gees = LTD 1 Pada keadaan seimbang —_besarnya koefisien a,b,dan c adalah 1. Dengan demikian, rata - rata ketidakseimbangan beban (dalam %) adalah (hu022~1+ loas7=al4 faan.—a) 9.524% x 100 = ‘Gambar 4.13 Ketidakseimbangan Beban pada Matlab untuk Pengukuran ke- 6 Berikut ini adalah tabel dan grafik ketidakseimbangan beban Tabel 4,14 Ketidakseimbangan Beban Trafo NO12 Gambar 4.14 Prosentase Ketidakseimbangan Beban ‘Arus Netral Trafo Besar arus netral merupakan penjumlahan vektor dari ketiga arus fasa dalam Komponen simetris, Pada saat beban seimbang idealnya besar arus netral sama dengan nol, namin pada Kenyataannya penggunaan beban non linear dan ketidakseimbangan beban mengakibatkan adanya arus netral. Arus netral yang besar ‘menimbulkan rugi arus yang mengalir pada kkawat netral trafo tinggi. Di bawah ini adalah perhitungan arus netral > Pengukuran ke- 1 ‘abel 4.15 Data Pengukuran ESA ke- 1 ‘untuk Analisa Arus Netral Trafo Fass | mea) | Vere | SWAY | Cone Ea Tratataia = ET seanereseasoen to 19 759 4 10,180 A 2 12,312° 9,946 + 217j Is= 16,350 A 2-92,999° = 0,855. — 16,328) Tp= 11,720 A 2 126,783° = -7,018 + 9,387} Wo =ktbt+h Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang = (9,946 1 2,171)) + (0,855 — 16,328)) + (-7,018 + 9,387)) = 2,073 - 4,770} 5,201 A 2 -66,511° ty ingeraa * 100% AE x 100% = 40,792 % Gambar 4.15 Arus Netral Trafo pada Matlab I untuk Pengukuran ke- 1 Gambar 4.16 Arus Netral Trafo pada Matlab IT untuk Pengukuran ke- 1 Dari perhitungan di atas di dapat nilai arus netral pada trafo sebesar 5,201 A, dengan presentase 40,792% terhadap arus rata-rata. > Pengukuran Pengukuran ke- 2 ‘Tabel 4.16 Data Pengukuran ESA ke- 2 untuk Analisa Arus Netral Trafo Fase | Tens (A) | Viens vain | Seva) | cose RTs [sR oO [PRR OTT 3) Teo | Fao [STO ORT [TR [amo Paseo | OS TReIs+IT. Irata-rata fRHSsIT 3 16.280 + 12,820 + 9.470 3 12,690 A. Iq = 9,470 A Z 11,187? = 9,290 + 1,837) 16,280 A Z -94,158° “1180 + 2,320 A Z126,280° = -7,290 + (9,290 + 1,837) + (1,180. + 16,237) + (-7,290 + 9,932)) = 0,820 ~ 4,468} 4,543. AZ -79,604° by 259 Gambar 4.17 Arus Netral Trafo pada Matlab I untuk Pengukuran ke- 2 Gambar 4.18 Anus Neral Trafo pada Matlab II untuk Pengukuran ke-2 Dari perhitungan di atas di dapat nilai arus netral pada trafo sebesar 4,543 A, dengan presentase 35,798% tethadap arus rata-rata, > Pengukuran ke- 3 Tabel 4.17 Data Pengukuran ESA ke- 3 untuk Analisa Arus Netral Trafo rt [imma | Women | 8004) | Oop [ae Fae | TR SET Tratarata 9 = RUST In= 10,060 A Z 12,839 = 9,809 + 2,235} Is 13,710 A 2-99,718° = -2,314 — 13,5133 Ir= 12,270 A Z 126,280" = 7,260 + 9,891} Wo =hkthth = (9,809 + 2,235)) + (2,314 ~ 13,513)) + (-7,260+ 9,891)) = 0,234~ 1,386} ly = 1,406 A 2 -80,417° % n= ee & 100% ES x 100% = 11,705 % ira ae 260 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang Gamibar 4.19 Arus Netral Trafo pada Matlab I untuk Pengukui 3 Gambar 4.20 Arus Netral Trafo pada Matlab II untuk Pengukuran ke- 3 Dari perhitungan di tas di dapat nilai arus netral pada trafo sebesar 1,406 A, dengan presentase 11,705% tethadap arus rata-rata, > Pengukuran ke- 4 ‘Tabel 4.18 Data Pengukuran ESA ke- 4 untuk Analisa Arus Netral Trafo Faas [Irma | Vimeo | Seva) | core Irata-rata = = RST _ Fevoe2s.00429900 _ 3 26,800 A Ix 27,600 A 243,365" = 20,065. + 18,951} Is = 23,000 A Z-68,243° = 8,525. - 21,363) In= 29,800 A Z 158,187 = 27,666. + 11,0734 Wo Skt thr = (20,065 + 18,951j) + (8,525 — 21,362)) + (-27,666 + 11,073) 0,924 + 8,663) 8,712 A 2 83,912° “— x 100% ee 26800 * 100% = 32,507 % Gambar 421 Anus Neiral Trafo pada Matlab T untuk Pengukuran ke- 4 Gambar 422 Aras Netral Trafo pada Matlab II ‘untuk Pengukuran ke- 4 Dari pethitungan di atas di dapat nilai arus netral pada trafo sebesar 8,712 A, dengan presentase 32,507% terhadap arus rata-rata. > Pengukuran ke- 5 Tabel 4.19 Data Pengukuran ESA ke- 5 ‘untuk Analisa Arus Netral Trafo ae | FY WE Tratarata = ESESHT 3 26,733 A Tp= 27,600 A 243,614" = 19,982 + 19,038) Ts = 22,900 A 268,243" = 8488 - 21,2695 1r= 29,700 A 2 158,648" = -27,661 + 10,814) ly In ts + Tr (19,982 + 19,038) + (8,488 — 21,2693) + (27,661 + 10,814)) 0,809 + 8,584) 8,622 A Z 84,616" x 100% eb Fem * 100% = 32,250 % Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang Gambar 423 Aras Netral Trafo pada Matlab | untuk Pengukuran ke- 5 Gambar 4.24 Arus Netral Trafo pada Matlab II untuk Pengukuran ke- 5 Dati perhitungan di atas di dapat nilai arus netral pada trafo sebesar 8,622 A, dengan presentase 32,250% terhadap arus rata-rata. > Pengukuran ke- 6 Tabel 4.20 Data Pengukuran ESA ke- 6 untuk Analisa Arus Netral Trafo Fass | Tims (A) | Vins old | S(VA) | Cow ‘Gambar 4.23 Arus Netral Trafo pada Matlab 1 untuk Pengukuran kes 6 Gambar 426 Arus Netral Trafo pada Matlab 1 untuk Pengukuran ke- 6 Dari perhitungan di atas di dapat nilai arus netral pada trafo sebesar 8,768 A, dengan presentase 32,674% terhadap arus rata-rata, Tabel 4.21 Perbandingan SS TS Beban dan Arus Netral EL ELAS GG 5 ES Ld F_ | B00 | Sra moe [ONO] ORG TRAST Tratarata 9 = EHSHT 3 74,700+23,000+29,900 3 26,833. A Ig= 27,700 A 243,114" = 20,221 + 18,931) Ts = 23,000 A 2 -67,952° = 8,634 — 21,318), Tp= 29,800 A Z 158,187 = -27,666 + 11,073) Ww ia Is+ Ir (20,221 + 18,931)) + (8,634 21,318)) + (-27,666 + 11,073)) = 1,189 - 8,687) 8,768 A Z -82,206° 4 — x 100% ipa X 100%= 32,674 % 26,833 Grafik 4,27 Persentase Ketidakseimbangan vs Persentase Arus Netral Faktor Beban Total VA terpakai maksimal pada trafo tahun 2016 adalah 47652 VA. Total daya terpasang 64642 VA. Va terpakat mais Faktor beba VA terpasang 0,737 7652 642 262 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang Gambar 4.28 Faktor Beban pada Matlab 4, Analisa Perbaikan Ketidakseimbangan Beban Pada perbaikan ketidakseimbangan beban ini metode yang digunakan adalah metode average (rata-rata), Dengan menggunakan metode average didapat rata-rata beban. Tabel 4.22 Sebelum Penyeimbangan Bevan cy) 19,637 A Dengan menggunakan koefisien a,b,dan ¢ dapat diketahui besarnya, dimana_besarnya arus fasa dalam keadaan seimbang sama dengan besamya arus rata ~ rata (Inat -as) ty 10,768 In=al maka: a = #8= 3288 — 9,956 Is=b1 maka: b = $= 327 0,978 Ip=el maka: ¢ = t= 20255 — 1,066 1 19,657 Pada keadaan seimbang _besarnya koefisien a,b,dan c adalah 1. Dengan demikian, rata — rata ketidakseimbangan beban (dalam %) adalah flaca i l=). 199 % = (loas6—shs Jos7e—a1+ In065—20) 100 % 4,408 % Schingga penyeimbangan fasa R, S dan T: > FasaR R= (Beban rata-rata_ total) (Beban rata-rata fasa R) = 19,637 A — 18,768 A= 0,868 A Penycimbangan fasa 0868 4 > FasaS S = (Beban rata-tata total) (Beban rata-rata fasa R) = 19,637 A 19,207 A= 0,430 A BY x 220 V = 259,145 VA Penysimbangan fasa S=Lx V PASE 220 V= 128,329 VA > FasuT T = (Beban rata-rata total) — (Beban rata-rata fasa R) = 19,637 A - 20,935 A= -1,298 A Penyeimbangan fasa T = 2x V 22984 990) V= 387478 VA Dari perhitungan penyeimbangan trafo di atas maka didapat nilai penyeimbangan yaitu fasa R ditambah sebesar 259,145. VA, fasa S ditambah sebesar 128,329 VA dan fasa T dipindah sebesar 387,474 VA. Schingga setelah penyeimbangan fasa R, S dan T: > FasaR Beban penyeimbang = awe 11784 R= (Beban__penyeimbang) + (Beban rata-rata fasa R) ~ 1,178 A + 18,768 A 19,946 A > FasaS Beban penyeimbang = “25522 0,583 A R= (Beban_penyeimbang) + (Beban rata-rata fasa R) = 0,583 A + 19,207 A= 19,790. A > FasaT Beban penyeimbang = -1,761A R = (Beban_penycimbang) + (Beban rata-rata fasa R) = -I,761 A + 20,935 A= 19,1748 Dengan menggunakan koefisien a,b,dan dapat diketahui besarnya, dimana besarnya aris fasa dalam keadaan seimbang sama dengan besarnya arus rata ~ rata (Issa). 016 1,008 976 Pada keadaan —seimbang —_besarnya koefisien a,b,dan adalah 1. Dengan demikian, rata — rata ketidakseimbangan beban (dalam %) adalah llsetl bots Jena), maka: 1 19637 = x 100% = UhonecaTeLeDBCIIY BTEH 199 % = 1,872% Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang “Gambar 4.29 Penyeimbangan Beban pada Matlab | “Gambar 4.30 Penyeimbangan Beban pada Matlab I ‘Gambar 431 Penyeimbangan Beban pada Matlab I 263, Tabel 4,23 Penurunan Ketidakseimbangan Beban 5. Analisa Harmonisa Trafo Rasio harmonisa arus ditentukan oleh rasio lah seperti di bawah ini __s In” Ba 1. _RVAx100 s2s000x100 Mo” zu ixay 7” Bareseaes 296,467 Rasio Harmonisa a= 12,758 ‘Gambar 4.34 Rasio Harmonisa pada Matlab ‘abel 4.24 Hasil Pengukuran THD BSS 297% 9913 0299 o9o4 19st 3,418 Rg s T R Sark 238 2682 008s T | $495 | 2.205 5,119 | 0,285 Gambar 4.32 Penyeimbangan Beban pada Matlab IV ‘Gambar 4.33 Penyeimbangan Beban pada Matlab V Berikut ini merupakan tabel penurunan nilai ketidakseimbangan beban menggunakan metode average. Berdasarkan pengukuran THD arus pada trafo diketahui bahwa besarnya THD arus telah melebihi standar yang diijinkan oleh IEEE Std 519-1992 yaitu 5%, Besarnya harmonisa dipengaruhi oleh pemakaian beban non-linier seperti beban elektronika diantaranya motor- motor listrik, komputer (PC), lampu hemat enetgi (LHE), dl, Oleh karena itu, harmonisa ‘yang ditimbulkan akibat beban non linier perlu ireduksi agar efek buruk tidak terjadi, dan tidak mengganggu kinerja peralatan lain yang tersambung pada sumber yang sama. Pencegahan dapat dilakukan dengan menggunakan filter harmonisa, Filter harmonisa selain untuk meredam harmonisa juga untuk memperbaiki faktor daya. 264 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang, Filter harmonisa didesain dengan tujuan untuk mengurangi amplitudo satu atau lebih frekuensi dari sebuah tegangan atau arus. Dengan pemasangan filter harmonisa pada suatu sistem tenage_kelistrikan yang mengandung —sumber harmonisa, maka penyebaran arus harmonisa ke seluruh jaringan dapat ditekan sekecil mungkin, Disisi lain filter harmonisa pada frekuensi fimdamental dapat mengkompensasi daya reaktif yang digunakan untuk memperbaiki faktor daya sistem. 6. Analisa Efisiensi Trafo Tabel 4.25 Katalog Trafo 125 kVA iii Schingga didapatkan nilai efisiensi pada trafo pemakaian sendiri PLTA Batang Agam yaitu sebagai berikut : 1, Pengukuran ke- 1 ‘Tabel 4.26 Data Pengukuran ESA ke- 1 untuk Analisa Efisiensi Trafo Gambar 4.35 Efisiensi pada Matlab untuk Pengukuran ke- 1 2. Pengukuran ke- 2 Tabel 4.27 Data Pengukuran ESA ke- 2 untuk Analisa Efisiensi Trafo Tw] tmaay | vec | SwA | cow | TR RT STE a TES ee a aE Post 100% Pinput = Powe 100% ~ Pout ¥ eu ¥ Prare 7936 «x 100% 7936 + 2200 + 750 ‘Gambar 4,36 Efisiensi pada Matlab untuk Pengukuran ke- 2 3. Pengukuran ke- 3 ‘Tabel 4.28 Data Pengukuran ESA ke- 3 mT tomo [vemos | 000 [coe [707 untuk Analisa Efisiensi Trafo TT Toe | tmw) [Ye | $087 | we | FO Soars Se ea Pout rata I = x 100% P, ‘put out m Pout 100% Pinpua® 00% = poet Pout ‘out + Pou + Feore =s «100% =—2__"t00% ‘out + Pou + Peore 799952200756 7650 = 72,809% X 100% = 72,170% * 7650+ 2200 + 750, a Dg m9 © aaa |e pwrcmene = Gambar 437 Efisiensi pada Matlab untuk Pengukuran ke- 3 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 4, Pengukuran ke- 4 ‘Tabel 4.29 Data Pengukuran ESA ke- 4 | untuk Analisa Efisiensi Trafo Dee ee eo [re a a Pout ‘out + Peu + Feore x 100 = 81,102% x 100% _ 12660 © 12660 + 2200 +750 Gambar 4.38 Efisiensi pada Matlab untuk Pengukuran ke- 4 5, Pengukuran ke= 5 ‘Tabel 4.30 Data Pengukuran ESA ke- 5 ‘untuk Analisa Efisiensi Trafo 265 6. Pengukuran ke- 6 ‘abel 4.31 Data Pengukuran ESA ke- 6 untuk Analisa Efisiensi Trafo ese Pout n x 100% input Pout et 100% aper0 Pete * Pau t Fore * aero + 2200-750 “100% S SLT Darsesciega elemmn Gambar 4.40 Efisiensi pada Matlab untuk Pengukuran ke- 6 Tabel 4.32 Perbandingan Prosentase Pembebanan dengan Efisiensi Trafo Pos 1 Fw ae as a x 100% Pout ‘out + Pew + Peore x 100% = 81,005% x 100% 12580 © 12580 + 2200 + 750 PROS TRSS|6 [ertorrew “a Gambar 4.39 Fifisiensi pada Matlab untuk Pengukuran ke- 5 Gambar 4.41 Grafik Perbandingan Prosentase Pembebanan dengan Efisiensi Trafo Berdasarkan kurva diatas, sesuai dengan SPLN 17:1979 yaitu’ batas—maksimal pembebanan trafo 90%, diketahui_bahwa semakin pembebanan mendekati batas optimal pembebanan sebuah trafo, efisiensinya juga semakin besar mendekati 100%, 266 Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 7. Analisa Lifetime Trafo Umur operasi trafo distribusi__sangat dipengaruhi oleh tingkat beban dan interval pemeliharaannya, Umur pemakaian trafo disini didefinisikan berhubungan dengan timbulnya panas yang diakibatkan adanya pembebanan, sehingga trafo tersebut mengalami kegagalan dalam melaksanakan fungsinya. Berikut adalah tabel susut umur dengan persentase pembebanan tertentu yang merujuk pada Tabel 4.33 Susut Umur pada Persentase Pembebanan Tertentu (Sumber: Sigid, 2009) Jika disesuaikan dengan ambient temperature Indonesia yaitu 30°C, susut umur yang terjadi pada saat pembebanan 100% adalah 317,48, susut umur pada pembcbanan 90% adalah 72,51, dan susut umur pada pembebanan 80% adalah 19,05. Susut umur pada pembebanan 90% pada trafo dapat dihiung sebagai berikut Sisa umur pada tahun ke (1x susut umur ) 1 = uur dasar— (nx susut umur ) 1+ (mx susut umur ) = umur dasar _umurdasar=1'- 301 a susut umur 2.51% 9,999 tahun Susut umur pada pembebanan 80% pada trafo dapat dihiung sebagai berikut : Sisa umur pada tahun ke n= umur dasar — (x susut umur ) 1 = umur dasar —( nx susut umur ) 1+ (nx susut umur ) = umur dasar nur daser= 1 _ 30-1 5 = gusutwmur~ a98y ~ 152231 tahun = umur das Gambar 4.42 Life Time Trafo pada Matlab Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa umur trafo saat dibebani 90 % pada ambient temperature 30°C adalah 39,999 tahun sedangkan saat trafo dibebani 80% pada ambient temperature 30°C adalah 152,231 tahun, 8. Simpulan 1. Dari hasil perhitungan, didapat nilai prosentase pembebanan tertinggi untuk 6 kali pengukuran yaitu 14,122% dan masih dalam batas standar SPLN 17:1979 dan TEC 60354. 2. Dari hasil perhitungan, didapat nilai prosentase arus netral tertinggi untuk 6 kali pengukuran yaitu 40,792%, Tabel dan grafik perhitungan juga menunjukkan bahwa kenaikan ketidakseimbangan beban diikuti oleh kenaikan arus_netral pada trafo—schingga —_dilakukan pethitungan perbaikan ketidakseimbangan beban, 3. Dengan —_penyeimbangan —_beban meggunakan Metode Average yaitu dari pethitungan beban rata-rata, —besar ketidakseimbangan menjadi lebih kecil yang kondisi awal adalah 4,4079% ‘menjadi 1,572%. 4, Dari hasil perhitungan, didapat nilai cfisiensi traf tertinggi untuk 6 kali pengukuran yaitu 81,114% pada prosentase pembebanan tertinggi 14,122%. 5. Dari hasil perhitungan, didapat nilai THD Odd’% untuk arus tertinggi untuk 6 kali pengukuran yaitu 12,714% dan untuk fegangan tertinggi untuk 6 kali pengukuran yaity 2,65% . THD Even% untuk arus tertinggi untuk 6 kali pengukuran yaita 9,213% dan untuk tegangan tertinggi untuk 6 kali pengukuran yaitu 0,815%, Prosiding Seminar Nasional PIMIMD-4, ITP, Padang 267 6, Dari hasil pethitungan, didapat life time trafo untuk pembebanan 90% _yaitu 39,999 tahun, dan untuk pembebanan 80% yaitu 152,231 tahun. Saran 1 Perlu dilakukan pemerataan beban pada traf pemakaian sendiri agar tidak terjadi dampak-dampak yang merugikan_ bagi ‘rafo itu sendiri yang —diakibatkan tingginya arus nettal. Harus ada pemeliharaan dan pengecekan trafo secara berkala agar ketidaknormalan yang terjadi pada trafo dapat diketahui dari dini sehingga dapat diambil langkah perbaikan untuk pengoptimalan kinerja trafo tersebut Referensi 0) 2) 1 Wayan Rinas, 2012. Studi Analisis Losses dan Derating Akibat Pengaruh THD pada Gardu Transformator Daya di Fakultas Teknik Universitas Udayana Habibah Zahra Falugi, Heryogka Ahmad Waritza, 2014. Studi Evaluasi Kinerja Trafo Distribusi 20 KV sebagai Input Database Berbasis Web Local di PT. PLN (Persero) Rayon Blimbing. Zulkarnain, Iskandar, 2009. Analisis Pengaruh Harmonisa Terhadap Arus Netral, Rugi-Rugi dan Penurunan Kapasitas pada —‘Transformator Distribusi. 4] 5} 6] 7 8) 10] 11) 12) 13) Lumbanraja, Hotdes. 2008. Pengaruh Beban Tidak Seimbang Terhadap Efisiensi Zahal. 1991, Dasar Tenaga Lisrik Badaruddin, MT, Ir. 2012. Pengaruh Ketidakseimbangan Beban Terhadap Arus Netral dan Losses pada Trafo Distribusi_ Proyek Rusunami Gading eon. Syahwil, Muhammad. 2010, Studi Tampak Harmonisa Terhadap Susut Teknis pada Industri Semen. Makassar: Media BLektrik Ahmad Deni Mulyadi, MeTrik Polban, Vol.5, No.1, 24-28, 2011. Ermawanto.Analisa _Berlangganan Listrik Antara Tegangan Menengah dengan Teganga Rendah (TR) dan Analisa Efisiensi Trafo Dalam Rangka Hardi, Supri & Yaman, Peredaman Harmonisa dan Perbaikan Faktor Daya Aplikasi Beban Rumah Tangga. Jurnal Sain dan ‘Teknologi, Agustus. 2009. Volume 7, Nomor 2. Transformator Tiga Fasa Hubungan Open-Delta. Prasetyadi, Willy. 2012. Evaluasi Harmonisa dan Perencanaan_ Filter Pasif pada Sisi Tegangan 20 kV Akibat Penambahan Beban pada Sistem Kelistrikan Pabrik Semen Tuban. PT PLN (Persero) Pusat Pendidikan dan Pelatihan, Trafo Dstribusi.

Anda mungkin juga menyukai