Anda di halaman 1dari 10

ANALISA PERAMALAN BEBAN PUNCAK TRANSFORMATOR DAYA

MENGGUNAKAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION


GARDU INDUK 150 KV KENTUNGAN
Ari Nur Budiarta, Ramadoni Syahputra, Anna Nur Nazilah Chamim
Jurusan Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jalan Lingkar Selatan, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta 55183
Email: arinur60@gmail.com

Intisari

Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebagai pengelola energi listrik Negara Indonesia
bertanggung jawab sebagai wadah ketersediaan kebutuhan energi listrik. Perkembangan jaman
yang selaras dengan meningkatnya jumlah penduduk, kemajuan teknologi dan informasi
menuntut PLN untuk meningkatkan jumlah ketersediaan kebutuhan energi yang dibutuhkan.
Dalam penelitian ini membahas metode peramalan beban puncak transformator dengan
menggunakan metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Penelitian ini menggunakan software
Matlab R2014b menghasilkan peramalan beban puncak pada Transformator II Gardu Induk
150 kV Kentungan dalam kurun waktu 10 tahun kedepan menggunakan metode Jaringan
Syaraf Tiruan (JST) Backpropagation. Hasil yang didapatkan bahwa peramalan beban puncak
menggunakan metode JST Feed-forward backpropagation menghasilkan MSE pelatihan
sebesar 9,6023e-06 dan 7,8609e-06 untuk MSE pengujian. Sementara peramalan beban puncak
dengan menggunakan metode JST Cascade-forward backpropagation menghasilkan MSE
pelatihan sebesar 9,7739e-06 dan 6,6751e-06 untuk MSE pengujian. Sedangkan kelayakan
penggunaanya dalam melakukan pelatihan jaringan lebih layak menggunakan metode Feed-
forward backpropagation daripada menggunakan metode Cascade-forward backpropagation,
karena Feed-forward backpropagation memiliki nilai error yang lebih baik daripada Cascade-
forward backpropagation.

Kata kunci: Peramalan beban puncak, Jaringan Syaraf Tiruan (JST), Feed-forward
backpropagation, Cascade-forward backpropagation, Matlab.

1. PENDAHULUAN
Gardu Induk memiliki peranan
Tenaga listrik di masa sekarang penting dalam sistem distribusi tenaga
ini merupakan energi yang tidak dapat listrik dalam mensuplay listrik kepada
dipisahkan dari kehidupan manusia, konsumen. Semakin tinggi permintaan
baik dalam kegiatan perindustrian listrik oleh konsumen maka semakin besar
maupun kegiatan sehari-hari. Sehingga pula beban yang ditanggung Gardu Induk,
manusia hampir tidak mungkin maka Gardu Induk akan mengalami
melakukan pekerjaannya tanpa adanya overload apabila beban listrik yang
tenaga listik, oleh sebab kontinyuitas, ditanggung Gardu Induk melebihi
maupun kapasitas energi listrik menjadi kapasitas dari Gardu Induk tersebut.
tuntutan masyarakat. Meningkatnya Transformator merupakan salah satu
ketersediaan kebutuhan energi listrik komponen utama Gardu Induk yang
akan selalu selaras dengan peningkatan berfungsi untuk mengkonversi daya listrik
jumlah penduduk, industri, kemajuan tanpa mengubah frekuensi. Overload dapat
teknologi dan informasi. dicegah dan dapat diprediksi dengan
penelitian dan analisis pembebanan lapisan (layer) yang disebut neuron layer.
transformator sesuai dengan pertumbuhan Masing-masing layer akan dihubungkan
daya beban. satu sama lain, baik dengan layer
Salah satu metode peramalan adalah sebelumnya maupun sesudahnya. Informasi
Jaringan Syaraf Tiruan (JST). Jaringan akan dirambatkan dari satu layer ke layer
Syaraf Tiruan (JST) merupakan suatu berikutnya, mulai dari input sampai ke
sistem yang didasarkan pada cara kerja output layer melalui hidden layer.
jaringan syaraf manusia, salah satu jenis
dari JST adalah backpropagation.

2. DASAR TEORI
2.1 Gardu Induk
Gardu Induk (GI) ialah suatu instalasi
tanaga listrik terdiri dari beberapa
komponen listrik yang memiliki fungsi:
1. Mentransformasikan tenaga listrik
Gambar 1 Arsitektur Jaringan Syaraf Tiruan
tegangan listrik satu ke tegangan lsitrik
lainnya atau ke tegangan listrik menengah. 2.4 Algoritma Backpropagation
2. Pengukuran pengawasan operasi Menurut Kusumadewi (2004),
serta pengaturan pengaman dari sistem Backpropagation merupakan algoritma
tenaga listrik. pembelajaran yang terawasi dan biasanya
3. Pengaturan daya ke gardu-gardu digunakan oleh perceptron dengan banyak
lainnya melalui tegangan tinggi dan gardu lapisan untuk mengubah bobot-bobot yang
distribusi melalui feeder tegangan terhubung dengan neuron-neuron yang ada
menengah. pada lapisan tersembunyi. Algoritma
backpropagation menggunakan error
2.2 Jaringan Syaraf Tiruan output untuk mengubah nilai bobotnya ke
Jaringan syaraf tiruan (JST) merupakan arah mundur (backward). Untuk
sistem kecerdasan tiruan dengan mendapatkan error ini, tahap forward
kemampuan belajar dan menghimpun propagation (perambatan maju) harus
pengetahuan hasil pembelajaran dalam dikerjakan terlebih dahulu.
jaringan selnya (neuron) sehingga
memungkinkan jaringan secara keseluruhan Menurut Jong Jek Siang (2009) standar
semakin cerdas merespon masukan/input algoritma backpropagation adalah :
yang diberikan. Kemampuan belajar dan 1. Arsitektur backpropagation
mengakumulasi pengetahuan ini Backpropagation memiliki beberapa
memungkinkan sistem jaringan syaraf unit yang ada dalam satu atau lebih layar
tiruan untuk dapat beradaptasi dengan tersembunyi (hidden layer). Gambar 2
lingkungan yang memberikan input dibawah adalah arsitektur backpropagation
kepadanya. Layaknya otak manusia dalam dengan n buah masukan (ditambah sebuah
merespon kondisi lingkungan berbeda- bias), sebuah layar tersembunyi yang terdiri
beda, peranan JST dalam bidang penelitian dari p unit (ditambah sebuah bias), serta m
dan pengembangan sangat penting di masa unit keluaran.
mendatang yang menuntut aspek
otomatisasi dan aspek interaktif antara alat
dan manusia. (Muis, 2017).

2.3 Arsitektur Jaringan


Menurut Haidaroh (2013), Dalam JST,
neuron-neuron akan dikumpulkan menjadi Gambar 2 Arsitektur backpropagation
2. Fungsi aktivasi tersembunyi. Keuntungan dari metode ini
Fungsi aktivasi yang dipakai dalam adalah mengakomodasi hubungan
backpropagation harus memenuhi beberapa nonlinear antara input dan output dengan
syarat diantaranya: kontinu, terdiferensial tidak menghilangkan hubungan linear
dengan mudah dan merupakan fungsi yang antara keduanya.
tidak turun. Salah satu fungsi yang
memenuhi ketiga syarat tersebut sehingga 2.5 Prakiraan Pertumbuhan Penduduk
yang sering dipakai ialah fungsi sigmoid Nilai persentase pertumbuhan
biner yang memiliki range (0, 1). penduduk dapat diperoleh menggunakan
persamaan berikut:
3. Pelatihan standar backpropagation 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑡 − 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑡−1
𝑅𝑡−1,𝑡 = × 100%
Pelatihan standar backpropagation 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑡−1
terdiri dari 3 fase. Fase pertama ialah fase
Keterangan :
maju. Pola masukan dihitung maju mulai 𝑅𝑡−1,𝑡 : Presentase pertumbuhan
dari layar masukan hingga layar keluaran penduduk (%)
menggunakan fungsi aktivasi yang 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑡 : Penduduk tahun sebelum t
ditentukan. Fase kedua ialah fase mundur. (jiwa)
Selisih antara keluaran jaringan dengan 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑡−1 : Penduduk tahun sebelum t
target yang diinginkan merupakan (jiwa)
kesalahan yang terjadi. Kesalahan tersebut Asusmsi nilai persentase pertumbuhan
dipropagasikan mundur, dimulai dari garis penduduk dijadikan parameter dalam
yang berhubungan langsung dengan unit- menghitung perkiraan jumlah penduduk di
unit di layar keluaran. Fase ketiga ialah tahun-tahun mendatang. Perkiraan jumlah
modifikasi bobot untuk menurunkan penduduk ditahun t dapat diperoleh
kesalahan yang terjadi. menggunakan persamaan berikut:

Terdapat berbagai jenis Jaringan Syaraf 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑡 = (𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑡−1 × 𝑅𝑡−1,𝑡 )


Tiruan (JST) Backpropagation pada + 𝑃𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑡−1
aplikasi Matlab diantaranya yaitu:
a. Feed-Forward Backpropagation 2.6 Prakiraan Pertumbuhan PDRB
Dalam membuat prakiraan pertumbuhan
Adalah jenis arsitektur Jaringan Neural
PDRB (Produk Domestik Regional Bruto),
di mana koneksi tidak membentuk siklus perlu diketahui asumsi nilai presentase
(seperti dalam jaring berulang). Istilah pertumbuhan PDRB tiap tahunnya. Nilai
"Umpan maju" juga digunakan ketika Anda presentase pertmbuhan PDRB dapat
memasukkan sesuatu di lapisan input dan diperoleh menggunakan persamaan berikut:
bergerak dari input ke hidden dan dari 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 − 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1
hidden ke layer output. 𝑅𝑡−1,𝑡 = × 100%
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1

b. Cascade-forward Backpropagation Keterangan :


Adalah salah satu kelas dari Jaringan 𝑅𝑡−1,𝑡 : Presentase pertumbuhan
Syaraf Tiruan yang mirip dengan Feed-
penduduk (%)
forward Backpropagation, tetapi termasuk
koneksi dari input dan setiap lapisan 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 : PDRB t (jiwa)
sebelumnya ke lapisan berikut. Seperti 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1 : PDRB t (jiwa)
halnya jaringan Feed-forward, jaringan
Cascade-forward dapat mempelajari Asusmsi nilai persentase pertumbuhan
hubungan input - output yang terbatas PDRB dijadikan parameter dalam
dengan cukup memberikan neuron menghitung perkiraan jumlah PDRB di
tahun-tahun mendatang. Perkiraan jumlah 3.4 Pengumpulan Data
PDRB ditahun t dapat diperoleh Pengumpulan data dilakukan setelah
menggunakan persamaan berikut: referensi terpenuhi. Langkah ini dilakukan
secara langsung dilapangan melalui
𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡 = (𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1 × 𝑅𝑡−1,𝑡 ) + 𝑃𝐷𝑅𝐵𝑡−1 pengujian langsung dan wawancara.

3.5 Pengolahan dan Perhitungan Data


3. METODOLOGI PENELITIAN Setelah data-data terkumpul, langkah
3.1 Studi Pendahuluan selanjutnya adalah mengolah dan
Studi pendahuluan ialah studi awal atau menganalisis data tersebut. Dalam
tahapan awal pada metodologi penulisan. pengolahan data ini menggunakan metode
Dalam proses ini terdapat tahapan studi dan Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
pengamatan langsung di lapangan untuk Backpropagation dengan model Feed-
mengetahui informasi-informasi kondisi forward Backpropagation dan model
yang berada di lapangan dan dengan Cascade-forward Backpropagation.
mengumpulkan data di Gardu Induk 150 Langkah ini dilakukan untuk mengetahui
kV Kentungan dan data dari Badan Pusat nilai beban puncak di masa yang akan
Statistik (BPS) Kota Yogyakarta dan datang.
Kabupaten Sleman.
3.6 Penyusunan Tugas Akhir
3.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Langkah terakhir dalam penyususan
Langkah selanjutnya adalah tugas akhir ini adalah penulisan tugas akhir
mengidentifikasi masalah dan merumuskan sesuai dengan peraturan dan ketentuan
masalah. Pada langkah ini penulis baku yang berlaku.
merumuskan permasalah-permasalah yang
berkaitan dengan obyek penulisan yaitu 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Peramalan Beban Puncak 4.1 Data Kependudukan
Menggunakan Metode Jaringan Syaraf a. Data Kependudukan Kota Yogyakarta
Tiruan Backpropagation dengan data Data ini terdiri dari data pertumbuhan
historis pada Gardu Induk 150 kV penduduk dan data Produk Domestik
Kentungan. Setelah dirumuskan Regional Bruto (PDRB) Kota Yogyakarta
masalahnya maka muncul solusinya yaitu dari tahun 2012 – 2017.
dengan melakukan perhitungan peramalan
untuk 10 tahun kedepan. Tabel 1 Data Kependudukan dan PDRB Kota
Yogyakarta
3.3 Studi Literatur Jumlah
Studi literatur dilaksanakan untuk PDRB
Tahun Penduduk
mencari informasi-informasi mengenai (juta rupiah)
(ribuan jiwa)
teori, metode, beserta konsep yang relevan 2012 394,012 20,536855
mengenai permasalahan. Sehingga
2013 402,679 22,537791
informasi dapat digunakan sebagai acuan
dalam penyelesain permasalahan dalam 2014 400,467 24,664285
melaksanakan penelitian. Studi yang 2015 412,704 26,791936
dilaksanakan dapat dilakukan dengan cara 2016 417,744 28,895812
mencari informasi dan referensi baik dalam 2017 422,732 31,308655
bentuk text book, internet, maupun sumber-
sumber lain yang ada kaitannya dengan Dari data kependudukan dan PDRB Kota
penelitian yang akan dilakukan. Yogyakarta diatas didapatkan bahwa
pertumbuhan penduduk Kota Yogyakarta
mengalami peningkatan jumlah penduduk
1.42% tiap tahun. Sedangkan pertumbuhan peningkatan 9.3% tiap tahun. Sehingga
PDRB Kota Yogyakarta mengalami didapatkan Prediksi pertumbuhan dan
peningkatan 8.8% tiap tahun. Sehingga PDRB Kabupaten Sleman seperti Tabel 4
didapatkan Prediksi pertumbuhan dan dibawah ini:
PDRB Kota Yogyakarta seperti Tabel 2
dibawah ini: Tabel 4 Prediksi pertumbuhan penduduk dan PDRB
Kabupaten Sleman
Tabel 2 Prediksi pertumbuhan penduduk dan PDRB Jumlah
PDRB
Kota Yogyakarta Tahun Penduduk
(juta rupiah)
Jumlah (jutaan jiwa)
PDRB 2018 1,209982 43,815576
Tahun Penduduk
(juta rupiah)
(ribuan jiwa) 2019 1,226680 47,890425
2018 428,735 34,063817 2020 1,243608 52,344235
2019 434,823 37,061433 2021 1,260770 57,212249
2020 440,997 40,322839 2022 1,278169 62,532988
2021 447,259 43,871249 2023 1,295808 68,348556
2022 453,610 47,731919 2024 1,313690 74,704972
2023 460,051 51,932328 2025 1,331819 81,652534
2024 466,584 56,502373 2026 1,350198 89,246220
2027 1,368831 97,546118
2025 473,209 61,474582
2028 1,387721 106,617907
2026 479,929 66,884345
2027 486,744 72,770167
2028 493,656 79,173941 4.2 Data Beban Puncak Gardu Induk
Tabel 5 Data beban puncak Transformator II
b. Data Kependudukan Kabupaten Sleman
Data ini terdiri dari data pertumbuhan Tahun 2013 2014 2015 2016 2017 2018
penduduk dan data Produk Domestik Beban
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Sleman Puncak 53,7 57,6 55,5 57,1 59,2 55,4
dari tahun 2012 – 2017. (MW)

Tabel 3 Data Kependudukan dan PDRB Kabupaten Dari data beban puncak transformator
Sleman II diatas dengan menggunakan metode
Jumlah manual didapatkan bahwa pertumbuhan
PDRB
Tahun Penduduk beban puncak Gardu Induk 150 kV
(juta rupiah)
(jutaan jiwa) mengalami kenaikan beban puncak 7.52%
2012 1,114833 25,732248 tiap tahunnya. Sehingga didapatkan
2013 1,141733 28,295362 prediksi kenaikan beban puncak
2014 1,163970 30,812984 Transformator II yang didapatkan dengan
2015 1,167481 33,756235 menggunakan metode manual seperti pada
2016 1,180479 36,939695 tabel dibawah ini:
2017 1,193512 40,087444
Tabel 6 Prediksi pertumbuhan beban puncak 2019
Dari data kependudukan dan PDRB – 2028 menggunakan metode manual
Kabupaten Sleman diatas didapatkan bahwa Beban Puncak
Tahun
pertumbuhan penduduk Kabupaten Sleman (MW)
mengalami peningkatan jumlah penduduk 2019 59,6
1.38% tiap tahun. Sedangkan pertumbuhan 2020 64,1
PDRB Kabupaten Sleman mengalami 2021 68,9
2022 74,1
2023 79,7
2024 85,7
2025 92,1 Gambar 5 Hasil Gradien pelatihan jaringan tipe
2026 99,0 Feed-forward backpropagation Input latih

2027 106,4 b. Menggunakan input uji dan target uji.


2028 114,4

4.3 Pengujian Jaringan


Dalam pelatihan ini akan digunakan
dua tipe jaringan yang tersedia, yaitu
pelatihan jaringan tipe Feed-forward
backpropagation dan pelatihan jaringan
tipe Cascade-forward backpropagation.

1. Feed-forward backpropagation
a. Menggunakan input latih dan target
latih

Gambar 6 Hasil pelatihan jaringan tipe Feed-


forward backpropagation Input Uji

Gambar 3 Hasil pelatihan jaringan tipe Feed-


forward backpropagation Input latih

Gambar 7 Hasil Regresi pelatihan jaringan tipe


Feed-forward backpropagation Input Uji

Gambar 8 Hasil Gradien pelatihan jaringan tipe


Feed-forward backpropagation Input Uji
Gambar 4 Hasil Regresi pelatihan jaringan tipe
Feed-forward backpropagation Input latih
2. Cascade-forward backpropagation b. Menggunakan input uji dan target uji.
a. Menggunakan input latih dan target
latih

Gambar 12 Hasil pelatihan jaringan tipe Cascade-


Gambar 9 Hasil pelatihan jaringan tipe Cascade- forward backpropagation Input uji
forward backpropagation Input latih

Gambar 13 Hasil Regresi pelatihan jaringan tipe


Gambar 10 Hasil Regresi pelatihan jaringan tipe Cascade-forward backpropagation Input uji
Cascade-forward backpropagation Input latih

Gambar 14 Hasil Gradien pelatihan jaringan tipe


Gambar 11 Hasil Gradien pelatihan jaringan tipe Cascade-forward backpropagation Input uji
Cascade-forward backpropagation Input latih
4.4 Data nilai Error Perhitungan Metode
Manual dengan Metode JST
Setelah dilakukan peramalan
menggunakan metode jaringan syaraf
tiruan (JST) dengan pelatihan jaringan tipe
Feed-forward backpropagation dan dapat dikatakan bahwa perhitungan
Cascade-forward backpropagation menggunakan metode Jaringan Syaraf
menggunakan data perhitungan manual, Tiruan (JST) layak digunakan sebagai
diperoleh perbandingan nilai error data, metode peramalan beban listrik jangka
seperti pada tabel dibawah ini: panjang.
Namun apabila membandingkan
Tabel 7 Data Nilai Error Perhitungan Metode Manual kelayakan untuk digunakan dalam mencari
dengan Metode JST beban puncak antara pelatihan jaringan tipe
JST Feed- JST Cascade- Feed-forward backpropagation dan
Metode
forward forward pelatihan jaringan tipe Cascade-forward
Tahun Manual
backprop backprop backpropagation, lebih layak menggunakan
(MW)
(MW) (MW) pelatihan jaringan tipe Feed-forward
2019 59,6 60,0448 59,3782 backpropagation, karena pelatihan jaringan
2020 64,1 64,2998 64,8792 tipe Feed-forward backpropagation
2021 68,9 68,6684 68,285 memiliki nilai error yang lebih rendah
2022 74,1 73,5006 72,8298 dibandingkan dengan pelatihan jaringan
2023 79,7 79,7598 81,4306 tipe Cascade-forward backpropagation.
2024 85,7 86,5249 85,7071
2025 92,1 91,5419 91,9415 5. KESIMPULAN
2026 99 99,0905 95,2717 Berdasarkan hasil penelitian yang telah
2027 106,4 105,3956 106,2883 dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
2028 114,4 115,089 114,5653 bahwa:
1. Terdapat beberapa tahapan dalam
Dari hasil tabel diatas dapat dijadikan pembentukan peramalan beban puncak
perbandingan dalam bentuk grafik seperti
transformer II pada Gardu Induk 150 kV
berikut:
Kentungan dengan menggunakan
DATA PERBANDINGAN NILAI metode Jaringan Syaraf Tiruan (JST)
ERROR backpropagation, yaitu: (a) Data
120
BEBAN PUNCAK (MW)

masukan berupa data beban puncak


100 transformator II Gardu Induk Kentungan
80 tahun 2013 – 2018 dan data olahan tahun
2019 – 2028 yang diperoleh
60
menggunakan perhitungan metode
40 manual. (b) Data olahan terbagi menjadi
20
dua data yaitu data pelatihan dan data
pengujian. (c) Menentukan model
0 jaringan yang baik yaitu dengan
2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028
menentukan jumlah hidden layer dan
TAHUN Metode Manual jumlah neuron masing-masing hidden
JST Feed-forward backprop layer. (d) Melakukan pelatihan jaringan
JST Cascade-forward backprop
dengan memperhatikan parameter yang
Gambar 15 Grafik perbandingan nilai error
telah diatur. (e) Melakukan pengujian
Dilihat dari data tabel 7 dan gambar jaringan untuk mengetahui tepat atau
15 diatas diketahui bahwa error yang terjadi tidaknya model jaringan yang telah
antara perhitungan manual manual dengan dibentuk.
perhitungan metode Jaringan Syaraf Tiruan 2. Model jaringan yang dibentuk
(JST) menggunakan software Matlab dalam melakukan peramalan beban
memiliki nilai error yang rendah. Sehingga puncak terdiri dari 3 bagian, yaitu : 1
(satu) input layer, 2 (dua) hidden layer, diperoleh berdasarkan nilai yang
dan 1 (satu) output layer. Pada bagian diperoleh menggunakan perhitungan
hidden layer, hidden layer 1 dan hidden metode manual, nilai error metode
layer 2 masing-masing menggunakan 8 pelatihan jaringan Feed-forward
neuron dengan fungsi aktivasi logsig. Backpropagation lebih baik
Sedangkan untuk output layer dibandingkan dengan nilai error metode
menggunakan fungsi aktivasi pureline pelatihan jaringan Cascade-forward
(fungsi identitas). Backpropagation.
3. Peramalan beban puncak
transformator II Gardu Induk Kentungan
dengan menggunakan metode manual DAFTAR PUSTAKA
mengalami persentase kenaikan beban Bawan, Elias Kondorura (2013), dengan
puncak tiap tahunnya 7,52%. Sedangkan penelitian berjudul “Estimasi
untuk peramalan beban puncak Pembebanan Transformator Gardu
menggunakan metode Jaringan Syaraf Induk 150 kV”. Papua : Universitas
Tiruan (JST) dengan metode pelatihan Negeri Papua
jaringan Feed-forward Backpropagation Cahyandi, Qari Walu (2017). “Evaluasi
menghasilkan nilai MSE pelatihan Kemampuan Transformator Tenaga
sebesar 9,6023e-06 dan MSE pengujian Pada Gardu Induk Kentungan 150
sebesar 7,8609e-06. Prediksi beban KV”. Yogyakarta : Universitas
puncak yang diperoleh pada tahun 2028 Muhammadiyah Yogyakarta.
sebesar 115,0890 MW. Sedangkan untuk Fitriyah, Qoriatul dan Didi Istardi (2011).
metode pelatihan jaringan Cascade- “Prediksi Beban Listrik Pulau Bali
forward Backpropagation menghasilkan dengan menggunakan Metode
nilai MSE pelatihan sebesar 9,7739e-06 Backpropagasi”. Seminar Nasional
dan MSE pengujian sebesar 6,6751e-06. Informatika 2011 (semnasIF 2011).
Prediksi beban puncak yang diperoleh UPN Veteran Yogyakarta, 2 Juli
pada tahun 2028 sebesar 114,5653 MW. 2011.
Hasil yang diperoleh dari kedua model Haidaroh, Ahmad (2013). “Pengenalan
metode pelatihan jaringan ini Kecerdasan Buatan (Artificial
menunjukkan bahwa model jaringan Intellegence)”. Kupang: STIKOM
yang dibangun cukup bagus untuk Artha Buana.
diterapkan dalam peramalan beban Hermawan, Sigit (2013). “Peramalan
puncak. Hasil prediksi yang dilakukan Beban Listrik Harian Jawa Tengah
dalam kurun waktu 10 tahun kedepan dan DIY Menggunakan Metode
dari tahun 2019 – 2028 menunjukkan Seasional Autoregressive Integrated
adanya trend kenaikan beban puncak Moving Average”. Yogyakarta :
setiap tahunnya. Universitas Gadjah Mada.
4. Hasil peramalan jaringan beban Hery Setijasa (2013), “Proses dan Sistem
puncak Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Penyaluran Tenaga Listrik Oleh PT.
dengan metode pelatihan jaringan Feed- PLN (Persero)”.
forward Backpropagation dan metode Kusumadewi, Felasufah (2014).
pelatihan jaringan Cascade-forward “Peramalan Harga Emas
Backpropagation, dilihat dari Menggunakan Feedforward Neural
kelayakannya dalam melakukan Network Dengan Algoritma
peramalan jaringan ini lebih layak Backpropagation”. Yogyakarta :
Universitas Negeri Yogyakarta.
menggunakan metode pelatihan jaringan
Medeli, Syukran (2018), dengan penelitian
Feed-forward Backpropagation, hal ini
berjudul “Analisis Peramalan Beban
diketahui dari hasil nilai error yang Puncak Menggunakan Metode
Jaringan Syaraf Tiruan
Backpropagation PT. PLN (Persero)
Kota Jambi Rayon Kota Baru”.
Yogyakarta : Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Muis, Saludin (2017). “Jaringan Syaraf
Tiruan ; Sistem Kecerdasan Tiruan
dengan Kemampuan Belajar dan
Adaptasi”. Yogyakarta : Teknosain.
Pratama, Ricky Ardian dan Lilik Anifah
(2016). “Peramalan Beban Listrik
Jangka Panjang D.I Yogyakarta
Menggunakan Neural Network
Backpropagation”. Jurnal Teknik
Elektro. Volume 05 Nomor 03 Tahun
2016, hal 37-47.
Purnomo, M.H dan Kurniawan A. 2006.
“Supervised Neural Networks dan
Aplikasinya”. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Siang, Jong Jek (2009). “Jaringan Syaraf
Tiruan dan Pemrogramannya
Menggunakan MATLAB”.
Yogyakarta : ANDI.
Syahfitra, Febrian Dhimas (2018).
“Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan
Sebagai Sistem Peramalan Beban
Puncak Transformator Gardu Induk
Bumiayu”. Yogyakarta : Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai