Anda di halaman 1dari 64

TRANSFORMASI BUDAYA

PADA PELAYANAN INSTALASI CSSD

ROKIAH KUSUMAPRADJA
Disampaikan pada acara “Pelatihan CSSD tingkat lanjut
“ tanggal 30 -31 Maret 2021
(daring), Jakarta
CURRICULUM VITAE
Nama : Rokiah Kusumapradja
Lahir : Sumedang, 9 Pebruari 1952
Status : Menikah, 2 anak , 4 cucu
Alamat : Jl. Balap Sepeda IV/ 103 Rawamangun Jkt Timur
Telephon/fax : 021 489 8411; 0811 946 11 88;
e mail : rorojkt4 @ yahoo.com; rokiah.kusumapradja@gmail.com
:
• S3 Bidang Manajemen Pendidikan, Universitas Negeri Jakarta, 2003
• S2 Master of Hospital Administration, University of The Philippine, Manila, 1991
• S 1 FKM – UI , Jakarta, 1985
• AKPER Bandung, 1974

• Ketua Prodi Magister Administrasi RS UEU 2016- sekarang


• Ka. Deprt Business Development YPKB – UEU 2014-sekarang
• Dekan FKIP Universitas Esa Unggul 2013 -2019
• Wakil Rektor Bidang Akademik Universitas Esa Unggul Jakarta (2008- 2014 )
• Ketua Komite Perencanaan dan Pengembangan RSUP Persahabatan Jakarta
• Wakil Ketua Pusat Kesehatan Respirasi Nsional RSUP Persahabatan Jakarta
• Sekretaris KKP-RS (Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit)-PERSI 2005-2008 dan
Departemen Diklat Institute Manajemen Rumah sakit - PERSI, anggota IKPRS PERSI 2008 - sekarang
• Ketua Kompartemen Keperawatan Pengurus PERSI Pusat 1995-2009
• KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) : Surveior / Pembimbing Akreditasi , konsiler , 1995- sekarang
• Ketua Kompartemen Tenaga Kes. Lain Pengurus ARSPI Pusat 98-07/ 08-2011
• Pengurus Pusat PPNI 1989 - 2006

• Dosen Program S2 KARS- FKM UI 1996 - sekarang


• Dosen Program S2 dan S3 Universitas Negeri Jakarta , 2003 - sekarang
• Dosen Program S2 UNiversitas Respati Indonesia dan STIK St Carolus, 2002 - 2017
TOPIK BAHASAN

PENDAHULUAN

PARADIGMA BARU PELAYANAN


KESEHATAN

PENGERTIAN BUDAYA KESELAMATAN


PASIEN

TRANSFORMASI BUDAYA

KESIMPULAN
PENDAHULUAN
• UU NO 44 /2009 TENTANG RUMAH
SAKIT
• RUMAH SAKIT WAJIB DIAKREDITASI
SETIAP 3 ( TIGA ) TAHUN OLEH
LEMBAGA INDEPENDEN  TERMASUK
PELAYANAN CSSD
• PELAYANAN RS YANG BERMUTU DAN
MEMPERHATIKAN KESELAMATAN
PASIEN MERUPAKAN :
1. hak pasien (Pasal 32),
2. kewajiban rumah sakit (Pasal 29)
Instalasi / unit CSSD
• CSSD : Pusat kegiatan sterilisasi di RS
• Peran 
– Menunjang unit lain di RS yang
membutuhkan peralatan dg kondisi steril,
untuk mencegah terjadinya infeksi.
– Menekan kejadian infeksi Healthcare
Associated Infections (HAis) di RS dan
meningkatkan mutu pelayanan di RS
– melakukan pengawasan dan kontrol mutu
terhadap hasil sterilisasi
• Terlibat aktif dalam Menjamin Mutu dan Keselamatan
pasien di Pelayanan Kesehatan
Central Service  The Hospital
MANAJEMEN FASILITAS & KESELAMATAN

1 • Keselamatan dan Keamanan

• Penanggulangan Keadaan Darurat


3
(disaster)
4 • Fire Safety
5 • Penanganan Peralatan Medis
6 • UtIlitas (Air, Listrik, dan Gas Medik)
PARADIGMA BARU PELAYANAN KESEHATAN

Patient-centered care’ sebagai “asuhan yang


menghormati dan responsif terhadap pilihan,


kebutuhan dan nilai-nilai pribadi pasien. Serta
memastikan bahwa nilai-nilai pasien menjadi panduan
bagi semua keputusan klinis”
WHAT IS “PATIENT-CENTERED CARE”?
1. Setiap pasien adalah manusia yg unik, dgn
berbagai kebutuhan yg berbeda
2. Pasien adalah mitra dan mempunyai
pengetahuan serta keahlian yg penting bagi
asuhan mereka
3. Keluarga dan teman pasien juga merupakan mitra
4. Akses thd informasi kes yg bisa dimengerti
adalah penting dlm memberdayakan pasien utk
berpartisipadi dlm asuhan mereka.
5. Kesempatan utk membuat keputusan adalah
penting bagi keadaan sehat pasien
lanjutan
6. Setiap anggota staf adalah pemberi layanan,
yg perannya adalah utk memenuhi
kebutuhan setiap pasien, dan anggota staf
dapat memenuhi kebutuhan tsb secara lebih
efektif bila RS mendukung mereka dlm
mencapai aspirasi profesional, maupun
tujuan pibadi mereka yg tertinggi.
7. Patient-centered care adalah inti dari sistem
Yan Kes yg bermutu tinggi dan suatu dasar
yang penting bagi pelayanan yg aman, efektif,
efisien, tepat waktu, dan equitable.
Model Patient Centered Care
(Interdisciplinary Team Model – Interprofessional Collaboration)

DPJP
Perawat Apoteker
• Clinical/Team
Leader Fisio Ahli
• Review Asuhan terapis Pasien, Gizi
• Secara kolaboratif Keluarga
melakukan sintesa Radio
& integrasi asuhan Analis
grafer
pasien
Lainnya
1. Patient Centered Care (PCC)  Pasien adalah pusat pelayanan,
Pasien adalah bagian dari tim
2. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) diposisikan di sekitar
pasien, dgn kompetensi yg memadai, sama pentingnya pada kontribusi profesinya,
tugas mandiri, delegatif, kolaboratif, merupakan model Tim Interdisiplin
3. Peran & fungsi DPJP : sebagai Clinical Leader, melakukan Review,
Sintesa , Integrasi asuhan pasien,KARS
Koordinasi (dapat oleh PPA lain)
Dr.Nico Lumenta
4. PCC merupakan pendekatan modern, inovatif, sudah menjadi trend
PARADIGMA BARU PELAYANAN KESEHATAN

Patient-centered care’ sebagai “asuhan yang


menghormati dan responsif terhadap pilihan,


kebutuhan dan nilai-nilai pribadi pasien. Serta
memastikan bahwa nilai-nilai pasien menjadi panduan
bagi semua keputusan klinis”
WHAT IS “PATIENT-CENTERED CARE”?
1. Setiap pasien adalah manusia yg unik, dgn
berbagai kebutuhan yg berbeda
2. Pasien adalah mitra dan mempunyai
pengetahuan serta keahlian yg penting bagi
asuhan mereka
3. Keluarga dan teman pasien juga merupakan mitra
4. Akses thd informasi kes yg bisa dimengerti
adalah penting dlm memberdayakan pasien utk
berpartisipadi dlm asuhan mereka.
5. Kesempatan utk membuat keputusan adalah
penting bagi keadaan sehat pasien
lanjutan
6. Setiap anggota staf adalah pemberi layanan,
yg perannya adalah utk memenuhi
kebutuhan setiap pasien, dan anggota staf
dapat memenuhi kebutuhan tsb secara lebih
efektif bila RS mendukung mereka dlm
mencapai aspirasi profesional, maupun
tujuan pibadi mereka yg tertinggi.
7. Patient-centered care adalah inti dari sistem
Yan Kes yg bermutu tinggi dan suatu dasar
yang penting bagi pelayanan yg aman, efektif,
efisien, tepat waktu, dan equitable.
Model Patient Centered Care
(Interdisciplinary Team Model – Interprofessional Collaboration)

DPJP
Perawat Apoteker
• Clinical/Team
Leader Fisio Ahli
• Review Asuhan terapis Pasien, Gizi
• Secara kolaboratif Keluarga
melakukan sintesa Radio
& integrasi asuhan Analis
grafer
pasien
Lainnya
1. Patient Centered Care (PCC)  Pasien adalah pusat pelayanan,
Pasien adalah bagian dari tim
2. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) diposisikan di sekitar
pasien, dgn kompetensi yg memadai, sama pentingnya pada kontribusi profesinya,
tugas mandiri, delegatif, kolaboratif, merupakan model Tim Interdisiplin
3. Peran & fungsi DPJP : sebagai Clinical Leader, melakukan Review,
Sintesa , Integrasi asuhan pasien,KARS
Koordinasi (dapat oleh PPA lain)
Dr.Nico Lumenta
4. PCC merupakan pendekatan modern, inovatif, sudah menjadi trend
Model Patient Centered Care
(Interdisciplinary Team Model – Interprofessional Collaboration)
KONSEP INTI PATIENT CENTERED CARE
1. MARTABAT DAN RESPEK
– PPA Mendengarkan, menghormati dan menghargai
pandangan dan pilihan pasien dan keluarga
– Pengetahuan, nilai- nilai , kepercayaan, latar belakang kultural
pasien dan keluarga dimasukan dalam perencanaan dan
pemberian pelayanan kesehatan
2. BERBAGI INFORMASI
– Pasien memberi informasi tentang referensinya
– PPA menginformasikan dan berbagi informasi hasil asesmen
yang didapat kepada pasien dan keluarga
– Pasien dan keluarga menerima informasi tepat waktu,
lengkap dan akurat
– Asesmen : metode, substansi/ kebutuhan edukasi, konfirmasi
3. PARTISIPASI
– Pasien dan keluarga didorong dan didukung u/ berpartisipasi
dalam asuhan dan pengambilan keputusan/ pilihan mereka
4. KOLABORASI DAN KERJASAMA
– Pimpinan pel. Kes. Bekerjasama dengan pasien dan kel. dlm
pengembangan , implementasi dan evaluasi kebijakan
BUDAYA /CULTURE ???
TRANFORMASI BUDAYA ???
PENGERTIAN
• Model tranformasi budaya merupakan
pengamatan perubahan dan pergeseran
fenomena desain dalam satu rentang waktu
tertentu
• Secara umum transformasi budaya diawali
adanya unsur keterbukaan, baik yang
dipaksanakan ataupun karakter khas
kebudayaan tertentu yang mudah menerima
kehadiran kebudayaan asing
• Transformasi : perubahan bentuk
• Budaya : Sistem makna bersama adalah
sekumpulan karakteristik kunci yang dijunjung
tinggi oleh organisasi
lanjutan
• Unsur penting terjadinya transformasi
budaya :
– Inkulturasi : suatu upaya dari setiap pelaku
kebudayaan untuk menyesuaikan diri terhadap
perubahan kebudayaan yang terjadi’
– Akulturasi :
• Proses ketika dua kebudayaan bertemu dan
masing- masing dapat menerima nilai- nilai
bawaanya
• Proses bagaimana suatu masyarakat menghadapi
pengaruh kebudayaan, baik dari luar maupun dari
dalam dengan usaha mencari bentuk penyesuaian
terhadap nilai dan sikap baru
lanjutan
• Proses akulturasi yang utama adalah
unsur diterimanya kebudayaan luar yang
diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa
menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan asal
• Unsur kebudayaan yang mudah diterima
 kebudayaan kebendaan
• Unsur kebudayaan yang sulit diterima 
kepercayaan, ideologi, falsafah
BUDAYA KERJA

KEBIASAAN DALAM PERILAKU KERJA/


ORGANISASI

NILAI-NILAI YANG DIMILIKI &


PERILAKU KEBIASAAN

ADAT ISTIADAT; AGAMA; NORMA;


KAIDAH yg menjadi keyakinan
Apa yang ditranformasi
Nilai- nilai moral :
• Disiplin
• Kerjasama tim
• Kejujuran
• Pelayanan berkualitas
• Keselamatan pasien
• Akreditasi RS 
– Kepatuhan terhadap : standar, pedoman, SOP
– Monitoring mutu, laporan, evaluasi, tindak
lanjut
Contoh indikator mutu CSSD yang harus
ditanamkan  budaya
1. Persentase hasil biological test negatif
2. Waktu tunggu pelayanan sterilisasi steam
3. Kepatuhan staf CSSD dalam penggunaan
APD lengkap di area dekontaminasi
4. Angka kejadian tertusuk benda tajam
(sharp injury) di CSSD
5. Persentase set instrumen yang sudah
dibersihkan dikembalikan ke area
dekontaminasi untuk pencucian ulang.
6. Kepuasan pelanggan CSSD (dokter dan
perawat) terhadap pelayanan CSSD
PRINSIP BUDAYA KERJA
P = PLAN
D = DO
A P C = CHECK A P

C D A = ACTION C D

A P
SIKLUS PENGENDALIAN
C D LANGKAH
BERIKUT

A P
LANGKAH RANGKAIAN
C D BERIKUT PROSES
MENINGKAT
LANGKAH AWAL

UNSUR BUDAYA KERJA  MATA RANTAI PROSES  SETIAP KEGIATAN


BERKAITAN DG PROSES LAINNYA  HASIL  MASUKAN PROSES BERIKUTNYA
Tranformasi Budya  Diperlukan :
KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIONAL
• KT : Kemampuan menginspirasi dan memotivasi
pengikut untuk meraih hasil yang lebih besar dari
yang semula direncanakan
• Visi pemimpin memberi pengikut dengan motivasi
untuk kerja keras
• Kepemimpinan  mampu mendefinisikan,
mengkomunikasikan dan mengartikulasikan visi
organisasi, dan bawahan harus menerima dan
mengakui kredibilitas pemimpinnya.
• Bawahan seorang pemimpin transformasional
merasa adanya kepercayaan, kekaguman,
kesetiaan dan hormat terhadap pemimpin tersebut
dan mereka termotivasi untuk melakukan hal-hal
yang lebih dari pada yang awalnya diharapkan
pemimpin
Bass dan Riggio : kepemimpinan
transformasional mempunyai empat dimensi,
yaitu :
• Karisma : Pemimpin menanamkan rasa bernilai,
hormat, bangga dan artikulasi visi
• Inspirasional : Menumbuhkan kepercayaan
bawahan terhadap kemampuan untuk
menyelesaikan tugas
• Perhatian Individual : Pemimpin
memperhatikan kebutuhan pengikut dan
memberi proyek agar pengikut maju
• Stimulasi Intelektual : Pemimpin membantu
pengikut memikirkan ulang situasi dengan
rasional dan mendorong pengikut untuk kreatif
Kepemimpinan Transformasional

1. Fokus kepemimpinan transformatif pertama-tama terarah


pada kepentingan bawahannya.
2. Pemimpin transformatif berupaya untuk memberikan
perhatian pada nilai- nilai etis.
3. Pemimpin transformatif tidak menggurui, melainkan
mengaktifkan para pengikut untuk melakukan inovasi-
inovasi untuk bangkit dari keterpurukannya.
4. Kepemimpinan transformatif mengandung muatan
stimulasi intelektual.
5. Kepemimpinan transformatif menghidupkan dialog dalam
strata sosial lewat komunikasi politik yang sehat.
Komunik
asi 65%
Kurangny
Orientasi/
a
Pelatihan
pengetah
uan 9% 55%

Ketidakta KTD Berkaitan


atan pada dengan
prosedur pasien
19% 40%

Tenaga
Kompete kerja/pola
nsi 20% alur kerja
20%

Mengapa KTD terjadi?


(AHRQ, 2003)
Budaya Keselamatan merupakan
Elemen Kunci dalam mewujudkan
Rumah Sakit yang Highly Reliable
Kesimpulan
• Instalasi CSSD  peran penting dalam
menunjang asuhan yang bermutu dan aman
( safety )
• Paradigma baru pelayanan kesehatan 
Pelayanan berfokus Pasien (PCC ) yang harus
didukung interprofesional Collaboration
• Ada 8 Dimensi PCC ==> kerjasama Tim ,
koordinasi asuhan
• untuk menanamkan nilai- nilai BUDAYA
KESELAMATAN PASIEN perlu tranformasi
budaya
• Suksesnya Tranformasi budaya harus
didukung kepemimpinan transformational
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai