Bab Ii
Bab Ii
KAJIAN TEORI
A. KONSEP TEORI
1. PENGERTIAN
Pada ibu nifas sering kali ditemukan komplikasi berupa flebitis.
Flebitis merupakan peradangan atau inflamasi pada pembuluh darah balik atau
pembuluh darah vena. Yang paling sering ditemukan adalah tromboflebitis.
Tomboflebitis merupakan inflamasi permukaan pembuluh darah disertai
pembentukan pembekuan darah. Tomboflebitis cenderung terjadi pada periode
pasca partum pada saat kemampuan penggumpalan darah meningkat akibat
peningkatan fibrinogen; dilatasi vena ekstremitas bagian bawah disebabkan
oleh tekanan keopala janin gelana kehamilan dan persalinan; dan aktifitas pada
periode tersebut yang menyebabkan penimbunan, statis dan membekukan
darah pada ekstremitas bagian bawah .
Tromboflebitis adalah invasi / perluasan mikroorganisme patogen yang
mengikuti aliran darah disepanjang vena dan cabang-cabangnya.
Tromboflebitis didahului dengan trombosis, dapat terjadi pada kehamilan
tetapi lebih sering ditemukan pada masa nifas. Tromboflebitis merupakan
inflamasi permukaan pembuluh darah disertai pembentukan pembekuan
darah.
2. KLASIFIKASI
Tomboflebitis dibagi menjadi 2, yaitu
a) Pelvio tamboflebitis
Pelvio tromboflebitis mengenai vena-vena dinding uterus dan
ligamentum latum, yaitu vena ovarika, vena uterina dan vena
hipograstika. Vena yang paling sering terkena ialah vena overika
dekstra karena infeksi pada tempat implantasi plasenta terletak
dibagian atas uterus; proses biasanya unilateral. Perluasan infeksi dari
vena ovarika dekstra, mengalami inflamasi dan akan menyebabkan
perisalpingo-ooforitis dan peridiapendisitis. Perluasan infeksi dari
vena uterna ialah ke vena iliaka komunis. Biasanya terjadi sekitar hari
ke-14 atau ke-15 pasca partum.
b) Tomboflebitis femoralis
Tromboflebitis femoralis mengenai vena-vena pada tungkai,
misalnya vena vemarolis, vena poplitea dan vena safena. Sering
terjadi sekitar hari ke-10 pasca partum. (Abdul Bari SAifudin, dkk.,
2002)
3. ETIOLOGI
a) Perluasan infeksi endometrium
b) Mempunyai varises pada vena
c) Obesitas Pernah mengalami tramboflebitis
d) Berusia 30 tahun lebih dan pada saat persalinan berada pada posisi stir
up untuk waktu yang lama
e) Memiliki insidens tinggi untuk mengalami tromboflebitis dalam
keluarga.
4. TANDA DAN GEJALA
a) Pelvio Tromboflebitis
1) Nyeri yang terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut
bagian samping, timbul pada hari ke-2-3 masa nifas dengan
atau tanpa panas
2) Penderita tampak sakit berat Mengigil berulang kali, menggil
inisial terjadi sangat berat (30-40 menit)dengan interval hanya
beberapa jam saja dan kadang-kadang 3 hari pada waktu
menggigil penderita hampir tidak panas.
3) Suhu badan naik turun secara tajam (36 C menjadi 40 C) yang
diikuti penurunan suhu dalam 1 jam (biasanya subfebris seperti
pada endometritis).
4) Penyaklit dapat langsung selama 1-3 bulan.
5) Cenderung terbentuk pus, yang menjalar kemana-mana,
terutama ke paru-paru
6) Abses pada pelvis
7) Terdapat leukositosis (meskipun setelah endotoksin menyebar
kesirkulasi, dapat segera terjadi leukopenia)
8) Untuk membuat kultur darah, darah diambil pada saat tepat
sebelum mulainya menggigil, kultur darah sangat sukar dibuat
karena bakterinya adalah anaerob.
9) Pada periksa dalam hampir tidak diketemukan apa-apa karena
yang paling banyak terkena adalah vena ovarika; yang sukar
dicapai dalam pemeriksaan dalam.
b) Tromboflebitis femoralis
1) Keadaan umum tetap baik, suhu badan subfebris selama 7-10
hari, kemudian suhu mendadak naik kira-kira pada hari ke-10-
20 yang disertai dengan menggigil dan nyeri sekali.
2) Kaki sedikit dalam keadaan fleksi dan rotasi keluar serta sukar
bergerak, lebih panas dibandingkan dengan kaki lainnya.
3) Seluruh bagian dari salah satu vena pada kaki terasa tegang
dan keras pada paha bagian atas.
4) Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha
5) Reflektorik akan terjadi spasmus arteria sehingga kaki menjadi
bengkak, tegang, putih, nyeri, dan dingin dan pulsasi menurun.
6) Edema kadang-kadang terjadi sebelum atau sesudah nyeri dan
pada umumnya terdapat pada paha bagian atas, teatapi lebih
sering dimulai dari jari-jari kaki dan pergelangan kaki
kemudian melus dari bawah ke atas.
7) Nyeri pada betis, yang terjadi spontan atau dengan memijat
betis atau dengan meregangkan tendo akhiles(tanda homan
positif)
5. PATOFISIOLOGI
Terjadinya thrombus :
a. Abnormalitas dinding pembuluh darah
Formasi trombus merupakan akibat dari statis vena, gangguan
koagubilitas darah atau kerusakan pembuluh maupun endotelial. Stasis vena
lazim dialami oleh orang-orang yang imobilisasi maupun yang istirahat di
tempat tidur dengan gerakan otot yang tidak memadai untuk mendorong aliran
darah. Stasis vena juga mudah terjadi pada orang yang berdiri terlalu lama,
duduk dengan lutut dan paha ditekuk, berpakaian ketat, obesitas, tumor
maupun wanita hamil.
b. Perubahan komposisi darah (hyperkoagulabilitas)
Hyperkoagulabilitas darah yang menyertai trauma, kelahiran dan IMA
juga mempermudah terjadinya trombosis. Infus intravena, banyak faktor telah
dianggap terlibat dalam patogenesis flebitis karena infus intravena, antara lain:
(1) Faktor-faktor kimia seperti obat atau cairan yang iritan (flebitis
kimia)
a. pH dan osmolaritas cairan infus yang ekstrem selalu diikuti risiko
flebitis tinggi. Obat suntik yang bisa menyebabkan peradangan vena yang
hebat, antara lain kalium klorida, vancomycin, amphotrecin B, cephalosporins,
diazepam, midazolam dan banyak obat khemoterapi.
b. Mikropartikel yang terbentuk bila partikel obat tidak larut sempurna
selama pencampuran.
c. Penempatan kanula pada vena proksimal (kubiti atau lengan bawah)
sangat dianjurkan untuk larutan infus dengan osmolaritas > 500 mOsm/L.
Hindarkan vena pada punggung tangan jika mungkin, terutama pada pasien
usia lanjut
d. Kateter yang terbuat dari silikon dan poliuretan kurang bersifat
iritasi dibanding politetrafluoroetilen (teflon) karena permukaan lebih halus,
lebih thermoplastik dan lentur. Risiko tertinggi untuk flebitis dimiliki kateter
yang terbuat dari polivinil klorida atau polietilen.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a) Perubahan perfusi jaringan b/d edema, eritema
b) Nyeri akut b/d adanya proses implamasi, sparmevaskuler akumulasi
asam laktat.
c) Ansietas b/d perubahan pada status kesehatan.
d) Kurang pengetahuan b/d kurang pemajanan informasi