Anda di halaman 1dari 8

SOP Pemberian Obat Injeksi

Intramuskular Sesuai Standar


Akreditasi

Pengertian
Injeksi intramuskular ( IM ) adalah injeksi ke dalam otot tubuh baik
untuk pemberian obat ataupun cairan yang bertujuan agar obat/cairan lebih
cepat diserap atau diabsorbsi dikarenakan jaringan otot memiliki suplai darah
yang lebih besar daripada jaringan yang berada dibawah kulit serta jaringan
otot dapat menampung lebih banyak obat daripada jaringan subkutan.

Orang dewasa dengan perkembangan otot yang baik biasanya dapat


menoleransi dengan aman hingga 4 ml obat pada otot gluteus medius dan
otot gluteus maksimus. Volume sebanyak 1-2 ml biasanya dianjurkan untuk
klien dewasa yang ototnya kurang berkembang. Pada otot deltoid, dianjurkan
volume obat 0.5-7 ml.
Lokasi penyuntikan dapat dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis)
dengan posisi ventrogluteal (posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap),
atau pada lengan atas (deltoid), paha bagian depan (Rectus Femoris), dan
daerah ventro gluteal (M. Gluteus Medius).

Pembaruan

Berdasarkan penelitian terbaru, penyuntikan IM melalui dorsogluteal TIDAK


lagi direkomendasikan untuk injeksi intramuskular (Floyd, Meyer 2007).
Kenapa? Otot ini sangat dekat dengan struktur penting seperti saraf skiatik
dan pembuluh darah. Selain itu, jaringan lemak dalam jumlah besar dapat
ditemukan di tempat ini, yang dapat mengarah ke jenis injeksi subkutan
daripada injeksi intramuskular (Nicoll, Hesby 2002). Oleh karena itu, otot
injeksi IM ini sekarang DIHINDARI dan lebih banyak menggunakan posisi
ventrogluteal (otot gluteus medius).
Memilih tempat terbaik untuk penyuntikan IM sangat penting untuk
mencegah cedera dan penyerapan obat yang tepat. Tempat otot yang besar
dengan sedikit jaringan lemak adalah tempat terbaik untuk injeksi
intramuskular. Palpasi otot sebelum memberikan suntikan untuk memastikan
otot mampu mendukung obat yang akan diberikan.

Injeksi intramuskular dapat dilakukan dengan menggunakan jarum 18-23.


Untuk obat yang kental dan dalam jumlah besar pastikan menggunakan jarum
yang lebih besar. Ada kemungkinan pasien akan pingsan selama proses injeksi
sehingga perawat harus berhati-hati untuk mencegah semua jenis cedera
pada pasien saat memberikan injeksi intramuskular.

Hindari kemungkinan cedera pasien dengan memahami Prinsip


10 Benar Pemberian Obat berikut ini
Baca Artikel

Tujuan
Pemberian obat melalui intramuskular memungkinkan penyerapan yang lebih
cepat daripada injeksi subkutan serta obat akan dilepas secara berkala dalam
bentuk depot obat.

Indikasi
Indikasi pemberian obat secara intramuskular biasa dilakukan pada pasien
yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan
untuk diberika obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut,
benjolan tulang, otot atau saraf besar dibawahnya. Pemeberian obat secara
intramuskular harus dilakukan atas perintah dokter.

Kontraindikasi
Kontra indikasi dalam pemberian obat secara intramuskular yaitu:

1. infeksi,
2. lesi kulit,
3. jaringan parut,
4. benjolan tulang,
5. benjolan otot, atau
6. benjola saraf besar dibawahnya.
Lokasi Penyuntikan / Injeksi Intramuskular
 Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan pasien
untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit fleksi.
 Pada daerah ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk
miring, tengkurap atau telentang dengan lutut atau panggul
miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi. Area ini paling banyak
dipilih untuk injeksi muscular karena pada area ini tidak terdapat
pembuluh darah dan saraf besar.
 Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien untuk
tengkurap dengan lutut diputar kearah dalam atau miring dengan
lutut bagian atas dan pinggul fleksi dan diletakkan di depan
tungkai bawah.
 Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan pasien
untuk duduk atau berbaring mendatar lengan atas fleksi.
Alat dan Bahan
1. Daftar buku obat/catatan dan jadwal pemberian obat
2. Obat yang dibutuhkan (obat dalam tempatnya)
3. Spuit dan jarum suntik sesuai dengan ukuran. Untuk orang
dewasa panjangnnya 2,5-3 cm dan untuk anak-anak panjangnya
1,25-2,5 cm.
4. Kapas alkohol
5. Cairan pelarut/aquabidest steril
6. Bak instrument/ bak injeksi
7. Pemotong ampul (bila diperlukan)
8. Nierbekken
9. Handscoon 1 pasang

Prosedur Kerja Pemberian Obat Secara Intramuskular


1. Mencuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Ambil obat dan masukkan ke dalam spuit sesuai dengan dosisnya.
Setelah itu letakkan dalam bak injeksi.
4. Periksa tempat yang akan dilakukan penyuntikan (perhatikan
lokasi penyuntikan)
5. Desinfekasi dengan kapas alkohol pada tempat yang akan
dilakukan injeksi.
6. Lakukan penyuntikan:
 Pada daerah paha (vastus lateralis) dengan cara anjurkan
pasien untuk berbaring telentang dengan lutut sedikit
fleksi.
 Pada daerah ventrogluteal dengan cara anjurkan pasien
untuk miring, tengkurap atau telentang dengan lutut
atau panggul miring dengan tempat yang diinjeksi fleksi.
Area ini paling banyak dipilih untuk injeksi muscular
karena pada area ini tidak terdapat pembuluh darah dan
saraf besar.
 Pada daerah dorsogluteal dengan cara anjurkan pasien
untuk tengkurap dengan lutut diputar kearah dalam
atau miring dengan lutut bagian atas dan pinggul fleksi
dan diletakkan di depan tungkai bawah.
 Pada daerah deltoid (lengan atas) dengan cara anjurkan
pasien untuk duduk atau berbaring mendatar lengan
atas fleksi.
7. Lakukan penusukan dengan posisi jarum tegak lurus.
8. Setelah jarum masuk lakukan inspirasi spuit,bila tidak ada darah
yang tertarik dalam spuit maka tekanlah spuit hingga obat masuk
secara berlahan-lahanhingga habis.
9. Setelsh selesai tarik spuit dan tekan sambil dimasase penyuntikan
dengan kapas alcohol, kemudian spuit yang telah di gunakan
letakkan dalam bengkok.
10.Catat reaksi pemberian jumlah dosis dan waktu pemberian
11.Cuci tangan

Prosedur Pelaksanaan Pemberian Obat Secara


Intramuskular
1. Tahap Pra Interaksi
 Melakukan verifikasi data sebelumnya bila ada
 Mencuci tangan
 Menyiapkan obat dengan benar
 Menempatkan alat di dekat klien dengan benar
2. Tahap Orientasi
 Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien
 Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
 Sesuai dengan Prosedur Kerja
4. Tahap Terminasi
 Melakukan evaluasi tindakan
 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
 Membereskan alat-alat
 Berpamitan engan klien
 Mencuci tangan
 Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Macam-macam obat Intramuskular


1. Matolac
1. Untuk penggunaan jangka pendek untuk nyeri akut
sedang sampai dengan berat.
2. Dosis: 10-30 mg tiap 4-6 jam. Maksimal 90 mg, lama
teapi maksimal (pemberian IM/IV) tidak boleh dari 5
hari. Km: 5 amp 10 mg.
2. Fentanyl
1. Untuk depresi pernafasan, cedera kepala, alkhoholisme
akut, serangan asma akut, intolerensi hamil, laktasi.
2. Dosis: pramedikasi, 100 mcg ser IM 30-60 sebelum
operasi.
3. Dolgesik
1. Untuk pengobatan nyeri akut dan kronik yang berat,
nyeri pasca operasi.
2. Dosis: dosis tunggal untuk dewasa dan anak-anak > 12
thn : 1 amp (100mg) IM disuntikan perlahan-lahan.
Maksimal 4 amp, anak-anak : 1 thn : 1-2 mg/kg.
Referensi
 Rute untuk Administrasi Obat. (2003) Lampiran Panduan
Perawatan Darurat . Kesehatan Manitoba.
 Damayanti, Denidya.2013.Buku Pintar Perawat Profesional Teori
dan Praktik Asuhan Keperawatan.Yogyakarta:Mantra Books.
 Trissel LA. (2007) Handbook on Injectable Drugs, 14th Ed,
Bethesda, American Society of Health System Pharmacist.
 Sigalingging, G. (2013).Kebutuhan Dasar manusia. Jakarta: EGC.
 Abdullah. (2014).Kebutuhan dasar Manusia Untuk
Keperawatan.Jakarta: Trans Info Media.
 Mc Evoy et.al. (2005) Drug Information, American Society of
Health System Pharmacist, Wisconsin,

Anda mungkin juga menyukai