set 5 Tilia Heoh oo reaps ati
bers¥acIndonesia-senris. GukU ini ditulis oleh Mohammad Yanni yan bersi pandoegon
dan penyelidikannya tentang ari yang terkandung dolom benders tebaagsaan Gah
warna kebangsaan Republik indonesia, ohne a
+ Sejarah perlawanan cehadap para penjajah, seperti Perang,
Padri dan Perang Diponegoro.
+ Biografi cokoh-tokoh pergerakan nasional, seperti Sutomo,
Kartini, Abdul Rivai, dan Wahid Hasyim.
4. Konsep-konsep Penting dalam Sejarah
a. Sumber sejarah
Dalam semua kegiatan penelitian, sumber merupakan acuan pokok
dari materi yang akan dikaji. Kerja pencliti sama seperti kerja
seorang devektif; ia mengumpulkan dan melacak berbagai bukti
dan informasi tentang topik penelitiannya. Berbagai kemungkinan
yang bisa terjadi kemudian direkonstruksi dan diuji.
Informasi-informasi cersebut disebut sumber. Berdasarkan
penyampaiannya, sumber ada dua macam, yaitu sumber primer
dan sumber sekunder (lihat pembahasan tentang heuristik), Di
sisi lain,-berdasarkan bentuknya ada tiga macam sumber, yaitu:
Sumber tulisan, yaitu: sumber berbentuk tulisan yang
mengandung, informasi tentang suatu peristiwa. Contoh:
prasasti, naskah, buku, dokumen tertulis, arsip, dan foro.
Sumber lian, yaivu keterangan-keterangan yang diperoleh dari
pelaku dan saksi sejarah, Contoh: rekaman pidato, video.
Sunber benda, yaiva sumber berbentuk artefak atau hasil-hasil
budaya yang ditemukan di suatu tempat. Contoh: peralaran-
peralatan penunjang kegiatan manusia, senjata, fosil, dan
a.
bangunan-bangunan bersejarah.2)
3h Indonesia SMaVMA
ef Han yang by
aggalan-peningga 8 Dethaig,
aa lampas 2% dapac mend
2 Bukti scjqrah mery,
a ingkapkan kebe
ng untuk menyingkapkan bebe,"
‘ped sejarah bisa bersifa terculi thong,
rh. Battju dan saksi sejarah). dan bisa ing
gan reals on Py pembahasin centang somber beng
{lihar kemba
Pakay
tidak secs
Fakea sejarah
cri sejarah yang telah diveriikas: q
bukibok st Token sejarah. Faku-ike
tert jian menjadi landasan penulisin sg,
sarah inl 92 Mer lah, dan membuat hubungin
peal tere soto hipotesis atau: menarik benang-benan,
ara Fe oe enulis sudut pandangacau konstruksiny,
ae ee jaa yang ditelit (ihat pembahasan tenan,
sendiri tentang perisiva yang,
Daca sejarah aca
diinterpretasikan
eof sifunya, fakes sejarah dapac dikategorikan dalam
dua fae fakta keras dan fakra lunak.
1) Fakes heras (hand fice), yaiea fakea yang celah diceimg
kebenarannya atau fea yang sudah pasti dan tidak perla unui
diperdebatkan lagi. Contoh: pada 17 Agustus 1945 Sockarno.
Harta atas nama bangsa Indonesia memproklamasikan
kemerdekaan,
2) Fakta lunak (‘off fac), yaitu fakta yang masih memetlukan
buke lebih kuat lagi untuk diyakini kebenarannys. Contoh:
lokasi pusat Kerajaan Sriwi ya sampai saat ini masih belum
dapat dipastikan dengan benar dan diskusi tentang hal tersebut
terus berlangsung.
Se
mem i
maa mberikan sesaji,
SHCSat tertentu, dan melakukan
Penguasa Laur Selatan,
al, yaiew konte
mencuci pusska
ritual pemujaan
Hayam Work St Majapahic ketika Prab
tuk menjadi noe Pahit ketika Prabu
yang berlurysi seers tt Fain? | lembaga apa sajt
mmengacur kehidype® ‘a0 Bagaimana raja
M2 Masyarakat?
A Silid 1na
Ik
n
d. Periodisasi
Periodisasi sejarah adalah pembaby
sejarah. Umumnya pembabakan
yang khas pada setiap masa yang
yang lain. P.
stkan atau pembagian masa dalam
itu didasarkan pada karakt
peristiwa sejarah,
Melalui periodisasi, kita dapat mengetahui antara lain tentang:
£ perkembangan manusia dari waktu ke waktu,
kesinambungan antarperiode,
terjadinya fenomena yang berulang, dan
perubahan dari periode awal ke periode berikutnya.
Contoh periodisasi: pembabakan perkembangan budaya
manusia atas dua zaman, yaitu zaman praaksara dan zaman aksara.
Zaman praaksara atau zaman prasejarah atau zaman nitleka adalah
yaitu zaman ketika manusia belum mengeaal culisan. Zaman ini
dimulai sejak adanya manusia hingga ditemukannya budaya tulis,
Sedangkan zaman aksara adalah zaman ketika manusia sudah
mengenal tulisan. Zaman ini dimulai sejak manusia mengenal
tulisan hingga sekarang, Zaman ini juga dikenal dengan zaman
sejarah.
Contoh periodisasi sejarah Indonesia dapat dilihat dalam
diagram berikut.
Masa Reformastfe. Kronologi
Kronologi adalal il
cu. Peristiwa
we panewal tater (8
eMprucan peristiwa
one wren Peucan wakeu ersebut bis dalam hai
lompi (at uracan dalam tahun bib Song digunat
Kronglogi merupakan bagian dari pene isasi. Tajuan pembusc,
kronologi adalah uncuk menghindari anakronisme ,
Anakronisme adalah penempatan tokoh, petistiwa, objy
ataupun kebiasaan-kebiaszan YaB tidak sesuai menurut keberady,
a beparnya dalam urucan weken. Bila urutan peristiwa sejan,
itu rancu, penelité Kesulitan mencari hubungan sebab-akibat ata
racaace ee narperstivas pereliti juga Kesulian menghubungk,
wear pandingkan peristiva sarah di tempat lain dalam yal
yang s3
Sering kali kesalahan penempacan itu cetkait objek, nama
isa juga teemasuk ungkapan verbal, teknolog
ide, gaya musik, dan lain-lain. Mengetahui adanya anakronisne
sangatlah penting karena hal itu cerkait keandalan sumber yarg
kite elit: Umumaya, anakronisme terjadi Karena kekeliruan as
kekurangcermacan penelii
cau menyusun UTUCUNUAY Peristive gy
re vakan selal beFIaNGsUNE sesuaj dy
ppenelici sejarah perlu memae
dak diculiskan secara meloy,
Pat,
\n
9 meno er
sh 16) done
ion ¥e Bln itn nr
7 De Gree Pome!
rengonaia!
guterner
Hod Belse
Louis Sonsaice
sends setoan!
es Soustan oh hn Fert
2 ua aheon ea
Kronik
nik adal
pujangga, at
eatatan lepa
saksikan da
kejadians di
menulis a
Kroni
zaman dah
ketika mu
ke Nusant
menarik d
empat y
dapat m
komunit
it, kos
untuk
axaupun
masih b
secara
C.H
I
Dalan
dan
antroee@
f. Kronik
Kronik adalah kumpulan catatan perjalanan seorang musafir,
pujangga, ataupun.pendeta pada zaman dahulu. Mereka menulis
catatan lepas dan ringkas tentang hal-hal yang mereka alami dan
saksikan dalam perjalanan, biasanya berupa kesan-kesan serta
kejadian; di dalamnya juga mereka mencantumkan waktu mereka
menulis catatan-catatan lepas itu.
Kronik banyak ditemukan pada dinasti-dinasti di Cina
zaman dahulu, seperti dinasti Chou, Qin, Tang, dan Ming, atau
ketika musafir-musafir dan pendeta-pendeta dari India datang
ke Nusantara. Para musafir dan pujangga itu mencatat peristiwa
menarik dan mengesankan yang pernah mereka lihat dari tempat-
tempat yang mereka lalui atau singgahi. Dari catatan mereka, kita
dapat mengetahui tentang keberadaan dan kehidupan berbagai
komunitas dan kerajaan di Nusantara pada masa lampau. Karena
icu, kronik menjadi sumber sejarah yang berharga, di antaranya
untuk membuat kronologi sejarah suatu tempat, komunitas,
ataupun kerajaan. Dalam konteks tersebut, bahan-bahan yang
masih bersifat lepas dalam kronik tersebut perlu dirangkai kembali
secara selaras sehineva meniadi suatu kisah yang runtut dan logis.
Penge