Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih‐
Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang telah kami terima, serta petunjuk‐Nya sehingga
memberikan kemampuan dan kemudahan bagi penulis dalam penyusunan makalah ini.

Di dalam makalah ini penulis selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang bisa penulis sajikan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah akhlak tasawuf. Dimana di dalamnya saya sajikan
beberapa hal yang bisa kita pelajari khususnya mengenai tasawuf falsafi.

Penulis menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan pemahaman saya tentang tasawuf falsafi
yang menjadikan keterbatasan penulis pula untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam
tentang masalah ini, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Harapan penulis semoga makalah ini membawa manfaat bagi kita, setidaknya untuk sekedar
membuka cakrawala berpikir kita tentang tasawuf falsafi.

Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
proses pembuatan ini. Terutama kepada rekan satu kelompok atas kerjasamanya dan guru
matakuliah akhlak tasawuf yang telah membimbing dalam penyusunan makalah ini.

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................................................1
BAB II.........................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................2
A. Pengertian Tasawuf Falsafi..............................................................................................................2
B. Tokoh-Tokoh Tasawuf Falsafi Dan Ajarannya................................................................................2
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP...................................................................................................................................................8
A. Kesimpulan......................................................................................................................................8
B. Saran................................................................................................................................................9
Daftar Pustaka :.......................................................................................................................................iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara etimologi kata tasawuf berasal dari kata ahlu suffah yang berarti
sekelompok orang di masa Rasulullah yang semasa hidupnya banyak berdiam di
serambi-serambi mesjid dan mereka mengabdikan seluruh hidupnya kepada Allah.
Pengertian tasawuf secara istilah menurut Muhammad Ali Al-Qassab tasawuf adalah
akhlak mulia yang timbul pada masa yang mulia ditengah-tengah kaum yang mulia.
Tasawuf memiliki landasan yaitu Al-qur’an dan Hadist. Tasawuf terbagi menjadi
tasawuf akhlaqi, tasawuf irfani dan tasawuf falsafi. Yang akan kami bahas dalam
makalah ini adalah tasawuf falsafi. Ada beberapa macam tasawuf falsafi diantaranya,
hulul, ittihaad, wahdah al-wujud, insan kamil dan wujud al mutlak ibn sabi’n.

B. Rumusan Masalah
 Bagaimana pengertian dari tasawuf falsafi ?
 Bagaimana ajaran-ajaran dari rasawuf falsafi dan siapakah tokoh-tokohnya ?

C. Tujuan
 Untuk memberikan informasi kepada khalayak tentang tasawuf falsafi.
 Untuk mengetahui lebih dalam tentang tokoh-tokoh dalam tasawuf falsafi dan
ajaran-ajarannya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Tasawuf Falsafi


Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya disusun secara kompleks
dan mendalam, dengan bahasa-bahasa simbolik filosofis. Sesuai dengan namanya,
tasawuf falsafi cenderung menonjolkan sifat filosofis didalamnya.
Dalam pandangan Asmaran tasawuf falsafi ialah tasawuf yang ajaran-ajarannya
memadukan antara visi mistis dengan visi rasional. Pemaduan antara tasawuf dan filsafat
dalam ajaran tasawuf falsafi ini, dengan sendirinya telah membuat ajarannya bercampur
dengan sejumlah ajaran filsafat di luar islam, seperti ajaran dari yunani, Persia, india, dan
agama nasrani. Akan tetapi, orosinilitasnya sebagai tasawuf tetap tidak hilang karena para
tokohnya meskipun mempunyai latar belakang kebudayaan dan pengetahuan yang
beraneka ragam tetap berusaha menjaga kemandirian ajaran aliran mereka, terutama bila
dikaitkan dengan status mereka yaitu umat islam1. Tokoh-tokohnya antara lain, Abu
Yazid al-Busthami, al-Hallaj, Ibn Arabi, Al-jilli, Ibn masarrah dan Ibn sab’in. sedangkan
teori-teorinya adalah tori fana,baqa, ittihad, hulul, wahdah al-wujud, insan kamil dan lain
sebagainya. Lahirnya teori-teori ini karena adanya keyakinan dari kaum sufi filsafi bahwa
manusia bisa mengalami kebersatuan dengan tuhan.

B. Tokoh-Tokoh Tasawuf Falsafi Dan Ajarannya


1. Abu Yazid Al-Busthami
 Biografi singkat
Nama lengkapnya adalah Abu Yazid Taifur Bin Isa Surusyan, juga dikenal
dengan Bayazid. Beliau lahir pada tahun 874 M dan wafat pada usia 73 tahun.
Ayahnya seorang pemimpin di Bistam dan ibunya seorang yang zahid, sedangkan
kakeknya seorang Majusi yang memeluk islam dan menganut mazhab hanafi.

 Ajaran Abu Yazid Al-Busthami


1
Asmaran, pengantar studi tasawuf…,hlm. 152-153

2
a) Fana dan baqa
Abu yazid dalam sejarah tasawuf dikenal sebagai orang pertama yang
membawa paham fana dan baqa. Beliau mengartikan fana sebagai
hilangnya kesadaran dan akan eksistensi diri sendiri (al-fana’‘an an-nafs)
sehingga ia tidak menyadari lagi akan jasad kasarnya sebagai manusia,
kesadarannya menyatu kedalam iradah Tuhan, bukan menyatu dengan
wujud-Nya.
b) Ittihad
Dalam istilah Abu yazid, pengalaman ittihad ini disebut dengan tajrid
fana’ fi at-tauhid, yaitu kebersatuan dengan Tuhan yang tidak di
perantarai oleh sesuatu apapun. Menurutnya manusia pada hakikatnya
adalah satu substansi dengan Tuhan, dapat bersatu dengan-Nya apabila ia
mampu melebur eksistensinya sebagai suatu pribadi sehingga ia tidak
menyadari pribadinya (fana’an an-nafs).

2. Al-Hallaj
 Biografi singkat
Nama lengkap al-Hallaj adalah Abu Bakar al-Mugis al-Husain ibn Mansur ibn
Muhammad al-Baidawi. Beliau lahir pada tahun 224 H/858 M di desa Thur
wilayah Baida, Persia.
 Ajaran-ajaran Al-Hallaj
Menurut al-Hallaj bahwa dalam diri manusia terdapat lahut (unsur ketuhanan) dan
nasut (unsur kemanusiaan), demikian juga dalam diri Tuhan ada lahut dan nasut.
Jika manusia berusaha mensucikan hati sesuci-sucinya maka akan terjadi lahut
manusia naik ke atas dan nasut Tuhan turun ke bawah sehingga terjadi apa yang
di sebut ittihaad. Ittihaad artinya bersatunya nasut Tuhan dengan lahut manusia
dalam diri manusia.
Dalam paham hulul, diri al-Hallaj tidaklah hancur, ketika beliau
mengatakan “aku adalah al-Haq” bukanlah roh al-Hallaj yang mengatakan
demikian, tetapi ruh Tuhan yang mengambil tempat pada diri al-Hallaj.
Perbedaannya dengan ittihaad abu yajid, dalam ittihaad yang dilihat hanya satu

3
wujud, sedangkan dalam paham hulul ada dua wujud, tetapi bersatu dalam satu
tubuh.
Al-Hallaj mengungkapkan :
“aku adalah rahasia yang benar, dan bukanlah yang benar itu aku, aku hanya
satu dari yang benar, maka bedakanlah antara kami.”

3. Ibnu Masarrah
 Biografi singkat
Nama lengkkap Ibnu Masarrah adalah Muhammad bin ‘abdullah bin masarrah
(269-319 H). beliau adalah seorang sufi dan juga filsof yang berasal dari
Andalusia.
 Ajaran tasawuf Ibnu Masarrah
a) Jalan menuju keselamatan adalah menyucikan jiwa, zuhud dan mahabbah
yang merupakan akar dari semua kejadian.
b) Dengan penakwilan ala philun atau aliran isma’iliyah terhadap ayat-ayat Al-
Qur’an, Ibnu masarrah menolak adanya kebangkitan jasmani.
c) Siksa neraka bukanlah dalam bentuk yang hakikat.

4. Ibnu Arabi
 Biografi singkat
Nama lengkap Ibnu Arabi adalah Muhammad bin ‘Ali bin Ahmad bin
‘Abdullah Ath-Tha’i Al-Haitami. Ia lahir di Murcia, Andalusia Tenggara,
Spanyol, tahun 560 H, dari keluarga berpangkat, hartawan, dan ilmuwan

 Ajaran tasawuf Ibnu Arabi


Ajaran sentral Ibnu Arabi adalah tentang wahdat al-wujud (kesatuan wujud).
Meskipun demikian, istilah wahdat al-wujud yang dipakai untuk menyebut ajaran
sentralnya, tidaklah berasal darinya, tetapi berasal dari Ibnu Taimiyyah, tokoh
yang paling keras dalam mengecam dan mengkritik ajaran sentralnya tersebut.
Menurut Ibnu Arabi, wujud semua yang ada ini hanya satu dan wujud
makhluk pada hakikatnya adalah wujud khaliq pula. Tidak ada perbedaan antara
keduanya (khaliq dan makhluk) dari segi hakikat.

4
Bahkan, anatara yang menyembah dan yang disembah adalah satu. Perbedaan itu
hanya pada rupa dan ragam dari hakikat yang satu, berikut syair yang
diungkapkan Ibnu Arabi:
“Hamba adalah Tuhan, dan Tuhan adalah hamba
Demi syu’ur (perasaan) ku, siapakah yang mukallaf?
Jika engkau katakan hamba, padahal dia (pada hakikatnya) Tuhan juga
Atau engkau katakan Tuhan, lalu siapa yang dibebani taklif?”
Menurut Ibnu Arabi, ketika Allah SWT menciptakan alam ini, ia juga
memberikan sifat-sifat ketuhanan pada segala sesuatu. Alam ini seperi cermin
yang buram dan seperti badan yang tidak bernyawa. Oleh karena itu, Allah SWT
menciptakan manusia untuk memperjelas cermin itu.
Menurut Ibnu Arabi alam semesta diciptakan melalui proses:
 tajalli Dzat Tuhan dalam bentuk a’yan tsabitah;
 tanazul Dzat Tuhan dari alam ma’ani ke alam (ta’ayyunat) realitas-realitas
rohaniah, yaitu alam arwah yang mujarrad;
 tanazul pada realitas-realitas nafsiah, yaitu alam nafsiah berpikir;
 tanazul Tuhan dalam bentuk ide materi yang bukan materi, yaitu alam
mitsal (ide) atau khayal;
 alam materi, yaitu alam indriawi.

5
5. Al-Jili
 Biografi Singkat
Nama lengkapnya adalah ‘Abdul karim bin Ibrahim Al-Jili. Ia lahir pada tahun
1365 M di Jilan (Gilan), sebuah provinsi di sebelah selatan Kasfia dan wafat pada
tahun 1417 M.

 Ajaran tasawuf Al-Jili

Ajaran tasawuf Al-Jili yang terpenting adalah paham insan kamil (manusia
sempurna). Insan kamil menurut konsep Al-Jili adalah perencanaan Dzat allah
SWT.

Sebagaimana diketahui, Tuhan memiliki sifat-sifat seperti hidup, pandai, maupun


berkehendak, mendengar, dan sebagainya. Manusia pun memiliki sifat-sifat
seperti itu.

Lebih lanjut, Al-Jili mengemukakan bahwa perumpamaan hubungan Tuhan


dengan insan kamil bagaikan cermin yang seseorang tidak akan dapat melihat
bentuk dirinya, kecualidengan melalui cermin itu. Sebagai seorang sufi, Al-Jili
dengan membawa filsafat insan kamil merumuskan beberapa maqam yang harus
dilalui seorang sufi, yang menurut istilahnya disebut al-martabah. Tingkatan
tersebut adalah: Islam, Iman, Shalah, Ihsan, Syahadah, Shiddiqiyyah, Qurbah.

6. Ibnu Sab’in
 Biografi singkat
Nama lengkap Ibnu Sab’in adalah ‘Abdul Haqq ibn Ibrahim Muhammad ibn
Nashr, seorang sufi yang juga filsuf dari Andalusia. Dia dipanggil Ibnu Sab’in dan
diberi gelar Quthbuddin. Dia mempunyai asal usul Arab dan dilahirkan tahun 614
H (1217-1218) di kawasan Murcia.

 Ajaran tasawuf Ibnu Sab’in


Ibnu Sab’in adalah seorang pengasas sebuah paham dalam kalangan tasawuf
filosofis, yang dikenal dengan paham kesatuan mutlak. Gagasan esensial

6
pahamnya sederhana saja, yaitu wujud adalah satu alias wujud Allah semata.
Adapun wujud lainnya hanyalah wujud yang satu itu sendiri. Dengan demikian,
wujud dalam kenyataannya hanya satu persoalan yang tetap. Orsinalitas filsafat
Ibnu Sab’in terletak pada perbandingan yang ia buat antara lain alirannya tentang
kesatuan wujud dengan aliran-aliran fuqaha, teolog, filsuf, ataupun sufi, yang
semuanya dia kaji dalam karyanya, Budd Al-‘Arif.
Ibnu sab’in terkadang menyerupakan wujud dengan lingkaran. Porosnya adalah
wujud yang mutlak alias luas, sementara wujud yang nisbi alias sempit berada
dalam lingkaran. Sebenarnya, kedua wujud tersebut tidak ada perbedaan sebab
keduanya pada hakikatnya adalah satu. Oleh karena itu, yang mutlak dapat dilihat
di dalam yang nisbi serta kesatuan diantara keduanya adalah mutlak.
Ibnu Sab’in juga mengembangkan pahamnya tentang kesatuan mutlak ke berbagai
bidang bahasan filosofis. Misalnya, menurutnya jiwa dan akal budi tidak
mempunyai wujudnya sendiri; tetapi wujud keduanya berasal dari yang satu, dan
yang satu tersebut justru tidak terbilang. Jelasnya, keduanya tidak keluar dari
masalah wujud yang satu.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1) Tasawuf falsafi adalah tasawuf yang ajaran-ajarannya disusun secara kompleks


dan mendalam, dengan bahasa-bahasa simbolik filosofis.
2) Tokoh-Tokoh Tasawuf Falsafi Dan Ajarannya :
a) Abu Yazid Al-Busthami
Mengajarkan teori fana, baqa dan ittihad.
b) Al-Hallaj
Menurut al-Hallaj bahwa dalam diri manusia terdapat lahut (unsur
ketuhanan) dan nasut (unsur kemanusiaan), demikian juga dalam diri
Tuhan ada lahut dan nasut. Jika manusia berusaha mensucikan hati sesuci-
sucinya maka akan terjadi lahut manusia naik ke atas dan nasut Tuhan
turun ke bawah sehingga terjadi apa yang di sebut ittihaad.
c) Ibnu Masarrah
Ajaran tasawuf Ibnu Masarrah :
 Jalan menuju keselamatan adalah menyucikan jiwa, zuhud dan
mahabbah yang merupakan akar dari semua kejadian.
 Dengan penakwilan ala philun atau aliran isma’iliyah terhadap ayat-
ayat Al-Qur’an, Ibnu masarrah menolak adanya kebangkitan
jasmani.
 Siksa neraka bukanlah dalam bentuk yang hakikat.
d) Ibnu Arabi
Ajaran sentral Ibnu Arabi adalah tentang wahdat al-wujud (kesatuan
wujud).

8
e) Al-Jili
Ajaran tasawuf Al-Jili yang terpenting adalah paham insan kamil (manusia
sempurna).
f) Ibnu Sab’in
pahamnya sederhana saja, yaitu wujud adalah satu alias wujud Allah
semata. Adapun wujud lainnya hanyalah wujud yang satu itu sendiri

B. Saran
Menurut kelompok kami dalam memahami tasawuf falsafi dan tokoh-tokohnya ini di
perlukan ketelitian dan kehati-hatian, karena ditakutkan terjadi kesalahan dalam
menafsirkan pemikiran dari para tokoh tasawuf falsafi tersebut.

9
Daftar Pustaka :
 Sokhi huda. 2008. Tasawuf Kultural. Yogyakarta: LKiS Yogyakarta
 Dr. H. Cecep Alba, M.A. 2012. Tasawuf Dan Tarekat. Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA
 Prof. H. A. Rivay Siregar. 2000. Tasawuf Dari Sufisme Klasik Ke Neo-Sufisme.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
 Tirtaharja, Umar. 1995. Pengantar pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
 Muhammad Mahdi Al-Istanbuli, Ibn Tamiyah: Batha Al-islah Ad-Diniy, Dar Al-
Ma’rifah, Damaskus, 1397 H/1997 M.

iii

Anda mungkin juga menyukai