Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL PROGRAM KEGIATAN MAHASISWA

PEMANFAATAN BANK SAMPAH DI LINGKUNGAN


MASYARAKAT

BIDANG KEGIATAN : PKM-GT

Diusulkan oleh :

Alifannisa Shella Hermininda C100200060


Alzami Aulia Rachman C100200407
Ernesto Febrian Adi Nugroho C100200351
Tanuhita Kumara Putri A.S C100200033
Muhammad Ridwan C100200124

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


2020/2021
PENGESAHAN USULAN PKM GAGASAN TERTULIS

1. Judul Kegiatan : Pemanfaatan bank sampah di lingkungan masyarakat


2. Bidang Kegiatan: PKM Gagasan Tertulis
3. Ketua Pelaksana
a. Nama :
b. NIM :
c. Jurusan : Ilmu Hukum
d. Universitas : Universitas Muhammadiyah Surakarta
e. Alamat Rumah :
f. No Hp :
g. Alamat email :
4. Anggota Pelaksana : 5 orang
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap : Dr. Arief Budiono, S.H., M.H
b. NIDN :
c. Alamat Rumah :
d. No Hp :

Surakarta, 26 Juni 2021

Dr. Arief Budiono, S.H., M.H

NIDN:
Daftar Isi
BAB 1
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah


Bank Sampah merupakan tempat pengelolaan sampah yang menerapkan
sistem 3R dan penyetoran sejumlah sampah kebadan yang dibentuk dan disepakati
bersama masyarakat setempat untuk menampung sampah yang memiliki nilai
ekonomi, ditabung sampai pada jumlah dan waktu tertentu, lalu ditukar dengan
sejumlah uang berdasarkan data statistik dari Kementrian Lingkungan Hidup
menyatakan bahwa perkembangan pembangunan Bank Sampah di Indonesia
sampai dengan tahun 2017 adalah 223 buah Bank. Bank Sampah mempunyai
manfaat penting bagi masyarakat. Pengelolaan Bank Sampah terdapat faktor
pendukung yang memudahkan dalam pengelolaan sampah dan ada kendala dalam
menjalankan program Bank Sampah. Sistem pengelolaan di Bank Sampah yang
mengutamakan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah secara nyata inilah
yang dinilai mampu mengatasi masalah sampah. Bank sampah memberikan
manfaat ekonomi yaitu masyarakat memperoleh uang dari sampah yang
ditabungkan pada bank sampah, yang dapat diambil dalam kurun waktu tertentu
sesuai aturan ditiap Bank Sampah.
Bank sampah berdiri karena adanya keprihatinan masyarakat akan
lingkungan hidup yang semakin lama semakin dipenuhi dengan sampah baik
organik maupun anorganik. Pengelolaan sampah dengan sistem bank sampah ini
diharapkan mampu membantu pemerintah dalam menangani sampah dan
meningkatkan ekonomi masyarakat.
Sampah merupakan salah satu permasalahan yang patut untuk
diperhatikan. Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari
kehidupan manusia, karena pada dasarnya semua manusia pasti menghasilkan
sampah. Sampah merupakan suatu buangan yang dihasilkan dari setiap aktivitas
manusia.
Aktifitas manusia dalam upaya mengelola sumber daya untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya semakin beragam seiring dengan pertumbuhan jumlah
penduduk. Setiap aktivitas manusia secara pribadi maupun kelompok, dirumah,
kantor, pasar, sekolah, maupun dimana saja akan menghasilkan sampah, baik
sampah organik maupun sampah anorganik. Volume peningkatan sampah
sebanding dengan meningkatnya tingkat konsumsi manusia. Manusia sebagai
individu maupun sebagai warga masyarakat mempunyai kebutuhan yang bersifat
individual maupun kolektif, sehingga selalu ada upaya untuk memenuhi
kebutuhan tersebut.
Disisi lain, pengelolaan sampah hanya dilakukan sebagai kegiatan rutin,
yaitu hanya dengan cara membuang, memindahkan dan memusnahkan sampah.
Hal ini berdampak pada semakin langkanya tempat untuk pembuangan sampah
sehingga menyebabkan merebahnya TPA/TPS illegal di berbagai tempat baik
lahan kosong maupun di sungai-sungai. Oleh sebab itu kepedulian masyarakat
harus senantiasa ditingkatkan agar persoalan sampah dapat diselesaikan secara
bersama-sama dan dilakukan dengan mudah. Kegiatan membangun masyarakat
terkait erat dengan memberdayakan masyarakat serta mengembangkannya, karena
di samping memerangi permasalahan sampah dan kebersihan lingkungan juga
mendorong masyarakat menjadi lebih aktif dan penuh inisiatif
Dalam Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 pasal 1 tentang sampah
disebutkan bahwa sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang
berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat
terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan
dibuang kelingkungan. Sebagian besar orang mengangap sampah merupakan
masalah, padahal setiap saat sampah terus bertambah dan tanpa mengenal hari
libur karena setiap makhluk terus menerus memproduksi sampah.
Setiap hari sampah dihasilkan dari keluarga/rumah tangga, yang dari sisi
kuantitas/jumlah biasanya menempati posisi tertinggi, sampah rumah sakit dan
industri yang sangat berbahaya, juga sampah dari tempat-tempat umum misalnya
terminal, pasar, tempat hiburan, sekolah, kantor, dan lain lain. Pemanfaatan
sampah sampah harus diprioritaskan sebelum terjadinya pencemaran lingkungan
yang mengganggu kesehatan masyarakat. Maka perlu adanya pengelolaan
sampah, pengelolaan sampah memerlukan kegiatan yang sistematis, menyeluruh,
dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Suwerda (2012: 19) mengemukakan bahwa Bank Sampah juga
memberikan manfaat sosial yaitu pertama, melalui sosialisasi dari Bank Sampah,
masyarakat diajarkan untuk memilah sampah antara sampah organik dan non-
organik. Kedua, masyarakat diarahkan pada pola pikir kreatif dalam mengelola
sampah dengan mengubahnya menjadi barang yang bisa dimanfaatkan ulang
melalui kegiatan pelatihan kerajinan sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah.
Ketiga, Bank Sampah sebagai organisasi pemberdaya masyarakat, menggerakkan
masyarakat untuk lebih peka terhadap masalah lingkungan terutama sampah.
Dengan adanya Bank Sampah, masyarakat pun bisa semakin teredukasi
untuk memahami jenis-jenis sampah yang ada di sekitarnya. Jika kegiatan positif
ini menular ke orang lain, maka ini bisa menjadi salah satu alternatif dalam
memecahkan masalah sampah dan ikut berpartisipasi dalam melestarikan
lingkungan sekitar. Karena, dengan melakukan kegiatan positif ini kita akan
memberikan beberapa manfaat bagi banyak orang dan juga lingkungan hidup,
seperti membuat lingkungan lebih bersih, menyadarkan masyarakat akan
pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang ekonomis.

II. Tujuan yang ingin Dicapai


Tujuan utama pendirian bank sampah adalah untuk membantu menangani
pengolahan sampah di Indonesia. Tujuan bank sampah selanjutnya adalah untuk
menyadarkan masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih. Bank
sampah juga didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih
berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki
nilai ekonomis.

III. Manfaat yang ingin Dicapai


Dengan adanya bank sampah dapat mendorong tumbuhnya niat
masyarakat dalam mengelola sampah secara tepat dengan cara memilah dan
mengolah sampah, sehingga menumbuhkan rasa cinta dan peduli akan
lingkungan.
Bank sampah memiliki beberapa manfaat bagi banyak orang dan juga
lingkungan hidup, seperti membuat lingkungan lebih bersih. Menyadarkan
masyarakat akan pentingnya kebersihan, dan membuat sampah menjadi barang
ekonomis dan tujuan utamanya adalah menangani pengelolaan sampah di
indonesia. Bank sampah didirikan juga untuk mengubah sampah menjadi sesuatu
yang lebih berguna dalam masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang
memiliki nilai ekonomis.
Selain itu, dengan adanya bank sampah juga dapat membantu
perekonomian masyarakat karena dari bank sampah tersebut masyarakat dapat
menukarkan sampah mereka dengan uang dari pengumpulan sampah yang
disimpan ke rekening bank mereka.
Masyarakat dapat sewaktu-waktu mengambil uang pada tabunganya saat
tabunganya sudah terkumpul banyak. Imbalan yang diberikan kepada penabung
tidak hanya berupa uang, tetapi ada pula yang berupa bahan makanan pokok
seperti gula, sabun, minyak dan beras. Bank sampah juga bermanfaat bagi siswa
yang kurang beruntung dalam hal finansial, beberapa sekolah telah menerapkan
pembayaran uang sekolah menggunakan pemanfaat bank sampah yang diolah
atupun yang dijual kepengepul.

BAB II
GAGASAN

I. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan


Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolak ukur bagi kualitas
hidup masyarakat. Upaya peningkatan kualitas lingkungan telah banyak
dilaksanakan pemerintah daerah maupun kota di Indonesia. Hal tersebut memang
wajib dilakukan dantak dapat dipungkiri bahwa Indonesia merupakan penyetor
sampah plastik maupun organik terbesar kedua di dunia. Sebelumnya,
berdasarkan data The World Bank tahun 2018, 87 kota di pesisir Indonesia
memberikan kontribusi sampah ke laut diperkirakan sekitar 1,27 juta ton. Dengan
komposisi sampah plastik mencapai 9 juta ton dan diperkirakan sekitar 3,2 juta
ton adalah sedotan plastik. Indonesia sedang berperang melawan sampah, ledakan
jumlah penduduk antara lain berdampak pada merajalelanya wadah, pembungkus,
serta kantong plastik yang menggantikan kemasan alami dan tradisional yang
mudah terurai di alam seperti daun pisang. Akibatnya, upaya pemerintah-
pemerintah setempat untuk mengumpulkan dan mengelola sampah tidak mampu
mengikuti ekspansi dramatis dari sampah yang dihasilkan warga.Dan budaya lama
membuang sampah ke selokan dan sungai menunjukkan bahwa setiap upaya
untuk membersihkan lingkungan membutuhkan perubahan besar dalam pola pikir
masyarakat.kebersihan sungai tidak cukup jika hanya mengandalkan petugas,
peran serta warga juga dibutuhkan untuk menjaga lingkungan dengan tidak
membuang sampah sembarangan ke sungai. Banyak sungai di Indonesia yang
dipenuhi tumpukan sampah, sebagai contoh seperti pada daerah Batang Ino di
Nagari Salimpaung Kabupaten Tanah Datar. Tumpukan sampah menimbulkan
aroma yang tidak sedap dan menjijikkan. Selain itu sampah yang menumpuk
menyebabkan pencemaran air sungai. Sampah yang menumpuk seperti sampah
rumah tangga, sampah pertanian, botol atau kaleng minumandan sampah plastik
yang menggunung. Padahal air dari sungai tersebut digunakan untuk pengairan
irigasi, serta untuk mandi, mencuci dan kebutuhan rumah tanggal lainnya.
Bayangkan saja bahaya yang akan berdampak pada lingkungan dan masyarakat
terlebih lagi pada kesehatan mereka. Kita harus selangkah lebih maju untuk
mengatasi permasalahan ini dengan Bank Sampah kita dapat sedikit membantu
permasalahan yang terjadi.

II. Solusi yang Pernah Ditawarkan


Solusi mengenai permasalahan sampah di Indonesia yaitu dengan program
bank sampah atau waste bank. Pada umumnya, sistem kerja yang diterapkan bank
sampah masih dilakukan secara manual dan belum optimal dari segi peran serta
masyarakat. Contohnya program bank sampah yang sudah di jalankan di
Indonesia adalah di Kota Malang, Jawa Timur.

Operasionalnya menggunakan sistem jadwal untuk mengambil sampah


nasabah, pengisian formulir pendaftaran dengan cara datang langsung ke bank
sampah, dan transaksi serta proses pelayanan berupa pembayaran listrik dan air
yang mengharuskan nasabah ke bank sampah. Berdasarkan latar belakang
tersebut, perlu ada teknologi berbasis aplikasi untuk menguatkan sistem antar
anggota unit bank sampah dengan unit bank sampah, sekaligus memberi
pelayanan publik yang lebih baik untuk mewujudkan kota cerdas (smart city)
sebagai contoh e-waste. E-waste merupakan sistem informasi manajemen
pengelolaan (sampah) berbasis aplikasi pada smartphone dalam mewujudkan
smart city.

III. Gagasan yang Diajukan


Alasan pembuatan bank agar masyarakat lebih dapat menjaga
lingkungannya dan dapat memberikan tambahan pemasukan dari pengelolaan
sampah tersebut dari bank sampah. Proses manajemen sampah meliputi beberapa
pihak yang terkait langsung, dimulai dari lingkungan masyarakat, staf “bank
sampah” kemudian pihak dari petugas TPS tingkat desa. Yang bertindak sebagai
pihak yang mencari pengelolahan untuk sampah-sampah tersebut, berikut alur
proses dari pengelolaan “bank sampah”. penyelesaian masalah yang berkenaan
dengan sampah ini akan teratasi jika terdapat sistem yang jelas dalam siklus
pengelolaan sampah, dengan kata lain terdapat kejelasan masalah hulu sampai
dengan hilir mengenai pengelolaan sampah, salah satu komponen dari sistem
pengelolaan sampah ini adalah adanya pihak pengelolaan sampah yang sudah
terkumpul dan sampah yang sudah dipisahkan (organik dan anorganik). Pihak
pengelola lebih tepatnya berada dibagian hilir sistem pengelolaan sampah, pihak
ini yang nantinya yang bertugas menyalurkan sampah yang sudah terkumpul dan
terpisah kedalam dua proses.
Proses yang dimaksud antara lain proses pendaur ulangan sampah dari
sampah anorganik menjadi barang yang lebih tepat guna, proses yang kedua
adalah pengelolaan sampah dari sampah organik menjadi kompos yang nantinya
sangat berguna untuk mendukung perekonomian masyarakat dibidang pertanian
dan perkebunan. Sistem pengelolaan ini dilakukan dengan menggunakan
mekanisme per-bank-an untuk mempermudah pengumpulan sampah secara
kontinu. Mekanisme ini bekerja dengan melibatkan masyarakat secara langsung
termasuk didalamnya staff bank sampah, petugas TPS hingga BLH dikota
masyarakat tersbut. Hal ini dimaksudkan agar pelaksanaan bank sampah ini
mampu merealisasikan apa yang sudah dirahapan oleh masyarakat.
Konsep Bank Sampah

SAMPAH DARI
MASYARAKAT

BANK SAMPAH

BLH
PENGELOLAAN PENGELOLAAN
SAMPAH ORGANIK SAMPAH ANORGANIK

IV. Pihak-Pihak Yang Dapat Membantu Pelaksanaan Pemanfaatan Bank


sampah
Pada pengelolaan sampah itu sendiri, pemerintah memiliki peran yang
sangat besar. Tanggung jawab utama pemerintah daerah dalam mengelola sampah
yaitu mengatur sampah rumah tangga, didaur ulang, atau dibuang dengan benar.
Pemerintah daerah memiliki peran khusus tepatnya pada pengelolaan sampah, yaitu:
 Pengatur Kebijakan (Regulator)
Peran pemerintah dalam menyelenggarakan pengelolaan sampah,
pemerintah daerah memiliki wewenang menetapkan kebijakan dan strategi
pengelolaan sampah berdasarkan kebijakan nasional. Penyelenggaraan
pengelolaan sampah tersebut juga berdasar norma, standar, prosedur, dan kriteria
yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Selain itu, peran pemerintah sebagai
pengatur kebijakan ini juga dapat dilakukan dengan pembinaan dan pengawasan
kinerja pengelolaan sampah yang dilakukan oleh pihak lain. Regulasi-regulasi
tersebut dapat menjadi suatu payung hukum yang sah jika regulasi disahkan
menjadi peraturan daerah yang berlaku. Peraturan daerah yang harus ada dalam
pengelolaan sampah adalah peraturan umum ketentuan kebersihan, perda
mengenai bentuk institusi formal pengelolaan kebersihan, dan perda yang khusus
menentukan struktur tarif dan tarif dasar pengelolaan kebersihan.

 Penyedia Layanan (Service Provider)


Peran pemerintah sebagai penyedia pelayanan dalam pengelolaan sampah
terkait dengan pengelolaan sampah. Pelayanan pemerintah dalam pengelolaan
sampah tersebut sebagai bentuk upaya memfasilitasi, mengembangkan, dan
melaksanakan pengurangan, penanganan, dan pemanfaatan sampah. Pada
pelaksanaannnya, pemerintah juga memfasilitasi penyediaan sarana dan prasarana
pengelolaan sampah. Pemerintah juga turut serta dalam mengembangkan hasil
dari pengelolaan dan pemanfaatan sampah. Selain itu, pemerintah juga
memfasilitasi penerapan tekonologi spesifik lokal yang berkembang pada
masyarakat. Peran pemerintah dalam pengelolaan sampah tidak hanya dilihat dari
tugas dan tanggung jawabnya saja, tetapi juga produk-produk yang dihasilkan
dalam kaitannya dengan kebijakan yaitu salah satunya program. Menurut EPA,
program yang dapat dilakukan dalam pengelolaan sampah diantaranya adalah
perbaikan infrastruktur dalam pengelolaan sampah. Program-program tersebut
tidak terlepas dari kegiatan pengelolaan sampah yang meliputi pengumpulan,
pemindahan, pengolahan, dan pengangkutan sampah ke pembuangan akhir.

Peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah sangatlah penting,


karena masyarakat penyumbang timbulan volume sampah  terbesar. Sampah
rumah tangga atau dikenal sampah domestik menempati sekitar 37% dari semua
jenis timbulan sampah nasional pada tahun 2019.
Edukasi kepada masyarakat secara sistematis dengan berbagai fortofolio
kelola sampah, mengajak, memfasilitasi kegiatan baik dari infrastruktur
pengelolaan sampah dari berbagai komunitas perduli sampah adalah sangat
membantu mengurangi timbulan sampah. Membangun kesadaran pada
masyarakat. Skema pengelolaan sampah bisa melalui TPS 3R, Bank Sampah,
Kurasaki, Sadatasu dan Felita. Masyarakat diajak berpartisipasi pada seluruh
kegiatan pengelolaan sampah tingkat RT atau RW atau dengan kata lain setiap
masyarakat mengelola sampah secara mandiri. Dengan pola #3R (mengurangi,
mendaur ulang dan menggunakan kembali) diharapkan sampah yang dibuang bisa
diminimalisir.

Kemudian ada kaum terdidik seperti mahasiswa yang dapat berperan serta
dalam pengelolaan sampah, sebagai mahasiswa harus memiliki kewajiban
bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, langkah-langkah yang dapat
dilakukan sebagai mahasiswa adalah dengan memulainya dari diri sendiri belajar
untuk hemat dalam menggunakan sumber daya yang tersedia.
Sebagai mahasiswa yang telah dibekali ilmu untuk memelihara dan
memperhatikan lingkungan sekitar mahasiswa dapat memberikan penyuluhan
kepada masyarakat sekitar tentang cara-cara menggulangi sampah yang ramah
lingkungan dan dapat menambah nilai guna dari sampah, karena sebenarnya tidak
semua sampah telah kehilangan nilai gunanya tapi ada cara-cara agar sampah
tersebut dapat memiliki nilai guna yang masih menguntungkan seperti
pengomposan sampah yang dapat menyuburkan tanah.

V. Langkah Strategi Pemanfaatan Bank Sampah


Bank Sampah dapat berperan sebagai dropping point bagi produsen untuk
produk dan kemasan produk yang masa pakainya telah usai sehingga sebagian
tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan sampah juga menjadi
tanggungjawab pelaku usaha. Penerapan prinsip 3R diharapkan dapat
menyelesaikan masalah sampah secara terintegrasi dan menyeluruh sehingga
tujuan akhir kebijakan Pengelolaan Sampah Indonesia dilaksanakan dengan baik.
Keberadaan sampah yang tidak dikelola dapat mengakibatkan pencemaran
lingkungan. Dilain pihak, pola hidup masyarakat yang tidak peduli lingkungan
seperti membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan pendangkalan aliran
sungai, pencemaran sumber air, dan pemicu banjir. Kebiasaan mencampurkan
sampah kering dan basah, sampah organik dan anorganik berdampak semakin
sulit pengelolaan dan penanganan sampah.
Tapi tidak bisa dikatakan juga bahwa sampah merupakan zat akhir yang
tak bisa dimanfaatkan, karena terdapat kata “belum memiliki nilai ekonomis”,
tidak terpakai lagi dan tidak disenangi” yang artinya dapat dikatakan bahwa jika
sampah tersebut kembali diberi nilai ekonomis, dan bisa digunakan bahkan
disenangi maka sampah tersebut mampu berubah wujud menjadi bukan sampah.
Sumber sampah diperkotaan dibedakan berdasarkan tempat dimana
sampah tersebut terbentuk atau terkumpul. Sumber-sumber timbulan sampah
adalah sebagai berikut:
a) Sampah permukiman, yaitu sampah rumah tangga berupa sisa pengolahan
makanan, perlengkapan rumah tangga bekas, kertas, kardus, dan lain-lain.
b) Sampah pertanian dan perkebunan. Sampah kegiatan pertanian tergolong
bahan organik, seperti jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang
dihasilkan selama musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk.
Untuk sampah bahan kimia seperti pesitisda dan pupuk buatan perlu
perlakuan khusus agar tidak mencemari lingkungan. Sampah pertanian
lainnya adalah lembaran plastik penutup tempat tumbuh-tumbuhan yang
berfungsi untuk mengurangi penguapan dan penghambat pertumbuhan
gulma, namun plastik ini bisa didaur ulang.
c) Sampah dari kegiatan bangunan dan konstruksi gedung. Sampah yang
berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung ini bisa berupa
bahan organik maupun anorganik. Sampah organik, misalnya: kayu,
bambu, triplek. Sampah anorganik misalnya: semen, pasir, batu bata, besi,
dan lain-lain.
d) Sampah dari sektor perdagangan. Sampah yang berasal dari daerah
perdagangan seperti toko, pasar tradisional, warung, pasar swalayan,
terdiri dari kardus, pembungkus, kertas, dan bahan organik termasuk
sampah makanan dari restoran.
e) Sampah yang berasal dari lembaga pendidikan, kantor pemerintah dan
swasta biasanya terdiri dari kertas, alat tulis-menulis, pita printer, baterai,
dan lain-lain.
f) Sampah dari industri. Sampah ini berasal dari seluruh rangkaian proses
produksi, perlakuan dan pengemasan produk. Sampah industri berupa
bahan kimia yang seringkali beracun memerlukan perlakuan khusus
sebelum dibuang atau digunakan.
Pokok kegiatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk mengelola
sampah secara mandiri dan produktif adalah adanya perubahan perilaku dalam
menangani sampah, penyediaan teknologi tepat guna dan menjaga keberlanjutan
program pengelolaan sampah. Mendaur ulang semua sampah dan
mengembalikannya ke perekonomian masyarakat atau ke alam adalah suatu
alternatif yang sangat menjanjikan, baik bagi terwujudnya lingkungan yang bebas
dari sampah maupun bagi peningkatan perekonomian masyarakat. Daur ulang
sampah juga akan mengurangi tekanan terhadap sumber daya alam, dan dapat
meminimalisasi jumlah sampah yang ada.
Mekanisme Bank Sampah :
1. Pemilahan sampah
2. Penyerahan sampah ke bank sampah
3. Penimbangan sampah
4. Pencatatan
5. Hasil penjualan sampah yang diserahkan dan dimasukkan ke dalam
buku tabungan
6. Bagi hasil penjualan sampah antara penabung dan pelaksana.
BAB III
KESIMPULAN

I. Inti Gagasan
Pendirian bank sampah adalah untuk membantu menangani pengolahan
sampah di Indonesia Tujuan bank sampah selanjutnya adalah untuk menyadarkan
masyarakat akan lingkungan yang sehat, rapi, dan bersih. Bank sampah juga
didirikan untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang lebih berguna dalam
masyarakat, misalnya untuk kerajinan dan pupuk yang memiliki nilai ekonomis.
Dengan adanya bank sampah juga turut serta dalam penambahan modal ekonomi
masyarakat dari pengelolaan sampah tersebut yang yang dapat di implementasikan
dalam pendidikan, kebutuhan sehari-hari, sarana publik, dan kesehatan. maka dari
itu dengan adanya bank sampah sangat memudahkan masyarakat dalam
mengelola sampah yang berada di masyarakat dan menjadikan masyarakat yang
produktif dan menghasilkan. Dalam proses pendirian dan pengembangan Bank
sampah ini tidak bisa terlepas dari agen-agen yang bermain di dalamnya. Perilaku
para agen ini terbentuk dari serangkaian proses adaptasi dan strategi yang
dilakukan dalam menarik nasabah untuk terlibat dalam bank sampah. Baik itu
dengan membagikan plastik-plastik sampah, mengambil sampah langsung dari
rumah masyarakat, memberikan edukasi dan sosialisasi pemilahan sampah sesuai
karakteristik sampah beserta nilai ekonomisnya, serta melakukan pemilahan
terhadap sampah-sampah tersebut. Perilaku para agen juga akan ditentukan oleh
harga sampah yang seringkali berubah-ubah. Jika harga sampah hasil pemilahan
tinggi, maka agen pun akan menjual sampah nasabah, namun jika harga turun,
maka para agen akan menyimpan dahulu sampah-sampah nasabah tersebut.

Teknik implementasi
 Melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait pemanfaatan bank
sampah di kampung-kampung
 Penyediaan tempat bank sampah di kampung dan di kota agar dapat
terealisasikan
 Mengajak masyarakat untuk mengurangi timbulnya sampah
II. Prediksi Hasil
Berdirinya Bank Sampah bertujuan mengajak masyarakat
berpartisipasi aktif dalam mengelola sampahnya untuk meningkatkan
kebersihan dan kesehatan lingkungannya. Selanjutnya dapat merubah pandangan
masyarakat terhadap sampah, membangun paradigma bahwa sampah memiliki
potensi lebih, dan mendapat manfaat ekonomi dari pengelolaan bank sampah.
Pola penanganan sampah kumpul-angkut-buang, tidak tepat dilakukan lagi. Pola
yang seharusnya adalah melakukan pemilahan di sumbernya sehingga dapat
mengurangi sampah yang masuk ke tempat pengolahan akhir. Hasil pemilahan,
khususnya sampah anorganik dapat dikumpulkan di Bank Sampah. Sampah
terpilah akan menjadi materi tabungan yang ditimbang dan dihargakan,
hasilnya dicatat dan disimpan dalam buku tabungan nasabah, karena adanya Bank
Sampah juga dapat membantu perekonomian masyarakat karena dari kegiatan
tersebut masyarakat dapat menukarkan sampah mereka dengan uang dari
pengumpulan sampah yang disimpan ke rekening bank mereka.
Secara umum, sampah dibedakan menjadi 2 jenis yaitu sampah
organik dan sampah anorganik. Sampah organik adalah sampah yang mudah
membusuk. Sampah anorganik adalah sampah yang dihasilkan dari bahan-
bahan non-hayati merupakan hasil pengolahan bahan tambang atau sumber daya
alam yang tidak dapat diuraikan oleh alam seperti botol plastik, tas plastik,
kaleng, dll. Sampah yang diterima menjadi materi tabungan di Bank Sampah
adalah sampah anorganik, yang besarnya 21,02% dari seluruh timbulan sampah.
Selanjutnya dihitung serapan sampah oleh Bank Sampah dalam prosentase.
CONTOH PEMANFAATAN BANK SAMPAH
DI DUSUN SUKOREJO RT 23 DUYUNGAN, SIDOHARJO, SRAGEN
DAFTAR PUSTAKA
:
http://ivanhadinata.blogspot.com/2009/04/peran-mahasiswa-dalam-
menangani-sampah.html
http://lipi.go.id/berita/solusi-teknologi-terkini-pengolahan-sampah-/304
https://eprints.ac.id/52974/2/BAB%20I%2013416241026.pdf
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bank_sampah
https://nasional.kompas.com/read/2018/02/13/05030001/membangun-e-
waste-mengelola-sampah-lebih-mudah?page=all
https://www.popmama.com/life/health/fx-dimas-prasetyo/apa-itu-bank-
sampah-manfaat-dan-cara-kerjanya-untuk-kebersihan
https://www.rinso.com/id/sustainability/manfaat-bank-sampah-dan-cara-
kerjanya-yang-perlu diketahui.html#:~:text=Dengan%20adanya%20bank
%20sampah%20dapat,juga%20dapat%20membantu%20perekonomian
%20masyarakat.
JURNAL WILAYAH DAN LINGKUNGAN, 1 (1), 1-16
Oleh : Siti Ma’rifah Sa’diyah, FIP, Universitas Negeri Yogyakarta.pdf
Universitas Tidar.pdf
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Biodata Ketua, Anggota dan Dosen Pembimbing

Biodata Ketua

A. Identitas Diri

Anda mungkin juga menyukai