Jurnal 3
Jurnal 3
Ferawati Firdaus
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Fakultas Agama Islam. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jl. Majapahit. 666 B Sidoarjo Telp. 031-8945444; Fax. 031-8949333
Email :firdhausfhera@gmail.com
Ringkasan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa,
demonstrasi, gerak benda dan energi gerak dari kesulitan yang dialami siswa yang terkait materi
gerak benda dan gerak energi.Pengambilan data dilakukan di MI Nurur Rohmah
Jasem.Berdasrakan hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan guru masih menggunakan metode
lama yaitu lebih banyak menggunakan buku paket dalam pembelajaran dan siswa tidak bisa
memahami dengan baik, sebaiknya guru tidak menjadi fasilitator melainkan perlu melakukan
pendekatan kepada siswa dalam pembelajaran.
Kata Kunci: Peningkatan Hasil Belajar Siswa, Demonstrasi, Gerak Benda dan Energi Gerak
A. PENDAHULUAN
Dunia pendidikan saat ini dituntut untuk dikembangkanya pendekatan pembelajaran sesuai
dengan dinamika pendidikan Negara kita,1 yang berakar pada UUD 45 dan UU no. 20 Tahun
2003 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap
tuntutan zaman dan sesuai dengan perkembangan IPTEK.2
Pendidikan selalu menjadi sorotan banyak orang, tidak hanya dari pemegang kebijakan tetapi
juga pengguna (siswa). Saat ini dan masa depan pendidikan akan menjadi tantangan yang akan
1
Muhammad, M., & Nurdyansyah, N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia learning
center., 41
2
Nurdyansyah, N. (2016). Developing ICT-Based Learning Model to Improve Learning Outcomes IPA of SD Fish
Market in Sidoarjo. Jurnal TEKPEN, 1(2). Terbitan 2, 929-930.
terus berubah disesuikan dengan standar Pengembangan IPTEKS. 3 Sebagaimana nurdyansyah
juga mempertegas bahwa: “Educational process is the process of developing student‟s potential
until they become the heirs and the developer of nation‟s culture”. 4 Oleh karena itu Duschl
mengatakan bahwa Pendidikan adalah bagian dari rekayasa sosial. Melalui komunitas,
pendidikan dapat dibentuk dan diarahkan ke tujuan tertentu.5
Permasalahan bangsa yang semakin hari semakin pelik dengan adanya berbagai krisis
multi dimensi ditambah dengan pengaruh dari arus informasi memunculkan beragam bentuk
perilaku di masyarakat khususnya bagi para peserta didik.6 Perkembangan teknologi
merupakan sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini.7 Sehingga keluarga
harus berperan aktif dalam mendidik anaknya sejak dini serta menguatkan pondasi karakter
yang baik.8
Pada kenyataannya masih banyak permasalahan yang harus dihadapi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Permasalahan ini dipengaruhi oleh sejumlah
faktor eksternal yang berasal dari luar peserta didik, maupun faktor internal yang berasal dari
dalam diri peserta didik itu sendiri.9
Nurdyansyah meperejelas “The education world must innovate in a whole. It means that
all the devices in education system have its role and be the factors which take the important
effect in successful of education system”.10
Proses pembelajaran hendaknya berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat dan minat
3
Pandi, R., & Nurdyansyah, N. (2017). An Evaluation of Graduate Competency in Elementary School. Atlantis
Press. Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 125, 95.
4
Nurdyansyah, N. (2017). Integration of Islamic Values in Elementary School. Atlantis Press. Advances in Social
Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 125
5
Nurdyansyah, N., Siti, M., & Bachtiar, S. B. (2017). Problem Solving Model with Integration Pattern: Student’s
Problem Solving Capability. Atlantis Press. Advances in Social Science, Education and Humanities Research,
volume 173, 258.
6
Nurdyansyah, N. (2015). Model Social Reconstruction Sebagai Pendidikan Anti–Korupsi Pada Pelajaran Tematik
di Madrasah Ibtida’iyah Muhammadiyah 1 Pare. Halaqa, 14(1), 2.
7
Nurdyansyah, N. (2017). Sumber Daya dalam Teknologi Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, 4.
8
Nurdyansyah, N. (2018). Peningkatan Moral Berbasis Islamic Math Character. Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo. 2.
9
Nurdyansyah, N., & Fitriyani, T. (2018). Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Terhadap Hasil Belajar Pada
Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 3.
10
Nurdyansyah, N., Rais, P., & Aini, Q. (2017). The Role of Education Technology in Mathematic of Third Grade
Students in MI Ma’arif Pademonegoro Sukodono. Madrosatuna: Journal of Islamic Elementary School, 1(1),
November 2017, 37-46 ISSN 2579. 38.
peserta didik.11 Proses pembelajaran harus melibatkan banyak pihak, yang diimbangi oleh
perkembangan teknologi untuk mempermudah dalam tercapaianya suasana tertentu dalam
proses pembelajaran sehingga peserta didik nyaman dalam belajar.12 Hakikat belajar yaitu
suatau proses pengarahan untuk pencapaian tujuan dengan melakukan perbuatan melalui
pengalaman yang diciptakan.13
Bahan ajar berguna membantu pendidik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Bagi pendidik bahan ajar digunakan untuk mengarahkan semua aktivitasnya dan yang
seharusnya diajarkan kepada siswa dalam proses pembelajaran.14
Pengalaman belajar tersebut perlu adanya standarisasi penilaian hasil belajar. Penilaian
hasil belajar memerlukan sebuah pengolahan dan analisis yang akurat.15 Sehingga
pembelajaran dapat berjalan efektif dan efisien.
11
Nurdyansyah, N. (2018). Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pelajaran IPA Materi Komponen
Ekosistem. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 2.
12
Nurdyansyah, N., & Andiek, W. (2015). Inovasi Teknologi Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia learning center, 2.
13
Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum 2013. Sidoarjo:
Nizamia learning center, 1.
14
Nurdyansyah, N. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Modul Ilmu Pengetahuan Alambagi Siswa Kelas Iv Sekolah
Dasar. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
15
Nurdyansyah. N., Andiek Widodo, Manajemen Sekolah Berbasis ICT. (Sidoarjo:Nizamia Learning
Center,2015), 103.
1. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu untuk mencari tahu tentang alam
secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang
berupa konsep, fakta atau prinsip saja namun juga merupakan suatu proses penemuan.
Dengan belajar IPA, diharapkan peserta didik dapat mempelajari diri sendiri maupun
alam sekitar serta dapat mengembangkan lebih lanjut dalam penerapan kehidupan sehari-
hari.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran IPA, maka pengunaan metode dalam
pembelajaran sangat berarti dimana metode tersebut dapat mengantarkan peserta didik
dalam memahami materi yang diajarkan. Namun masih banyak kendala yang timbul dari
penggunaan metode yang diterapkan dalam pembelajaran. Kendala tersebut timbul bukan
karena salah dengan metodenya namun disebabkan ketidaktepatan isi materi dengan
karakteristik metode yang diterapkan. Selain itu, metode juga harus di sesuaikan dengan
tingkat perkembangan psikologis peserta didik. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu
dilakukan suatu perbaikan metode pembelajaran dengan menerapkan metode
demonstrasi.
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar dengan cara memperagakan
kejadian dan benda sesuai aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan. Selain itu metode demonstrasi merupakan
metode yang membuat perhatian peserta didik dapat berpusat pada apa yang
dipraktekkan. Jadi, proses siswa akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian siswa
pada masalah lain, dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses
belajar, dapat menambah pengalaman siswa, dapat membantu siswa mengingat lebih
lama tentang materi yang disampaikan, dapat mengurangi kesalah fahaman karena
pengajaran lebih jelas dan kongkrit, dapat menjawab semua masalah yang timbul di
dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung, memupuk
perkembangan dan keberanian, mengambil inisiatif, bertanggung jawab dan berdiri
sendiri, sehingga hasil belajar sesuai dengan apa yang diharapkan.
Hasil pengamatan mata pelajaran IPA yang dilakukan pada kelas IV di MI Nurur
Rohmah menunjukan bahwa dari 25 siswa yang diwawancarai hanya 28% atau 7 siswa
yang mencapai tingkat penguasaan materi sedangkan sisanya yaitu 72% atau 18 siswa
masih belum menguasai materi. Pembelajaran IPA disekolah ini masih lebih banyak
menggunaan metode ceramah dan presentasi yang dilakukan oleh guru. Sehingga peserta
didik masih kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan.
Berdasarkan data diatas maka rendahnya hasil pemahaman peserta didik tersebut
peneliti menganggap penting untuk memperbaiki pembelajaran yang dilakukan. Metode
demonstrasi merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan guru dalam
mengembangkan pembelajaran didalam kelas, karena dalam proses pembelajarannya
yaitu dengan cara memperagakan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai
materi yang dipelajari. Selain itu perhatian peserta didik lebih fokus dan memberikan
kesempatan peserta didik untuk berdiskusi. Dengan metode tersebut maka pembelajaran
memusatkan kegiatan belajarnya kepada peserta didik itu sendiri.
2. Penegasan Istilah
a. Peningkatan hasil belajar
peningkatan hasil belajar adalah proses peningkatan perubahan kehidupan manusia
dengan membentuk lingkungan menggunakan pendidikan maupun teori pembelajaran
yang memungkinkan manusia menghasilkan respon untuk membentuk perilaku
manusia dan mencapai tujuan pembelajaran.
b. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi adalah tata cara sajian dalam pembelajaran dengan menunjukkan
kepada siswa melalui proses atau benda tertentu yang dipelajari, baik yang tiruan atau
sebenarnya, yang disertai dengan penjelasan lisan.
c. Gerak benda dan energy
Gerak benda yaitu perpindahan kedudukan suatu benda karena adanya pengaruh
sebuah gaya.16 Sedangkan energi yaitu kemampuan suatu benda untuk melakukan
usaha yang dapat menghasilkan gaya.17 Dalam artikel ini yang dimaksud dengan
16
Subekti, Ari. (2017). Tema 8 : Daerah Tempat Tinggalku Buku Siswa. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. 6
17
Arifin, Mulyati. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta: Setia Purna Inves. 54
gerak benda yaitu perpindahan benda dari tempat kesatu menuju ketempat yang lain.
sedangkan energi merupakan usaha benda yang dapat menghasilkan gaya.
3. Rumusan Masalah
a. Bagaimana proses belajar siswa melalui metode demonstrasi tentang gerak benda dan
energi yang diterapkan pada siswa kelas 4 di MI Nurur Rohmah?
b. Adakah peningkatan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi tentang gerak
benda dan energi pada siswa kelas 4 di MI Nurur Rohmah?
4. Tujuan Penulisan
a. Menganalisis proses belajar siswa melalui metode demonstrasi tentang gerak benda
dan energy pada siswa kelas 4 di MI Nurur Rohmah.
b. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi tentang
gerak benda dan energi pada siswa kelas 4 di MI Nurur Rohmah.
C. PEMBAHASAN
1. Peningkatan Hasil Belajar
Menurut Dimyati Dan Mudjiono “2006”
Hasil belajar ialah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor setelah
diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran.Nilai yang diperoleh siswa
menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran.
Menurut Hamalik “2008”
Hasil belajar ialah sebagai terjadinya perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang
dapat di amati dan di ukur bentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan. Perubahan
tersebut dapat diartikan sebagai terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih
baik sebelumnya yang tidak tahu menjadi tahu.
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode dalam penyajian pelajaran yang dilakukan oleh
guru dengan menampilkan atau menunjukan kepada siswa tentang suatu proses dan
situasi kejadian baik sebenarnya maupun hanya sekedar tiruan yang dapat menumbuhkan
rasa ingin tahu dan rangsangan visual setelah siswa melakukan pengamatan secara
langsung terhadap materi yang disampaikan. Penyampaian materi dengan metode
demonstrasi juga diharapkan mampu memberikan kejelasan, ketertarikan dan keefektifan
dalam pembelajaran dikelas.
Perbedaan demonstrasi dengan alat peraga yaitu alat peraga merupakan bagian dari
media sedangkan demonstrasi merupakan metode. Maksudnya bahwa demonstrasi adalah
metode yang sistematis yang digunakan untuk menyampaikan materi yang sedang
dipelajari yang lebih banyak menuntut untuk menggunakan alat peraga meskipun tidak
semua demonstrasi harus menggunakan alat peraga. Jadi alat peraga yang dimaksud
menurut penulis adalah alat peraga merupakan alat bantu pembelajaran yang
dimaksudkan untuk memperjelas suatu proses tertentu.
Dalam pelaksanaan metode demonstrasi dalam pemebelajaran IPA mempunyai
langkah-langkah. Berikut ini merupakan petunjuk dalam metode demonstrasi yaitu:
a. Dalam perencanaan yang perlu dilakukan antara lain : 1) menentukan tujuan
demonstrasi. 2) menetapkan langkah-langkah pokok demonstrasi. 3) menyiapkan alat-
alat yang diperlukan
b. Dalam pelaksanaan yang perlu dilakukan antara lain : 1) mengusahakan agar
demonstrasi dapat diikuti, dan diamati oleh seluruh kelas. 2) menumbuhkan sikap
kritis pada siswa sehingga terjadi tanya jawab, dan diskusi tentang masalah yang
didemonstrasikan. 3) memberi kesempatan kepada setiap siswa untuk mencoba
sehingga siswa merasa yakin tentang suatu proses. 4) membuat penilaian dari
kegiatan siswa dalam eksperimen tersebut.
c. Dalam langkah mengakhiri demonstrasihendaknya guru memberikan tugas kepada
siswa, baik secara tertulis maupun secara lisanseperti, membuat karangan, laporan
dan lain-lain. Dengan demikian guru dapat menilai sejauh mana hasil demonstrasi
telah dipahami siswa.
Kemudian langkah-langkah metode demonstrasi antara lain:
a. Merumuskan tujuan yang jelas dari sudut kecakapan atau kegiatan yang diharapkan
dapat dicapai atau dilaksanakan oleh siswa itu sendiri bila demonstrasi berakhir.
b. Menetapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilaksanakan. Dan
sebaliknya sebelum demonstrasi dilakukan oleh guru sudah pernah dicobakan
terlebih dahulu supaya tidak gagal pada saat dilaksanakan di kelas.
c. Memperhitungkan waktu yang dibutuhkan. Apakah tersedia waktu untuk memberi
kesempatan siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan komentar selama dan
sesudah demonstrasi.
d. Selama demonstrasi berlangsung sebaiknya guru bertanya pada diri sendiri apakah
keterangan-keterangan yang diberikan dapart didengar jelas oleh siswa dan apakah
alat tersebut ditempatkan pada posisi yang tepat sehingga semua siswa dapat
mengamati.
Salah satu kegunaan dari energi gerak pada angin adalah untuk menciptkan energi listrik.
Energi angin yang mengenai kincir angin akan menggerakan turbin yang nantinya akan
dikonversikan menjadi energi listrik untuk seluruh daerah di dekatnya. Namun,
pembangkit listrik dengan menggunakan sumber energi angin sangat jarang digunakan
karena proses dalam instalasi awal sangat mahal dan membutuhkan banyak tenaga
manusia untuk membangunya.
Contoh lain dari sumber energi gerak adalah air. Nah, khusus yang satu ini, bisa kita
temukan di danau ataupun sungai yang mempunyai aliran yang sangat deras. Biasanya
orang orang menggunakan energi gerak dari air untuk membangun pembangkit listrik
tenaga air. DI Indonesia, banyak terdapat pembangkit listrik dengan menggunakan energi
gerak dari air untuk menggunakan turbin.
Selain instalasinya yang terbilang mudah, namun proses pembuatan pembangkit listrik ini
juga membutuhkan waktu yang sangat lama. Selain itu, jika memasuki musim kemarau,
air akan mengering dan pasokan air akan berkurang. Hal ini menyebabkan pemerintah
harus mengambil langkah pemadaman bergilir karena pasokan listrik tidak normal seperti
biasanya.
Macam Macam Sumber Energi Gerak
Macam macam sumber energi gerak yang bisa kita temui di alat elektronik adalah energi
kimia yang terdapat pada batu battery dan juga listrik. Nah energi gerak yang ini harus
dikonversikan terlebih dahulu menjadi energi listrik yang nantinya akan diubah menjadi
energi gerak. Contoh yang bisa kita temui adalah energi gerak pada jam dan juga mesin
cuci.
Memang contoh kasus diatas adalah energi gerak yang berasal dari energi listrik dan juga
energi kimia. Perubahan dari energi kimia ke energi gerak pada batu battery sangat
mudah habis karena bahan kimia juga mempunyai masa pakai tersendiri. Berbeda dengan
listrik, sumber daya yang satu ini juga merupakan sumber energi gerak yang bisa
dikonversikan menjadi berbagai macam energi.
Sumber Energi Gerak Dalam Kehidupan Sehari Hari. Energi gerak pada kehidupan sehari
hari memang dengang mudah kita temui. Energi gerak pada turbin di pembangkit listrik
dengan menggunakan air dan angin adalah contoh simple dalam energi gerak yang
diubah menjadi energi listrik. Sumber energi gerak pada angin dan air merupakan sumber
energi gerak yang besar yang bisa kita manfaatkan dalam kehidupan kita sehari hari.
Itulah contoh mengenai sumber energi gerak yang bisa kita manfaatkan dalam kehidupan
sehari hari.
4. Hasil Pembahasan
a. Proses belajar siswa melalui metode demonstrasi tentang gerak benda dan energi
gerak yang diterapkan pada siswa kelas 4 di MI Nurur Rohmah
Ada berbagai macam keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, diantaranya
keterampilan meneliti, keterampilan berpikir, keterampilan mendengar, keterampilan
bertanya, keterampilan menganalisis, keterampilan mengamati, keterampilan
mengklasifikasikan dan sebagainya. Dalam pembelajaran IPA di kelas IV dengan
materi “GERAK BENDA DAN ENERGI GERAK ” kami ingin memunculkan
keterampilan proses berpikir pada anak, dengan begitu tentunya keterampilan proses
yang lain secara tidak langsung juga akan tercapai, seperti keterampilan mengamati,
keterampilan mendengar, keterampilan bertanya (akibat rasa keingintahuan anak dari
proses berpikir sebelumnya), dan keterampilan menganalisis. Adapun berbagai
macam metode yang bisa dipakai dalam pembelajaran ini, diantaranya: metode
demonstrasi, metode diskusi, metode tanya jawab, dan metode ceramah.
Agar dapat mencapai keterampilan proses yang diinginkan dengan materi „Sumber
Energi dan Kegunaannya‟, kami menggunakan Strategi Pembelajaran denonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan atau
mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang
sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang
dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan " (
Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001 : 82 ).
Diawal pembelajaran, kami mendemonstrasikan beberapa alat elektronik yang
dikenal baik oleh anak, baik yang bersumber pada listrik (seperti: setrika, ketapel,
kipas angin) maupun pada baterai seperti (lampu senter), setelah itu mengadakan
diskusi dan tanya jawab terkait pendalaman materi serta diakhir bisa menggunakan
metode ceramah sebagai penguatan dan tak lupa pula diadakan evaluasi untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa.
Selanjutnya kami mendemonstrasikan permainan sederhana main ketapel untuk
mmbidik buah atau burung yang ada di atas pohon. Pada saat menarik ketapel maka
karet akan merenggang, dan jika diepaskan maka bola bidik akan terdorong dengan
sangat cepat menuju ke arah sasaran. Semakin teman-teman kuat menarik, maka
semakin cepat pula dorongan bola bidiknya. Ini sesuai keterangan di atas bahwa gaya
yang diberikan (dalam hal ini menarik ketapel) maka akan mempengaruhi gerak
benda tersebut (dalam hal ini dorongan/ kecepatan bola bidik).
b. Peningkatan hasil belajar siswa melalui metode demonstrasi tentang gerak benda dan
energi pada siswa kelas 4 di MI Nurur Rohmah.
Berdasarkan observasi tahap awal atau sebelum dilakukannya tindakan, hasil belajar
IPA siswa kelas 4 di MI Nurur Rohmah mengalami ketidaktuntasan.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Pembelajaran di MI Nurur Rohmah masih belum mencapai apa yang diinginkan,
karena ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran IPA tentang
gerak benda dan energi gerak di MI Nurur Rohmah kelas 4 masih menggunakan
menggunakan buku paket dalam pembelajaran dan siswa tidak bisa memahami
dengan baik.
b. Dari hasil penelitian di MI Nurur Rohmah pembelajaran yang dilakukan belum
sesuai harapan karena terdapat hal yang perlu diperhatikan lagi, diantaranya
kurang adanya demonstrasi dan membentuk kelompok untuk berdiskusi, dan guru
masih menggunakan media buku. Sehingga murid masih kurang termotivasi dan
masih belum merasa nyaman dalam proses pembelajara.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal gerak benda dan energi gerak masih belum sempurna, untuk
itu peneliti memberikan saran pada guru pengajar, agar dalam kegiatan pembelajaran
IPA, guru hanya tidak memberikan soal-soal latihan, namun soal latihan bisa dikaitkan
dengan metode dalam penyajian pelajaran yang dilakukan oleh guru dengan
menampilkan atau menunjukan kepada siswa tentang suatu hal dikehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, diharapkan siswa dapat mencapai level tertinggi dalam menyelesaikan
soal.
References
Ahmad Zulfikar Zein. (2009). Mengenal Alam IPA SD Kelas 3. Jakarta: PT Leuser Cipta
Pustaka.
Aprilia. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI kelas 3. Jakarta: CV Thursina.
Arifin, M. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta: Setia Purna Inves.
Cahyo, A. N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan
Terpopuler. Diva Press.
Siti, Masganti. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing.
Desmita. (2017). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Ahmad Zulfikar Zein. (2009). Mengenal Alam IPA SD Kelas 3. Jakarta: PT Leuser Cipta
Pustaka.
Aprilia. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI kelas 3. Jakarta: CV Thursina.
Arifin, M. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta: Setia Purna Inves.
Cahyo, A. N. (2013). Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar Teraktual dan
Terpopuler. Diva Press.
Choirul Amin, dkk. (2009). Ilmu Pengetahuan Alam Jilid 3. Jakarta: PT Sekawan Cipta Karya.
Daryanto. (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: CV Yrama Widya.
Julianto. (2011). Teori dan Implementasi Model-mOdel Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Unesa
University Press.
Siti, Masganti. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Medan: Perdana Publishing.
Desmita. (2017). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Khaeruddin. (2007). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Yogyakarta: Madrasah
Development Center.
Munir. (2012). Pembelajaran Jarak Jauh. Bandung: Alfabeta.
Muhammad, M., & Nurdyansyah, N. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo:
Nizamia learning center.
Nurdyansyah, N., & Andiek, W. (2015). Inovasi Teknologi Pembelajaran. Sidoarjo: Nizamia
learning center.
Nurdyansyah, N., & Fahyuni, E. F. (2016). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai Kurikulum
2013. Sidoarjo: Nizamia learning center.
Nurdyansyah, N., Rais, P., & Aini, Q. (2017). The Role of Education Technology in
Mathematic of Third Grade Students in MI Ma’arif Pademonegoro
Sukodono. Madrosatuna: Journal of Islamic Elementary School, 1(1), 37-46.
Nurdyansyah, N., & Andiek, W. (2017). Manajemen Sekolah Berbasis ICT. Sidoarjo:
Nizamia learning center.
Nurdyansyah, N. (2018). Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pelajaran IPA Materi
Komponen Ekosistem. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Nurdyansyah, N., & Fitriyani, T. (2018). Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Terhadap
Hasil Belajar Pada Madrasah Ibtidaiyah. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Nurdyansyah, N., Siti, M., & Bachtiar, S. B. (2017). Problem Solving Model with Integration
Pattern: Student’s Problem Solving Capability. Atlantis Press. Advances in Social
Science, Education and Humanities Research, volume 173