Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS DATA

Data Etiologi Masalah Keperawatan


Data Subjektif Diabetes Mellitus Tipe 2 Gangguan Pertukaran
Pasien mengeluh sesak napas dan Gas
Metabolisme glukosa perifer
jantung berdebar. menurun

Data Objektif: Kehilangan kalori

- Dispnea. Sel kekurangan bahan untuk


- Irama napas tidak teratur. metabolisme
- PH: 7,216
Lipolisis
- PCO: 10,0
Peningkatan oksidasi asam
lemak

Badan Keton
(Ketogenesis)

Ketonemia

PH menurun

Asidosis metabolik

Dispnea

Gangguan Pertukaran Gas


Data Subjektif: Diabetes Mellitus Tipe 2 Ketidakstabilan Kadar
Glukosa Darah
Pasien mengatakan sering merasa
Resistensi Insulin
haus.
Glikogenolisis meningkat

Data Objektif: Hiperglikemia (GDA = 434)


Kadar glukosa dalam darah tinggi
Ketidakstabilan Kadar
434 Glukosa Darah
Data Subjektif Diabetes Mellitus Tipe 2 Nausea
Pasien mengeluh mual, muntah
Metabolisme glukosa perifer
dan tidak nafsu makan. menurun

Kehilangan kalori
Data Objektif:
Sel kekurangan bahan untuk
HR: 110 (Takikardi)
metabolisme

Lipolisis

Peningkatan oksidasi asam


lemak

Badan Keton
(Ketogenesis)

Ketonemia

PH menurun

Asidosis metabolik

Mual dan muntah

Nausea
Data Subjektif: Diabetes Mellitus Tipe 2 Diare
Klien mengatakan sering BAB
Metabolisme glukosa perifer
lebih dari 5 kali sehari. menurun

Data Objektif: Kehilangan kalori

- Defekasi lebih dari 3 kali Sel kekurangan bahan untuk


dalam 24 jam. metabolisme
- Feses cair.
Lipolisis
- Peristaltik usus meningkat
30 kali per menit. Defekasi lebih dari 3 kali
dalam 24 jam.

Diare

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Pertukaran Gas (D.0003) berhubungan dengan (b.d) ketidakseimbangan
ventilasi perfusi (Asidosis Metabolik) ditandai dengan pasien mengeluh sesak napas dan
jantung berdebar, dispnea, irama napas tidak teratur, PH: 7,216 (asam) dan PCO 10,0
(rendah).
2. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah (D.0027) berhubungan dengan (b.d) resistensi
insulin dibuktikan dengan pasien mengatakan sering merasa haus dan kadar glukosa
dalam darah tinggi 434.
3. Nausea (D.0076) berhubungan dengan (b.d) gangguan biokimia (asidosis metabolik)
ditandai dengan pasien mengeluh mual, muntah, tidak nafsu makan dan HR: 110
(Takikardi)
4. Diare (D.0020) berhubungan dengan (b.d) lipolisis ditandai dengan klien mengatakan
sering BAB lebih dari 5 kali sehari, defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam, feses cair
dan peristaltik usus meningkat 30 kali per menit.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosis Keperawatan Kriteria Hasil Intervensi


Gangguan Pertukaran Gas (D.0003) Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 Pemantauan Respirasi (I.01014)
berhubungan dengan (b.d) ketidakseimbangan jam diharapkan pertukaran gas membaik 1. Observasi
ventilasi perfusi (Asidosis Metabolik) ditandai dengan kriteria hasil: - Monitor frekuensi, irama, kedalaman,
dengan pasien mengeluh sesak napas dan 1. Pertukaran Gas (L.01003) dan upaya napas.
jantung berdebar, dispnea, irama napas tidak - Dispnea menurun. - Monitor pola napas (seperti bradipnea,
teratur, PH: 7,216 (asam) dan PCO 10,0 - PCO2 membaik takipnea, hiperventilasi, Kussmaul,
(rendah). - Takikardi membaik Cheyne-Stokes, Biot, ataksik).
- PH arteri membaik. - Monitor kemampuan batuk efektif.
- Pola napas membaik. - Monitor adanya produksi sputum.
- Monitor adanya sumbatan jalan napas.
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru.
- Auskultasi bunyi napas.
- Monitor saturasi oksigen.
- Monitor nilai AGD Monitor hasil x-ray
toraks.
2. Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan
respirasi sesuai kondisi pasien.
- Dokumentasikan hasil pemantauan
3. Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan.
- Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu.
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 Manajemen Hiperglikemia (I.03115)
(D.0027) berhubungan dengan (b.d) resistensi jam diharapkan kadar gula darah membaik 1. Observasi
insulin dibuktikan dengan pasien mengatakan dengan kriteria hasil: - Identifkasi kemungkinan penyebab
sering merasa haus dan kadar glukosa dalam 1. Kestabilan Kadar Gula Darah (L.03022) hiperglikemia.
darah tinggi 434. - Rasa haus menurun. - Identifikasi situasi yang menyebabkan
- Kadar glukosa dalam darah membaik. kebutuhan insulin meningkat (mis.
penyakit kambuhan).
- Monitor kadar glukosa darah, jika
perlu.
- Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia (mis. poliuri, polidipsia,
polivagia, kelemahan, malaise,
pandangan kabur, sakit kepala).
- Monitor intake dan output cairan.
- Monitor keton urine, kadar analisa gas
darah, elektrolit, tekanan darah
ortostatik dan frekuensi nadi.
2. Terapeutik
- Berikan asupan cairan oral.
- Konsultasi dengan medis jika tanda
dan gejala hiperglikemia tetap ada atau
memburuk.
- Fasilitasi ambulasi jika ada hipotensi
ortostatik.
3. Edukasi
- Anjurkan olahraga saat kadar glukosa
darah lebih dari 250 mg/dL.
- Anjurkan monitor kadar glukosa darah
secara mandiri.
- Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan
olahraga.
- Ajarkan indikasi dan pentingnya
pengujian keton urine, jika perlu.
- Ajarkan pengelolaan diabetes (mis.
penggunaan insulin, obat oral, monitor
asupan cairan, penggantian
karbohidrat, dan bantuan professional
kesehatan).
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian insulin, jika
perlu.
- Kolaborasi pemberian cairan IV, jika
perlu.
- Kolaborasi pemberian kalium, jika
perlu
Nausea (D.0076) berhubungan dengan (b.d) Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1x 24 Manajemen Mual (I. 03117)
gangguan biokimia (asidosis metabolik) jam diharapkan tingkat nausea menurun 1. Observasi
ditandai dengan pasien mengeluh mual, dengan kriteria hasil: - Identifikasi pengalaman mual.
muntah, tidak nafsu makan dan HR: 110 1. Tingkat Nausea (L.08065) - Identifikasi isyarat nonverbal ketidak
(Takikardi) - Nafsu makan membaik. nyamanan (mis. Bayi, anak-anak, dan
- Keluhan mual menurun. mereka yang tidak dapat
- Perasaan ingin muntah menurun. berkomunikasi secara efektif).
- Takikardi membaik. - Identifikasi dampak mual terhadap
kualitas hidup (mis. Nafsu makan,
aktivitas, kinerja, tanggung jawab
peran, dan tidur).
- Identifikasi faktor penyebab mual
(mis. Pengobatan dan prosedur).
- Identifikasi antiemetik untuk
mencegah mual (kecuali mual pada
kehamilan).
- Monitor mual (mis. Frekuensi, durasi,
dan tingkat keparahan).
- Monitor asupan nutrisi dan kalori.
2. Terapeutik
- Kendalikan faktor lingkungan
penyebab mual (mis. Bau tak sedap,
suara, dan rangsangan visual yang
tidak menyenangkan).
- Kurangi atau hilangkan keadaan
penyebab mual (mis. Kecemasan,
ketakutan, kelelahan).
- Berikan makan dalam jumlah kecil
dan menarik.
- Berikan makanan dingin, cairan
bening, tidak berbau dan tidak
berwarna, jika perlu.
3. Edukasi
- Anjurkan istirahat dan tidur yang
cukup.
- Anjurkan sering membersihkan mulut,
kecuali jika merangsang mual.
- Anjurkan makanan tinggi karbohidrat
dan rendah lemak.
- Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologis untuk mengatasi
mual (mis. Biofeedback, hipnosis,
relaksasi, terapi musik, akupresur).
4. Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian antiemetik, jika
perlu
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Waktu Implementasi Keperawatan Waktu SOAP


Gangguan Pertukaran Gas 07.00 1. Melakukan monitor RR, irama, dan pola napas. 13.00 S: Pasien mengeluh sesak napas dan
(D.0003) berhubungan R: RR 26 Kali/menit, irama tidak teratur. Dan jantung berdebar.
dengan (b.d) pola napas: dispnea.
ketidakseimbangan 2. Melakukan monitor saturasi oksigen. O: RR 24 Kali/menit, irama tidak
ventilasi perfusi (Asidosis 07.30 R: terpasang oksigen nasal kanul 4 lpm. teratur, pola napas: dispnea, PH: 7,216
Metabolik) ditandai dengan 3. Melakukan monitor AGD (asam) dan PCO 10,0 (rendah).
08.00
pasien mengeluh sesak R: PH: 7,216 (asam) dan PCO 10,0 (rendah).
napas dan jantung 4. Mengatur interval waktu pemantauan respirasi A: Masalah belum teratasi
08.30
berdebar, dispnea, irama sesuai kondisi pasien.
napas tidak teratur, PH: 5. Mendokumentasikan hasil pemantauan P: Lanjutkan intervensi
08.45
7,216 (asam) dan PCO 10,0
(rendah).
Ketidakstabilan Kadar 09.00 6. Mengdentifkasi kemungkinan penyebab 14.00 S: Pasien mengatakan sering merasa
Glukosa Darah (D.0027) hiperglikemia. haus, sakit kepala, malaise dan
berhubungan dengan (b.d) R: Resistensi Insulin (Diabetes Mellitus Tipe 2) pandangan kabur
resistensi insulin 09.15 7. Memonitor kadar glukosa darah.
dibuktikan dengan pasien R: GDA: 373 O: GDA: 373, poliuri, tampak lemah,
mengatakan sering merasa 09.17 8. Memonitor tanda dan gejala hiperglikemia. BUN: 19,8, Kreatinin: 1,68, Natrium:
haus dan kadar glukosa RR: Poliuri, kelemahan, malaise, pandangan 123, Kalium: 3,2, Chlorida: 106 Nadi:
dalam darah tinggi 434. kabur, sakit kepala. 120 kali.
09.25 9. Memonitor elektrolit dan frekuensi nadi
R: A: Masalah belum teratasi
- BUN: 19,8
- Kreatinin: 1,68 P: Lanjutkan intervensi nomor 10.

- Natrium: 123
- Kalium: 3,2
- Chlorida: 106
- Nadi: 120 kali
09.40
10. Merikan asupan cairan oral.
R:
Infus Nacl 0, 9% 4000 ml/24 jam
Nausea (D.0076) 10.00 11. Memonitor mual 14.00 S: Pasien mengeluh mual, muntah, tidak
berhubungan dengan (b.d) R: Pasien mengeluh mual, muntah, tidak nafsu nafsu makan.
gangguan biokimia makan.
(asidosis metabolik) 10.15 12. Memberikan makan dalam jumlah kecil dan O: Tampak lemah, porsi makan tidak
ditandai dengan pasien menarik. habis.
mengeluh mual, muntah, 10.30 13. Memberikan makanan dingin, cairan bening,
tidak nafsu makan dan HR: tidak berbau dan tidak berwarna A: Masalah belum teratasi

110 (Takikardi)
P: Lanjutkan intervensi nomor 12 & 13

Anda mungkin juga menyukai