Anda di halaman 1dari 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN ASIDOSIS


METABOLIK
ST RAFIAH HAMZAH - 1904028
ASIDOSIS METABOLIK ADALAH ?

Asidosis metabolic adalah keasaman darah yang berlebihan,yang di


tandai dengan rendahnya kadar bikarbonat dalam darah.

Asidosis metabolic (kekurangan HCO3 ) adalah gangguan sistemik


yang di tandai dengan penurunan primer kadar bikarbonat plasma,
sehingga menyebabkan terjadinya penurunan pH (peningkatan
[H+])
ETIOLOGI

Penyebab asidosis metabolic dapat dikelompokkan ke dalam


3 bentuk utama :
1. Jumlah asam dalam tubuh dapat meningkat jika
mengkonsumsi suatu asam atau bahan yang diubah menjadi
asam. Sebagian besar bahan yang dapat mengakibatkan
asidosis bila di makan di anggap beracun. Contohnya adalah
methanol (alcohol kayu ) dan zat anti beku (etilen glikol).
Overdosis aspirin pun dapat menyebabkan asidosis metabolic.
2. Tubuh dapat menghasilkan asam yang berlebihan sebagai suatu akibat
dari beberapa penyakit, salah satu diantaranya adalah diabetes tipe 1. Jika
diabetes tidak dikendalikan dengan baik, tubuh akan memecah lemak dan
menghasilkan asam yang di sebut keton.

3. Asidosis metabolic bisa terjadi jika ginjal tidak mampu untuk membuang
asam dalam jumlah yang semestinya
MANIFESTASI KLINIS

Asidosis ringan bisa tidak menimbulkan gejala,namun biasanya


penderita merasakan mual,muntah dan kelelahan. Pernapasan lebih
dalam dan menjadi lebih cepat, namun kebanyakan penderita tidak
memperhatikan hal ini. Sejalan dengan memburuknya
asidosis,penderita mulai merasakan kelelahan yang luar biasa,rasa
ngantuk,semakin mual dan mengalami kebingungan . bila asidosis
semakin memburuk,tekanan darah dapat menurun,menyebabkan syok,
koma dan kematian
PATOFISIOLOGI

Asidosis metabolik dapat timbul apabila terjadi peningkatan produksi asam-


asam yang tidak mudah menguap, penurunan klirens ginjal atau asam-asam
yang tidak mudah menguap, atau keluarnya bikarbonat.

Asam yang tidak mudah menguap antara lain adalah asam laktat yang
terbentuk selama hipoksia lama, keton yang dihasilkan sebagai suatu produk
sampingan metabolisme lemak pada pasien diabetes, dan asam-asam yang
berasal dari overdosis obat misalnya salisilat (suatu produk metabolisme
aspirin); peningkatan pembentukan asam manapun dari asam-asam ini dapat
menimbulkan asidosis metabolik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Analisis gas darah Arteri


Menurut Muttaqin, analisis darah arteri menjadi parameter
utama dalam penilaian ketidakseimbangan asam basa
a. Serum HCO3 < 22 mEq/L
b. Serum elektrolit: ¬ potassium
c. EKG: disritmia Þ hiperkalemia
2. Serum elektrolit
3. pH urine
Diagnosa yang bisa muncul

1. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan keseimbangan asam


basa
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan aliran darah arteri
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan O2
4. Resiko ketidaefektifan perfusi jaringan renal
ASIDOSIS METABOLIK

- HCO3 menurun
- Peningkatan H+
- pH darah menurun

Kontraktilitas jantung Pembentukan HCO3 Pengeluaran CO2 menurun


menurun di ginjal meningkat

Vasodilatasi perifer hiperventilasi


Kadar elektrolit
serum abnormal
Sianosis, CRT >3 dtk, parestesia, dyspnea, takipnea,
penurunan nadi, perubahan tekanan bradipnea, takikardi,
Resiko ketidakefektifan
darah, warna yang tidak kembali ke bradikardi,
perfusi jaringan renal
tungkai saat tungkai diturunkan

Pasokan darah perifer


Ketidakefektifan perfusi Gangguan pertukaran gas
menurun
jaringan perifer

Kelelahan pada saat aktivitas,


dyspnea, takipnea, bradipnea,
takikardi, bradikardi, TD & nadi
abnormal karena aktivias, aritmia

Intoleransi aktivitas
SKENARIO KASUS

Seorang laki-laki Tn. T umur 46 tahun datang ke IGD diantar oleh


keluarganya, klien mengalami sesak napas. Klien mengatakan cepat lelah
dan napas berbau keton (buah).

Pada pemeriksaan fisik, didapatkan kesadaran compos mentis GCS :


15 E4M6V5. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 72x/menit, RR: 30
x/menit, suhu 36,50C, SpO2 : 97%. Penggunaan otot bantu napas dan irama
napas cepat dan dalam. Terapi oksigen 5 liter. Tidak didapatkan demam
yang merupakan tanda adanya infeksi.

Pada pemeriksaan penunjang hasil laboratorium didapatkan : pH :7.11,


HCO3 : 17 mmol/l , pCO2 35 mmHg,
Primary Survay
1. Airway
Bebas, tidak ada sumbatan, tidak ada secret
2. Breathing
penggunaan otot bantu napas
irama napas cepat dan dalam
R: 30x/menit
3. Circulation
TD : 110/70 mmHg
N: 72x/menit
Capillary reffil : >3 detik
4. Disability
GCS : E4 M5 V6
Saturasi oksigen: 97%
5. Exposure
Tidak ada peningkatan/penurunan suhu, dengan suhu : 36.5 oC
Secondary
survey
Riwayat kesehatan
S: (sign and symptom)
Klien mengatakan sesak napas dan gelisah. Klien
mengatakan cepat lelah dan napas berbau keton (buah).
A (allergies)
Klien dan keluarga mengatakan klien tidak memiliki
alergi, baik makanan maupun obat-obatan.
M: (medications)
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit tidak
mengkonsumsi obat-obatan.
P: past medical history)
Klien mengatakan tidak ada riwayat penyakit
L(last meal)
Klien makan nasi dan sayur
E: (event)
-
2. Tanda-tanda Vital
a.Keadaan Umum : Baik
b.Kesadaran : Compos mentis /
GCS = E4M6V5
c.Vital Sign Paru :
•TD : 110/70 mmHg Inspeksi : Ada
•Nadi : 72 x/menit pengembangan dada,
•RR : 30 x/menit simetris antar kedua lapang
•Suhu : 36,5 0C paru, ada penggunaan otot
•SpO2 : 97% bantu napas dada
Palpasi : fremitus vocal
kanan dan kiri sama
Perkusi: sonor
Auskultasi : irama napas
cepat dan dalam
PEMERIKSAAN LABoRATORIUM

ANALISA GAS DARAH

PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN


pH 7.11 7.35 – 7.45
pCO2 35 mmHg 35 - 40
pO2 92 mmHg 80 - 100
HCO3 17 mmol/l 22 - 26
spO2 97 % 95 – 100 %
No Nama Obat Indikasi Kontra Indikasi
1 Natrium bikarbonat Golongan obat nonsteroidal Hipersensitif
50 – 150 mEq dalam anti inflammatory drug  
1 Liter larutan (NSAID) yang bekerja
dextrose 5% dengan memblok produksi
substansi alami tubuh yang
menyebabkan inflamasi

3 Cairan ringer obat yang digunakan Hipersensitif


. laktat 20 tpm sebagai pengganti
cairan tubuh
Data Subjektif Data Objektif
- Klien mengatakan sesak napas - Klien tampak gelisah
- Klien mengatakan gelisah - Klien tampak lemah
- Klien mengatakan sangat lelah - Napas berbau keton (buah)
(letargi) - Paru: penggunaan otot bantu
- Klien mengatakan napasnya berbau napas dada, irama napas cepat
keton dan dalam
  - TTV :
  - TD : 110/70 mmHg
- N : 72 x/mnt
- P : 30 x/mnt
- S : 36,5 oC
- CRT : 5detik
- pH :7.11
- HCO3 : 17 mmol/l
No. DATA FOKUS DIAGNOSA
1 DS:
  - Klien mengatakan sesak napas
  - Klien mengatakan gelisah
  - Klien mengatakan napasnya berbau keton
   
   
DO:
- Klien tampak gelisah
- Napas berbau keton (buah)
- Membran mukosa kering
Gangguan pertukaran gas
- Paru: penggunaan otot bantu napas dada, irama napas cepat
dan dalam
- TTV :
- TD : 110/70 mmHg
- N : 72 x/mnt
- P : 30 x/mnt
- S : 36,5 oC
- CRT : 5detik
- pH :7.11
- HCO3 : 17 mmol/l
2 DS:
- Klien mengatakan gelisah
- Klien mengatakan sangat lelah (letargi)
 
DO:
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak lemah
- TTV : Ketidakefektifan

- TD : 110/70 mmHg perfusi jaringan perifer

- N : 72 x/mnt  

- P : 30 x/mnt
- S : 36,5 oC
- CRT : 5detik
- pH :7.11
- HCO3 : 17 mmol/l
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 
1. Gangguan pertukaran gas b.d gangguan keseimbangan asam
basa
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d penurunan aliran
darah arteri.
N Diagnosa Keperawatan Tujuan & Kriteria Hasil
o Intervensi
.

1 Gangguan pertukaran gas b.d Setelah dilakukan tinfakan keperawatan 1. Observasi tanda-tanda vital
gangguan keseimbangan asam selama 1x24 jam diharapkan Pasien dapat 2. Berikan oksigen sesuai program.
basa mempertahankan pertukaran gas yang 3. Laksanakan program pengobatan.
  adekuat, dengan kriteria hasil: 4. Berikan posisi yang nyaman
 RR 16-20 x/mnt. 5. Alat-alat emergensi disiapkan
 PaCO2 35-45 mmHg. dalam kondisi baik.

 HCO3- 22-26 mEq/L. 6. Monitor intake dan output cairan.


7. Berikan nutrisi tinggi protein
 pH darah arteri 7,5-7,45.
rendah lemak.
 Dispnea, hiperkapnia, hipoksia,
takikardia, gelisah: berkurang atau tidak 8. Observasi kembali adanya

ada. kesulitan bernapas, hasil


laboratorium, penggunaan otot
bantu pernapasan, penggunaan
oksigen, dan catat tanda vital.
2. Ketidakefektifan perfusi Telah dilakukan tindakan keperawatam 1 x 1. Jelaskan semua prosedur yang
jaringan perifer b.d 24 jam diharapkan mempertahankan akan dilaksanakan.
penurunan aliran darah keefektifan perfusi jaringan perifer yang 2. Ajarkan pasien untuk melakukan
arteri. adekuat selama dalam perawatan. dengan latihan buerger-allen 2xsehari,
kriteria hasil : tinggikan ekstremitas yang sakit
 Denyut nadi perifer teraba. lebih tinggi dari jantung tahan
 CRT < 3 detik. selama 2 menit.
 Tidak ada sianosis dan edema 3. Tinggikan bagian kepala tempat
ekstermitas. tidur pasien 30o.
 Warna kembali ke tungkai saat tungkai 4. Ubah posisi pasien setiap 2 jam.
diturunkan. 5. Atur pemberian oksigen sesuai
 PaCO2 35-45 mmHg. indikasi.

 HCO3- 22-26 mEq/L.


 pH darah arteri 7,5-7,45.
implementasi & evaluasi keperawatan

1. Mengobservasi tanda-tanda vital


Hasil :
TD : 110/70 mmHg
N : 72 x/mnt
P : 30 x/mnt
S : 36,5 oC
2. Mengobservasi adanya kesulitan bernapas, penggunaan otot
bantu pernapasan
Hasil : penggunaan otot bantu napas, pernapasan cepat dan dalam.
3. Memberikan oksigen sesuai program.
Hasil : terapi oksigen 5 liter/mnt
4. Memberikan posisi yang nyaman
Hasil : Klien dalam posisi head up 30o
5.Memonitor pemeriksaan laboratorium
Hasil :
-pH :7.11
-HCO3 : 17 mmol/l
S:
- Klien mengeluh sesak napas
EVALUASI DX.1
O:
- Penggunaan otot bantu napas, irama cepat dan dalam
- TTV
TD : 110/70 mmHg
n : 72 x/menit
p : 30 x/menit
s : 36,5 oC
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Berikan oksigen sesuai program.
3. Laksanakan program pengobatan.
4. Posisi pasien fowler.
5. Alat-alat emergensi disiapkan dalam kondisi baik.
6. Monitor intake dan output cairan.
7. Berikan nutrisi tinggi protein rendah lemak
8. Observasi kembali adanya kesulitan bernapas, hasil
laboratorium, penggunaan otot bantu pernapasan, penggunaan
oksigen, dan catat tanda vital.
IMPLEMENTASI DX.2

1. Menjelaskan semua prosedur yang akan dilaksanakan.


Hasil : perawat menjelaskan semua prosedur yang akan dilakukan
2. Meninggikan bagian kepala tempat tidur pasien 30o.
Hasil : klien dalam posisi head up 30o
3. Mengubah posisi pasien setiap 2 jam
Hasil : perawat mengubah posisi klien setiap 2 jam
4. Mengatur pemberian oksigen sesuai indikasi.
Hasil : terapi oksigen 5 liter/mnt
S:
- Klien mengatakan gelisah EVALUASI DX.2
- Klien mengatakan sangat lelah (letargi)

O:
- Klien tampak gelisah
- Klien tampak lemah
- TTV :
TD : 110/70 mmHg
N : 72 x/mnt
P : 30 x/mnt
S : 36,5 oC
- CRT : >3detik
- pH :7.11
- HCO3 : 17 mmol/l
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Jelaskan semua prosedur yang akan dilaksanakan.
2. Ajarkan pasien untuk melakukan latihan buerger-allen 2xsehari, tinggikan
ekstremitas yang sakit lebih tinggi dari jantung tahan selama 2 menit.
3. Tinggikan bagian kepala tempat tidur pasien 30o.
4. Ubah posisi pasien setiap 2 jam
5. Atur pemberian oksigen sesuai indikasi.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai