Anda di halaman 1dari 19

Acites dengan DM tipe 2

ec sirosis hepatis
Lt.3 Anggrek

Di susun oleh Endro, Radika


DIABETES MELLITUS
Diabetes melitus (DM) atau diabetes merupakan penyakit kelainan
metabolisme yang ditandai dengan hiperglikemia (kadar glukosa
yang tinggi dalam darah) karena kekurangan insulin, resistensi
insulin atau keduanya (Piero et al. 2014, Harikumar et al. 2015,
Kharroubi dan Darwish 2015, Punthakee et al. 2018).
Acites
Ascites merupakan akumulasi cairan patologis di
dalam cavum abdomen. Secara klinis ascites adalah
komplikasi dari beberapa penyakit seperti hepar,
jantung, ginjal, infeksi, dan keganasan. Prognosis
tergantung dari penyebab dari ascites tersebut.
Kasus Pasien Asites + DM Tipe 2 Lt.3 Anggrek
Data pasien
Nama : Ny. Saumi M
No RM : 1681925
Ruangan : lt. 3 anggrek
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Penanggung biaya : BPJS
Tanggal masuk : 19-05-2023
Diagnosa : Asites + DM tipe 2
DPJP : dr. Radhiyatam, Sp.PD
Tinjauan kasus
Seorang pasien Ny. Saumi datang ke igd rsf dengan keluhan sesak nafas, cepat lelah pada saat beraktivitas, pasien
merasa dalam perutnya terdapat cairan, terkadang merasakan nyeri abdomen, pasien mengatakan perutnya
membesar sejak 4 bulan lalu. Pasien mengatakan sulit beraktivitas karna perutnya yg membesar

Riwayat penyakit sekarang :


- Pasien mengatakan perutnya membesar sejak 4 bulan yang lalu, perut terasa tegang, sedikit nyeri jika
beraktivitas
- Pasien mengatakan gula darahnya tinggi sejak 2hr SMRS

Riwayat penyakit dahulu :


- Pasien mengatakan mempunyai DM sejak 10 tahun yang lalu
- Pasien megatakan rutin memeriksakan gula darah 3x seminggu ke klinik terdekat rumah
- Pasien mengatakan terdiagnosis riw. Liver pada tahun 2022

Riwayat penggunaan obat :


- Glimeprid 1x1
- metformin 3x500 mg
Pathway

alcohol
Virus
kerusakan pada liver

Ggn. Metabolisme protein Ggn. Metabolisme karbohidrat menurun

Sintesa albumin penyimpanan glikogen menurun

Penurunan inflamasi osmotic koloid


Hiperglkemia
Eksudat cairan
Asites/ edema
Risiko
ketidakstabilan
kadar gula darah
hipervolemia
sel kekurangan energi

kelelahan
Intoleransi aktivitas
Data Etiologi Problem
DS : Hipoalbuminemia (penurunan fungsi Hipervolemia
- Pasien mengatakan perutnya sintesi pada hati)
membesar sejak 4 bulan yg lalu
- pasien mengatakan dalam
perutnya seperti terasa isi air
- Pasien mengatakan mempunyai
riw. Penyakit liver

DO :
- Perut pasien tampak membesar
- Pada saat perkusi dullnes
TD : 137/90
HR : 86x/menit
RR : 21x/menit
S : 36.9
SpaO2 : 98%
Fungsi Hati
Protein total : 6.22 g/dl
Albumin : 2.26 g/dl (tgl 20/5/23)
Albumin : 2.86 g/dl (tgl 22/5/23)

Elektrolit darah
Natrium : 135 mmol/L
Kalium : 3.4 mmol/L
Klorida : 103 mmol/L
Data Etiologi Problem

DS : Resistensi insulin Resiko ketidakstabilan kadar


- pasien mengatakan mempunyai gula darah
riw. DM 10 tahun yg lalu rutin
mengkonsumsi obat metformin,
glimepirid
- Pasien mengatakan rutin
mengecek gula darah setiap
seminggu 2x

DO :
- Hasil gds tgl 20/5/23 = 223
mg/dl
- Hasil gds tgl 21/5/23 = 203
mg/dl
Imobilitas Intoleransi aktivitas
DS :
- Pasien mengatakan cepat lelah
jika beraktivitas sejak perutnya
semakin membesar
- Pasien mengatakan jika ke toilet
sedikit sesak nafas

DO :
Diagnosa Tujuan & kriteria hasil Intervensi

Hipervolemia b/d Setelah di lakukan intervensi 1. Monitor ttv


Hipoalbuminemia (penurunan keperawtan di harapkan 2. Monitor intake dan output
fungsi sintesi pada hati) keseimbangan cairan meningkat cairan
dan status cairan membaik 3. Monitor tanda
Kriteria hasil : hemokonsentrasi (mis. Kadar
- Asites menurun natrium, hematokrit)
- Bb membaik 4. Monitor tanda peningkatan
- Serum albumin, kreatinin, tekanan onkotik plasma (mis.
hematokrit dalam rentang Kadar protein dan albumin
normal meningkat)
5. Kolabarosi dgn dokter untuk
terapi diuretik.

Resiko ketidakstabilan kadar gula Setelah di lakukan tindakan 1. monitor kadar glukosa darah
darah b/d keperawatan di harapkan masalah 2. Monitor tanda dan gejala
Resistensi insulin dapat teratasi hiperglikemi
3. Kolaborasi dengan tim medis
- Kadar glukosa darah membaik mengenai terapi farmakologi
Data Tujuan & kriteria hasil Intervensi

Intoleransi aktivitas b/d Setelah di lakukan tindakan 1. Identifikasi gangguan fungsi


imobilitas keperawatan di harapkan tubuh yang mengakibatkan
masalah dapat teratasi kelelahan
Dengan kriteria hasil : 2. Monitor lokasi dan
- Kemudahan dalam melakukan ketidaknyamanan selama
aktivitas sehari-hari melakukan aktivitas
- Kekuatan tubuh bagian atas 3. Anjurkan tirah baring
meningkat 4. Anjurkan melakukan secara
- Keluhan lelah menurun
bertahap
Implementasi

No DX Waktu dan Tanggal Tindakan Respon

1. 20 mei 2023 1. Monitor ttv S:


2. Monitor intake dan output cairan - pasien mengatakan
3. Monitor tanda hemokonsentrasi perutnya masih membesar,
(mis. Kadar natrium, hematokrit) tegang dan terasa penuh
4. Monitor tanda peningkatan tekanan - Pasien mengatakan sering
onkotik plasma (mis. Kadar protein BAK setelah di berikan
dan albumin meningkat) obat lasix
5. Kolabarosi dgn dokter untuk terapi
diuretik.
O : tampak asites
Lingkar perut 79
2. 20 mei 2023 1. monitor kadar glukosa darah S:-
2. Monitor tanda dan gejala
hiperglikemi O : 223 g/dl
3. Kolaborasi dengan tim medis
mengenai terapi farmakologi

3. 20 mei 2023 1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh S:


yang mengakibatkan kelelahan Pasien mengatakan ADL
2. Monitor lokasi dan dibantu oleh keluarga
ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas O:
3. Anjurkan tirah baring Pasien tampak istirahat di
4. Anjurkan melakukan secara tempat tidur
bertahap
No. DX Waktu Evaluasi

1 20 mei 2023 S:
- pasien mengatakan perutnya masih
membesar, merasa tegang, dan terasa penuh
O:
- tampak asites
- Intake 110 0ml, output 800ml
Balance : +300
Iwl : 318,75
Diuresis : 0.39
- Lingkar perut 79
- TD : 136/78
- N : 92x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36.2
A : masalah belum teratasi Hipervolemia
P :
1. Monitor ttv
2. Monitor intake dan output cairan
3. Monitor tanda hemokonsentrasi (mis.
Kadar natrium, hematokrit)
4. Monitor tanda peningkatan tekanan
onkotik plasma (mis. Kadar protein dan
albumin meningkat)
5. Kolabrosi dgn dokter terkait pemberian
terapi (spironolacton 1x100 mg, lasix
drip) albuminar 25% pada tgl 21/5/23
extra
No DX WAKTU EVALUASI

2 20 mei 2023 S : pasien mengatakan gula darahnya


tidak terlalu tinggi
O : 223 mg/dl, pasien hanya berbaring di
tempat tidur
A : masalah keperawatan ketidakstabilan
gula darah belum teratasi
P:
1. monitor kadar gula darah
2. Monitor tanda dan gejala
hiperglikemia
3. Beri asupan cairan oral
4. Kolaborasi dgn tim medis terkait
farmakologi

3 20 mei 2023 S : pasien mengatakan masih terasa lelah


jika berjalan ke toilet keluarga
membantu ADL pasien
O : pasien tampak istirahat
A : masalah keperawatan intoleransi
aktivitas belum teratasi
P:
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh
yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor lokasi dan
ketidaknyamanan selama melakukan
aktivitas
3. Anjurkan tirah baring
4. Anjurkan melakukan secara
bertahap
No DX Waktu Evaluasi

1. 26 mei 2023 S:
- Pasien mengatakan setelah di pasang pigtail catheter
sudah merasa lebih enak perut tidak tegang, nafas tidak
terasa sesak
O:
- Acites sudah berkurang
- Lingkar perut 67 cm
- Intake 1000ml, output 1300ml
Balance : -300
Iwl : 318,75
Diuresis : 0.39
- Lingkar perut 79
- TD : 125/83
- N : 69x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36.2
A : masalah Hipervolemia teratasi sebagian
P :
1. Monitor ttv
2. Monitor intake dan output cairan
3. Monitor tanda hemokonsentrasi (mis. Kadar
natrium, hematokrit)
4. Monitor tanda peningkatan tekanan onkotik
plasma (mis. Kadar protein dan albumin
meningkat)
5. Kolabrosi dgn dokter terkait pemberian terapi
(spironolacton 1x100 mg, lasix drip) albuminar
25% pada tgl 21/5/23 extra
No DX Waktu Evaluasi

1. 26 mei 2023 S:-


O : 225 mg/dl (tgl 25 mei 2023) pasien GDNPP senin-
kamis
A : masalah keperawatan ketidakstabilan gula darah
belum teratasi
P:
1. monitor kadar gula darah
2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
3. Beri asupan cairan oral
4. Kolaborasi dgn tim medis terkait farmakologi

3 26 mei 2023 S : pasien mengatakan sudah bisa mobilisasi ke toilet


dan diantu suami untuk berjalan
O : pasien tampak istirahat
A : masalah keperawatan intoleransi aktivitas teratasi
sebagian
P:
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
2. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama
melakukan aktivitas
3. Anjurkan tirah baring
4. Anjurkan melakukan secara bertahap
Sasmita, Dewiana (2017). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Sirosis
Hepatis Di Ruang V Interne RS TK .III Dr. Reksodiwiryo Padang Dan D
Ruang HCU Penyakit Dalam IRNA Non Bedah RSUP Dr.M.Djamil Padang
Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2018), Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervesi Keperawatan Indonesia
(SDKI), Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Anda mungkin juga menyukai