BAB 7

TEKNIS PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN DINIYAH DAN PAI

(USULAN)
A. Masalah dan kondisi
1. Alokasi waktu pembelajaran terbatas
2. Pengajar diniyah kurang
3. Perubahan kurikulum nasional yang berdampak pada administrasi
4. Pengembangan lembaga pendidikan yayasan masih 2 tahun ke depan
(bisa jadi ada SMPIT putra dan SMAIT)
5. Kerumitan menyesuaikan jadwal (Studi kasus SDIT dan MSW)
6. Nilai raport PAI tidak jelas struktur penilaiannya (cocoklogi)
7. Penilaian PAI menggunakan format dua kurikulum berbeda (ekstrak
akidah, fikih, adab menjadi nilai PAI K13 dan merdeka)

ILUSTRASI KERUMITAN NILAI RAPORT

RAPORT K13 AKIDAH, RAPORT PAI

FIKIH, ADAB MENYESUAIKAN DENGAN K. MERDEKA
MENYESUAIKAN DENGAN
ADMINISTRASI K 13 ADMINISTRASI K MERDEKA

MASALAH : MASALAH :
 TIDAK SINKRON DENGAN  TIDAK SINKRON DENGAN
DESKRIPSI KD K13 CAPAIAN KOMPETENSI K.
MERDEKA

B. Solusi
1. Merampingkan kembali muatan pembelajaran diniyah dengan berbasis
tematik
2. PAI diajarkan sesuai muatan dan garis besar kurikulum nasional
3. PAI dan muatan diniyah terpisah dengan format raport berbeda
C. Struktur kurikulum pembelajaran diniyah

DINIYAH BERBASIS TAHFIZH & BAHASA

TEMATIK HADITS ARAB
AKIDAH, ADAB, FIKIH

RAPORT DINIYAH

D. Alokasi jam pelajaran dan tenaga pengajar

1. Kelas 1 ( 2 kelas 1 guru)
a. Diniyah Tematik : 6 JP
b. Tahfizh : 10 JP
c. PAI : 2 JP

2. Kelas 23 ( 6 kelas 2 guru )

a. Diniyah Tematik : 4 JP
b. Tahfizh : 8 JP
c. Hadits : 2 JP
d. B. Arab : 2 JP
e. PAI : 2 JP

3. Kelas 456 ( 6 kelas 2 guru )

a. Diniyah Tematik : 4 JP
b. Tahfizh : 8 JP
c. Hadits : 2 JP
d. B. Arab : 2 JP
e. PAI : 2 JP

Catatan : dibutuhkan 5 guru diniyah, 2 guru hadits, 2 guru B. Arab

E. Kelebihan
1. Secara administratif, struktur penilaian lebih jelas (tidak cocoklogi)
2. Tenaga pengajar yang dibutuhkan relatif sedikit
3. Materi ringkas dan bisa disesuaikan dengan pendekatan kontekstual
4. Banyak waktu mengembangkan potensi dari aspek penilaian dan gaya
belajar
5. Perubahan kurikulum tidak berdampak signifikan pada administrasi