Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN AKHIR PENGEMBANGAN ALAT UKUR PSIKOLOGI

(PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI)


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Stres merupakan bagian dari psikologis yang dapat dialami setiap individu.
Dalam menghadapai berbagai situasi yang mengancam, dapat muncul reaksi psikologis
maupun fisiologis sebagai respon terhadap stres. Stres dapat diartikan sebagai tekanan,
ketegangan, atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri
seseorang (APA, 2012). Tidak hanya orang dewasa bahkan usia sekolah pun dapat
mengalami stres. Stres yang dialami oleh siswa terhadap aktivitas atau situasi di sekolah
dapat disebut stres akademik.Stres akademik bersumber dari proses belajar mengajar atau
hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan belajar yang meliputi tekanan untuk naik kelas,
lama belajar, banyaknya tugas, mendapatkan nilai ulangan, serta kecemasan menghadapi
ujian dan manajemen waktu. Yang termasuk stressor akademik adalah faktor lingkungan,
termasuk jarak lokasi sekolah, kondisi kelas, fasilitas dan metode guru mengajar,
kurikulum yang diaplikasikan oleh sekolah (Desmita, 2014).

Stres merupakan suatu bagian dalam hidup yang tidak dapat terelakan pada
kehidupan manusia. Hampir seluruh manusia pernah mengalami stres, baik stres
psikologis, stres akademik maupun stres di lingkungan kerja. Stres adalah beban yang
dialami seseorang yang menarik seseorang tersebut dari segala penjuru, ketegangan dan
tekanan yang dialami seseorang saat menghadapi tuntutan untuk menguji kemampuan
dalam mengatasi atau mengelola masalah dalam hidup (Bartsch & Evelyn, 2005). Seiring
dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan penelitian tentang stres diketahui bahwa secara
fundamental, teori stres terbagi menjadi tiga pendekatan yaitu 1) stres model stimulus,
yaitu stres yang muncul karena adanya rangsangan dari lingkungan, 2) stres model
respon, yaitu stres yang muncul karena adanya perubahan psikis, emosional dan fisik dari
dalam diri individu dan 3) stres model transaksional, yaitu stres yang muncul karena
adanya respon emosi dan proses kognitif dari interaksi manusia dan lingkungan (Gaol,
2016).
Rancangan Tes
a. Skala Stress Akademik (Teori)
Gadzella (1991) Stres akademik adalah stres yang berhubungan dengan kegiatan
pendidikan, terjadi dalam masa pendidikan, dan disebabkan oleh tuntutan yang timbul
saat seseorang dalam masa pendidikan, dan terjadi bila mahasiswa mengalami
ketegangan emosi saat ia gagal mengatasi tuntutan tersebut.

Davidson (1987) sumber stres akademik meliputi situasi yang monoton,


kebisingan, tugas yang terlalu banyak, harapan yang mengada-ada, ketidakjelasan,
kurang adanya kontrol, keadaan bahaya dan kritis, tidak dihargai, diacuhkan,
kehilangan kesempatan, aturan yang membingungkan, tuntutan yang saling
bertentangan, dan tenggat waktu tugas perkuliahan.

Stres akademik adalah stres yang disebabkan oleh ketidakmampuan peserta didik
dalam beradaptasi terhadap tuntutan akademik yang dinilai menekan, dimana hal ini
dapat menyebabkan munculnya perasaan yang tidak nyaman yang memicu
ketegangan fisik, psikologis, dan perubahan tingkah laku (Wilks, 2008; Desmita,
2011).

Stres akademik adalah suatu keadaan dimana seseorang merasa cemas, khawatir,
tertekan, dan tengang akibat ketidakberdayaan dalam mengatur tuntutan berupa
deadline tugas dan ujian (Munir et al., 2015).

Stres akademik merupakan perasaan tengang, cemas dan tertekan akibat adanya
tekanan dan tuntutan yang berasal dari dosen atau orang tua berupa nilai yang baik
dan bagus, deadline tugas yang diselesikan dengan baik dan tepat waktu serta adanya
kondisi yang tidak mendukung (Mulya & Indrawati, 2016).

Wilks (2008) menerangkan bahwa stres akademik adalah suatu perpaduan dari
beberapa tuntutan akademik yang melebihi kekuatan atau ketersediaan sumber daya
seseorang untuk melewatinya.

Stres akademik yaitu suatu kondisi dimana seseorang merasakan banyaknya


tuntutan dan tekanan, kekhawatiran atas tugas dan ujian, dan ketidakmampuan dalam
mengaturnya (Munir, Shafiq, Ahmad, & Khan, 2015).

b.
TABEL BLUE PRINT STRES AKADEMIK
No Aspek Indikator Bobot
1 Kognitif Sering merasa kebingungan 5%
Tidak mampu untuk mengendalikan diri agar 5%
konsisten
Tidak memaksimalkan prfomansi dalam 10%
pengumpulan tugas
Mudah lupa dan memiliki pemikiran yang tidak 5%
biasa
2 Afektif Memiliki tingkat ketakutan dan kecemasan yang 5%
tinggi
Tidak dapat mengendalikan emosi 5%
Cenderung merasa ragu-ragu dan malu 5%
Tidak mampu untuk memenuhi tuntutan akademik 10%
3 Fisiologis Adanya rasa sakit pada tubuh 5%
Kebugaran fisik menurun 10%
Seringnya merasakan jantung berdegup kencang 5%
Pola makan dan pola tidur tidak sehat 5%
4 Perilaku Menjadi pribadi yang antisosial 10%
Mencari kesenangan yang berlebihan dan beresiko 5%
Mencari-cari kesalahan orang lain 5%
Bersikap acuh dan semaunya sendiri 5%
Total 100%

Anda mungkin juga menyukai