Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada
semua organ dan jaringan tubuh.
Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem muskuloskeletal dan jaringan lain
yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya beberapa golongan reumatik. Salah satu
golongan penyakit reumatik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan
muskuloskeletal terutama adalah osteoartritis.
Kejadian penyakit tersebut akan makin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia
manusia.
Reumatik dapat mengakibatkan perubahan otot, hingga fungsinya dapat menurun bila
otot pada bagian yang menderita tidak dilatih guna mengaktifkan fungsi otot. Dengan
meningkatnya usia menjadi tua fungsi otot dapat dilatih dengan baik. Namun usia lanjut
tidak selalu mengalami atau menderita reumatik. Bagaimana timbulnya kejadian reumatik
ini, sampai sekarang belum sepenuhnya dapat dimengerti.
Reumatik bukan merupakan suatu penyakit, tapi merupakan suatu sindrom dan.golongan
penyakit yang menampilkan perwujudan sindroma reumatik cukup banyak, namun
semuanya menunjukkan adanya persamaan ciri. Menurut kesepakatan para ahli di bidang
rematologi, reumatik dapat terungkap sebagai keluhan dan/atau tanda. Dari kesepakatan,
dinyatakan ada tiga keluhan utama pada sistem muskuloskeletal yaitu: nyeri, kekakuan (rasa
kaku) dan kelemahan, serta adanya tiga tanda utama yaitu: pembengkakan sendi., kelemahan
otot, dan gangguan gerak. (Soenarto, 1982).
Dibandingkan dengan jantung dan kanker, rematik boleh jadi tidak terlampau menakutkan.
Namun, jumlah penduduk lansia yang tinggi kemungkinan membuat rematik jadi keluhan
favorit. Penyakit otot dan persendian  ini sering menyerang lansia, melebihi hipertensi dan
jantung, gangguan pendengaran dan penglihatan, serta diabetes (Health-News,2007).

21
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rematik?
2. Apa penyebab rematik?
3. Apa tanda dan gejala rematik?
4. Bagaimana patofisiologi rematik?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang rematik?
6. Bagaimana penatalaksanaan / perawatan rematik?
7. Bagaimana pencegahan rematik?
8. Apa saja pengobatan tradisional rematik?
9. Apa saja komplikasi rematik?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Apa Itu Penyakit Rematik.
2. Untuk Mengetahui Tindakan Asuhan keperawatan pada klien dengan Penyakit Rematik.

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi penulis sendiri, sebagai pengalaman yang nyata tentang asuhan keperawatan
dengan penyakit rematik pada lansia.
2. Bagi klien dan keluarga, sebagai ilmu pengetahuan dan mampu memahami tentang
penyakit rematik serta penatalaksanaanyang yang bisa dilakukan di keluarga.
3. Bagi Institusi Pendidikan Kesehatan, sebagai referensi dan tambahan informasi dalam
peningkatan dan mutu pendidikan dimasa yang akan datang.
4. Bagi Rumah Sakit, sebagai tambahan informasi dalam saran dan evaluasi untuk
peningkatan mutu pelayanan yang lebih kepada pasien rumah sakit yang akan datang.
5. Bagi pembaca, sebagai ilmu pengetahuan tentang penyakit rematik dan bagaimana
melakukan asuhan keperawatannya

21
BAB II
LANDASAN TEORI

1. KONSEP PENYAKIT REMATIK


A. PENGERTIAN
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses
inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Reumatik dapat terjadi pada semua
jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan
meningkatnya umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi
utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh
organ tubuh (Hidayat, 2006).
Artritis Rematoid adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi
tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan,
nyeri dan sering kali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
Arthritis adalah istilah medis untuk penyakit dan kelainan yang menyebabkan
pembengkakan/radang atau kerusakan pada sendi. Arthritis sendiri merupakan keluarga
besar inflammatory degenerative disease, di mana bentuknya sangat beragam, lebih dari 100
jenis arthritis. Rhematoid artritis adalah peradangan yang kronis sistemik, progresif dan
lebih banyak terjadi pada wanita, pada usia 25-35 tahun (Brunner, 2002).

(gambar 1.1 .sumber www google.com)

21
B. PENYEBAB
Penyebab penyakit rheumatoid arthritis belum diketahui secara pasti, namun faktor
predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen-antibodi), faktor metabolik dan infeksi
virus (Suratun, Heryati, Manurung & Raenah, 2008).

Penyebab penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang
diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang
terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja.
Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada
osteoartritis.
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih
sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan,
dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan
wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih
banyak pada wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada
patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa. Hal ini
mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi
kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.
4. Genetik
5.   Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya
berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga
dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping
faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat
faktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6.   Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga

21
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan
dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan
cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.
7.   Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya
oateoartritis paha pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya
osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak
membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi.
Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.

(gambar 2.1 )

C. TANDA dan GEJALA


Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, etrutama waktu
bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul
rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku
pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat
pembesaran sendi dan krepitasi.
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul belakangan, mungkin
dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang
merata dan warna kemerahan, antara lain;

21
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan
sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang
menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan
bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari
kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling
sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan (mudah lelah)
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul
berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain
merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).

(gambar 3.1 tanda dan gejala rematik)

21
D. PATOFISIOLOGI

Peradangan berlangsung terus-menerus dan menyebar ke struktur-struktur sendi dan


sekitarnya termasuk tulang rawan sendi dan kapsul fibrosa sendi. Ligamentum dan tendon
meradang. Peradangan ditandai oleh penimbunan sel darah putih, pengaktivan komplemen,
fagositosis ekstensif dan pembentukan jaringan parut. Peradangan kronik akan menyebabkan
membran sinovium hipertrofi dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang
menyebabkan nekrosis sel dan respons peradangan berlanjut. Sinovium yang menebal
kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar ke
seluruh sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut.
Proses ini secara lambat merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar X dari sendi yang sakit :
Menunjukkan pembengkakan pada jaringan lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari
tulang yang berdekatan ( perubahan awal ) berkembang menjadi formasi kista tulang,
memperkecil jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara
bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium
3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan irregularitas/ degenerasi
tulang pada sendi
4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar dari normal:
buram, berkabut, munculnya warna kuning (respon inflamasi, produk-produk
pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan lekosit, penurunan viskositas dan
komplemen (C3 dan C4).
5. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan perkembangan panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration) atau atroskopi;
cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak leukosit dan kurang kental
dibanding cairan sendi yang normal
7. Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang simetris yang
mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap sekurang-kurangnya

21
6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau gambaran erosi peri-artikuler
pada foto rontgen

F. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat
antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi
peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologi
2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat
7. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
8. Kompres dengan es saat kaki bengkak dan kompres air hangat saat nyeri
9. Konsumsi makanan yang mengandung protein dan Vitamin
10. Diet rendah purin
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan
menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas
normal. Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita
osteoartritis:

(gambar 4.1 perawatan rematik)

21
Golongan bahan Makanan yang boleh Makanan yang tidak boleh
makanan diberikan diberikan

1. Karbohidrat Semua

2. Protein hewani Daging atau ayam, ikan tongkol, Sardin, kerang, jantung, hati, usus,
bandeng 50 gr/hari, telur, susu, limpa, paru-paru, otak, ekstrak
keju daging/ kaldu, bebek, angsa,
burung.
Kacan
3. Protein nabati g-kacangan kering 25 gr atau
tahu, tempe, oncom

4. Lemak Minyak dalam jumlah terbatas.

5. Sayuran Semua sayuran sekehendak


Asparagus, kacang polong, kacang
kecuali: asparagus, kacang
buncis, kembang kol, bayam, jamur
polong, kacang buncis, kembang
maksimum 50 gr sehari
kol, bayam, jamur maksimum 50
gr sehari

6. Buah-buahan Semua macam buah

7. Minuman Teh, kopi, minuman yang Alkohol

mengandung soda

8. Bumbu, dll Semua macam bumbu Ragi

21
G. PENCEGAHAN
Menjaga supaya rematik tidak terlalu mengganggu aktivitas sehari – hari, sebaiknya
digunakan air hangat bila mandi pada pagi hari. Dengan air hangat pergerakan sendi menjadi
lebih mudah bergerak. Selain mengobati, kita juga bisa mencegah datangnya penyakit ini,
seperti: tidak melakukan olahraga secara berlebihan, menjaga berat badan tetap stabil,
menjaga asupan makanan selalu seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh, terutama banyak
memakan ikan laut. Mengkonsumsi suplemen bisa menjadi pilihan, terutama yang
mengandung Omega 3. Didalam omega 3 terdapat zat yang sangat efektif untuk memelihara
persendian agar tetap lentur.

H. PENGOBATAN TRADISIONAL
Pengobatan tradisional yang dapat dilakukan untuk penyakit reumatik adalah dengan cara:
a. Parut 2 buah jahe hingga halus kemudian ramuan dicampur dengan minyak sayur Lalu
dioleskan pada bagian tubuh yang sakit
b. Rebus 5 helai daun kumis kucing dan tambahkan 3 gelas air kemudian rebus semua
ramus hingga air terisi 1,5 gelas, kemudian setelah dingin airya diminum 3 kali sehari
masing-masing 0,5 gelas
c. 2 gram bubuk kayu manisdi seduh dengan setengah gelas air panas kemudian diamkan
sampai dingin setelah itu air seduhan tersebut diminum sekaligus. Lakukan setiap hari
secara rutin.

21
(gambar 5.1 pengobatan tradisional)

(gambar 6.1 pengobatan tradisional)

I. KOMPLIKASI
1. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya prosesgranulasi di
bawah kulit yang disebut subcutan nodule.
2. Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot.
3. Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli.
Tromboemboli adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang disebabkan oleh
adanya darah yang membeku.
4. Terjadi splenomegali
Slenomegali merupakan pembesaran limfa,jika limfa membesar kemampuannya untuk 
menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah putih dan trombosit dalam sirkulasi
menangkap dan menyimpan sel-sel darah akan meningkat.

21
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Nama, umur, jenis kelamin, status, alamat, pekerjaan, penanggung jawab.Data dasar
pengkajian pasien tergantung padwa keparahan dan keterlibatan organ-organ lainnya
(misalnya mata, jantung, paru-paru, ginjal), tahapan misalnya eksaserbasi akut atau
remisi dan keberadaaan bersama bentuk-bentuk arthritis lainnya
2. Riwayat Kesehatan
Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai. Perasaan tidak
nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan
adanya perubahan pada sendi.
3. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit,
ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
a. Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)
b. Catat bila ada krepitasi
c. Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
d. Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
e. Catat bia ada atrofi, tonus yang berkuran
f. Ukur kekuatan otot
g. Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
h. Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
4. Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi
pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya
kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi
berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya
aspek body image dan harga diri klien.

21
B. ANALISA DATA

DATA SUBJEKTIF DAN DATA PROBLEM ETIOLOGI


OBJEKTIF
DS : Klien mengatakan sering merasa Gangguan aktivitas Nyeri akut pada lutut kaki
sakit pada kaki (lutut) dan jika fisik
sakitnya parah susah berjalan
Klien mengatakan biasanya hanya
minum obatyang diberikan dari
puskesmas dan bila sakit biasanya
hanya dipijat-pijat saja
DO : Grimace (+), tampak memegang
lututnya yang sakit Skala nyeri 3
DS : klien mengatakan tidak tahu apa Inefektif menejemen Kurang pengetahuan tentang
itu Osteoartritis atau rematik, terapeutik penyakit, diit dan
sebab dan pengaturannya penanganan.
DO : Grimace (+), tampak memegang
lututnya yang sakit, Skala nyeri 3
          Terlihat klien bingung ketika di
tanya tentang Osteoartritis atau
rematik.

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Inefektif menejemen terapeutik berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit,
diit dan penanganan.
2. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri lutut kaki

21
21
D. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tujuan
No. Diagnosa Kriteria Hasil Intervensi
Umum Khusus
1. Inefektif Setelah 3x junjungan Setelah kunjungan ke 3 : -  1. Menyebutkan pengertian,       1. Kaji pengetahuan klien
menejemen klien mengetahui klien mampu: penyebab Osteoartritis atau 2. Jelaskan tentang Osteoartritis atau
terapeutik tentang Osteoartritis 1. memahami tentang rematik secara verbal rematik
berhubungan atau rematik, diit dan Osteoartritis atau -   2. Menyebutkan beberapa jenis      3. Jelaskan tentang diit Osteoartritis
dengan kurang penanganannya rematik makanan yang di anjurkan dan atau rematik
pengetahuan -  2. mengetahui Penyebab tidak boleh dikonsumsi untuk
4.    4. Jelaskan tentang Jenis – jenis
tentang penyakit, dan gelaja Osteoartritis atau rematik makanan yang di anjurkan dan tidak
diit dan -  3. Mengetahui diit (minimal 3 masing-masing boleh dikonsumsi oleh penderita
penanganan. Osteoartritis atau rematik jenis) secara verbal Osteoartritis atau rematik
-     Melakukan penanganan

2 Gangguan Setelah di lakukan Setelah kunjungan ke 3 : -    1. Melakukan aktifitas sehari-     1. Jelaskan kepada keluarga tentang
aktivitas fisik perawatan/ kun- klien mampu : hari tanpa kesulitan penyebab terjadinya nyeri kaki
berhubungan jungan sebanyak 3x,-     1. melakukan aktifitas (tindakan) (Osteoartritis atau rematik)
dengan nyeri lutut diharapkan klien sehari-hari tanpa -     2. Keluarga dapat 2.   2. Ajarkan klien cara kompres hangat
kaki dapat tetap kesulitan mempraktikkan tekhnik untuk mengurangi linu – linunya
melakukan aktifitas-     2. Memanagement kompres hangat (tindakan)3.   3. Ajarkan klien cara senam tangan
sehari-hari tanpa aktivitasnya ketika  4. Anjurkan klien untuk jalan atau olah
kesulitan kakinya tiba-tiba nyeri
21
3. Keluarga dapat: raga pagi setiap hari
memberikan bantuan 5.   5. Mengobservasi kemampuan klien dan
mobilisasi efektif jika anggota keluarga setelah mendapat
diperlukan penjelasan dari perawat
-    4. memberikan support
kepada klien

21
E. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi


1. Inefektif menejemen 1. Mengkaji pengetahuan S S: klien mengatakan paham
terapeutik berhubungan klien dengan Osteoartritis atau
dengan kurang 2.  2. Menjelaskan tentang rematik dan dapat
pengetahuan tentang Osteoartritis atau rematik menyebutkan mulai dr
penyakit, diit dan 3. Menjelaskan tentang diit pengertian sampai diitnya
penanganan. Osteoartritis atau rematik OO:klen tampak menjawab
4.  4. Menjelaskan tentang Jenis pertanyaan petugas dan
– jenis makanan yang di antusias dalam pemberian
anjurkan dan tidak boleh pendidikan kesehatan.
dikonsumsi oleh penderitaAA: Masalah teratasi
Osteoartritis atau rematik P P: lanjutkan intervensi
2 Gangguan aktivitas fisik 1.  1. MenJelaskan kepada S:klien mengatakan mulai bisa
berhubungan dengan keluarga tentang penyebab beraktivitas tanpa kesulitan
nyeri lutut kaki terjadinya nyeri kaki dan paham akan cara
(Osteoartritis atau rematik) kompres hangat
2. Mengajarkan klien cara OO: Klien tampak mengerjakan
kompres hangat untuk aktivitas sehari-hari
mengurangi linu – linunyaA A: Masalah teratasi sebagian
3. Mengajarkan cara senam P: berikan support kepada klien
tangan. agar terus melakukan anjuran
4.  4. Menganjurkan klien untuk petugas
jalan atau olah raga pagi
setiap hari
5.  5. Mengobservasi kemampuan
klien dan anggota keluarga
setelah mendapat
penjelasan dari perawat

21
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BPK. S 95 TAHUN DENGAN REMATIK

(TERLAMPIR)

21
BAB IV

PEMBAHASAN

Artritis Rematoid atau rematik adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (sendi
tangan dan kaki) secara simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri
dan sering kali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi.
Tanda dan gejala yang biasa muncul yaitu: nyeri pada persendian, terjadi hambatan pada
pergerakan sendi, hambatan berjalan atau beraktivitas dan lain-lain
Bpk. S usia 95 tahun mengalami rematik dan mempunyai gejala-gejala seperti yang telah
disebutkan diatas, terutama pada saat pagi hari Bpk. S sering mengeluh kakinya terasa sakit
terutama pada bagian lutut dan persendian dan paling parah keluhan muncul apabila cuaca dingin
dan terkena air saat mandi.
Rasa nyeri yang dirasakan Bpk. S muncul terutama pagi hari saat bangun tidur dan kira-kira
pukul 11.00 wib nyeri baru hilang. Bpk.S sangat sehat dan tidak mempunyai keluhan lain kecuali
pada bagian kakinya yang sering sakit dan gangguan pendengaran yang memang fisiologis di
alami oleh orang-orang dengan lanjut usia, dimana fungsi organ dalam tubuhnya mulai
berkurang termasuk fungsi pendengaran. Menurut penuturan dari keluarga Bpk. S memang tidak
pernah mengeluhkan apa-apa.
Alasan memberikan asuhan keperawatan pada Bpk. S karena Bpk.S dan keluarga tidak
mengetahui apa penyebab dari nyeri yang dialami tersebut, dan saat ditanya Bpk.S dan keluarga
belum terlalu paham tentang bagaimana cara perawatan serta penanganan yang dapat dilakukan
untuk mengatasi nyeri itu di rumah, dan apa penyebab dari nyeri tersebut dapat muncul.
Dari hasil pengkajian tersebut di dapatkan 2 diagnosa keperawatan yang akan dilakuakan
tindakan guna memberikan asuhan keperawatan pada Bpk.S dan keluarganya yaitu:
1. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri pada lutut dan persendian
2. Keterbatasan kognitif berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang rematik.

21
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan
1. Gangguan aktivitas fisik berhubungan dengan nyeri pada lutut dan persendian
Nyeri yang dialami pada Bpk. S ini dapat ditangani dengan mengompres hangat pada
bagian tangan atau kaki yang mengalami sakit, menganjurkan pada klien dan keluarga agar
mandi dengan air hangat untuk mengurangi nyeri, menghindari penggunaan air dingin saat
mandi pada pagi hari, berolahraga secara teratur sesuai dengan kemampuan klien, dan
memberitahuhan kepada klien dan keluarga untuk menghindari makanan yang tidak
dianjurkan bagi orang-orang yang mempunyai penyakit rematik, seperti: sayur kacang-
kacangan (buncis, kacang panjang, kacang polong, bayam, dan lain-lain), makanan yang
terlalu berlemak, jeroan (hati, usus) yang memang harus dihindari.
Membantu klien dan keluarga untuk melakukan penanganan di rumah yang aman dan
terjangkau salah satunya dengan mengajarkan cara untuk membuat obat tradisional dengan
bahan yang mudah seperti rempah-rempah contohnya:
a. Parut 2 buah jahe hingga halus kemudian ramuan dicampur dengan minyak sayur Lalu
dioleskan pada bagian tubuh yang sakit
b. Rebus 5 helai daun kumis kucing dan tambahkan 3 gelas air kemudian rebus semua
ramuan hingga air terisi 1,5 gelas, kemudian setelah dingin airya diminum 3 kali sehari
masing-masing 0,5 gelas
c. 2 gram bubuk kayu manis di seduh dengan setengah gelas air panas kemudian diamkan
sampai dingin setelah itu air seduhan tersebut diminum sekaligus. Lakukan setiap hari
secara rutin.

2. Keterbatasan kognitif berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang rematik.


Masalah pada Bpk. S yang berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang masalah
kesehatan ini dapat dilakukan tindakan salah satunya dengan memberikan pendidikan
kesehatan pada klien dan keluarga mengenai masalah kesehatan yang dialami oleh Bpk. S.
Baik itu bagaimana cara penanganannya, pencegahan , pola makanan dan hal-hal yang
menyebabkan timbulnya suatu penyakit tersebut. Sehinggga dengan memerikan pendidikan
kesehatan nantinya klien dan keluarga mampu melakukan penanganan-penanganan secara
mandiri di rumah, dan pemahaman klien serta keluarga tentang kesehatan semakin
bertambah

21
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan
tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut, terutama
pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban.
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan
hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan
trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan
penyakit-penyakit sendi lainnya. Rematik yaitu suatau peradangan kronik pada sendi atau
pegal-pegal yang disertai dengan nyeri
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan yang menduduki
urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya usia, penyakit ini jarang ditemui
pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor
umur dan jenis kelamin menunjukkan adanya perbedaan frekuensi

B. SARAN.
Setelah mengikuti perkuliahan Keperawatan gerontik serta dengan adanya pembuatan
laporan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami apa itu penyakit rematik
dan bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan pada klien rematik khususnya lansia.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna serta menambah pengetahuan tentang
penyakit rematik dan proses pengobatannya. Saran dan kritik yang membangun juga sangat
diharapkan agar selanjutnya dalam pembuatan laporan kedepannya lebih baik dan maksimal.

21
DAFTAR PUSTAKA

1. Angela Sarah S,dkk.2013.Pengaruh Berat Badan Terhadap Gaya Gesek Dan Timbulnya
Osteoarthritis Pada Orang Diatas 45 Tahun. Jurnal e-Biomedik,Vol 1, No 1, Maret 2013
2. Azizah,Lilik Ma’rifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta. Garaha Ilmu
3. Doenges E Marilynn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
4. Kushariyadi.2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika
5. Mubaraq, Chayatin. 2011. Ilmu Keperawatan Komunitas Konsep Dan Aplikasi. Jakarta :
Salemba Medika.
6. Tamher, S. Noorkasiani. 2011.Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

21

Anda mungkin juga menyukai