Anda di halaman 1dari 17

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan Jenis desain

penelitian korelasional dan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu

jenis penelitian yang menekankan waktu pengukuran atau observasi data

variable independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat tertentu

(Nursalam, 2011:83). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengungkapkan

hubungan korelatif antarvariabel yaitu variabel independen bentuk dukungan

keluarga dan variabel dependen keteraturan kontrol kadar gula darah pada

Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Pahandut Palangka

Raya.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pahandut Palangka

Raya Tahun 2018. Pemilihan lokasi penelitian tersebut dilakukan karena

didapatkan data jumlah pasien Diabetes Melitus dari tahun ketahun yang

terus mengalami peningkatan, dan jumlah pasien diabetes yang melakukan

kontrol gula darah di Puskesmas Pahandut yang cenderung sedikit di

bandingkan dengan jumlah keseluruhan pasien yang tercatat di buku

register Puskesmas Pahandut Palangka Raya. Alasan lain dilakukan

27
penelitian di wilayah kerja Puskesmas Pahandut Palangka Raya adalah

untuk mengetahui bagaimana bentuk dukungan yang diberikan oleh

keluaraga kepada pasien diabetes.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan dari akhir bulan Februari sampai bulan

Maret Tahun 2018, yakni dari pengajuan judul, pengumpulan data awal,

penyusunan proposal, bimbingan, pengumpulan data, pengolahan data,

analisa data, dan pengumpulan laporan hasil akhir penelitian.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien Diabetes

Melitus yang berobat di Wilayah Kerja Puskesmas Pahandut Palangka

Raya pada Tahun 2017 yaitu sebanyak 612 orang pasien berdasarkan data

yang didapatkan dari buku register Puskesmas Pahandut Palangka Raya .

2. Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi terjangkau yang dapat

dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,

2011:91). Sampel pada penelitian ini yaitu pasien Diabetes Melitus yang

berobat di Puskesmas Pahandut Palangka Raya.

28
Kriteria sampel :

a. Kriteria Inklusi

1) Bersedia menjadi responden.

2) Responden berobat di wilayah kerja Puskesmas Pahandut Palangka

Raya tahun 2017-2018.

3) Responden mampu berkomunikasi dengan baik, dan kooperatif.

4) Responden mampu membaca dan menulis.

5) Responden tinggal dengan keluarga.

6) Responden yang selama ini merawat pasien Diabetes Melitus.

7) Responden yang bersedia ikut serta dalam pemantauan keteraturan

kontrol gula darah pasien Diabetes Melitus.

8) Responden berumur 20 – 50 tahun keatas.

b. Kriteria ekslusi

1) Responden yang mengalami nyeri berat atau suatu kondisi penyakit

yang tidak memungkinkan untuk menjadi responden pada saat

dilakukan penelitian.

2) Responden yang tidak berada di tempat atau keluar kota dalam

waktu lama saat penelitian.

Perhitungan besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan

menggunakan rumus beda proporsi pada penelitian terdahulu. Adapun

rumusnya sebagai berikut :

29
n
z 1 / 2 2 P (1  P )  z1  P1 (1  P1 )  P2 (1  P2 ) 
2

( P1  P2 ) 2

n = Besar sampel
Z
1-a/2 = Nilai Interval Kepercayaan

z1-b = nilai kekuatan uji (power)

P1 = Perkiraan proporsi pada kelompok 1

P2 = Perkiraan proporsi pada kelompok 2

P = P1 + P2

Perhitungan sampel pada penelitian ini peneliti menggunakan

perbedaan proporsi antara peran keluarga dengan pengendalian kadar gula

darah pada pasien Diabetes Melitus di wilaayah kerja Puskesmas Pauh

Padang yang merupakan suatu penelitian yang dilakukan oleh Honesti

Putri (2013) dengan total sampel 90 responden. Berikut ini tabel perbedaan

proporsi antara peran keluarga dengan pengendalian kadar gula darah pada

pasien Diabetes Melitus di wilaayah kerja Puskesmas Pauh Padang Tahun

2013.

Tabel 3.1 Perbedaan Proporsi Antara Peran Keluarga dengan Pengendalian


Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh
Padang Tahun 2013
Peran Pengendalian Kadar Gula Darah Total
Keluarga Tidak Terkendali Terkendali N %
F % F %
Kurang Baik 42 87,5 6 12,5 48 100
Baik 10 23,8 32 76,2 42 100
Jumlah 52 57,8 38 42,2 90 100

30
Keterangan :

𝑍1−𝛼 = 95% = 1,96


2

𝑍1−𝛽 = 90% = 1,28

42
𝑃1 = 48 = 0,87

10
𝑃2 = 42 = 0,24

− 𝑃1+ 𝑃2 0,87+0,24
𝑃 = = = 0,55
2 2

Dengan menggunakan rumus beda proporsi.

n
z 1 / 2 2 P (1  P )  z1  P1 (1  P1 )  P2 (1  P2 ) 
2

( P1  P2 ) 2 = 15 x 2 = 30

Jadi jumlah total sampel yang diperlukan peneliti berdasarkan rumus

diatas adalah 30 Responden.

Upaya mengantisipasi kemungkinan subjek atau sampel yang dipilih drop

out maka perlu penambahan jumlah sampel agar besar sampel dapat

terpenuhi dengan rumus :

n’ = n

(1-f)

Keteragan : n’ : jumlah sampel yang akan diteliti

n : besar sampel yang dihitung

f : perkiraan proporsi drop out (0,1)

Maka jumlah keseluruhan sampel dalam penelitian ini adalah 34

responden.

31
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik

nonprobability sampling dengan pendekatan purposive sampling dalam

pengumpulan data pada penelitian yaitu suatu teknik penetapan sampel

dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang

dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel

tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal

sebelumnya (Nursalam, 2011:94).

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang

diamati dari sesuatu yang di definisikan tersebut. Karakteristik yang dapat

diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional, dapat

diamati artinya memungkinkan peneliti untuk melakukan obeservasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena yang kemudian

dapat diulangi lagi oleh orang lain (Hidayat, A. 2009:79)

32
Tabel 3.2 Hubungan Bentuk Dukungan Keluarga Terhadap Keteraturan Kontrol Kadar Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus
di Wilayah Kerja Puskesmas Pahandut Palangka Raya

No Variabel Definisi operasional Cara ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1 Independen Dukungan keluarga merupakan dukungan Menggunakan kuesioner B Hasil ukur bentuk dukungan keluarga Ordinal
Bentuk Dukungan yang diberikan oleh keluarga kepada bentuk dukungan keluarga diukur menggunakan skala likert
keluarga anggota keluarganya yang sakit baik itu dengan alternatif jawaban dengan nilai total dari 17 pernyataan
dalam bentuk perhatian ataupun 4 : selalu dalam menjawab 68.
kepedulian secara fisik dan psikologis. pertanyaan Score tertinggi : 68
Bentuk dukungan yang dapat diberikan 3 : sering dalam menjawab Score terendah : 17
oleh keluarga yaitu : dukungan penilaian, pertanyaan Untuk menjelaskan secara deskriptif
instrumental, informasi dan emosional. 2 : kadang-kadang dalam dengan nilai score :
menjawab pertanyaan 1 = Baik 76-100% (52-68)
1 : tidak pernah dalam 2 = Buruk ˂76% (17-51)
menjawab pertanyaan
2 Dependen Kontrol kadar gula darah merupakan suatu Menggunakan kuesioner C Hasil ukur keteraturan kontrol kadar Ordinal
Keteraturan kontrol pengendalian glukosa darah pada pasien keteraturan kontrol kadar gula darah diukur dengan
kadar gula darah Diabetes Melitus. Monitoring yang dapat gula darah dengan menggunakan skala Guttman dengan
dilakukan pasien Diabets Melitus yaitu alternatif jawaban nilai total dari 12 pertanyaan nilai
dengan melakukan pengecekan gula darah 1 : Ya tertinggi 12 dan nilai terendah 0
secara teratur baik itu secara mandiri 0 : Tidak Kategori untuk menjelaskan secara
ataupun di pusat pelayanan kesehatan deskriptif nilai keteraturan kontrol
minimal 1 bulan sekali yaitu pemeriksaan: kadar gula darah dengan nilai score:
1. Kadar gula darah puasa 1 = Teratur 76-100% (9 -12)
2. Kadar gula darah sew aktu 2 = Tidak teratur ˂ 76% (0-9)
3. Kadar gula darah 2 jam setelah makan
3. Faktor Confounding Usia responden berdasarkan tanggal lahir, Kuesioner A Hasil ukur umur dikelompokan dari Ordinal
a. Usia dihitung sampai ulang tahun terakhir dan 1 = Dewasa awal (26-35 tahun)
dibuktikan dengan KTP responden. 2 = Dewasa akhir (36-45 tahun)
3 = Lansia awal (46-55 tahun)
4 = Lansia akhir (56-65 tahun)
5 = Manula atas (65 tahun keatas)

33
b. Jenis kelamin Jenis kelamin responden Kuesioner A 1 = Laki-laki Nominal
2 = perempuan

c. Tingkat pendidikan Pendidikan formal terakhir yang pernah Kuesioner A Hasil ukur tingkat pendidikan Ordinal
dicapai responden. dikelompokan dari
1= Tidak sekolah
2 = SD
3 = SMP
4 = SMA
5 = Sarjana
d. Lama menderita Rentang waktu yang menunjukan pertama Kuesioner A Hasil ukur lama Menderita Diabetes Ordinal
Diabetes Melitus kali responden di diagnosa Diabetes Melitus dinyatakan dalam
Melitus oleh dokter. 1 = Bulan
2 = Tahun

34
E. Instrumen Penelitian

Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk

mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen pengumpulan data penelitian

dapat berupa kuesioner, observasi, wawancara, atau ketiganya (Hidayat, A.

2009:86). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuesioner.

Kuesioner merupakan alat ukur berupa angket yang terdiri dari beberapa

pertanyaan ataupun pernyataan.

Instrument yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian

ini terdiri dari 3 kuesioner yaitu kuesioner data demografi responden, kuesioner

bentuk dukungan keluaraga dan kuesioner keteraturan kontrol kadar gula darah

pada pasien Diabetes Melitus. Kuesioner ini untuk mengetahui Bentuk

Dukungan Keluarga Terhadap Keteraturan Kontrol Kadar Gula Darah pada

Pasien Diabetes Melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Pahandut Palangka

Raya. Peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada responden lalu

peneliti menilai dari jawaban-jawaban teresebut, adapun 3 item kuesioner

tersebut yaitu:

1. Kuesioner data demografi responden yang terdiri dari : (usia, jenis kelamin,

tingkat pendidikan, lama menderita Diabetes Melitus dan Tinggal bersama

keluarga).

2. Kuesioner bentuk dukungan keluarga digunakan untuk mengetahui bentuk

dukungan keluarga yang diberikan anggota keluarga kepada salah satu

anggota keluarga kepada pasien Diabetes Melitus. Kuesioner bentuk

dukungan keluarga ini diadopsi dari kuesioner Chusmeywati (2016) yang

telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas DI RS PKU Muhammadiyah

35
Yogyakarta Unit I untuk melihat kevalidan dari kuesioner. Kuesioner ini

diberikan kepada salah satu anggota keluarga untuk dijawab dengan jujur

tanpa bantuan dari peneliti. Pengukuran bentuk dukungan keluarga yang

terdiri dari 4 item yaitu: dukungan penilaian, instrumental, informasional,

dan emosional. Item pertanyaan pada kuesioner ini berjumlah 17 yang

terdiri dari 4 pertanyaan dukungan penilaian nomor (1, 2, 3, 4), 5

pertanyaan dukungan instrumental nomor (5, 6, 7, 8, 9), 5 pertanyaan

dukungan informasional nomor (10, 11, 12, 13, 14) dan 3 pertanyaan

dukungan emosional nomor (15, 16, 17). Pengukuran jawaban pada

kuesioner ini dengan menggunakan skala likert dengan rentang nilai

jawaban 1-4 dimana menjawab 4: selalu, 3 : sering, 2 : kadang-kadang dan

1 : tidak pernah.

3. Kuesioner responden berupa keteraturan kontrol kadar gula darah dibuat

sendiri oleh peneliti yang akan dilakukan uji validitas terlebih dahulu pada

responden yang mempunyai kriteria yang sama dengan subjek penelitian

dari kriteria inklusi pasien Diabetes Melitus di wilayah kerja Puskesmas

Pahandut Palangka Raya. Kuesioner keteraturan kontrol kadar gula darah

ini berjumlah 12 pertanyaan yang terdiri dari 11 pertanyaan positif pada

nomor 1-11, dan 1 pertanyaan negatif pada nomor 12. Pengukuran hasil

kuesioner ini diukur dengan menggunakan skala guttman dengan rentang

nilai pertanyaan 1 : ya, 0 : tidak.

36
F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah uji keabsahan data dalam penelitian dan suatu

indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang

diukur (Notoadmojo, 2010:73). Uji validitas pada penelitia ini akan

dilakukan di Puskesmas Bukit Hindu Palangka Raya dengan jumlah

sampel 10 responden yang memenuhi kriteria inklusi yang sama dengan

kriteria penelitian. Validitas instrumen pada penelitian ini diuji dengan

teknik korelasi Pearson Product Moment yaitu melihat nilai korelasi

antara sekor masing-masing variabel dengan nilai skor totalnya.

Berdasarkan tingkat signifikan 0,05 bila r hitung lebih besar dari nilai r

tabel maka item kuesioner adalah valid, namun bila nilai r hitung lebih

kecil dari r tabel maka instrumen tidak valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah kesamaan hasil pengukuran atau pengamatan

bila fakta atau kenyataan hidup tadi diukur atau diamati berkali-kali dalam

waktu yang berlainan (Nursalam. 2011:104). Standar yang digunakan

dalam menentukan reliabilitas atau tidaknya suatu instrument penelitian

umumnya adalah perbandingan nilai r hitung diwakili dengan nilai Alpha

dengan r tabel pada taraf kepercayaan 95% atau tingkat signifikan 5%.

Tingkat reabilitas yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

metode Alpha-cronbach diukur berdasarkan skala Alpha 0 sampai dengan

1, apabila skala Alpha tersebut dikelompokan ke dalam 5 kelas dengan

37
range yang sama, maka ukuran kematangan Alpha dapat dipresentasikan

seperti tabel berikut.

Tabel 3.3 Tingkat Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha (α)

Alpha Tingkat Reliabilitas


0,00 s.d 0,20 Kurang Reliabel
>0,20 s.d 0,40 Agak Reliabel
>0,40 s.d 0,60 Cukup Reliabel
>0,60 s.d 0,80 Reliable
>0,80 s.d 1,00 Sangat Reliabel

G. Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan

teknik pengumpulan data primer dan sekunder. Tahap pengumpulan data di

awali dengan peneliti mengurus surat perizinan mulai dari pihak kampus

Poltekkes Kemenkes Palangka Raya selanjutnya mengurus surat izin dari

Dinas Kesehatan Kota Palangka Raya dan meminta surat izin ke Puskesmas

Pahandut untuk mengambil data studi pendahuluan dan melaksanakan

penelitian di Puskesmas Pahandut Palangka Raya, setelah proses perizinan

terlewati, peneliti memilih responden yang ingin diteliti dengan teknik

purposive sampling yaitu :

1. Peneliti melakukan pendekatan kepada calon responden dengan cara

memilih responden pada penelitian.

2. Responden diberikan penjelasan mengenai maksud, tujuan, waktu, dan

manfaat dari penelitian, serta peneliti menjamin kerahasiaan responden

dalam memberikan jawaban atas persetujuan dalam kuesioner.

38
3. Peneliti memberikan lembar informed consent kepada seluruh responden

yang bersedia menjadi responden dalam penelitian sebagai bentuk

persetujuan dari penelitian yang akan dilakukan.

4. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden dan peneliti

memberikan penjelasan mengenai cara mengisi kuesioner.

5. Saat pengisian kuesioner, peneliti mendampingi responden dengan tujuan

jika ada sesuatu yang kurang jelas maka responden dapat langsung

menanyakan kepada peneliti.

6. Responden harus mengisi semua pertanyaan yang diberikan sebelum

kuesioner diambil dan dikumpulkan kembali ke peneliti.

H. Analisa Data

Analisa yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisa univariat dan

bivariat.

1. Analisa univariat dimaksudkan untuk mendeskripsikan karakteristik

masing-masing variabel penelitian yaitu (jenis kelamin, umur, pendidikan,

pendidikan kesehatan yang pernah didapat, tinggal bersama keluarga, dan

lama menderita Diabetes Melitus).

2. Analisis bivariat pada penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk

mengetahui hubungan dua variabel yaitu variabel bentuk dukungan

keluarga (independen) dan variabel keteraturan kontrol kadar gula darah

(dependen) pada pasien Diabetes Melitus.

39
Uji yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Chi Square dengan

menggunakan jenis tabel 2x2 untuk mengetahui ada/tidaknya hubungan antara

dua variabel yang berskala kategorik (Priyo, H. 2007:126).

Aturan yang berlaku pada Chi Square adalah :

1. Bila pada tabel 2 x 2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari 5, maka

yang digunakan “Fisher’s Exact Test”

2. Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai sebaiknya

“Continuity Correction (a)”.

3. Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3, dan sebagainya, maka

digunakan uji “Pearson Chi Square”

4. Uji “Likelihood Ratio” dan “Linear-by-Linear Assciation”, biasanya

digunakan untuk keperluan lebih spesifik, misalnya analisis stratifikasi pada

bidang epidemiologi dan juga untuk mengetahui hubungan linear dan

variabel kategorik, sehingga kedua jenis ini yang digunakan.

Rumus yang digunakan adalah:

(𝑂−𝐸)2
X2 = ∑ 𝐸

Keterangan : X2 = Nilai chi square

O = Frekuensi yang diobservasi

E = Frekuensi yang diharapkan

Tabel 3.4 Analisis Bivariat

Variabel Independen Variabel Dependen Uji Statistik


Dukungan Keluarga Keteraturan Kontrol Kadar Spearmen Rank
Gula Darah

40
Tahapan Pengolahan data meliputi beberapa proses yakni sebagai berikut:

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Hidayat, A. 2009:107)

b. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap

data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting

bila pengolahan dan analisa data menggunakan komputer biasanya dalam

pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code

book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari

suatu variabel (Hidayat, A. 2009:108).

c. Entri data

Data entri adalah kegiatan memasukan data yang telah dikumpulkan

kedalam master tabel atau database komputer, kemudian membuat

distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel

kontigensi (Hidayat, A. 2009:108)

I. Etika Penelitian

Peneliti membuat informent consent atau persetujuan kepada

responden terlebih dahulu dengan menuliskan jati diri, identias peneliti, tujuan

penelitian, serta permohonan ketersedian responden untuk berpartisipasi dalam

penelitian. Pelaksanaan penelitian ini peneliti mendapat ijin dari Politeknik

41
Kesehatan Palangkaraya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Palangkaraya, dan dari

responden sendiri melalui informent consent yang terjamin kerahasiaannya.

Penelitian ini menekankan pada masalah etika yang meliputi :

1. Informed Consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti

denga responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan,

informed consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan

memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan

informed consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan

penelitian, mengetahui dampaknya. Beberapa informasi yang harus ada

dalam informed consent tersebut antara lain: partisipasi pasien, tujuan

dilakukannya tindakan, jenis data yang dibutuhkan, komitmen, prosedur

pelaksanaan, potensial masalah yang akan terjadi, manfaat, kerahasiaan,

informasi yang mudah dihubugi dan lain-lain (Hidayat, A. 2009:83).

2. Anonimity tanpa nama

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang memberikan

jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak

memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur

dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan (Hidayat, A. 2009:83).

3. Kerahasiaan (confidentiality)

Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan

kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah

lainnya. Semua informasi yang telah dikmpulkan dijamin kerahasiannya

42
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada

hasil riset (Hidayat, A. 2009:83).

43

Anda mungkin juga menyukai