Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep


Dalam riset ini kami mempelajari variabel bebas (independen) yaitu air
bersih, pengetahuan, perilaku ibu, jamban dan satu variabel terikat (dependen)
yaitu kejadian diare pada balita usia 2-5 tahun. Berikut adalah kerangka konsep
yang akan dilakukan peneliti di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Kota
Jakarta Barat Tahun 2019.
Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Variabel Independen Variabel Dependen

 Pengetahuan
 Perilaku ibu Kejadian Diare pada
 Cuci tangan pakai Balita Usia 2-5 Tahun
sabun

3.2 Definisi Operasional


Definisi operasional merupakan suatu prosedur yang spesiffik dengan
menggunakan alat ukur untuk mengukur suatu variabel (Polit & Hungler 2009).
Peneliti menggambarkan secara kuantitatif suatu kecenderungan-kecenderungan,
perilku-perilaku atau opini dari satu populasi dengan meneliti sampel-sampel
(Creswell, 2009).

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Cara Alat Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur Ukur
Kejadian Diare adalah Mengisi Kuesioner 0= dikatakan Nominal
Diare Frekuensi buang Kuesioner diare jika
air besar lebih jawabannya
dari 4 x pada “YA”
bayi dan lebih 1= Dikatakan
dari 3x pada tidak diare jika

36
anak jawabannya
“Tidak”

Perilaku Kegiatan atau Mengisi Kuesioner 0= Dikatakan Ordinal


Ibu aktifitas ibu, Kuesioner baik jika nilai ≥
baik yang dapat median/mean
diamati 1= Dikatakan
pihak luar baik tidak baik jika
secara nilai <
langsung atau median/mean
tidak
langsung.
Pengetah Jawaban Mengisi Kuesioner 0= Dikatakan Ordinal
uan responden Kuesioner baik jika nilai ≥
tentang median/mean
tanda-anda 1= Dikatakan
diare, penyebab tidak baik jika
diare, cara nilai <
penularan diare, median/mean
dan cara
pencegahan
penyakit diare
Cuci Tindakan Mengisi Kuesioner 0= Dikatakan Ordinal
tangan membersihkan Kuesioner baik jika nilai ≥
pakai tangan dengan median/mean
sabun atau tanpa air, 1= Dikatakan
cairan lain dan tidak baik jika
sabun dengan nilai <
tujuan median/mean
membersihkan
tangan daripada
kotoran dan
mikroorganisme

3.3 Hipotesis Penelitian


Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan
penelitian (Nursalam, 2008). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:

37
H0 = Tidak ada hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada
balita usia 2-5 tahun di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Kota Jakarta
Barat Tahun 2019
H1 = Ada hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare pada balita
usia 2-5 tahun di Puskesmas Kecamatan Grogol Petamburan Kota Jakarta Barat
Tahun 2019

3.4 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan November Tahun 2019 di Puskesmas
Kecamatan Grogol Petamburan Kota Jakarta Barat. Di wilayah tersebut terdapat
cukup banyak terjadi diare pada balita. Letaknya yang terjangkau dan belum
dilakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare
pada balita usia 2-5 tahun.

3.5 Jenis Penelitian


Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan
penelitian atau untuk menguji kesahihan hipotesis (Sastroasmoro & Ismael,
2010). Desain penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan Cross Sectional. (Polit dan Hungler 2009) menyatakan
bahwa Cross sectional adalah pengumpulan data dilakukan pada satu waktu.
Menurut Notoatmodjo (2012), penelitian cross sectional adalah suatu penelitian
untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor resiko atau variabel
independen dengan efek atau variabel dependen yang diobservasi atau
pengumpulan datanya sekaligus pada suatu saat yang sama. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah cuci tangan pakai sabun, Pengetahuan, dan Perilaku
diukur bersamaan dengan variabel dependen yaitu kejadian diare pada balita
usia 2-5 tahun.

38
3.6 Populasi dan Sampel
3.6.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau
subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Setiadi, 2008). Populasi dalam penelitian ini adalah balita
usia 2-5 tahun yang mengalami diare dan berobat di Puskesmas Kecamatan
Grogol Petamburan Kota Jakarta Barat. Jumlah populasi dalam penelitian
ini adalah 221 responden.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiono, 2013). Bagian populasi yang akan diteliti
atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi.
Besarnya sampel yang akan diteliti ditentukan dengan rumus uji beda 2
proporsi sebagai berikut:
{Z 1−α /2 √ (2 P (1−P))+ Z 1− β √ ( P 1(1−P 1))+ P 2(1−P 2)}²
n=
(P1−P2)²
Keterangan:
n : Jumlah sampel
P1 : Proporsi yang berPHBS buruk pada yang pengetahuan buruk
P2 : Proporsi yang berPHBS buruk pada pengetahuan baik
P : Rata-rata dari P1 dan P2 (P1+P2) /2
𝑍1−𝛼/2 : Nilai Z pada derajat kemaknaan 95% (1,96)
𝑍1−𝛽 : Nilai Z pada kekuatan uji power 80% (0,84)

Tabel 3.2 Besar Proporsi yang Digunakan Untuk Besar Sampel Penelitian
No Variabel P1 P2 Peneliti n
1. Cuci Tangan 0,73 0,29 Karminingsih (2010) 17

39
2. Perilaku Ibu 0,5 0,1 Rizcita Prilia Melvani, dkk, 54
(2018)
3. Pengetahuan 0.34 0.333 P1 = Mahfudhah, (2016) 58
4 P2 = Rayhana & Triana
(2016)

Berdasarkan tabel diatas, sampel terbesar adalah 58 responden dilihat


dari variabel kompetensi. Maka perhitungannya sebagai berikut:

{Z 1−α /2 √ (2 P (1−P))+ Z 1− β √ ( P 1(1−P 1))+ P 2(1−P 2)}²


n=
(P1−P2)²
{1 ,96 √(2(0,3385)(1−0,3385))+0 , 84 √ (0,344 (1−0,344))+0,333 (1−0,333) }²
n=
(0,344−0,333)²
n=58

Berdasarkan rumus diatas diperoleh jumlah sampel minimal adalah


sebanyak 58 rumah tangga. Jumlah tersebut dikalikan 2 dan ditambah 10%,
sehingga jumlah sampel yang akan diambil yaitu:
n = (58 x 2) + 10%
n = 112 + 10%
n = 117,8 dibulatkan menjadi 118 sampel
Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 118
responden. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan
menggunakan tekhnik purposive sampling. Tekhnik purposive sampling
adalah Pengambilan sampel yang berdasarkan atas suatu pertimbangan
tertentu seperti sifat-sifat populasi atau ciri-ciri populasi yang sudah
diketahui sebelumnya (Notoatmodjo, 2012).

3.6.2.1 Kriteria Inklusi

40
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat
mewakili dalam sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai
sampel (Notoatmodjo, 2012).
 Keluarga yang bersedia menjadi responden
 Keluarga yang mempunyai anak usia 2-5 tahun
 Keluarga yang mempunyai anak yang sedang dan atau pernah
mengalami diare
 Keluarga yang memeriksakan anaknya ke Puskesmas Kecamatan
Grogol Petamburan

3.6.2.2 Kriteria Eksklusi


Adalah kriteria eksklusi yang karena keadaan tertentu
dikeluarkan dari kriteria eksklusi yaitu pasien tiba-tiba menolak
karena kondisi responden yang kurang membaik.
 Keluarga yang tidak bersedia menjadi responden
 Keluarga yang tidak mempunyai anak usia 2-5 tahun
 Keluarga yang tidak pernah mengalami diare
 Keluarga yang tidak memeriksakan anaknya ke Puskesmas
Kecamatan Grogol Petamburan

3.7 Instrumen Penelitian


Untuk memperoleh data atau informasi dari responden, peneliti
menggunakan instrumen penelitian berupa lembar kuesioner. Kuesioner adalah
suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari
responden (Sugiyono, 2013). Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini
dibuat berdasarkan teori dan pemahaman peneliti yang terdiri dari kuesioner

41
1. Kuesioner kejadian diare terdiri dari 1 pertanyaan yang menanyakan apakah
ada anggota keluarga terutama balita dalam 2-5 tahun terakhir ini terkena
diare (BAB) lebih dari 3 kali dengan keadaan konsistensi cair.
2. Kuesioner Prilaku ibu berisikan 10 butir pertanyaan yang terkait perilaku ibu
dalam melakukan pencegahan diare pada anak seperti melakukan imunisasi,
mencuci tangan, kebutuhan nutrisi anak yang dibuat berdasarkan teori dan
pemahaman peneliti.
3. Kuesioner cuci tangan pakai sabun berisikan 10 butir pertanyaan yang
berkaitan dengan perilaku cuci tangan yang dibuat berdasarkan pemahaman
peneliti dan teori.
3.8 Validitas Dan Reliabilitas Intstrumen
3.8.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang
kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka perlu
di uji dengan uji korelasi antara skors (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan)
dengan skors total kuesioner tersebut. Bila semua pertanyaan itu mempunyai
korelasi yang bermakna (construct validity). Apabila kuesioner tersebut telah
memiliki validitas konstruk, berarti semua item (pertanyaan) yang ada dalam
kuesioner itu mengukur konsep yang kita ukur (Notoatmodjo, 2012). Menurut
Siregar (2015), jika nilai rhitung lebih besar dari rtabel maka item tersebut valid,
sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka item tersebut tidak valid.
Pada penelitian ini variabel yang akan dilakukan uji validitas yaitu
variabel cuci tangan pakai sabun, perilaku ibu, dan pengetahuan ibu yang
dilakukan pada balita usia 2-5 tahun yang mengalami diare dan berobat di
Puskesmas palmerah sebanyak 20 responden pada Januari 2020, di mana
nilai α (5 %) dan df = n – 2, df = 20 – 2, df = 18. Jadi nilai r tabel untuk df
adalah 0,444.
3.8.2 Uji Reliabilitas

42
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana pengukuran tersebut tetap konsisten atau sama
bila dilkukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama
dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012). Tingkat
reabilitas dengan metode alpha Chronbach diukur berdasarkan skala alpha
0,00 sampai dengan 1,00.
3.8.3 Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan untuk menilai sebaran
data sebuah kelompok data atau variabel, apakah sebaran data tersebut
berdistribusi normal ataukah tidak pelaksanaan uji normalitas berguna untuk
menentukan data yang telah dikumpulkan berdistribusi normal atau diambil
dari populasi normal. Berdasarkan pengalaman empiris beberapa pakar
statistik, data yang banyaknya lebih dari 30 angka (n > 30), maka sudah dapat
diasumsikan berdistribusi normal. Biasa dikatakan sebagai sampel besar.

3.8 Analisa Data


1. Analisis Univariat
Analisis univariat merupakan analisis tiap variabel yang dinyatakan
dengan menggambarkan dan meringkas data dengan cara ilmiah dalam
bentuk tabel atau grafik (Setiadi, 2008). Variabel pada penelitian ini meliputi
data demografi (usia, pendidikan terakhir, dan Pekerjaan), variabel
independen (bebas) yaitu cuci tangan pakai sabun, Pengetahuan, dan Perilaku
dan variabel dependen (terikat) yaitu kejadian diare pada balita usia 2-5
tahun.

2. Analisis Bivariat

43
Analisis bivariat dilakukan untuk analisis data dua variabel yang
bertujuan mencari kemaknaan hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen kemudian dianalisis dengan uji chi square untuk
mengetahui hubungan antara dua variable. Dalam penelitian ini analisis
bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen
yaitu cuci tangan pakai sabun, Pengetahuan, dan Perilaku dengan variabel
dependen yaitu kejadian diare pada balita usia 2-5 tahun.
Untuk memutuskan apakah ada hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat maka menggunakan p value yang dibandingkan dengan
tingkat kesalahan (alpha) yang digunakan yaitu 5% atau 0,05. apabila p
value < 0,05 Ho ditolak dan Ha diterima maka hipotesis terbukti, yang
berarti ada hubungan antara variabel bebas dan terikat begitu juga
sebaliknya.
Untuk mengetahui hubungan variabel independen dan dependen
dengan uji Chi Square dengan menggunakan program SPSS, untuk
mengetahui kebermaknaan nilai p value apakah H0 diterima atau ditolak.
Rumus Chi Square:

Keterangan :
X² = statistik Chi Square
0 = nilai observed
E = nilai ekspektasi
∑ = jumlah
Analisis ini bertujuan untuk melihat hubungan antara dua variabel
yaitu variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian
kesehatan uji signifikan dilakukan dengan menggunakan batas kemaknaan
(alpha)=0,05 dan 95% confidence interval. Dengan ketentuan bila:

44
a. P value ≤ 0,05 berarti Ha diterima P value ≤ α). Uji statistik
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan.
b. P value > 0,05 berarti Ha ditolak (P value > α). Uji statitik menunjukkan
tidak ada hubungan yang signifikan.

45

Anda mungkin juga menyukai